• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN BAHASA INGGRIS UNTUK PARIWISATA BAGI MASYARAKAT DI DUSUN BABAKAN DESA SAMBANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN BAHASA INGGRIS UNTUK PARIWISATA BAGI MASYARAKAT DI DUSUN BABAKAN DESA SAMBANGAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Email: rima.andriani@undiksha.ac.id

ABSTRACT

Keywords: English for tourism, tour guide, tourism destination

ABSTRAK

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi bahasa Inggris untuk pariwisata bagi masyarakat Dusun Babakan Desa Sambangan. Mereka baru merintis jalur trekking dan wisata air terjun dan emmbutuhkan Bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan turis yang datang ke objek wisata mereka. Adapun jumlah peserta pelatihan dan pendampingan ini hanya 15 orang karena pandemi Covid 19. Teknik yang dilakukan pada pelatihan ini adalah ceramah, diskusi/tanya jawab, dan praktek simulasi atau role play. Hasil kegiatan pelatihan ini dievaluasi berdasarkan tiga aspek, yaitu aspek program, aspek proses, dan aspek hasil. Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat ini berjalan sangat baik untuk ketiga aspek tersebut.

Kata kunci: Bahasa Inggris untuk pariwisata, pemandu wisata, objek wisata

PENDAHULUAN

Desa Sambangan ditetapkan sebagai desa wisata oleh Pemkab Buleleng seperti tercantum dalam SK Bupati Buleleng No.430/405/Hk/2017 tentang Desa Wisata Kabupaten Buleleng Tahun 2017. Desa ini terletak di Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng dan dapat ditempuh dari Denpasar melalui jalur jurusan Bedugul dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 2,5 jam dengan jarak sekitar 90 km. Jika ditempuh dari kota Singaraja, waktu tempuhnya kurang lebih 30 menit dengan jarak kurang lebih 6 km sebelah barat daya dari kota Singaraja.

Sumber daya manusia yang kompeten jelas diperlukan dalam mengelola pariwisata desa. Selain diperlukan profesionalitas dalam manajemen desa wisata, para pelaku yang terlibat seperti pemandu wisata, pelaku seni budaya dan sumber daya manusia yang terlibat dalam penyediaan akomodasi dan atraksi wisata yang lain juga perlu memiliki skill yang mendukung yaitu kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Para pelaku dan juga masyarakat di desa wisata sering harus berinteraksi langsung dengan wisatawan mancanegara seperti menyapa, menawarkan barang dan juga menjawab pertanyaan terkait tempat wisata. Namun sering hal ini masih

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN BAHASA INGGRIS UNTUK

PARIWISATA BAGI MASYARAKAT DI DUSUN BABAKAN DESA

SAMBANGAN

Rima Andriani Sari1, Ni Putu Era Marsakawati2, Made Dharma Susena Suyasa3 1,2,3 Jurusan Bahasa Asing FBS UNDIKSHA

This service activity aims to improve English competency for tourism for people of Dusun Babakan, Sambangan Village. They have just started trekking and waterfall tours and thus need English to communicate better with tourists who come to their tourism destination. The number of participants in this training and mentoring is 15 people, not as many as expected due to Covid 19 pandemic. The techniques used in this training are lectures, discussion / question and answer, and practice simulation or role play. The results of these training activities are evaluated based on three aspects, namely program aspects, process aspects, and outcome aspects. The results of this community service activity went very well for these three aspects.

(2)

menjadi kendala bagi masyarakat desa wisata. Tidak jarang mereka bahkan tidak memahami pertanyaan dari wisman. Menangkap permasalahan ini, PEMDA Kabupaten Buleleng di dalam RPJMD Kabupaten Buleleng 2017 - 2022 menetapkan prioritas program pengabdian kepada masyarakat tahun 2020 dimana salah satunya adalah pelatihan keterampilan bagi pencari kerja yakni di bidang bahasa asing.

Senada dengan ini, Kepala Disbudpar Buleleng, I Gede Suyasa, menyebutkan bahwa salah satu kriteria yang harus dipenuhi oleh desa yang mengusulkan diri sebagai Desa Wisata adalah adanya partisipasi masyarakat yang tinggi di bidang pariwisata. (https://www.nusabali.com/berita/3455/bulelen g-kembali-kaji-calon-12-desa-wisata).

Masyarakat diharapkan bisa berkomunikasi dalam Bahasa Inggris seperti misalnya menunjukkan arah, mendeskripsikan sesuatu, memandu turis dan sebagainya.

Robinson (1991) memaparkan beberapa kriteria Bahasa Inggris untuk tujuan khusus, dimana salah satunya adalah Bahasa Inggris untuk Pariwisata. Pertama, pengajarannya berorientasi pada tujuan. Artinya, siswa belajar bahasa Inggris semata-mata karena kebutuhannya, baik untuk kebutuhan akademik maupun untuk kebutuhan dunia kerja. Ciri yang lain adalah adanya need analysis (analisa kebutuhan) yang bertujuan untuk mengetahui sedetail mungkin sasaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Inggris. Untuk para penggerak pariwisata, maka pengajaran Bahasa Inggrisnya berorientasi pada tujuan berkomunikasi karena kebutuhan dunia kerja di sektor pariwisata. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris untuk pariwisata, pemelajar setidaknya memiliki kemampuan bahasa Inggris dasar dan perlu meningkatkan kemampuan bahasa Inggris sesuai nama dan tujuan khususnya. Dalam mengajarkan ke kelompok masyarakat penggerak pariwisata, maka yang perlu diberikan adalah daftar kosa kata dengan jargon khusus mengenai bidangnya, frase-frase dan kalimat-kalimat

yang penting, dan yang paling penting adalah menggunakan role playing atau bermain peran. Seperti disebutkan oleh Harmer (2007: 352), simulasi atau role play dapat digunakan untuk mendorong kefasihan berbicara siswa secara umum atau untuk melatih siswa untuk situasi khusus.

Kemampuan untuk berkomunikasi mutlak diperlukan oleh masyarakat penggerak pariwisata. Mengucapkan salam, menjawab pertanyaan, memberikan informasi dan penguasaan kosakata, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, perlu dikuasai oleh mereka. Setidaknya, ada beberapa yang harus dikuasai oleh mereka sehingga komunikasi dengan wisatawan dapat berjalan dengan lancar dan informasi dapat tersampaikan dengan baik.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa Inggris untuk pariwisata bagi masyarakat desa penggerak pariwisata menitikberatkan pada kemampuan berbicara. Dengan demikian, maka dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini akan difokuskan pada keterampilan berbicara (speaking skill).

Thornburry (2005) dalam Harmer (2007: 343) menyebutkan perbedaan dari event berbicara antara transaksional dan interpersonal. Transaksional memiliki tujuan memberikan informasi dan memfasilitasi pertukaran barang dan jasa sementara interpersonal berfungsi menjaga dan mempertahankan hubungan dengan orang. Bahasa Inggris yang digunakan dalam profesi penggerak pariwisata termasuk pada kategori transaksional. Untuk kategori transaksional ini, Harmer (2007:344) menyebutkan salah satu cara dengan memberikan wacana transaksional yang bersifat terencana dan terstruktur seperti memberikan bahasa seperti The point I am trying to make is that ... atau To begin with ...

Harmer (2007: 343) mengungkapkan elemen-elemen dalam keterampilan berbicara yaitu pronunciation, penekanan dan intonasi, keterhubungan percakapan, berbicara dengan

(3)

genre dan situasi yang berbeda, dan menggunakan berbagai jenis strategi percakapan. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Richard (2001) bahwa elemen berbicara adalah pengucapan kosa kata, pemilihan language expression yang tepat, intonasi, tata bahasa, dan kelancaran menyampaikan suatu ide. Dengan demikian, dalam mengevaluasi keterampilan berbicara ini, maka ada beberapa elemen yang harus dimasukkan dalam kriteria penilaian yaitu the use of language expression, vocabulary, fluency, dan grammar. Elemen-elemen inilah yang kemudian dijadikan komponen dalam rubrik penilaian dalam evaluasi hasil.

Dari wawancara dengan Perbekel Desa Wisata Sambangan Nyoman Sudarsana tentang potensi wisata desa, diperoleh informasi bahwa ada kelompok masyarakat di dusun Babakan yang baru membuka daya tarik wisata alam baru yaitu Air terjun Tembok Barak dengan nama kelompok Lanting Grembyang. Kelompok masyarakat ini diharapkan nantinya bergabung dengan Pokdarwis Tunjung Mekar. Namun tetap pengelolaan daya tarik wisata baru ini akan dilakukan oleh kelompok masyarakat yang berada di Dusun Babakan. Namun pengalaman belajar bahasa Inggris kelompok masyarakat di dusun ini masih rendah yang dipicu oleh latar belakang pendidikan mereka yang rendah. Kebanyakan para warga adalah lulusan sekolah menengah sehingga kemampuan bahasa Inggris mereka sebatas yang mereka dapat di sekolah dan rata-rata sudah berumur sehingga susah mengingat kosakata baru. Kelompok masyarakat ini belum pernah mendapat pembinaan maupun pelatihan dari pemerintah kabupaten. Maka tujuan dari kegiatan pelatihan dan pendampingan ini adalah: 1) meningkatkan kompetensi bahasa Inggris untuk pariwisata bagi masyarakat Dusun Babakan Desa Sambangan dan 2) meningkatkan pengetahuan mereka tentang teknik guiding.

METODE

Secara umum metode pelaksanaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Metode Pelaksanaan

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa metode pelaksanaan meliputi: permohonan ijin pelaksanaan, persiapan pelaksanaan dan pelaksanaan, dan pendampingan. Kegiatan pelatihan ini dilakukan menggunakan metode berbentuk pelatihan keterampilan melalui metode ceramah dan role play.

Pada awal kegiatan, peserta diberikan pemaparan tentang materi Bahasa Inggris untuk pariwisata (metode ceramah). Kemudian mereka dibimbing untuk mendiskusikan ekspresi Bahasa Inggris untuk situasi tertentu yang diberikan pemateri. Peserta pelatihan bekerja secara berkelompok untuk melakukan eksplorasi ungkapan-ungkapan Bahasa Inggris yang mereka butuhkan dalam melakukan pelayanan.

Kemudian masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi dan mendapatkan feedback. Pemateri kemudian memaparkan ungkapan-ungkapan Bahasa Inggris yang diperlukan. Peserta kemudian diminta untuk melakukan praktik secara berkelompok untuk melakukan dialog sesuai dengan konteks yang

Permohonan ijin pelaksanaan Persiapan narasumber dan materi Persiapan tempat dan pengiriman surat ijin pelatihan Pelatihan Pendampingan Persiapan pelaksana an Pelaksa-naan

(4)

ditentukan. Kegiatan ini adalah tahap terakhir yang berupa role play sebagai bentuk evaluasi hasil untuk mengukur keberhasilan kegiatan. Untuk melihat keberhasilan pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan, maka perlu

diadakan evaluasi pada tiga aspek seperti tampak pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Rancangan Evaluasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelatihan dilaksanakan di rumah ketua kelompok masyarakat Dusun Babakan Desa Sambangan yaitu Bapak Ketut Sumerahadi. Kegiatan pelatihan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan karena pandemic Covid 19. Semua peserta dan panitia menggunakan masker, tempat duduk peserta berjauhan dan disediakan hand sanitizer seperti tampak pada gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2. Registrasi Peserta

Materi pertama adalah tentang greetings, introducing yourself, describing lokal food.

Jenis Evaluasi

Deskripsi metode/teknik Kriteria

Evaluasi program

Dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah program kegiatan sudah sesuai dengan tujuan yang akan dilaksanakan.

Evaluasi ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner tentang relevansi isi kegiatan dan tujuan program.

Jika >85% peserta pelatihan menyatakan bahwa isi dan tujuan program relevan maka program dikatakan berjalan sangat relevan Jika 60%-84% : kategori relevan < 60%: kategori kurang relevan Evaluasi proses

dilakukan pada saat kegiatan dilaksanakan. Evaluasi ini dilakukan dengan metode observasi. Aspek yang dievaluasi adalah kehadiran dan partisipasi peserta dalam mengikuti pelatihan.

kehadiran dan partisipasi peserta yang mencapai lebih dari: > 85% = sangat baik 60%-85% = baik <60% = kurang baik Evaluasi hasil

dilaksanakan pada akhir kegiatan.

Evaluasi ini dilakukan dengan tes kinerja. aspek yang dievaluasi adalah pengetahuan tentang bahasa inggris untuk pariwisata dan teknik guiding melalui tes kinerja (role play)

Hasil tes kinerja: skor > 85 = sangat baik 60-85 = baik

(5)

Materi meliputi bagaimana cara menyapa turis, memperkenalkan diri dengan baik sebagai seorang guide dalam Bahasa Inggris. Salah satu model perkenalan diri diberikan seperti berikut: “Good morning, welcome to Singaraja. I am Wayan, your guide for this tour. I’ll tell you all about the things you will see. If you have any questions, feel free to ask me. Thank you. Selanjutnya materi diberikan adalah bagaimana mendeskripsikan local food

atau makanan lokal. Salah satu makanan lokal yang dijelaskan adalah jajan laklak atau disebut juga sebagai pancake ala Bali yang sering dijumpai. Kemudian diperkenalkan juga kata-kata yang biasanya digunakan dalam mendeskripsikan makanan seperti nutty, spicy, honeyed, bitter, bittersweet, dan lain-lain. Pemateri Ibu Ni Putu Era Marsakawati tampak menjelaskan materi pertama di gambar 3.

Gambar 3. Pemaparan materi pertama tentang greetings, introducing yourself,

describing local food

Selanjutnya materi kedua adalah mengenai

giving directions and locations, and telling time. Pemaparan materi meliputi bagaimana menunjukkan arah dan lokasi serta menyebutkan waktu. Beberapa diantaranya antara lain turn left/right, Go straight on at the lights / when you come to the crossroads, take the first turning / road / street on your left / right, dan lain-lain. Materi dilengkapi dengan gambar seperti tampak di gambar 4 di bawah ini.

Gambar 4. Menunjukkan Arah

Model percakapan yang biasanya dilakukan saat turis menanyakan arah dan dijawab oleh seorang warga lokal juga diberikan. Peserta diminta mempraktekkan percakapan dengan pasangannya. Tentang waktu, materi yang diberikan adalah periode waktu dan salam atau

greetings yang umum diberikan pada periode waktu tertentu. Peserta juga diajarkan bagaimana merespon pertanyaan seperti:

“Excuse me, what time is it? What time are we going to start trekking tomorrow?” Pemaparan materi kedua yang diberikan oleh Ibu Rima Andriani Sari tampak pada gambar 5 di bawah ini.

Gambar 5. Pemaparan materi kedua tentang

giving directions and locations, and telling time

Materi ketiga yang diberikan mencakup

guiding (guiding technique and describing tourism destinations). Pemaparan materi terbagi atas teknik memandu yang terbagi atas awal (mencakup perkenalan diri dan

(6)

kelompok, dan menyebutkan jadwal), saat memandu (tanggap akan kondisi wisatawan yang jenuh, lelah atau mengantuk, mengatur posisi atau tempat duduk, dan memberikan informasi) dan akhir (memberi rangkuman, mengingatkan barang bawaan, dan mengucapkan perpisahan). Pemaparan materi juga mencakup bagaimana mendeskripsikan dalam Bahasa Inggris objek wisata mereka yaitu Air Terjun Tembok Barak. Contohnya adalah the waterfall is named because of the color of the cliff wall is red. Pemaparan materi ketiga yang diberikan oleh Bapak Made Dharma Susena Suyasa tampak pada gambar 6 di bawah ini.

Gambar 6. Pemaparan materi ketiga tentang guiding (guiding technique and

describing tourism destinations)

Setelah pemaparan materi, selanjutnya kegiatan dilanjutkan ke sesi diskusi dan latihan-latihan beserta feedback yang disampaikan secara komunikatif. Peserta diminta berpasangan dan

melakukan Role-play/dialog yang harus mereka tampilkan sesuai konteks atau situasi yang diberikan.

Secara keseluruhan pelatihan ini memberikan hasil yang sangat baik. Evaluasi program yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner tentang relevansi isi kegiatan dan tujuan program menunjukkan bahwa 100% peserta mengungkapkan bahwa materi pelatihan ini relevan dengan tujuan kegiatan. Dengan demikan hasil evaluasi program sangat baik. Evaluasi proses juga menunjukkan hal yang sangat sama. Dari 15 peserta yang diundang, semua peserta hadir. Selain itu berdasarkan hasil observasi, semua peserta terlihat antusias dan partisipasif dalam melakukan latihan-latihan dan role play. Hal ini menunjukkan bahwa evaluasi proses berada pada kategori sangat baik. Yang terakhir adalah evaluasi akhir, yaitu evaluasi hasil. Evaluasi hasil ini adalah bagian akhir dari pelatihan tadi dimana peserta diberikan sebuah situasi dan melakukan role play. Penilaian dilakukan dengan rubrik penilaian. Rubrik penilaian dapat dilihat di tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Rubrik Penilaian

No Components Score 0 - 25 Score 26- 50 Score 51- 75 Score 75 - 100 1 Language

Expressions

Presentation is off topic and no language expressions used. Information and language expressions are somewhat accurate Information and language Expressions are mostly accurate Information and language expressions are all accurate 2 Pronunciation Hard to understand because of bad pronunciation

Some words are incorrectly pronounced and make the dialog hard to

understand

A few

pronunciation errors but none that prevent understanding

Pronunciation is clear with almost no errors

(7)

3 Fluency Speech does not flow easily. It is difficult to remain interested.

Some speech flows well but often stops to think about ideas. Speech flows smoothly with only a few pauses and restarts Speech flows smoothly without interruptions

4 Vocabulary Makes many errors in vocabulary Makes some errors in vocabulary Makes a few errors in vocabulary Uses appropriate vocabulary with almost no errors

5 Grammar Makes many

errors in grammar Makes some errors in grammar Makes a few errors in grammar Uses correct grammar with almost no errors Kegiatan evaluasi ini kemudian dianalisis. Tabel 3 menunjukkan rangkuman evaluasi hasil.

Tabel 3. Rangkuman Evaluasi Hasil Skor > 85 = sangat baik Skor 60-85 = baik Skor <60 = kurang baik Jumlah N = 5 N = 10 N = 0

(8)

Dari tabel diatas diketahui bahwa 5 orang mendapatkan nilai diatas 85, dan 10 orang mendapatkan nilai diantara 60-85 dan tidak ada yang memperoleh skor dibawah 60. Hasil evaluasi akhir ini sangat memuaskan mengingat situasi pandemi Covid 19 yang masih merebak di Kabupaten Buleleng.

SIMPULAN

Kegiatan PKM ini sudah dilaksanakan dengan baik. Melalui evaluasi proses, evaluasi program dan evaluasi hasil dapat diketahui bahwa target pelaksanaan PKM ini tercapai dengan sangat baik. Berdasarkan hasil evaluasi peserta pada kuesioner akhir, diketahui bahwa peserta merespon secara positif pelaksanaan kegiatan PKM ini dan berharap pelatihan Bahasa Inggris sejenis ini bisa dilaksanakan lagi di waktu mendatang dengan rentang waktu yang lebih lama.

DAFTAR RUJUKAN

Dinas Pariwisata Daerah Propinsi Bali. “Nama-nama Desa Wisata di Bali:. Diakses dari https://disparda.baliprov.go.id/wp-content/uploads/2019/10/tabel-32.-1.pdf pada tanggal 5 Desember 2019.

Dinas Pariwisata Daerah Gianyar. “Pengembangan Desa Wisata”. Diakses dari

http://diparda.gianyarkab.go.id/index.ph p/ en/news/item/304-pengembangan-desa-wisata pada tanggal 3 Desember 2019.

Hadiwijoyo, S.S., 2012, Perencanaan Pariwisata Perdesaan Berbasis Masyarakat, Yogyakarta : Graha Ilmu. Dalam Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 1, April 2017: 1-16 diakses dari https://journal.ugm.ac.id/jkn/article/view

File/18006/15758 pada tanggal 4 Desember 2019.

Halliday, M.A.K. 1985. An Introduction to Functional Grammar. London: Arnold. Harmer, Jeremy. 2007. The Practice of

Language Teaching. New York: Longman.

Robinson, P.C. 1991. ESP Today: A Practitioner's Guide. Hemel Hempstead: Phoenix.

SK Bupati Buleleng No.430/405/Hk/2017 tentang Desa Wisata Kabupaten Buleleng Tahun 2017

Kabupaten Buleleng. “Daftar Nama Kelompok

Wisata”. Diakses dari

https://bulelengkab.go.id>assets> instansikab>bankdata pada tanggal 5 Desember 2019.

---. “Pesona Wisata Desa Sambangan”. Diakses dari https://

bulelengkab.go.id/detail/artikel/pesona-wisata-desa-sambangan-5

Gambar

Gambar 1. Metode Pelaksanaan
Tabel 1. Rancangan Evaluasi
Gambar 3. Pemaparan materi pertama  tentang greetings, introducing yourself,
Tabel 2. Rubrik Penilaian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Artinya, pengaruh profesionalisme pegawai terhadap kualitas pelayanan administratif di Kantor Camat Pontianak Tenggara adalah sebesar 44%, sedangkan sisanya yaitu sebesar

Begitu juga untuk jadwal kuliah pengganti yang sering kali mahasiswa tidak mengikuti perkuliahan sesuai informasi yang ada di Information Display System sehingga

Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari metode Paired Story Telling terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

Dalam cedera tidak lengkap, pasien sering dapat memindahkan satu anggota gerak lebih daripada yang lain, mungkin memiliki fungsi yang lebih pada satu sisi dari

Pada bagian tanah di belakang dinding abutment yang dibebani lalu-lintas, harus diper- hitungkan adanya beban tambahan yg setara dengan tanah setebal 0.60 m yang berupa Besar gaya

Hasil dari program kerja individu adalah draft laporan hasil analisis dokumen kurikulum AAU dan perbandingan dengan pendidikan tinggi, soft copy powerpoint diktat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon berduka meliputi fase denial, anger, bargaining, depression, dan acceptance pada pasien stroke di RSUP Haji

Gofar Sastrodiningrat, SpBS(K); Guru Besar di Departemen Ilmu Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Pembimbing penulisan tesis,