STUDI KORELASI ANTARA NILAI UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN YANG DI UJI NASIONALKAN DENGAN KOMPETENSI GURU 7 KABUPATEN /KOTA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG TAHUN 2007
M
utu Pendidikan memiliki beberapa dimensi, antara lain hasil belajar siswa, lingkungan sekolah, kualitas guru, proses belajar mengajar, kepemimpinan yang efektif, system kemampuan manajerial dan administrasi. Untuk mengetahui mutu pendidikan nasional dapat dilihat dari berbagai segi. Salah satu tolak ukur keberhasilan belajar siswa dapat dilihat melalui hasil Ujian Nasional (UN). Namun pengalaman empirik di lapangan, khususnya pada tataran satuan pendidikan, analisis hasil UN belum dilakukan secara efektif. Lebih kritis lagi, beberapa hasil analisis UN yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal hasil tersebut dapat dimanfaatkan baik sebagai dasar kebijakan bagi para pengambil keputusan, maupun sebagai salah satu referensi dalam peningkatan mutu pembelajaran bagi para pendidik dan tenaga kependidikan.Dalam konteks ini, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) clan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) memiliki peran yang sangat sentral dan strategis untuk memberdayakan kepala sekolah, guru dan pengawas dalam memanfaatkan hasil UN untuk memperbaiki mutu pembelajaran di sekolah.
kependidikan, dituntut untuk mendorong para pendidik dan tenaga kependidikan agar memanfaatkan hasil UN untuk memperbaiki mutu pembelajaran dalam mewujudkan tercapainya penjaminan mutu pendidikan nasional secara optimal. Berdasarkan pertimbangan beberapa hal tersebut di atas, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bekerjasama dengan Universitas Bangka Belitung melelui LPPM nya (Lembaga penelitian dan Pengabdian Masyarakat) melakukan penelitian terhadap korelasi antara nilai UN dengan kompetensi guru di Provinsi Kepulaian Bangka Belitung sebagai salah satu usaha Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi para pendidik dan dalam meningkatkan pemahaman hasil UN, analisis dan pemanfaatannya dalam perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran di setiap satuan pendidikan.
Pendahuluan
Sistematika Penulisan
Petunjuk Teknis ini terbagi menjadi tiga bab, Bab I Pendahuluan berisikan tentang Latar Belakang, Permasalahan dan Tujuan, Bab II Analisis Hasil UN dan Peningkatan Mutu Pendidikan yang menggambarkan persentase ketidaklulusan UN, Nilai hasil UN, Analisis soal dan Pemanfaatan hasil Analisis UN dalam meningkatkan mutu pendidikan dan Penguasaan materi mata pelajaran UN, serta Bab III Peran LPMP, P4TK, Kepala Sekolah, Pengawas dan Guru dalam meningkatkan mutu pendidikan.
BAB I
PENDAHULUAN
D
alam upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, penyebarluasan dan pendayagunaan informasi nilai Ujian Nasional (UN) pada satuan pendidikan SMP/MTs, SMA/MA dan SMK yang merupakan gambaran umum dari pencapaian program pendidikan harus dilakukan sampai ke tingkat sekolah. Salah satunya diperoleh melalui kegiatan penilaian pada setiap tahun pelajaran yang berskala nasional (Ujian Nasional) dan hasilnya dapat diperbandingkan.diperoleh dalam bentuk compact disc maupun cetakan yang dikeluarkan oleh Puspendik, Balibang Diknas).
Dengan diberlakukannya UU Pendidikan nomor 14 tentang Standar Nasional Pendidikan, serta Peraturan Menteri nomor 7 dan 8 tentang Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) dan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK), Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan menganggap perlu memanfaatkan hasil Ujian Nasional sebagai bahan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam rangka mencapai standar nasional.
LPMP sebagai lembaga yang memiliki kewenangan dalam melaksanakan penjaminan mutu pendidikan, dalam menjalankan tugasnya menyelenggarakan fungsi: melakukan pemetaan mutu pendidikan, pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan, supervisi satuan pendidikan dalam pencapaian standar mutu pendidikan nasional, dan fasilitasi sumberdaya pendidikan terhadap satuan pendidikan dalam penjaminan mutu pendidikan nasional.
BAB II
PERAN P4TK, LPMP, PENGAWAS, KEPALA SEKOLAH
DAN GURU
DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
P
emanfaatan informasi hasil analisis UN pada satuan pendidikan SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK yang memberi gambaran umum dari pencapaian program pendidikan, tidak hanya dijadikan masukan bagi para pengambil kebijakan saja namun harus sampai ke tingkat sekolah. Hal ini perlu dilakukan karena program peningkatan mutu pendidikan dirancang berdasarkan informasi tentang mutu pendidikan mulai dari tingkat sekolah. Pemanfaatan hasil UN nasional yang dikeluarkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan perlu dilakukan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, karena dari hasil analisis UN dapat diketahui peringkat provinsi berdasarkan jumlah nilai, tingkat ketidaklulusan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, maupun sekolah, dan daya serap kemampuan-kemampuan yang diuji pada setiap mata pelajaran UN.Dari informasi-informasi tersebut Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), Pengawas, Kepala Sekolah, dan Guru dapat menentukan program-program peningkatan mutu yang dapat dilakukan, baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota, maupun sekolah.
A. Peran P4TK
pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan, dalam memanfaatkan hasil Ujian Nasional P4TK berperan antara lain dalam : Penyusunan program pengembangan dan pemberdayaan pendidik
dan tenaga kependidikan dengan memanfaatkan hasil UN
Memberi informasi hasil analsis UN baik di tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota dalam upaya peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
Memfasilitasi pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan
tenaga kependidikan.
Penyelenggaraan diklat yang dilakukan oleh P4TK dalam memanfaatkan hasil UN ditujukan untuk melatih peer group atau guru-guru inti dari berbagai daerah yang kelak menjadi ujung tombak dalam menggerakan Kelompok Kerja Guru dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran agar dapat berjalan optimal.
B. Peran LPMP
Dalam memanfaatkan hasil analisis UN, LPMP sebagai lembaga penjamin mutu pendidikan yang berstandar nasional dan berwawasan global, LPMP dapat dikatakan sebagai motor utama yang bertugas melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan standar nasional, antara lain :
Melakukan pemetaan mutu pendidikan pada setiap provinsi yang
ada di Indonesia
Menjadi pusat data dan sistem informasi mutu pendidikan di
Melakukan supervisi terhadap satuan pendidikan dalam
pencapaian standar mutu pendidikan nasional dengan memanfaatkan hasil analisis UN.
Memfasilitasi sumberdaya pendidikan dalam meningkatkan mutu
pembelajaran dan pendidikan di setiap provinsi. C. Peran Kepala Sekolah
Sekolah juga dapat mengambil manfaat dari hasil UN. Melalui hasil UN, sekolah dapat mengetahui mutu pendidikan di sekolahnya dan dapat menggunakannya dalam menyusun program-program sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Peringkat sekolah, jumlah kelulusan/ketidaklulusan di setiap sekolah, dan daya serap kemampuan dari mata pelajaran yang diujikan dalam UN di setiap sekolah, dapat dimanfaatkan sebagai umpan balik bagi sekolah untuk menentukan hal-hal berikut :
menentukan program pendidikan yang tepat untuk setiap tingkat
kelasnya;
menentukan perlu tidaknya menyediakan atau meningkatkan
sarana/prasarana belajar yang memadai untuk mencapai hasil belajar peserta didik secara maksimal menentukan metode pengajaran yang tepat bagi para guru di sekolahnya;
memperbaiki sistem evaluasi untuk mengungkap kemampuan
belajar para peserta didiknya;
memberi kesempatan kepada para guru untuk membekali diri
D. Peran Guru
Profesionalisme dan kemampuan guru memegang peranan penting dalam menentukan mutu pendidikan di sekolah, karena guru lah yang paling bertanggungjawab atas keberhasilan peserta didiknya dalam UN. Dalam hal ini guru juga memberi sumbangan untuk kegagalan atas ketidak lulusan peserta didik. Untuk itu diperlukan interaksi dalam proses belajar mengajar antara guru dan peserta didik untuk mengetahui kekurangan/kelebihan masing-masing fihak, karena peningkatan mutu sekolah menjadi tanggung jawab sekolah. Melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai agen-agen P4TK dapat menyelenggarakan kegiatan pelatihan-pelatihan secara efektif dalam memanfaatkan hasil analisis UN, dengan melakukan koordinasi dan menjalin jaringan dengan P4TK, perguruan tinggi, dan asosiasi-ososiasi guru mata pelajaran. Dalam hal ini P4TK yang merancang standar dan model pelatihan, termasuk menyusun bahan ajar bagi penyelenggara diklat.
Mengetahui hasil UN seperti peringkat sekolah, jumlah ketidaklulusan peserta didik, dan daya serap kemampuan-kemampuan pada mata pelajan yang diujikan dalam UN, guru dapat menjadi umpan balik bagi guru dalam memperbaiki strategi pengajaran sebagai berikut.
Melalui informasi penguasaan materi kemampuan-kemampuan
pada mata pelajaran yang diujikan dalam UN guru dapat mengetahui sejauhmana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkannya, baik secara kelompok maupun individual. Dalam hal ini guru mempunyai tanggungjawab yang besar dalam meningkatkan kemampuan kemampuan yang dianggap lemah dikuasai peserta didiknya.
Guru dapat memperbaiki metode/strategi pengajaran dalam
Dalam upaya menjaga performasi dan kemampuan peserta didik,
dibutuhkan sistem evaluasi/penilaian yang baik. Guru memegang peranan penting dalam menyiapkan dan melaksanakan evaluasi/penilaian khususnya di kelas.
PETUNJUK TEKNIS
PEMANFAATAN DATA HASIL ANALISIS UJIAN NASIONAL
D
ata Ujian Nasional (UN) diperoleh dari laporan resmi setiap Kantor Dinas, yangmencakup nama sekolah, jumlah peserta UN yang lulus, rata-rata nilai UN dan peringkat sekolah. Data tersebut diolah dan dianalisis oleh Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Diknas untuk menyusun dokumen yang berisi informasi tentang Persentase Ketidaklulusan, Nilai Rata-rata Ujian Nasional, dan Daya Serap (Penguasaan Materi) mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional di setiap provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah. Terdapat dua jenis dokumen yang dapat digunakan dalam memanfaatkan hasil UN yang
dikeluarkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Diknas yaitu berupa cetakan dengan
Hasil UN selama ini lebih banyak digunakan sebagai penentu kelulusan dan sertifikasi daripada untuk perbaikan dan peningkatan pembelajaran di sekolah.
B. Permasalahan
Panduan ini disusun dengan alasan:
• sampai saat ini belum dimanfaatkan dan didayagunakannya hasil analisis UN pada satuan pendidikan yang merupakan gambaran umum dari pencapaian program pendidikan nasional dalam upaya peningkatan mutu pendidikan;
• kemampuan guru dalam mengajar maupun penguasaan materi ajar yang rendah membawa dampak yang besar terhadap mutu peserta didiknya. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya penetapan batas nilai lulus UN, masih tingginya angka ketidaklulusan peserta didik dalam mengikuti UN, dan daya serap kemampuan siswa dalam menjawab konsep materi masih rendah; • keikutsertaan Indonesia dalam survey internasional seperti The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS), Programme for International Student Assessment (PISA), The Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS), dan East Asia Learning Achievement Study
(EALS), menunjukkan Indonesia masih menduduki posisi yang rendah jauh di bawah negara tetangga Malaysia dan Thailand;
Sehubungan dengan hal tersebut di atas guna menjamin mutu pendidikan maka kegiatan pendidikan dan pelatihan, supervisi dan monitoring perlu dilakukan secara berkesinambungan.
C. Tujuan
Tujuan penyusunan Panduan Pemanfaatan Hasil UN ini adalah sebagai acuan bagi LPMP dalam memanfaatkan hasil analisis UN yang dikeluarkan Pusat Penilaian
peningkatan mutu pendidikan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, maupun
di tingkat sekolah, agar peserta didik memiliki kemampuan daya saing gobal dan
menghasilkan lulusan yang handal dan berkualitas.
3
BAB II
HASIL UJIAN NASIONAL DAN PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN
UN merupakan salah satu kegiatan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik
pada akhir satuan pendidikan (SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK) yang dilakukan secara
nasional. Melalui kegiatan ini dapat diketahui pencapaian hasil belajar setiap peserta
didik, dan pencapaian tujuan pembelajaran pada tingkat sekolah, kabupaten/kota,
provinsi maupun nasional berdasarkan standar nasional.
Pelaksanaan UN SMP/MTs, SMA/MA dan SMK tahun pelajaran 2005/2006 diatur dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2005 tanggal 13 Oktober 2005. Berdasarkan keputusan tersebut, dalam UN tahun pelajaran 2005/2006 peserta didik dinyatakan lulus apabila memenuhi dua kriteria
yaitu mengikuti seluruh mata pelajaran yang diujikan, dan memiliki nilai lebih besar
dari 4,25 untuk setiap mata pelajaran yang diujikan.
Hasil UN selama ini lebih banyak digunakan untuk penentuan kelulusan dan sertifikasi. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, maka pada tahun anggaran
hasil analisis UN untuk perbaikan pembelajaran di sekolah dan peningkatan mutu
pendidikan secara nasional.
Bagi para pengelola pendidikan mulai kepala sekolah, guru, pengawas, Kepala
Dinas provinsi/kabupaten/kota, Direktur Direktorat Pembinaan Diklat bahkan Menteri
sekalipun dapat mengambil manfaat dari hasil UN dalam upaya meningkatkan mutu
4
pendidikan. Melalui pemanfaatan hasil ujian pengelola pendidikan dapat menemukan
jawaban dari permasalahan berikut :
• apakah program pendidikan yang ditetapkan sudah tepat untuk suatu jenjang
atau satuan pendidikan;
• apakah alat/sarana dan prasarana belajar sudah memadai untuk mencapai hasil
belajar yang maksimal dari peserta didik;
• apakah metode pembelajaran yang disarankan dalam petunjuk bagi guru sudah
tepat;
• apakah alat penilaian untuk mengungkap perolehan belajar peserta didik yang
digunakan sudah tepat; dan
• apakah kualitas pendidikan sudah tersebar secara merata.
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) sebagai lembaga penjamin mutu pendidikan mempunyai tugas antara lain melaksanakan penjaminan mutu pendidikan
dasar dan pendidikan menengah di tingkat provinsi berdasarkan kebijakan Menteri
lembaga lain di lingkungan Depdinas/Depag dalam mengembangkan programprogram
peningkatan mutu sekolah, sistem penilaian, termasuk instrumen
penilaiannya. Profil sekolah dapat menjadi acuan dalam menyusun program peningkatan mutu pendidikan dan salah satunya adalah dengan memanfaatkan hasil
UN.
Secara nasional persentase kelulusan peserta UN cukup tinggi, namun tidak menutup kemungkinan tingginya persentase kelulusan pada semua satuan pendidikan tersebut telah terjadi pelanggaran dan penyimpangan tata tertib pelaksanaan UN. Walaupun sejak tahun 2006 untuk meningkatkan validitas dan
5
objektivitas hasil UN, BSNP selaku penyelenggara UN telah membentuk tim pemantau independen di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah/madrasah
yang bertugas memantau pra, saat dan setelah penyelenggaraan UN. Bahkan untuk
UN 2007 Mendiknas menyatakan akan memuat aturan yang lebih ketat yang akan
dituangkan dalan Buku Prosedur Operasi Standar, bahwa Depdiknas juga akan
menerjunkan aparat inspektorat jenderal ke lapangan menjelang dan selama UN
berlangsung dan memberi sanksi kepada peserta, pengawas, guru dan pihak lain
yang melanggar tata tertib dengan ancaman pidana.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Heru Widiatmo Ph.D (Puspendik, 2006) tentang Indeks Objektivitas (cheating) pelaksanaan UN 2006
ditemukan
yang menggunakan paket x (salah satu paket yang digunakan) menunjukkan
cheating index pada mata pelajaran Bahasa Inggris jurusan IPA adalah sebesar
0,25187. Ini berarti satu di antara empat peserta didik SMA jurusan IPA yang mengikuti UN 2006 patut diduga telah melakukan cheating (menyontek). Hal ini
tentunya sangat memprihatinkan, dan berdampak sangat besar pada rasa keadilan
dan kejujuran peserta tes serta merusak tujuan UN itu sendiri, yang pada akhirnya
akan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat pada penyelenggaraan UN.
Kondisi seperti yang diuraikan di atas menjadi pekerjaan rumah bagi para pengelola pendidikan termasuk Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) untuk
mengambil langkah-langkah perbaikan, agar hal tersebut tidak terulang kembali.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan LPMP adalah memanfaatkan hasil UN untuk
perbaikan mutu pendidikan di Indonesia. Melalui hasil analisis UN dapat diketahui
sejauhmana penguasaan materi pelajaran atau kompetensi yang harus dikuasai
sesuai dengan tuntutan standar kompetensi lulusan yang ditetapkan secara nasional.
6
Berikut ini akan disajikan hasil-hasil UN 2006 yang meliputi: persentase ketidaklulusan UN SMP/MTs, SMA/MA dan SMK tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota, dan sekolah; nilai hasil UN SMP/MTs, SMA/MA dan SMK tingkat
ujian nasional dalam meningkatkan mutu pendidikan; dan penguasaan materi (daya
serap) di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Diknas, Nilai Ujian Nasional SMP/MTs, SMA/MA dan SMK Tahun Pelajaran 2005/2006, Jakarta : Puspendik, 2007 Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Diknas, Indeks Objektivitas Ujian Nasional
SMP/MTs, SMA/MA dan SMK Tahun Pelajaran 2006/2007, Jakarta : Puspendik, 2006
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengujian, Balitbang Diknas,
Manual
Item and Test Analysis, Jakarta : Pusisjian, 1999.