v Sari Pati
Tulisan ini mendeskripsikan pelaksanaan tradisi ngejot sebagai modal budaya yang
sudah ada sebelum kekristenan masuk ke desa Galungan guna membangun integrasi di
tengah masyarakat yang berbeda agama di desa Galungan. Mayoritas penduduk Bali
beragama Hindu, namun pada kenyataannya Bali sangatlah majemuk karena terdiri atas
berbagai agama. Hidup bersama di tengah masyarakat yang serba multi (beragam) memang
tidak mudah. Situasi serba multi dapat menjadi potensi konflik yang pada akhirnya
menimbulkan disintegrasi di tengah masyarakat. Situasi ini pernah terjadi di desa Galungan,
Buleleng, Bali. Ketika kekristenan masuk ke desa Galungan masyarakat mulai terpecah
karena perbedaan agama yang dianut penduduknya. Namun, situasi tersebut kini sudah
berubah. Kehidupan keberagamaan masyarakat Hindu dan Kristen sudah berubah dari
eksklusif menjadi multikultural. Interaksi sosial berjalan dengan baik bahkan tidak ada lagi
sanksi yang diberikan kepada masyarakat Hindu yang berinteraksi dengan masyarakat
Kristen. Ngejot merupakan tradisi saling bertukar makanan yang dilaksanakan masyarakat
Hindu dan Kristen apabila ada upacara yang sifatnya suka-duka, seperti pernikahan, upacara
syukuran, upacara telu bulanan. Melalui ngejot hubungan kekeluargaan antara masyarakat
yang berbeda agamanya semakin dipupuk sehingga jarak sosial diantara masyarakat Hindu
dan Kristen di desa Galungan semakin sempit dan tercipta hubungan yang harmonis di tengah