• Tidak ada hasil yang ditemukan

JALINAN KEMESRAAN ANTARA TEKNOLOGI DENGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JALINAN KEMESRAAN ANTARA TEKNOLOGI DENGA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

JALINAN KEMESRAAN ANTARA TEKNOLOGI DENGAN TINDAK PEMBELAJARAN Patrisius Istiarto Djiwandono

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Ma Chung

Kemajuan teknologi memberi banyak manfaat kepada banyak bidang, termasuk juga pembelajaran. Dalam ranah pendidikan dan pembelajaran, sejarah sudah membuktikan bahwa teknologi senantiasa berperan dalam mendukung pembelajaran, mulai dari yang paling sederhana seperti batu sabak seperti yang digunakan oleh generasi kakek nenek kita di jaman penjajahan Belanda sampai ke yang paling canggih seperti gawai elektronik yang dijinjing kemana-mana oleh para guru dan mahasiswa sekarang ini. Perkembangan itu sampai pada satu titik dimana beberapa orang mulai bertanya-tanya: sampai dimana peran teknologi itu dalam kegiatan belajar-mengajar? Apakah teknologi akan menggantikan cara belajar konvensional, membantu efisiensinya, atau bahkan menghambatnya?

Tulisan ini bermaksud menelisik peran teknologi dalam pembelajaran. Akan dipaparkan beberapa fakta yang membuktikan bahwa teknologi canggih di era millenium kedua ini ternyata juga bisa berperan penting dalam beberapa fase atau jenis kegiatan belajar. Sebelumnya, perlu dikemukakan disini bahwa pembelajaran yang dimaksud disini mencakup pembelajaran di kelas konvensional maupun pembelajaran insidental yang bisa terjadi di luar kelas.

Penyampai ceramah satu arah

(2)

dan tempat yang lain sebelum kelas, kemudian ketika sesi pembelajaran dimulai, rekaman itu diputar ulang untuk para murid. Sekarang sang murid bisa melambatkan, mengulang-ulang, atau mempercepat siaran ceramah itu tergantung pada kecepatannya memahami materi.

Contoh paling jelas untuk penerapan ini adalah pada salah satu kelas online yang diselenggarakan oleh Coursera. Situs ini menyediakan kurus-kursus gratis yang bisa diakses melalui Internet, dan pada setiap tahap pelajaran menyediakan rekaman ceramah dari para dosennya. Para peserta kursus dari berbagai belahan dunia bisa dengan luwes menyimak ceramah tersebut, dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga mereka bisa menyimak bagian-bagian yang sulit beberapa kali, menghentikannya untuk mencatat, atau bahkan melompatinya jika mereka merasa bagian itu sudah sangat dipahami.

Satu jenis metode yang sekarang makin banyak diterapkan di kelas-kelas online adalah “flipped classroom”. Bergmann dan Samms (2012) mengartikan flipped classroom sebagai sesi dimana para murid menyimak rekaman ceramah dari para gurunya di rumahnya masing-masing, lalu datang ke kelas pada hari berikutnya untuk membahas konsep-konsep yang belum mereka pahami dalam ceramah tersebut. Guru mereka akan membantu menjelaskan konsep-konsep tersebut di sesi tatap muka di kelas. Alterantif lain adalah para murid mengerjakan satu tugas tertentu setelah mendengarkan rekaman ceramah gurunya, lalu datang ke kelas untuk membahas hasilnya bersama murid-murid lain dan gurunya. Bergmann dan Samms menyatakan bahwa teknik ini ternyata bisa membuat pembelajaran menjadi lebih efisien. Kedua pakar tersebut bahkan melanjutkan sampai ke konsep “flipped learning”, yaitu teknik yang membuat guru bisa lebih intensif berinteraksi dengan para muridnya secara individual (Bergmann dan Samss, 2014). Senada dengan mereka, Saitta dkk (2015) mengatakan bahwa teknik seperti ini memberikan lebih banyak waktu di kelas untuk melakukan demonstrasi, eksperimen, tanya-jawab, atau berbagai kegiatan lain yang membuat para murid makin mendalami materi.

Penambah wawasan

(3)

Ketika dosen sedang menerangkan materi pada ceramah pertamanya, sang mahasiswa yang sudah sedikit tercerahkan tadi bisa mengikutinya dengan lebih lancar karena wawasannya sudah bertambah lewat teknologi maju. Bahkan terbuka kemungkinan mahasiswa membaca materi yang sudah lebih terbarukan daripada materi yang dibaca dosen atau gurunya. Disini kita sadari bahwa memperbesar peran teknologi informasi dalam pembelajaran juga mensyaratkan perubahan cara berpikir dan bersikap oleh guru. Para gru tentunya harus siap mengakui kebenaran argumen sang murid jika ternyata apa yang dibacanya lewat media online lebih berterima dan masuk akal.

Kalau dilihat dari perspektif Taksonomi Bloom (Anderson dan Krathwohl, 2001), kedua hal yang saya ungkapkan di atas masih bersumbu pada kegiatan kognitif Mengingat dan Memahami. Kedua tindak pikir ini masih belum tergolong berpikir tingkat tinggi. Maka yang berikutnya adalah untuk yang selangkah lebih maju, yakni Menerapkan.

Melatih

Penerapan tentunya harus didahului oleh beberapa kali tindak pelatihan. Materi pelajaran yang sudah diserap (diingat dan dipahami) dari ceramah dosen sekarang harus dilatihkan atau dipraktekkan. Salah satu bentuk praktek adalah melakukan latihan, dan latihan inipun bisa berupa ragam. Salah satunya adalah tanya jawab dengan dosen atau dengan teman sekelas. Kali ini teknologi Internet menyediakan platform seperti Edmodo atau Coursesites untuk melakukan diskusi secara online. Dosen melemparkan satu atau dua pertanyaan atau bahan diskusi, dan para mahasiswanya menanggapi entah secara individu atau berkelompok. Dengan demikian terjadi pembelajaran antar mereka. Penelitian saya setahun yang lalu menunjukkan bahwa murid-murid yang tergolong lemah di kelas mendapatkan manfaat dari diskusi online dengan teman-temannya yang lebih pintar. Bukan hanya itu. Mereka yang di kelas tergolong pasif karena mengalami "tekanan psikologis" oleh kecemerlangan (dan kadang-kadang juga dominasi) teman-temannya yang lebih pintar ternyata lebih mau aktif ketika diskusi online. Ini karena faktor penghambat psikologis itu praktis lenyap ketika hanya mereka sendirian atau hanya dengan teman baiknya.

(4)

konsep ditampilkan, mahasiswa diminta mengingat dan mengatakan definisinya, kemudian definisi tersebut ditampilkan di slide melalui pengaturan "Animations" sehingga mahasiswa bisa mencocokkan jawabannya.

Blog juga bisa dimanfaatkan sebagai alat belajar dalam kegiatan melatih ini. Blog yang saya buat di katamachungers.wordpress.com memuat teks-teks pilihan para mahasiswa saya lengkap dengan kata-kata baru yang telah mereka pelajari dari teks-teks tersebut. Blog bisa memuat uraian jawaban atau karya tulis atau proposal mahasiswa yang kemudian terbuka untuk rekan dan/atau dosennya mengomentarinya.

Salah satu piranti lunak berupa apps yang bisa dengan mudah ditanamkan ke dalam gawai adalah lingua.ly. Piranti ini menyediakan peluang untuk membaca teks secara online sesuai dengan minat si pengguna, kemudian menerangkan arti kata-kata baru di teks tersebut, dan selanjutnya mengetes pemahaman kata-kata-kata-kata baru itu secara berkala. Semakin banyak kata yang dikuasai oleh pengguna, semakin tinggi skornya karena tabungan perbendaharaan katanya juga semakin banyak. Singkat kata, apps ini memadukan tahapan memahami dan menerapkan dengan sangat baik.

Untuk ranah tata bahasa, ada satu lagi situs gratis yang sangat tepat untuk melatih dan menguji penguasaan tata bahasa: NoRedInk. Situs ini mengandung beberapa puluh pokok bahasan tata bahasa Inggris yang bisa dipilih dan dilatihkan oleh para guru ke murid-muridnya. Latihan untuk siswa dilengkapi dengan skoring dan umpan balik sehingga para siswa bukan hanya tahu skornya tapi juga mendapatkan informasi kenapa jawabannya salah.

Satu lagi situs yang mengkombinasikan tes dengan pelatihan ini adalah Vocabulary.com. Sesuai namanya, situs ini bertujuan utama membantu siswa memperluas pengetahuan kosa kata bahasa Inggris. Dengan teknik pengulangan dan spaced incremental practice, materi yang diajarkan bisa secara efektif meresap ke dalam memori jangka panjang sang siswa.

Merancang

(5)

yang namanya Google, blog, Youtube, Vimeo dan Coursesites tadi bisa makin menjadi-jadi perannya untuk membantu mahasiswa merancang sesuatu. Selain bisa mempelajari model dari Google dan sumber-sumber lain yang Google sarankan, sang mahasiswa bisa memamerkan model atau karya buatannya di blog atau Coursesites dan menantikan komentar dari dosen dan teman-temannya.

Sekedar tahu saja, "gudang senjata" saya dalam memainkan peran menjadi dosen dan sarjana selain situs-situs di atas adalah ini: Scribd, docstoc, Academia Edu, dan Power Slides. Itu masih ditambah dengan jurnal-jurnal online.

(6)

DAFTAR RUJUKAN

Anderson, L., & Krathwohl, D. R. 2001. A taxonomy for learning, teaching, and assessing: a revision of Bloom Taxonomy. New York: Longman Publishing.

Bergmann, J., dan Samms, A. 2012. Flip your classroom: reach every student in every class everyday. International Society for Technology in Education.

Bergmann, J., dan Samms, A. 2014. Flipped learning: gateway to student engagement. International Society for Technology in Education.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis sidik ragam rata-rata berat brangkasan basah bawang merah asal biji per tanaman sampel akibat pengaruh perlakuan teknik aplikasi ZPT dan umur bibit saat pindah

Pada siklus kedua perolehan kemampuan kerjasama anak minimal pada kategori berkembang sesuai harapan (berkembang sangat baik dan berkembang sesuai harapan) sebesar 75%

[r]

Dengan demikian dalam seni selain terkandung nilai keindahan juga mengandung nilai kebenaran dan kebaikan yang berhubungan dengan sendi etika (moral).. Kata Kunci:

Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan budaya politik santun, bersih dan beretika dalam rangka memperkokoh kehidupan berbangsa dan bernegara menuju

Dalam hal ini, perlu adanya lokasi penelitian yang telah menerapkan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di luar kelas dengan baik, seperti SMP Insan Cendekia

Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan metode kerja kelompok mengalami peningkatan pada tiap pelaksanaan siklus dengan hasil akhir

Clustering dipilih dalam menentukan kelompok kelas oleh karena prosesnya melibatkan data numerik dengan jumlah atribut maupun entiti yang cukup banyak.. Clustering