• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERHlTUNGAN TAMPANG LINTANG PELEBARAN DOPPLER DALAM PEMROSESAN DATA NUKLIR DENGAN PROGRAM KOMPUTER NJOY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERHlTUNGAN TAMPANG LINTANG PELEBARAN DOPPLER DALAM PEMROSESAN DATA NUKLIR DENGAN PROGRAM KOMPUTER NJOY"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Proceedings Seminar Reaktor Nuklir datum Penelitian Sains dan Tekrwlogi MenuJu Era Tinggal Landas

Bandung, 8 -10 Oktober 1991 PPTN - BATAN

PERHlTUNGAN TAMPANG LINTANG PELEBARAN DOPPLER

DALAM PEMROSESAN DATA NUKLIR DENGAN PROGRAM

KOMPUTER NJOY

Riyanto Raharjo

Pusat Pengembangan Informatika - Badan Tenaga Atom Nasional

ABSTRAK

PERHITUNGAN TAMPANG LINTANG PELEBARAN DOPPLER DALAM PEMRO-SESAN DATANUKLIR DENGAN PROGRAM KOMPUTER NJOY. Pemrosesan data nuklir adalah suatu langkah yang mengawali perhitungan fisika reaktor. Umumnya data nuklir diproses untuk menyiapkan pustaka data nuklir multigrup yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari program komputer untuk perhitungan fisika reaktor. Salahsatu data nuklir yang diperlukan adalah tampang lintang interaksi pada berbagai suhu. Dikenal konsep pelebaran Doppler untuk menggambarkan fenomena perubahan nilai tampang lintang sebagai fungsi suhu medium. Dan untuk menghitung tampang lintang yang mengalami pelebaran Doppler tersebut, terdapat dua metode: metode pelebaran kernel dan metode psi-chi. Dalam penelitian sederhana ini dilakukan pengt\iian terhadap kedua metode ini, dengan memanfaatkan suatu program komputer untuk pemrosesan data nuklir bernama NJOY89. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa metode psi-chi mempunyai beberapa kelemahan, walaupun waktu perhitungannyajauh lebih singkat daripada metode pelebaran kernel.

AB:ITRACT

CALCULATION OF DOPPLER BROADENED CROSS SECTION IN NUCLEAR DATA PROCESSING USING NJOY COMPUTER CODE. Nuclear data processing is a step prior to reactor physics calculations. Usually the nuclear data is processed in order to prepare a multigroup nuclear data library, which is an important component of a reactor physics code. One of the nuclear data needed by the code is the interaction cross sections at different temperatures. The concept of Doppler broadening is known to describe the temperature dependency of cross section. There are two methods to actually calculate the Doppler broadened cross section, i.e. the kernel broadening and the psi-chi methods. In this work, an attempt to compare the two methods had been made utilizing the nuclear data processing code NJOY89. The result showed that the psi-chi method has some disadvantages, eventhough it is superior in terms of computing time as compared to the kernel broadening method.

PENDAHULUAN

Perhitungan fisika reaktor, khususnya di dalam teras reaktor nuklir, pada dasarnya

ber-tujuan menganalisis interaksi antara zarah

nuklir dalam teras (neutron, foton, zarah

bermuatan) dengan bahan-bahan dalam

medium teras. Mekanisme interaksi umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan Boltzman

atau persamaan transport zarah. Dari

penye-lesaian persamaan ini dapat diketahui agihan (distribusi) zarah-zarah tersebut di dalam teras.

Selanjutnya dari agihan tersebut dapat

di-hitung berbagai besaran penting seperti faktor

pelipatan statis dan dinamis, laju deposisi

energi, laju perubahan nuklida dalam teras, clan sebagainya. Dengan demikian jelaslah bahwa perhitungan fisika reaktor tak mungkin dapat dilakukan tanpa tersedianya data tentang ke-bolehjadian interaksi antara zarah tersebut

de-ngan nuklida-nuklida dalam teras, yang secara umum disebut sebagai data nuklir.

Tersedianya data nuklir untuk keperluan

perhitungan fisika reaktor merupakan hasil

keJja terus-menerus di bidangfisika nuklir, baik dalam segi eksperimen maupun teori.

Peng-ukuran nilai tampang lintang diferensial

umumnya tak dapat mencakup seluruhjangkau energi yang diperlukan dalam perhitungan fi-sika reaktor. Oleh karenanya peranan fifi-sika nuklir teori yang mampu memperkirakan nilai tampang lintang sebagai fungsi energi berda-sarkan berbagai model nuklir mutlak diperlu-kan. Setelah data eksperimental dan teoritis tersebut dievaluasi untuk mendapatkan nilai-nilai yang terbaik, kemudian data tersebut di-susun dengan format tertentu sehingga terben-tuklah apa yang dikenal sebapai Pustaka Data

(2)

Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sains dan Tekrwlogi MenuJu Era Tinggal Landa8

Nuklir Terevaluasi (Evaluated Nuclear Data Library). Beberapa negara telah berhasil

me-nyusun sejumlah Pustaka Data Nuklir

Ter-evaluasi untuk perhitungan fisika reaktor,

seperti misalnya: ENDFjB (Amerika Serikat),

JENDL (Jepang), BROND (Uni Soviet),

KEDAK (Jerman), UKNDL (Inggris), JEF (ga-bungan beberapa negara Eropa).

Data dalam pustaka data nuklir tereva-luasi belum dapat langsung dimanfaatkan

un-tuk perhitungan fisika reaktor. Diperlukan

pemrosesan data nuklir untuk menghasilkan data nuklir yang sesuai jenis dan formatnya dengan kebutuhan program perhitungan fisika nuklir. Mengingat umumnyajumlah data nuklir yang diperlukan adalah sangat besar, peman-faatan program komputer dalam pemrosesan

data nuklir tak dapat dihindari. Salahsatu

program komputer pemrosesan data nuklir

yang cukup luas penggunaannya di dunia ber-nama NJOY.

NJOY adalah suatu paket program kom-puter lengkap yang berfungsi menghasilkan

da-ta da-tampang lintang titik (pointwise cross

section) dan tampang lintang multigrup yang

diperlukan dalam perhitungan transport

neutron dan foton, dari pustaka data nuklir dengan format ENDFjBl). Paket NJOY terdiri dari sejumlah modul program komputer, yang

masing-masing mempunyai fungsi khusus.

Beberapa modul penting beserta fungsinya

adalah sebagai berikut :

- NJOY adalah program pengendali (driver) yang menghubungkan masukan dan keluaran modul-modullainnya

- RECONR berfungsi terutama untuk

mere-konstruksi tampang lintang sebagai fungsi

energi, dari parameter resonansi ENDFjB dan

skema interpolasinya

- BROADR berfungsi terutama untuk

me-lakukan perhitungan pelebaran Doppler pada

suhu yang berbeda, terhadap data tampang

lintang titik keluaran RECONR

- UNRESR berfungsi untuk menghitung tam-pang lintang efektif setelah mengalami proses perisai-diri (self-shielding) di daerah resonansi tak-terurai (unresolved resonance)

- HEATR berfungsi untuk memproduksi tam-pang lintang produksi panas (faktor kerma)

dan tampanglintangproduksi kerusakanyang

sebanding dengan DPA (=displacement per

atom)

- THERMR berfungsi untuk menghitung ham-buran neutron pada energi termal yang ren-dah, dimana ikatan penghambur dalam suatu

Bandung, 8 -10 Oktober 1991 PPTN - BATAN

bahan atau gerakan atom dalam suatu gas merupakan faktor penting

- GROUPR berfungsi untuk memproduksi

tam-pang lintang multigrup yang mengalami

perisai-diri (self-shielding) dengan met ode

Bondarenko dan matriks hamburan neutron

dari grup ke grup

- GAMINR berfungsi untuk menghitung tam-pang lintang multigrup interaksi foton, faktor kerma dan matriks hamburan foton dari grup ke grup

- DTFR berfungsi untuk menghasilkan

ma-triks transfer untuk program transport dengan format DTF

- MATXSR berfungsi untuk mengubah data nuklir multigrup keluaran GROUPR ke format MATXS

- ACER berfungsi untuk memproduksi pustaka data nuklir dalam format ACE untuk program Monte Carlo MCNP.

Salahsatu jenis data yang umumnya di-perlukan dalam perhitungan fisika reaktor

a.da-lah tampang lintang sebagai fungsi suhu.

Konsep fisika yang umumnya mendasari

perhitungan tampang lintang sebagai fungsi

suhu tersebut dikenal sebagai konsep pelebaran Doppler. Pada dasarnya terdapat dua metode untuk menghitung nilai tampang lintang se-bagai fungsi suhu, yaitu metode pelebaran

ker-nel dan metode psi-chi(1.jI - X)

Dalam makalah ini akan diuraikan tentang konsep pelebaran Doppler dan kedua metode perhitungan tampang lintang tersebut di atas, akan dibahas pula hasil perbandingan antara kedua metode ini dengan memanfaatkan pro-gram pemrosesan data nuklir NJOY.

PELEBARAN DOPPLER

Kebolehjadian interaksi atau lebih lazim dikenal sebagai tampang lintang interaksi an-tara suatu neutron atau proyektil dengan suatu inti sasaran tergantung pada kelajuan relatif antara keduanya. Hal ini disebabkan tampang lintang interaksi antara neutron yang berge:rak terhadap inti sasaran yang diam, berbeda nilai-nya dibandingkan dengan tampang lintang in-teraksi antara neutron yang bergerak dengan kelajuan yang sarna terhadap inti sasaran yang bergerak pula. Kenyataannya, di dalam teras reaktor nuklir, inti sasaran selalu bergerak se-cara rambang mengikuti suatu agihan (distri-busi) kecepatan sesuai dengan suhu :;1edium.

Seperti telah disebutkan, peristiwa ya.ng

berhubungan dengan erubahan nilai lumpang

lintang akibat peruba m suhu medium tempat

(3)

Proeeedings Seminar Reaktor Nuklir dalom Penelitian Sains dan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal LOJ~das

pelebaran Doppler. Konsep fisika ini digunakan dalam pemrosesan data nuklir untuk menghi-tung nilai tampang lintang interaksi sebagai fungsi suhu.

Data tampang lintang dalam pustaka data nuklir terevaluasi umumnya disajikan sebagai fungsi energi proyektil pada suhu medium OaK, yang berarti inti sasaran diandaikan berada dalam keadaan diam mutlak. Sedang persama-an trpersama-ansport mengenai interaksi proyektil de-ngan inti dinyatakan dalam kerangka acuan laboratorium. Untuk dapat memanfaatkan data

tarnpang lintang dalam penyelesaian

per-sarnaan transport diperlukan tampang lintang efektifpada suhu medium yang dihitung dalam kerangka acuan laboratori urn. Tampang lintang efektif tersebut dikenal sebagai tampang lin-tang pelebaran Doppler.

Dalam perhitungan tampang lintang pele-baran Doppler digunakan prinsip konservasi la-ju reaksi. Artinya, lala-ju reaksi dalam suatu ke-rangka acuan adalah sarna dengan laju reaksi bila ditinjau dari kerangka acuanyang lain. Bila sua.tu medium mengandung inti sasaran de-ngan agihan kecepatan tertentu, maka kelajuan

relatif (Vr) antara seberkas neutron

energi-tunggal yang berinteraksi dengan inti sasaran

temebut akan teragih/terdistribusi pula.

Ber-dasarkan prinsip konservasi laju reaksi, maka laju reaksi per unit neutron yang teramati ada-lah:

00

o

V ::

kelajuan neutron/proyektil;

V

T= kelajuan

inti sasaran; Vr = kelajuan relatif

(Vr= IV - VT I);

a

(V,T)= tampang lintang

pe-lebaran Doppler pada suhu T; a

(Vr,O)=tam-pang lintang pada suhu OaK(dari pus taka data

nuklir); P(VT) dVT= agihan kecepatan

ternor-ma lisasi dari inti sasaran.

Dengan mengandaikan bahwa agihan inti

sasaran dalam medium mengikuti agihan

Maxwell yang bersifat isotropis, persamaan (1)

dapat dinyatakan sebagai2:

1;200

Va(V,T) = ~ (~) {[Vr a (Vr ,0)] Vr d Vr.

(2)

() = 2~T ; m = massa proyektil; k= tetapan

Boltzman

Bandung, 8 -10 Oktober 1991 PPTN - BATAN

Berdasarkan kesetaraan antara kelajuan dan energi, persamaan (2) dapat dinyatakan dalam

energi sebagai berikut2):

1;200

VE a(E,T) = ~ (~) {[ YK;a(Er,O)] dEr'

[ea(v'K-vE;:i _ e-a(v'K+VE;:i] (3)

M

'f

E .

a =mkT ;m = massa In 1sasaran; = energl

proyektil (~m 172);Er= energi relatifpro- yektil

( l/2mVr 2)

Persamaan (3) di atas disebut sebagai per-samaan pelebaran Doppler, yaitu metode

pele-baran kernel dan metode psi-chi ('IjJ - X).

Metode Pelebaran Kernel:

Metode ini pada dasarnya menghitung tampang lintang pelebaran Doppler dengan me-nyelesaikan persamaan pelebaran Doppler di atas secara eksak. Untuk itu data tampang lin-tang di ruas kanan persamaan (3) harus terse-dia dalam bentuk tabulasi sebagai fungsi energi, yang dapat diinterpolasikan secara linier. Kare-na dalam metode ini tidak diadakan pendekat-an, maka tampang lintang pelebaran Doppler dapat dihitung secara teliti pada sembarang daerah energi. lnilah metode pelebaran kernel walaupun di lain pihak perhitungannya memer-lukan waktu yang relatif lama.

Terdapat beberapa sifat menarik dari

pe-lebaran Doppler dengan metode pelebaran

kernel ini3). Tampang lintang yang sebanding

dengan l/v tak akan terpengaruh oleh kenaikan suhu. Sedang tampang lintang yang konstan terhadap energi akan mendapat tambahan ekor l/v di daerah energi rendah bila meng- alami pelebaran Doppler. Bentuk suatu puncak

reso-nansi berubah dengan adanya pelebaran

Doppler, kecuali di daerah energi tinggi

(E»kTM/m). Makin tinggi suhu, makin landai bentuk suatu resonansi.

Metode Psi-Chi:

Dalam metode ini dilakukan beberapa pen-dekatan terhadap persamaan (3) sehingga

di-peroleh rumus tampang lintang pelebaran

Doppler sebagai fungsi parameter resonansi, energi proyektil, dan suhu. Pendekatan yang dilakukan antara lain: pengabaian bentuk eks-ponensial kedua pada ruas kanan persamaan

(3), pengandaian ..fF:;.dapat dideretkan dalam

deret Taylor di sekitar E atau energi resonansi

ER, serta pengandaian batas bawah integrasi

(4)

Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalwn Penelitian Suins dan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas

diperlebar dari 0 ke-00 •Dengan mensyaratkan

bahwa tampang lintang harus dinyatakan de-ngan parameter resonansi Breit-Wigner aras-tunggal, maka penerapan pendekatan di atas

menghasilkan rumus tampang lintang

pele-baran Doppler berdasarkan metode psi-chi se-bagai berikut:

- tam pang lintang serapan dan fisi :

(4)

- tam pang lintang hamburan :

2

a(E,T) =JT1E)

!

B(E)1jJ(X';R ) + C(E) X(X';R )

!

ER = energi resonansi,

r

T = lebar total

reso-nansi (resonance total width), A(E), B(E), C(E)

=besaran yang berhubungan dengan jenis

re-aksi, X= 2(Er - ER)/r T' Y = 2(E - ER)/r T'

;R =

r

T(A(E)/4kTER)1;;. 1J.!OO { 2} ;R

1

X-Y dY 1jJ(X';R) =

2

(II)

£

exp -[-2-;R] y2 +1 1J.!OO { 2} ;R

1

X-Y YdY X(X';R) =

2(

II)

£

exp -[-2-;R] y2 +1 Kelebihan metode psi-chi adalah waktu komputasi yang diperlukan jauh lebih singkat dibandingkan metode pelebaran kernel. Sedang kekurangan utama dari metode psi-chi adalah metode ini hanya dapat diterapkan pada data tampang lintang yang dinyatakan dengan para-meter resonansi Breit-Wigner aras-tunggal.

HASILDAN PEMBAHASAN

Perhitungan pelebaran Doppler dengan

menggunakan program pemrosesan data nuklir NJOY dapat dilakukan dalam modul RECONR maupun modul BROADR. RECONR menggu-nakan metode psi-chi, sedang BROADR meng-gunakan metode pelebaran kernel. Seperti telah

RECONR

Bandung, 8 -10 Oktober .1991 PPTN - BATAN

disebutkan, metode pelebaran kernel dapat

di-terapkan pada tam pang lintang di seluruh

jangkau energi. Namun berhubungmetode pele-baran kernel mensyaratkan data masukan ha-rus berupa tampang lintang dalam bentuk tabel

linier a - E, maka masukan BROADR harus

merupakan keluaran RECONR.

Untuk dapat membandingkan kemampu-an kedua metode pelebarkemampu-an Doppler tersebut di atas, dalam penelitian sederhana ini dipilih da-ta nuklir yang parameter resonansinya dinYHda-ta-

dinYHta-kan dalam representasi Breit-Wigner

aras-tunggal, yaitu data Th-232 dari pustaka data

nuklir terevaluasi JEF-1. Suhu 3000K Clan

21000K dipilih sebagni suhu perc6baan, karena kedua suhu ini adalah batas bawah dan batas atas yang lazim diper!ukan dalam pustaka data nuklir multigrup dan program perhitungan fi-sika reaktor. Langkah-Iangkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan suatu bagan seperti terlihat pada Gambar 1.

Dengan menggunakan program komputer

COMPLO'J'4 diperolehlah kurva tampang

lintang sebagai fungsi energi, seperti terlihat pada Gambar 2 sid 10. Gambar bagian atas ada-lah dua kurva tampang lintang pelebaran Dopp-ler yang masing-masing dihitung dengan meto-de pelebaran kernel (garis sambung sempurna) dan metode psi-chi (garis putus), digambarkan dalam satu sumbu koordinat; sedang gambar bagian bawah menunjukkan rasio tampang lin-tang hasil perhitungan dengan metode psi-chi terhadap hasil perhitungan dengan metode pe-lebaran kernel. ~•• " Jut .••••.

'''.'" """';:'''~''l'

" 11t1 1 ,,' ,,' RECONR 3000K&21000K 1.1

PUSTAKA DATA NUKLIR

JEF-l

Th-232

L

Gambar 1. Bagan percobaan perbandingan me-tode pelebaran Doppler

68

r

l .

=1 1=.

11"11a"11 II"' u" 11" ~I'f II'S ,•. ' u·) 1(' 11"1II' It

.. Ga Jbar 2 1.\ 1.1 : 1.1 1.1

(5)

Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dillam PeTuditian Sains dwt Tekrwlogi MenuJu Era Tinggal LancWs

Bandung, 8 -10 Oktober 1991 PPTN· BATAN ",. ".: \. "'''!'' """1'" , ....

---l'II'

... ," 11I1).~1 1""

"

, I ~ . 1

G:.-- ';

Ie I:: .," If : ,0, I.t.~ . 't '/ !' '1'( II I' 1f'1 It" III :,1 ',' _lIlU.('·I!II •.•••lII••: ...I.m..(f·!It(( ••• ,It.1I .II.~ I, 1tl: •• (t~ "I I J.., -1 jll I 1.1 I.; t.! ~1J~ :, :~'_Otcr HUI,

to}!:F r,([o., lilll'

---

...i~J~~-.

Ii : ~.I".,'~I" ; " i iJt; 1 I - '--I ,,' I , 1111 i i I",

i

, I Gambar 3

Gambar 2&

3

menunjukkan perbandingan

tam pang lintang total pada jangkau energi

1O··5eV - 20 MeV. Terlihat bahwa pada daerah

eno~rgirendah (E<O,l eV) terdapat perbedaan

ha:3il perhitungan dengan kedua metode,

ter-. ';'~~I;;;;-,::;_;;,h__--:~,~_~~-:-;~::_.!'

o';!1 A': 'tHt" JIll II

'--- -...+

IBW~ - -wrr --- -, ,,'

i"

. Iii j : I' '/Ii I : :ii 1,,1I I,,' I J1, ~

~-~-_.j",

··"i.'o.".",,, .,." ""0; "., .•• , •.,-'P' ji.l ~ --._~ j:: . / ~~!::1

I" '.

I'·,-I.S "f 'I Gambar 4 Gambar 5

utama pada suhu 2100°K. Sedang di daerah

resonansi, khususnya pada suhu 300oK,

terda-pat beberapa perbedaan yang cukup menyolok.

Namun di daerah energi tinggi(E>3 keY) tidak

teramati adanya perbedaan.

(· ••• 1" .• " r=~:;;~,-,,..,·~;~:;;'~;',~---'-,~~'-~-t:;'.;-;';;~:.::.-!II' I "'jllt·-I"'".'"I''''' I I I'."

\.

______

-"",j

I

!\'-.

-•.---.---

J ..'

I •• ' \! I ! It I"

ii

~..,

I III , , n ~ ··· U

L.:::I~~~~:'

IOI!I ~'-1 'I'~'fl ''''''

I I( I:: . i! I i Ij I"

:L

"11'·:

I

I ~" 'I " ., ., I , .,' I

L-.

.

J Gambar 6

(6)

I,

I

J

Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sains dan Tekrwwgi Menuju Era Tinggal Landns

Perbedaan di daerah energi rendah mem-buktikan bahw;l metode pelebaran kernel me-lakukan peleba ran di luar daerah resonansi, sebaliknya metode psi-chi hanya melakukannya di dalam daernh resonansi. Hal ini semakin jelas teramati pada perbandingan tampang

lin-tang elastis dahm gambar 4&5. Seperti telah

i·n I \ i" . I IIi :I· "

~I

/,,"

. I ---; I \," 1"' "/II "((0" 'III" ~~-- """1/111 __ --~ -''', I ! i" i :" ! .

,.---l

~----Gambar 7 Bandung. 8-10 Oktober 1591 PPTN - BA1,W

resonansi, seperti tampak pada Gambar 7.

Kekurangsempurnaan ini terlihat pula pada

tampang lintang (n, y) dalam Gambar 8 & 9,

sehingga teramati perbedaan yang besar di E=

10 eV, E = 750 eV (perbatasan antara daerah

H .~ I!

(·••,')"t .••,

.---

~--.

- 11m ..:,., !UI~CIHili 'If I 'I II! /,.rl',,_clI llnil· ,.tannlCI II' I I

I

i i I I .

i' .,,.,,"

1-'---

---- ·1'

'-i _,~~,

.~ ':,! r.\ I"' ',' II H II

,

---.---Gambar 8

disebutkan, terhukti bahwa di daerah energi rendah dengan 1:ampang lintang yang konstan terhadap energi, terdapat tambahan ekor 1/v setelah mengalami pelebaran Doppler; semakin tinggi suhu, ek01'1/v akan semakin melebar ke energi yang lebih tinggi.

Perbedaan tampang lintang total di daerah resonansi ternYHta terutama disebabkan oleh sumbangan perbedaan tampang lintang'elastis, seperti terlihat pada Gambar 4. Dengan

pe-mahaman bahwa metode pelebaran kernel

menghitung tampang lintang pelebaran

Doppler dengan teliti, tampaknya perhitungan dengan metode psi-chi pada resonansi yang sa-ngat tajam (lembah dan puncak yang curam saling berdampingan) kurang baik hasilnya. Hal ini teramati pada Gambar 6 di daerah

ener-gi E = 6,75 eV. Khusus mengenai perbedaan

besar yang teramati di daerah energi E=10 eV,

dapat diduga bahwa ini disebabkan kurang

sempurnanya metode psi-chi dalam

mengga-bungkan kurva tampang lintang di perbatasan

antara daerah energi rendah dan daerah

70 la.,' Cui, hni, •• ... •.• :~ •• '••.•••• '"Y-.; • Gambar 9 H'.)!: "

f

(7)

Proceedings Seminar Realttor Nuklir dalwrL Penelitian Sains dan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas

10 eV, E = 750 eV (perbatasan antara daerah

resonansi terpisah dan resonansi tak-terpisah),

serta E = 3 keV (perbatasan antara daerah

resonansi dan daerah energi tinggi).

" _IIJJlII1I"UIf'1I •••• _ ••. 11)).11'((UI}ltO ,,' !

Ij

...L~_ GambaI' 10

Perbedaan menyolok yang teramati di E =

8,34 eV pada kurva tampang lintang (n,y)dalam

GambaI' 10, menegaskan lagi bahwa metode psi-<:hitidak melakukan pelebaran Doppler di

luar daerah resonansi, walaupun terdapat

suatupuncak. DalamJEF-1, puncakE =8,34eV

yang terletak di luar daerah resonansi tidak direpresentasikan dengan parameter resonansi,

melainkan dengan tabel

0-

E.Akibatnya

pun-cak tersebut tidak mengalami pelebaran oleh metode psi-chi, tetapi sebaliknya mengalami

DAFTAR PUSTAKA

Bandung, 8-10 Oktober 1991 PPTN - BATAN

pelebaran metode oleh metocle pelebaran

kernel.

Seperti telah disebutkan, metode psi-chi

mempunyai keunggulan terh3.dap metode

pelebaran kernel dalam waktu perhitungan. dalam percobaan ini terbukti 1:ahwa metode psi-chi dengan modul RECONH untuk suhu

3000K dan 21000K memerlukan waktu kom-putasi 2526 detik sedang metode pelebaran ker-nel dengan kombinasi modul R~CONR pada OaK dan modul BROADR pada. kedua suhu tersebut di atas memerlukan waktu komputasi total 5586 detik. Jadi metode pelabaran kernel memerlukan waktu 2,21 kali lebih lama diban-dingkan metode psi-chi.

KESIMPULAN

Dari hasil uraian tentang pengujian

ter-hadap kedua metode perhitungan pelebaran

Doppler dengan program pemrosesan data

nuklir NJOY, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Metode pelebaran kernel me]akukan pele-baran Doppler di seluruh jangkau energi, sedang metode psi-chi hanya di daerah

reso-nansi yang direpresentasikan dengan

para-meter resonansi Breit- Wigner aras-tungal.

2. Perhitungan dengan metode psi-chi pada

resonansi yang sangat tajam memberikan hasil yang kurang teliti.

3. Pada perbatasan antara beb,~rapa daerah

energi (daerah energi rendah . daerah reso-nansi, daerah resonansi terurai - daerah

re-sonansi tak-terurai, dan daerah resonansi

daerah energi tinggi) terama ti kekurang-sempurnaan metode psi-chi dalam mengga-bungkan bagian-bagian kurva.

4. Metode pelebaran kernel mem3rlukan wak-tu komputasi lebih dari 2 kaL wakwak-tu yang diperlukan metode psi-chi untuk melakukan perhitungan pelebaran Doppler.

1. MacFarlane, RE., D.W. Muir and RM. Boicourt, The NJOY Nuclear Data ProceE;singSystem, Volume I: User's manual, Los Alamos Scientific Laboratory, LA-9303-M, VoLl (ENDF-324)

(1982)

2. Cullen, D.E., "Nuclear cross section prepraration", in CRC Handbook of Nuclear Reactors Cal-culations, CRC Pub liseI' (1988)

3. MacFarlane, RE., D.W. Muir and RM. Boicourt, The NJOY Nuclear Data Proceesing System, Volume II: The NJOY, RECONR, BROADR, HEATR, and THERMR Modules, Los Alamos Scientific Laboratory, LA-9303-M,Vol.II (ENDF-324) (1982)

4. Cullen, D.E. and P.K. McLaughlin, 1989 ENDF Pre-Processing Codes, IAEA Nuclear Data Section, IAEA-NDS-104 (1989)

(8)

Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalwn Penelitian Sains dan Teknologi Mer.uju Era Tinggal Landas

DISKUSI:

Bandung, 8 - 10Oktober 1991 PPTN - BA1'AN

Syarip:

1. Sampai sejauh mana kontribusi kita (BATAN)dalam bidang ini? (tambahan pada library tampang lintang)

2. Ada lagi (kalau tidak salah) metode pendekatan Narrow Resonance Approximation, mohon penjelasan.

Riyanto:

1. Kemampuan BATANdalam masalah data nuklir masih sangat minim

2. Narrow Resonance Approximation digunakan dalam perhitungan Shielded cross-section

(tam-pang lintang yang mengalami proses perisai diri/self-shielding), bukan dalam perhitungan pelebaran Doppler.

Gambar

Gambar 1. Bagan percobaan perbandingan me- me-tode pelebaran Doppler
Gambar 2 &amp; 3 menunjukkan perbandingan tam pang lintang total pada jangkau energi

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, dalil Pemohon sepanjang bahwa norma Pasal 25 ayat (2) huruf a UU 28/2014 telah menyebabkan terjadinya ketidakpastian

Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan terhadap 30 responden dengan kriteria jemaah calon haji khusus yang mendaftar di biro Dewangga Lil Hajj wal Umrah

Model konseptual keperawatan (Florence Nightingale, Virginia Handerson, Peplau, Calista Roy, Leininger, Jean Watson, Imogene King, Betty Neuman, Ida Jean

Penggunaan media dalam proses pembelajaran bertujuan agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna sehingga mutu pendidikan dapat

Contoh, untuk komponen abiotik: membiarkan tanah bekerja secara alami tanpa memberikan pupuk kimia dan memberakan (mengistrahatkan) tanah untuk beberapa waktu supaya

Snare yang mengatakan dalam Defining Others and Situations : Peace, Conflict, and Cooperation (1994) bahwa usaha meredam konflik dan mendorong perdamaian tergantung dari

Saya adalah mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Malangkucecwara Malang, yang sedang melakukan penelitian tentang “Pengaruh Tingkat Pengetahuan Para

Kode Analisaa Satuan Indeks Bahan/Upah Jumlah.