• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN D"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI ALAT PERAGA BENDA-BENDA KONKRIT

SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR NEGERI 3 MEKARSARI KECAMATAN CIMERAK KABUPATEN PANGANDARAN

ABSTRAK

TATI ROHMAYATI, S.Pd.SD. NIP. 196010261979122005 Judul; Meningkatkan Hasil Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Melalui Alat Peraga Benda-Benda Konkrit Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri 3 Mekarsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran.

Kata Kunci: Penjumlahan dan pengurangan, dan Alat Peraga, Benda-benda Konkrit

(2)

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha manusia untuk menyiapkan diri dalam perananya dimasa akan datang. Pendidikan dilakukan tanpa ada batasan usia, ruang dan waktu yang tidak dimulai atau diakhiri di sekolah, tetapi diawali dalam keluarga dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat, yang hasilnya digunakan untuk membangun kehidupan pribadi agama, masyarakat, keluarga dan negara. Merupakan suatu kenyataan bahwa pemerintah dalam hal ini diwakili lembaga yang bertanggung jawab didalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, akan tetapi pendidikan menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat.

Rendahnya mutu pendidikan atau output yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga pendidikan formal menjadi salah satu keprihatinan yang dilontarkan banyak kalangan. Dalam hal ini yang menjadi kambing hitam adalah guru dan lembaga pendidikan tersebut, orang tua tidak memandang aspek keluarga dan kondisi lingkungannya. Pada hal lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar sangat menentukan terhadap keberhasilan pendidikan.

Memasuki pertengahan semester I tahun 2015, ketika diadakan ulangan semester mulai tampak timbul suatu masalah. Sewaktu ulangan jatuh pada mata pelajaran Matematik, sebagian siswa merasa tidak bisa mengerjakan. Akhirnya nilai yang diperoleh oleh siswa Kelas I dalam pelajaran matematika khususnya dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan. Nilai dari 20 siswa sebagai berikut: (1) 80-100 Amat baik ada 5 siswa = 25 %. (2) 55-79 Cukup ada 10 siswa =10 %. (3) 0-54 Kurang ada 10 siswa =50 %. Dengan kondisi nilai tersebut diatas guru sebagai peneliti merasa pembelajaran matematika di Kelas I kurang berhasil.

Selama ini peneliti sudah menggunakan berbagai macam metode untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, tetapi hasilnya masih belum memuaskan. Agaknya memang strategi/pendekatan-pendekatan saja belum cukup untuk menghasilkan perubahan. Meier (2002 : 54) mengatakan bahwa belajar adalah berkreasi bukan mengkonsumsi. Pengetahuan bukanlah suatu yang diserap oleh pembelajaran, melainkan sesuatu yang diciptakan oleh pembelajar.

Pembelajaran terjadi ketika seseorang pembelajar memadukan pengetahuan dan keterampilan baru kedalam struktur dirinya sendiri yang telah ada. Belajar berharfiah adalah menciptakan makna baru, sejauh ini pendidikan kita didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu diperlukan strategi belajar baru yang memberdayakan siswa sebuah strategi belajar tidak mengharuskan siswa menghafalkan fakta-fakta tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri.

(3)

dapat melepas keterkaitannya dengan pendidikan Taman Kanak-Kanak sebelumnya, karena itu benda-benda disekitar sekolah sangat membantu proses pembelajaran siswa.

Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas peneliti ingin meningkatkan kemampuan siswa dalam mengoperasioanalkan penjumlahan dan pengurangan dengan bantuan benda-benda konkrit siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri 3 Mekarsari.

2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui sejauh mana:

1. Kontribusi penggunaan alat peraga benda-benda konkrit terhadap proses pembelajaran penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I SD Negeri 3 Mekarsari.

2. Kontribusi penggunaan alat peraga benda-benda konkrit terhadap situasi pembelajaran penjumlahan dan pengurangan datar siswa kelas I SD Negeri 3 Mekarsari.

3. Kontribusi penggunaan alat peraga benda-benda konkrit terhadap hasil pembelajaran penjumlahan dan pengurangan datar siswa kelas I SD Negeri 3 Mekarsari.

B. METODE PENELITIAN 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas I Semester I SD Negeri 3 Mekarsari Kecamatan Cimerak tahun pelajaran 2015/2016. Jumlah siswa Kelas I sebanyak 25 siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.

2. Metode Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan berdasarkan bentuk data yang diperoleh. Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam pembelajaran Matematika khususnya mengopersionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan dilakukan dengan teknik Observasi, diskusi dan evaluasi hasil belajar yang hasilnya akan dilaksanakan dalam bentuk skor. Sebelum dilaksanakan pelaksanaan tindakan kelas peneliti mengidentifikasi masalah pembelajaran Matematika Kelas I dilanjutkan dengan upaya pemecahan masalah yang dihadapi Guru dan siswa.

Diskusi dilaksanakan bersama 2 orang pengamat yang membantu pelaksanaan kegiatan penelitian, pengamat melakukan pencatatan terhadap semua kegiatan siswa, kreatifitas siswa, perhatian siswa terhadap pelajaran, penggunaan alat-alat bantu pembelajaran, kedisiplinan siswa, keberanian siswa dalam menyelesaikan masalah, keberanian dalam mengemukakan pendapat, penilaian terhadap siswa. Dari hasil catatan pengamat ini kemudian didiskusikan bersama peneliti agar dalam kegiatan selanjutnya berjalan lebih efektif.

(4)

memiliki kemampuan yang lebih dengan siswa yang memiliki kemampuan yang cukup, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan lebih lambat dari teman yang lainnya diberi kesempatan yang lebih besar agar siswa tersebut dapat mengejar ketinggalannnya dari siswa yang lain. Kegiatan akhir pembelajaran berupa penilaian yang ditentukan dengan skor dengan tujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran dalam 1 pertemuan, dari masing–masing pertemuan kemudian diakumulasi kan dalam bentuk tabel untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pembelajaran Matematika dalam setiap pertemuan.

Dari hasil observasi ini peneliti banyak menemukan masalah–masalah pada siswa Kelas I diantaranya siswa sebagian besar belum bisa mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan. Akhirnya peneliti mencoba untuk mengatasi masalah yang dialami siswa Kelas I dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan alat bantu benda-benda konkrit di sekitar sekolah. Benda – benda kongkrit di sekitar sekolah yang peneliti gunakan adalah biji kacang, kerikil, buah nyamplung. Sedangkan penilaian dilakukan setiap pada setiap akhir pertemuan dalam pembelajaran yang berfungsi untuk menguji sejauh mana keberhasilan pembelajaran Matematika dengan menggunakan alat bantu benda-benda kongkrit di sekitar sekolah.

3. Metode Analisis Data

Data hasil penelitian yang terkumpul berasal dari data observasi, diskusi dan evaluasi. Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian mengikuti langkah Hopkins (1993:151) dengan tiga tahap analisis yaitu tahap kategorisasi, validasi dan intepretasi data.

Kategorisasi data dilakukan dengan memilih-milih data yang terkumpul berdasarkan kategori tertentu yang di tetapkan. Kategori yang dimaksud meliputi konsepsi awal siswa, jenis pertanyaan siswa, eksplorasi siswa, aktivitas siswa, penilaian akhir siswa.

Adapun untuk memperoleh data kuantitatif dilakukan dengan mengukur pencapaian hasil belajar siswa terhadap materi penjumlahan dan pengurangan melalui test formatif baik pre-test maupun post-test dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

M =

FX

N

Σ FX = jumlah nilai siswa N = jumlah siswa M = rata-rata (mean)

(5)

penilaian sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan sesudah dilaksanakan penelitian tindakan kelas, agar dapat digunakan untuk menarik satu kesimpulan, sehingga kesimpulan yang diperoleh benar-benar valid, sahih dan objektif.

Adapun hasil seluruh evaluasi siklus I dan siklus II bisa dilihat pada tabel rekapitulasi di bawah ini:

Tabe 4.2

Rekapitulasi Hasil Nilai Siklus I dan Siklus II

Hasil Pra

Rata-rata Kelas 62 63 66 70 90

Nilai Tertinggi 90 90 95 95 100

Nilai Terendah 20 50 55 60 60

Tuntas (%) 36% 48% 68% 72% 92%

Nilai Terendah 20 50 55

(6)

a. Pembahasan Siklus I

Penggunaan alat peraga pada siklus I cukup efektif untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap materi penjumlahan dan pengurangan. Guru sudah berusaha mengikuti rencana perbaikan yang telah dirancang dan disusun berdasarkan kekurangan pada proses pembelajaran awal.

Namun pada siklus I ini masih terdapat kelemahan yaitu guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab dan bertanya. Guru tidak memberikan penguatan terhadap materi pada akhir kegiatan pembelajaran sehingga akibatnya siswa masih belum sepenuhnya memahami karena tidak mendapatkan penjalasan lanjutan atau penguatan dari guru. Siswa yang tuntas belajar adalah 68% pada siklus I dari sebelumnya 36% pada hasil nilai pra tindakan. Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar adalah 32% dari sebelumnya 64% pada hasil nilai pra tindakan. Untuk lebih jelasnya bisa lihat grafik dibawah ini.

Grafik 4.1

Hasil Nilai Evaluasi Siswa Siklus I

TUNTAS TIDAK TUNTAS

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

68%

32%

b. Pembahasan Siklus II

Kegiatan pembelajara pada siklus II ini sudah mengalami kemajuan. Keaktifan siswa sudah mulai terlihat, kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran serta kekondusifan suasana pembelajaran sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat, dalam penyajian temuannya sudah mulai terlihat begitu pula dalam mengerjakan tugas di papan tulis. Selain itu siswa sudah mulai berani bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Suasana diskusi antar siswa pun sudah terlihat baik.

Pada siklus ini perbaikan pembelajaran berjalan dengan baik. Guru penuh dengan komitmen melaksanakan seluruh kegiatan pada rencana perbaikan yang telah disusun. Guru memperbaiki kelemahan dari perbaikan pembelajaran siklus I dengan memberikan siswa kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan memberi penguatan terhadap materi pelajaran di akhir pembelajaran.

(7)

untuk mencapai nilai target yaitu KKM. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada grafik dibawah ini.

Grafik 4.2

Peningkatan Hasil Evaluasi Nilai Siswa Siklus I ke Siklus II

SIKLUS I SIKLUS 2

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang upaya meningkatkan kemampuan siswa Kelas I dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan pada pembelajaran Matematika dengan bantuan benda kongkrit dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan alat peraga benda-benda konkrit, proses, situasi dan hasil belajar penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I SD Negeri 3 Mekarsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran meningkat lebih baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi siklus I menunjukkan standart ketuntasan belajar mencapai 68 % meningkat menjadi 92% pada siklus II sehingga hampir seluruh siswa mengalami ketuntasan belajar dan hanya 8% saja yang tidak tuntas belajar.

2. Saran

Dengan mengacu pada temuan dari penelitian tindakan ini disampaikan beberapa saran penyampaian saran ini merupakan sumbangan pemikiran bagi peneliti untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di Kelas I SD Negeri 3 Mekarsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran, khususnya pembelajaran Matematika sebagai berikut :

1. Pendidikan yang dilakukan harus berwawasan lingkungan, karena lingkungan banyak menyediakan alat bantu pembelajaran.

2. Alat bantu pembelajaran tidak harus dibeli dengan harga yang mahal, benda-benda lingkungan sekitar dapat diperoleh dengan mudah dan dikenal oleh siswa.

3. Guru sebaiknya memberikan kesempatan pada siswa untuk mencari alat bantu benda-benda kongkrit disekitar sekolah sesuai dengan keinginannya.

(8)

E. DAFTAR PUSTAKA

Abu, E. 1996. Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar. Jakarta: Balai Pustaka

Krismiantini&Dyan, I. 2008. Dunia Matematika. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Hopkins, D. 1993. A Teacher Guide To Classroom Research Buckingham : Open Unuversity Press.

Hamalik. 2002. Pendekatan Guru Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Algensondo

Meier. 2002 Active Learning. Boston ; Allyn and Bacon.

Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Bandung, Rosda Karya. Nasution. 1982. Didaktik Asas-asa Mengajar. Bandung: Janmer

Gambar

Tabel 4. 2Hasil Nilai Evaluasi Siklus II
Grafik 4.1Hasil Nilai Evaluasi Siswa Siklus I
Grafik 4.2Peningkatan Hasil Evaluasi Nilai Siswa Siklus I ke Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa ungkapan kebahasaan yang penulis ulas dalam makalah ini dapat disimpulkan beberapa hal, bahwa (1) Secara bentukan bahasa, ungkapan-ungkapan

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat dan karunia-Nya karya tulis ilmiah yang berjudul “Karakteristik Penderita

Dalam memahami kebutuhan dan keberadaan konsumen atau pelanggan tersebut, maka perusahaan dapat melakukan pendekatan kepada pelanggan dan juga mempengaruhi konsumen atau

[r]

[r]

[r]

Pen di dik an ke aga ma an yang diberikan kepada anak jalanan secara khusus belum ada, karena anak jalanan yang menjadi sasaran pe ne li ti an di Kota Medan, me re- ka

[r]