BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan disajikan mengenai hasil pengumpulan data dan
lembar observasi yang diperoleh sejak tanggal 28 Juli sampai dengan 08
Agustus 2012. Pengambilan data dilakukan di Ruang Hemodialisis Rumah
Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Langkah awal pengumpulan data yaitu dengan mengidentifikasi
besarnya populasi dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
management RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo, cara pengumpulan data
yang dilakukan dengan dokumentasi yaitu cara mengambil data yang
berasal dari dokumen asli dimana dokumen asli yang dimaksud adalah
daftar periksa pasien hemodialisis, kemudian peneliti mengisi lembar
observasi dengan melihat daftar periksa tersebut.
Hasil dari pengumpulan lembaran observasi tersebut kemudian
dikumpulkan dan diadakan pengelompokkan data sesuai kriteria objektif.
Adapun kadar Ureum normal : 7 – 20 mg/dl dan tidak normal : > 7 – 20
mg/dl, dan kadar Kreatinin normal : 0,6 – 1,2 mg/dl dan tidak normal :
> 0,6 – 1,2 mg/dl.
Dari hasil pengelompokan data yang dilakukan, kemudian akan
disajikan dalam bantuk distribusi frekuensi meliputi karakteristik responden
dan hasil analisa hubungan antara variabel independent dengan variabel
dependent, serta uji paired T . Pada Pre dan Post test yang tergambar secara
berurutan dengan pola analisis yang telah direncanakan yaitu dengan
1. Karakteristik Umum Responden a. Analisis Univariant
Analisis univariant dalam penelitian ini akan
menggambarkan distribusi frekuensi data demografi dari
responden dengan melihat umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan
agama.
1) Karakteristik responden berdasarkan Umur Tabel 5.1
Karakteristik Responden berdasarkan Umur Pasien di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar
Agustus 2012
Umur n %
21 - 30 1 2.4
31 - 40 5 12.2
41 - 50 20 48.8
51 - 60 11 26.8
60 4 9.8
Total 41 100.0
Sumber : Data Sekunder 2012
Grafik 5.1
umur 0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
21 - 30 31 - 40 41 - 50 51 - 60 > 60
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi umur
pasien di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo
Makassar yaitu, jumlah umur 21 – 30 sebanyak 1 orang ( 2,4 %), umur
31-40 sebanyak 5 orang ( 12,2 %),umur 41 – 50 sebanyak 20 orang ( 48,8% ),
umur 51 – 60 sebanyak 11 orang ( 26,8 % ), dan umur > 60 sebanyak 4
orang ( 9,8 % ).(table 5.1 dan grafik 5.1).
2) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 5.2
Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Pasien di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo
Makassar Agustus 2012
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 27 65,9
Perempuan 14 34,1
Total 41 100,0
Sumber : Data Sekunder 2012
Grafik 5.2
Jenis Kelamin 0
5 10 15 20 25
Laki-laki Perempuan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi jenis
kelamin pasien di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo
Makassar yaitu, jumlah pasien laki-laki sebanyak 27 orang ( 65,9 %) dan
pasien perempuan sebanyak 14 orang ( 34,1 %).(table 5.1 dan grafik 5.2).
Tabel 5.3
Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan Pasien di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo
Makassar Agustus 2012
Pekerjaan n %
PNS 22 53,7
Wiraswasta 19 46,3
Total 41 100,0
Sumber : Data Sekunder 2012
Grafik 5.3
Pekerjaan 17.5
18 18.5 19 19.5 20 20.5 21 21.5 22
PNS
Wiraswasta
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi pekerjaan
pasien di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo
Makassar yaitu, jumlah pasien PNS sebanyak 22 orang ( 53,7 %) dan pasien
wiraswasta sebanyak 19 orang ( 46,3 %).(table 5.1 dan grafik 5.3). Tabel 5.4
Karakteristik Responden berdasarkan Agama Pasien di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar
Agustus 2012
Agama n %
Islam 34 82,9
Kristen 6 14,6
Hindu 1 2,4
Total 41 100,0
Sumber : Data Sekunder 2012
Grafik 5.4
Agama 0
5 10 15 20 25 30
Islam Kristen Hindu
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi Agama
pasien di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo
Makassar yaitu, jumlah agama Islam sebanyak 34 orang ( 82,9 %), agama
kristen sebanyak 6 orang (14,6 %) dan agama Hindu sebanyak 1 orang (2,4
%).(table 5.4 dan grafik 5.4). b. Analisa Bivariat
1) Pengaruh Hemodialisis terhadap kadar Ureum Pre Test dan
Post Test
Tabel 5.5
Distribusi Pengaruh Hemodialisis Terhadap Kadar Ureum Pre Test di Ruang Hemodialisis Rumah
Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar Agustus 2012
Hemodialisi s
Kadar ureum Pre Test Total
p Normal Tidak normal n %
n % n %
0 0 41 100,
0 41 100,0
Jumlah 0 0 41 100,
0 41 100,0 0,000 Sumber : Data Sekunder 2012
Grafik 5.5
hemodialisis 0
0.5 1 1.5 2 2.5
ureum normal ureum tidak normal
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi pengaruh
hemodialisis terhadap kadar ureum Pre Test pasien di Ruang Hemodialisis
Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar yaitu, normal 0 ( 0% ) dan
yang tidak normal sebanyak 41 (100%). (tabel 5.5 dan grafik 5.5). Tabel 5.6
Distribusi Pengaruh Hemodialisis Terhadap Kadar Ureum Post Test di Ruang Hemodialisis Rumah
Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar Agustus 2012
Hemodialisi s
Kadar ureum Post Test Total
p Normal Tidak normal n %
n % n %
26 63, 4
15 36,6 41 100, 0
Jumlah 26 63,
4
15 36,6 41 100, 0
0,00 0 Sumber : Data Sekunder 2012
Grafik 5.6
hemodialisis 0
5 10 15 20 25
normal tidak normal
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi pengaruh
hemodialisis terhadap kadar ureum Post Test pasien di Ruang Hemodialisis
Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar yaitu, normal sebanyak 26
( 63,4% ) dan yang tidak normal sebanyak 15 (36,6%). (tabel 5.6 dan grafik
5.6).
Tabel 5.7
Distribusi Pengaruh Hemodialisis Terhadap Kadar Kreatinin Pre Test di Ruang Hemodialisis Rumah
Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar Agustus 2012
Hemodialisi s
Kadar Kreatinin Pre Test Total
p Normal Tidak normal n %
n % n %
1 2,4 40 97,6 41 100,
0
Jumlah 1 2,4 40 97,6 41 100,
0
0,00 0 Sumber : Data Sekunder 2012
Grafik 5.7
hemodialisis 0
5 10 15 20 25 30 35 40
normal tidak normal
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi pengaruh
hemodialisis terhadap kadar kreatinin Pre Test pasien di Ruang Hemodialisis
Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar yaitu, normal sebanyak 1
( 2,4% ) dan yang tidak normal sebanyak 40 (97,6%). (tabel 5.7 dan grafik
5.7).
Tabel 5.8
Distribusi Pengaruh Hemodialisis Terhadap Kadar Kreatinin Post Test di Ruang Hemodialisis Rumah
Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar Agustus 2012
Hemodialisi s
Kadar Kreatinin Post Test Total
p Normal Tidak normal n %
n % n %
26 63,
4 15 36,6 41 100,0
Jumlah 1 63,
4 40 36,6 41 100,0 0,000 Sumber : Data Sekunder 2012
Grafik 5.8
hemodialisis 0
5 10 15 20 25
normal tidak normal
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi pengaruh
hemodialisis terhadap kadar kreatinin Post Test pasien di Ruang
Hemodialisis Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar yaitu, normal
sebanyak 26 ( 63,4% ) dan yang tidak normal sebanyak 15 (36,6%). (tabel
5.8 dan grafik 5.8).
B. Pembahasan 1. Univariant
Hemodialisis adalah suatu proses cuci darah dengan
menggunakan mesin atau alat untuk membuang zat sisa yang tak dapat
dikeluarkan lagi oleh tubuh yang bersifat toksik. Hemodialisis (HD)
adalah dialysis dengan menggunakan mesin dialiser yang berfungsi
sebagai “ginjal buatan” . Pada HD, darah dipompa keluar dari tubuh,
masuk kedalam mesin dialiser. Di dalam mesin dialiser, darah
dialisat ( suatu cairan khusus untuk dialysis ), lalu dialirkan kembali ke
dalam tubuh. Proses HD dilakukan 1-3 kali seminggu dirumah sakit dan
setiap kalinya membutuhkan waktu sekitar 2-4 jam ( Ratna Mahdina,
2011).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi
umur pasien di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Wahidin
Sudirohusodo Makassar yaitu, jumlah umur 21 – 30 sebanyak 1 orang
( 2,4 %), umur 31- 40 sebanyak 5 orang ( 12,2 %),umur 41 – 50
sebanyak 20 orang ( 48,8% ), umur 51 – 60 sebanyak 11 orang (26,8
%), dan umur > 60 sebanyak 4 orang ( 9,8 % ). Ketika usia semakin
bertambah akan terjadi penurunan fungsi tubuh secara bertahap
termasuk di dalamnya adalah fungsi ginjal akan menurun. Gagal ginjal
adalah keadaan kedua ginjal tidak mampu menjalankan fungsinya.
Penderita dapat merasakan kelainan pada dirinya jika fungsi ginjal
menurun sekitar 25 persen. Bahkan, untuk penderita yang masih muda
bisa dibawah 10 persen. Pada umumnya pasien baru ke rumah sakit
atau dokter bila sudah berada dalam tahap terminal, gagal ginjal
memang tergolong penyakit dengan gejala kurang jelas, khususnya
pada stadium awal. Penyakit ini umumnya berlangsung bertahap,
selama bertahun-tahun (Dr. Rully, Ph.D., Sp.PD-KGH).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi
jenis kelamin pasien di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Wahidin
Sudirohusodo Makassar yaitu, jumlah pasien laki-laki sebanyak 27
Gagal ginjal bisa menyerang setiap orang baik laki-laki maupun
perempuan, tanpa memandang tingkat ekonomi. Bila gejala diketahui
sedini mungkin, penderita bisa mendapat bantuan untuk mengubah atau
menyesuaikan gaya hidup. Untuk memperlambat atau menghentikan
kegagalan ginjal tersebut tergantung dari sebabnya.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi
pekerjaan pasien di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Wahidin
Sudirohusodo Makassar yaitu, jumlah pasien PNS sebanyak 22 orang
( 53,7 %) dan pasien wiraswasta sebanyak 19 orang ( 46,3 %). ??? Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi
Agama pasien di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Wahidin
Sudirohusodo Makassar yaitu, jumlah agama Islam sebanyak 34 orang
( 82,9 %), agama kristen sebanyak 6 orang (14,6 %) dan agama Hindu
sebanyak 1 orang (2,4 %). ??? 2. Bivariat
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi ureum
(tabel 5.5). Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kadar ureum
semua responden yang didapatkan sebelum hemodialisis (Pre Test)
semuanya meningkat (tidak normal) 0 (0%). Sedangkan kadar ureum
semua responden yang didapatkan setelah hemodialisis (Post Test) yang
kembali normal atau mengalami penurunan sebanyak 26 orang (63,4%)
dan yang tidak normal sebanyak 15 orang (36,6%).
Penurunan yang terjadi 26 orang adalah penurunan dari pre test
tapi belum menunjukkan nilai normal atau masih meningkat jika
dibandingkan dengan nilai normal ureum. Sedangkan yang tetap tidak
hemodialisis sangat berperan dalam perubahan kadar ureum klien gagal
ginjal kronik.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi
kreatinin (tabel 5.7). Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa
kadar kreatinin semua responden yang didapatkan sebelum hemodialisis
(Pre Test) didapatkan yang normal 1 orang (2,4%) dan yang tidak
normal sebanyak 40 orang (97,6%). Sedangkan kadar kreatinin semua
responden yang didapatkan setelah hemodialisis (Post Test) yang
kembali normal atau mengalami penurunan sebanyak 26 orang (63,4%)
dan yang tidak normal sebanyak 15 orang (36,6%).
Berdasarkan distribusi Perubahan Rerata hasil Uji Statistik
ditemukan perbedaan rerata kadar ureum sebelum dan sesudah