86
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP DIVIDEND PER SHARE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Eka Sevtia Mesta
Dosen Program Studi Akuntansi Politeknik Sekayu Email: ekamesta86@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap dividend per share pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap dividend per share. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh signifikan likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas secara parsial dan simultan terhadap dividend per share. Variabel independen yang digunakan adalah current ratio, cash ratio, debt to asset ratio, earning per share dan return on investment. Teori yang digunakan adalah manajemen keuangan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 135 perusahaan, pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel 30 perusahaan. Teknik pengumpulan data dengan teknik dokumentasi. Metode analisis penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik (normalitas data, heteroskedastisitas, multikolinieritas, autokorelasi). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada pengaruh signifikan cash ratio, earning per share, dan return on investment secara parsial terhadap dividend per share, tidak ada pengaruh signifikan current ratio, debt to asset ratio secara parsial terhadap dividend per share pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ada pengaruh secara simultan current ratio, cash ratio, debt to asset ratio, earning per share dan return on investment terhadap dividend per share pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kata kunci :Current ratio (CAR), cash ratio (CR), debt to asset ratio (DAR), earning per share (EPS), return on investment (ROI).
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Era globalisasi membawa era
perdagangan internasional menjadi tanpa batas, dimana segala bentuk proteksi dan
monopoli yang dapat menghambat
perdagangan bebas harus dihapuskan.
Dampak globalisasi membentuk dan
mempengaruhi lingkungan usaha yang
semakin dinamis serta membawa
perkembangan yang baru terhadap pasar modal di Indonesia. Pasar modal merupakan salah satu contoh adanya kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih modern di bidang ekonomi.
Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak
produktif dan menguntungkan investor.
Melalui kegiatan pasar modal, perusahaan dapat memperoleh dana untuk membiayai
kegiatan operasional dan perluasan
perusahaan. Pasar modal Indonesia
memegang peranan penting dalam
memobilisasi dana dari investor yang ingin berinvestasi di pasar modal.
Suatu perusahaan untuk dapat
melangsungkan aktivitas operasinya, haruslah
berada dalam keadaan menguntungkan
(profitable), tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Dividen hanya akan dibagikan apabila perusahaan mengalami keuntungan. Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia
besarnya rata-rata variabel independen
(likuiditas (cash ratio dan current ratio), solvabilitas (debt to equity ratio dan debt to asset ratio), profitabilitas (earning per share dan return on investment) dan variabel
dependen (dividend per share) pada
87
sampai dengan 2015 dapat dilihat pada tabel- tabel berikut :
Tabel 1. 1
Data Current Ratio (CAR) Perusahaan Manufakturyang Terdaftar di BEI
Periode 2010-2015
No. Nama Perusahaan Kode Current Ratio (CAR) Rata-rata
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk. INTP 5.82 6.98 6.02 6.14 4.93 4.88 5.80 2 Holcim Indonesia Tbk. SMCB 1.66 1.46 1.4 0.63 0.6 0.65 1.07
3 Asahimas Flat Glass Tbk. AMFG 3.93 4.42 3.88 4.17 5.68 4.65 4.46
4 Surya Toto Indonesia Tbk. TOTO 2.09 1.88 2.15 2.19 2.10 2.41 2.14 5 Lionmesh Prima Tbk. LMSH 2.44 2.35 4.06 4.2 5.56 8.09 4.45
6 Lion Metal Works Tbk. LION 9.44 7.1 9.34 6.7 3.69 3.8 6.68
7 Ekadharma International
Tbk. EKAD 1.76 1.90 2.41 2.32 2.32
3.57 2.38
8 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk. CPIN 2.92 3.33 3.31 3.79 2.24
2.10 2.95
9 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
Tbk. TKIM 2.19 1.92 2.40 2.32 1.90
1.43 2.03
10 Astra Internatonal Tbk. ASII 1.36 1.39 1.24 1.32 1.37 1.37 1.34
11 Astra Otoparts Tbk. AUTO 1.75 1.35 1.16 1.88 1.33 1.32 1.47
12 Gajah Tunggal Tbk. GJTL 1.76 1.74 1.71 2.30 2.01 1.78 1.88
13 Selamat Sempurna Tbk. SMSM 2.17 2.71 1.94 2.09 2.11 2.39 2.24
14 Sepatu Bata Tbk. BATA 0.20 2.12 2.12 1.69 1.55 2.47 1.69
15 Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. SCCO 1.26 1.29 1.46 1.39 1.56 1.69 1.44 16 Delta Djakarta Tbk. DLTA 6.33 6.01 5.26 4.71 4.47 6.42 5.53
17 Sekar Laut Tbk. [s] SKLT 1.93 1.70 1.41 1.23 1.18 0.01 1.24
18 HM Sampoerna Tbk. HMSP 1.61 1.75 1.78 1.75 1.53 6.56 2.50
19 Darya-Varia Laboratoria
Tbk. DVLA 3.72 4.83 4.31 4.24 5.18 3.52 4.30
20 Kimia Farma (persero)
Tbk. KAEF 2.43 2.75 2.83 2.43 2.39 1.93 2.46 21 Merck Tbk. [s] MERK 7.57 7.52 3.87 3.98 4.59 3.65 5.20
22 Tempo Scan Pacific Tbk. TSPC 3.37 3.08 3.09 2.96 3.27 2.54 3.05
23 Mandom Indonesia Tbk. TCID 10.68 11.74 7.73 3.57 1.80 4.99 6.75
24 Unilever Indonesia Tbk. UNVR 0.85 0.68 0.66 0.69 0.71 0.65 0.71
25 Indofood Sukses Makmur
Tbk. INDF 2.03 1.90 2.00 1.66 1.80 1.70 1.85 26 Kalbe Farma Tbk. KLBF 4.39 3.65 3.40 2.83 3.40 3.69 3.56
27 Gudang Garam Tbk. GGRM 2.70 2.24 2.17 1.72 1.62 1.77 2.04
28 Multi Bintang Indonesia,
Tbk. MLBI 0.94 0.99 0.58 0.97 0.51 0.58 0.76 29 Sumi Indo Kabel Tbk. IKBI 5.00 5.21 3.52 4.72 4.65 4.65 4.63
30 Lautan Luas Tbk. LTLS 1.10 1.03 0.84 1.13 1.20 1.19 1.06 Rata-rata 3.18 3.23 2.94 2.72 2.57 2.88 2.93
88 Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat rata-rata nilai current ratio perusahaan
manufaktur memperlihatkan trend yang
berfluktuasi dari tahun 2010 sampai dengan 2015. PT Mandom Indonesia Tbk memiliki current ratio yang paling tinggi yaitu sebesar 11.74 pada tahun 2011. PT Unilever Indonesia Tbk memiliki nilai rata-rata terkecil yaitu
sebesar 0.71. PT Kimia Farma (persero) Tbk mengalami kenaikan nilai CAR dari tahun 2010 sampai dengan 2012 dan mengalami penurunan pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Tingginya current ratio menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan membayar dividen yang dijanjikan (Brigham & Joel, 2014).
Tabel 1.2 Data Cash Ratio (CR)
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2015
No. Nama Perusahaan Kode Cash Ratio (CR) Rata-rata
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk. INTP 3.47 4.64 4.33 4.59 3.45 3.22 3.95
2 Holcim Indonesia
Tbk. SMCB 0.78 0.66 0.35 0.11 0.05 0.16 0.35
3 Asahimas Flat Glass Tbk.
AMF
G 1.66 1.76 1.51 1.81 2.78 1.94 1.91
4 Surya Toto Indonesia
Tbk. TOTO 0.59 0.48 0.44 0.50 0.15 0.3 0.41 5 Lionmesh Prima Tbk. LMSH 0.05 0.19 1.37 1.50 2.22 3.66 1.50
6 Lion Metal Works
Tbk. LION 5.18 3.75 4.78 3.20 1.31 1.51 3.29
7 Ekadharma
International Tbk. EKAD 0.02 0.08 0.08 0.10 0.10 0.62 0.17
8 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk. CPIN 0.90 0.55 0.44 0.49 0.19 0.29 0.48
9 Pabrik Kertas Tjiwi
Kimia Tbk. TKIM 0.39 0.01 0.36 0.22 0.23 0.09 0.22
10 Astra Internatonal
Tbk. ASII 0.27 0.20 0.26 0.28 0.35 0.36 0.29 11 Astra Otoparts Tbk. AUTO 0.38 0.19 0.23 0.55 0.33 0.27 0.33 12 Gajah Tunggal Tbk. GJTL 0.33 0.20 0.29 0.67 0.30 0.17 0.33
13 Selamat Sempurna Tbk.
SMS
M 0.04 0.06 0.12 0.17 0.14 0.22 0.13 14 Sepatu Bata Tbk. BATA 0.03 0.07 0.05 0.01 0.01 0.15 0.05
15
Supreme Cable Manufacturing & Commerce
SCCO 0.14 0.31 0.31 0.28 0.14
0.42 0.27 16 Delta Djakarta Tbk. DLTA 2.78 2.57 2.42 2.74 2.17 3.52 2.70 17 Sekar Laut Tbk. [s] SKLT 0.11 0.15 0.05 0.07 0.05 0.05 0.08 18 HM Sampoerna Tbk. HMSP 0.33 0.24 0.07 0.05 0.00 0.38 0.18
19 Darya-Varia
Laboratoria Tbk. DVLA 1.44 1.78 1.53 1.47 1.80 1.43 1.58
20 Kimia Farma
(persero) Tbk. KAEF 0.56 0.43 0.59 0.53 0.67 0.42 0.53
21 Merck Tbk. [s] MER
K 2.05 3.88 1.20 1.25 1.98 1.06 1.90
22 Tempo Scan Pacific
Tbk. [s] TSPC 1.78 1.59 1.51 1.33 11.11 1.02 3.06
23 Mandom Indonesia
Tbk. TCID 2.26 1.57 1.36 0.36 0.20 0.99 1.12
24 Unilever Indonesia
Tbk. UNVR 0.07 0.03 0.03 0.09 0.13 0.06 0.07
25 Indofood Sukses
89
Sumber : Laporan Kinerja Keuangan BEI, data diolah 2016
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat rata-rata cash ratio perusahaan manufaktur memperlihatkan trend yang berfluktuasi dari tahun 2010 sampai dengan 2015. Cash ratio yang paling tinggi terjadi pada tahun 2014 pada perusahaan PT. Tempo Scan Pacific Tbk, yaitu sebesar 11.11. Sepatu Bata Tbk memiliki nilai cash ratio paling kecil yaitu
sebesar 0.05. Semakin tinggi cash ratio menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya (Brigham & Joel, 2011). Semakin meningkatnya cash ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor untuk menerima dividen yang diharapkan.
Tabel 1. 3
Data Debt Equity Ratio (DER)
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2015
No. Nama Perusahaan Kode Debt to Equity Ratio (DER) Rata-rata
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk. INTP 0.17 0.15 0.17 0.16 0.17 0.16 0.16 2 Holcim Indonesia Tbk. SMCB 0.53 0.45 0.45 0.7 0.96 1.05 0.69 3 Asahimas Flat Glass Tbk. AMFG 0.29 0.25 0.27 0.28 0.23 0.26 0.26 4 Surya Toto Indonesia Tbk. TOTO 0.73 0.76 0.70 0.69 0.65 0.64 0.70 5 Lionmesh Prima Tbk. LMSH 0.67 0.71 0.32 0.28 0.21 0.19 0.40 6 Lion Metal Works Tbk. LION 0.17 0.21 0.17 0.20 0.35 0.41 0.25
7 Ekadharma International
Tbk. EKAD 0.74 0.61 0.43 0.45 0.51 0.33 0.51
8 Charoen Pokphand Indonesia Tbk. CPIN 0.45 0.43 0.51 0.58 0.91 0.97 0.64
9 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
Tbk. TKIM 2.45 2.46 2.46 2.26 1.91 1.81 2.23 10 Astra Internatonal Tbk. ASII 1.02 1.03 1.02 0.96 0.94 0.94 0.99 11 Astra Otoparts Tbk. AUTO 0.38 0.47 0.62 0.32 0.42 0.41 0.44 12 Gajah Tunggal Tbk. GJTL 1.94 1.61 1.35 1.68 1.68 2.25 1.75 13 Selamat Sempurna Tbk. SMSM 0.96 0.70 0.76 0.69 0.53 0.54 0.70 14 Sepatu Bata Tbk. BATA 0.46 0.46 0.48 0.72 0.81 0.45 0.56
15 Supreme Cable Manf. & Commerce Tbk. SCCO 1.72 1.80 1.27 1.49 1.03 0.92 1.37 16 Delta Djakarta Tbk. DLTA 0.20 0.22 0.25 0.28 0.30 0.22 0.25 17 Sekar Laut Tbk. [s] SKLT 0.69 0.74 0.93 1.16 1.16 1.48 1.03 18 HM Sampoerna Tbk. HMSP 1.01 0.90 0.97 0.94 1.10 0.19 0.85
19 Darya-Varia Laboratoria
Tbk. DVLA 0.33 0.28 0.28 0.3 0.28 0.41 0.31 20 Kimia Farma (persero) Tbk. KAEF 0.49 0.43 0.45 0.52 0.64 0.74 0.55 21 Merck Tbk. [s] MERK 0.20 0.18 0.37 0.36 0.29 0.35 0.29 22 Tempo Scan Pacific Tbk. [s] TSPC 0.36 0.40 0.38 0.40 0.32 0.45 0.39 23 Mandom Indonesia Tbk. TCID 0.10 0.11 0.15 0.24 0.44 0.21 0.21 24 Unilever Indonesia Tbk. UNVR 1.15 1.85 2.02 2.14 2.11 2.26 1.92
25 Indofood Sukses Makmur
Tbk. INDF 1.33 0.70 0.74 1.04 1.08 1.13 1.00 26 Kalbe Farma Tbk. KLBF 0.23 0.27 0.28 0.33 0.27 0.25 0.27 27 Gudang Garam Tbk. GGRM 0.44 0.59 0.56 0.73 0.75 0.67 0.62
27 Gudang Garam Tbk. GGR
M 0.08 0.09 0.06 0.06 0.07 0.11 0.08
28 Multi Bintang
Indonesia, Tbk. MLBI 0.03 0.37 0.12 0.20 0.09 0.28 0.18 29 Sumi Indo Kabel Tbk. IKBI 1.36 1.54 0.84 1.3 0.84 0.84 1.12 30 Lautan Luas Tbk. LTLS 0.13 0.04 0.04 0.1 0.11 0.05 0.07
90
28 Multi Bintang Indonesia,
Tbk. MLBI 1.41 1.30 2.49 0.8 3.03 1.74 1.80 29 Sumi Indo Kabel Tbk. IKBI 0.22 0.22 0.34 0.23 0.23 0.23 0.25 30 Lautan Luas Tbk. LTLS 3.14 3.24 2.58 2.26 2.00 2.33 2.59 Rata-rata 0.80 0.78 0.79 0.77 0.84 0.80 0.80 Sumber : Laporan Kinerja Keuangan BEI, data diolah 2016
Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat rata-rata nilai DER mengalami trend naik dan turun. Nilai DER yang paling tinggi dialami Lautan Luas Tbk sebesar 2.59, sedangkan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan Mandom Indonesia Tbk memiliki nilai DER yang paling kecil. Ada 2 (dua) perusahaan yang mengalami peningkatan nilai DER dari tahun 2010 sampai dengan 2015. Perusahaan tersebut adalah SKLT dan INDF. Surya Toto Tbk memiliki nilai DPS yang mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2012. Hal ini bertolak belakang dengan nilai DER yang juga mengalami penurunan.
Menurut Siegel dan Shim (1999, dikutip dalam Fahmi, 2015) DER merupakan ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Sehingga Semakin tinggi tingkat hutang yang dimiliki, maka beban bunga yang harus ditanggung juga semakin besar. Hal ini
akan menyebabkan keuntungan yang
diperoleh semakin kecil, sehingga
berpengaruh pada rendahnya dividen yang mampu dibayarkan kepada pemegang saham.
Tabel 1.4
Data
Debt Asset Ratio(DAR)
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2015
No. Nama Perusahaan Kode
Debt to Asset Ratio (DAR)
Rata-rata
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk. INTP 0.15 0.13 0.15 0.14 0.14 0.14 0.14 2 Holcim Indonesia Tbk. SMCB 0.35 0.31 0.31 0.41 0.49 0.51 0.40 3 Asahimas Flat Glass Tbk. AMFG 0.22 0.20 0.21 0.22 0.19 0.21 0.21
4 Surya Toto Indonesia
Tbk. TOTO 0.42 0.43 0.41 0.41 0.39 0.39 0.41 5 Lionmesh Prima Tbk. LMSH 0.40 0.42 0.24 0.22 0.17 0.16 0.27 6 Lion Metal Works Tbk. LION 0.14 0.17 0.14 0.17 0.26 0.29 0.20
7 Ekadharma International
Tbk. EKAD 0.39 0.38 0.30 0.92 0.34 0.25 0.43
8 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk. CPIN 0.31 0.30 0.34 0.37 0.48 0.49 0.38
9 Pabrik Kertas Tjiwi
Kimia Tbk. TKIM 0.71 0.71 0.71 0.69 0.66 0.64 0.69 10 Astra Internatonal Tbk. ASII 0.51 0.51 0.50 0.49 0.48 0.48 0.50 11 Astra Otoparts Tbk. AUTO 0.27 0.32 0.38 0.24 0.30 0.29 0.30 12 Gajah Tunggal Tbk. GJTL 0.66 0.62 0.57 0.63 0.63 0.69 0.63 13 Selamat Sempurna Tbk. SMSM 0.47 0.41 0.43 0.41 0.34 0.35 0.40 14 Sepatu Bata Tbk. BATA 0.32 0.31 0.33 0.42 0.45 0.31 0.36 15 Supreme Cable Man. & Commerce Tbk. SCCO 0.63 0.64 0.56 0.60 0.51 0.48 0.57 16 Delta Djakarta Tbk. DLTA 0.16 0.18 0.2 0.22 0.23 0.18 0.20 17 Sekar Laut Tbk. [s] SKLT 0.41 0.43 0.48 0.54 0.54 0.60 0.50 18 HM Sampoerna Tbk. HMSP 0.50 0.47 0.49 0.48 0.52 0.16 0.44
19 Darya-Varia Laboratoria
Tbk. DVLA 0.25 0.22 0.22 0.23 0.22 0.29 0.24
20 Kimia Farma (persero)
91
22 Tempo Scan Pacific Tbk.
[s] TSPC 0.26 0.28 0.28 0.29 0.25 0.31 0.28 23 Mandom Indonesia Tbk. TCID 0.09 0.10 0.13 0.19 0.31 0.18 0.17 24 Unilever Indonesia Tbk. UNVR 0.53 0.65 0.67 1.21 0.68 0.69 0.78
25 Indofood Sukses Makmur
Tbk. INDF 0.47 0.41 0.42 0.51 0.52 0.53 0.48 26 Kalbe Farma Tbk. KLBF 0.21 0.22 0.25 0.21 0.21 0.20 0.22 27 Gudang Garam Tbk. GGRM 0.37 0.36 0.42 0.43 0.43 0.40 0.40
28 Multi Bintang Indonesia,
Tbk. MLBI 0.59 0.57 0.71 0.45 0.75 0.64 0.62 29 Sumi Indo Kabel Tbk. IKBI 0.18 0.18 0.25 0.18 0.19 0.19 0.20 30 Lautan Luas Tbk. LTLS 0.72 0.76 0.72 0.69 0.67 0.70 0.71
Rata-rata 0.37 0.37 0.38 0.42 0.40 0.38 0.39
Sumber : Laporan Kinerja Keuangan BEI, data diolah tahun 2016
Berdasarkan Tabel 1.4, dapat dilihat rata-rata nilai debt to asset ratio (DAR) mengalami kenaikan dari tahun 2010 sampai tahun 2013 dan mengalami penururunan sampai pada tahun 2015. PT Unilever Indonesia Tbk, Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, Lautan Luas Tbk memiliki nilai rata-rata DAR yang paling tinggi yaitu diatas 70%.
Angka tersebut cukup tinggi artinya
perusahaan mendanai operasional dari
kreditur berupa pinjaman dan harta lancar
lainnya lebih dari 70%. Sedangkan
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki
nilai DAR yang paling kecil yaitu sebesar 0.14. Menurut Sartono (2000, dalam Fahmi, 2015) penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori ekstrem leverage (utang ekstrem) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Sehingga semakin tinggi hutang maka semakin kecil kesempatan investasi untuk mendapatkan dividen.
Tabel 1.5
Data Earning Per Share (EPS)
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2015
No. Nama Perusahaan Kode Earning Per Share (EPS)
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1
Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk. INTP 876.10 977.10 1,293.16 1,361.02 1,431.82 1,200.84 2 Holcim Indonesia Tbk. SMCB 108.36 138.79 176.21 124.25 87.22 87.22
3
Asahimas Flat Glass
Tbk. AMFG 762.61 776.49 798.64 779.63 1,056.76 1,056.76
4
Surya Toto Indonesia
Tbk. TOTO 3,875.96 4,362.48 476.31 477.55 593.11 593.11 5 Lionmesh Prima Tbk. LMSH 735.10 1,089.70 4,300.26 1,498.22 771.16 771.16 6 Lion Metal Works Tbk. LION 742.90 1,010.28 1,641.30 1,245.03 942.05 942.05
7
Ekadharma International
Tbk. EKAD 46.89 37.40 51.80 55.60 57.30 57.30
8
Charoen Pokphand
Indonesia Tbk. CPIN 134.78 143.64 163.68 154.34 18.00 18.00
9
Pabrik Kertas Tjiwi
92
17 Sekar Laut Tbk. [s] SKLT 6.99 8.65 11.53 16.90 24.56 24.56 18 HM Sampoerna Tbk. HMSP 1,465.37 1,839.93 2,269.06 2,468.28 2,322.86 2,322.86
19
Darya-Varia Laboratoria
Tbk. DVLA 99.00 107,960.00 132.95 112.32 72.26 72.26
20
Kimia Farma (persero)
Tbk. KAEF 24.97 30.92 36.24 38.63 4,224.45 4,224.45 21 Merck Tbk. [s] MERK 5,303.30 10,319.60 4,812.86 7,832.36 8,101.44 8,101.44
22
Tempo Scan Pacific
Tbk. [s] TSPC 109.94 130.30 141.15 141.03 2.22 2.22 23 Mandom Indonesia Tbk. TCID 653.37 696.48 747.88 796.49 866.95 866.95 24 Unilever Indonesia Tbk. UNVR 443.59 545.66 634.24 701.52 752.10 384.09
25
Indofood Sukses
Makmur Tbk. INDF 448.15 350.46 371.41 285.16 442.50 197.13 26 Kalbe Farma Tbk. KLBF 132.31 145.95 28.45 37.80 44.05 22.68 27 Gudang Garam Tbk. GGRM 2,190.00 2,543.57 2,086.06 2,249.76 2,790.19 1,248.55
28
Multi Bintang
Indonesia, Tbk. MLBI 21,027.50 24,080.77 21,518.98 55,576.08 37,717.51 37,717.51 29 Sumi Indo Kabel Tbk. IKBI 15.03 58.45 127.18 68.17 74.33 74.33 30 Lautan Luas Tbk. LTLS 140.00 116.45 139.69 109.51 104.43 104.43
Rata-rata 2,003.26 5,764.47 2,099.48 3,145.55 2,728.07 2,647.82
Sumber : Laporan Kinerja Keuangan BEI, data diolah
Berdasarkan Tabel 1.5 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai EPS mengalami trend naik dan turun dari tahun 2010 sampai dengan 2015. PT Mandom Indonesia Tbk. mengalami kenaikan dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2014. PT Multi Bintang Indonesia Tbk. membagikan dividen cukup besar dibandingkan perusahaan lainnya.
Tabel 1.6
Data Return on Investment (ROI)
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2015
No. Nama Perusahaan Kode ROI
Rata-rata
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. INTP 0.21 0.20 0.21 0.19 0.18 0.15 0.19 2 Holcim Indonesia Tbk. SMCB 0.08 0.10 0.11 0.06 0.04 0.01 0.07 3 Asahimas Flat Glass Tbk. AMFG 0.14 0.13 0.11 0.10 0.12 0.08 0.11 4 Surya Toto Indonesia Tbk. TOTO 0.18 0.16 0.16 0.14 0.14 0.12 0.15 5 Lionmesh Prima Tbk. LMSH 0.09 0.11 0.32 0.10 0.05 0.01 0.12 6 Lion Metal Works Tbk. LION 0.13 0.14 0.20 0.13 0.08 0.07 0.12 7 Ekadharma International Tbk. EKAD 0.13 0.11 0.13 0.34 0.10 0.12 0.16 8 Charoen Pokphand Indonesia Tbk. CPIN 0.34 0.27 0.22 0.16 0.08 0.07 0.19 9 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. TKIM 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 10 Astra Internatonal Tbk. ASII 0.15 0.14 0.12 0.10 0.09 0.06 0.11 11 Astra Otoparts Tbk. AUTO 0.22 0.16 0.13 0.08 0.07 0.02 0.11 12 Gajah Tunggal Tbk. GJTL 0.08 0.06 0.09 0.01 0.02 0.02 0.05 13 Selamat Sempurna Tbk. SMSM 0.15 0.19 0.19 0.20 0.24 0.21 0.20 14 Sepatu Bata Tbk. BATA 0.13 0.11 0.12 0.07 0.09 0.16 0.11
15
Supreme Cable Manufacturing &
93
24 Unilever Indonesia Tbk. UNVR 0.39 0.40 0.40 0.72 0.40 0.37 0.45 25 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 0.08 0.09 0.08 0.04 0.06 0.04 0.07 26 Kalbe Farma Tbk. KLBF 0.25 0.18 0.19 0.17 0.17 0.15 0.19 27 Gudang Garam Tbk. GGRM 0.14 0.13 0.10 0.09 0.09 0.1 0.11 28 Multi Bintang Indonesia, Tbk. MLBI 0.39 0.42 0.39 0.66 0.36 0.24 0.41 29 Sumi Indo Kabel Tbk. IKBI 0.01 0.03 0.05 0.02 0.02 0.02 0.03 30 Lautan Luas Tbk. LTLS 0.03 0.02 0.03 0.03 0.04 0.01 0.03
Rata-rata 0.16 0.16 0.16 0.16 0.12 0.11 0.15
Sumber : Laporan Kinerja Keuangan BEI, data diolah tahun 2016
Berdasarkan Tabel 1.6 dapat dilihat rata-rata nilai ROI mempunyai nilai yang konstan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. PT Sekar Laut Tbk mengalami kenaikan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. CPIN, TKIM, ASII, AUTO, TCID merupakan perusahaan yang mengalami
penurunan nilai ROI dari tahun 2010 sampai dengan 2015. PT Unilever Tbk. memiliki nilai rata-rata ROI tertinggi yaitu sebesar 46.14%. Sedangkan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. memiliki nilai rata-rata ROI terrendah yaitu sebesar 1.42%.
Tabel 1.7
Data Dividend Per Share (DPS)
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2015
No. Nama Perusahaan Kode Devidend Per Share
Rata-rata
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. INTP 263 293 450 900 1350 1,350 768 2 Holcim Indonesia Tbk. SMCB 23 86 80 90 34 31 57 3 Asahimas Flat Glass Tbk. AMFG 80 80 80 80 80 80 80 4 Surya Toto Indonesia Tbk. TOTO 701.50 2000 200 200 170 50 554 5 Lionmesh Prima Tbk. LMSH 30 50 100 150.0 200 200 122 6 Lion Metal Works Tbk. LION 125 200 300 400.0 400 400 304 7 Ekadharma International Tbk. EKAD 8 7 8 9 9 9 8 8 Charoen Pokphand Indonesia Tbk. CPIN 39.8 42 46 46 18 18 35
9 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
Tbk. TKIM 15 25 25 10 10 10 16
10 Astra Internatonal Tbk. ASII 1980 216 216 216 64 64 459 11 Astra Otoparts Tbk. AUTO 592 105 87 105.5 96 84 178 12 Gajah Tunggal Tbk. GJTL 12 10 27 10.0 10 10 13 13 Selamat Sempurna Tbk. SMSM 55 150 80 140.0 125 125 113 14 Sepatu Bata Tbk. BATA 1300 1231.45 2750 28.55 21.78 22 892
15 Supreme Cable Man. & Commerce Tbk. SCCO 90 170 250 150.0 150
350 193 16 Delta Djakarta Tbk. DLTA 9.500 10.500 11.000 11.500 12.000 6,000 10,083
17 Sekar Laut Tbk. [s] SKLT 2 2 2 3 4 5 3
18 HM Sampoerna Tbk. HMSP 1.640 1.750 1.300 3.399 2.008 2,000 2,016
19 Darya-Varia Laboratoria Tbk.
[s] DVLA 45 30 31.5 65 22 30 37
94
Sumber : Laporan Kinerja Keuangan BEI, data diolah tahun 2016
Berdasarkan Tabel 1.7, dapat dilihat nilai rata-rata DPS mengalami pertumbuhan dari tahun 2010 sampai dengan 2012 dan mengalami penurunan pada tahun 2013 sampai 2015. Pada tahun 2014 nilai DPS mengalami penurunan hal ini tidak diikuti dengan kenaikan rata-rata nilai Cash Ratio (CR) sebesar 1.07 pada tahun 2014. Sedangkan pada tahun 2013 nilai DPS mengalami penurunan lebih dari 200%. Perubahan DPS ini tidak konsisten dengan perubahan nilai DER yang mengalami penurunan pada tahun yang sama. Karena semakin kecil hutang maka semakin tinggi kesempatan pemegang saham memperoleh pembagian dividen. Dimana semakin rendah utang maka semakin mampu perusahaan dalam membayar dividen.
Dari informasi tersebut dapat
diketahui peluang investasi pada sektor manufaktur sangatlah besar. Maka dari itu manajemen suatu perusahaan dituntut untuk mampu mengolah keuangan perusahaan dengan sebaik mungkin berdasarkan fungsi utama manajer keuangan yaitu pengambilan keputusan investasi, pengambilan keputusan pembelanjaan/ pendanaan dan kebijakan dividen. Melalui itu semua diharapkan manajemen mampu mencapai tujuannya yaitu memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham yang dapat ditempuh dengan
membagikan dividen yang relatif stabil bahkan cendrung naik dari waktu ke waktu.
Melihat fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Pengaruh Likuiditas,
Solvabilitas, dan Profitabilitas Terhadap Dividend Per Share Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Adakah pengaruh signifikan likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas secara bersama-sama terhadap dividend per share (DPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
2. Adakah pengaruh signifikan likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas secara parsial terhadap dividend per share (DPS) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Penelitian ini membahas mengenai
pengaruh likuiditas, solvabilitas dan
profitabilitas terhadap dividend per share pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015. Juga untuk mengetahui pengaruh signifikan likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas secara parsial dan simultan terhadap dividend per share.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas terhadap dividend per share pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. LANDASAN TEORI 2.1 Devidend per share
Hanafi dan Halim (2007, p. 361)
menyatakan bahwa dividen merupakan
kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang
saham sebagai keuntungan dari laba
perusahaan. Dividen ditentukan berdasarkan dalam rapat umum anggota pemegang saham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pemimpin. Menurut Fahmi (2015, p. 273) pembayaran dividen dapat dilakukan dalam bentuk tunai (cash) namun ada juga pembayaran dividen dilakukan dalam bentuk pemberian saham, bahkan juga dalam bentuk pemberian property.
Ada beberapa teori dari preferensi investor tentang pembayaran dividen antara lain (Brigham dan Joel, 2014) :
1. Teori Irelevansi Dividen, merupakan teori yang dikemukakan oleh Miller dan Modigliani, berpendapat bahwa nilai suatu
perusahaan hanya ditentukan oleh
kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba dan risiko bisnisnya. Dengan kata lain, MM berpendapat bahwa pendapatan
29 Sumi Indo Kabel Tbk. IKBI 14 10 42 67.9 20 20 29 30 Lautan Luas Tbk. LTLS 34 34 30 32.0 62 27 36
95 tersebut dibagi antara dividen dan laba ditahan.
2. Teori Burung di Tangan, merupakan teori yang dikemukakan oleh Gordon dan Lintner, berpendapat bahwa tingkat pengembalian atas ekuitas akan turun apabila rasio pembagian dividen dinaikkan karena para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal (capital gain) yang akan dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan dengan seandainya mereka menerima dividen. Gordon dan Lintner berpendapat bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan
yang diharapkan dividen daripada
pendapatan dari keuntungan modal (capital gain).
3. Teori Preferensi Pajak, merupakan teori yang menyatakan bahwa investor lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada tinggi. Hal ini karena adanya pajak yang dikenakan pada dividen. Investor menganggap bahwa pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga saham, dan keuntungan modal (capital gain) yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya lebih tinggi.
2.2 Likuiditas
Menurut Weston (2009, dalam rizka, 2013) yang menyebutkan bahwa rasio
likuiditas merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Penelitian ini memproksikan likuiditas perusahaan dengan current ratio dan cash ratio. Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity
ratio) yang merupakan kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan.
2.3 Solvabilitas
Menurut Kasmir (2009, p.158)
solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam membayar seluruh
kewajibannya (baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang). Jenis rasio hutang dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio (DER) dan debt to asset ratio (DAR).
DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas.
2.4 Profitabilitas
Dalam Kasmir (2009, p. 162), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan dari penjualan dan
pendapatan investasi. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan yaitu earning per share (EPS) dan Return on Investment (ROI).
2.5 Pengaruh Likuiditas terhadap DPS
Likuiditas perusahaan merupakan
pertimbangan utama dalam banyak keputusan dividen. Hal ini disebabkan karena dividen menunjukkan arus kas keluar, semakin besar
posisi kas dan keseluruhan likuiditas
perusahaan, maka semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen.
Perusahaan yang sedang bertumbuh dan menguntungkan mungkin saja tidak likuid karena dananya digunakan untuk aset tetap dan modal kerja permanen. Oleh karena pihak manajemen di perusahaan semacam ini biasanya ingin mempertahankan beberapa
perlindungan likuiditas agar dapat
memberikan fleksibilitas keuangan dan
perlindungan terhadap ketidakpastian, maka pihak manajemen mungkin enggan untuk mempertaruhkan posisi ini dengan membayar dividen dalam jumlah besar (Horne, et al., 2007).
2.6 Pengaruh Solvabilitas terhadap DPS
Menurut Rodoni dan Herni (2008, p.
123) faktor solvabilitas mencerminkan
perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya. Semakin rendah rasio ini akan menunjukkan semakin tingginya kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya
2.7 Pengaruh Profitabilitas terhadap DPS
Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam
96
investor jangka panjang akan sangat
berkepentingan dengan analisis profitabilitas. Bagi pemegang saham analisis profitabilitas digunakan untuk melihat keuntungan yang
benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen.
2.8 Kerangka Pemikiran Penelitian
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa; Variabel bebas yaitu rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, rasio profitabilitas
mempengaruhi variabel terikat yaitu dividend per share secara bersama-sama ataupun parsial.
3. METODOLOGI
3.1 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Widarjono (2013, p. 9) dalam ekonometrika pengantar dan aplikasinya terdapat tiga jenis data, yaitu time series (dalam runtut waktu), cross section (data antar tempat atau ruang), dan pooled data yaitu gabungan antara time series dan cross section,
sehingga data penelitian ini memiliki
karakteristik yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang bertahan selama periode 2010 sampai 2015 dalam Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari annual report (laporan tahunan) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010
sampai dengan 2015, yang telah
dipublikasikan.
3.2. Metode Analisis 3.2.1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dengan
menggunakan aplikasi Eviews yang
menghitung statistik deskriptif dari masing-masing variabel. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat dari nilai probability. Pengujian normalitas dapat dilihat dari nilai probabilitas dari Jarque-Bera (JB), jika
probabilitas > α (5%) maka model dinyatakan
normal. (Basuki dan Nano, 2016, p.188) Hipopenelitian:
Ho: data memiliki distribusi normal Ha: data tidak memiliki distribusi normal
Current Ratio X1
Cash Ratio
X2
Debt to Equity Ratio
X3
Debt to Asset Ratio
X4
Earning Per Share
X5
Return on Investment
X6
Likuiditas
Solvabilitas
Profitabilitas
97
Jika nilai uji normalitas ≥ 5% berarti
menerima Ho, tetapi jika nilai uji normalitas ≤ 5% berarti menolak Ho.
3.2.2. Model Analisis
Analisis regresi merupakan salah satu metode statistika yang banyak digunakan,
terutama untuk menjelaskan hubungan
fungsional antar variabel yang dinyatakan dalam suatu model atau persamaan. Dilihat dari pola hubungan dalam analisis regresi terbagi dalam dua macam, yaitu 1) analisis regresi linier (variabel bebasnya berpangkat satu) dan 2) analisis regresi non linier (variabel bebasnya tidak berpangkat satu). Dilihat dari jumlah variabel bebasnya analisis yang digunakan adalah analisis regresi ganda (multiple regression analysis), yaitu hubungan antara satu atau beberapa variabel bebas (independence) dan satu variabel tak bebas (dependence), dimana hubungan keduanya dapat digambarkan sebagai satu garis lurus (Puspowarsito, 2008, p. 165).
Model dalam penelitian ini adalah
Yit = a + b1X1 it + b2X2 it + b3X3 it + b4X4 it + b5X5 it + b6 X6 it+ εit
Dimana:
Yit = dividend per share (DPS),
perusahaan i, pada tahun t a = konstanta
3.2.3. Uji Model Asumsi Klasik 3.2.3.1. Uji Normalitas Model
Uji normalitas model digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Untuk menguji lebih akurat diperlukan alat analisis salah satunya adalah aplikasi. Salah satu metode yang banyak digunakan untuk menguji normalitas adalah Jarque-Bera test.
Pada program Eviews pengujian normalitas dapat dilihat dari nilai probabilitas dari Jarque-Bera (JB),
Hipopenelitian:
Ho: Model memiliki distribusi normal
Ha: Model tidak memiliki distribusi normal
jika nilai uji normalitas ≥ 5% berarti menerima Ho, tetapi jika nilai uji normalitas ≤
5% berarti menolak Ho.
3.2.3.2. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya (Puspowarsito, 2008, p. 174). Menurut Nugroho (2014) uji Durbin-Watson merupakan salah satu uji yang dipakai untuk
memeriksa ada tidaknya autokorelasi.
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi atau tidak peneliti menggunkan uji Durbin Watson dengan nilai sebagai berikut : (Sunyoto, 2011, p.91).
Dalam penelitian ini Uji Autokorelasi dengan menggunakan program Eviews.
3.2.3.3 Uji Heterokedastisitas
Persamaan regresi berganda perlu diuji mengenai sama atau tidak varians residual dari observasi yang satu dengan
observasi yang lain. Jika residualnya
mempunyai varians yang sama disebut terjadi homoskedastisitas dan jika berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi
yang baik adalah jika terjadi
heteroskedastisitas. (Sunyoto, 2011, p. 91). Hipopenelitian:
Ho: model tidak memiliki masalah
heterokesdastisitas (varians adalah konstan atau homogen
Ha: model memiliki masalah
heterokesdastisitas (varians adalah tidak konstan atau heterogen)
Jika nilai uji heteroskedastisitas ≥ 5% berarti
menerima Ho, tetapi jika nilai uji
98
3.2.3.4 Uji Multikolonierits
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinearitas dilihat dari koefisien
korelasi masing-masing variabel bebas. Hipopenelitian:
Ho: Model memiliki masalah multikolinieritas
Ha: Model tidak memiliki masalah
multikolinieritas
Jika nilai uji multikolinieritas ≥ 0.80 berarti
menerima Ho, tetapi jika nilai uji
multikolinieritas ≤ 0.80 berarti menolak Ho.
(Kuncoro, 2011, p. 126).
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengujian 4.1.1 Uji Normalitas Data
Untuk uji normalitas data digunakan aplikasi yang menghitung statistik deskriptif dari masing-masing variabel. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat dari nilai probability.
Tabel 4.1
Hasil Pengujian Normalitas Data
Sumber: Hasil olah data, 2016
Dari 7 (tujuh) variabel yang terdiri dari 1 (satu) variabel dependen dan 6 (enam) variabel independen terdapat 2 (dua) variabel yang memiliki nilai probability > 5%, sehingga untuk kedua variabel tersebut X6
(return on investment) dan Y (dividend per share) menerima Ho artinya data memiliki distribusi normal.
4.1.2 Hasil Uji Model Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas Model
Untuk uji normalitas model
menggunakan aplikasi yang menghitung probability dengan Jarque-Berra test. Berikut ini disajikan hasil uji normalitas model.
Date: 08/03/16 Time: 15:45 Sample: 2010 2015
Y X1 X2 X3 X4 X5 X6
Mean 1.998557 0.932722 2.921944 0.388333 0.801667 0.146444 2.604005 Median 1.912388 0.380000 2.190000 0.370000 0.550000 0.120000 2.528201
Maximum 4.079181 11.11000 11.74000 1.210000 3.240000 0.720000 5.033263 Minimum 0.301030 0.000000 0.010000 0.090000 0.100000 0.000000 0.346353
Std. Dev. 0.846966 1.340154 2.050535 0.187642 0.684740 0.118927 0.861050 Skewness 0.373469 3.407372 1.538980 0.811788 1.493641 1.677392 0.251774 Kurtosis 2.705687 21.33043 5.739822 3.921803 4.638508 6.903454 3.009611
Jarque-Bera 4.834025 2868.339 127.3535 26.14291 87.06423 198.6864 1.902391
Probability 0.089188 0.000000 0.000000 0.000002 0.000000 0.000000 0.386279
Sum 359.7402 167.8900 525.9500 69.90000 144.3000 26.36000 468.7209 Sum Sq. Dev. 128.4060 321.4862 752.6400 6.302500 83.92750 2.531724 132.7117
99
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Model
Hasil uji normalitas model
menghasilkan nilai 0.000000 yang berarti kurang dari 5%, sehingga menunjukkan bahwa menolak Ho artinya model tidak memiliki distribusi normal.
2. Hasil Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui adanya autokorelasi atau tidak peneliti menggunakan uji Durbin
Watson dengan nilai sebagai berikut:
(Sunyoto, 2011, p.91)
1) Angka DW diantara 0 – 1,10, berarti ada autokorelasi positif
2) Angka DW diantara 1,10 – 1,54, berarti tidak dapat diputuskan
3) Angka DW diantara 1,55 – 2,46 maka berarti tidak autokorelasi
4) Angka DW diantara 2,46 – 2,90, berarti tidak dapat diputuskan
5) Angka DW diantara 2,90 – 4, maka berarti autokorelasi negative
Hasil uji terhadap masalah autokorelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Autokorelasi
Pada model hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada nilai Durbin-Watson yaitu mempunyai nilai 0.806903, yang artinya model mengandung autokorelasi positif.
3. Hasil Uji Heterokedastisitas
Aplikasi (eviews) yang digunakan untuk
pengujian dalam penelitian mempunyai
keterbatasan yaitu belum menyediakan
aplikasi berupa pengujian heteroskedastisitas untuk data yang bersifat panel. Sedangkan untuk data berupa time series dan cross section bisa digunakan dalam aplikasi eviews.
4. Hasil Uji Multikolonierits
Uji multikolinieritas untuk mengetahui adanya hubungan linier antar variabel independen yang dilakukan menggunakan aplikasi. Jika nilai uji multikolinieritas > 0,80, berarti menerima Ho (model memiliki masalah multikolinieritas) tetapi jika nilai uji multikolinieritas < 0,80 berarti menolak Ho.
Tabel 4.3
100 Berdasarkan hasil uji multikolinieritas terjadi hubungan linier antara:
1) Variabel X3 (DER) yang mempunyai
hubungan multikolinieritas dengan
variabel X4 (DAR) yang ditunjukkan
dengan nilai korelasi lebih dari 0.8 yaitu sebesar 0.968971
2) Variabel X5 (EPS) yang mempunyai
hubungan multikolinieritas dengan
variabel X6 (ROI) yang ditunjukkan
dengan nilai korelasi lebih dari 0.8 yaitu sebesar 0.904388
Menurut Winarno (2015, p. 5.7) Untuk menghilangkan masalah multiolinieritas ada
beberapa alternatif yang bisa dipakai.
Alternatif tersebut adalah:
1) Biarkan saja model kita mengandung
multikolinieritas, karena estimatornya
masih dapat bersifat BLUE. Sifat BLUE tidak terpengaruh oleh ada tidaknya korelasi antarvariabel independen. Namun harus diketahui bahwa multikolinieritas akan menyebabkan standard error yang besar.
2) Tambahkan datanya bila memungkinkan,
karena masalah multikolinier biasanya
muncul karena jumlah observasinya
sedikit. Apabila datanya tidak dapat ditambah, teruskan dengan model sekarang yang digunakan
3) Hilangkan salah satu variabel independen, terutama yang memiliki hubungan linier yang kuat dengan variabel lain. Namun apabila menurut teori variabel independen tersebut tidak mungkin dihilangkan, berarti harus tetap dipakai.
4) Transformasikan salah satu (atau beberapa)
variabel, termasuk misalnya dengan
melakukan diferensi.
Dalam penelitian ini peneliti memilih untuk menghilangkan 1 (satu) variabel
independe yang mengandung
multikolinieritas, variabel tersebut adalah X3
(DER). Hasil yang telah diolah setelah menghilangkan satu variabel independen dapat dilihat pada Tabel IV.5 berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinieritas 2
Berdasarkan Tabel 4.4 hasil uji
multikolinieritas setelah menghilangkan
variabel independen yang memiliki masalah multikolinieritas (X3) menunjukkan bahwa
hubungan semua variabel independen lebih kecil daripada 0.80 sehingga menolak Ho yang berarti model tidak memiliki masalah dengan multikolinieritas.
4.1.3 Hasil Model Analisis
Analisis regresi dilakukan untuk
mengetahui pengaruh: current ratio, cash ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, earning per share dan return on investment terhadap dividend per share. Hasil regresi dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Hasil Regresi Model Analisis
101
Hasil regresi dilakukan untuk
mengetahui pengaruh current ratio, cash ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, earning per share dan return on investment terhadap dividend per share adalah :
DPS (Y) = 0.557 - 0.020X1 + 0.098X2 – menunjukkan bahwa apabila variabel X1,
X2, X3, X4, X5, X6 nilainya nol maka nilai
DPS adalah 0.557
2) Nilai koefisien X1 (current ratio) nilainya
sebesar 0.020. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai X1 meningkat sebesar 1
satuan atau 100%, maka nilai variabel DPS (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0.020 dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.
3) Nilai koefisien X2 (cash ratio) nilainya
sebesar 0.098. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai X2 meningkat sebesar 1
satuan atau 100%, maka nilai variabel DPS (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0.098 dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.
mengalami penurunan sebesar 0.004
dengan asumsi variabel independen
lainnya konstan.
dengan asumsi variabel independen
lainnya konstan. mengalami kenaikan sebesar 0.540 dengan
asumsi variabel independen lainnya
konstan. mengalami kenaikan sebesar 1.155 dengan
asumsi variabel independen lainnya
konstan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian
mengenai pengaruh (Likuiditas (cash ratio dan current ratio), Solvabilitas (debt to asset ratio) dan Profitabilitas (earning per share dan return on investment) terhadap dividend
per share (DPS) pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Hasil analisis regresi berganda
menunjukkan bahwa likuiditas (cash ratio dan current ratio), solvabilitas (debt to asset ratio) dan profitabilitas (earning per share dan return on investment) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DPS.
2) Hasil uji hipopenelitian secara parsial, menunjukkan bahwa variabel cash ratio,
earning per share dan return on
investment memiliki pengaruh signifikan
terhadap DPS. Sedangkan variabel
current ratio (CAR) dan debt to asset
ratio (DAR) tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap DPS.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, dapat direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan pembelian saham,
sebaiknya investor mengenal karakter
perusahaan dan mengetahui kondisi
perusahaan dengan mempelajari laporan keuangan perusahaan untuk meminimalisir tingkat risiko.
102 3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan
agar:
a. Melakukan penelitian dengan rentang
waktu yang lebih panjang agar
mendapatkan hasil yang lebih baik.
b. Melakukan penelitian dengan
menambah variabel lain untuk
penelitian yang lebih mendalam tentang variabel yang memilki pengaruh lebih besar terhadap dividend per share
DAFTAR PUSTAKA
Ari, Frebumi. 2011. Pengaruh Likuiditas,
Solvabilitas, Profitabilitas,
Pertumbuhan Asset dan Ukuran
Perusahaan terhadap Dividend per Share pada Perusahaan Manufaktur di
BEI. Penelitian. Manajemen
Keuangan. Universitas Muhammadiyah Palembang.
Arilaha, Muhammad A. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilits, Likuiditas, dan Leverage terhadap Kebijakan Deviden. Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol. 13 No. 1, hal.78 – 87. 2009.
Brigham, Eugene F. Dan Houston Joel F.
”Manajemen Keuangan”. Edisi 8.
Jakarta : Erlangga. 2001.
Chasanah, Amalia Nur. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Devidend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan yang Listed di
Bursa Efek Indonesia”. Penelitian
Universitas Dipenegoro. 2008.
Company Reports, Bursa Efek Indonesia, http://www.idx.co.id, diakses tanggal 05 September 2014
Dwi, Christine KS. “Analisis Perbandingan
Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham
pada Perusahaan LQ 45”. Jurnal Akuntansi, Vol. 4, No. 2, November 2012.
Fahmi, Irham. 2015. Pengantar Manajemen
Keuangan. Cetakan Keempat. Bandung
: Alfabeta
Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim. “Analisis
Laporan Keuangan”. Edisi
Kedua.Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 2005.
Indonesian Capital Market Directory (ICMD), BEI, Jakarta, 2010 s.d. 2014, Bursa
Efek Indonesia, http://www.idx.co.id,
diakses tanggal 05 September 2015.
Jogiyanto H.M. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ketujuh,
cetakan pertama. Yogyakarta: BPFE
Munawir, H.S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
Neti. 2012. Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas,
Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Pertambangan di BEI.
Penelitian. Manajemen Keuangan.
Universitas Muhammadiyah
Palembang.
Pramastuti, Suluh. “Analisis Kebijakan
Dividen: Pengujian Signalling Theory dan Rent Extraction Hypopenelitian”. Penelitian UGM hal. 8. 2007.
Rastri, Topowijono, Sri Sulasmiyati, “Analisis Fundamental Internal untuk
menilai Kewajaran Harga Saham
Dengan Pendekatan Price Earning Rati
(PER) Pada Perusahaan Subsektor
Konstruksi dan Bangunan yang Listing di BEI Periode 2011-2013”. Vol. 26
(Sepetember 2015).
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. “Manajemen
Keuangan”. UIN Syarif Hidayatullah.
Jakarta. 2008.
Safitri, O., Sinarwati., & Atmadja, AT. Analisis Pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas, dan Leverage Terhadap
Return Saham. Jurnal Akuntansi S1
(Volume 3 No. 1 Tahun 2015).
Sonia R, Bergitta dkk. “Analisis Pengaruh
Economic Value Added (EVA), Market
Value Added (MVA), Dan Return on
Investment (ROI) Terhadap Harga
103
Suciptayasa , I Gede Ari. “Pengaruh
Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Struktur Modal”.
http://igedearisuciptayasa.blogspot.
Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Ekonisia
Investasi. Edisi ketujuh, cetakan