• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

e-Journal

S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDIT,

DUE PROFESSIONAL CARE

,

TEKANAN ANGGARAN WAKTU, DAN PENGALAMAN AUDITOR

TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN VARIABEL MODERASI

PEMAHAMAN TERHADAP SISTEM INFORMASI

(Studi Empiris pada Auditor KAP di Bali)

1Putu Angga Yudha, 1Edy Sujana, 2I Gusti Ayu Purnamawati

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {angga.y12@yahoo.com, ediesujana_bali@yahoo.com,

ayupurnama07@yahoo.com}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompleksitas audit, due professional care, tekanan anggaran waktu, dan pengalaman auditor terhadap kualitas audit dengan variabel moderasi pemahaman terhadap sistem informasi. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor senior dan auditor junior pada KAP di Bali, dengan total populasi sebesar 90 auditor. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria (1) Memiliki pendidikan minimal sarjana (2) Mempunyai pengalaman kerja minimal satu tahun, karena telah memiliki waktu dan pengalaman untuk beradaptasi serta menilai kinerja dan kondisi lingkungan kerjanya sehingga diperoleh jumlah sampel sebesar 47 responden. Analisis data yang digunakan dalam pengujian ini adalah regresi berganda dan regresi interaksi dengan menggunakan program SPSS 23.00.

Hasil dari pengujian hipotesis didalam penelitian ini menunjukkan bahwa, variabel kompleksitas audit berpengaruh negatif terhadap kualitas audit, namun dengan adanya dari interaksi variabel moderasi pemahaman terhadap sistem informasi merubah arah menjadi positif. Sedangkan, variabel due professional care, tekanan anggaran waktu, dan pengalaman auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit demikian juga dengan adanya ineraksi dari variabel moderasi pemahaman terhadap sistem informasi variabel due professional care, tekanan anggaran waktu, dan pengalaman auditor tetap berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Kata Kunci: Audit, Due Professional Care, Kualitas

Abstract

The study was conducted in order to find out the effect of audit complexity, due professional care, time pressure budget, and auditor experiences on the audit quality with information system perception as moderated variable. The population included 90 Junior and seniour auditors working under the public accountancy offices in Bali. There were about 47 respondents selected as the samples by using purposive sampling technique with criteria such as: (1) having minimum S1 graduate qualification, (2) having minimum one year working experience, having working tim spent, and adjustment to the working environment and performance evaluation. The data was analysed by using multiple regression, and interaction regression suppoted by SPSS software version 23.00 for windows.

The results of the study indicated that audit complexity variable had a negative effect on the audit quality, however with an interaction of moderated variable of information system perception, the effect became positive. While due professional care, time pressure budget, and auditor experiences had a positive effect on the audit quality, likewise with variable interaction of moderated of information system perception, due professional care, time pressure budget, and auditor experiences had a constant positive effect on the audit quality.

(2)

e-Journal

S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

PENDAHULUAN

Dewasa ini persaingan antar perusahaan semakin meningkat diiringi dengan berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam menghadapi masalah itu para pengelola perusahaan membutuhkan jasa akuntan, khususnya jasa akuntan publik. Akuntan dalam hal ini adalah auditor. Seorang auditor dalam melaksanakan audit bukan hanya semata untuk kepentingan klien, melainkan juga pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan auditan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka auditor dituntut untuk mempertahankan kepercayaan yang telah mereka dapatkan dari klien (perusahaan) yaitu dengan tetap menjaga akuntabilitasnya. Akuntabilitas publik auditor sangat ditentukan oleh kualitas laporan audit yang dibuatnya (Utami, 2003). Hasil penelitian Josoprijonggo (2005) agar laporan audit yang dihasilkan auditor berkualitas, maka auditor harus menjalankan pekerjaannya secara professional. Termasuk saan menghadapi persoalan audit yang kompleks. Walaupun tingkat kompleksitas yang diberikan oleh klien tinggi, auditor harus bisa memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien agar klien merasa puas dan tetap menggunakan jasa auditor yang sama diwaktu yang akan dating. Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan suatu tugas audit, sulit bagi seseorang namun mudah bagi orang lain (Prasita dan Priyo, 2007).

Due Professional Care juga penting diterapkan oleh auditor di dalam pelaksanaan tugas-tugas auditnya. Due professional care mengacu pada kemahiran profesional yang cermat dan seksama. Penting bagi auditor untuk mengimplementasikan due professional care dalam pekerjaan auditnya. Due professional care merupakan hal yang penting yang harus diterapkan setiap akuntan publik dalam melaksanakan pekerjaan profesionalnya agar dicapai kualitas audit yang memadai (Wilasita, 2014).

Faktor lain yang mempengaruhi kualitas audit adalah tekanan anggaran waktu yang diberikan oleh klien. Tekanan

anggaran waktu menyebabkan stress individual yang muncul akibat tidak seimbangnya tugas dan waktu yang tersedia serta mempengaruhi etika professional melalui sikap, nilai, perhatian, dan perilaku auditor (Sososutikno, 2003).

Faktor lain yang juga penting dalam mempengaruhi kualitas audit yaitu pengalaman auditor. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Setiantoro (2005) yang memeberikan kesimpulan bahwa pengalaman mempunyai pengaruh langsung terhadap kualitas audit. Lamanya bekerja seseorang sebagai auditor menjadi bagian penting yang mempengaruhi kualitas audit. Dengan bertambahnya waktu bekerja auditor maka akan diperoleh pengalaman baru.

Adanya perubahan lingkungan seperti perkembangan teknologi menuntut auditor untuk bisa mengantisipasinya, yaitu dengan memahami dan menguasai sistem informasi tersebut. Pemahaman auditor terhadap sistem informasi akan sangat membantu untuk menunjang kelancaran kegiatan pengauditan dan menghasilkan laporan yang lebih baik (Eka, 2013).

Pemahaman terhadap sistem informasi akan membantu auditor dalam menentukan prosedur audit yang tepat yang dapat mengurangi kompleksitas kegiatan pengauditan, peningkatan due professional care, mengurangi tekanan yang disebabkan oleh terbatasnya anggaran waktu dan membantu auditor yang tidak berpengalaman.

Ada beberapa permasalahan yang perlu dikaji lebih lanjut yaitu (1) Apakah kompleksitas audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas audit? (2) Apakah due professional care berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit? (3) Apakah tekanan anggaran waktu berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit? (4) Apakah pengalaman auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit? (5) Apakah interaksi antara kompleksitas audit dan pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit? (6) Apakah interaksi antara

due professional care dan pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

(3)

e-Journal

S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

audit? (7) Apakah interaksi antara tekanan anggaran waktu dan pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit? (8) Apakah interaksi pengalaman auditor dan pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit?

Untuk menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh kompleksitas audit, due professional care, tekanan anggaran waktu, dan pengalaman auditor terhadap kualitas audit dengan variabel moderasi pemahaman terhadap sistem informasi.

Kompleksitas audit dapat diartikan sebagai suatu tugas yang rumit, membingungkan dan sulit untuk diukur secara objektif karena persepsi setiap individu berbeda. Kompleksitas muncul dari ambiguitas dan struktur yang lemah, baik dalam tugas utama maupun tugas-tugas lain. (Prasita dan Priyo, 2007) menunjukkan hasil bahwa, kompleksitas audit mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Kompleksitas Audit berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap Kualitas Audit.

Due Professional Care adalah sikap mutlak yang lain yang harus dimiliki oleh seorang auditor. Due professional care menyangkut dua aspek, yaitu skeptisme profesional dan keyakinan yang memadai. Biantong (2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Due professional care berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Dimana, jika auditor menerapkan sikap due professional care

selama pelaksanaan audit makakualitas audit yang dihasilkan akan lebih baik. Begitu pula sebaliknya, jika auditor tidak memiliki sikap due professional care dalam melaksanakan audit, auditor akan percaya begitu saja terhadap setiap pernyataan

auditee serta kurang telitisehingga kualitas auditnya akan rendah.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H2 : Due Professional Care

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Audit.

Tekanan anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembatasan waktu anggaran yang sangat ketat dan kaku (Nirmala, 2013). Tuntutan laporan yang berkualitas dengan anggaran waktu terbatas dapat menjadi tekanan tersendiri bagi auditor. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Rusyanti (2010) menyatakan bahwa tekanan aggaran waktu tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H3 : Tekanan Anggaran Waktu

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Audit.

Pengalaman akuntan publik akan terus meningkat seiring dengan makin banyaknya audit yang dilakukan serta kompleksitas transaksi keuangan perusahaan yang diaudit. Biantong (2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pengalaman auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Biantong (2016) juga menyatakan Jika tingkat pengalaman auditor tinggi, maka auditor akan dengan mudah melakukan tugas-tugas auditnya sehingga kualitas audit yang dihasilkan akan baik begitupula sebaliknya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H4 : Pengalaman Auditor berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Kualitas Audit.

Menurut hasil penelitian (Eka, 2013) menunjukkan hasil bahwa pemahaman terhadap sistem informasi akan memberikan kemudahan bagi auditor untuk menentukan prosedur audit yang dipilih, memperlancar kegiatan pengauditan, dan pada gilirannya dapat dihasilkan laporan audit yang lebih berkualitas. Tingginya kompleksitas audit akan mempengaruhi kualitas audit, namun dengan pemahaman terhadap sistem informasi akan memudahkan audtor dalam mengatasi tingginya kompleksitas audit.

(4)

e-Journal

S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H5 : Interaksi antara Kompleksitas Audit

dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Audit.

Penggunaan Due Professional Care

dengan seksama dan cermat akan memberikan keyakinan yang memedai para auditor untuk memberikan opini bahwa laporan keuangan terbebas dari salah saji material, dengan adanya pemahaman terhadap sistem informasi akan membantu auditor untuk meningkatkan dan menghasilkan laporan yang berkualitas.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H6 : Interaksi antara Due Professional Care dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Audit.

Tuntutan laporan yang berkualitas dengan anggaran waktu terbatas dapat menjadi tekanan tersendiri bagi auditor. Kondisi yang tertekan dapat mengakibatkan auditor cenderung berperilaku disfungsional. Dengan adanya pemahaman terhadap sistem informasi akan membantu auditor dalam mengatasi anggaran waktu yang telah ditentukan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H7 : Interaksi antara Tekanan Anggaran

Waktu dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Audit.

Pengalaman akan terus meningkat seiring dengan makin banyaknya tugas audit yang dilakukan serta kompleksitas transaksi keuangan perusahaan yang diaudit. Adanya pemahaman terhadap sistem informasi juga akan membantu auditor untuk lebih mudah dalam melakukan suatu tugas pemeriksaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H8 : Interaksi antara Pengalaman

Auditor dan Pemahaman Terhadap Sistem

Informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Audit.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan akan dianalisis menggunakan bantuan program SPSS. Berdasarkan sumbernya, penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer yang bersumber dari jawaban responden yang dikumpulkan oleh peneliti dan data sekunder berupa data atau informasi yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini seluruh auditor senior dan junior yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Bali. Adapun jumlah KAP yang ada di Bali sebanyak 7 dengan jumlah auditor senior dan junior sebanyak 90. Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling, kriteria yang telah ditetapkan yaitu (1) Memiliki pendidikan minimal sarjana (2) Mempunyai pengalaman kerja minimal satu tahun, karena telah memiliki waktu dan pengalaman untuk beradaptasi serta menilai kinerja dan kondisi lingkungan kerjanya. Husein, 2003 menentukan rumus untuk mencari sampel dari populasi yaitu dengan rumus:

n = 𝑁

1+𝑁𝑒2 (1)

Dari perhitungan rumus tersebut didapatkan sampel sebanyak 47. Data didapat dari hasil pengisian kuesioner dianalisis secara statistik. Skala yang digunakan dalam penyusunan kuesioner penelitian ini adalah skala likert. Setiap pertanyaan pada kuesioner akan tersedia lima alternatif jawaban yaitu (1) sangat tidak setuju (2) tidak setuju (3) kurang setuju (4) setuju dan (5) sangat setuju.

Data yang telah terkumpul terlebih dahulu di uji kualitas data yang dalam penelitian ini meliputi pengjuian validitas dan pengujian reliabilitas. Sebelum data dianalisis lebih lanjut dengan analisis linear berganda, terlebih dahulu data akan diuji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Uji hipotesis menggunakan analisis regresi berganda dan analisis regresi interaksi.

(5)

e-Journal

S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Responden penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Jumlah kuesioner yang disebar dalam penelitian ini adalah sebanyak 47 buah yang merupakan sampel pada penelitian ini, kuesioner yang kembali adalah sebanyak 47 kuesioner sehingga disini seluruh kuesioner kembali. Syarat minimum suatu kuesioner dikatakan valid adalah jika korelasi antara butir dengan skor totalnya positif dan lebih besar dari Rtabel (Rhitung > 0,288). Hasil dari uji

instrumen validitas diperoleh bahwa nilai

Pearson Correlation untuk setiap butir pernyataan lebih besar dari 0,288 sehingga dapat dinyatakan valid. Hasil dari uji instrumen reliabilitas yang diperoleh untuk variabel Kompleksitas Audit sebesar 0,946, untuk variabel Due Professional Care

sebesar 0,947, untuk variabel Tekanan Anggaran Waktu sebesar 0,857, dan untuk variabel Pengalaman Auditor sebesar 0,890, serta untuk variabel Kualitas Audit sebesar 0,629. Karena seluruh variabel Cronbach’s

Alpha > 0,6 maka data dinyatakan reliabel. Hasil pengujian normalitas data menunjukkan bahwa nilai Asymp. sig

adalah 0,96 lebih besar dari tingkat alpha atau tingkat kesalahan yang telah ditetapkan yaitu 0,05 artinya data dalam

penelitian ini telah berdistribusi normal. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan nilai

tolerance dan VIP untuk variabel kompleksitas audit adalah 0,432 dan 2,312, nilai tolerance dan VIP untuk due professional care adalah 0,693 dan 1,442, nilai tolerance dan VIP untuk variabel tekanan anggaran waktu adalah 0,672 dan 1,488, nilai tolerance dan VIP untuk variabel pengalaman auditor adalah 0,455 dan 2,196. Semua variabel memiliki nila

tolerance lebih besar dari 0,01 dan VIP kurang dari 10 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

Hasil uji heteroskedastisitas diperoleh nilai signifikansi untuk variabel kompleksitas audit sebesar 0,243, untuk variabel due professional care

sebesar0,119, untuk variabel tekanan anggaran waktu sebesar 0,430, dan untuk variabel pengalaman auditor sebesar 0,458. Nilai signifikansi untuk masing-masing variabel lebih besar dari alpha 5% (α > 0,05) sehingga dapat dinyatakan model regresi terbebas dari masalah heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dan analisis regresi interaksi yang dihitung menggunakan bantuan program SPSS versi 23.00, yang disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa Model Unsandirdized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 27.620 2.824 9.780 .000 X1 -.265 .087 -.554 -3.027 .004 X2 .168 .070 .349 2.414 .020 X3 .355 .096 .541 3.684 .001 X4 .233 .107 .388 2.179 .035

a. Dependent Variabe: KAU

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan

bahwa keempat variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi adalah signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi yang jauh di atas 0,05. Maka dapat disimpulkan dengan persamaan matematis sebagai berikut:

Y = 27,62 -0,265X1 + 0,168X2 + 0,355x3 +

0,233X4 + e

Dimana:

Y = Kualitas Audit X1 = Kompleksitas Audit X2 = Due Professional Care

(6)

e-Journal

S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

X4 = Pengalaman Auditor e = Error

Adapun penjelasan dari persaman di atas, yaitu:

1. Konstanta sebesar 27,620 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan maka rata-rata kualitas audit adalah 27,620.

2. Koefisien regresi kompleksitas audit (X1) sebesar -0,265 menunjukkan bahwa setiap peningkatan kompleksitas audit 1 poin akan mengurangi kualitas audit sebesar 0,265.

3. Koefisien regresi due professional care (X2) sebesar 0,168 menunjukkan bahwa setiap peningkatan due professional care 1 poin akan meningkatkan kualitas audit sebesar 0,168.

4. Koefisien regresi tekanan anggaran waktu (X3) sebesar 0,355 menunjukkan bahwa setiap peningkatan tekanan anggaran waktu 1 poin akan meningkatkan kualitas audit sebesar 0,355.

5. Koefisien regresi pengalaman auditor (X4) sebesar 0,233 menunjukkan bahwa setiap peningkatan pengalaman auditor 1 poin akan meningkatkan kualitas audit sebesar 0,233.

Berdasarkan Berdasarkan hasil uji t terhadap Kompleksitas Audit (X1) menunjukkan nilai thitung lebih kecil dari

tt a b e l atau -3,027 > 0,288 dan nilai sig.

lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,004 < 0,05 dan memiliki koefisien negatif sebesar -0,265. Angka tersebut

menunjukkan nilai yang signifikan. Dengan demikian H0 ditolak atau H1 diterima, yang artinya kompleksitas audit secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil uji t terhadap

Due Professional Care (X2) menunjukkan nilai thitung lebih besar dari tt a b e l atau 2,414

> 0,288 dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,020 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,168. Angka tersebut menunjukkan nilai yang signifikan. Dengan demikian H0 ditolak atau H1 diterima, yang artinya due professional care secara signifikan berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Berdasarkan hasil uji t terhadap Tekanan Anggaran Waktu (X3) menunjukkan nilai thitung lebih besar dari

tt a b e l atau 3,684 > 0,288 dan nilai sig.

lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,001 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,355. Angka tersebut menunjukkan nilai yang signifikan. Dengan demikian H0 ditolak atau H1 diterima, yang artinya tekanan anggaran waktu secara signifikan berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Berdasarkan hasil uji t terhadap Pengalaman Auditor (X4) menunjukkan nilai thitung lebih besar dari tt a b e l atau 2,179 >

0,288 dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,035 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,233. Angka tersebut menunjukkan nilai yang signifikan. Dengan demikian H0 ditolak atau H1 diterima, yang artinya pengalaman auditor secara signifikan berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Tabel 2 Hasil Regresi Interaksi Antara Kompleksitas Audit Dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi Terhadap Kualitas Audit.

Model B t Sig F Adjusted R2

Regresi - - 0,106 2,163 0,070

(Constant) 142,882 3,209 0,003

X1 -3,771 -2,210 0,032

X1*X5 0,148 2,235 0,031

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017 Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa

koefisien determinasi (R2) adalah 0,070, berarti 7% variabel kualitas audit dapat

dijelaskan oleh kompleksitas audit yang sudah dimoderasi dengan pemahaman terhadap sistem informasi. Sedangkan

(7)

e-Journal

S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

sisanya (100% - 7% = 93%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Beta yang dihasilkan dari pengaruh interaksi X1*X5 terhadap Y hasilnya adalah positif, yang berarti bahwa moderasi dari X5 memperkuat pengaruh dari X1 terhadap Y. Koefisien regresi interaksi menunjukkan

0,148 hal ini berarti interaksi antar Kompleksitas Audit dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi mempunyai pengaruh positif terhadap Kualitas Audit dan thitung sebesar 2,235 di atas nilai 2,

signifikansi 0,031 dibawah 0,05 dengan

demikian H5 diterima.

Tabel 3 Hasil Regresi Interaksi Antara Due Professional Care Dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi Terhadap Kualitas Audit.

Model B t Sig F Adjusted R2

Regresi - - 0,004 5,174 0,214

(Constant) 109,630 3,418 0,001

X2 -2,423 -2,077 0,044

X2*X5 0,099 2,245 0,030

Sumber: Data primer yang telah dioalah, 2017 Berdasasrkan Tabel 3 menunjukkan bahwa

koefisien determinasi (R2) adalah 0,214, berarti 21,4% variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh due professional care yang sudah dimoderasi dengan pemahaman terhadap sistem informasi. Sedangkan sisanya (100% - 21,4% = 78,6%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Beta yang dihasilkan dari pengaruh interaksi X2*X5 terhadap Y hasilnya adalah positif, yang

berarti bahwa moderasi dari X5 memperkuat pengaruh dari X2 terhadap Y. Koefisien regresi interaksi menunjukkan 0,099 hal ini berarti interaksi antar Due Professional Care dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi mempunyai pengaruh positif terhadap Kualitas Audit dan thitung sebesar 2,245 di atas nilai 2,

signifikansi 0,030 dibawah 0,05 dengan

demikian H6 diterima.

Tabel 4 Hasil Regresi Interaksi Antara Tekanan Anggaran Waktu Dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi Terhadap Kualitas Audit.

Model B t Sig F Adjusted R2

Regresi - - 0,014 3,975 0,163

(Constant) 144,272 3,153 0,03

X3 -3,721 -2,183 0,035

X3*X5 0,151 2,306 0,026

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017 Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa

koefisien determinasi (R2) adalah 0,163,

berarti 16,3% variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh tekanan anggaran waktu yang sudah dimoderasi dengan pemahaman terhadap sistem informasi. Sedangkan sisanya (100% - 16,3% = 83,7%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Beta yang dihasilkan dari pengaruh interaksi X3*X5 terhadap Y hasilnya adalah

positif, yang berarti bahwa moderasi dari X5 memperkuat pengaruh dari X3 terhadap Y. Koefisien regresi interaksi menunjukkan 0,151 hal ini berarti interaksi antar Tekanan Anggaran Waktu dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi mempunyai pengaruh positif terhadap Kualitas Audit dan thitung sebesar 2,306 di atas nilai 2,

signifikansi 0,026 dibawah 0,05 dengan

(8)

e-Journal

S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Tabel 5 Hasil Regresi Interaksi Antara Pengalaman Auditor Dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi Terhadap Kualitas Audit.

Model B t Sig F Adjusted R2

Regresi - - 0,001 6,224 0,254

(Constant) 170,630 4,373 0,000

X4 -4,685 -3,225 0,002

X4*X5 0,189 3,357 0,002

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017 Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa

koefisien determinasi (R2) adalah 0,254, berarti 25,4% variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh pengalaman auditor yang sudah dimoderasi dengan pemahaman terhadap sistem informasi. Sedangkan sisanya (100% - 25,4% = 74,6%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Beta yang dihasilkan dari pengaruh interaksi X4*X5 terhadap Y hasilnya adalah positif, yang berarti bahwa moderasi dari X5 memperlemah pengaruh dari X4 terhadap Y. Koefisien regresi interaksi menunjukkan 0,189 hal ini berarti interaksi antar Pengalaman Auditor dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi mempunyai pengaruh positif terhadap Kualitas Audit dan thitung sebesar 3,357 di atas nilai 2,

signifikansi 0,002 dibawah 0,05 dengan demikian H8 diterima.

PEMBAHASAN

Pengaruh Kompleksitas Audit terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan hasil uji t terhadap Kompleksitas Audit (X1) menunjukkan nilai thitung lebih kecil dari tt a b e l atau -3,027 >

0,288 dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,004 < 0,05 dan memiliki koefisien negatif sebesar -0,265. Angka tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Dengan demikian H0 ditolak atau H1 diterima, yang artinya kompleksitas audit secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Setyorini (2011) bahwa semakin tinggi kompleksitas dalam penugasan audit yang dierima oleh auditor, maka akan bedampak pada menurunnya kualitas audit. Adanya tingkat kompleksitas dalam setiap penugasan audit dapat menjadi penghambat dalam usaha yang dilakukannya dan akan berdampak pula

pada hasil kinerja dan pencapaian yang diharapkan auditor sehingga semakin tinggi kompleksitas audit yang dihadapi auditor akan berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Dalam penelitian ini kompleksitas sangat mempengaruhi tinggi rendahnya kualitas audit, dimana seorang auditor dituntun oeh pihak manajemen maupun klien agar dapat menghasilkan audit yang berkualitas.

Pengaruh Due Professional Care

terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan hasil uji t terhadap

Due Professional Care (X2) menunjukkan nilai thitung lebih besar dari tt a b e l atau 2,414

> 0,288 dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,020 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,168. Angka tersebut menunjukkan nilai yang signifikan. Dengan demikian H0 ditolak atau H1 diterima, yang artinya due professional care secara signifikan berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Penggunaan due professional care

dengan seksama dan cermat akan memberikan keyakinan yang memadai pada auditor untuk memberikan opini bahwa laporan keuangan terbebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kecurangan ataupun kekeliruan. Banyaknya auditor junior yang bekerja di KAP sangat mempengauhi kualitas laporan, dimana dalam hal ini yaitu keyakinan yang memadai. Rendahnya keyakinan pada auditor disebabkan kurangnya pengalaman dan lama bekerja seorang auditor tersebut.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Biantong (2016) yang menyatakan bahwa due professional care berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Biantong (2016) juga berpendapat bahwa jika auditor menerapkan sikap due professional care

(9)

e-Journal

S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

dalam melaksanakan audit, auditor akan percaya begitu saja terhadap setiap pernyataan auditee serta kurang teliti sehingga kualitas auditnya rendah.

Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit.

Berdasarkan hasil uji t terhadap Tekanan Anggaran Waktu (X3) menunjukkan nilai thitung lebih besar dari

tt a b e l atau 3,684 > 0,288 dan nilai sig.

lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,001 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,355. Angka tersebut menunjukkan nilai yang signifikan. Dengan demikian H0 ditolak atau H1 diterima, yang artinya tekanan anggaran waktu secara signifikan berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyorini (2011) dan Kurnia (2014) yang menyatakan bahwa peningkatan tekanan anggaran waktu yang diberikan oleh pihak manajemen maupun klien dapat mendorong auditor untuk terus meningkatkan efisiensi waktu sehingga auditor tidak melakukan penyimpangan dalam proses audit yang mengakibatkan penurunan kualitas audit.

Auditor yang bekerja pada Kantor Akunan Publik yang mendapatkan anggaran waktu dari pihak manajemen maupun klien akan meningkatkan efisiensi waktu agar dalam proses audit, waktu yang ditentukan oleh pihak manajemen dan klien dapat terpenuhi. Auditor melakukan pemeriksaan dengan anggaran waktu yang telah ditentukan, dimana tugas-tugas yang dieima harus selsai dengan tepat waktu karena anggaran waktu yang diberikan oleh pihak manajemen maupun klien akan mempengaruhi kualitas laporan. Dengan demikian auditor harus mampu menghasilkan laporan yang berkualitas dengan anggaran waktu yang sudah ditentukan. Penelitian ini sejalan dengan teori atribusi dimana atribusi adalah memperkirakan apa yang menyebabkan orang lain itu berperilaku tertentu. Menurut Myers (1996), kecenderungan memberi atribusi disebabkan oleh kecenderungan manusia untuk menjelaskan segala sesuatu, termasuk apa yang ada dibalik perilaku orang lain. Pencetus teori atribusi adalah

Fritz Heider yang menjelaskan tentang teori tentang penyebab seseorang melakukan perilaku tertentu.

Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Kualitas Audit.

Berdasarkan hasil uji t terhadap Pengalaman Auditor (X4) menunjukkan nilai thitung lebih besar dari tt a b e l atau 2,179

> 0,288 dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,035 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,233. Angka tersebut menunjukkan nilai yang signifikan. Dengan demikian H0 ditolak atau H1 diterima, yang artinya pengalaman auditor secara signifikan berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Auditor yang berpengalaman diasumsikan dapat memberikan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan auditor yang belum berpengalaman.. Pengalaman akuntan publik akan terus meningkat seiring dengan makin banyaknya audit yang dilakukan serta kompleksitas transaksi keuangan perusahaan yang diaudit sehingga akan menambah dan memperluas pengetahuannya dibidang akuntansi dan auditing. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja dan pengalaman yang dimiliki auditor maka akan semakin baik dan meningkat pula kualitas audit yang dihasilkan.

Masih banyaknya auditor junior sangat mempengaruhi kegiatan pemeriksaan karena masih kurangnya pengalaman yang dimiliki oleh auditor junior. Pengalaman yang diperoleh auditor akan sangat mempengaruhi auditor dalam menemukan kecurangan-kecurangan yang terjadi pada laporan klien. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Biantong (2016) yang menyatakan bahwa pengalaman auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Jika tingkat pengalaman kerja auditor tinggi, maka auditor akan dengan mudah melakukan tugas-tugas auditnya sehingga kualitas audit yang dihasilkan akan baik. Sebaliknya, jika pengalaman kerja yang dimiliki auditor rendah, maka dalam melaksanakan tugasnya auditor akan mendapatkan kesulitan-kesulitan sehingga kualitas audit yang dihasilkan akan rendah.

(10)

e-Journal

S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Pengaruh Kompleksitas Audit dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi Terhadap Kualitas Audit.

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2) adalah 0,070, berarti 7% variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh kompleksitas audit yang sudah dimoderasi dengan pemahaman terhadap sistem informasi. Sedangkan sisanya (100% - 7% = 93%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Beta yang dihasilkan dari pengaruh interaksi X1*X5 terhadap Y hasilnya adalah positif, yang berarti bahwa moderasi dari X5 memperkuat pengaruh dari X1 terhadap Y. Koefisien regresi interaksi menunjukkan 0,148 hal ini berarti interaksi antar Kompleksitas Audit dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi mempunyai pengaruh positif terhadap Kualitas Audit dan thitung sebesar 2,235 di atas nilai 2,

signifikansi 0,031 dibawah 0,05 dengan demikian H5 diterima.

Hasil penelitian membuktikan bahwa sekalipun kompleksitas audit seringkali dihadapi auditor dalam pelaksanaan tugasnya, tetapi adanya pemahaman auditor terhadap sistem informasi bisa membantu auditor dalam melakukan pemeriksaan.

Pemahaman terhadap sistem informasi ini memberikan kemudahan dalam menentukan prosedur audit yang akan dipilih. Dengan pemahaman terhadap sistem informasi juga akan memberikan dampak positif ketika auditor menhadapi kompleksitas, pemahaman terhadap sistem informasi akan mengurangi tingkat kompleksitas yang dihadapi oleh seorang auditor dalam pemeriksaan. Adanya interaksi antara kompleksitas audit dan pemahaman terhadap sistem informasi akan mempengaruhi kualitasaudit menjadi lebih berualitas.

Pengaruh Due Professional Care dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi Terhadap Kualitas Audit.

Berdasasrkan Tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2) adalah

0,214, berarti 21,4% variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh due professional care

yang sudah dimoderasi dengan pemahaman terhadap sistem informasi.

Sedangkan sisanya (100% - 21,4% = 78,6%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Beta yang dihasilkan dari pengaruh interaksi X2*X5 terhadap Y hasilnya adalah positif, yang berarti bahwa moderasi dari X5 memperkuat pengaruh dari X2 terhadap Y. Koefisien regresi interaksi menunjukkan 0,099 hal ini berarti interaksi antar Due Professional Care dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi mempunyai pengaruh positif terhadap Kualitas Audit dan thitung sebesar 2,245 di atas nilai 2,

signifikansi 0,030 dibawah 0,05 dengan demikian H6 diterima.

Dengan tuntutan pihak manajemen dan klien untuk menghasilkan laporan yang berkualitas, pemahaman terhadap sistem informasi sangat membantu bagi seorang auditor. Pemahaman terhadap sistem informasi juga nantinya akan memberikan pengaruh yang sangat positif bagi seorang auditor dalam pelaksanaan tugasnya. Auditor nantinya dapat lebih mudah untuk mengaudit suatu laporan keuangan dengan bantuan sistem informasi. Pemahaman terhadap sistem informasi akan membantu dan memudahkan auditor dalam mendeteksi kecurangan-kecurangan yang terjadi sehingga auditor dapat memenuhi tuntutan untuk menghasilkan laporan yang berkualitas.

Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi Teradap Kualitas Audit.

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2) adalah 0,163, berarti 16,3% variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh tekanan anggaran waktu yang sudah dimoderasi dengan pemahaman terhadap sistem informasi. Sedangkan sisanya (100% - 16,3% = 83,7%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Beta yang dihasilkan dari pengaruh interaksi X3*X5 terhadap Y hasilnya adalah positif, yang berarti bahwa moderasi dari X5 memperkuat pengaruh dari X3 terhadap Y. Koefisien regresi interaksi menunjukkan 0,151 hal ini berarti interaksi antar Tekanan Anggaran Waktu dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi mempunyai pengaruh positif terhadap Kualitas Audit dan thitung sebesar 2,306 di atas nilai 2,

(11)

e-Journal

S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

signifikansi 0,026 dibawah 0,05 dengan demikian H7 diterima.

Adanya pemahaman terhadap sistem informasi akan memudahkan auditor dalam menghadapi anggaran waktu yang diberikan oleh pihak manajemen maupun klien dapat diatasi. Pemahaman terhadap sistem informasi memberikan dampak positif ketika seorang auditor mendapatkan tekanan dari pihak manajemen dan klien untuk menghasilkan laporan yang berkualitas dengan tepat waktu.

Pemahaman terhadap sistem informasi dapat membuat auditor lebih menghemat anggaran waktu yang ada karena dengan adanya pemahaman dan penguasaan operasi suatu software atau sistem operasi klien dapat menunjang produktifitas auditor dalam mengerjakan setiap tugasnya serta meningkatkan aksesibilitas data yang ada secara efektif.

Pengaruh Pengalaman Auditor dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi Terhadap Kualitas Audit.

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2) adalah 0,254, berarti 25,4% variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh pengalaman auditor yang sudah dimoderasi dengan pemahaman terhadap sistem informasi. Sedangkan sisanya (100% - 25,4% = 74,6%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Beta yang dihasilkan dari pengaruh interaksi X4*X5 terhadap Y hasilnya adalah positif, yang berarti bahwa moderasi dari X5 memperlemah pengaruh dari X4 terhadap Y. Koefisien regresi interaksi menunjukkan 0,189 hal ini berarti interaksi antar Pengalaman Auditor dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi mempunyai pengaruh positif terhadap Kualitas Audit dan thitung sebesar 3,357 di atas nilai 2,

signifikansi 0,002 dibawah 0,05 dengan demikian H8 diterima.

Pengalaman di lapangan memiliki peran penting dalam menentukan kualitas seorang auditor. Jika auditor tersebut memiliki pengalaman kerja sebelumnya, maka akan memberikan nilai tambah terhadap dirinya. Dengan adanya pemahaman terhadap sistem informasi, auditor yang sudah berpengalaman akan lebih mudah dalam proses pemeriksaan,

begitu juga untuk auditor yang belum berpengalaman akan membantu auditor ketika auditor tersebut mengalami hambatan dan data menghasilkan laporan yang berkualitas.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis 1 yang menyatakan

bahwa kompleksitas audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas audit.

2. Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa due professional care

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.

3. Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa tekanan anggaran waktu berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.

4. Hipotesis 4 yang menyatakan bahwa pengalaman auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.

5. Hipotesis 5 yang menyatakan bahwa interaksi antara kompleksitas audit dan pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.

6. Hipotesis 6 yang menyatakan bahwa interaksi antara due professional care dan pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.

7. Hipotesis 7 yang menyatakan bahwa interaksi antara tekanan anggaran waktu dan pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.

8. Hipotesis 8 yang menyatakan bahwa interaksi antara pengalaman auditor dan pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.

Saran

Saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar mendapat hasil yang lebih baik, yaitu:

Akuntan publik hendaknya mampu meningkatkan pemahaman terhadap tugas

(12)

e-Journal

S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

audit yang dikerjakan untuk meminimalisir penurunan kualitas audit yang disebabkan oleh kompleksitas audit.

1. Untuk meningkatkan kemampuan auditor dalam memahami, memeriksa, dan mendeteksi kecurangan-kecurangan serta mengatasi kurangnya keyakinan yang disebabkan karena masih banyaknya auditor junior dan masih kurangnya pengalaman, seorang auditor sebaiknya mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar-seminar maupun diklat audit.

2. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel-variabel lainnya untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Peneliti selanjutnya juga dapat melakukan penelitian dengan sampel Kantor Akuntan Publik (KAP) di kota-kota lainnya.

3. Responden pada penelitian ini hanya terdapat auditor junior dan auditor senior. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan bisa mendapat responden dengan posisi yang lebih bervariasi dalam KAP agar mampu merefleksikan keseluruhan populasi dengan baik. 4. Pengukuran pengujian terhadap

variabel moderasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode pengujian lain dengan harapan memperoleh hasil yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Alim. 2007. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. SNA X. Makasar.

Vol. 6, No 4.

Biantong, Emiyanti. 2016. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, dan Due Professional Care Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Makasar. Eka. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Auditor Switching.

Accounting Analysis Journal. ISSN 2252-6765.

Josoprijonggo, Maya D. 2005. Pengaruh Batasan Waktu Audit Terhadap KualitasAudit dan Kepuasan Kerja Auditor. Disertasi. Salatiga: Fakultas Ekonomi Satya Wacana.

Muliani, D.M, Edy Sujana, I Gusti Ayu Purnamawati.2015. Pengaruh Pengalaman, Otonomi, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Provinsi Bali). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha.

Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

Nirmala, R.P.A. 2013. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care, Akuntabilitas, Kompleksitas Audit, dan Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor KAP di Jawa Tengah dan DIY).

Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No 3. p. 1-13.

Prasita, Andin dan Hadi Priyo. 2007. Pengaruh Kompleksitas Audit dan Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi Pemahaman terhadap Sistem Informasi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis FE Universitas Kristen Satya Wacana.

Sososutikno, C. 2003. Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Audit. Simposium Nasional Akuntansi VI. Vol. 4 No 5. Utami, I. 2003. Studi Praktik Rekayasa

Akuntansi Yang Terungkap Melalui Media Massa. Dian Ekonomi. UKSW. Salatiga.

Wilasita, I.A.P. 2014. Pengaruh Independensi, Due Professional Care dan Kepatuhan pada Kode Etik terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Audit. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha.

Gambar

Tabel 2 Hasil Regresi Interaksi Antara Kompleksitas Audit Dan Pemahaman Terhadap Sistem  Informasi Terhadap Kualitas Audit
Tabel 3 Hasil Regresi Interaksi Antara Due Professional Care Dan Pemahaman Terhadap  Sistem Informasi Terhadap Kualitas Audit
Tabel 5 Hasil Regresi Interaksi Antara Pengalaman Auditor Dan Pemahaman Terhadap Sistem  Informasi Terhadap Kualitas Audit

Referensi

Dokumen terkait

Uraian sejarah dakwah Muhammadiyah di atas pada dasarnya tidak bisa lepas dari semangat purifikasi, pembaharuan Islam dan telaah normatif Ahmad Dahlan, sebagai pendirinya..

demikian, pada kenyataannya banyak siswa yang tidak memiliki keterampilan berpidato dengan baik. Minat secara umum dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang

oleh orang tua saat melakukan komunikasi dengan cara bertatapan muka langsung dengan anak ketika melakukan komunikasi dan memberikan pesan kepada anak (Pusungulaa,et al.

Tingginya rasio FDR ini, di satu sisi menunjukkan pendapatan bank yang semakin besar, tetapi menyebabkan suatu bank menjadi tidak likuid dan memberikan

Penentuan cemaran timbal dan timah dalam makanan dilakukan dengan cara menimbang 5 gram sampel buah cabe jawa dan masukkan ke dalam cawan porselen.. Ditambahkan 10 mL

Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil analisis pada siklus II, yaitu sebagai berikut. 1) Pada siklus ketiga peneliti tetap

Pada proses pembelajaran pada siklus II diperoleh ketuntasan hasil belajar yaitu 74,40 karena siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran inkuiri ,siswa sudah aktif

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada siklus pertama, maka akan dilakukan tindakan pada pelaksanaan siklus II, langkah pelaksanaan masih sama seperti siklus I