• Tidak ada hasil yang ditemukan

DALAM PANDANGAN ULAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DALAM PANDANGAN ULAMA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

S

S

S

H

H

H

A

A

A

H

H

H

I

I

I

H

H

H

A

A

A

L

L

L

-

-

-

B

B

B

U

U

U

K

K

K

H

H

H

A

A

A

R

R

R

I

I

I

DALAM PANDANGAN ULAMA

Oleh: Ustadz Kholid Syamhudi, L.c هظفخللها

Publication: 1434 H_2013 M

SHAHIH AL-BUKHARI DALAM PANDANGAN ULAMA

Oleh: Ustadz Kholid Syamhudi هظفخللها

Sumber: Majalah As-Sunnah No.1 Thn. XVI_1433 H/2012 M

Download > 520 eBook Islam di

(2)

PENDAHULUAN

Fenomena kemunculan orang-orang yang mengaku sebagai pembaharu dan intelektual yang menggugat dan merendahkan kedudukan Shahih al-Bukhari, ditambah lagi dengan ketidaktahuan sebagian kaum Muslimin terhadap sumber rujukan besar dalam mengenal Islam ini menjadikan masalah ini sangat perlu dipaparkan kepada khalayak ramai. Apalagi menyebarnya

agama syi'ah yang banyak menggugat dan

mempertanyakan hadits-hadits dalam kitab Shahih al-Bukhari, bahkan tidak mengakuinya sebagai rujukan hadits.

(3)

KEDUDUKAN KITAB SHAHIH AL-BUKHARI

Kitab yang memiliki nama lengkap al-Jami'

ash-Shahih al-Musnad Min Hadits Rasulillah للها ىلص

ملسو هيلع wa Sunanihi wa Ayydmihi karya Imam al-Bukhari dikenal khalayak ramai dengan Shahih

al-Bukhari. Kitab ini memiliki kedudukan tinggi

dan penting serta memiliki kekhususan yang tidak dimiliki karya-karya tulis lainnya. Hampir sernua tempat yang tersentuh dakwah islam mesti di sana ada kitab Shahih al-Bukhari.

Kitab ini adalah pendorong penting umat islam untuk menggelari beliau للها هحمر dengan gelar Imam

Muhadditsin dan Amirul Mukminin dalam hadits,

Belum ada karya seorang ulamapun yang mendapatkan keutamaan dan sambutan seperti kitab Shahih al-Bukhari ini.

Syaikh Abdussalam al-Mubarakfiiri للها هحمر menyifati kitab ini dengan pernyataan beliau للها هحمر,

(4)

"al-Jami' ash-Shahih adalah sebuah kitab yang seandainya kita berusaha menyusun sejarahnya dan menjelaskannya dari semua sisi, tentu akan membutuhkan berjilid-jilid kitab yang tebal. (Sirah al-Imam al-Bukhari hlm. 159).

Sedemikian tinggi dan pentingnya Shahih al-Bukhari ini sehingga al-'Allamah Ibnu Khaldun هحمر للها menyatakan, "Sungguh aku telah mendengar para guru kami -Rahimahumullahu- menyatakan, ' Syarah (penjelasan) kitab al-Bukhari adalah hutang yang ditanggung umat ini. (Muqaddimah ibnu Khaldun 3/1142 Dinukil dari Sirah al-Imam al-Bukhari, hlm. 159)

Ibnu Khaldun adalah seorang ahli sejarah abad ke-8 yang wafat diawal abad ke-9 dan menyelesaikan kitab Muqaddimahnya pada tahun 779 H. Beliau للها هحمر menyampaikan pernyataan ini sesuai dengan pengetahuan yang sampai padanya. Oleh karena itu Imam Abul Khair as-Sakhawi للها هحمر salah seorang murid imam ibnu

(5)

Hajar للها هحمر ketika mengomentari kitab Fathul Bari

Syarah Shahih al-Bukhari menyatakan, "Seandainya Ibnu Khaldun yang menyatakan bahwa Syarah Shahih al-Bukhari hingga sekarang adalah hutang yang ditanggung umat ini, membaca kitab ini tentu akan senang dan mengakui (hutang) itu sudah tertunaikan dan cukup" (at-Tabar al-Masbuk, hlm. 231. Lihat kitab

Ibnu Hajar wa Dirasatuhu, karya DR. Syakir

Muhammad Abdul Mun'im, hlm. 323)

Demikianlah kitab Shahih al-Bukhari ini mendapatkan sambutan dari umat Islam. Kitab ini sebelumnya telah dikritisi dan diteliti oleh para Ulama baik dimasa beliau masih hidup maupun setelah beliau للها هحمر wafat. Diantara Ulama yang mengkritisi hadits-hadits yang ada dalam Shahih al-Bukhari adalah al-Imam ad-Daraquthni للها هحمر dalam kitab at-Tatabbu' wal Ilzamat. Namun akhirnya umat islam menerimanya sebagai kitab paling Shahih setelah al-Qur'an.

(6)

Imam an-Nawawi للها هحمر mengungkapkan, "Para ulama -rahimahumullahu- telah sepakat menyatakan bahwa kitab yang paling Shahih setelah al-Qur'an adalah ash-Shahihain; [yakni] Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim. Ummat telah menerima keduanya dengan baik. Kitab Shahih al-Bukhari adalah yang tershahih dari keduanya dan lebih banyak mengandung faedah dan pengetahuan, baik yang nampak maupun masih samar. Memang benar bahwa Imam Muslim dahulu termasuk yang mengambil faedah dari al-Bukhari dan mengakui bahwa al-al-Bukhari tiada tandingannya dalam ilmu Hadits. Semua yang telah kami sampaikan berupa tarjih kitab Shahih al-Bukhari adalah madzhab terpilih yang menjadi pendapat mayoritas Ulama pakar dan ahli dalam masalah-masalah detail hadits. (al-Minhaj Syarh

Shahih Muslim 1/14. Lihat Fiqhud Dakwah min Shahih al-Bukhari, 1/28)

(7)

Pernyataan Imam Nawawi للها هحمر ini sudah cukup untuk menunjukkan betapa tinggi dan penting kedudukan Shahih al-Bukhari.

Kedudukan ini selain karena izin dan anugrah dari Allah ّلجوّزع, juga tidak lepas dari sebab ketakwaan dan kehati-hatian beliau للها هحمر dalam memasukkan hadits-hadits ke dalam kitab ini. Beliau tidak memasukkan satu hadits kecuali setelah mandi dan shalat dua rakaat. Ini disampaikan Abul Haitsam al-Kasymihani setelah mendengar Muhammad bin Yusuf al-Farabri للها هحمر menyatakan, "al-Bukhari للها هحمر pernah menyatakan, 'Aku tidak meletakkan satu hadits dalam kitab as-Shahih kecuali aku mandi sebelumnya dan shalat dua rakaat. (Hadi as-Sari,

Muqaddimah Fathul Bari, hlm. 489)

Syaikh Abdussalam al-Mubarakfuri للها هحمر menyampaikan juga pernyataan orientalis barat bernama Tomas William Bill yang menyatakan, "Shahih al-Bukhari dimuliakan melebihi kitab

(8)

apapun juga setelah al-Qur'an dan dijadikan sandaran dalam urusan ruhani dan keduniaan."

Tomas juga menyatakan, "Kitab ini tidak hanya memuat wahyu yang turun kepada Muhammad ملسو هيلع للها ىلص , ilham, perbuatan dan perkataan beliau saja, bahkan bersamanya juga berisi tafsir mayoritas bagian yang sulit dalam al-Qur'an. (lihat Siratul Imam al-Bukhari, hlm. 163)

MASA PENYUSUNANNYA

Al-Imam al-Bukhari للها هحمر telah menyusun kitabnya secara sungguh-sungguh dan teliti selama enam belas tahun sehingga menjadi seperti yang kita lihat dan baca hari ini. Kesungguhan dan ketelitian ini disampaikan sendiri oleh Imam al-Bukhari dan juga dari para Ulama lainnya.

(9)

Al-Waraq menyampaikan pernyataan Imam al-Bukhari, "Aku susun kitab al-Jami' dari enam ratus ribu hadits dalam waktu enam belas tahun." (Muqaddimah Fathul Bari, hlm. 489). Juga Ibnu Adi menyampaikan berita dari beberapa guru beliau bahwa Imam al-Bukhari menyusun judul bab dalam Shahilmya antara kuburan Nabi dengan mimbarnya dan beliau shalat dua rakaat untuk setiap judul babnya. (Muqaddimah Fathul

Bari, hlm. 489).

Demikian juga al-Waraq menceritakan bahwa suatu ketika beliau bersama Imam al-Bukhari ketika beliau menyusun kitab at-Tafsir (salah satu nama kitab dalam Shahihnya) dan beliau dapati Imam al-Bukhari shalat di satu malam hingga lima belas sampai dua puluh kali.

Berita-berita ini menunjukkan kesungguhan dan konsentrasi beliau للها هحمر dalam menyusun kitab Shahihnya ini. Setelah tersusun beliau للها هحمر tidak lupa menyampaikanya kepada para guru

(10)

beliau untuk dilihat dan dikoreksi serta mengambil arahan dan bimbingan mereka.

Abu Ja'far 'Uqaili berkata, "Ketika al-Bukhari menyusun kitab Shahih, beliau menyerahkannya kepada Ali Ibnu al-Madini, Ahmad bin Hambal, Yahya bin Ma'in dan yang lainnya. Lalu mereka menerima kitab tersebut dengan baik dan memastikan keshahihannya kecuali empat hadits." al-'Uqaili menyatakan, "Yang benar dalam hal ini adalah pendapat al-Bukhari dan keempat hadits tersebut Shahih. (Muqaddimah Fathul Bari, hlm. 489)

(11)

PERHATIAN ULAMA TERHADAP KITAB INI1

Urgensi kitab Shahih al-Bukhari begitu jelas, sehingga para Ulama sejak dahulu memberikan perhatian besar, baik dengan membacakan dan mengajarkannya, meringkasnya atau menulis penjelasan (syarah)nya.

Semua ini terbukti dengan banyaknya karya tulis seputar kitab Shahih al-Bukhari. Diantaranya adalah:

1. Mereka yang meringkas kitab Shahih al-Bukhari:

a. Jamaluddin Ahmad bin Umar Anshari al-Qurthubi, wafat tahun 656 H dalam kitab

Mukhtashar Shahih al-Bukhari

1 Diambil secara ringkas dari keterangan Syaikh

Abdussalam Mubarakfuuri dalam Siratul Imam al-Bukhari dari hlm. 172 - 240

(12)

b. Zainuddin Ahmad bin Ahmad bin Abdillathif asy-Syarji az-Zabidi, wafat tahun 894 H dalam kitab at-Tajrid ash-Sharih li Ahadits

al-Jami' ash-Shahih

c. Abdullah bin Sa'ad bin Abi Jamrah al-Azdi, wafat tahun 675 H dalam kitab an-Nihayah

fi Bad'i al-Khair wal Ghayah

2. Mereka yang mensyarah judul bab (Tarajum

al-Bab), Diantaranya :

a. Imam Nashiruddin Ahmad bin al-Munayyir dalam kitab Mutawari 'ala Tarajum

al-Bukhari.

b. Muhammad bin Manshur bin al-Hamamah Maghribi dalam kitab Fakku Aghradhi

al-Bukhari al-Mubhamah fil Jam'i bainal Hadits wat Tarjamah

c. Abu Abdillah ibnu Rasyid as-Sibti dalam kitab Turjaman at-Tarajum

(13)

d. Asy-Syah Waliyullahi ad-Dahlawi dalam kitab Syarah Tarajum Abwab Shahih

al-Bukhari.

3. Mereka yang mensyarah kitab Shahih al-Bukhari, diantaranya :

a. Abu Sulaiman Hamd bin Muhammad al-Busti al-Khathabi (wafat tahun 308 H) dalam kitab I’lam as-Sunan

b. Muhallab bin Abi Shafrah al-Azdi (wafat tahun 435 H) dalam kitab Syarh al-Muhallab c. Abu Abdillah Muhammad bin Khalaf

al-Murabith (wafat tahun 485 H) dalal kitab

Mukhtashar Syarh al-Muhallab

d. Ibnu Abdilbarr Abu Umar Yusuf bin Abdillah bin Muhammad bin Abdilbarr (Wafat tahun 463 H) dalam kitab Ajwibah 'ala al-Masa'il al-Musta'ribah Minal Bukhari

(14)

e. Abul Hasan Ali bin Khalaf bin AbdilmalikIbnu Bathal (wafat tahun 449 H) dalam Syarah

Ibnu Bathal

f. Abu Hafsh Umar bin Hasan bin Umar al-Auzi al-Isybili (wafat tahun 460 H) dalam kitab Syarh Shahih al-Bukhari.

g. Syamsuddin Muhammad bin Yusuf bin Ali al-Karmani wafat tahun 786 H dalam kitab

al-Kawakib ad-Darari.

h. Sirajuddin Umar bin Ali bin Ahmad Ibnu al-Mulaqqin wafat tahun 804 H dalam kitab

Syawahidut Taudhih.

i. Burhanuddin Ibrahim bin Muhammad al-Halabi Sibthi ibni l’Ajmi wafat tahun 837 H dalam kitab at-Talqih li Fahmil Qari

ash-Shahih.

j. al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani wafat tahun 852 H dalam Fathul Bari Syarhu Shahih

(15)

k. Abul Hasan Ali bin Husein bin 'Urwah Mushili wafat tahun 837 H dalam kitab

al-Kawakib as-Sari fi Syarhil Jami' ash-Shahih lil Bukhari.

l. Badruddin Abu Muhammad Mahmud bin Ahmad al-Aini wafat tahun 855 H dalam kitab 'Umdatul Qari.

m. Syihabudin Ahmad bin Muhammad al-Khathib al-Qusthalani wafat tahun 923 H dalam kitab Irsyadus Sari.

Demikian selintas perhatian Ulama terhadap kitab Shahih al-Bukhari. Semoga dapat memotivasi kita untuk mengenal lebih jauh dan mempelajarinya. Wabillahitaufiq.[]

Referensi

Dokumen terkait

Di belakang hari, para ulama hadits menyatakan, dalam menyusun kitab Al- Jami‘ as - Shahih, Imam Bukhari selalu berpegang teguh pada tingkat keshahihan paling tinggi dan tidak akan

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul : " Pandangan Ibnu Kasir dan M.Quraish Shihab tentang Hak dan Kewajiban Seorang Istri dalam Al-Qur'an" adalah

Al Qurthubi dalam tafsirnya menyatakan, diantara bentuk memakan harta orang lain dengan bathil adalah jual beli dengan panjar. Jual beli ini tidak benar dan tidak boleh menurut

Operasional bank yang dibenarkan dalam Islam yaitu dalam bentuk: Al­ \Vadi "ah, AI-MudarabaJ1 atau aJ-Qirad, al-�fo,yarakah, dan al- Murabahah, seperti yang telah

keagungan-Mu dari dibenamkan kedalam bumi". Ahmad dalam kitab Al Musnad, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah dan merupakan hadits shahih menurut riwayat

191 AL-IMARAH: Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam relationship existing with a minister or a parent department”.34 Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa yang