1.
1.
Mesir
Mesir
22 Maret 1946
22 Maret 1946
2.
2.
Syria
Syria
3 Juli 1947
3 Juli 1947
3.
3.
India
India
1947
1947
4
4
Palestina
Palestina
Dukungan tidak resmi sejak 1944
Dukungan tidak resmi sejak 1944
5
5
Vatican
Vatican
6 Juli
6 Juli 1947
1947
6
6
Iraq
Iraq
9 Juli 1947
9 Juli 1947
7
7
Lebanon
Lebanon
29 Juli 1947
29 Juli 1947
8
8
Afganishtan
Afganishtan
15 September 1947
15 September 1947
9
9
Myanmar
Myanmar
23 November 1947
23 November 1947
10
10
Arab Saudi
Arab Saudi
24 November 1947
24 November 1947
11
11
Australia
Australia
1947
1947
12
12
Yaman
Yaman
4 Mei 1948
4 Mei 1948
13
13
Uni Sovyet
Uni Sovyet
26 Mei 1948
26 Mei 1948
14
14
Liga Arab
Liga Arab
18 November 1946
18 November 1946
Hubungan Indonesia dengan Suriah telah dibangun resmi pada 1949, dan
Hubungan Indonesia dengan Suriah telah dibangun resmi pada 1949, dan ada di antara pengakuan
ada di antara pengakuan
internasional paling awal atas kemerdekaan Indonesia. Kedua negara mempunyai persepsi umum
internasional paling awal atas kemerdekaan Indonesia. Kedua negara mempunyai persepsi umum
terkait isu Palestina, Irak dan Lebanon, dan Indonesia selalu mendukung Suriah dalam forum
terkait isu Palestina, Irak dan Lebanon, dan Indonesia selalu mendukung Suriah dalam forum
internasional perihal isu Dataran Tinggi Golan. Berkaitan dengan kejadian perang sipil Suriah saat
internasional perihal isu Dataran Tinggi Golan. Berkaitan dengan kejadian perang sipil Suriah saat
ini, Indonesia telah mendorong semua partai di Suriah menghentikan kekerasan, sambil berjanji
ini, Indonesia telah mendorong semua partai di Suriah menghentikan kekerasan, sambil berjanji
menyediakan US$500.000 senilai bantuan kemanusiaan negara Suriah yang dilanda konflik pada
menyediakan US$500.000 senilai bantuan kemanusiaan negara Suriah yang dilanda konflik pada
2014. Sebelumnya Indonesia telah mendonasikan dengan jumlah yang sama ke Suriah pada 2012
2014. Sebelumnya Indonesia telah mendonasikan dengan jumlah yang sama ke Suriah pada 2012
dan 2013 di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Indonesia mempunyai kedutaan besar
dan 2013 di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Indonesia mempunyai kedutaan besar
di
di Damaskus,
Damaskus, sedang
sedang Suriah memiliki
Suriah memiliki kedutaan
kedutaan besar
besar di
di Jakarta. Kedua
Jakarta. Kedua negara merupakan
negara merupakan
anggota Gerakan Non-Blok dan Organisasi Kerja Sama Islam.
anggota Gerakan Non-Blok dan Organisasi Kerja Sama Islam.
Sepanjang Revolusi Nasional Indonesia, Suriah termasuk negara paling awal, yang mendukung dan
Sepanjang Revolusi Nasional Indonesia, Suriah termasuk negara paling awal, yang mendukung dan
mengakui kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1947, perwakilan Suriah di PBB, Faris Al-Khouri,
mengakui kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1947, perwakilan Suriah di PBB, Faris Al-Khouri,
telah mendorong agenda "pertanyaan Indonesia" yang akan didiskusikan dalam Dewan Keamanan
telah mendorong agenda "pertanyaan Indonesia" yang akan didiskusikan dalam Dewan Keamanan
Perserikatan
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Bangsa-Bangsa memicu
memicu dorongan
dorongan internasional
internasional demi
demi
menghentikan
menghentikan
Aksi
Aksi
Polisionil
Polisionil
Belanda dan pada akhirnya berujung ke Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949. S
Belanda dan pada akhirnya berujung ke Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949. S uriah
uriah
adalah negara kedua yang
adalah negara kedua yang mengakui kemerdekaan Indonesia setelah Mesir. Hubungan
mengakui kemerdekaan Indonesia setelah Mesir. Hubungan diplomatik
diplomatik
telah terbangun secara tepat dan cepat pada tahun 1949.
telah terbangun secara tepat dan cepat pada tahun 1949.
Sebuah hubungan bilateral terhadap negara lain cenderung didasari atas sejarah, kepentingan
Sebuah hubungan bilateral terhadap negara lain cenderung didasari atas sejarah, kepentingan
bersama, persamaan nasib maupun rasa kepedulian yang tinggi. Seperti halnya negara Lebanon
bersama, persamaan nasib maupun rasa kepedulian yang tinggi. Seperti halnya negara Lebanon
dengan Indonesia. Lebanon juga negara yang pernah mengalami penjajahan oleh negara lain yaitu
dengan Indonesia. Lebanon juga negara yang pernah mengalami penjajahan oleh negara lain yaitu
Perancis.
Perancis.
Hubungan bilateral antara Indonesia dan Lebanon dimulai dengan pengakuan Republik Indonesia
Hubungan bilateral antara Indonesia dan Lebanon dimulai dengan pengakuan Republik Indonesia
oleh Presiden Lebanon Bechara El-Khoury pada 29 Juli 1947 sehingga menambah daftar negara
oleh Presiden Lebanon Bechara El-Khoury pada 29 Juli 1947 sehingga menambah daftar negara
yang ikut membantu Indonesia dalam mendapatkan pengakuan Internasional menuju KMB.
yang ikut membantu Indonesia dalam mendapatkan pengakuan Internasional menuju KMB.
Lebanon adalah negara ketiga yang mengakui kedaulatan Indonesia setelah Mesir dan
Lebanon adalah negara ketiga yang mengakui kedaulatan Indonesia setelah Mesir dan
Suriah.
Suriah.
Hubungan diplomatik secara resmi didirikan pada tahun 1950, melalui kedutaan Indonesia
Hubungan diplomatik secara resmi didirikan pada tahun 1950, melalui kedutaan Indonesia
di
di
Kairo
Kairo
yang
yang
juga
juga
terakreditasi untuk
terakreditasi untuk
Lebanon. Pada
Lebanon. Pada
pertengahan tahun
pertengahan tahun
1950-an
1950-an
Indonesia
Indonesia
mendirikan kantor perwakilan mereka di Beirut, namun ditutup pada tahun 1976 karena Perang
mendirikan kantor perwakilan mereka di Beirut, namun ditutup pada tahun 1976 karena Perang
Saudara Lebanon.
Saudara Lebanon.
Pada tahun
Pada tahun
1995 Lebanon
1995 Lebanon
mendirikan kedutaan m
mendirikan kedutaan m
ereka di
ereka di
Jakarta, dan
Jakarta, dan
Respon Negara di Dunia Terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Respon Negara di Dunia Terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
o.o. egaraegara Tanggal PengakuanTanggal Pengakuan
A
A Negara Negara SuriahSuriah
B
membalas Indonesia di tahun berikutnya. Indonesia mendirikan kedutaan mereka di Beirut pada
tahun 1996, dan konsulat jenderal di Tripoli pada tahun 1997, kota terbesar kedua di Lebanon.
Pada tahun 2006 Indonesia mengirimkan kontingen lebih dari 1.000 tentara sebagai
anggota pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan.
Hubungan antara Irak dan Indonesia telah dimulai sejak berabad-abad yang lalu. Irak Kuno dan
kepulauan Indonesia yang terhubung ke jalur sutera maritim perdagangan Samudera Hindia,
dimana barang-barang dan ide-ide dipertukarkan. Kekaisaran Sriwijaya pada abad ke-8 telah
memiliki kontak dengan kekhalifahan Islam di Timur Tengah. Pada abad ke-13 Islam tiba di
Indonesia, dan perlahan-lahan menjadi agama mayoritas di Nusantara sejak abad ke-16
Islam menjadi penghubung antara Indonesia dan Irak, yang menyebabkan sejumlah pedagang dan
ulama menyebarkan Islam ke kepulauan Indonesia. Sejumlah buku bahasa Arab dan literatur
dibawa melalui hubungan perdagangan dan pelabuhan, dan akhirnya mencapai Indonesia. Cerita
Seribu satu malam telah mempengaruhi imajinasi orang Indonesia.
Setelah Perang Dunia II, Irak menjadi salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan
Indonesia pada 1945. Irak memberikan pengakuan secara
de facto
sekaligus ikut mendorong
tercapainya pengakuan
dejure
Setelah Indonesia benar-benar merdeka dan memiliki kedaulatan yang sah, kedua negara semakin
menjalin hubungan diplomatik yang diresmikan pada tahun 1950. Indonesia dan Irak juga
tergabung dalam Gerakan Non Blok (GNB) dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia dan masyarakat menolak kampanye militer pimpinan AS
terhadap Irak. Lebih dari 50.000 orang Indonesia memadati jalan-jalan ibukota Indonesia, Jakarta
pada Minggu, 9 Februari, 2003, untuk memprotes ancaman Amerika Serikat dari aksi militer
terhadap Irak. Pada puncak Perang Irak, Indonesia menutup sementara kedutaannya di Baghdad
pada tahun 2003. Karena situasi keamanan secara bertahap meningkat di Irak, Indonesia membuka
kembali kedutaannya pada Juni 2011. Sejak itu, hubungan kedua negara telah berkembang dengan
cepat. Kedua negara sedang dalam proses menghidupkan kembali hubungan bilateral mereka,
yang terhenti karena perang di Irak.
Keputusan Vatican mengakui kedaulatan Indonesia membuat terkejut negara-negara di Eropa,
sebab pada saat itu Indonesia dijajah oleh bangsa Eropa sendiri yaitu Belanda. Vatican turut andil
dalam mendapatkan pengakuan kemerdekaan dari negara lain. Perhatian Vatican terhadap
Indonesia telah meningkat sejak Indonesia masih dijajah oleh Jepang. Jepang telah merampas
gereja-gereja katholik, pertapaan-pertapaan ordo, rumah sakit sekaligus mengambil asset milik
umat katholik di Indonesia.
Perhatian Vatican terhadap kemerdekaan RI juga dikarenakan perjuangan seorang pribumi yang
merupakan uskup Katholik Semarang bernama
. Jiwa nasionalisme
dan jiwa kemanusiaan Soegijapranata telah melahirkan perjuangan untuk mendorong pemuda/i
terlibat dalam berbagai pertempuran dan diplomasi demi tercapainya kemerdekaan Indonesia.
Latar belakang pengakuan Vatican terhadap kemerdekaan adalah ;
1. Indonesia dan Vatican berdiri di atas landasan dan falsafah bernegara yang sama, yakni
antiateisme dan mendukung perdamaian dunia, kerukunan antarumat beragama, serta
kesejahteraaan dan keadilan sosial bagi seluruh umat manusia.
2. Vatikan juga mengakui kontribusi besar Indonesia dalam upaya menciptakan perdamaian dunia
melalui berbagai forum internasional.
3. Takhta Suci Vatikan memandang, prinsip Indonesia yang menjunjung tinggi kebebasan
beragama merupakan landasan dasar yang positif bagi kehidupan beragama dan bernegara.
Ketika Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan RI di Jakarta pada 17 Agustus 1945. Dunia
belum mengakuinya. H. Agus Salim pun menggalang dukungan ke Negara-negara di Timur Tengah.
Namun, saat itu belum juga mendapat dukungan yang signifikan. Dan saat itu, Palestina tampil
sebagai Negara pertama kali yang mengakuinya.
C Negara Irak
D Negara Vatican
Mgr Albertus Soegijapranata
Ketika tidak ada suatu negara dan pemimpin dunia yang berani memberi dukungan secara tegas
dan terbuka terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia, maka dengan keberaniannya, Syekh
Muhammad Amin Al-Husaini mufti Palestina menyampaikan selamat atas kemerdekaan Indonesia.
Pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan
seluruh dunia Islam, bertepatan ‘pengakuan Jepang’ atas kemerdekaan Indonesia.
Selain itu, beliau pun mendesak agar Negara-negara Timur Tengah mengakui kemerdekaan
Indonesia sehingga berhasil meyakinkan Mesir dan kemudian diikuti oleh Suriah, Irak, Lebanon,
Yaman, Arab Saudi, dan Afghanistan
Bahkan dukungan ini telah dimulai setahun sebelum Sukarno-Hatta benar-benar
memproklamirkan kemerdekaan RI. Seorang yang sangat bersimpati terhadap perjuangan
Indonesia, Muhammad Ali Taher (seorang saudagar kaya Palestina) spontan menyerahkan seluruh
uangnya di Bank Arabia tanpa meminta tanda bukti dan berkata: “Terimalah semua kekayaan saya
ini untuk memenangkan per
juangan Indonesia”. Setelah itu dukungan mengalir.
RESPON INTERNASIONAL TERHADAP KEMERDEKAAN RI
1. Pengakuan Mesir terhadap Kemerdekaan RI
1.1 Sebab-Sebab Mesi r Memberi Pengakuan Kemerdekaan RI Persamaan Agama
Banyaknya masyarakat Indonesia yang menuntut ilmu di Mesir
Banyaknya masyarakat Indonesia yang bekerja di Mesir
Banyaknya masyarakat Indonesia yang melakukan haji di Arab
1.2 Proses Indonesia Mendapatkan Kedaulatan dari Mesir
a.
Peranan Mahasiswa-Mahasiswa Indonesia yang belajar di Mesir (Univ. Al-Ahar, Kairo dan Zain Hassan), Irak (Univ. Imron Rosyidi), dan di negara Arab lainnya Peranan Mahasiswa ditunjukkan dengan menanamkan bibit kemerdekaan melalui media massa yang ada di Arabb.
Delegasi Indonesia pertama RI di Mesir (7 April 1946)Utusan pertama Indnesia yang mengunjungi Mesir adalah Suwandi. Suwandi datang ke Mesir untuk menyampaikan rasa terimakasih Indonesia karena Liga Arab memberi dukungan pada kemerdekaan RI dan akan tetap memberi dukungan sampai RI benar-benar diakui kemerdekaannya
c.
Pembentukan Panitia Pusat sebagai wakil Indonesia di Luar NegeriPanitia Pusat yang diketuai H. Agus Salim punya peranan penting dalam upaya diplomasi agar kemerdekaan RI bisa diakui. H. Agus Salim gencar mengenalkan Indonesia ke luar negeri, dari Kairo H. Agus Salim meneruskan misinya ke Suriah, Transyordania, Irak, dan Lebanon. Untuk mengenalkan Indonesia ke negara Arab dan Yaman dilanjutkan oleh H. Rasyidi
d.
Kunjungan yang dilakukan Sutan Syahrir dan Soekarno ke MesirKunjungan ini merupakan penghargaan dan ucapan terimakasih Indonesia kepada Mesir yang sudah mendorong negara-negara di Arab untuk membantu perjuangan Indonesia dalam mendapatkan kemerdekaan
1.3 Peran Mesir dalam Mendukung Kemerdekaan RI
a.
Peran dari organisasi Ikhwan Muslimun yang dipimpin Syaikh Hasan Al-Bannab.
Aksi pemuda Mesir yang berdemo di Kedubes Belanda di Kairoc.
Mengirim delegasi Mesir (Abdul Mun’im) ke Yogyakartad.
Mesir mendorong agar Liga Arab mengakui kemerdekaan RI (18 Nov 1946)e.
Ditandatanganinya perjanjian persahabatan antara RI (H. Agus Salim) dan Mesir (Fahmi Nokrasyi Pasha) (10 Juni 1947)f.
Menteri LN Mesir dibawah kabinet Ahmad Kasyabah Pasha mengirim nota resmi ke Belanda yang berisi permintaan dari Mesir agar Belanda bersedia menghentikan aksinya di Indonesiag.
Aksi pemboikotan oleh para buruh di pelabuhan Port Said dan Terusan Suez terhadap kapal-kapal Belandah.
Rapat Umum oleh organisasi dan parpol di Mesir. Pada rapat umum tersebut juga dihadiri Presiden Habib Burguiba dari Tunisia, dan pemipin Maroko Allal Al- Fassi. Resolusi yang dihasilkan dalam rapat tersebut adalah: Pemboikotan barang-barang buatan Belanda, diseluruh Negara Negara Arab
Pemutusan hubungan diplomatik antara negara-negara Arab dan Belanda
Penutupan pelabuhan dan lapangan terbang di wilayah Arab terhadap kapal dan pesawat Belanda
Pembentukan perangkatan kesehatan untuk menolong korban Agresi Belanda
2. Pengakuan India terhadap Kemerdekaan RI
2.1 Sebab-Sebab India Memberi Pengakuan Kemerdekaan RI
a.
Persamaan Kebudyaaan (Hindu-Budha)b.
Persamaan nasib (sama-sama dijajah atau sama-sama ingin merdeka)c.
Hubungan dekat antara pemimpin negara (Nehru dan Moh. Hatta) (Feb 1927)2.2 Proses Indonesia Mendapatkan Kedaulatan dari India
a.
Semangat dari Para Pelajar Indonesia yang ada di IndiaDibentuknya PPII (Persatuan Putera Indonesia di India). Tujuan dibentuknya PPII adalah membela proklamasi negara dengan mendesak para pemimpin India untuk mengakui Indonesia sebagai negara yang berdiri dan berdaulat. Tugas dari PPII adalah :
Meyakinkan pemimpin India
Membentuk Balai Penerangan (Indonesia Information Service) 9 Juni 1946 Tugasnya : Menyiarkan, membuat buletin, serta brosur-brosur dalam bahasa Inggris, Urdu, dan Indonesia tentang segala sesuatu yang terjadi di Indonesia yang kemudian dilanjutkan ke media massa dan pers di India dan nantinya dapat diteruska ke perwakilan India yang ada di London
Bekerjasama dengan Persatuan Pemuda Indonesia (PPI) yang anggota 700 pelaut Indonesia yang bekerja di kapal-kapal Belanda untuk melakukan aksi mogok
b.
Diplomasi Sutan Sjahrir Sutan Sjahrir mengadakan perjanjian bantuan Indonesia kepada India (18 Mei 1946). Indonesia diwakili Sutan Sjahrir dan India oleh K.L Punjabi. Pengiriman padi ini terjadi pada 20 Agustus 1946 di pelabuhan (Cirebon, Probolinggo, dan Banyuwangi). Dari tindakana ini P.M Nehru mengundang Sjahrir dan Moh. Hatta ke New Delhi untuk menghadiri Konferensi Inter Asian
Dalam Konferensi “Inter Asian Relation” (23 Maret-2 April 1947). Sjahrir berpidato yang isinya : (1) Politik Luar Negeri Indonesia (Bebas-Aktif); (2) Bangsa-bangsa Asia harus bersatu demi kepentingan bersama; (3) Menjalin persahabatan dengan bangsa lain.
c.
Diplomasi Moh. Hatta Moh. Hatta bertemu dengan P.M Nehru untuk meminta bantuan senjata. Akan tetapi keinginan ini tidak bisa dikabulkan oleh Nehru karena persenjataan India di pegang oleh Inggris.
2.3 Peran India dalam Mendukung Kemerdekaan RI
a.
Mengirim obat-obatan ke Indonesia (tindakan balasan atas bantuan Indonesia yang telah mengirim 500.000 ton padi ke India)b.
31 Juli 1947 India dan Australia mengajukan masalah Indonesia-Belanda ke DK PBB. Akibat dari tindakan India dan Australia, PBB mengeluarkan resolusi (1 Agustus 1947) untuk menghentikan pertikaian antara Indonesia dan Belanda melalui arbitrasec.
Diadakannya Konferensi Asia di New Delhi (20-25 Januari 1949). Konferensi ini dihadiri oleh negara-negara asia, seperti: Pakistan, Afganistan, Libanon, Suriah,Saudi Arabia, Philipina, India, Myanmar,Yaman dan Irak. Delegasi Afrika berasal dari Mesir dan Ethiopia. Konferensi ini juga dihadiri utusan dari Australia, sedang Indonesia dalam ini diwakili oleh Dr. Sudarsono.Negara peninjau dari Cina, Nepal, Selandia Baru dan Thailand. Resolusi yang dihasilkan mengenai masalah Indonesia adalah sebagai berikut:
Pengembalian pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta
Pembentukan Pemerintah ad interim yang mempunyai kemerdekaan dalam politik luar negeri, sebelum tanggal 15 Maret 1949
Penarikan tentara Belanda dari seluruh Indonesia
Penyerahan kedaulatan kepada pemerintah Indonesia Serikat paling lambat 1 Januari 1950.
3. Pengakuan Australia terhadap Kemerdekaan RI
3.1 Sebab-sebab Australia mengakui kemerdekaan RI
a. Hubungan baik antara Australia dan Indonesia yang dimulai semenjak penjajahan Jepang di Indonesia
Hubungan ini dimulai ketika dulu banyak para buruh kapal dan perwira kapal dari Indonesia yang dibawa Belanda ke Australia, para pekerja dari Indonesia ini kemudian berhubungan kontak dengan Seamen’s Union In Sydney (Asosiasi Pekerja), asosiasi tersebut terkejut melihat diskriminasi yang terjadi antara buruh kapal dan perwira kapal, asosiasi tersebut memberi tahu pekerja Indonesia bahwa mereka bekerja di Australia yang dihormati hak-haknya sebagai pekerja serta memiliki hak untuk protes. Diskriminasi yang tejadi :
-
Buruh kapal bekerja di lingkungan yang jelek dan gaji sangat minim-
Perwira kapal gaji layak seperti orang eropa, kerja di lingkungan yang bagusb. Persamaan tujuan yakni sama-sama ingin menyingkirkan atau mengusir Jepang 3.2 Proses Indonesia mendapatkan kedaulatan dari Austaralia
a.
Peran tawanan Belanda (Indonesia) yang dibawa ke AustraliaPara tawanan tersebut memberitahu maksud dan tujuan Belanda datang ke Australia (kapal Belanda yang datang ke Australia disiapkan untuk membawa senjata dan amunisi untuk menggempur Indonesia) kepada salah satu buruh yang bekerja di pelabuhan. Laporan dari salah satu buruh tersebut nantinya akan diteruskan kepada Queensland Trades and Labor Council dan Waterside Workers Federation (WWF).
b.
Peristiwa Black Armada-
Peristiwa Black Armada dimulai ketika buruh pelabuhan asal Indonesia dipemukiman Woolloomooloo mendengar kabar tentang proklamasi Indonesia.-
Salah seorang buruh dikapal Belanda bernama Tukliwon (20 tahun) menyampaikan kemerdekaan Indonesia pada rekan-rekannya sesama buruh dan berjanji memberi dukungan.c.
Kunjungan Sutan Syahrir ke Australia (1945)Kunjungan ini dilakukan karena Australia mendukung RI dengan aksi pemboikotan yang dilakukan buruh di Australia. Sutan Syahrir berpidato kepada masyarakat Australia yang mengatakan Australia adalah teman. Sutan Syahrir juga mengatakan kesuksesan Australia memukul mundur Jepang di sejumlah wilayah dikawasan Pasifik dalam Perang Dunia II.
d.
Aksi pemboikotan terhadap 6 kapal Belanda dipelabuhan Brisbane (24 setember 1945)e.
Peran organisasi Indonesia Political Exile Association yang menghimbau serikat buruh untuk melancarkan pemboikotan terhadap semua kapal Belanda.f.
Peran CENKIM (Central Komite Indonesia Merdeka)CENKIM adalah organisasi yang didirikan di Australia oleh para tokoh politik yang pernah diasingkan Belanda ke Digul :
a.
Aksi sebelum 1945: turun ke jalan besar di Melbourne dengan berteriak “Long Live the Republic of Indonesia “ aksi ini diikuti juga oleh tentara Australia.b.
Aksi setelah 1945: anggota dari CENKIM (M.Bondan) mendengar berita tentang Belanda yang melanggar perjanjian Linggarjati dan melakukan Agresi Militer I. Istri dari M. Bondan (Molly yang merupakan seseorang wanita Australia) menulis ulang berita tersebut dalam bahasa Inggris dan memberikannya pada pers Australia. Berita tersebut akhirnya tersebar di Australia dan akhirnya Australia membawa kasus Indonesia dan Belanda ke PBB.3.3 Peranan Australia dalam mendukung kemerdekaan RI
a.
Inisiatif partai komunis Australia (ACP) dan pimpinan komunis dari serikat buruh perairan Australia pada 20 September 1945 diseluruh pelabuhan Australia melarang pemuatan atas semua kapal belanda yang mau ke Indonesia.b.
Tanggal 26 September 1945 Dewan Federasi memutuskan pemogokan menyeluruh terhadap semua kapal Belanda di Australia.c.
Tanggal 28 September 1945 pekerja pelabuhan di Sydney menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor kapal Belanda dan kantor diplomatik Belanda dan memasang sepanduk berisi desakan agar Belanda meninggalkan Indonesia (Hands off Indonesia)d.
31 Juli 1997 India dan Australia mengajukan masalah Indonesia dan Belanda ke PBBe.
12 Agustus 1947 Australia behasil meyakinkan PBB bahwa Indonesia punya kedudukan sederajat dalam persangketaan Indonesia dan Belanda4. Pengakuan PBB terhadap Kemerdekaan RI
4.1 Kontak Indonesia dengan PBB
Kontak Indonesia dengan PBB dimulai setelah India dan Australia mengajukan masalah Indonesia dan Belanda untuk dimasukkan dalam agenda Dewan Keamanan PBB pada tanggal 31 Juli 1947. Usulan ini ternyata diterima dan pada tanggal 1 Agustus 1947 DK PBB mengeluarkan resolusi yang mengajak kedua belah pihak untuk menghentikan tembak menembak, menyelesaikan pertikaian melalui arbitrase atau dengan cara damai yang lain. Menindaklanjuti ajakan PBB maka Indonesia mengutus Sutan Syahrir untuk menhadiri sidang DK PBB. Tanggal 14 Agustus 1947 Sutan Syahrir menyampaikan beberapa hal :
Pengajuan usul agar Belanda menarik pasukannya dari Indonesia. Menurutnya perundingan akan sulit dilakukan jika salah satu pihak masih menghadapkan pistolnya kepada pihak kedua
Untuk mengakhiri berbagai pelanggaran dan menghentikan pertempuran perlu dibentuk komisi pengawas
4.2 Peran PBB dalam mendukung kemerdekaan RI
Peran PBB ditunjukkan dengan beberapa hal, diantaranya:
Pada tanggal 1 Agustus 1947 DK PBB mengeluarkan resolusi yang mengajak kedua belah pihak untuk menghentikan tembak menembak, menyelesaikan pertikaian melalui arbitrase atau dengan cara damai yang lain
Pada tanggal 4 Agustus 1947 DK PBB mengeluarkan perintah kepada Belanda dan Indonesia untuk menghentikan permusuhan diantara mereka dan aksi tembak menembak
Pada tanggal 7 Agustus 1947 DK PBB mulai membahas masalah Indonesia dan Belanda dalam agendanya
Pada tanggal 25 Agustus 1947 DK PBB menerima usul AS tentang pembentukan pembentukan Komisi Jasa-Jasa Baik (Committee of Good Offices) untuk membantu menyelesaikan pertikaian Indonesia-Belanda. Komisi inilah yang kemudian dikenal dengan Komisi Tiga Negara (KTN), yang terdiri atas:
a.
Australia (diwakili oleh Richard C. Kirby), atas pilihan Indonesiab.
Belgia (diwakili oleh Paul Van Zeeland), atas pilihan Belandac.
Amerika Serikat (diwakili oleh Dr. Frank Porter Graham), atas pilihan Australia dan Belgia. Pada tanggal 28 Januari 1949 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang disampaikan kepada Indonesia dan Belanda sebagai berikut ;
a.
Mendesak Belanda untuk segera dan sungguh-sungguh menghentikan seluruh operasi militernya dan mendesak pemerintah RI untuk memerintahkan kesatuan-kesatuan gerilya supaya segera menghentikan aksi gerilya mereka. Mendesak Belanda untuk membebaskan dengan segera tanpa syarat Presiden dan
Wakil Presiden beserta tawanan politik yang ditahan sejak 17 Desember 1948 di wilayah RI; pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta dan membantu pengembalian pegawai-pegawai RI ke Yogyakarta agar mereka dapat menjalankan tugasnya dalam suasana yang benar-benar bebas.
Menganjurkan agar RI dan Belanda membuka kembali perundingan atas dasar
persetujuan Linggarjati dan Renville, dan terutama berdasarkan pembentukan suatu pemerintah ad interim federal paling lambat tanggal 15 Maret 1949, Pemilihan untuk Dewan Pembuatan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Serikat selambat-Iambatnya pada tanggal l Juli 1949.
b.
Sebagai tambahan dari putusan Dewan Keamanan, Komisi Tiga Negara diubah menjadi UNCI (United Nations Commission for Indonesia = Komisi PBB untuk Indonesia dengan kekuasaan yang lebih besar dari KTN. UNCI berhak mengambil keputusan yang mengikat berdasarkan suara Mayoritas. Anggota UNCI terdiri dari: Merle Cochran (AS), Critchley (Australia), dan Harremans (Belgia). Tugas UNCI adalah membantu melancarkan perundingan-perundingan untuk mengurus pengembalian kekuasaan pemerintah Republik; untuk mengamati pemilihan dan berhak memajukan usul-usul mengenai berbagai hal yang dapat membantu tercapainya penyelesaian.5. KMB dan Pengakuan Belanda terhadap Kemerdekaan RI
5.1 Pengertian
Konferensi Meja Bundar adalah konferensi yang dilakukan oleh Belanda dan Indonesia di Den Haag Belanda pada tanggal 23 Agustus 1949 – 2 November 1949 yang terjadi di gedung perlemen Belanda.
5.2 Latar Belakang KMB
Kegagalan dari usaha Belanda untuk meredam kemerdekaan Indonesia dengan kekerasan
Tindak lanjut dari semua perundingan yang pernah dilakukan Indonesia dengan Belanda
5.3 Tujuan
Untuk memperoleh pengakuan kedaulatan dari Belanda
Untuk menyelesaikan sengketa antara Indonesia-Belanda
Untuk menjadikan negara Indonesia yang benar-benar merdeka dan bebas dari penjajah
5.4 Pembentukan Perwakilan Indonesia dan Peserta yang Hadir pada KMB
a.
Pembentukan Perwakilan Indonesia pada KMBPada tanggal 4 agustus 1949 pemerintahan RI menyusun delegasi untuk menghadiri KMB yang terdiri dari :
-
Ketua : Moh. Hatta-
Anggota: - Mr. Moh Roem-
Prof. Dr. Soepomo-
dr. J. Leimina-
Mr. Ali. S-
Mr. Suyono Hadinoto-
Dr. Sumitro Djojohadikusumo-
Mr. Abdul Karim-
Kolonel T.B. Simatupang-
Dr. Muwardib.
Peserta yang hadir dalam KMB-
Indonesia (Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof. Dr. Soepomo)-
BFO (Sultan Hamid II)-
Belanda (Mr. Van Marseveen)-
UNCI (Chritcley)5.5 Hasil KMB
Belanda mengakui RIS sebagai negara merdeka dan berdaulat
Pengakuan kedaulatan selambat – lambatnya tanggal 30 Desember 1949
Masalah Irian Barat diadakan pada perundingan lagi dalam waktu 1 tahun
Antara RIS dan kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda yang di kepalai Raja Belanda
Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dan beberapa korvet akan di serahkan ke RIS
Tentara Belanda ditarik mundur dan tentara KNIL dibubarkan dengan catatan para anggota yang diperlukan dimasukkan dalam kesatuan TNI
5.6 Dampak KMB
Positif:
-
Belanda mengakui Indonesia (Penyerahan Kedaulatan)-
Konflik Belanda dan Indonesia dapat segera diakhiri dan pembangunan dapat segera dimulai Negatif:
-
Irian Barat belum menjadi bagian dari Indonesia (menjadi bagian Indonesia kembali pada tahun 1969)Alasan Belanda menunda penyerahan Irian Barat:
Irian Barat kaya akan bahan tambang
Irian Barat akan dijadikan sebagai basis penyebaran agama Kristen di wilayah Asia Pasifik
Menjaga kehormatan Belanda di mata dunia
5.7 Penyerahan Kedaulatan RI
Setelah KMB dilaksanakan dilakukan penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia di 2 tempat pada tanggal 27 Desember 1949. Pada tanggal 23 Desember 1949 wakil dari Indonesia berangkat ke Belanda
Belanda
Penyerahan kedaulatan di Belanda terjadi di ruang takhta Amsterdam Wakil dari Indonesia: Moh. Hatta
Wakil dari Belanda: Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Dress, dan Menteri Seberang Lautan Mr. A.M.J. A. Sassen
Indonesia
Wakil dari Indonesia: Sultan Hamengkubuwono IX Wakil dari Belanda: A.H.J Lovink