• Tidak ada hasil yang ditemukan

CONTOH PROPOSAL MAGANG TEKNOLOGI HASIL P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "CONTOH PROPOSAL MAGANG TEKNOLOGI HASIL P"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL KEGIATAN MAGANG

DIAJUKAN KEPADA

PT. Sari Husada Jl. Raya Jogja-Solo km 19, Kemudo, Prambanan Klaten, Klaten, Jawa Tengah

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat kemurahanNya proposal ini dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan.Proposal ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi penilaian mata kuliah Magang. Dalam proses pembuatan proposal ini tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih penulis sampaikan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu.

Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan, maka dari itu kami bersedia untuk menerima kritik dan saran yang membangun.Demikian proposal ini kami buat, semoga bermanfaat.

Surakarta, November 2014

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu aplikasi mempermudah kesejahteraan yang diinginkan dalam masyarakat lingkup besar maupun kecil atau perorangan.Suatu motor penggerak roda kesejahteraan yang menjadi hak masyarakat terdapat pada pendidikan yang telah dilalui. Kegiatan pendidikan yang sering dilakukan, yaitu belajar.Pembelajaran yang membutuhkan rutinitas membuat kegiatan belajar menjadi efektif.Perlu mengetahui tentang segala aspek pendidikan yang berupa teori dan praktek.Pengertian dalam perkembangan opini, teknologi, modifikasi, tingkat kesejahteraan, dan seterusnya diketahui melalui teori.Keadaan langsung yang mempengaruhi suatu siklus perkembangan yang terjadi dapat diketahui melalui praktek. Adanya pembelajaran dengan menerapakan teori dan praktek biasa disebut belajar yang baik (Good learn). Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

Magang merupakan bagian dari pelatihan kerja, biasanya magang dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir sebagai salah satu syarat utama untuk menyelesaikan proses pendidikan.Dalam kegiatan magang, kita memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan semua ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah dan mempelajari detail tentang seluk beluk standar kerja yang profesional. Mahasiswa juga dapat menambah wawasan mengenai dunia industri dan meningkatkan keterampilan serta keahlian praktek kerja.Kegiatan ini sesuai dengankurikulum program Diploma III, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS)Surakarta, bahwa pada semester enam, setiap mahasiswa diwajibkan melaksanakan kegiatan magang yang mempunyai bobot 2 sks.

(4)

untuk kegiatan magang mahasiswa ini dilaksanakan di industri yang bergerak di bidang pengolahan produkhasil pertanian. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan susu adalah PT. Sari Husada, Klaten. Perusahaan ini merupakan contoh perusahaan yang memproduksi berbagai macam olahan susu. Produk menarik perhatian masyarakat hingga produksinya tetap berjalan sampai sekarang, yaitu SGM, Lactamil, dan Vitalac.

B. Tujuan Kegiatan

1. Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah :

a. Mengembangkan wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki.

b. Agar mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja praktis sehingga secara langsung dapat memecahkan permasalahan yang ada dalam kegiatan di bidang pengolahan hasil pertanian.

c. Agar mahasiswa dapat melakukan dan membandingkan penerapan teori yang diterima di jenjang akademik dengan praktek yang dilakukan di lapangan.

d. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara teori dan penerapannya sehingga dapat memberikan bekal bagi mahasiswa untuk terjun ke masyarakat.

e. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara perguruan tinggi, pemerintah, dan perusahaan.

2. Tujuan khusus magang ini :

a. Mengetahui proses produksi olahan susudi PT. Sari Husada.

b. Mengetahui jenis mesin, spesifikasi mesin dan mekanisme kerja mesin secara umum yang digunakan di PT. Sari Husada.

c. Mengetahui proses sanitasi industri yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan produksi berbagai olahan susu di PT. Sari Husada.

(5)

C. Manfaat Magang

Manfaat dari pelaksanaan magang di PT. Sari Husada ini adalah :

1. Memperoleh gambaran tentang perusahaan dari segi proses produksi, manajemen, pemasaran, sanitasi, dan penanganan limbah.

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Perusahaan

PT. Sari Husada adalah perusahaan yang memproduksi berbagai jenis produk bernutrisi untuk ibu dan anak-anak indonesia dengan harga yang terjangkau dan standar internasional. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1954 dengan nama NV Saridele, sebagai perwujudan program kecukupn protein nasional yang diselenggarakan Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan perserikatan Bangsa-Bangsa.

Sari Husada mengembangkan dan memproduksi susu anak SGM, yang hingga kini dikenal dan banyak digunakan masyarakat luas. Pada tahun 1968, perusahaan ini diakusisi PT. Kimia Farma, sebuah Badan Usaha Millik Negara (BUMN). Pada tahun 1972, seiring dengan dibelinya sebagian sahamnya oleh PT. Tiga Raksa, nama NV Saridele diubah menjadi PT. Sari Husada.

Pada Tahun 1983, perusahaan ini pun masuk bursa dan saham-sahamnyadiperdagangkan di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 1992, sebagian saham Sari Husada dimiliki PT. Tiga Raksa. Untuk memperkuat kedudukan dalam peta persainga global ada tahun 1998 Sari Husada beraliansi dengan Nutricia International, BV (Royal Numico). Pada tahun 2006, agar lebih fokus dalam pengembangan usahanya, perusahaan mengajukan perubahan status dari perusahaan publik menjadi perusahaan privat.

(7)

B. Nilai-nilai Perusahaan

Nilai-nilai ini adalah prinsip-prinsip dasar dan ideal yang Perusahaan berusaha untuk capai. Tidaklah mudah untuk hidup dan bekerja dengan segala keterbatasan serta berbagai kontradiksi yang mungkin timbul dari kegiatan bisnis. Namun kami tetap harus meyakini nilai-nilai itu. Hal itu memberi jalan tentang bagaimana kami bertindak setiap hari, cara kami bekerja dan berkembang bersama bisnis kami, bagaimana kami menjaga kualitas jaringan kerja, serta bagaimana kami merekrut karyawan. Ada empat nilai inti yang terwujud dalam dasar tingkah laku yang memungkinkan kami mewujudkannya dalam pekerjaan kami, yang dikenal dengan 'HOPE' atau:

HUMANISM – OPENNESS - PROXIMITY – ENTHUSIASM

1. HUMANISM (Kemanusiaan): "Perhatian terhadap para individu, baik pelanggan, rekan-rekan kerja maupun masyarakat sekitar adalah inti dari berbagai keputusan kami." Yang berarti: Berbagi, Bertanggung jawab, Hormat terhadap orang lain.

2. OPENNESS (Keterbukaan): "Keanekaragaman adalah sumber kekayaan dan perubahan, suatu kesempatan yang terus ada." Yang berarti: Keingintahuan, Ketangkasan, Dialog.

3. PROXIMITY (Kedekatan): "Menjadi lebih dekat berarti adanya pengertian yang lebih besar. Dan pengertian itu sendiri adalah suatu bentuk penyesuaian." Yang berarti: Aksesibilitas, Kredibilitas, Empati.

4. ENTHUSIASM (Antusiasme): "Tidak ada batas. Yang ada hanyalah rintangan yang harus diatasi." Yang berarti: Keberanian, Penuh semangat, Haus tantangan.

(8)

C. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)

Komitmen Sari Husada pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) diwujudkan dalam penerapan nilai-nilai budaya Perseroan pada setiap tingkat operasional. Kebijakan-kebijakan yang mendukung pengelolaan Perseroan secara lebih profesional dan bertanggung-jawab dikembangkan Sari Husada dengan memastikan kepatuhan sepenuhnya terhadap ketentuan hukum dan etika kerja yang berlaku dengan lebih baik.

Sari Husada memiliki tiga kode etik, yaitu:

1. Kode Etik Perilaku Sari Husada, yang berisi komitmen kuat Sari Husada akan kepercayaan, transparansi, kerjasama, tata kelola penyelenggaraan usaha, ketaatan dengan peraturan perundang-undangan, keterlibatan para stakeholder, keamanan makanan dan kepentingan konsumen, informasi produk dan pemasaran, bioteknologi, perlingkungan lingkungan, ketenagakerjaan, hak asasi manusia, kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan, integritas usaha, kebijaksanaan pelaksanaan usaha, keterlibatan politik, persaingan secara jujur, dan rantai pasokan. Sari Husada juga mempromosikan secara aktif Kode Etik Perilaku dengan seluruh mitra usaha, para kontraktor, para pemasok, dan para klien.

2. Kebijakan Kewaspadaan Karyawan, untuk membantu para karyawan menjaga dan melestarikan etika kerja dengan melaporkan kepada manajemen mengenai setiap pelanggaran atau kecurigaan pelanggaran atas hukum atau kebijakan dan peraturan perusahaan, yang khususnya berhubungan dengan pelanggaran pidana; pelanggaran kode etik; bahaya terhadap kesehatan umum, keselamatan kerja dan lingkungan; pemberian keterangan palsu; menahan, memusnahkan atau memanipulasi secara sengaja informasi terkait dengan pelanggaran; pembukuan, pengendalian pembukuan internal atau tata cara audit yang layak dipertanyakan.

(9)

yang tidak lazim, serta undang-undang mengenai fiskal, perdagangan dan anti-pencucian uang.

Transparansi: Transparansi adalah prinsip dasar kebijakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/ CSR) dari Sari Husada. Hal ini berarti Sari Husada selalu berupaya transparan dalam melakukan usahanya dan mendukung dialog terbuka dengan seluruh stakeholder. Sari Husada berupaya memberikan informasi secara lengkap dan tepat waktu berkaitan dengan kebijakan perusahaan, kegiatan, dan produk, dengan mengutamakan pendekatan proaktif.

Tata Kelola Penyelenggaran Usaha: Sari Husada memiliki komitmen tinggi untuk menjalankan usaha secara terbuka dan trasparan berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan internal, sistem pengendalian, dan proses pengambilan keputusan. Karena itulah, Sari Husada menganut dan menerapkan Pedoman Tata Kelola Penyelenggaraan Usaha di Indonesia.

Ketaatan dengan Peraturan Perundang-undangan: Sari Husada wajib memenuhi semua peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

(10)

D. Produk

Gambar 1.1. SGM Aktif Madu dan SGM Bunda Hamil

Gambar 1.2. SGM Bunda Menyusui dan SGM Eksplor

(11)

Gambar 1.4. Lactamil Genesis dan Lactamil Inisis

Gambar 1.5. Lactamil Menyusui dan Lactamil Pregnasis

(12)

1. Susu untuk memulai kehamilan a. Lactamil Genesis

2. Susu untuk awal hari kehamilan a. Lactamil Inisis

3. Susu untuk ibu hamil

a. SGM Bunda Presinutri Ibu Hamil b. Lactamil Pregnasis

4. Susu untuk ibu menyusui

a. SGM Bunda Presinutri Ibu Menyusui b. Lactamil Lactasis

5. Susu pertumbuhan untuk anak-anak (1-3 tahun) a. SGM Eksplor 3 Presinutri

b. SGM Eksplor 3 Presinutri Buah & Sayur c. Vitalac 1+

6. Susu pertumbuhan untuk anak-anak (3-6 tahun) a. SGM Aktif 4 Presinutri

b. SGM Aktif 4 Presinutri Buah & Sayur c. Vitalac 3+

7. Susu pertumbuhan untuk anak-anak (6-12 tahun) a. SGM Progres 5 Presinutri

8. Susu untuk anak-anak dengan alergi protein sapi a. SGM Soya 3 Presinutri (1-3 tahun)

b. SGM Soya 4 Presinutri (3-6 tahun) (Anonimc, 2014)

E. Proses Pembuatan Susu Bubuk

(13)

formula merupakan salah satu contoh alternatif pengolahan dan pengawetan susu dengan cara menurunkan kadar air susu dari 87% (susu segar) menjadi 3% (susu bubuk) dengan cara spray drying.

Pengeringan ini bertujuan untuk menurunkan aktivitas air (aw) sehingga menekan pertumbuhan mikroba. Bakteri dan khamir terhambat petumbuhannnya pada kadar aw 0,65, sedangkan bakteri pertumbuhannya terhambat pada aw 0,75 (Widodo, 2003). Dalam keadaan kering, tidak ada bakteri atau khamir yang dapat hidup hingga susu dapat bertahan lama. Mula-mula susu dikentalkan dalam keadaan tekanan rendah, kemudian diembuskan melalui semprotan halus hingga menjadi partikel-partikel yang sangat halus. Tahapan proses pembuatan susu bubuk dapat dijelaskan sebagai berikut (Deputi MENLH, 2006):

1. Pengujian mutu

Uji mutu adalah kegiatan pertama yang dilakukan sebelum susu diproses. Mutu susu segar tergantung dari beberapa faktor, seperti sapi perah, manusia, lingkungan, dan kebijaksanaan perusahaan. Pengujian bertujuan untuk memeriksa kualitas bahan baku meliputi rasa, kandungan bakteri dan komposisi protein dan lemak.

2. Penyaringan (penjernihan)

Proses penyaringan susu bertujuan memisahkan benda-benda pengotor susu yang terbawa saat proses pemerahan. Penyaringan juga bertujuan untuk menghilangkan sebagian leukosit dan bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan susu selama penyimpanan.

3. Pasteurisasi

(14)

4. Evaporasi

Evaporasi dilakukan untuk mengurangi kandungan air dengan failing film yang terdapat pada alat evaporasi, sehingga penguapan dapat dilakukan dengan tepat dan waktu kontak dengan media pemanas singkat. Alat pemanas yang digunakan adalah steam yang bekerja pada tekanan vakum, agar penguapan air dalam susu dapat berlangsung pada temperatur yang tidak terlalu tinggi sehingga tidak merusak susu.

5. Pencampuran

Dari tangki penyimpanan susu dipanaskan sebelum dialirkan ke tangki pencampur yang berisi bahan-bahan tambahan seperti protein, mineral, vitamin dan lain-lain. Tujuan pemanasan adalah menurunkan viskositas susu sehingga mempermudah proses pencampuran.

6. Homogenisasi

Homogenisasi adalah perlakuan mekanik (mechanical treatment) pada butiran lemak dalam susu dengan tekanan tinggi melalui sebuah lubang kecil. Homogenisasi bertujuan untuk menyeragamkan ukuran globula-globula lemak susu menjadi rata-rata 2 mikron, menggunakan sistem High Presssure Pump (HPP) yang melewati sebuah lubang kecil dengan alat homogenizer.

7. Pengeringan

Proses pengeringan susu dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan freez drying dan spray drying. Freeze drying adalah penguapan susu dilakukan pada keadaan vakum, air tersublimasi keluar dari susu. Proses spray drying adalah menyemprotkan butiran halus ke dalam aliran udara panas. Pengeringan spray drying melalui tahapan sebagai berikut (a) evaporasi, pengupan air susu dari kadar air 88% menjadi 50%, (b) spraying adalah pengeringan seprot untuk menghasilkan bubuk (powder) dan (c) pengeringan lanjut (after dyer) adalah penguapan partikel dari bubuk susu.

(15)

Pada proses ini inti bubuk susu yang dihasilkan kemudian dicampurkan dengan bahan lain sesuai dengan formula yang diinginkan. Selanjutnya susu tersebut masuk dalam tahap pengemasan (dalam kaleng atau aluminium foil) menggunakan mesin flling hooper.

F. Perubahan Produk Secara Mekanis

Kerusakan mekanis yang dapat terjadi pada produk susu bubuk yaitu perubahan pada organoleptik meliputi warna, bau, rasa, dan juga kerusakan pada kemasan. Indikasi kerusakan susu ini bisa ditandai dari bentuk fisiknya, apabila partikel susu yang sudah menggumpal (terjadi penyerapan uap air dari udara), berbau tengik (akibat oksidasi lemak karena panas), dan berubah warna seperti pencoklatan dan karamelisasi. Selain itu, apabila terdapat proses pengolahan yang tidak benar, kemungkinan terdapat material asing, cemaran logam, dan juga serangga (seperti kutu, semut, dan lain-lain) pada susu bubuk. Perubahan mekanis juga dapat terjadi apabila tidak dilakukan pengendalian suhu, kelembapan, dan penanganan fisik dengan baik (De Man, 2007).

Perubahan produk secara mekanis ditandai dengan penyimpangan pada bulk density susu bubuk. Bulk density adalah massa partikel yang menempati suatu unit volume tertentu atau jumlah massa persatuan volume yang dapat dinyatakan dalam g atau ml atau g atau cm3. Bulk density ditentukan oleh berat wadah yang diketahui volumenya dan merupakan hasil pembagian dari berat bubuk dengan volume wadah. Perubahan dari BD dapat menyebabkan perubahan pada sifat-sifat bubuk (Susilorini, dan Sawitri, 2007).

(16)

protein yang rusak atau mengalami denaturasi, b) partikel yang hangus atau lengket, c) partikel yang sukar larut dan d) bahan campuran (De Man, 2007).

Kemudian kerusakan susu bubuk ditandai dengan munculnya curd atau white flecks, yaitu bintik-bintik putih di dalam larutan susu yang tidak larut dan dapat membekas pada dinding botol atau gelas sebagai suatu lapisan putih. Susu bubuk dengan kemunculan curd atau white flecks dalam jumlah tidak banyak, akan mempunyai kecepatan larut yang lebih baik daripada susu bubuk dengan kemunculan curd atau white flecks dalam jumlah banyak. Penyebab utama kemunculan curd atau white flecks adalah akibat denaturasi protein susu. Denaturasi terjadi terutama selama tahapan proses yang melibatkan panas sehingga menyebabkan koagulasi protein susu. Denaturasi protein dapat terjadi oleh berbagai penyebab, yang utama adalah panas, pH, garam dan pengaruh permukaan. Rentang suhu pada saat terjadi denaturasi dan koagulasi sebagian besar protein sekitar 55-750C (Hadiwiyoto, 2004).

G. Perubahan Produk Secara Kimia

Kerusakan kimiawi yang dapat terjadi pada produk susu bubuk yaitu terjadinya perubahan pH dan kadar lemak. Nilai pH (potential of hydrogen) atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman (atau kebasaan) yang dimiliki oleh suatu larutan. Nilai pH dinyatakan netral, bila ion H+ dan ion OH- terlarut pada jumlah yang sama atau apabila memiliki nilai pH sebesar 6,5-7 (Arpah, 2003).

(17)

Sebaliknya, penurunan keasaman menandakan adanya peningkatan persentase protein non kasein yaitu whey protein dan abu. Susu yang mempunyai keasaman tinggi mempunyai nutrien yang lebih banyak dan mempunyai kekhususan yaitu tingginya kandungan fosfat.

Kerusakan kadar lemak dapat mempengaruhi tingkat kelarutan di dalam air dan mutu fisik penampakan larutan; menjadi sumber penyebab utama terjadinya ketengikan dan reversion (perubahan bau sebelum terjadi proses ketengikan). Reversion ini terjadi karena susu bubuk berlemak mudah sekali menyerap bau dari udara lingkungan. Hasil oksidasi lemak dalam bahan pangan tidak hanya mengakibatkan rasa dan bau tidak enak, tetapi juga dapat menurunkan nilai gizi, karena kerusakan vitamin (karoten dan tokoferol) dan asam esensial dalam lemak.

Susu bubuk dapat ditambahi antioksidan agar terhindar dari ketengikan sehingga dapat lebih tahan lama. Penggunaan minyak nabati sebagai bahan baku berpotensi menjadi sumber antioksidan alami tetapi selama proses pengolahan menggunakan suhu pemanasan atau pengeringan dapat mengalami kerusakan. Susu bubuk dapat ditambahi antioksidan sintetik. Menurut deMan (1997), antioksidan sintetik yang dijinkan untuk makanan yang sering digunakan adalah PG (propil galat), BHA (hidroksi anisol terbutilasi) dan BHT (hidroksi toluena terbutilasi). PG lebih mudah larut dalam air daripada dalam lemak. PG dan BHA mempunyai sifat ketahanan yaitu tahan panas dan tidak menguap dengan uap air. BHT tidak mempunyai sifat ketahanan karena dapat menguap dengan uap air (Muhandri dan Kadarisman, 2006).

H. Perubahan Produk Secara Mikrobiologis

(18)

Mikroba patogen yang umum mencemari susu bubuk adalah E. coli. SNI mensyaratkan bakteri E. coli tidak terdapat dalam susu dan produk olahannya. Selain E.coli, beberapa bakteri patogen yang umum mencemari susu segar adalah Brucella sp., Bacillus cereus, Campylobacter sp., Listeria monocytogenes, Salmonella sp., dan Staphylococcus aureus. Susu perlu mendapat penanganan yang tepat dan benar, antara lain dengan melakukan proses pemanasan, baik pasteurisasi ataupun sterilisasi untuk membunuh mikroba patogen. Pencemaran pada susu bisa juga terjadi setelah proses pemanasan dan pada saat pengemasan. Alat dan cara pengemasan yang tidak steril berpotensi menyuburkan tumbuhnya bakteri patogen di dalam susu (Djaafar, dan Rahayu, 2007).

I. Parameter Susu

(19)
(20)

BAB III

METODE PELAKSANAAN MAGANG

Cara atau metode yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan magang di PT. Sari Husada adalah sebagai berikut:

1. Observasi atau pengamatan langsung di lapangan saat proses produksi.

2. Wawancara langsung dengan pendamping praktek lapangan dan karyawan yang berkaitandengan proses produksi, sanitasi, dan pemasaran.

3. Melakukan praktek langsung kaitannya dengan proses produksi, sanitasi, dan pemasaran.

4. Melakukan studi pustaka yaitu dengan membandingkan antara literatur yang ada dengankenyataan di lapangan.

(21)

BAB IV

TATA LAKSANA KEGIATAN

A. Nama Kegiatan

Magang mahasiswa DIII Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta di PT. Sari Husada, Klaten, Jawa Tengah.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang

Kegiatan magang mahasiswa ini dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 2015 – 28 Februari 2015 di PT. Sari Husada Jl. Raya Jogja-Solo km 19, Kemudo, Prambanan Klaten, Klaten, Jawa Tengah.

C. Pelaksana Magang

1. Nama :

NIM : H3112

Program Studi : DIII Teknologi Hasil Pertanian Fakultas : Fakultas Pertanian

(22)

D. Meteri Magang

1. Keadaan umum perusahaan.

a. Latar belakang dan tujuan pendirian perusahaan. b. Sejarah dan status perusahaan.

c. Lokasi pabrik.

d. Keadaan lingkungan sekitar pabrik. 2. Sistem manajemen perusahaan

a. Struktur dan sistem organisasi

b. Hak dan kewajiban perusahaan

c. Ketenagakerjaan

d. Kesejahteraan karyawan

3. Penyediaan Bahan Dasar

a. Bahan dasar dan bahan pembantu yang digunakan b. Sumber bahan dasar

c. Jumlah dan penyediaan d. Spesifikasi bahan dasar e. Penanganan bahan dasar 4. Proses Pengolahan Produksi

a. Tahap dan proses yang dikerjakan

b. Diagram alir proses (kualitatif dan kuantitatif)

c. Kondisi yang dipersyaratkan oleh masing-masing proses d. Fase kritis proses pengolahan

e. Pengendalian proses

f. Sifat fisik produk akhir yang diharapkan

g. Sifat organolepik produk akhir yang diharapkan 5. Mesin dan Peralatan yang Digunakan

(23)

b. alat dan spesifikasi alat) c. Skema dan prinsip kerja alat d. Tata letak dan mesin peralatan 6. Produk Akhir

a. Spesifikasi produk akhir (jenis produk akhir, rendemen atau jumlah produk akhir).

b. Penanganan produk akhir (pengemasan, pengepakan dan penyimpanan)

7. Sanitasi Industri

a. Sanitasi bangunan (konstruksi bangunan dan bahan bangunan)

b. Sanitasi pekerja

c. Sanitasi mesin dan peralatan d. Sanitasi selama proses produksi e. Sanitasi lingkungan di sekitar industri f. Penanganan limbah industry

8. Pemasaran Produk

a. Metode pemasaran produk b. Cara distribusi (pengangkutan) c. Harga jual produk

d. Lokasi pemasaran

E. Materi Khusus

(24)

BAB V

JADWAL PELAKSANAAN MAGANG

Jadwal pelaksanaan atau time schedule pelaksanaan magang di PT. Sari Husada, Klaten, Jawa Tengah:

No

. KEGIATAN

FEBRUARI 2014

I II III IV

1. Keadaan Umum Perusahaan 2. Manajemen Perusahaan 3. Penyediaaan Bahan Dasar 4. Proses Produksi Produk

5. Mesin dan Peralatan yang digunakan 6. Produk Akhir

(25)

BAB VI PENUTUP

Demikian proposal magang industri hasil pertanian ini kami susun, untuk diajukan sebagaipertimbangan pihak instansi/ lembaga/ perusahaan untuk dapat dipahami bersama dan dapatdigunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan magang, sehingga besar harapan kamiuntuk dapat diijinkan melaksanakan magang di PT. Sari Husada, Klaten, Jawa Tengah.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2014. http://www.sarihusada.co.id/. (Diakses pada hari Senin, 24 November 2014, pada pukul 23.00 WIB)

Anonimb. 2014. http://kumpulancerpeninspiratif.blogspot.com/. (Diakses pada hari Senin, 24 November 2014, pada pukul 23.30 WIB)

Anonimc. 2014. http://id.wikipedia.org/. (Diakses pada hari Senin, 25 November 2014, pada pukul 08.00 WIB)

Badan Standarisasi Nasional. 2011. Standar Mutu Susu Segar. SNI 01-3141-2011. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Buckle, K.A. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Deputi MENLH Bidang Pengendalian Pencemaran Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2006. Panduan Inspeksi Penaatan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu. Asisten Deputi Urusan Pengendalian Pencemaran Agroindustri. Jakarta.

Djaafar, T.F dan S. Rahayu. 2007. Cemaran Mikroba Pada Produk Pertanian, Penyakit yang Ditimbulkan dan Pencegahannya. Jurnal Litbang Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian 26(2) : 67-75. Yogyakarta.

Hadiwiyoto, S. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Air Susu dan Hasil Olahannya. Liberty. Yogyakarta.

Muhandri, T. dan D. Kadarisman. 2006. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. Institut Pertanian Bogor Press, Bogor.

Siaroto, W.A.W. dan I.R. Prahahesta. 2009. Tugas Akhir: Pabrik Susu Bubuk Dari Susu Domba Dengan Proses Spray Drying. Jurusan Teknik Kimia, FTI ITS. Surabaya.

(27)

Gambar

Gambar 1.2. SGM Bunda Menyusui dan SGM Eksplor
Gambar 1.4. Lactamil Genesis dan Lactamil Inisis

Referensi

Dokumen terkait