• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROTOZOA USUS II GIARDIA LAMBLIA BALANTIDIUM COLI NURHALINA,SKM,M.EPID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROTOZOA USUS II GIARDIA LAMBLIA BALANTIDIUM COLI NURHALINA,SKM,M.EPID"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PROTOZOA USUS II

GIARDIA LAMBLIA

BALANTIDIUM COLI

(2)
(3)

Klasifikasi

Giardia lamblia ini sudah diidentifikasi oleh Leewenhoek

pada tahun 1681, dengan menggunakan mikroskop

konvensional; dia menemukannya saat memeriksa tinja

encer dari seorang penderita diare. Parasit ini ditemukan

di semua negara di dunia. Adapun klasifikasi dari Giardia

lamblia adalah sebagai berikut:

• Domain: Eukaryota

• Filum: Metamonada

• Ordo: Diplomonadida

• Famili: Hexamitidae

• Genus: Giardia

(4)

Daerah penyebaran

Keadaan lingkungan jelek

Banyak lalat / kecoa

Tidak memperhatikan kebersihan makanan / minuman

Sifat:

Pathogen

Menimbulakn penyakit giardiasis dengan gejala utama

diare lemak / steatorhea

Bergerak dengan flagella sehingga termasuk flagelata

(5)
(6)

Morfologi

"Bentuk tropozoit :

1. bentukya seperti raket, bagian anterior bulat, posterior runcing 2. bagian dorsal cembung, bagian ventral cekung

3. berinti dua buah

4. bagian ventral anterior mempunyai alat hisap / sucking disc yang berguna untuk menempel pada mukosa usus

5. bergerak aktif dengan flagella yang berasal dari ektoplasma 6. mempunyai aksostil

7. memperbanyak diri dengan belah pasang longitudinal 8. di luar hospes tidak dapat hidup lama dan segera mati 9. ukuran 7 x 10 mikron

kista memiliki sifat –sifat :

1. bentuk oval

2. mempunyai dinding yang berasal dari ektoplasma

3. dapat hidup lama di luar hospes dan mencemari lingkungan 4. mempunyai 4 buah inti

5. di dalam ektoplasma terdapat aksostil dan sisa flagella

6. sifatnya infektif : jika masuk ke dalam hospes segera berubah menjadi tropozoit 7. penderita yang di dalam tubuhnya terdapat kista disebut karier dan merupakan sumber penularan

(7)

HABITAT

Hospes definitive : manusia

Hospes antara : lalat dan kecoa yang berperan sebagai

vector mekanik

Habitat : duodenum

Bentuk infektif : kista

cara infeksi : melalui makanan / minuman yang

terkontaminasi

Tropozoit melekat pada mukosa usus dengan alat hisap

sehingga absorbsi lemak terganggu, terjdi diare lemak

Bentuk kista tidak menimbulkan gejala kliinis tetapi

mempunyai arti penting epidemiologi sebagai sumber

penularan

(8)
(9)

SIKLUS HIDUP

• Siklus hidup Giardia lamblia dimulai dari penularan dimulai dari menelan parasit dalam bentuk kista. Dinding kista yang tebal akan pecah terkena asam lambung, dan keluarlah bentuk tropozoit Bentuk tropozoit segera membelah dua, dan bergerombol dengan parasit lain di daerah usus halus, yang kemudian mulai menimbulkan gejala gangguan saluran cerna.

• Bentuk tropozoit ini mirip buah pear yang dibelah dan mempunyai sepasang

cambuk (flagella) untuk membantu bergerak dan berenang bebas di dalam lumen usus. Bentuk tropozoit ini kontak dengan cairan empedu, mengubah campuran makanan dan enzim pencernaan, Kemudian mulai menembus lapisan selaput lendir usus, sambil terus membelah memperbanyak diri sampai bertahun tahun.

• Bentuk tropozoit ada yang mati karena enzim pencernaan dan ada yang berubah menjadi bentuk kista berdinding tebal dan keras.Yang ikut aliran cairan usus, akan ikut keluar bersama kotoran, mencemari air sungai, air danau, air selokan, atau mata air di pegunungan. Parasit G. lamblia mencemari air permukaan, bersama-sama, Virus Hepatitis A, menyebabkan sakit kuning (hepatitis), Kuman Salmonella menyebabkan penyakit demam tipus, kuman Campilobacter menyebabkan diare pada manusia yang tertular melalui konsumsi daging babi, atau susu mentah. Sanitasi air minum perlu diperhatikan untuk menghindari penularan parasit, virus dan kuman penyebab penyakit tersebut. (Cermin Dunia Kedokteran No. 152,

(10)

Untuk lebih jelasnya mengenai siklus hidup Giardia lamblia bisa dilihat pada gambar di bawah ini:

(11)

Pathogenesis

Giardia lamblia merupakan penyebab utama penyakit giardiasis yaitu

penyakit yang menyerang bagian usus manusia, dimana penderitanya akan

mengalami semacam diare yang walaupun tidak terlalu parah namun

lamanya penyakit ini bisa sampai berbulan-bulan. Sejatinya penyakit ini

sangat jarang dijumpai di Indonesia terutama pada orang dewasa, karena

sebagian besar orang telah kebal oleh parasit Giardia lamblia ini. Penyakit

ini lebih banyak menyerang anak kecil terutama dalam masa

pembentukan kekebalan tubuh.

Tidak seperti bakteri penyebab diare yang lain, diare yang disebabkan

Giardia lamblia dapat bertahan selama berbulan-bulan. Penularan

penularan penyakit ini yaitu melalui fecal-oral sesuai siklus hidup dari

Giardia lamblia sendiri, dimana Giardia lamblia dapat hidup dan bertahan

pada media air dalam waktu yang cukup lama, maka dari itulah sebagian

besar penyakit ini disebabkan akibat konsumsi air yang kurang bersih,

namun tidak dipungkiri juga penyakit ini menular melalui debu-debu

kotoran yang sudah kering.

(12)

Giardiasis adalah infeksi usus halus bagian atas sering tanpa gejala.

Namun ada pula infeksi yang diikuti dengan berbagai gejala

intensinal seperti diare kronis, steatorhea, kejang perut, kembung,

buang air besar berkali-kali, tinja pucat berlemak, lelah penurunan

berat badan.

Biasanya tidak terjadi invasi ekstraintestinal, tetapi terjadi reaksi

radang sendi dan pada giardiasis yang berat, mungkin terjadi

gangguan pada usus dua belas jari dan kerusakan sel mukosa

jejunum.

Giardia menyebar dengan “fecal-oral” artinya sebagian

organismenya keluar dari kotoran lantas menyebar lewat udara dan

masuk ke orang lewat udara yang dihisap. Sekali bakterinya masuk

ke sungai atau danau. Bakteri akan bisa bertahan berbulan-bulan,

terutama di air dingin. Bakteri ini misalnya terdapat di mata air

pegunungan. Dari sisi teknis, sekali air tercurah dari langit lantas

mengena tanah maka kemungkinan hadirnya giardia besar sekali.

(13)

Gejala Klinis

1. 7 – 10 hari setelah minum air yang tercemar bakteri pasien

perut lainnya.

2. Diare tiba-tiba dahsyat 7-10 hari setelah minum air

tercemar

3. Gejala akut bisa bertahan 7 – 21 hari dan bisa jadi kronis

4. Jika kronis pasien bisa kehilangan berat badan

5. Mual, muntah, kurang nafsu makan pusing kepala dan

demam

6. Gejala kronis b isa pula meliputi perut kembung, konstipasi/

sulit buang air dan keram perut.

7. Banyak orang tanpa sadar jadi carier/pembawa bakteri itu

dan menyebarkan kepada orang lain.

(14)

Pencegahan

Umumnya ada beberapa langkah yang dapat dilakukan agar terhindar dari

giardiasis :

1.

Jangan minum air yang masih mentah atau belum dimasak

2.

Bisa juga manfaatkan filter portable untuk mengambil air dari aliran air

di gunung

3.

Biasakan menerapkan pola hidup sehat seperti jangan membuang

kotoran limbah rumah tangga sembarang, dan buang air besar di jamban

yang tertutup.

4.

Menjaga kebersihan perorangan dengan baik untuk mencegah

penularan dari seorang ke orang lain.

5.

Mengobati penderita yang tanpa keluhan, tetapi pada pemeriksaan tinja

mengandung kista untuk mencegah penularan.

6.

Memanaskan air minum sampai 70 derajat Celsius selama 10 menit

7.

Beberapa alat penyaring bisa membersihkan air minum dari parasit

(15)

Diagnosis dan pengobatan

1. Memeriksa feces penderita : langsung / tidak

langsung aspirasi cairan duodenum untuk

melihat bentuk tropozoit

(16)
(17)

Definisi

Balantidium coli merupakan protozoa usus manusia yang terbesar

dan satu-satunya golongan ciliata manusia yang patogen,

menimbulkan balantidiasis atau ciliate dysentri. Organisme ini

dijumpai pada daerah tropis dan juga daerah sub-tropis. Pada

dasarnya protozoa ini berparasit pada babi, sedangkan strain yang

ada, beradaptasi terhadap hospes definitif lainnya termasuk

manusia. Penyakit zoonosis yang sumber utamanya adalah babi

sebagai reservoir host, hidup di dalam usus besar manusia, babi dan

kera.

B.coli dalam siklus hidupnya memiliki 2 stadium, yaitu stadium

tropozoit dan kista. Lingkaran hidup B.coli dan E.histolitica sama,

hanya saja bentuk kista dari B.coli tidak dapat membelah diri

sebagaimana layaknya E.histolitica.

(18)

Habitat

Protozoa B. coli hidup dalam caecum dan colon

manusia, babi, kelinci, tikus dan hewan mamalia

lainnya. Parasit ini tidak langsung dapat menular dari

hospes satu ke lainnya, tetapi perlu beberapa waktu

untuk menyesuaikan diri supaya dapat bersimbiosis

dengan dengan flora yang ada dalam hospes tersebut.

Bilamana sudah beradaptasi pada suatu hospes,

protozoa akan berubah menjadi patogen terutama

pada manusia. Pada mamalia lain kecuali jenis primata,

organisme tersebut tidak menimbulkan lesi apapun,

tetapi akan menjadi patogen bilamana mukosa terjadi

kerusakan oleh penyebab lain (infeksi sekunder).

(19)

Klasifikasi

Domain: Eukarya

Kingdom: Chromalveolata

Superphylum: Alveolata

Phylum: Ciliophora

Class: Litostomatea

Order: Vestibuliferida

Family: Balantiididae

Genus: Balantidium

Species: B. coli

(20)

Morfologi

Bentuk vegetatif adalah lonjong, besarnya 60 – 70 mikron atau lebar

tubuhnya 30 – 100 mikron dan lebar 30- 80 mikron. Pada bagian anterior

yang agak menyempit, terdapat sitostom yang berfungsi sebagai

mulut.bagian posterior bentuknya agak melebar, pada daerah ini

ditemukan sitoping ( cytopyge ) yan berfungsi sebagai alat pengeluaran zat

– zat yang tidak diperlukan lagi. Pada seluruh tubuhnya terdapat bulu

getar atau cilium. Cilium itu tersusun dalam baris – baris longitudinal.

Pada sitostom terdapat bulu getar yang agak panjang. Fungsi bulu getar

ialah untuk bergerak dan mengambil makanan. Di sitoplasma terdapat dua

buah inti yang khas yaitu Mempunyai inti dua tipe yaitu inti jenis

makronukleus dan mikronukleus yang berbentuk ginjal dan satu

mikronukleus kecil bulat.Selain inti ditemukan juga 1 – 2 buah vakuol

kontraktil dan banyak vakuol makanan.

Pada balantidium yang berbentuk kista, bentuk tubuhnya lonjong dan

berdinding tebal dan berlapis dua dan diantar dua lapisan dinding tersebut

terdapat cilia namun dapat menghilang bila dalam bentuk yang matang.

Dan berukuran 45 – 65 mikron. Bentuk kista hanya mempunyai

makronukleus, kista yang hidup masih mempunyai bulu getar yang masih

bergerak.

• Fase cyste terjadi pada waktu inaktif dari parasit dan tidak terjadi reproduksi secara sexual ataupun asexual. Precyste terjadi setelah keluar melalui feses yang merupakan faktor yang penting dari epidemiologi penyakit. Infeksi terjadi bila cyste termakan oleh hospes yang biasanya terjadi karena kontaminasi makanan dan minuman. Balantiudium coli biasanya mati pada pH 5,0; infeksi terjadi bila orang mengalami kondisi yang buruk seperti malnutrisi dengan perut dalam kondisi mengandung asam lemah.

(21)
(22)

Siklus Hidup

Balantidium masuk ke dalam tubuh hospes dan tinggal

di colon. Masing-masing tropozoit dapat keluar dalam

bentuk vegetatif yang segera berkembang biak dan

membentuk koloni di selaput lendir usus besar.

Setelah itu balantidium berkembang dan dewasa lalu

bertelur.Bentuk kista dan bentuk vegetatif keluar

bersama tinja hospes. Trafozoit dapat menembus

dinding usus dan ikut mengalir bersama aliran darah

menuju organ – organ lain misalnya ke pulmo ( paru –

paru ), liver dan enchephalon ( otak ). Lalu

memperbanyak diri di ekstraintestinal.Lalu membentuk

kista infektif dan megeluarkannya bersama feses

(23)
(24)

reproduksi

Bentuk vegetatif selain bentuk yang masih makan, juga merupakan bentuk

yang berfungsi untuk berkembangbiak dengan cara belah transversal.

Mula – mula mikronukleus yang membelah diikuti oleh makronukleus dan

sitoplasma sehingga menjadi dua organisme yang baru. Kadang – kadang

tampak pertukaran kromatin (konjugasi ). Reproduksi berlangsung seksual

dan aseksual.

Perkembang biakan secara aseksual yaitu dengan belah pasang, yaitu

dengan membelah jadi dua parasit yang sama bentuknya. Hanya terjadi

bila situasi kurang menguntungkan.Misalnya tidak ada pejantan.

Perkembangbiakan secara seksual terjadi pada pembiakan ini dibantuk sel

kelamin, yaitu makrogametosit dan mikrogametosit yang kemudian

membelah membentuk makrogamet dan mikrogamet.Setelah pembuahan

menjadi zigot. Inti zigot membelah menjadi banyak yang disebut

(25)
(26)

Pathogenesis dan gejala klinis

Penyakit yang ditimbulkan oleh balantidium coli hampir mirip

dengan penyakit yang disebabkan oleh Entamoeba Histolytica. Di

selaput lendir usus besar, bentuk vegetatif membentuk

abses-abses kecil yang kemudian pecah.manjadi ulkus yang menggaung.

Penyakit ini dapat berlangsung akut dengan ulkus merata pada

selaput lendir usus besar.Pada kasus berat, ulkus ini dapat menjadi

gangrenyang berakibat fatal.Biasanya disertai dengan sindrom

disentri.Penyakit dapat menjadi menahun dengan diare yang di

sertai konstipasi, sakit perut, tidak nafsu makan, muntah, dan

kakeksia ( cachexia ). Infeksi ringan Balantidium coli biasanya idak

menampakkan gejala, bila parasit hidup dirongga usus besar.

Balantidium coli kadang – kadang dapat menimbulkan infeksi

eksterintestinal, misalnya dapat menyebabkan peritonitis dan

uretritis.Pernah ditemukan bahwaBalantidium coli di hepar dan

pulmo. Bahkan di ekuador Balantidium coli ditemukan sebagai

sindrom disentris dan abses hepar.

(27)

Balantidiasis

1. Identifikasi.

Protozoa yang menginfeksi usus besar dan menyebabkan diare atau disenteri diikuti dengan kolik abdominal, tenesmus, nausea dan muntah-muntah.Biasanya disenteri disebabkan oleh amebiasis, dengan kotoran yang berisi banyak darah dan lendir tapi sedikit pus.Invasi ke peritoneum atau saluran urogenital jarang terjadi.

Diagnosa dibuat dengan menemukan trofozoit dari parasit atau kista dari balantidium coli pada kotoran segar, atau trofozoit ditemukan melalui sigmoidoskopi.

2. Penyebab penyakit.

Balantidium coli, protozoa besar dengan silia. 3. Distribusi penyakit.

Tersebar di seluruh dunia, infeksi pada manusia jarang terjadi namun wabah yang bersifat “water borne” biasa terjadi pada daerah yang sanitasi lingkungannya sangat buruk.Kontaminasi lingkungan dengan tinja dapat mengakibatkan peningkatan jumlah kasus.Wabah besar pernah terjadi di Equador pada tahun 1978.

4. Reservoir.

(28)

5. Cara Penularan.

Dengan menelan kista yang berasal dari kotoran inang yang terinfeksi; pada

saat wabah, penularan terutama melalui air yang terkontaminasi.Penularan

sporadis terjadi karena masuknya kotoran ke mulut melalui tangan atau

melalui air, dan makanan yang terkontaminasi.

6. Masa Inkubasi.

Tidak diketahui, mungkin hanya beberapa hari.

7. Masa Penularan.

Selama infeksi.

8. Kerentanan dan Kekebalan.

Sebagian besar orang sepertinya memiliki kekebalan alami. Orang dengan

keadaan umum yang jelek karena suatu penyakit sebelumnya, bila terinfeksi

oleh parasit ini akan menjadi serius bahkan fatal.

(29)

Epidemiologi

• Pada manusia frekuensi Balantidium coli rendah, sedangkan frekuensi pada babi tinggi berkisar anatar 63 - 91%. Babi mengandung Balantidium coli danBalantidium suis. Spesies Balantidium coli dapat menular kepada manusia sedangkan

Balantidium suis tidak dapat ditularkan kepada manusia.

• Tetapi babi tidak satu-satunya hewan dimana parasit ditemukan. Jepang dalam sebuah kajian yang menganalisis fecal sampel di 56 spesies berhubung dgn Hewan mamalia, Balantidium coli ditemukan tidak hanya dalam semua Babi liar diuji

(dengan boars liar dan babi yang dianggap spesies yang sama), itu juga ditemukan dalam lima jenis spesies non manusia: Simpanse (Pan troglodytes), Hylobates lar, Squirrelmonkey (Saimiri sciurea), Kudus yakis (Comopithecus hamadryas), dan Jepang macaque (Macaca fuscata). Dalam studi lainnya, adalahBalantidium coli juga ditemukan di spesies dari pesanan Rodentia dan Carnivora.

• Bukti epidemiologi yang menyokong pendapat bahwa babi bukan sumber utama daripada infeksi manusia, dan ini bertentangan dengan pendapat dahulu.

Frekuensi infeksi rendah pada manusia yang bekerja di daerah-daerah yang ada hubungan erat antara mereka dengan babi dan manusia refrakter terhadap infeksi dengan “strain” babi. Bila terjadi suatu wabah maka manusia yang menjadi sumber infeksi utama, di mana penularan terjadi dari tangan ke mulut dan dari makanan yang terkena kontaminasi

(30)

Pencegahan

1. Beri penyuluhan pada masyarakat tentang higiene

perorangan.

2. Beri penyuluhan dan bimbingan kepada penjamah

makanan melalui instansi kesehatan.

3. Pembuangan kotoran pada jamban yang memenuhi

persyaratan sanitasi.

4. Kurangi kontak dengan kotoran babi

5. Lindungi tempat penampungan/sumber air untuk

masyarakat dari kontaminasi kotoran

babi. Filter

pasir/tanah dapat menyaring semua kista, klorinasi air

dengan cara yang biasanya dilakukan tidak

menghancurkan kista. Air dalam jumlah sedikit untuk

diminum lebih baik dimasak.

(31)

Pengawasan Penderita, Kontak & Lingkungan Sekitarnya

1.

Laporan kepada instansi kesehatan setempat : laporan resmi tidak

diperlukan, Kelas 5 (lihat tentang pelaporan penyakit menular).

2.

Isolasi : tidak dilakukan.

3.

Disinfeksi serentak : pembuangan kotoran yang saniter.

4.

Karantina : tidak dilakukan.

5.

Imunisasi : tidak dilakukan

6.

Investigasi kontak dan sumber infeksi : pemeriksaan mikroskopis

tinja dari anggota rumah tangga dan kontak yang dicurigai.

Lakukan investigasi terhadap mereka yang kontak dengan babi;

bila perlu berikan tetrasiklin pada babi yang terinfeksi.

7.

Pengobatan spesifik: Tetrasiklin dapat menghilangkan infeksi;

pengobatan dengan metronidazole (Flagyl) juga efektif .

(32)

Gambar

Gambar morfologi kista Balantidium coli

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan Pene- litian Tindakan Kelas (PTK) kolabo- ratif. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Karangsari, Kecamatan Ke- bumen, Kabupaten Kebumen pada

Dari grafik 4.2 diatas, dapat dilihat adanya kesamaan nilai pada aspek removing stress dan managing stress reaction, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa siswa kelas XII SMAN

Dengan memanfaatkan kembali limbah kayu sisa produksi menjadi produk baru, maka PT Kutai Timber Indonesia Probolinggo juga berkomitment dalam bentuk merecycle

Hasil menunjukkan bahwa hubungan kecerdasan musikal dengan kemampuan psikomotor lebih tinggi daripada hubungan kecerdasan musikal dengan kemampuan kognitif matematika, maka

Tingkat materialitas berpengaruh langsung terhadap jenis opini yang diterbitkan. Evaluasi materialitas tergantung pula pada apakah dalam suatu situasi tertentu

 Ketosis adalah kondisi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan metabolik.Dalam istilah ilmiah itu didefinisikan sebagai akumulasi berlebihan dari badan keton dalam jaringan tubuh

Berdasarkan kesimpulan dua penelitian tersebut telah menunjukan bahwa pengajian/halaqah/liqa’at memegang peranan yang sangat penting dalam proses rekrutmen kader dan

X-banner ini mengunakan konsep “Simplicity”, maka dari itu menggunakan ilustrasi foto-foto sungai di Denpasar yang terkena pencemaran limbah B3, Ilustrasi fotografi