• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mencapainya tujuan pembelajaran menurut Dr. Oemar Hamalik dalam Putra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mencapainya tujuan pembelajaran menurut Dr. Oemar Hamalik dalam Putra"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Pembelajaran ialah suatu kombinasi yang tersusun dari unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapainya tujuan pembelajaran menurut Dr. Oemar Hamalik dalam Putra (2013:17). Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Hal inilah yang terjadi ketika seseorang sedang belajar, dan kondisi ini juga sering terjadi dalam kehidupan sehari – hari, karena belajar merupakan proses alamiah setiap orang. Wenger dalam Huda (2014:02) mengatakan, “Pembelajaran bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika ia tidak melakukan aktifitas yang lain. Pembelajaran juga bukanlah sesuatu yang berhenti dilakukan oleh seseorang. Lebih dari itu, pembelajaran bisa terjadi di mana saja dan pada level yang berbeda-beda, secara individual , kolektif, ataupun sosial.

Pembelajaran merupakan salah satu bentuk pemrosesan informasi. Hal ini bisa dianalogikan dengan pikiran atau otak kita yang berperan layaknya komputer di mana ada input dan penyimpanan informasi didalamnya. Yang dilakukan oleh otak kita adalah bagaimana memperoleh kembali materi informasi tersebut, baik yang berupa gambar maupun tulisan. Dengan demikian, dalam pembelajaran, seseorang perlu terlibat dalam refleksi dan penggunaan memori untuk melacak apa saja yang harus di serap, apa saja yang harus di simpan dalam memorinya,

(2)

dan bagaimana ia menilai informasi yang telah di peroleh Glass dan Holyoak dalam Huda (2014:02).

Proses pembelajaran tidak terlepas dari adannya suatu metode pembelajaran. Selama ini penggunaan suatu metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar di SD sudah berjalan, namun dalam pelaksanaanya guru kurang variatif memilih suatu metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan di sampaikan, sehingga siswa dalam kegiatan pembelajaran kurang aktif. Salah satunya dalam

pembelajaran IPS. Menurut Saidiharjo dalam Hidayati (2009:7) bahwa IPS

merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik.

Melalui pembelajaran IPS di SD siswa dapat belajar tentang cara bersosialisasi dengan masyarakat dimana nantinya siswa akan mengalami hidup bermasyarakat. Sekolah bukan satu-satunya sarana untuk mengenal masyarakat. Mengenal dan mempelajari masyarakat baik melalui media massa, media cetak maupun media elektronika, misalnya melalui acara televisi, siaran radio, membaca koran dan lain-lain. Melalui pengajaran IPS siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan tantangan-tantangannya.

Pentingnya penggunaan metode dalam pembelajaran IPS yaitu untuk membantu proses belajar mengajar pembelajaran IPS didalam kelas, dan dapat membantu siswa memperoleh sejumlah bahan pelajaran, gagasan-gagasan, keterampilan atau sikap. Menurut Muslich dalam Suprihatiningrum (2013:154) metode pembelajaran merupakan sebagai cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri atas pendidik dan siswa untuk saling

(3)

berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pembelajaran tercapai.

Pembelajaran IPS kelas III di SDN Ngroto 03 Pujon dalam menyampaikan materi terutama pada mata pelajaran IPS, guru lebih sering memberikan materi secara langsung dengan menggunakan metode ceramah. Kondisi ini menunjukkan bahwa guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas kurang variatif dalam menggunakan metode pembelajaran. Hal ini terlihat bahwa dalam proses pembelajaran siswa kurang dilibatkan dan hanya dijadikan sebagai objek belajar.

Observasi yang dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2014, peneliti mengamati proses kegiatan belajar siswa saat didalam kelas dan kegiatan aktifitas guru pada saat proses pembelajaran. Wawancara yang dilakukan dengan Ibu Isabela Citra Ningtiyas, S.Pd sebagai guru kelas III SDN Ngroto 03 Pujon, terdapat permasalahan yaitu kondisi yang ada didalam kelas III, siswa cenderung ramai dan bergurau sendiri dengan temannya saat pembelajaran berlangsung, siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran seperti siswa tidak pernah tanya jawab dengan temannya, tidak berani mempresentasikan didepan dan berdiskusi, siswa kurang aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran, guru hanya menggunakan metode ceramah, guru kurang variatif dalam menggunakan metode sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa masih dibawah KKM. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih banyak yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Siswa yang mencapai kriteria penilaian yang telah ditentukan pada kompetensi IPS hanya 37,5% dan siswa yang dibawah kriteria penilaian yang ditentukan 62,5%. Sedangkan nilai KKM yang sudah ditentukan sekolah untuk mata pelajaran IPS yaitu 75.

(4)

Adanya permasalahan seperti uraian di atas, maka perlu adannya alternatif metode pembelajaran yaitu metode TS – TS (Two Stay Two Stray). Menurut Spencer Kagan dalam Huda (2014:207). Metode ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik. Metode TS – TS (Two Stay Two Stray) merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi. Metode ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik. Salah satu kelebihan dari metode ini yaitu lebih berorientasi pada keaktifan berpikir siswa, dan Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode TS - TS (Two Stay Two Stray) Pada Mata Pelajaran IPS Kelas III SDN Ngroto 03 Pujon Kabupaten Malang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil perumusan masalah penelitian sebagai beriku:

1. Bagaimana penerapan Metode TS – TS (Two Stay Two Stray) pada siswa

kelas III SDN Ngroto 03 Pujon dalam mata pelajaran IPS?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas III SDN Ngroto 03 Pujon

dalam mata pelajaran IPS setelah menerapkan metode TS – TS (Two Stay

(5)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat diambil tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan penerapan Metode TS – TS (Two Stay Two Stray) pada

siswa kelas III SDN Ngroto 03 Pujon dalam mata pelajaran IPS.

2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas III SDN Ngroto 03

Pujon dalam mata pelajaran IPS setelah menerapkan metode TS – TS (Two Stay Two Stray).

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan di atas maka dapat diambil manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan

metode TS – TS (Two Stay Two Stray) khususnya pada mata pelajaran IPS

kelas III SD. 2. Secara Praktis

a. Bagi Peserta Didik

Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah dijelaskan oleh guru. Serta meningkatkan kualitas belajar siswa sehingga memperoleh hasil belajar yang semaksimal mungkin.

(6)

b. Bagi Guru

Dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan guru menggunakan metode pembelajaran lebih kreatif dalam mengelola kelas sehingga pembelajaran dapat menyenangkan.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat membantu sekolah/guru untuk mengatasi kesulitan belajar, guna peningkatan kemampuan siswa untuk memahami materi yang telah diajarkan khususnya pembelajaran IPS.

E. Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini akan di fokuskan pada penggunaan metode pembelajaran TS – TS (Two Stay Two Stray) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas III SDN Ngroto 03 Pujon. Metode ini diterapkan pada mata pelajaran IPS materi

penggunaan uang sesuai kebutuhan. Dengan menggunakan metode TS – TS (Two

Stay Two Stray) ini siswa diharapkan lebih aktif dan meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun Standar Kompetensinya yaitu 2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang. Kompetensi Dasarnya yaitu 2.5 Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan.

Keterbatasan dalam penelitian di SDN Ngroto 03 Pujon Kabupaten Malang yaitu Dalam melaksanakan metode TS – TS (Two Stay Two Stray) ini penelitian membutuhkan waktu yang lama, tidak bisa digunakan waktu yang sedikit, Hasil belajar yang ingin dicapai yaitu hanya hasil belajar kognitifnya saja, dan Materi yang digunakan dalam penerapan metode TS – TS (Two Stay Two Stray) yaitu penggunaaan uang sesuai kebutuhan.

(7)

F. Definisi Istilah

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal – hal sebagai berikut:

1. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Abdurrahman, 1999). Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapka tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional Jihad (2008:14).

Reigeluth dalam Suprihatiningrum (2013:37) berpendapat bahwa hasil belajar atau pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (Strategi) alternatif dalam kondisi yang berbeda. Berdasarkan pengertian metode dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu yang dicapai atau diperoleh siswa adanya usaha dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

2. Metode

Menurut Degeng dalam Suprihatiningrum (2013: 154) metode adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pengajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Menurut Vaidya dalam Suprihatiningrum (2013: 156) metode adalah penyampaian pengetahuan dan keterampilan oleh guru pada siswa baik secara umum dan khusus dalam suatu proses pembelajaran. Berdasarkan pengertian metode dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan

(8)

bahwa metode merupakan cara atau teknik untuk pelaksanaan suatu proses pembelajaran yang dapat digunakan oleh setiap guru.

3. Metode TS – TS (Two Stay Two Stray)

Menurut Spencer Kagan dalam Huda (2014:207). Metode ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik. Metode TS – TS (Two Stay Two Stray) merupakan system pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi. Metode ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik. Berdasarkan pengertian metode dari beberapa ahli di atas metode TS – TS (Two Stay Two Stray) merupakan metode dua tinggal dua bertamu, memberikan kesempatan kelompok untuk memberikan hasil diskusi dan informasi dengan kelompok lainnya.

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini lebih

ditegaskan lagi oleh Saidiharjo dalam Hidayati (2009:7) bahwa IPS

merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik. Berdasarkan pengertian metode dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan sekumpulan beberapa mata pelajaran seperti sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, politik dan antropologi.

Referensi

Dokumen terkait

(2002), kurva aliran fluida yang mengalami penurunan viskositas karena shear rate, akan memiliki suatu nilai viskositas pembatas yang tetap saat shear rate mencapai nilai

Dalam rangka memberikan arah dan tujuan dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah sesuai dengan visi, misi dan program Kepala Daerah sesuai dengan

Adapun kendala yang dihadapi oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kesatuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sampang dalam melaksanakan proses penegakan hukum administrasi terhadap

4) Jika sumber itu merupakan karya tulis seseorang dalam suatu kumpulan tulisan banyak orang. Cara penulisan urut dimulai dari nama pengarang, tahun., judul kumpulan tulisan,

Media pembelajaran sederhana dapat berupa gambar atau foto yang dipergunakan dalam proses pembelajaran dapat dibuat sendiri oleh guru. Menurut Oemar Hamalik, 16 sebelum

Kompos merupakan istilah untuk pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa buangan makhluk hidup (tanaman maupun hewan) yang berperan

Merujuk pada hal ini maka usulan penelitian mengenai aplikasi lapisan a-C berbasis bioproduk (gula siwalan) dengan variasi jenis sambungan sebagai sel surya

Karena dari konflik ini pada akhirnya muncul sebuah nilai-nilai Islam yakni selayaknya kita harus berusaha untuk berubah menuju arah yang lebih baik, tidak