• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecamatan Mandonga 43,467 45,101 46,798 48,558 50,384

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kecamatan Mandonga 43,467 45,101 46,798 48,558 50,384"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

b. Proyeksi Jumlah Penduduk 5 Tahun Ke depan

Proyeksi jumlah Penduduk Kota Kendari lima tahun ke depan dapat ditunjukkan pada Tabel 2.6 berikut

Tabel 2.6 Proyeksi Jumlah Penduduk 5 Tahun Ke depan, Tahun 2016

Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah KK

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 1.Mandonga 43,467 45,101 46,798 48,558 50,384 8,693 9,020 9,360 9,712 10,077 2.Baruga 23,281 24,157 25,066 26,009 26,988 4,656 4,831 5,013 5,202 5,398 3.Puuwatu 33,352 34,606 35,907 37,257 38,658 6,670 6,921 7,181 7,451 7,732 4.Kadia 47,170 48,944 50,785 52,695 54,677 9,434 9,789 10,157 10,539 10,935 5.Wua-wua 29,335 30,438 31,583 32,770 34,003 5,867 6,088 6,317 6,554 6,801 6.Poasia 30,020 31,149 32,320 33,535 34,796 6,004 6,230 6,464 6,707 6,959 7.Abeli 26,968 27,982 29,034 30,126 31,259 5,394 5,596 5,807 6,025 6,252 8.Kambu 32,615 33,842 35,115 36,436 37,806 6,523 6,768 7,023 7,287 7,561 9.Kendari 30,718 31,874 33,073 34,316 35,607 6,144 6,375 6,615 6,863 7,121 10.Kendari Barat 51,595 53,534 55,547 57,636 59,802 10,319 10,707 11,109 11,527 11,960 Jumlah 348,521 361,627 375,227 389,338 403,979 69,704 72,325 75,046 77,868 80,796

Sumber: Data Sekunder diolah, 2016

Untuk lebih jelasnya perkembangan pertumbuhan pertumbuhan penduduk Kota Kendari dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut.

(2)

Gambar 2.2 Proyeksi Penduduk Kota Kendari Tahun 2015-2019

Sumber: Kota Kendari dalam Angka dan hasil proyeksi 2016

Berdasarkan Gambar 2.2 di atas menunjukkan bahwa proyeksi tingkat pertumbuhan rata-rata jumlah penduduk Kota Kendari dari tahun 2010 hingga tahun 2014 adalah sebesar 3,76%. Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa berdasarkan hasil diprediksi pada tahun 2019 penduduk Kota Kendari berjumlah 415.599 jiwa.

2.4 Isu Strategis, Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan RPJMD dan RTRW Kota Kendari

2.4.1 Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi a. Keuangan Daerah

Ketersediaan pembiayaan yang memadai akan mendukung kegiatan pemerintahan dan pembangunan berjalan dengan lancar. Pemerintah Kota Kendari menyediakan pembiayaan dari beberapa sumber yaitu pertama, bersumber dari pendapatan asli daerah (PAD) seperti pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba dari perusahaan daerah, lain-lain pendapatan asli daerah. Kedua, bersumber dari dana perimbangan yang dialokasikan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah Tingkat I. Ketiga, dari lain-lain pendapatan yang sah. Adapun target dan realisasi anggaran pendapatan dan belanja Pemerintah Kota Kendari dapat terlihat pada Tabel 2.7 berikut.

 289,966      295,737      304,862      314,126      335,889      350,503      365,752      381,666      398,271      415,599      -­‐          50,000      100,000      150,000      200,000      250,000      300,000      350,000      400,000      450,000     2010   2011   2012   2013   2014   2015   2016   2017   2018   2019   Ju m la h   Pe nd ud uk   Tahun  

(3)

Tabel 2.7 Target dan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Kota Kendari 2008-2014

Tahun Pendapatan (Juta Rp) Belanja (Juta Rp)

Target Realisasi Target Realisasi

2008 453,575.25 457,996.78 510,700.22 445,186.54 2009 468,599.74 484,056.98 538,989.05 507,202.81 2010 528,026.04 583,316.17 612,791.86 602,076.95 2011 667,909.61 696,804.77 731,216.32 684,117.22 2012 710,637.47 745,296.45 879,558.40 715,004.89 2013 889,081.90 916,010.60 918,051.81 849,332.24 2014 1,125,035.74 1,039,765.35 1,216,277.93 1,047,963.00 Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Kendari, 2016

Menunjuk Tabel 2.7 di atas, menunjukkan bahwa ada peningkatan realisasi pendapatan daerah dari tahun ketahun mulai dari tahun 2008 hingga 2014. Pada tahun 2014, realisasi pendapatan daerah Kota Kendari meningkat dari Rp.916.010.600.000 menjadi Rp. 1.039.765.350.000 atau meningkat 13,51 persen.

Begitu pula realisasi belanja daerah mengalami peningkatan dari Rp. 849.332.240.000 menjadi Rp. 1.047.963.000.000 atau meningkat

sebesar 23,39 persen.

b. Inflasi

Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi, maka dibutuhkan suatu kondisi dimana harga-harga dapat terkendali. Perubahan harga dapat diukur dengan suatu indeks tertentu yang lazin digunakan adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) yang biasanya dikaikan dengan inflasi.

Data harga untuk menghitung IHK dan inflasi diperoleh dari hasil survey harga dibeberapa pasar trdisional dan moderen secara berkala. Adapun inflasi menurut bulan pada tahun 2014 di Kota Kendari dapat terlihat pada Gambar 2.3 berikut.

(4)

Gambar 2.3 Data Inflasi menurut Bulan dan Tahun Kota Kendari, Tahun 2016.

Sumber: Kota Kendari Dalam Angka, 2016  

Sepanjang tahun 2014 di Kota Kendari, terjadi empat bulan inflasi negatif dan 8 bulan inflasi positif dengan rentang inflasi antara -0,97 persen sampai dengan 3,27 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember, sedangkan deflasi terendah terjadi pada bulan Februari. Tingginya inflasi pada bulan Desember didukung oleh tingginya indeks harga pada kelompok komoditi transport dan komunikasi serta komoditi perumahan sebesar 6,88 persen dan 3,79 persen, sedangkan inflasi negatif pada bulan februari disebabkanoleh penurunan indeks harga bahan makanan yaitu sebesar -3,92 persen.

c. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Kendari

Untuk melihat laju pertumbuhan ekonomi Kota Kendari dari tahun 2011 hingga tahun 2014 dapat disajikan pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Kendari dari Tahun 2011-2014.

0.31 -0.97 -0.1 0.08 0.28 0.94 1.82 -0.11 -0.18 0.18 1.67 3.27 -2 -1 0 1 2 3 4 In fl as i Bulan 10.26 9.85 8.68 9.35 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5 2011 2012 2013 2014

(5)

fluktuatif, dimana laju pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 8,66 persen, dan pada tahun 2014 laju pertumbuhan naik menjadi 9,35 persen.

d. PDRB Per Kapita

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang memiliki residen atau non-residen. Data yang terkait dengan PDRB perkapita Kota Kendari menurut lapangan usaha dapat di lihat pada Tabel 2.8 berikut.

Tabel 2.8 PDRB Perkapita Menurut Lapangan Usaha, 2010-2014 Kota Kendari.

Tahun Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah)

2010 56.64 2011 62.47 2012 68.22 2013* 73.25 2014** 80.2 *Angka sementara **Angka sangat sementara

Sumber : Kota Kendari dalam Angka, 2015

2.4.2 Data Kondisi Lingkungan Strategis (Topografi, Geologi, Klimatologi) a. Gambaran Topografi

Berdasarkan kondisi Topografi wilayah Kota Kendari bervariasi mulai datar sampai dengan berbukit. Daerah dengan topografi yang datar terdapat di bagian barat dan selatan Teluk Kendari. Kecamatan Kendari yang terletak di sebelah utara teluk sebagian besar terdiri dari perbukitan (Pegunungan Nipa-Nipa) dengan ketinggian mencapai lebih kurang 459 meter dari garis pantai, ke arah selatan tingkat kemiringan antara 4 % sampai 30 %, bagian barat (Kecamatan Mandonga) dan selatan kota (Kecamatan Poasia) terdiri dari daerah perbukitan bergelombang rendah dengan kemiringan ke arah Teluk Kendari. Begitu pula dengan faktor kemiringan lahan, wilayah Kota Kendari terbagi atas:

(6)

1. Kemiringan 0 – 3 % mendominasi sebagian besar Wilayah Kota Kendari mulai dari Teluk Kendari. Klasifikasi kemiringan ini, dominan di Kecamatan Baruga dan terkecil di Kecamatan Kendari;

2. Kemiringan 3 – 15 % merupakan kelompok kemiringan lahan kedua terluas di

wilayah Kota Kendari, tersebar merata di tiga kecamatan yaitu Poasia, Baruga dan Mandonga, sedangkan di Kecamatan Kendari hanya sedikit.

3. Kemiringan 15 – 25 % merupakan kelompok kemiringan lahan ketiga terluas

di wilayah Kota Kendari, penyebarannya dominan di Kecamatan Kendari.

4. Kemiringan 25 – 40 % penyebarannya terluas di Kecamatan Kendari, serta

sekitar pegunungan Nipa-Nipa.

5. Kemiringan > 40 % penyebarannya hanya terdapat pegunungan Nipa-nipa atau

kemiringan Poasia saja.

Berdasarkan faktor kemiringan lahan di atas, yang dikaitkan dengan kriteria kemiringan lahan untuk pembangunan perumahan dan permukiman sebaiknya diperuntukkan pada tingkat kemiringan lahan 0 – 15 %. Lebih lanjut berdasarkan tingkat kemiringan yanga ada di wilayah Kota Kendari memiliki potensi yang baik untuk pembangunan perumahan dan permukiman dengan pembiayaan pembangunan yang relatif murah. Adapun ketinggian lereng dan kontur wilayah di Kota Kendari dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut:

(7)

Gambar 2.5. Peta Ketinggian Lereng dan Kontur Wilayah Kota Kendari, Tahun 2016

Sumber: Dokumen RP3KP Kota Kendari, 2013

b. Gambaran Geohidrologi

Hidrologi air permukaan di wilayah Kota Kendari dipengaruhi oleh sungai besar dan kecil, antara lain Sungai Wanggu (Sungai Lepo-Lepo) dengan debit 7,487 ltr/dtk, Sungai Tipulu (0,140 ltr/dtk), Sungai Mandonga (0,214 ltr/dtk), dan Sungai Sodohoa (0,198 ltr/dtk), yang kesemuanya bermuara ke Teluk kendari. Untuk kebutuhan pengolahan air bersih, selama ini dilayani oleh PDAM yang menggunakan air baku dari Kali Pohara.

Salah satu sungai yang mengalirkan debit air cukup besar pada saat musim kemarau adalah sungai Wanggu. Hal ini disebabkan karena hulu sungai yang berada di pegunungan Wolasi menyediakan sumber air yang cukup. Daerah hulu sungai Wanggu merupakan kawasan yang sampai saat ini masih terjaga dengan baik kelestariannya.

Kota Kendari diidentifikasi memiliki potensi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Uraian lebih rinci mengenai potensi air tanah di Kota Kendari adalah sebagai berikut:

(8)

1. Potensi air tanah dangkal meliputi:

a. Daerah rawan pasang surut

b. Kedalaman air tanah kurang dari 3 m dengan debit kurang dari 5 liter

c. Kedalaman air tanah antara 3 m sampai 10 m dengan debit antara 3

liter/detik

2. Potensi air tanah dalam diklasifikasi sebagai berikut:

a. Potensi aquifer sangat rendah dengan debit (q) kurang dari 1 liter/detik

b. Potensi aquifer rendah setempat dengan debit (q) 1 liter/detik

c. Potensi aquifer rendah sampai sedang dengan debit (q) antara 1 sampai 3

liter/detik

d. Potensi aquifer sedang sampai tinggi dengan parameter debit air (q) antara

3 sampai 5 liter/detik

Selanjutnya berdasarkan kondisi air tanah di wilayah Kota Kendari terdiri dari:

1. Air tanah dangkal dengan kedalaman air tanah 3 – 10 meter dan potensi aquifer

sedang ( 3 – 5 ltr/detik), tersebar di semua kecamatan, Air tanah dangkal dengan kedalaman air tanah kurang dari 3 (tiga) meter dan potensi aquifer sedang ( > 5 ltr/detik), tersebar di 3 (tiga) kecamatan, yaitu di sekitar Teluk Kendari pada Kecamatan Poasia dan yaitu di sekitar Teluk Kendari pada Kecamatan Kendari, sedangkan di Kecamatan Mandonga mulai dari sisi timur atau kelurahan Korumba hingga ke arah selatan Kelurahan Watulondo, untuk di Kecamatan Baruga mulai dari Kelurahan Kadia ke arah selatan hingga sekitar Kelurahan Baruga dan di Kecamatan Poasia menyebar ke sebelah utara sebelum Teluk Kendari. Untuk kondisi air tanah dalam di wilayah Kota Kendari terdiri dari :

2. Air tanah dalam dengan potensi aquifer rendah setempat-tempatnya (< 1 ltr/detik),

tersebar di semua kecamatan dengan penyebaran terluas di Kecamatan Poasia sekitar pegunungan Nipa-Nipa, serta di sebelah barat Kecamatan Mandonga dan Baruga, sedangkan di Kecamatan Kendari hanya bagian timur wilayah pesisir;

3. Air tanah dalam dengan potensi aquifer rendah (1 – 3 ltr/detik), tersebar di semua

kecamatan. Jenis air tanah ini, mendominasi hampir seluruh wilayah Kecamatan Kendari. Persebarannya di Kecamatan Poasia pada pegunungan Nipa-Nipa.

(9)

Untuk lebih jelasnya melihat peta geohidrologi Kota Kendari dapat dilihat pada Gambar 2.6 berikut.

Gambar 2.6. Peta Geohidrologi Kota Kendari, Tahun 2016

Sumber: Dokumen RP3KP Kota Kendari, 2013

c. Gambaran Geologi

Berdasarkan peta geologi Kota Kendari, maka terdapat 4 (empat) baian besar kondisi struktur geologi yang menyusun tanah dan batuan dalam wilayah Kota Kendari. Data Informasi tentang kondisi kondisi geologi sangat penting artinya dalam memanfaatkan lahan dan pemanfaatan sumber daya mineral dan batuan yang terkandung di dalamnya. Adapun struktur geologi batuan yang terdapat di Kota Kendari adalah sebagai berikut:

1. Batu pasir Kuarsit, Serpih Hitam Batu Sabak, Batu Gamping dan Batu Lanau

tersebat di Kecamatan Kendari dan Kecamatan Mandonga sebagian utara sampai perbatasan dengan Kecamatan Soropia, tepatnya di Kawasan Hutan Raya Murhum.

2. Endapan eluvium Pasir, lempung dan lumpur , tersebar dipesisir pantai Teluk

(10)

3. Batu Gamping Oral dan Batu Pasir yang tersebar di Pulau Bungkutoko, pesisir pantai Kelurahan Purirano dan Kelurahan Mata, serta Kecamatan Mandonga kearah Barat Laut, yang dibatasi Jalan R. Soeprapto Jalan Imam Bonjol dan batas antara Kota Kendari dengan Kecamatan Sampara.

4. Konglomerat dan Batu Pasir , tersebar disepanjang kiri kanan jalan poros

antara Kota Lama dengan Tugu Simpang tiga Mandonga, bagian tengah Kecamatan Mandonga dan Bagian Barat Kecamatan Baruga serta bagian tengah Kecamatan Poasia sampai kearah selatan, yaitu kawasan rencana kompleks perkantoran 1.000 Ha kearah pegunungan Nanga-Nanga.

5. Filit, Batu Sabak, Batu Pasir Malik Kuarsa Kalsiulit, Napai, Batu Lumpur dan

Kalkarenit Lempung, tersebar di arah tenggara Kecamatan Poasia tepatnya Kelurahan Talia, Kelurahan Abeli, Kelurahan Anggalomelai, Kelurahan Tobimeita, Kelurahan Benuanirae dan Kelurahan Anggoeya.

6. Konglomerat Batu Pasir, Batu Lanau dan Batu Lempung, tersebar di

Kecamatan Poasia bagian timur yaitu di Keluahan Petoaha, Kelurahan Sambuli dan Kelurahan Nambo serta sebagian Kelurahan Tondonggeu.

7. Batu Gamping, Batu Pasir dan Batu Lempung , tersebar dibagian barat

Kecamatan Mandonga sampai dengan batas Kota Kendari dengan Kecamatan Sampara dan Kecamatan Ranomeeto. Untuk lebih jelasnya peta geologi Kota Kendari dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut.

(11)

Gambar 2.7. Peta Geologi Kota Kendari Tahun 2016

Sumber: Dokumen RP3KP Kota Kendari, 2013

Kota Kendari berdasarkan kondisi keadaan tanah terdiri dari tanah liat bercampur pasir halus dan berbatu. Diperkirakan sebagai jenis aluvium berwarna coklat keputih-putihan dan ditutupi batuan pratersier terdiri dari batuan batu lempung bergelimer, batu pasir dan kwarsa. Secara spesifik jenis tanah yang terdapat di Kota Kendari diklasifikasi kedalam tanah resina, gleisol eutrik, alluvial tionik, kambisol destrik, podsolik plintit dan mediteran hplik. Sebagian besar wilayah Kota Kendari didominasi oleh jenis tanah Kambisol dan Gleysol. Karakteristik masing-masing jenis tanah tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Tanah Resina, tergolong tanah muda; tingkat kelapukan rendah, kedalaman tanah

sangat dangkal (kurang dari 50 cm); lapisan tanah langsung berbatasan dengan batu kapur atau sebagian batu kapur muncul kepermukaan; berstruktur lapis lempung sampai gelu lempung. Ph tanah agak netral sampai basah; kandungan bahan organik rendah; kejenuhan basa sedang sampai tinggi dengan kapasitas tukar kation (KTK) lebih dari 16 me/100 lempung.

2. Tanah Geisol Eurik, jenis tanah yang karena kondisi topografinya yang selalu

jenuh air sehingga menghambat proses pelapukan dan pematangan tanah. Kedalaman tanah umumnya lebih dari 90 cm; warna tanah gelap dan terdapat

(12)

ciri-ciri terjadinya gleisasi dengan adanya bercak-bercak berwarna biru kehijauan; tekstur pasir geluhan; Ph tanah sangat masam sampai rendah; mempunyai kandungan ion Natrium (Na+) lebih dari 15%; kejenuhan masa basa rendah dan KTK murang dari 16 me/g lempung.

3. Tanah Alluvial Teonik, jenis tanah yang berkembang dari bahan alluvial mudah

(recent) yang mempunyai susunan yang berlapis-lapis yang diskontinyu pedologi

(multi sekum, warna tanah umumnya gelap dan metrik tanah terdapat bercak-bercak berwarna kebiruan hingga kehijauan sebagai ciri adalah proses ngakesasi dari kandungan bahan sulfida yang cukup tinggi; tekstur tanah sangat (bervariasi) dari tekstur geluhan sampai lempung; ph tanah antara masam sampai sangat masam; kandungan organik tergolong rendah sampai tinggi; kejenuhan basa kurang dari 50% dengan KTK kurang dari 16 me/100 g lempung.

4. Jenis Tanah Kambisol Distrik, jenis tanah dengan tingkat pelapukan sedang;

proses illuvial debulm, tegas; warna coklat tua sampai merah; tekstur pasir geluhan sampai gelujan; Ph tanah berkisar antara agak masam sampai netral; kandungan bahan organik tergolong rendah sampai sedang; kejenuhan basa kurang dari 50% dari KTK kurang dari 16 me/100 g lempung.

5. Tanah Pedsolik Plintit, jenis tanah yang mengalami pelapukan lanjut; proses

pencucian basa sangat intensif sehingga mempunyai kemasaman yang tinggi; warna tanah coklat kekuningan samapi kemerahan; pada matriks tanah terdapat bercak-bercak karatan atau plitik yang berwarna merah lebih dari 5% luas penampang tanah; bertekstur geluh lempung sampai masam; kejenuhan basa kurang dari 50% dengan KTK kurang dari 16 me/100 g lempung.

6. Tanah Mediteran Haplik, jenis tanah yang mengalami pelapukan sedang terjadi

proses alluvial yang nyata pada horison berupa akumulasi lempung yang dicirikan adanya selaput lempung; warna tanah umumnya merah sampai merah sampai merah gelap (kecoklatan); kedalam tanah bervariasi dari dangkal sampai lebih dari 90 cm; tekstur tanah berkisar antara geluhan sampai lempung geluhan; pH tanah berkisar antara agak masam sampai netral. Kandungan bahan organik

rendah sampai sedang, kejenuhan basah lebih dari 50% dengan KTK lebih dari 16 me/100 g lempung.

(13)

Untuk lebih jelasnya data luas wilayah, jenis tanah dan peta jenis tanah yang tersebar

di Kota Kendari dapat di gambarkan pada Tabel 2.9 berikut.  

Tabel 2.9 Luas dan Jenis Tanah di Kota Kendari, Tahun 2016

No. Jenis Tanah Luas (Ha) Persentase (%)

1 A11 = Aluvial 980 3,31 2 B12 = Glisol 1.704 5,76 3 H19 = Recoso Litosol 512 1,73 4 H89 = Gleisolacic 4.184 14,14 5 H49 = Podsoloik 762 2,58 6 P12 = Mediteran Haplik 1.585 5,36 7 T14 = Gleisol Distrik 3.572 12,07 8 A13 = Geliik 1.764 5,96 9 B33 = Aluvial Tidnik 2.481 8,38 10 H31 = Kembisol Distrik 5.303 17,92 11 H16 = Rensina 1.323 4,47 12 H32 = Podsolik plintik 2.069 6,99 13 T19 = Gleisol Evtrik 2.947 9,96 14 P82 = Kembisol Distrik 403 1,36 Jumlah 29.589 100,00

(14)

Gambar 2.8 Peta Jenis Tanah Kota Kendari, Tahun 2016:

Sumber: Dokumen RP3KP Kota Kendari, 2013

d. Gambaran Klimatologi

Kondisi iklim suatu wilayah dapat dilihat dari keadaan curah hujan, hari hujan, temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan penyinaran matahari. Iklim Kota Kendari secara umum beriklim panas, arah angin dipengaruhi oleh angin barat yang bertiup pada bulan November sampai bulan Agustus dengan temperatur maksimun rata-rata 31° C.

1) Curah hujan

Rata-rata curah hujan di Kota Kendari sepanjang tahun 2011 mencapai 154,62 mm/bulan. bulan basah/kering terjadi jika jumlah curah hujan yang terjadi pada bulan tersebut melebihi/kurang dari rerata curah hujan pada tahun bersangkutan. Berdasarkan rerata curah hujan mengindikasikan bahwa bulan basah Kota Kendari terjadi pada bulan Januari hingga bulan September

(15)

keringnya yaitu bulan Oktober hingga bulan Desember dengan rerata curah hujan bulanan kurang dari 86.1 mm.

2) Hari Hujan

Pada tahun 2011 rerata hari hujan dalam satu tahunnya selama 16 hari dalam tiap bulannya. Pada bulan-bulan tertentu frekuensi turunnya hujan lebih sedikit dibandingkan dengan bulan lainnya. Frekuensi hujan di bawah rata-rata terjadi pada bulan Agustus hingga bulan nopember hal ini mengindikasikan bahwa pada bulan-bulan tersebut sedang mengalami musim kemarau. Demikian pula sebaliknya musim hujan terjadi pada bulan Desember hingga bulan Juli karena jumlah hari hujan tiap bulannya melebihi

rata-rata.

3) Temperatur/Suhu Udara

Secara umum keadaan temperatur di Kota Kendari mengikuti kondisi suhu udara di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan wilayah yang lebih luas. Temperatur rata-rata selama tahun 2011 di Kota Kendari berkisar 23.60°C – 31.39°C. Pada bulan-bulan tertentu temperaturnya berada di atas rata-rata atau bahkan berada di bawah rata-rata. Temperatur pada bulan Agustus berada di bawah temperatur rata-rata dengan suhu paling rendah terjadi pada

bulan Agustus mencapai 21.8°C, sedangkan temperatur bulan Nopember

berada diatas rata-rata mencapai 32.7°C.

4) Kelembaban Relatif

Sepanjang tahun 2011 kelembaban relatif rata-rata 81% - 87% sehingga dapat dikatakan bahwa Kota Kendari termasuk daerah dengan kelembaban relatifnya tinggi. Kelembaban relatif wilayah Kota Kendari cukup tinggi dengan rata-rata mencapai 84.58% pada tahun 2011 Pada bulan Januari – bulan Juli merupakan bulan-bulan dengan tingkat kelembabannya berada diatas ratarata, sedangkan tingkat kelembaban relatif bulan Agustus – bulan Desember berada di bawah rata-rata.

5) Kecepatan Angin

Rata-rata kecepatan angin di Kota Kendari selama tahun 2011 mencapai 6.6 knot, kecepatan angin diatas kecepatan rata-rata terjadi pada bulan Juli – Desember yang berkisar 6.8 – 7.5 knot.

(16)

6) Penyinaran Matahari

Lama penyinaran matahari menunjukkan banyaknya hari yang mendapatkan penyinaran matahari pada tiap bulannya. Itensitas penyinaran matahari di Kota Kendari selama tahun 2011 berkisar 160.30 jam, hal ini berarti efektifitas lama penyinaran yang terjadi di Kota Kendari berkisar 7 hari tiap bulannya.

Data tentang kondisi klimotologi Kota Kendari, dapat dilihat pada Tabel 2.10 berikut.

Tabel 2.10 Kondisi Klimatologi Kota Kendari, Tahun 2016 Bulan Kondisi Klimatologi Curah Hujan (mm) Jumlah Hari Hujan (hari) Temperatur Kelemb. Relatif (%) Kec. Angin (knot) Penyinaran Matahari (Jam) SuhuMin (oC) SuhuMax (oC) Januari 347.0 13 24.4 33.3 83 1.99 237 Februari 188.0 11 24.2 32.6 84 1.85 144 Maret 152.0 14 24.2 32.6 85 1.50 145 April 143.0 22 24.4 32.5 84 1.55 166 Mei 232.0 17 24.2 32.1 86 1.33 125 Juni 293.0 14 24.1 31.1 87 1.30 144 Juli 770.0 26 23.1 28.4 89 1.01 63 Agustus 45.0 4 22.3 30.3 83 1.82 199 September 29.0 1 22.6 31.5 81 1.93 235 Oktober 18.0 1 23.4 30.0 78 2.11 265 Nopember 113.5 14 24.2 32.7 80 2.12 198 Desember 288.5 29 24.2 32.3 85 1.30 127 Rata-rata 2.619 166 23.80 31.90 83.80 1.7 1.948

Sumber : Stasiun Meteorologi Maritim Kendari /BMKG Kota Kendari Dalam Angka, 2015

2.4.3 Data Risiko Bencana

Bentang alam Wilayah Kota Kendari yang terdiri dari daerah pesisir pantai, muara dari 6 sungai besar dan kecil, serta daerah perbukitan, menyebabkan beberapa wilayah cukup rawan terhadap bencana abrasi, genangan/banjir dan tanah longsor. Jenis bencana ini disebabkan oleh terganggunya keseimbangan alam akibat kegiatan yang berlangsung di Kota Kendari maupun di wilayah sekitarnya.

(17)

kerawanan gempa yang sedang dengan harga koefisien gempa z = 1,0. Berdasarkan data Studi Inventarisasi Kawasan Rawan Bencana Tahun 2008, kejadian bencana yang sering terjadi dan melanda sebagian besar kelurahan yang ada adalah bencana longsor dan bencana genangan/banjir.

Bencana tanah longsor adalah bencana geologi yang sulit diramalkan kejadiannya biasanya terjadi karena lereng tidak bisa menahan bebannya sendiri sehingga bergerak karena beratnya sendiri. Hujan adalah salah satu penyebab terjandinya longsor. Berdasarkan zona tingkat kerawanannya, ternyata ada sebagian wilayah yang tidak dapat sama sekali diperuntukkan untuk pemukiman atau perencanaan pembangunan infrastruktur.

Namun kenyataannya zona tersebut telah berkembang sebagai lahan pemukiman, pertanian bahkan kecenderungan merambah kearah bukit semakin luas. Untuk lebih jelanya data tentang sebaran rawan longsor Kota Kendari berdasarkan kemiringan jenis tanah dan penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 2.11 berikut.

Tabel 2. 11 Sebaran Daerah Sangat Rawan Longsor Kota Kendari Berdasarkan Kemiringan, Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan, Tahun 2016

Kecamatan Kelurahan Luas (Ha)

Mandonga Labibia 16,199 Anggilowu 6,473 Kendari Mata 2,717 Kampung Salo 0,097 Kendari Caddi 4,79 Kandai 2,483 Jati Mekar 0,495

Kendari Barat Kemaraya 48,441

Sodoha 1,413 Benua-Benua 2,27 Punggaloba 9,116 Tipulu 27,172 Watu-Watu 22,507 Dapudapura 1,193 Jumlah 145,366

Sumber : Laporan SLHD Kota Kendari, 2014

Berdasarkan Tabel 2.11 di atas, nampak bahwa sebaran sangat rawan longsor Kota Kendari berdasarkan kemiringan jenis tanah dan penggunaan lahan terdapat di tiga

(18)

kecamatan dari sepuluh kecamatan yang ada yaitu kecamatan Mandonga, Kendari dan Kendari Barat, dimana Kecamatan Kendari Barat mempunyai kelurahan yang terbanyak rawan longsor menyusul kecamatan Kendari dan Mandonga. Demikian pula sebaran rawan longsor Kota Kendari berdasarkan kemiringan jenis tanah dan penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 2.12 berikut.

Tabel 2.12 Sebaran Daerah Rawan Longsor Kota Kendari Berdasarkan Kemiringan Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan di Kota Kendari, Tahun 2016.

No. Kecamatan Kelurahan Luas (Ha)

1. Abeli Benuanirae 23,419 Tondonggeu 38,888 Sambuli 37,618 Nambo 26,501 Petoaha 101,756 Tobimeita 75,937 2. Kendari Mata 74,663 Manggadua 77,71 Kampung Salo 11,561 Kendari Caddi 6,814 Kandai 28 Jati Mekar 6,006 Gunung Jati 60,203

3. Kendari Barat Kemaraya 239,432

Sodoha 26,76 Benua-Benua 52,016 Punggaloba 85,42 Sanua 38,483 Tipulu 116,955 Watu-Watu 112,327 Dapudapura 3,688 4. Poasia Matabubu 23,988 Anggoeya 67,061 Rahandouna 24,621 Andonouhu 34,856 5. Baruga Baruga 34,289 6. Mandonga Labibia 89,815 Wawombalata 22,102 Alolama 3,579

(19)

Berdasarkan Tabel 2.12 di atas, menunjukkan bahwa sebaran rawan longsor Kota Kendari berdasarkan kemiringan jenis tanah dan penggunaan lahan terdapat di enam kecamatan dari sepuluh kecamatan yang ada yaitu Kecamatan Mandonga, Kendari, Kendari Barat, Abeli, Poasia dan Kecamatan Baruga, dimana Kecamatan Kendari Barat selain mempunyai kelurahan yang terbanyak sangat rawan dan rawan longsor dibandingkan dengan kecamatan lainnya yang ada di Kota Kendari. Untuk lebih jelasnya peta sebaran rawan longsor Kota Kendari berdasarkan kemiringan jenis tanah dan penggunaan lahan dapat dilihat pada Gambar 2.9 berikut.

Gambar 2.9 Peta Rawan Bencana Longsor Kota Kendari, Tahun 2016

Sumber: Bappeda Kota Kendari, 2016

Berdasarkan hasil overlay parameter kawasan berpotensi genangan dan banjir,

diketahui bahwa hampir seluruh wilayah pesisir selatan Kota Kendari berpotensi mengalami genangan. Data tentang sebaran daerah rawan banjir/genangan berdasarkan sejarah dapat dilihat pada Tabel 2.13 dan Tabel 2.14 berikut.

(20)

Tabel.2.13. Sebaran Daerah Rawan Banjir / Genangan Berdasarkan Sejarah

No. Kecamatan Kelurahan Luas (Ha)

1. Abeli Nambo 4,634

Petoaha 0,017

2. Kendari Kampung Salo 0.392

Kendari Caddi 1,178

Kandai 6,252

Jati Mekar 0,248

3. Kendari Barat Kemaraya 12,13

Sodoha 11,272 Sanua 3,454 Tipulu 9,59 Watu-Watu 25,193 Dapudapura 7,178 Lahundape 10,411 4. Poasia Rahandouna 8,963 Andonouhu 40,482 5. Baruga Lepo-Lepo 70,433 Wundudori 48,677 Watubangga 10,028 6. Mandonga Korumba 3,196 Mandonga 59,912 7. Kadia Bende 49,587 Pondambea 0,01 Wowawanggu 0,002 8. Kambu Lalolara 18,056 Kambu 88,763 9. Wua-Wua Bonggoeya 83,146 Anaiwoi 2,886 10. Puwatu Puwatu 24,336 Watulondo 27,658 Punggolaka 4,167 Jumlah 631,859

Sumber : Laporan SLHD Kota Kendari, 2010

Selanjutnya data tentang sebaran daerah rawan banjir dapat dilihat pada Tabel 2.14 berikut.

Tabel 2.14 Sebaran Daerah Potensi Rawan Banjir di Kota Kendari, Tahun 2106.  

No. Kecamatan Kelurahan Luas (Ha)

1. Abeli Abeli 0,362

Tondonggeu 23,53

Sambuli 12,24

(21)

No. Kecamatan Kelurahan Luas (Ha)

Lapulu 29,418

Puday 36,574

2. Kendari Purirano 21,277

3. Kendari Barat Watu-Watu 12,395

Lahundape 61,794 Kemaraya 9,851 Sodoha 5,503 Benua-Benua 6,063 Punggaloba 4,523 Sanua 1,545 Dapudapura 9,129 4. Poasia Matabubu 95,04 Anggoeya 248,61 Rahandouna 213,604 Andonouhu 359,817 5. Baruga Baruga 934,669 Watubangga 633,92 Lepo-Lepo 218,502 Wundudori 87,452 6. Mandonga Korumba 184,886 7. Kadia Wowawanggu 6,043 Bende 120,353 8. Kambu Lalolara 259,743 Kambu 416,931 Mokoau 2,685 9. Wua-Wua Bonggoeya 84,126 Jumlah 4.203,44

Sumber: Laporan SLHD Kota Kendari, 2010

Untuk lebih jelasnya peta kawasan bencana banjir dan genangan yang ada di Kota Kendari, dapat disajikan pada Gambar 2.10 dan Gambar 2.11 berikut ini.

(22)

Gambar 2.10 Peta Kawasan Bencana Banjir di Kota Kendari, Tahun 2016.

Sumber: Bappeda Kota Kendari, 2016

(23)

2.4.4 Isu-Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya a. Isu Strategis Pengembangan Kawasan Permukiman Kota Kendari

No Isu Strategi

1 Percepatan penurunan proporsi rumah tangga kumuh perkotaan seluas 497,27 Ha

2 Meminimalisir penyebab dan dampak bencana

3 Belum optimalnya pemanfaatan infrastruktur permukiman yang sudah dibangun

4 Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan

kawasan permukiman 5

6

7

8

Belum optimalnya kelembagaan terkait dalam mendukung pembangunan permukiman

Meningkatnya jumlah penduduk yang bertempat tinggal diperkotaan,menuntut penyediaan prasarana dan sarana dasar pemukiman yang memadai.

Keterbatasan kemampuan pemerintah daerah dan daya dukung lahan menjadi kendala penyediaan prasarana dan sarana dasaar, yang memicu tumbuhnya kawasan pemukiman kumuh.

Untuk mengurangi dan mencegah tumbuhnya pemukiman kumuh, diperlukan upaya bersama antara pemerintah, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya, melalui bentuk program/kegiatan inovatif dan tepat sasaran.

Berdasaarkan isu startegis pengembangan kawasan pemukimann tersebut, maka berikut akan dijelaskan data capaian pelayanan dan kualitas . Cakupan pelayanan kawasan permukiman Kota Kendari secara umum masih memerlukan penataan dan pengaturan yang lebih baik. Tingginya kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau masih belum diimbangi kemampuan penyediaan, baik oleh masyarakat, dunia usaha dan pemerintah. Data kebutuhan rumah di Kota Kendari adalah sebesar

67.179 unit sementara yang dapat terpenuhi 56.742 unit atau terjadi back log

sebesar 10.436 unit atau 18,39 %.

b. Isu Strategis Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL)

No Isu Strategi

1 Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL

2 Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau

(RTH) Kota Kendari, berdasarkan Hasil Penyusunan Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) luas RTH eksisting Kota Kendari berdasarkan karakter, keberadaan, kondisi dan RTRW Tahun 2012-2032 adalah seluas

(24)

No Isu Strategi

1.889,8 Ha atau 6,39% dari total Luas Kota Kendari 29.589 Ha. Luasan RTH saat ini diluar dari kawasan hutan lindung nanga-nanga dan nipa-nipa.

3 Revitalisais dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan

bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjung tumbuh kembangnya ekonomi lokal

4 Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan standar

pelayanan minimal

5 Pelibatan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan dan

lingkungan, hingga saat ini peran serta swasta maupun masyarakat belum maksimal, dana CSR yang ada melalui swasta belum dapat diakomodir oleh Pemerintah Daerah melalui suatu lembaga atau organisasi agar CSR dapat dikelola secara maksimal. Pelibatan masyarakat hanya terbatas pada swadaya dari masyarakat baik secara In kind maupun In cash.

Sektor Penyelenggaraan Bangunan gedung

1 Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan

gedung Kota Kendari

2 Tantangan mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib, andal

dan mengacu pada isu lingkungan/berkelanjutan

3 Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung

4 Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung

Sektor pemberdayaan komunitas dan penanggulangan kemiskinan

1 Menurunnya jumlah masyarakat miskin

2 Keberlanjutann dan sinergi programm bersama dalam penanggulangan

kemiskinan

c. Isu Strategis Bidang SPAM

No Isu Strategi

1 Pemenuhan kebutuhan air baku dan air minum masyarakat dengan

pembangunan dan optimalisasi intake air baku, pembangunan dan optimalisasi WTP, peningkatan cakupan layanan dan penanganan

(25)

3 Pengembangan pendanaan

4 Peningkatan kapasitas kelembagaan

5 Pengembangan dan penerapan peraturan

6 Peningkatan peran dan kemitraan Badan usaha dan mayarakat

7 Penyelenggaraan pengembangan SPAM yang sesuai dengan kaidah

teknis dan penerapan inovasi teknologi

Berdasaarkan isu startegis bidang SPAM, maka berikut akan dijelaskan data capaian pelayanan dan kualitas . Cakupan pelayanan bidang SPAM Kota Kendari baru mencapai + 46, 25 % baik yang dilayani PDAM maupun Non PDAM, atau jumlah terlayani akses air minum sebesar 20.114 SR atau 100.570 Jiwa.

d. Isu Strategis Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman(PLP)

No Isu Strategi

1 Akses masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan air limbah, persampahan

dan drainase

2 Rendahnya kesadaran masyarakat, serta belum diberdayakannya potensi

masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan air limbah, persampahan dan drainase

3 Belum memadainya perangkat peraturan yang dibutuhkan dalam sistem

pengelolaan air limbah permukiman dan drainase

4 Kapasitas SDM bidang air limbah yang masih rendah, kurangnya kordinasi

antar instansi, belum terpisahnya fungsi regulator dan operator

5 Perlunya optimalisasi kelembagaan bidang pengelolaan air limbah domestik

dan persampahan

6 Alokasi pendanaan bidang air limbah yang masih rendah

Gambar

Tabel 2.6 Proyeksi Jumlah Penduduk 5 Tahun Ke depan, Tahun 2016
Gambar 2.2  Proyeksi Penduduk Kota Kendari Tahun 2015-2019
Tabel 2.7 Target dan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah   Kota Kendari  2008-2014
Gambar 2.3 Data Inflasi menurut Bulan dan Tahun Kota Kendari, Tahun 2016.
+7

Referensi

Dokumen terkait