• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi Melalui Daftar Negatif Investasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Hukum Terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi Melalui Daftar Negatif Investasi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila sebagai landasan filosofis bangsa Indonesia yang mengandung

cita-cita luhur dan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam

menjalankan perekonomian bangsa Indonesia. Cita-cita bangsa Indonesia

sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan bangsa

Indonesia adalah untuk mewujudkan kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat

Indonesia. Sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945

(selanjutnya disebut UUD NRI Tahun 1945) bahwa Perekonomian disusun

sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.

Negara Indonesia bercita-cita mewujudkan masyarakat yang adil makmur

berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 harus diwujudkan melalui

pembangunan perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi. Wujud

pembangunan ekonomi tersebut dapat dilakukan melalui penanaman modal.

Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik

oleh penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik

Indonesia.1

1

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Pasal 1 Angka 1 Kegiatan penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan untuk

melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam

(2)

negeri dilakukan salah satunya dilakukan melalui kegiatan usaha mikro kecil

menengah dan koperasi (selanjutnya disebut UMKMK), dimana pelaku ekonomi

nasional yang mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan

perekonomian karena kegiatan usahanya mampu memperluas lapangan pekerjaan

dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas kepada masyarakat.

Usaha mikro, kecil, menengah (selanjutnya disebut UMKM) umumnya

dikenal sebagai usaha yang memiliki kriteria sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(selanjutnya disebut Undang-Undang UMKM). UMKM bertujuan untuk

menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun

perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.2 Usaha

kecil menengah dan koperasi di dunia internasional dikenal dengan istilah Small

and Medium Enterprise (SMEs), secara umum memiliki kondisi yang serupa di

seluruh dunia. Pelaku usaha ini tergolong mereka yang berjumlah banyak di

semua negara, dan cenderung memberikan kontribusi yang signifikan dalam

perekonomian negara tersebut.3

Peningkatkan investor asing di era globalisasi tentunya akan memberikan

suatu persaingan bagi UMKMK yang seharusnya mendorong UMKM untuk lebih

mengembangkan kualitas. Namun perlu diberikan suatu bentuk perlindungan

hukum bagi para pelaku usaha UMKMK dalam hal ini sebagai cara agar dapat

bersaing dalam perekonomian global. Undang-undang tentang penanaman modal

2

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi.

3

(3)

mencantumkan daftar negatif investasi sebagai daftar yang akan menjadi panutan

untuk pelaku penanam modal untuk berinvestasi di Indonesia. Teori dari A. Lewis

(suplai tenaga kerja tak terbatas), kondisi kelebihan tenaga kerja di pedesaan akan

menciptakan arus manusia terus menerus dari pedesaan ke perkotaan. Apabila

kegiatan diperkotaan tidak mampu menyerap pendatang-pendatang tersebut,

jumlah pengangguran akan meningkat dan akan muncul banyak masalah sosial

terkait di perkotaan. Oleh sebab itu kegiatan-kegiatan nonpertanian di pedesaan,

terutama industri sangat diharapkan berfungsi sebagai sumber penyerapan

kelebihan penawaran tenaga kerja di sektor pertanian, sehingga bisa membatasi

arus migrasi ke perkotaan; dalam hal ini UMKM di pedesaan dapat memainkan

peranan yang krusial.4

Perwujudan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD

NRI Tahun 1945 perlu dilaksanakan suatu pembangunan ekonomi nasional yang

berkelanjutan dan berlandaskan demokrasi ekonomi untuk mencapai tujuan

bernegara. Bahwa dalam menghadapi perubahan perekonomian global dan

keiikutsertaan Indonesia dalam berbagai kerjasama internasional perlu diciptakan

iklim penanaman modal yang kondusif, promotif, memberikan kepastian hukum,

keadilan dan efisien dengan tetap memperhatikan ekonomi nasional. Oleh sebab

itu penanaman modal harus menjadi bagian dari penyelenggaraan perekonomian

nasional dan ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi nasional, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pembangunan

ekonomi meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional

4

(4)

mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan serta mewujudkan kesejahteraan

rakyat.

UMKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan

kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan

dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,

mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas

nasional. Usaha kecil menengah juga berperan sebagai salah satu sumber penting

bagi pertumbuhan PDB dan ekspor nonmigas, khususnya ekspor barang

manufaktur.5

Dinamika UMKM sendiri telah memberikan sumbangan yang signifikan

terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia.6 Menurut laporan World

Bank (2005), gerak UMKM amat vital untuk menciptakan pertumbuhan lapangan

pekerjaan. UMKM cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan

pasang surut dan arah permintaan pasar. UMKM juga mampu menciptakan

lapangan pekerjaan lebih cepat sektor usaha lainnya serta cukup

terdiversifikasikan dan memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan

perdagangan.7

UMKM adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus

memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan

seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha

ekonomi rakyat, dan tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan Badan Usaha

5

Tulus Tambunan, Perekonomian Indonesia Beberapa masalah Penting (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), Hlm. 307.

6

Rachma Fitriati, Menguak Daya Saing UMKM Industri Kreatif (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2015) hlm. 3

(5)

Milik Negara.8 Tiga pilar utama dalam sistem perekonomian Indonesia yang

berfungsi sebagai penyangga perekonomian yaitu Badan Usaha Milik Negara

(BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), termasuk UMKM, dan koperasi

yang mempunyai peranan yang masing-masing sangat spesifik sesuai dengan

kapasitasnya.9

Daftar Negatif Investasi (DNI) sendiri merupakan bagian dalam hukum

penanaman modal yang didalamnya dicantumkan tentang bidang-bidang usaha

yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan yang diatur

dalam Perpres Nomor 39 Tahun 2014. Saat ini juga telah dibahas tentang revisi

Perpres tersebut, lalu apakah dengan adanya pembatasan penanaman modal dalam

Perpres Nomor 39 Tahun 2014 tersebut memberikan perlindungan bagi UMKMK Upaya peningkatan penanaman modal di Indonesia dalam rangka

pelaksanaan komitmen negara Indonesia yang tergabung dalam Association of

Southest Asian Nation / ASEAN Economic Community (AEC) dengan berbagai

fasilitas dan beberapa kemudahan yang diberikan kepada para penanaman modal

asing maupun dalam negeri, maka pemerintah juga menetapkan bidang usaha

atau jenis usaha yang terbuka bagi kegiatan penanaman modal dan bidang usaha

atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan yang

termuat dalam daftar negatif investasi. Pengaturan tentang daftar negatif investasi

tersebut dicantumkan dalam Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang

Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan

Persyaratan (selanjutnya disebut Perpres Nomor 39 Tahun 2014).

8

Suhardi, Hukum Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia

(Jakarta:PT.Akademia,2012), hlm. 5.

9

(6)

Pengembangan penanaman modal bagi UMKMK menjadi bagian dari

kebijakan dasar penanaman modal. Namun apakah dengan diaturnya bidang usaha

terbuka, bidang usaha terbuka dengan persyaratan dan dengan kriteria dan

pembukaan beberapa sektor tertentu, jumlah kepemilikan saham sebagaimana

diatur dalam daftar negatif investasi (negative list) juga memberikan perlindungan

hukum bagi UMKMK. Karena peran dari usaha mikro, kecil dan menenggah

tentunya sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, meskipun

terdapat beberapa kelemahan usaha kecil dan menengah dalam menghadapi

tantangan dan persaingan dari penanam modal asing hal ini, namun sudah menjadi

tugas pemerintah dalam mengeluarkan peraturan tetap memberikan perlindungan

terhadap pelaku usaha kecil, menengah dan koperasi. Berdasarkan latar belakang

tersebut maka penulis tertarik untuk menulis judul skripsi tentang Perlindungan

Hukum Terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi Melalui Daftar Negatif Investasi.

B. Rumusan Permasalahan

Rumusan masalah dalam skripsi tentang “Perlindungan Hukum

UMKMK Melalui Daftar Negatif Investasi” ini adalah:

1. Bagaimana kedudukan usaha mikro kecil menengah dan koperasi

(UMKMK) dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal?

2. Bagaimana pengaturan daftar negatif investasi dalam perundang-undangan

(7)

3. Bagaimana perlindungan terhadap usaha mikro kecil menengah dan koperasi

(UMKMK) melalui daftar negatif investasi?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari

penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui kedudukan UMKMK dalam Undang-Undang Penanaman

Modal

2. Untuk mengetahui pengaturan daftar negatif investasi di Indonesia

3. Untuk mengetahui bagaimana daftar negatif investasi melindungi UMKMK

Kemudian hal yang diharapkan menjadi manfaat dari adanya penulisan

skripsi ini adalah :

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan menambah informasi dan wawasan serta

memberikan sumbangsih terhadap perkembangan hukum penanaman modal,

dan pengembangan UMKM, khususnya sebagai upaya dalam melindungi

UMKM. Kiranya skripsi ini juga memenuhi hasrat keingintahuan para pihak

yang ingin mendalami atau sedang mendalami terkait daftar negaif investasi

baik mahasiswa, aparat penegak hukum, kaum akademis, dan masyarakat

umum.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pihak

(8)

mengembangkan mitra UMKM dan investor serta mengembangkan UMKM

serta pemerintah untuk lebih dalam membentuk aturan terkait dengan UMKM

dan daftar negatif investasi yang seharusnya memberikan perlindungan bagi

masyarakat.

D. Keaslian Penulisan

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan di perpustakaan

Universitas Sumatera Utara diketahui bahwa skripsi yang berjudul

Perlindungan Hukum Terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah Dan Koperasi Melalui Daftar Negatif Investasi” belum pernah ditulis atau diteliti dalam bentuk yang sama. Namun, terdapat penelitian yang mirip dalam bentuk

skripsi yang berjudul “Tinjauan Yuridis Mengenai Kebijakan Daftar Negatif

Investasi Dalam Kegiatan Penanaman Modal Di Indonesia.” di Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara oleh Trisanto Bonifasto Simanjuntak yang

substansinya membahas kebijakan pengaturan penanaman modal asing secara

langsung (foreign direct investment) dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal dan mengenai pemberlakuan daftar negatif

investasi (DNI) terhadap penanaman modal asing melalui pasar modal. Akan

tetapi, substansi skripsi tersebut berbeda dengan skripsi ini. Perbedaannya adalah

bahwa skripsi ini tidak hanya membahas kebijakan daftar negatif investasi

melainkan juga membahas tentang bidang-bidang usaha yang dicadangkan bagi

UMKMK, serta upaya perlindungan hukum yang diberikan bagi UMKMK

(9)

Kemudian terdapat pula skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum

Terhadap Industri dalam Negeri dalam Asean China Free Trade Agreement

(ACFTA)” yang menganalisis perlindungan hukum bagi industri dalam negeri dan

kebijakan pemerintah Indonesia melindungi industri dalam negeri terhadap

dampak negatif dari pelaksanaan ACFTA. Penelitian tersebut berbeda dengan

skripsi ini, sebab perlindungan hukum yang diberikan adalah secara khusus untuk

UMKMK bukan berdasakan implementasi ACFTA melainkan perlindungan

melalui daftar negatif investasi.

Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah hasil pemikiran

penulis yang didasarkan pada pengertian-pengertian, teori-teori, dan aturan hukum

yang diperoleh melalui referensi buku-buku, jurnal ilmiah, media cetak maupun

media elektronik. Oleh karena itu, berdasarkan pada asas-asas keilmuan yang

jujur, rasional dan terbuka penulis menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya asli

penulis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Perlindungan Hukum

Menurut Setiono, perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk

melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang

tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman

(10)

manusia.10Philipus M. Hadjon juga berpendapat bahwa perlindungan hukum

adalah perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak

asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum

dari kesewenangan.11 Suatu kepentingan merupakan sasaran dari hak, bukan

hanya karena ia dilindungi hukum, tetapi karena adanya pengakuan

terhadapnya.12

2. Penanaman Modal

Jadi, perlindungan hukum diberikan kepada setiap pemegang hak,

demikian pula halnya UMKMK memiliki hak untuk memperoleh perlindungan

hukum yang diatur melalui kebijakan dasar penanaman modal dalam Pasal 4

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (selanjutnya

disebut Undang-Undang Penanaman Modal) bahwa pemerintah membuka

kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan kepada UMKMK.

Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal dalam

negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara

Republik Indonesia.13

10

Setiono, Rule of Law (Supremasi Hukum), (Surakarta: Magister ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2004), hlm.3, dalam artikel

Setiap kegiatan penanaman modal di Indonesia merupakan

upaya untuk memperoleh keuntungan. Pengaturan tentang penanaman modal

dalam negeri diakomodir oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman. Penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang

melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanaman modal dalam negeri

Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum (Jepara: PT. Citra Aditya Bakti, 2012), hlm. 54.

13

(11)

dan penanaman modal asing.14

3. Daftar negatif investasi

Dalam kegiatan penanaman modal ini, setiap

penanam modal dapat menanamkan modal di semua bidang usaha atau jenis usaha

terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha yang dinyatakan

tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Usaha mikro, kecil, dan menengah

merupakan suatu bentuk penanaman modal dalam negeri.

Daftar negatif investasi atau negative list merupakan suatu daftar yang

mengatur mengenai bidang-bidang usaha apa saja yang terbuka untuk penanaman

modal dan bidang-bidang usaha apa saja yang tertutup bagi penanaman

modal.15

14

Undang-Undang Penanaman Modal, Pasal 2 ayat (1).

15

Sujud Margono, Hukum Investasi Asing di Indonesia (Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri, 2008), hal. 25

Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Penanaman Modal menyebutkan

semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal,

kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka

dengan persyaratan. Kemudian Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Penanaman

Modal menyebutkan bahwa Pemerintah wajib menetapkan bidang usaha yang

dicadangkan untuk usaha mikro, kecil, menegah dan koperasi serta bidang usaha

yang terbuka untuk usaha besar dan syarat harus bekerja sama dengan dengan

usaha mikro, kecil menengah dan koperasi. Pasal 4 Undang-Undang Penanaman

Modal, yang mengemukakan bahwa Pemerintah wajib mempublikasikan daftar

bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan

secara terbuka di area publik, baik publikasi cetak maupun elektronik yang dapat

(12)

2014 tentang UMKMK bahwa daftar bidang usaha yang terbuka dengan

persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimana tercantum

dalam lampiran II Peraturan Presiden ini.

4. Usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi

Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perseorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana

diatur dalam undang-undang tersebut.16

Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria

usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tersebut.17

Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha mikro, usaha

kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha menengah sebagaimana

dimaksud dalam undang-undang tersebut.18

Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai

modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama

16

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah, Pasal 1 angka 1.

17

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Pasal 1 angka 2.

18

(13)

di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.19

Pemerintah wajib menetapkan bidang usaha yang dicadangkan untuk UMKMK

serta bidang usaha tang terbuka untuk usaha besar dengan syarat harus bekerja

sama dengan UMKMK.20

Pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman modal, pemerintah

membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan kepada

UMKMK. 21 Pemerintah menetapkan bidang usaha yang terbuka dengan

peryaratan berdasarkan kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumber daya

alam, perlindungan, pengembangan UMKMK, pengawasan produksi dan

distribusi, peningkatan kapasitas, teknologi partisipasi modal dalam negeri, serta

kerjasama dengan badan usaha yang ditunjuk pemerintah.22 Franky Sibarani

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal menyebutkan bahwa daftar negatif

investasi melindungi usaha mikro, kecil, dan menengah melalui Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008.23

F. Metode Penelitian

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari

satu atau beberapa gejala hukum, dengan jalan menganalisanya. Kecuali itu, maka

19

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Pasal 1 angka 1.

20

Undang-Undang Penanaman Modal, Pasal 13 ayat (1)

21

Undang-Undang Penanaman Modal Pasal 4 ayat (3) huruf c.

22

Undang-undang Penananaman Modal, Pasal 12 ayat (5).

23

Dalam Siaran Pers Badan Koordinasi Penanaman Modal DNI baru lindungi UMKMK

(14)

juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut, untuk

kemudian mengusahakan sesuatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan

yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan.24

1. Jenis, sifat dan pendekatan penelitian

Jenis penelitian dalam penyusunan skripsi ini ialah jenis penelitian hukum

normatif karena penelitian ini merupakan penelitian data sekunder yakni

penelitian melalui studi kepustakaan atau penelitian yang mengkaji studi

dokumen, yakni didasarkan pada bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder

yang bersumber dari peraturan perundang-undangan terkait UMKMK serta

peraturan terkait daftar negatif investasi.

Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu

penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan dan menganalisis suatu

peraturan hukum dan karena penelitian ini menjelaskan serta menganalisis daftar

negatif investasi yang diatur dalam Perpres dan juga peraturan UMKM. Penelitian

ini juga memberikan penjelasan mengenai perlindungan hukum bagi UMKMK

melalui daftar negatif investasi memberikan

2. Data Penelitian

Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif,

artinya mempunyai otoritas. Bahan hukum primer terdiri dari

undangan, catatan resmi atau risalah dalam pembuatan

24

(15)

undangan dan putusan hakim.25

1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal

Namun, bahan hukum primer dalam

penelitian ini terdiri dari:

2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang

Perkoperasian

4) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang

Kemitraan

5) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 tentang

Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil

6) Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Bidang

Usaha Terbuka dan Bidang Usaha yang Tertutup dengan

Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.

7) Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1992 tentang Tata Cara

Penanaman Modal.

8) Peraturan lainnya yang dibahas dalam pembahasan

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan lain yang memberikan

penjelasan terkait bahan hukum primer, publikasi tentang hukum

yang meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal

hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan. Bahan

25

(16)

hukum sekunder (secondary sources or authorities), seperti

makalah dan buku-buku yang ditulis oleh para ahli, karangan

berbagai panitia pembentukan hukum (law reform organization),

dan lain-lain. 26 Namun, bahan-bahan hukum sekunder yang

terutama adalah buku-buku hukum termasuk skripsi, tesis, dan

disertasi hukum dan jurnal-jurnal hukum.27

1) Hukum penanaman modal, buku yang membahas penanaman

modal.

Hasil-hasil penelitian,

laporan-laporan dan sebagainya yang diperoleh baik melalui

media cetak maupun media elektronik. Bahan hukum sekunder

terdiri dari:

2) Hukum UMKM, koperasi, yang membahas tentang usaha

mikro , kecil dan menengah serta koperasi.

c. Bahan hukum tersier yaitu bahan yang mendukung bahan hukum

primer, yang mencakup bahan yang memberi petunjuk dan

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder, seperti kamus hukum, jurnal ilmiah, dan bahan-bahan

lain yang relevan dan dapat dipergunakan untuk melengkapi data

yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitan ini untuk memperoleh suatu

kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi, maka digunakan metode

26

Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada Akhir Abad Ke 20 (Bandung: PT. Alumni, 2006), Hlm. 134.

27Ibid.,

(17)

pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan, yaitu mempelajari dan

menganalisis secara sistematis buku-buku, surat kabar, makalah ilmiah,

majalah, internet, peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan lain

yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini.

4. Analisis data

Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif, yaitu

dari data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis kemudian

dianalisis secara normatif kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah

yang dibahas. Pengertian analisis di sini dimaksudkan sebagai suatu

penjelasan dan penginterpretasian secara logis sistematis. Logis

sistematis menunjukkan cara berfikir deduktif-induktif dan mengikuti tata

tertib dalam penulisan laporan-laporan penelitian ilmiah.

Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif, yaitu

dari data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis kemudian

dianalisis secara normatif kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah

yang dibahas. Pengertian analisis di sini dimaksudkan sebagai suatu

penjelasan dan penginterpretasian secara logis sistematis. Logis

sistematis menunjukkan cara berfikir deduktif-induktif dan mengikuti tata

tertib dalam penulisan laporan-laporan penelitian ilmiah dengan

permasalahan yang diteliti. Dari hasil tersebut kemudian ditarik suatu

(18)

G. Sistematika Penulisan

Skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap UMKMK

melalui Daftar Negatif Investasi” memiliki sistemaika penulisan yang terdiri

dari V (lima) bab disertai sub bab yang teratur dan saling berkaitan satu

sama lain untuk mempermudah dalam hal-hal yang dibahas dalam skripsi

ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini yakni dalam bab I tentang

pendahuluan. Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan

masalah, manfaat dan tujuan penelitian, keaslian penulisan, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

Kemudian bab II berjudul kedudukan usaha mikro kecil menengah

dan koperasi dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

penanaman modal. Bab ini menguraikan tentang pengertian UMKMK,

latar belakang usaha mikro, kecil dan menengah, sejarah koperasi,

kriteria, prinsip dan tujuan UMKM, pemberdayaan UMKM serta

bagaimana kedudukan UMKMK dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal.

Selanjutnya dalam bab III dibahas tentang pengaturan daftar

negatif investasi dalam perundang-undangan penanaman modal di

Indonesia. Bab ini juga menjelaskan apa yang dimaksud dengan daftar

negatif investasi, alasan dan fungsi daftar negatif investasi, pengaturan

daftar negatif investasi dalam perundang-undangan penanaman modal

yakni Undang-Undang Penanaman Modal, pembatasan dalam kegiatan

(19)

Setelah membahas tentang pengaturan daftar negatif investasi,

kemudian dalam bab IV dibahas tentang perlindungan hukum usaha mikro

kecil menengah dan koperasi (UMKMK) melalui daftar negatif investasi.

Bab ini menguraikan tentang berbagai macam pola kemitraan umkm yakni

suatu pola kerjasama dengan usaha besar, bentuk perlindungan hukum

terhadap umkm melalui undang-undang Nomor 20 tahun 2008, peraturan

daftar negatif investasi serta tinjauan terhadap kebijakan revisi daftar

negatif investasi sebagai perlindungan hukum terhadap UMKMK .

Bab terakhir yakni bab V berisi kesimpulan dan saran. Bab ini

menjadi bagian terakhir dari penulisan ini yang berisi ringkasan dan hasil

dari penelitian skripsi yang disertai dengan saran yang diberikan oleh

Referensi

Dokumen terkait

penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Nilai hasil belajar siswa pada kelas kontrol

Berdasarkan uji one way Anova maka nilai perbedaan data dE*ab pdad masing- masing konsentrasi didapatkan nilai signifikansinya p=0.742 (p>0,05) yang berarti tidak

Sektor lain yang juga berperan besar dalam struktur ekonomi Kalimantan Tengah adalah sektor Perdagangan, Hotel & Restoran dengan andil sebesar 20,88 persen pada triwulan

Apabila fenomena tersebut benar maka semangat pemekaran daerah telah mengikari semangat otonomi daerah karena yang terjadi justru adanya ketergantungan daerah hasil

Bidang dan Kegiatan Usaha Beroprasi dalam bidang Jasa, Sumber Daya dan Infrastuktur Terkait Energi Jumlah saham yang ditawarkan 550.633.000 Saham Biasa Atas Nama dengan

Basis data (atau database) adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program

Jika nilai perubahan yang terjadi lebih kecil dari temperatur yang telah ditetapkan, maka program akan mengirimkan sinyal untuk mematikan alat pendingin, sedangkan jika lebih besar