PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN CSR, GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KEBIJAKAN
DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
ENGGAR ERLANGGA
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ABSTRACT
Researches on the influence of financial performance on corporate value have been widely conducted, however results inconsistency occurred. Financial performance, which in this case is assessed by Return on Assets (ROA), have a positive effect on corporate value, however there are also some findings that ROA have no effect. Researcher predicted that there are other influencing factors. This condition drives researcher to use corporate social responsibility (CSR) disclosure, good corporate governance (GCG) and dividend policy as moderating variables. This research uses 18 manufacturing firms listed on the Jakarta Stock Exchange during 2004 - 2007 as samples with 72 observation. Hypothesis is tested using moderating regression analysis to find out the interactive influence of the moderating variables. The corporate value measured using Tobin's Q, disclosure of CSR measured with CSR index, GCG measured with audit committe, board of independent commissioner, and institutional ownership. Meanwhile, dividend policy measured using dividend pay-out ratio (DPR).
Results indicate that (1) ROA has a positive effect on corporate value, (2) the disclosure of CSR is able to moderate relation of ROA and corporate value, (3) audit committee, board of independent commissioner, and institutional ownership is able to moderate relation of ROA and corporate value, (4) dividend policy is able to moderate relation of ROA and corporate value.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Secara normatif tujuan setiap perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Semakin tinggi nilai suatu perusahaan, menunjukkan kemakmuran pemegang saham yang semakin tinggi pula. Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjualbelikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan (Suad dan Enny, 1994). Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kinerja keuangan perusahaan yang disajikan dalam laporan keuangan. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan, perusahaan akan dianggap menguntungkan oleh calon investor sehingga para calon investor bersedia membayar lebih mahal terhadap saham perusahaan tersebut.
Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan analisis rasio keuangan. Salah satu rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan adalah return on asset (ROA). Secara teoritis, semakin besar nilai ROA atau semakin besar laba yang dihasilkan perusahaan, kinerja keuangan perusahaan dikatakan semakin baik sehingga harga sahamnya akan naik.
Pratana (2004) serta Kaaro (2002) dalam Eddy dan Pratana (2004) justru menemukan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut penulis menduga ada faktor lain yang turut mempengaruhi hubungan ROA dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu, penulis memasukkan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), Good Corporate Governance, dan kebijakan dividen sebagai variabel pemoderasi yang diduga ikut memperkuat atau memperlemah hubungan ROA terhadap nilai perusahaan.
Beberapa tahun terakhir banyak perusahaan semakin menyadari pentingnya menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Eipstein & Freedman (1994) dalam Reni (2006) menemukan bahwa investor individual tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Informasi tersebut berupa keamanan dan kualitas produk serta aktivitas lingkungan. Selain itu, mereka juga menginginkan informasi mengenai etika serta hubungan perusahaan dengan karyawan dan masyarakat.
Harapan terhadap penerapan Good Corporate Governance adalah tercapainya nilai perusahaan yang tinggi. Kusumawati dan Riyanto (2005) dalam Andri dan Hanung (2007) menemukan bahwa para investor bersedia membayar lebih mahal terhadap perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan atau mengungkapkan praktek Good Corporate Governance mereka. Hal ini dikarenakan perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance, kecil kemungkinannya untuk melakukan kecurangan dalam laporan keuangannya.
pemegang saham, kreditor, maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan perusahaan (Kartika, 2005). Rozeff (1982) dalam Tendi (2008) mengemukakan bahwa dividen memiliki atau mengandung informasi sebagai isyarat prospek perusahaan. Semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka kinerja perusahaan akan dianggap semakin baik, dan pada akhirnya penilaian terhadap perusahaan yang tercermin melalui harga saham akan semakin baik pula.
1.2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah pengungkapan CSR mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan?
3. Apakah Good Corporate Governance mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan?
4. Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.
2. Pengaruh pengungkapan CSR terhadap hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. 3. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap hubungan kinerja keuangan dengan nilai
perusahaan.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai pasar perusahaan dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hubungan tersebut.
2. Bagi investor, penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi.
3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah dunia akuntansi sehingga bisa berguna selama di perkuliahan.
4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini bisa menambah referensi untuk penelitian berikutnya. II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS
2.1. Pengertian Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan atau juga disebut dengan nilai pasar perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Fakta menunjukkan bahwa nilai kekayaan yang ditunjukkan pada neraca tidak memiliki hubungan dengan nilai pasar dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena perusahaan memiliki kekayaan yang tidak bisa dilaporkan dalam neraca, seperti manajemen yang baik, reputasi yang baik, dan prospek yang cerah. Oleh karena itu, menurut Sukmawati (2004), untuk mengetahui nilai pasar perusahaan
manajemen dapat menggunakan Tobin’s Q. Kelebihan Tobin’s Q adalah rasio ini tidak hanya
memperhitungkan nilai perusahaan dengan berdasarkan nilai ekuitasnya semata, melainkan ikut memperhitungkan intangible assets perusahaan.
2.2. Pengertian Return on Asset (ROA)
ROA yang positif menunjukkan dari total aktiva yang digunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memperoleh laba. Sebaliknya, apabila nilai ROA yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Bagi para investor, penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan suatu hal yang sangat penting. Semakin besar perusahaan menghasilkan laba, maka secara teoritis kinerja perusahaan dapat dikatakan semakin baik, sehingga harga saham akan ikut naik.
2.3. Pengertian Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Mengacu pada Undang-Undang No. 40 Tahun 2007, perseroan terbatas selain diwajibkan menyampaikan laporan keuangan juga diwajibkan melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Bahkan bagi perseroan yang bidang usahanya berkaitan dengan sumber daya alam, akan dikenai sanksi jika tidak melaksanakan tanggung jawab sosial (Ketut, 2008). Pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR) merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan (Eddy Rismanda, 2005).
2.4. Pengertian Good Corporate Governance
Good Corporate Governance memiliki tiga pengertian pokok, yaitu:
a. Struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan komisaris, direksi, pemegang saham dan para stakeholders lainnya.
b. Sistem pengecekan dan perimbangan kewenangan atas pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya peluang pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan. c. Proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian, berikut pengukuran
Agar pelaksanaan Good Corporate Governance berjalan dengan baik, ada beberapa mekanisme Corporate Governance yang harus dilakukan oleh perusahaan. Mekanisme tersebut meliputi mekanisme internal dan mekanisme eksternal. Mekanisme internal dapat berupa kepemilikan manajerial, struktur dewan direksi, dan pembentukan komite audit. Sedangkan untuk mekanisme eksternal dapat berupa kepemilikan institusional, dan pendanaan dengan hutang.
2.5. Pengertian Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan yang akan dibagikan kepada para investor serta yang akan diinvestasikan kembali atau ditahan dalam perusahaan. Kebijakan dividen suatu perusahaan akan tercermin dari rasio DPR-nya (Dividend Pay-out Ratio). Rasio ini menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa berupa dividen kas (Michell dan Megawati, 2005).
2.6. Hubungan Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan
Hasil penelitian Ulupui (2007), Zulfikar (2006) serta Ni Wayan dan Made Gede (2009) menemukan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sementara Eddy dan Pratana (2004), Kaaro (2002) serta DeAngelo dan Masulis (1980) dalam Eddy dan Pratana (2004) menemukan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H1: Kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. 2.7. Hubungan Pengungkapan CSR, Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan
Adanya hasil penelitian yang kontradiktif mengenai pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan menunjukkan adanya faktor lain yang turut menginteraksi hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan. Hal ini mendorong peneliti untuk memasukkan pengungkapan CSR sebagai variabel pemoderasi. Dasar pemikirannya adalah saat ini kesadaran tentang pentingnya mengimplementasikan dan mengungkapkan CSR telah menjadi tren global (Mas Achmad, 2008), sehingga perusahaan yang peduli terhadap masalah-masalah lingkungan dan sosial akan lebih mudah mencapai keberlanjutan kinerja keuangan yang positif karena telah diterima di masyarakat. Hal ini kemudian direspons positif oleh para calon investor sehingga bersedia membayar lebih mahal terhadap saham perusahaan yang mengimplementasikan dan mengungkapkan CSR. Rika dan Ishlahuddin (2008) berpendapat bahwa kondisi keuangan saja tidak cukup untuk menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan nilai perusahaan hanya akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup.
dengan Indah (2001) dan Rasmiati (2002) dalam Yosefa dan Ludovicus (2007) yang menemukan bahwa informasi sosial yang diungkapkan perusahaan dalam laporan tahunan direspon baik oleh investor. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan dan Made Gede (2009) juga menemukan bahwa selain melihat kinerja keuangan, pasar juga memberikan respon positif terhadap pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan.
H2: Pengungkapan CSR mempengaruhi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.
2.8. Hubungan Good Corporate Governance, Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan Manipulasi dalam penyajian laporan keuangan akan menyebabkan ROA tidak mencerminkan kinerja keuangan yang sebenarnya. Surya dan Yustiavandana (2006) dalam Sari, dkk (2007) menyatakan bahwa penerapan prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance (GCG) dengan baik dapat meningkatkan nilai perusahaan karena Good Corporate Governance dapat mencegah terjadinya kecurangan akuntansi.
Agar pelaksanaan Good Corporate Governance berjalan dengan baik, ada beberapa mekanisme Corporate Governance yang perlu dilakukan oleh perusahaan, baik mekanisme internal maupun eksternal. Mekanisme Corporate Governance pertama yang digunakan penulis adalah komite audit. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa tugas komite audit adalah untuk menjaga kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan hukum yang berlaku serta menjaga agar pengungkapan laporan keuangan perusahaan transparan dan akurat. Dengan keberadaan komite audit di suatu perusahaan diharapkan dapat mencegah terjadinya manipulasi penyajian laporan keuangan sehingga para investor lebih meyakini keakuratan ROA dan pada akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan.
(2006) dalam Andri dan Hanung (2007) menemukan bahwa keberadaan komite audit
mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang dihitung dengan Tobin’s Q.
H3a: Keberadaan komite audit mempengaruhi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.
Mekanisme Corporate Governance kedua yang digunakan oleh penulis adalah proporsi dewan komisaris independen. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa dengan adanya pengawasan dewan komisaris independen terhadap manajemen, akan tercipta tata kelola yang baik dan kuat karena mereka bertindak sebagai pihak independen yang bebas dari tekanan kepentingan. Diharapkan dengan proporsi dewan komisaris independen yang besar, kepercayaan investor terhadap angka-angka dalam laporan keuangan yang digunakan untuk menghitung ROA akan meningkat sehingga menaikkan nilai perusahaan.
Penelitian Xie, dkk (2003) serta Besley (1996) dalam Andri dan Hanung (2007) menyimpulkan bahwa komposisi dewan komisaris dari luar lebih dapat mengurangi kecurangan pelaporan keuangan. Hermalin dan Weisbach (2000) dalam Sari, dkk (2007) menemukan bahwa direksi independen memiliki pengaruh yang cukup kuat dan signifikan terhadap kinerja. Sementara Brown dan Caylor (2004) dalam Andri dan Hanung (2007) menemukan bahwa perusahaan dengan independent boards mempunyai Tobins’Q yang lebih tinggi.
H3b: Proporsi komisaris independen mempengaruhi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.
diperdaya dengan tindakan manipulasi yang dilakukan manajer karena investor institusional menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan analisis investasi dan memiliki akses informasi yang terlalu mahal perolehannya bagi investor lain (Shiller dan Pound, 1989 dalam Andri dan Hanung, 2007). Diharapkan dengan adanya monitoring dan pengendalian dari investor institusional, kepercayaan investor terhadap angka-angka dalam laporan keuangan yang digunakan untuk menghitung ROA akan meningkat sehingga menaikkan nilai perusahaan.
Penelitian Suranta dan Machfoedz (2003) dalam Andri dan Hanung (2007) yang
menemukan bahwa nilai perusahaan (Tobin’s Q) dipengaruhi oleh kepemilikan institusional.
H3c: Kepemilikan institusional mempengaruhi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.
2.9. Hubungan Kebijakan Dividen, Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan
Variabel pemoderasi terakhir yang digunakan oleh penulis adalah kebijakan dividen. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa pasar cenderung menginterpertasikan pembayaran dividen sebagai sinyal tentang prospek cerah perusahaan di masa mendatang (Suluh, 2007), sehingga dengan pembayaran dividen kepada pemegang saham, kinerja keuangan yang telah dicapai, diprediksikan oleh investor akan berlanjut atau bahkan akan semakin baik. Semakin baik prospek perusahaan maka perusahaan dianggap menguntungkan oleh investor, akibatnya harga saham perusahaan tersebut akan meningkat karena diminati para investor (Tendi, 2008).
Werner (2008), serta Hasnawati (2005) semuanya menemukan bahwa dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
H4: Kebijakan dividen mempengaruhi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama tahun 2004 – 2007. Sampel dipilih berdasarkan metode purposive sampling dengan kriteria:
1. Perusahaan manufaktur yang tidak delisting, dilikuidasi ataupun melakukan merger selama periode pengamatan.
2. Perusahaan sampel menerbitkan laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember dan menggunakan Rupiah sebagai mata uang pelaporan.
3. Perusahaan sampel melakukan pengungkapan CSR dalam laporan tahunan dan laporan keuangannya selama periode pengamatan.
4. Perusahaan sampel membayar dividen secara kontinyu selama periode pengamatan. 5. Perusahaan sampel memiliki data yang diperlukan secara lengkap.
Dalam proses pemilihan sampel terdapat 18 perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel, sehingga total pengamatan selama tahun 2004 – 2007 terdapat 72 kali pengamatan. 3.2. Teknik Pengumpulan Data
Annual report dan laporan keuangan tahunan diperoleh dari www.jsx.co.id dan website masing-masing perusahaan.
3.3. Pengukuran Variabel 3.3.1. Nilai Perusahaan
Variabel nilai perusahaan diukur dengan menggunakan Tobins’Q. Rumus yang
digunakan untuk mengukur Tobins’Q adalah: (Black, dkk serta Klapper dan Love dalam Deni,
2005)
Tobins’Q = MVE + DEBT
TA Keterangan:
Tobins’ Q : Nilai perusahaan
MVE : Nilai pasar ekuitas (MVE = harga penutupan saham di akhir tahun buku x jumlah saham beredar)
DEBT : (Utang lancar – aktiva lancar) + nilai buku persediaan + utang jangka panjang TA : Nilai buku total aktiva
3.3.2. ROA
Secara matematis, ROA diformulasikan sebagai berikut: (Anuragabudhi dan Anna, 2008).
ROA = Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva atau
ROA = Rugi Bersih Setelah Pajak Total Aktiva 3.3.3. Pengungkapan CSR
skor 0, dan jika item informasi yang ditentukan ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1. Instrumen pengukuran CSR dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Rika dan Islahuddin (2008) yang terdiri dari 32 item pengungkapan. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan dan dihitung nilai indeksnya dengan rumus: (Haniffa et al., 2005 dalam Yosefa dan Ludovicus, 2007)
CSRIj = ΣXij nj
Keterangan:
CSRIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j nj : Total item yang seharusnya diungkapkan, nj = 32
Σxij : Total item yang diungkapkan perusahaan j 3.3.4. Good Corporate Governance
3.3.4.1. Komite Audit
Variabel komite audit dalam penelitian ini merupakan variabel dummy, dimana angka 0 diberikan apabila perusahaan tidak memiliki komite audit, sedangkan angka 1 diberikan apabila perusahaan memiliki komite audit.
3.3.4.2. Proporsi Komisaris Independen
Variabel ini diukur dengan persentase anggota dewan komisaris dari luar perusahaan (independen) dibagi dengan seluruh anggota dewan komisaris.
3.3.4.3. Kepemilikan Institusional
3.3.5. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen suatu perusahaan akan tercermin dari rasio DPR (Dividen Payout Ratio)-nya (Michell dan Megawati, 2005). Rumus untuk menghitung Dividend Payout Ratio (DPR) adalah:
DPR = Dividen Per Lembar Saham Earnings Per Share 3.4. Uji Kualitas Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Kolmogorov-Smirnov Test > 0,05. 2. Uji Multikolinieritas
Model regresi akan bebas dari multikolinieritas jika nilai tolerance > 0.10 atau jika VIF < 10.
3. Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi akan dilakukan uji Run Test. Model regresi akan bebas dari autokorelasi jika nilai uji Run Test > 0,05.
4. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heterokedastisitas akan dilakukan dengan uji Glejser. Model regresi akan bebas dari heterokedastisitas jika nilai uji Glejser > 0,05. 3.5. Uji Hipotesis dan Analisis Data
1. Hipotesis 1 dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi linier sederhana yang persamaannya:
2. Hipotesis 2, 3a, 3b, 3c, dan 4 akan diuji dengan analisis regresi linier uji interaksi atau Moderate Regression Analysis (MRA), rumus persamaannya adalah:
- Hipotesis 2
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X1X2 + - Hipotesis 3a
Y = a + b1X1 + b2X3 + b3X1X3 + - Hipotesis 3b
Y = a + b1X1 + b2X4 + b3X1X4 + - Hipotesis 3c
Y = a + b1X1 + b2X5 + b3X1X5 + - Hipotesis 4
Y = a + b1X1 + b2X6 + b3X1X6 + Keterangan:
Y = Tobins’Q (Nilai Perusahaan)
X1 = ROA (Return on Asset)
X2 = CSR (Pengungkapan CSR)
X3 = KAUD (Keberadaan Komite Audit) X4 = KIND (Proporsi Komisaris Independen) X5 = INST (Kepemilikan Institusional)
X6 = DPR (Kebijakan Dividen)
X1X2, X1X3, X1X4,
3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F Statistik)
Uji F statistik merupakan uji untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji F statistik akan diterima bila nilai Sig. F statistik < 0,05.
4. Uji Signifikan Individual (Uji t Statistik)
Uji t statistik merupakan uji untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji t statistik akan diterima bila nilai Sig. t statistik < 0,05.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Uji Kualitas Data
1. Uji Normalitas
Dari hasil uji normalitas (lihat lampiran 2) diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
adalah 0,883 dan lebih besar dari nilai α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinieritas
Dari hasil uji multikolinieritas (lihat lampiran 2) diketahui bahwa nilai VIF pada setiap variabel kurang dari 10, dan nilai tolerance pada setiap variabel lebih dari 0,10 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari multikolinieritas.
3. Uji Autokorelasi
Dari hasil uji autokorelasi (lihat lampiran 2) diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
4. Uji Heterokedastisitas
Dari hasil uji heteroskedastisitas (lihat lampiran 2) diketahui bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik berpengaruh variabel absolut residual. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas.
4.2. Hasil Pengujian Hipotesis 1. Hasil Pengujian Hipotesis 1
Variabel
Koefisien
regresi Sig. nilai t Keterangan Konstanta -0,413 0,058
ROA 17,547 0,000 Signifikan
Dari hasil pengujian hipotesis 1 diperoleh nilai koefisien regresi ROA yang bernilai positif
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti nilai sig. < α (0,05), sehingga hipotesis 1
diterima.
2. Hasil Pengujian Hipotesis 2
Variabel
Koefisien
regresi Sig. nilai t Keterangan
Konstanta 1,068 0,001
ROA -4,334 0,069
CSR -3,086 0,000
ROA*CSR 44,408 0,000 Signifikan
Sig. (F-stat) 0,000
Hasil uji F statistik hipotesis 2 diperoleh nilai Sig. 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05), hal ini berarti ROA, CSR dan moderasi ROA dengan CSR secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Tobins’Q. Nilai koefisien regresi moderasi ROA dengan CSR bernilai positif dengan
3. Hasil Pengujian Hipotesis 3a
Variabel
Koefisien
regresi Sig. nilai t Keterangan
Konstanta 0,270 0,743
ROA 8,458 0,027
KAUD -0,869 0,307
ROA*KAUD 12,150 0,004 Signifikan
Sig. (F-stat) 0,000
Hasil uji F statistik hipotesis 3a diperoleh nilai Sig. 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05),
hal ini berarti ROA, KAUD dan moderasi ROA dengan KAUD secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Tobins’Q. Nilai koefisien regresi moderasi ROA dengan KAUD bernilai
positif dengan nilai signifikansi sebesar 0,004. Hal ini berarti nilai sig. < α (0,05), sehingga
hipotesis 3a diterima.
4. Hasil Pengujian Hipotesis 3b
Variabel
Koefisien
regresi Sig. nilai t Keterangan
Konstanta 0,809 0,072
ROA -5,606 0,026
KIND -1,364 0,224
ROA*KIND 37,411 0,000 Signifikan
Sig. (F-stat) 0,000
Hasil uji F statistik hipotesis 3b diperoleh nilai Sig. 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05), hal ini berarti ROA, KIND dan moderasi ROA dengan KIND secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Tobins’Q. Nilai koefisien regresi moderasi ROA dengan KIND bernilai positif dengan
5. Hasil Pengujian Hipotesis 3c
Variabel
Koefisien
regresi Sig. nilai t Keterangan
Konstanta 3,130 0,000
ROA -35,979 0,000
INST -4,537 0,000
ROA*INST 68,698 0,000 Signifikan
Sig. (F-stat) 0,000
Hasil uji F statistik hipotesis 3c diperoleh nilai Sig. 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05),
hal ini berarti ROA, INST dan moderasi ROA dengan INST secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Tobins’Q. Nilai koefisien regresi moderasi ROA dengan INST bernilai positif dengan
nilai signifikansi 0,000. Hal ini berarti nilai sig. < α (0,05), sehingga hipotesis 3c diterima.
6. Hasil Pengujian Hipotesis 4
Variabel
Koefisien
regresi Sig. nilai t Keterangan
Konstanta 0,891 0,056
ROA -0,773 0,861
DPR -2,443 0,024
ROA*DPR 35,741 0,000 Signifikan
Sig. (F-stat) 0,000
Hasil uji F statistik hipotesis 4 diperoleh nilai Sig. 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05), hal
ini berarti ROA, DPR dan moderasi ROA dengan DPR secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Tobins’Q. Nilai koefisien regresi moderasi ROA dengan DPR bernilai positif dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti nilai sig. < α (0,05), sehingga hipotesis 4 diterima.
4.4. Pembahasan
kinerja keuangan, pasar juga merespon positif terhadap penerapan Good Corporate Governance (komite audit, komisaris independen, dan kepemilikan institusional) serta kebijakan dividen di suatu perusahaan.
V. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 1. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan ROA
berpengaruh positif dan signifikan terhadapa nilai perusahaan yang diukur dengan Tobins’Q.
Selain itu juga diperoleh kesimpulan bahwa selain melihat kinerja keuangan, pasara juga merespon positif terhadap penerapan Good Corporate Governance dan kebijakan dividen di suatu perusahaan.
2. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun selama 2004 – 2007 sebagai sampel sehingga belum dapat merepresentasikan semua perusahaan yang ada.
2. Penelitian ini hanya menggunakan ROA sebagai proksi dari kinerja keuangan perusahaan. 3. Data mengenai pengungkapan CSR perusahaan hanya berasal dari annual report, padahal
tidak semua item-item pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di annual report. 3. Saran
Berdasarkan beberapa keterbatasan diatas, maka saran untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Sampel pada penelitian selanjutnya hendaknya tidak dibatasi pada perusahaan manufaktur
2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan proksi kinerja keuangan yang lain, seperti ROE, PBV, atau leverage.
DAFTAR PUSTAKA
Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko, 2007, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi, X, Makassar.
Anuragabudhi Ika W. dan Anna Purwaningsih, 2008, ”Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan
Sebelum dan Sesudah Stock Split”, MODUS, Vol. 20, No. 1, hal. 52-63.
Deni Darmawati, dkk., 2005, “Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan
Terhadap Perataan Laba”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 8, No. 1, Januari, hal. 65-81.
Dwi Yana Amalia, 2007, ”Pengaruh Konservatisma Akuntansi Terhadap Penilaian Ekuitas Perusahaan Dimoderasi oleh Good Corporate Governance”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi, X, Makassar.
Eddy Rismanda Sembiring, 2005, “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial: Study Empiris Pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi, VIII, Solo.
Eddy Suranta dan Pratana Puspita Merdistuti, 2004, “Income Smoothing, Tobins’Q, Agency Problems dan Kinerja Perusahaan” Makalah Simposium Nasional Akuntansi, VII, Denpasar.
Reni Retno Anggraini, 2006, “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta)”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi, IX, Padang.
Gideon S.B. Boediono, 2005, “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governace
dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi, VIII, Solo.
Hasnawati, 2005, ”Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan dan Dividen Terhadap Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta”, Usahawan, Vol. XXXIX, No. 9, September.
IAI, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Ietje Nazaruddin, 2006, Modul Pratikum Statistika, UMY, Yogyakarta.
Imam Ghozali, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Kartika Hendra T., Eko Suwardi, dan Doddy Setiawan, 2008, “Corporate Social Responsibility (CSR) dan Kinerja Perusahaan”, Indonesia.
Ketut Budiartha, 2008, “Cara Pandang Undang-Undang RI No. 40 Tahun 2007 dan Undang-Undang RI No. 17 Tahun 2000 Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR)”, Buletin Studi Ekonomi, Vol. 13 No.2, hal. 210-215.
Mas Achmad Daniri, 2008, “Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Bag. II)”, Indonesia.
Michell Suharli dan Megawati Oktorina, 2005, ”Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi
Pada Equity Securities Melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Hutang Pada
Perusahaan Publik di Jakarta”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi, VIII, Solo.
Michell Suharli, 2007, “Pengaruh Profitability Dan Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai Dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 1, Mei, hal. 9-17.
Ni Wayan Yuniasih dan Made Gede Wirakusuma, 2009, “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi”, Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 4, No. 1, Januari, hal 1-10.
Rika Nurlela dan Islahuddin, 2008, “Pengaruh Corporate Social Reponsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Presentase Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel Moderating
(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi, XI, Pontianak.
Sari Kusumastuti, Supatmi, dan Perdana Sastra, 2007, “Pengaruh Board Diversity Terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 2, November, hal. 88-98.
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 1994, ”Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Sukmawati Sukamulja, 2004, ”Good Corporate Governance di Sektor Keuangan: Dampak GCG
Terhadap Kinerja Perusahaan (Kasus di Bursa Efek Jakarta)”, BENEFIT, Vol. 8, No. 1, Juni, hal. 1-25.
Suluh Pramastuti, 2007, “Analisis Kebijakan Dividen : Pengujian Dividend Signaling Theory dan Rent Extraction Hypothesis”, Naskah Publikasi UGM.
Tendi Haruman, 2008, ”Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan Keuangan dan
Ulupui, I. G. K. A., 2007, “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman
Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ)”, Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 2, No. 1, Januari, hal 88-102.
Untung Wahyudi dan Hartini Prasetyaning Pawestri, 2006, ”Implikasi Struktur Kepemilikan
Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening, Makalah Simposium Nasional Akuntansi, IX, Padang.
Werner R. Murhadi, 2008, “Studi Kebijakan Dividen: Anteseden dan Dampaknya Terhadap Harga Saham”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 10, No. 1, Maret, hal. 1-17.
Yosefa Sayekti dan Ludovicus Sensi Wondabio, 2007, “Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta)”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi, X, Makassar.
Zulfikar, 2006, “Analisis Good Corporate Governance di Sektor Manufaktur: Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance, Return On Asset, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan”, BENEFIT, Vol. 10, No. 2, Desember, hal. 130-141. www. governance-indonesia.com
LAMPIRAN 1
DAFTAR PENGUNGKAPAN SOSIAL (SOSIAL DISCLOSURE) Tema Kemasyarakatan
1. Dukungan pada kegiatan seni dan budaya
2. Dukungan pada kegiatan olah raga (termasuk sponsorship) 3. Partisipasi pada kegiatan masyarakat sekitar kantor pabrik 4. Dukungan ke lembaga kerohanian
5. Dukungan ke lembaga pendidikan (termasuk bea siswa, kesempatan magang, kesempatan penelitian) 6. Dukungan ke lembaga sosial lain
7. Fasilitas sosial dan fasilitas umum
8. Prioritas lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar (temasuk pemberian fasilitas dan motivasi oleh perusahaan untuk berwiraswasta)
Tema Produk dan Konsumen
1. Mutu produk
2. Penghargaan kualitas (termasuk sertifikat kualitas, sertifikat halal dan penghargaan) 3. Costomer Satisfication (upaya untuk meningkatkan kepuasan konsumen)
Tema Ketenagakerjaan
1. Jumlah tenaga kerja
2. Keselamatan kerja (kebijakan dan fasilitas keselamatan kerja) 3. Kesehatan (termasuk fasilitas dokter dan poliklinik perusahaan) 4. Koperasi karyawan
5. Gaji/upah
6. Tunjangan dan kesehatan lain (termasuk UMR, bantuan masa krisis, kesejahteraan untuk karyawan, asuransi dan fasilitas transportasi)
7. Pendidikan dan latihan (termasuk kerjasama dengan perguruan tinggi negeri) 8. Kesetaraan gender dalam kesempatan kerja dan karir
9. Fasilitas peribadatan (termasuk peringatan hari besar agama) 10. Cuti karyawan (termasuk cuti yang diperlukan oleh pekerja wanita) 11. Pensiun (termasuk pembentukan/pemilihan dana pensiun)
12. Serikat pekerja
2. Sertifikasi lingkungan dan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) 3. Rating (termasuk penghargaan dibidang lingkungan)
4. Energi (termasuk energi saving,total energi yang digunakan dan sebagainya) 5. Pencegahan/pengolahan polusi (termasuk pengolahan limbah)
LAMPIRAN 2
12.616 1.711 .582 7.375 .000 .495 2.019
.215 .456 .032 .472 .638 .667 1.499
5.114 1.113 .342 4.593 .000 .558 1.793
-.331 .710 -.029 -.466 .643 .782 1.279
1.375 .522 .159 2.633 .011 .849 1.178
1.019 .781 .091 1.305 .196 .638 1.568
OUTPUT UJI HETEROSKEDASTISITAS
Coeffi ci entsa
.680 .185 3.670 .001
.120 .065 .285 1.848 .070
-.021 .211 -.015 -.099 .922
.093 .181 .071 .514 .609
.039 .030 .165 1.302 .198
-.246 .133 -.285 -1.848 .070
(Constant) ROA KI ND INST DPR CSR Model 1
B St d. Error Unstandardized
Coef f icients
Beta St andardized Coef f icients
t Sig.