• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Metode "Littaqwa" Sebagai Sarana Pembiasaan Membaca Dan Menulis Alquran Di Sekolah Dasar Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Metode "Littaqwa" Sebagai Sarana Pembiasaan Membaca Dan Menulis Alquran Di Sekolah Dasar Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI METODE “LITTAQWA” SEBAGAI SARANA

PEMBIASAAN MEMBACA DAN MENULIS ALQURAN DI

SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU NUR HIDAYAH

SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh :

MEIDA DWI AGIYATI A510150167

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

IMPLEMENTASI METODE “LITTAQWA” SEBAGAI SARANA PEMBIASAAN MEMBACA DAN MENULIS ALQURAN DI SDIT NUR

HDAYAH SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

MEIDA DWI AGIYATI A510150167

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Dosen Pembimbing

Fitri Puji Rahmawati, M.Hum., M.Pd. NIDN.0615057802

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

IMPLEMENTASI METODE LITTAQWA SEBAGAI SARANA PEMBIASAAN MEMBACA DAN MENULIS ALQURAN DI SEKOLAH DASAR ISLAM

TERPADU NUR HIDAYAH SURAKARTA

OLEH

MEIDA DWI AGIYATI A510150167

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Sabtu, 14 September 2019 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

1. Fitri Puji Rahmawati, M.Hum., M.Pd. ( ) (Ketua Dewan Penguji)

2. Dr. Achmad Fathoni, M.Pd. ( )

(Anggota 1 Dewan Penguji)

3. Dr. Minsih, S.Ag., M.Pd. ( )

(Anggota 2 Dewan Penguji)

Dekan,

(Prof. Dr. Harun Prayitno, M.Hum) NIDN. 0028046501

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 4 September 2019 Yang membuat pernyataan,

Meida Dwi Agiyati A510150167

(5)

1

IMPLEMENTASI METODE “LITTAQWA” SEBAGAI SARANA PEMBIASAAN MEMBACA DAN MENULIS ALQURAN DI

SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU SURAKARTA Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan proses implementasi metode “LiTTaQWa” sebagai sarana pembiasaan membaca dan menulis Alquran di SDIT Nur Hidayah Surakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitataif dengan desain penelitian studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan di SDIT Nur Hidayah Suarakarta, objek penelitian adalah semua siswa di SDIT Nur Hidayah Surakarta. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan tenik interaktif (langsung). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi metode “LiTTaQWa” dilaksanakan dengan sistem kelompok, menggunakan metode klasikal bersama guru,klasikal mandiri, dan klasikal satu-satu. Penerapan metode ini dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Kata Kunci: Implementasi, Metode LiTTaQWa, Pembiasaan. Abstract

The purpose of this study is to explained the process of implementing the " LiTTaQWa " method as a means of habituating reading and writing the Quran at SDIT Nur Hidayah Surakarta. The research method used in this research is descriptive qualitative with a case study research design. This research was conducted at SDIT Nur Hidayah Suarakarta, the object of research was all students at SDIT Nur Hidayah Surakarta. The technique used in this study was observation, interviews, and documentation. The technique of checking the validity of the data uses triangulation techniques and source triangulation. Data analysis techniques using interactive techniques (direct). The results of this study indicate that teachers responded positively to the application of the "Littaqwa" method at SD Hidayat Nur Hidayah; the implementation of the "Littaqwa" method is carried out with a group system, using classical methods with teachers, independent classics and one-on-one classics. The application of this method starts from the planning, implementation, and evaluation stages.

Keywords: Implementation, the “LiTTaQWa” method, habituation. 1. PENDAHULUAN

Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan khusus yang mempersiapkan peserta didik untuk penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama (Maryani 2018,dalam Surya,2018:1). Pendidikan agama merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional, seperti yang tercantum di dalam UU Sisdiknas pasal

(6)

2

12 tentang setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama, memiliki kontribusi yang besar dalam penanaman nilai-nilai moral spiritual dan perilaku keberagaman peserta didik. Peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten dari guru yang senantiasa memotivasi dan mendorong peserta didik menjadi pembelajar yang sejati. Belajar sebagai upaya yang memiliki sistem dan dilakukan oleh pendidik untuk menciptakan kondisi yang baik bagi anak-anak (Windarsih, 2019:26). Tugas seorang pendidik tidak hanya mendidik tetapi juga memberikan motivasi, membimbing, dan menjadi inspirator serta fasilitator bagi peserta didiknya agar selalu semangat dalam belajar.

Pendidikan Alquran merupakan pendidikan yang paling utama dan paling penting karena landasan atau pedoman agama islam adalah Alquran. Alquran sebagai pedoman hidup umat Islam baik di dunia maupun di akhirat, maka hidup akan terarah pada hal-hal kebaikan dan dijauhkan dari hal-hal yang mungkar, karena itu umat Islam telah diwajibkan untuk mempelajari Alquran (Hamdani, 2017:90). Masa sekolah dasar adalah masa emas atau bisa disebut sebagai Golden Age dimana dalam menerima hal-hal yang positif, masa yang paling bagus untuk perkembanganya. Materi Alquran sebagai dasar-dasar kecerdasan dan kepribadian terbentuk pada awal-awal tahun kehidupan. Anak usia dini ketika kurang mendapatkan dorongan pendidikan, pada tahun berikutnya hasil dari pendidikan kurang memuaskan, agar siswa usai sekolah dasar mampu membaca Alquran perlu belajar mengaji dimulai dari mengenal huruf hijaiyah, membaca dari makhorijul hurufnya, tajwid, terlebih dengan lagu ketika membaca sehingga dapat memperindah bacaan Alquran, selain kemampuan membaca kemampuan menulis juga sangat penting agar ilmu yang diperoleh dari membaca tidak akan hilang. Kemampuan membaca Alquran merupakan suatu kecakapan dalam ketepatan pengucapan huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan tanda-tandanya yang bisa disebut “makhrojul khuruf”, kecakapan membaca dan kefasihan membaca kalimat atau ayat (Astuti, 2013). Menurut Mahmud Ma’ruf (1985:157 dalam Ma’mun, 2018:61) metode menulis Alquran adalah dengan cara imlak. Ada tiga kecakapan dasar yang dikembangkan dalam keterampilan Imlak, yaitu

(7)

3

Kecakapan mendengar, Kecakapan mengamati, dan Kelenturan tangan dalam menulis (Abdullah, 2015 dalam Ma’mun, 2018:61).

Masalah mendasar yang muncul dalam pelaksanaan pendidikan agama di sekolah adalah hasil pelaksanaan pendidikan agama yang kurang optimal (Wahyuni, 2018 dalam Yusuf, 2008:1). Dengan demikian, sekolah dasar khususnya Sekolah Dasar Islam Terpadu harus tetap berpegang pada tujuan yang mendasar yaitu melaksanakan pendidikan islam yang taat kepada Allah Shubhanahu Wa Ta’ala. Tujuan pendidikan yang hendak dicapai itu menurut Torsten Husen, selain berbentuk kognitif juga berbentuk operasional dalam bentuk tingkah laku (Wahyuni, 2018). Penggunaan metode yang efektif dalam suatu proses mengajar di pendidikan formal faktor yang mendukung untuk tercapainya suatu tujuan kegiatan belajar mengajar yang optimal, di samping adanya guru yang profesional dan sarana prasarana yang menunjang proses kegiatan belajar mengajar tersebut (Maryani, 2018). Berbagai macam metode yang digunakan dalam pengajaran Alquran tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangannya. Metode ini lebih lengkap dan berbeda dibanding dengan metode lainya. Perbedaan dapat dilihat melalui membaca dan menulis Alquran (Syafril S dan Nova E Y, 2017:12) .

Metode pembelajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang hendak dicapai, sehingga semakin baik penggunaan metode pembelaran maka semakin berhasil pencapaian dalam tujuan (Nisa, 2015:16). Metode pembelajaran Alquran memiliki tujuan untuk membuatnya lebih mudah dan mendukung siswa dalam belajar membaca Alquran terutama mulai dari pengenalan huruf dasar (hijaiyah), membaca ayat-ayat pendek dan menghafal sampai akhirnya dapat membaca Alquran dengan benar dan lancar (Mutaqien, 2017). Kegiatan mengulang dilakukan supaya siswa terbiasa dalam menghafal. Hal ini berkaitan dengan pendapat menurut Hidayat (2016:136). Inti dari pembiasaan dalam pendidikan adalah pengulagan. Pembiasaan merupakan suatu hal yang penting dalam pendidikan, terutama membiasakan diri dalam berbuat kebaikan dan menanamkan nilai-nilai kebenaran pada diri siswa.

(8)

4

Berdasarkan paparan di atas bahwa pembelajaran Baca Tulis Alquran (BTA) untuk mempermudah dan membekali siswa dalam membaca dan menulis alquran dengan baik dan benar. Terkait dengan hal tersebut, di Kecamatan Laweyan tepatnya di Jalan Pisang No.12 Kerten, Laweyan, Surakarta terdapat sekolah dasar yaitu Sekolah Dasar Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta. Penerapan pembelajaran baca tulis Alquran yang telah dilakukan oleh SDIT Nur Hidayah Surakarta dapat membentuk insan yang paham dengan Alquran, mampu membaca alquran sesuai tajwid maupun lagu, sehingga dapat memperindah bacaan alquran, serta terampil dalam menulis alquran dengan baik dan benar. Dalam mewujudkan harapan tersebut SDIT Nur Hidayah Surakarta menerapkan metode baca tulis Alquran dengan menggunakan metode “LiTTaQWa”.

Metode LiTTaQWa merupakan suatu metode yang dibuat secara mandiri oleh SDIT Nur Hidayah Surakarta dengan merupakan suatu metode yang dibuat secara mandiri oleh SDIT Nur Hidayah Surakarta dengan Yayasan Nur Hidayah. Metode LiTTaQWa adalah metode pembelajaran membaca Alquran denegan kekhasan tikrar (mengulang) dengan sistem membaca yang sudah menjadi satu buku dengan jilidnya. Pembelajaran Alquran menggunakan metode LiTTaQWa dengan bimbingan ustad/ustadzah yang berlisensj dan berpengalaman serta hafidz Alquran (Yusuf,2018:4). Dari beberapa penjelasan diatas, dengan ini penyusun tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana implementasi metode “LiTTaQWa” dalam pembelajaran membaca dan menulis Alquran di SDIT Nur Hidayah Surakarta.

2. METODE

Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Sugiyono (2010:15) menyatakan bahwa, metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nur Hidayah Surakarta yang berada di Jalan Pisang No.12 Kerten, Laweyan, Surakarta. Objek penelitian ialah saeluruh siswa di SDIT Nur Hidayah Surakarta. Sumber data dari Kepala

(9)

5

Sekolah, Kepala Bidang Quran Center, Koordinator Pembelajaran Alquran dan Guru LiTTaQWa di SDIT Nur Hidayah Surakarta. Dokumen tentang profil sekolah, struktur kepengurusan sekolah, laporan keadaan sekolah, laporan kegiatan, dan observasi tentang implementasi metode “LiTTaQWa” sebagai sarana pembiasaan membaca dan menulis Alquran.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Moleong (2007: 330) menjelaskan bahwa, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Uji keabsahan data dalam penelitian ini akan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Peneliti menggunakan analisis model interaktif Milles dan Huberman meliputi pengupulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi data untuk teknik analisis data penelitian.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1Metode LiTTaQWa di SDIT Nur Hidayah Surakarta

Metode LiTTaQWa merupakan metode pembelajaran Alquran yang lebih menekankan pada pemahaman siswa serta proses membaca secara cepat dan tepat, baik pada tajwid maupun makhirijul hurufnya. Metode pembelajaran Alquran memiliki tujuan untuk membuatnya lebih mudah dan mendukung siswa dalam belajar membaca Alquran terutama mulai dari pengenalan huruf dasar (hijaiyah), membaca ayat-ayat pendek dan menghafal sampai akhirnya dapat memnabaca Alquran dengan benar dan lancar (Mutaqien, 2017). SDIT Nur Hidayah Surakarta telah menerapkan metode LiTTaQWa sudah berjalan tahun ke-3 ini. Kelompok dalam metode LiTTaQWa a yang diterapkan SDIT Nur Hidayah ini dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok LiTTaQWa Jilid 1, kelompok LiTTaQWa Jilid 2, kelompok LiTTaQWa Jilid 3, kelompok Tartil, dan Kelompok LiTTaQWa Jilid 4. Penentuan kelompok tersebut berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru Alquran, sesuai dengan capaian siswa pada masing-masing jilid.

(10)

6

Metode LiTTaQWa sudah sesuai dengan acuan yang terdapat pada buku panduan setiap jiidnya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat oleh guru Alqurann sebagai penunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah dibuat oleh guru. Pembelajaran Alquran dengan metode LiTTaQWa di SDIT Nur Hidayah sudah terdapat petunjuk untuk membacanya pada setiap jilid, sehingga guru Alquran hanya membimbing dan membenarkan bacaan yang salah, dan guru dalam memberikan contoh kepada siswa hanya tiga kali. Jadi, dalam implementasi metode LiTTaQWa ini siswa lebih banyak aktif sehingga akan mudah mengingat tentang apa yang telah diajari oleh ustadzahnya.

Model pembelajaran yang digunakan pada metode LiTTaQWa yaitu klasikal bersama guru, klasikal mandiri, klasikal satu-satu, dan drill dengan mengulang-ulang sehingga siswa lebih mudah dan cepat dalam memahami setiap bacaannya. Kegiatan mengulang dilakukan supaya siswa terbiasa dalam menghafal. Hal ini berkaitan dengan pendapat menurut Hidayat (2016:136) menyatakan bahwa, inti dari pembiasaan dalam pendidikan adalah pengulangan. Pembiasaan merupakan sesuatu hal yang penting dalam pendidikan terutama membiasakan diri dalam berbuat kebaikan dan menanamkan nilai-nilai kebenaran pada diri siswa atau santri. Membaca Alquran bukan hanya sekedar lancar untuk membacanya akan tetapi harus mengetahui makna yang ada di dalamnya (Syaifullah, 2017:136). Membaca Alquran dengan cara yang tepat penting bagi semua umat muslim dan sangat diperlukan dalam pengajaran Alquran (ELHADJ,2010:54). Mendengarkan bacaan Alquran dapat direkomendasikan oleh psikolog untuk meningkatkan kesehatan mental dan mencapai ketenangan yang lebih besar (Mahjoob M dkk,2014:42).

3.2 Implementasi Metode “LiTTaQWa” sebagai Sarana Pembiasaan Membaca Dan Menulis Alquran di SDIT Nur Hidayah Surakarta. Penerapan pembiasaan membaca dan menulis di SDIT Nur Hidayah Surakarta diterapkan dengan strategi membuat 4 kelompok jilid LiTTaQWa

(11)

7

dan 1 kelompok Tartil, yaitu terdiri dari kelompok LiTTaQWa jilid 1, kelompok LiTTaQWa jilid 2, kelompok LiTTaQWa jilid 3, Kelompok Tartil, dan kelompok LiTTaQWa jilid 4. Pelaksanaan pembelajaranya per paralel kelas, tiap-tiap paralel kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok, yang setiap kelompoknya terdiri dari maksimal 15 siswa, hal tersebut dilakukan agar pembelajaran dapat berjalan secara optimal dan kondusif.

Tabel 1. Jadwal Pelajaran SDIT Nur Hidayah Surakarta . Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu 07.00-07.35 Doa dan Tahfidz Pagi

07.35-07.50 Literasi Literasi Literasi Literasi Literasi 07.50-08.55 1 dan 2 1 dan 2

08.55-09.10 Istirahat 1

09.10-10.15 1 dan 2 3 dan 4 5 dan 6 1 dan 2 1 dan 2 10.15-10.30 Istirahat 2

10.30-11-35 5 dan 6 3 dan 4 11.35-12.00 Pembiasaan ibadah dan adab islam 12.00-12.30 Sholat dzuhur

12.30-12.45 Pendalaman hadist dan doa harian 12.45-13.50 3 dan 4 Koordina

si 3 dan 4 Setoran 5 dan 6 13.50-14.00 Istirahat 4

14.00-15.00

14.50-15.00 Wudhu

15.00-15.20 Sholat Ashar

15.20-15.30 Operasi Bersih, Doa, Pulang

Pengelompokkan jilid setiap paralelnya diawali dari kelas 1, awal masuk kelas 1 guru melakukan tes bacaan untuk menentukan siswa dapat masuk jilid sesuai kemampuannya, SDIT Nur Hidayah menyebut tes tersebut dengan masa observasi. Tujuannya adalah untuk pengelompokkan anak harus masuk jilid 1, 2, 3 atau bahkan 4. Untuk kelas paralel berikutnya yaitu

(12)

8

kelas 2, 3, 4, 5, dan 6 tidak ada observasi, namun mengikuti hasil dari ujian jilid yang dilakukan siswa selama belajar satu tahun di kelas 1, 2, dan seterusnya.

Penerapan metode LiTTaQWa di SDIT Nur Hidayah melalui beberapa langkah, adapun langkah-langkah dalam pembelajaran Alquran dengan metode LiTTaQWa yaitu: pertama, perencanaan mengajar sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai, baik guru Alquran maupun siswa melakukan persiapan baca tulis Alquran terlebih dahulu media peraga dan buku. Buku jilid yang digunakan oleh siswa ketika pembelajar berbeda, sesuai dengan kelompok jilidnya masing-masing.

Gambar 1. Buku Jilid LiTTaQwa

Buku jilid yang terdapat pada metode LiTTaQWa terdiri dari buku 1 yang berjudul ”Baca Tulis Al Qur’an Metode LiTTaQWa Buku 1”. Buku 1 ini berisi : a) Sampul, b) Petunjuk umum, c) Petunjuk khusus, d) Pokok bahasan buku 1, e) Doa pembuka LiTTaQWa, f) Materi Membaca Alquran, g) Menulis Alquran.

Buku 2 yang berjudul ”Baca Tulis Al Qur’an Metode LiTTaQWa Buku 2”. Buku 2 ini berisi : a) Sampul, b) Petunjuk umum, c) Petunjuk khusus, d) Pokok bahasan buku 2, e) Doa pembuka LiTTaQWa, f) Materi

(13)

9

Membaca Alquran, g) Menulis Alquran. Selanjutnya, buku 3 yang berjudul ”Baca Tulis Al Qur’an Metode LiTTaQWa Buku 3”. Buku 3 ini berisi : a) Sampul, b) Petunjuk umum, c) Petunjuk khusus, d) Pokok bahasan buku 3, e) Doa pembuka LiTTaQWa, f) Materi Membaca Alquran, g) Menulis Alquran. Buku jilid yang terakhir, buku yang disiapkan untuk jilid 4 berjudul ”Baca Tulis Al Qur’an Metode LiTTaQWa Buku 4”. Buku 4 ini berisi : a) Sampul, b) Petunjuk umum, c) Petunjuk khusus, d) Pokok bahasan buku 4, e) Doa pembuka LiTTaQWa, f) Materi tajwid dan ghorib.

Kedua, setelah melakukan persiapan kemudian melaksanakan kegiatan pembelajaran Alquran, dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode LiTTaQWa terdapat beberapa langkah yaitu, pembelajaran Awal, pembelajaran inti, dan pembelajaran akhir. Pembelajaran awal pada semua kelompok jilid kegiatanya masih sama, yaitu dimulai dengan pengkondisian siswa, kemudian dilanjutkan dengan membaca doa pembuka LiTTaQWa bersama-sama. Selanjutnya, pada pembelajaran inti jilid 1, jilid 2, jilid 3, tartil, dan jilid 4 kegiatanya sama, yaitu diawali dengan penanaman konsep terlebih dahulu, dilanjutkan dengan menerapkan model pembelajaran klasikal satu-satu, klasikal mandiri, dan klasikal bersama guru. Perbedaan dalam pelaksanaan pembelajaran terletak pada materi yang hendak diajarkan pada masing-masing jilidnya.

Ketiga, setelah melakukan persiapan dan pelaksanaan pada kegiatan terakhir terdapat evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan sebanyak dua kali, yang pertama kegiatan evaluasi harian yang dilaksanakan dengan masing-masing guru Alquran, menggunakan buku pantauan yang dibawa siswa. Kedua, evaluasi kenaikan jilid dilakukan setelah siswa telah menyelesaikan buku jilidnya. Evaluasi kenaikan jilid hanya dilaksanakan dengan koordinator pembelajaran Alquran dengan capaian akhir mumtaz, jayyid jiddan, dan jayyid.

Kegiatan tersebut, telah sesuai dengan implementasi pembelajaran seperti yang diungkapkan oleh Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Wahyuni (2018:32-35) dalam penelitiannya bahwa, setiap kegiatan belajar

(14)

10

mengajar menuntut dipersiapkan masing-masing komponennya (tujuan instruktusional, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan evaluasi).

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

Implementasi metode LiTTaQWa dilaksanakan dengan sistem kelompok, dengan menggunakan tiga metode yaitu klasikal bersama guru, klasikal mandiri, dan klasikal satu-satu. Buku yang digunakan yaitu buku jilid 1, buku jilid 2, buku jilid 3, dan buku jilid 4. Penerapan metode LiTTaQWa dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap evaluasi terdiri dari dua tingkatan, pertama evaluasi harian yang dilakukan dengan masing-masing guru Alquran, kedua evaluasi kenaikan jilid bersama koordinator pembelajaran Alquran dengan capaian akhir mumtaz, jayyid jiddan, dan jayyid.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Rini. 2013. “Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur'an pada Anak Attention Deficit Disorder Melalui Metode Al-Barqy Berbasis Applied Behavior Analysis”. Jurnal Pendidikan Usia Dini Vol.7 Edisi 2.

Chomsatin, Siti. 2016. “Kegiatan Pembiasan Membaca Al-Qur'an di SDN 1 Nologaten Ponorogo (Skripsi FITK PGMI)”. Ponorogo: STAIN Ponorogo. Elhadj, Yahya. O. 2010. “E-Halagat: An E-Learning System For Teaching The

Holy Quran”. The Turkish Online Journal of Educational Technology Vol.9 Issue 1.

Hamdani, Muhamad. 2017. “Penerapan Metode Membaca Alquran Pada TPA di Kecamatan Amuntai Utara (Studi pada metode Iqra dan metode Tilawati)”. Jurnal Ilmiah Al QALAM Vol.11 No.24.

Hidayat, Nur. 2016. “Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Pembiasaan di Pondok Pesantren Pabelan”. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol.2 No.1. Maryani, Listya. 2018. “Implementasi Metode Qiro'ati Dalam Pembelajaran

Membaca Al-Qur'an di SD IT Mutiara Hati Purwareja Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara (Skripsi FITK PAI)”. Purwokerto: IAIN Purwokerto.

(15)

11

Ma'mun, Muhammad. Aman. 2018. “Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur'an”. Jurnal Pendidikan Islam.

Moleong, Lexy. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Monireh Mahjoob, Jalil. Nejati, dkk. 2016. “The Effect of Holy Quran Voice on Mental Health”. Journal Relig Health 55:38-42.

Mutaqien, Zaenal. 2017. “The Learning Method of Al-Quran For Early Childhood”. International Conference on Education 1 (01).

Nisa, Izatun. 2015. “Studi Komparasi Metode Yanbu'a dan Iqra' Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Alquran di TPQ At-Taslimiyyah Samban Kec. Bawen Kab. Semarang dan TPQ Al-Huda Calombo Kec. Tuntang Kab. Semarang (Skripsi FITK PAI)”. Salatiga: IAIN Salatiga. Qur’an Center Nur Hidayah. TT. Modul Pengajaran Al-Qur’an Metode

LiTTaQwa Panduan Untuk Guru Al-Qur’an. Surakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Bandung: Alfabeta.

Syaifullah, Muhammad. 2017. “Penerapan Metode An-Nahdliyah dan Metode Iqro' dalam Kemampuan Membaca Al-Qur'an”. Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan Vol.2 No.1.

Syafril, Syafrimen. S. 2017. “The Implementation of Tartil Method in Improving Elementary School Students' Ability in Reading Al-Qur'an”. Khalifa Journal of Islamic Education Vol.1 No.1.

Windarsih, Chandra. Asih. 2019. “An Implementation of Participative Iqro Method In The Oriented of Al-Quran Education Center On The Purpose of Learning Goal and Objectives for Early Children”. Jurnal Empowerment Vol. 8 No.1.

Wahyuni, Anis. Nur. 2018. “Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur'an Dengan Metode Al-Tartil di MI Persiapan Negeri Miftahul Huda Turen (Skripsi FITK PGMI)”. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Yusuf, Luqman Hakim. 2018. “Kreatifitas Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Tematik Berkarakter Islami di Kelas 1 SDIT Nur Hidayah Surakarta Tahun 2017/2018 (Tesis Pascasarjana PAI)”. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Gambar

Tabel 1. Jadwal Pelajaran SDIT Nur Hidayah Surakarta  .
Gambar 1. Buku Jilid LiTTaQwa

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka memainkan permainan bola voli ini, permainan ini dapat dilakukan dengan cara membuat lapangan kecil dengan teknik passing bawah dan cara servis tangan

Bidang I : Pengembangan Skema Sertifikasi dan Standar Kompetensi Kerja.. Koordinator : Sekretaris Badan

Gerakan statis adalah sesuatu hal yang sangat berat, karena segmen pada setiap manusia memiliki kemampuan dan derajat kebebasan gerak sangat berbeda- beda pada

[r]

Hubungan antara waktu reaksi dengan densitas biodiesel pada suhu reaksi 50 o C Hubungan antara waktu reaksi terhadap densitas biodiesel dengan berbagai variasi

Pengukuran dilakukan pada akhir peneltian, berat basah akar dihitung dengan cara menimbang akar yang telah dipisahkan dari batang dan daun bibit yang telah

Dalam konteks Muarajambi, aset budaya untuk pengembangan heritage tourism adalah fisik bangunan candi yang sudah dipugar maupun sisa candi yang belum dipugar (disebut