www.dephut.litbang.puspijak.go.id
atau www.puspijak.org
Sintesis Penelitian Integratif 25
Oleh: Satria Astana Rachman Effendi Epi Syahadat Nunung Halimah Ok Karyono Andri Setiadi Magdalena Gultom R. Supriadi
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN
Bogor, 19 Maret 2015 Oleh: Satria Astana Rachman Effendi Epi Syahadat Nunung Halimah Ok Karyono Andri Setiadi Magdalena Gultom R. Supriadi
P
enurunan
:
luas tutupan dan potensi per ha HP,
-.
PDB sektor kht
: (
- 0.40%.)
-. Sektor ind ky & produk2 lainnya
è - 0.57%
è
pemanfaatan hutan yang tidak lestari.
P
andangan
:
-. investasi di bid ind HH kurang menarik (dibanding
industri bukan HH (perkebunan)) dan
-. kebijakan ind & perdag HH belum kondusif..
Dampak krisis fin global
è
menekan investasi
èupaya perbaikan tata kelola ind & perdag HH.
Tata kelola baik :
è investasi ind & perdag HH meningkat
èperolehan pungutan bukan pajak meningkat.
Maka : kontribusi sektor kht meningkatè PI dilakukan
Tujuan Umum PI:
- Tata kelola industri dan perdagangan hasil hutan
Tujuan Khusus PI :
1. Besaran pungutan bukan pajak HH tanaman
2. Daya saing investasi industri HH
3. Daya saing perdagangan hasil hutan
Tujuan Sintesis:
Tata kelola indag HH berdasarkan dari hasil-hasil
penelitian yang telah dilakukan
Sasaran PI:
1.
Pungutan bukan pajak HH tanaman.
2.
Daya saing investasi industri HH.
} Rekomendasi kebijakan
1. Perhitungan besaran pungutan bukan pajak HH tanaman.
2. Daya saing investasi industri HH : (a) S-D kayu, (b) kelayakan finansial usaha HT dan (c) Perizinan Usaha HT.
3. Daya saing perdagangan HH yg berorientasi ekspor : (a)
keunggulan produk kehutanan, (b) efisiensi sistem tata niaga, (c)
harmonized system (HS), dan (d) non tariff barrier.
Perekonomian Nasional Kontribusi Sektor
Kehutanan
Besaran Pungutan Bukan Pajak Hasil Hutan (DR &
PSDH)
Investasi Industri
Hasil Hutan Perdagangan Hasil Hutan
Daya Saing
Investor Daya Saing Pasar
Faktor Ekonomi & Kelembagaan
}
Hasil-hasil penelitian Puspijak (2010-2012)
}
Hasil-hasil penelitian di luar Puspijak
}
Studi literatur
}
Pembahasan internal dan eksternal FGD
No Luaran/Judul/Tahun Penelitian Lokasi I Kebijakan Perhitungan Besaran Pungutan Bukan Pajak Hasil Hutan Tanaman
1. Analisis Nilai Tegakan (stumpage value) hutan Tanaman/2010 Sumsel, Kaltim, Jateng, Banten 2. Analisis Kebijakan Penyediaan Lahan Hutan Tanaman/2011 Kalbar, DI Yogyakarta, Jabar II Kebijakan Peningkatan Daya Saing Investasi Industri HH
3. Analisis Penawaran dan Permintaan Kayu/2011 Kaltim, Jatim, Jabar
4. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Hutan Tanaman dan
Perkebunan/2012
Jabar, Sumsel, Kaltim
5. Analisis Perizinan Usaha Hutan Tanaman dan Perkebunan Jambi, Kalbar III Kebijakan Peningkatan Daya Saing Perdagangan HH
6. Analisis Keunggulan Produk Kehutanan/2012 Jabar, Bali, kanada, Jateng
7. Analisis Efisiensi Tata Niaga Produk kehutanan/2012 Banten, Jateng, Jabar , Kaltim 8. Analisis Harmonized System (HS) Produk Kehutanan/2012 Jabar, Jateng, Jatim
}
2 keg penelitian utk mencapai luaran 1 (2010)
}
3 keg penelitian utk mencapai luaran 2 (2011)
} Besaran pungutan bukan pajak hasil hutan tanaman dapat dimaksimalkan
dari pungutan pengelolaan hasil hutan kayu dengan cara peningkatan peran serta kementerian kehutanan dalam menentukan harga patokan kayu setempat (HPS) yang didasarkan pada harga ekspor kayu bulat atau harga internasional.
} Tidak ada gap kebijakan dalam penyediaan lahan hutan tanaman, hanya
proses perijinan IUPHHK melalui mekanisme permohonanan kepada Menteri Kehutanan belum efektif dan efisien.
} pembayaran DR dan PSDH perlu difungsikan sebagai instrumen kebijakan
fiskal dalam menjaga kelestarian hutan,
} Kebijakan ekspor kayu bulat hutan tanaman guna memperkecil
ketimpangan harga kayu bulat dan pulp,
} Daya saing usaha Hutan Tanaman berpeluang untuk ditingkatkan hingga
produk industri hilir dalam menyikapi keunggulan komparatif dan kompetitif usaha perkebunan
} peningkatan daya saing perdagangan produk kayu dilakukan dengan
peningkatan proses negosiasi pemerintah Indonesia dengan Uni Eropa dan Amerika agar SVLK dikenal dan dapat kemudahan di kedua negara tsb, selain itu peningkatan peran pemerintah sebagai fasilitator dalam
pengurusan SVLK bagi industri kecil, menengah dan besar,
} Penerapan pengkodeaan Harmonized System ( HS ) diperlukan terhadap
seluruh produk kehutanan yang diekspor dalam upaya peningkatan penerimaan Negara,
} efisiensi tata niaga produk kayu dimulai dari IUPHHK , industri primer dan
industri lanjutan, sedangkan untuk rotan lebih banyak lembaga yang terlibat
} Penanganan hambatan non-tarif bagi produk kayu yang diekspor ke pasar
Uni Eropa dengan kategori Technicaal Barrier to Trade (TBT) dan Voluntary Export Restarints (VER) perlu dituntaskan.
}
Meningkatnya daya saing PK
}
Terciptanya arah keseimbangan S-D PK
}
Terciptanya diversivikasi PK
}
Meningkatnya nilai tambah produk PK
}
Optimalnya nilai tambah dan manfaat PK
1) Analisis kebijakan penyediaan lahan hutan tanaman industry (Jurnal Analis Kebijakan Kehutanan Vol 10 No 2 tahun 2013)
2) Upaya pembangunan HTI terhadap penurunan emisi – Jurnal
Sosek Vol 8 No 2
3) Strategi Pembangunan Hutan Tanaman di ProvKaltim –
Jurnal Sosek Vol 10 no 1 / 2013
4) Distribusi Nilai Tambah Pada Rantai Nilai Mebel Mahoni
Jepara (Jurnal Sosek Vol.8 No.2 2011)
5) Efisiensi dan Produktifitas Industri Kayu Olahan Indonesia
Periode 2004-2007: dengan Pendekatan Non-parametik (Jurnal Sosek Vol.8 No.2 2011)
6) Analisis finansial dan kelembagaan rantai nilai mebel
mahoni jepara (Jurnal Analis Kebijakan Vol.8 No.3 2011)
7) Analisis stakeholder dalam proses perijinan IUPHHK melalui
mekanisme penawaran dalam pelelangan – Jurnal Analis Kebijakan Vol 9 no 3 2012
8) Analisis finasial dan kelembagaan rantai nilai meubel mahoni jepara (Jurnal Analis Kebijakan Vol 8 No 3 tahun 2011)
9) Analisis stakeholder dalam proses perijinan IUPHHK melalui
mekanisme penawaran dalam pelelangan – Jurnal Analis Kebijakan Vol 9 No 3 tahun 2012
10) Kebijakan penatausahaan kayu yang berasal dari hutan hak
(naskah jurnal analis
11) Penatausahaan pemasaran kayu rakyat (Prosiding Ekspose
hasil litbang dalam mendukung pembangunan sector kehutanan di Jawa Tengah ISBN 978-602-7672-42-0)
12) Kajian kebijakan penatausahaan kayu yang berasal dari
hutan hak (Jurnal Analis Kebijakan Vol 10 No 2 tahun 2013)
13) Penentuan skala investasi pembangunan Hutan Rakyat kayu
pulp di Kabupaten Kuantan Senggigi (naskah Jurnal Penelitian Sosek siap cetak)
14) Menuju komersialisasi kayu Hutan Rakyat : Hambatan,
15) Hutan Rakyat dimasa datang : ketidakseimbangan supply dan demand (Policy Brief 2012)
Pengembangankelembagaanhutanrakyat
16) (ProsidingEksposehasillitbangdalammendukungpembangunan
sector kehutanan di Jawa Tengah ISBN 978-602-7672-42-0)
17) HR dimasa datang: ketidakseimbangan supply dan demand – PB
2012
18) Evaluasi tariff PSDH kayu hutan alam – PB 2011 (Volume 5 No. 5
Tahun 2011)
19) peranan dan dampak sektor kehutanan pada perekonomian
Indonesia – PB 2010(Volume 4 No. 1 Tahun 2010)
20) Sistem verifikasi legalitas kayu vs Lacey Act: peluang dan
tantangan (Policy Brief 2013)
21) Ketidakseimbangan distribusi nilai tambah rantai nilai (value
chain) meubel (PB 2010)
22) Tinjau ulang kewajiban penggunaan SKAU kayu rakyat (PB
23) Kebijakan ekspor kayu bulat hutan alam: meningkatkank inerja pengelolaan hutan secara berkelanjutam – PB
2010(Volume 4 No. 8 Tahun 2010)
24) kebijakan ekspor kayu bulat hutan tanaman:
mendistribusikan manfaat sumber daya hutan secara berkeadilan – PB 2010 (Volume 4 No. 9Tahun 2010)
25) Pentingnya insentif usaha budidaya rotan komersial (Flyer
1)
Naskah akademis usulan revisi Permenhut No
33 tahun 2007 tentang SKAU à Telah
diterbitkan Permenhut No. 30/ menhut-II/
2012 tentang Penatausahaan HH
2)