Tim Penelitian dan Pengembangan BIDANG PENCEGAHAN
HASIL PENELITIAN
Kepatuhan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Terhadap Standar Pelayanan Publik Sesuai UU No. 25 Tahun
2009 Tentang Pelayanan Publik
Survey Versi : Peringkat Indonesia:
Political Economic Risk Consultancy (PERC), 2013:
Indonesia masih di bawah Vietnam, Filipina, Thailand, Malaysia, Taiwan, Korsel, Macau, Jepang, Hongkong, dan Singapura.
International Finance Cooperation (IFC) 2013: Rangking Doing Business
Peringkat 120 dari 180 negara.
Indeks Persepsi Korupsi (TII), 2014
Peringkat Indonesia naik dari 114 ke 107.
Tapi masih jauh di bawah negara-negara tetangga seperti Filipina, Thailand, Malaysia dan Singapura.
Global Competitiveness Index 2013 - 2014
Peringkat Indonesia naik dari 50 ke 38 namun masih di bawah Singapura, Malaysia, Brunei dan Thailand.
Indonesia dinilai baik pada : pembangunan infrastruktur, kualitas jalan, air bersih, pelabuhan, listrik, & fasilitas lain. Namun, masih dianggap lemah dalam: menangani suap di sektor pelayanan publik, menjamin keamanan, kesehatan
1.
Rendahnya kepatuhan/implementasi Standar Pelayanan mengakibatkan berbagai jenismaladministrasi berikutnya yang didominasi oleh perilaku aparatur atau secara sistematis terjadi di instansi pelayanan publik, misalnya: ketidakjelasan prosedur, ketidakpastian jangka waktu
layanan, pungli, korupsi, ketidakpastian layanan
perijinan investasi, kesewenang-wenangan >> secara makro mengakibatkan rendahnya kualitas pelayanan publik.
2.
Mengakibatkan ekonomi biaya tinggi, hambatan pertumbuhan investasi.3.
Pencapaian target RPJPN, RPJMN, RKP yang terkait sektor pelayanan publik barang, jasa dan administrasi bakal terhambat.4.
Kepercayaan publik terhadap aparatur dan pemerintah menurun yang berpotensi mengarah pada apatismeMaladministrasi
TINGGI
Kepatuhan
RENDAH
Kualitas Pelayanan
Publik RENDAH
HIPOTESA:
Kendala Utama Kualitas Pelayanan Publik:
Rendahnya Kepatuhan Implementasi Standar
Pelayanan Publik
Penyebab Utama Rendahnya Kualitas
Pelayanan Publik adalah adanya
::: Maladministrasi :::
Konsep inefisiensi birokrasi dikaitkan dengan dunia usaha:
1) Perilaku (kebijakan) pemerintah yang
berpengaruh terhadap keputusan investasi; 2) Birokrasi yang tidak efisien > panjangnya rantai birokrasi, peraturan yang tumpang tindih, suap/pungli, tidak transparan;
ketidakpastian hukum dan prosedur; tidak ada
mekanisme pengaduan, dll
Inefisiensi
Birokrasi
Korupsi
KUALITAS PELAYANAN
YANG RENDAH
Maladministrasi
Maladministrasi adalah perilaku atau perbuatan melawan hukum, melampaui wewenang, menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan
wewenang tersebut, termasuk kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh Penyelenggara Negara dan pemerintahan yang menimbulkan kerugian materiil dan/atau immateriil bagi masyarakat dan orang perseorangan (definisi dari UU 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman Republik Indonesia)
Penyusunan
SPP
Penetapan
SPP
Implementasi
SPP
Efektivitas dan
Kualitas
Kepuasan
Masyarakat
Tahapan yang
diobservasi oleh
TAHAPAN PENINGKATAN KUALITAS
PELAYANAN PUBLIK
Maladministrasi sudah terjadi sejak dini, yaitu dalam
bentuk pengabaian Standar Pelayanan Publik.
Implementasi Standar Pelayanan Publik telah terabaikan, baik sengaja atau
tidak disengaja oleh Pemerintah (Penyelenggara dan Pelaksana Pelayanan
Publik) secara hampir merata baik di Pusat maupun Daerah, meskipun
sudah terdapat peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
Standar Pelayanan Publik :
UU 25 Th 2009 Tentang Pelayanan Publik dan turunan aturannya, yaitu:
PP 96 Th 2012 Tentang Pelaksanaan UU Pelayanan Publik
Perpres 76 Th 2013 Tentang Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik
Perpres 97 Th 2014 Tentang Penyelenggaraan Terpadu Satu Pintu
TARGET CAPAIAN RPJMN 2015 – 2019
Perpres 2 Tahun 2015
No.
Sasaran
Target
2015
2016
2017
2018
2019
1.
Kementerian
70%
80%
90%
100%
100%
2.
Lembaga
25%
35%
60%
80%
100%
3.
Provinsi
60%
70%
85%
90%
100%
4.
Kabupaten/Kota
10%
20%
35%
50%
60%
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang
Ombudsman Republik Indonesia.
1
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik
2
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2015-2019
3
Peraturan Ombudsman Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2015 tentang Penelitian Kepatuhan Terhadap
Standar Pelayanan Publik
4
MAKSUD
Penelitian kepatuhan dimaksudkan untuk mendorong
kepatuhan terhadap standar pelayanan publik dalam
rangka mempercepat peningkatan kualitas pelayanan
publik.
TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui bagaimana kepatuhan Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah dalam memenuhi
komponen standar pelayanan sebagaimana telah diatur
dalam UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
dalam rangka pencapaian target RPJMN tahun 2015 –
2019.
TUJUAN KHUSUS
1. Teridentifikasinya tingkat kepatuhan Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah dalam memenuhi komponen standar pelayanan sebagaimana
telah diatur dalam UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
2. Membantu pimpinan penyelenggara pelayanan publik untuk
mengidentifikasi komponen standar pelayanan yang masih perlu
dipenuhi oleh unit /satuan kerja pelayanan publiknya dalam upaya
meningkatkan penyelenggaraan pelayanan publik kedepannya;
3. Mendorong kepatuhan terhadap komponen standar pelayanan publik
menjadi suatu gerakan yang melembaga yang dapat menggambarkan
integritas pemimpin dan para pelaksana yang bertugas pada
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagai upaya
meminimalkan potensi terjadinya maladministrasi dan korupsi;
4. Sebagai dasar pemberian Predikat Kepatuhan oleh Ombudsman RI
kepada unit/satuan kerja pelayanan publik yang berhasil mencapai
kategori kepatuhan tinggi dalam memenuhi komponen standar
Penelitian
dibatasi
pada
produk
pelayanan
administratif,
yang
diselenggarakan
oleh
Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah.
Pelayanan Administratif menurut penjelasan pasal 5
ayat 7 UU No. 25 Tahun 2009 yaitu tindakan
administratif oleh Pemerintah dan Non Pemerintah
berupa
pelayanan
pemberian
dokumen
oleh
Pemerintah.
Periode I, Maret s.d Mei 2015
Periode II, Agustus s.d Oktober 2015
Produk layanan administrasi di Unit Pelayanan Publik
di
Kementerian
dan
Lembaga
yang
belum
dilimpahkan kepada Badan Koordinasi Penanaman
Modal.
Produk layanan administrasi di Instansi Vertikal, yaitu
di Kantor Imigrasi, Kantor Pertanahan, Satpas SIM
dan Balai Karantina Pertanian.
Produk layanan yang termasuk ke dalam 14 Urusan
Pemerintah Provinsi dan 15 Urusan Pemerintah
Kab/Kota sebagaimana tercantum didalam UU No.
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
14 KEWENANGAN URUSAN PEMERINTAH PROVINSI
No. Bidang
1. Pendidikan 2. Kesehatan
3. Perumahan dan Kawasan Permukiman 4. Pemerintahan Bidang Sosial
5. Perhubungan 6. Kearsipan 7. Perikanan
8. Kelautan dan Perikanan 9. Pertanian
10. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 11. Energi dan Sumber Daya Mineral 12. Perdagangan
13. Perindustrian
15 KEWENANGAN URUSAN PEMERINTAH KAB/ KOTA
No Bidang
1. Pendidikan 2. Kesehatan
3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 4. Perumahan dan Kawasan Permukiman 5. Pemerintahan Bidang Sosial
6. Perhubungan
7. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 8. Penanaman Modal
9. Kearsipan
10. Kelautan dan Perikanan 11. Pertanian
12. Energi dan Sumber Daya Mineral 13. Perdagangan
14. Perindustrian
Penelitian dilakukan dengan metode survei, yaitu penelitian
dimana informasi dikumpulkan dari sebagian populasi atau
sampel di kementerian, lembaga dan pemerintah daerah
untuk mewakili seluruh populasi.
Teknik pengambilan sampel :
Pada Program Kepatuhan Periode I, Maret – Mei 2015
menggunakan Teknik
Convenience Sampling
yaitu teknik
pemilihan sampel sesuai dengan kebutuhan peneliti atau
untuk kemudahan dan penggunaannya terbatas untuk
situasi/kondisi tertentu.
Pada Program Kepatuhan Tahap II, Agustus – Oktober
2015 menggunakan Teknik
Cluster Sampling
yaitu teknik
pemilihan sampel dari kelompok (clusters) dengan jumlah
unit-unit elementer yang lebih kecil.
Metode observasi yaitu dengan cara mengamati
ketampakan fisik (
tangibles
) dari ketersediaan
komponen standar pelayanan di unit pelayanan
publik di kementerian, lembaga dan pemerintah
daerah dalam suatu periode tertentu dan
mengadakan pencatatan dengan cara memberikan
tanda
check list
(√) di dalam formulir observasi
secara sistematis, serta mengambil bukti foto dari
ketersediaan komponen dimaksud.
Observasi dilakukan tanpa pemberitahuan, yaitu
tanpa memberitahukan terlebih dahulu kepada
UPP/SKPD tentang waktu pelaksanaan observasi.
Penilaian Kepatuhan adalah hasil rata-rata dari jumlah nilai
produk layanan di Unit Pelayanan Publik. Dari penilaian
tersebut kemudian mendapatkan 3 (tiga) kategorisasi
traffic light
yang menggambarkan tingkat kepatuhan dalam
pemenuhan komponen standar pelayanan publik sesuai
UU No. 25 Tahun 2009, yaitu :
Hijau untuk tingkat Kepatuhan Tinggi;
Kuning untuk tingkat Kepatuhan Sedang;
Merah untuk tingkat Kepatuhan Rendah.
CONTOH PEMBERIAN PENILAIAN KEPATUHAN
Nilai Kepatuhan
Tingkat
CONTOH PEMBERIAN PENILAIAN KEPATUHAN
Nilai Kepatuhan
UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
PP Nomor 96 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan UU Pelayanan
Publik
Perpres Nomor 76 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Pengaduan
Pelayanan Publik
Perpres Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Terpadu
Satu Pintu
Permenpan Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Pedoman Standar
Layanan
1.KEMENTERIAN/LEMBAGA
2. PEMERINTAH DAERAH
No Variabel Penilaian Kategori Komponen Indikator Bobot
1 Standar Pelayanan Utama
Persyaratan 6.0
Sistem mekanisme dan prosedur 6.0 Produk Pelayanan 6.0 Jangka Waktu Penyelesaian 12.00
Biaya/ Tarif 12.00
2 Maklumat Layanan Utama Ketersediaan Maklumat Pelayanan 12.00
3 Sistem Informasi Pelayanan
Publik Utama
Ketersediaan Informasi Pelayanan Publik Elektronik atau Nonelektronik (booklet, pamflet, website, monitor
televisi, dll)
12.00
4 Sarana dan Prasarana
Fasilitas Utama
Ketersediaan ruang tunggu 3.0 Ketersediaan toilet untuk pengguna layanan 2.0 Ketersediaan loket/meja pelayanan 3.0
5 Pelayanan Khusus Utama
Ketersediaan Sarana khusus bagi pengguna layanan berkebutuhan khusus (ram, rambatan, kursi roda, jalur pemandu, toilet khusus, ruang menyusui, dll)
2.0 Ketersediaan Pelayanan khusus bagi pengguna layanan
berkebutuhan khusus 2.0
6 Pengelolaan Pengaduan Utama
Ketersediaan Sarana Pengaduan
(SMS/Telpon/Fax/Email, dll) 5.0 Ketersediaan informasi prosedur dan tatacara
penyampaian pengaduan 3.0 Ketersediaan Pejabat /Petugas Pengelola Pengaduan 5.0
7 Penilaian Kinerja Utama Ketersediaan Sarana Pengukuran Kepuasan Pelanggan 3.0
8 Visi, Misi dan Motto Tambahan
Ketersediaan Visi dan Misi Pelayanan 2.0
VARIABEL PENILAIAN
Variabel Penilaian Kategori Komponen Indikator Nilai variabel 9 Atribut Tambahan Ketersediaan Petugas Penyelenggaran
menggunakan ID Card 2.5
10 Pelayanan Terpadu (Jawaban
Pilihan harus satu yang dipilih) Tambahan
Pelayanan Terpadu Tingkat Kementerian Lembaga 10.0 Pelayanan Terpadu Tingkat Direktorat
Jenderal/Deputi 7 Pelayanan terpadu Tingkat
Direktorat/Direktur/Eselon III 5 Bukan Pelayanan Terpadu 0
TOTAL 110
NILAI TINGKAT KEPATUHAN ZONA
0 --- 55 RENDAH MERAH 56 ---- 88 SEDANG KUNING 89 ---- 110 TINGGI HIJAU
No Variabel Penilaian Kategori Komponen Indikator Bobot
1 Standar Pelayanan Utama
Persyaratan 6.0
Sistem mekanisme dan prosedur 6.0 Produk Pelayanan 6.0 Jangka Waktu Penyelesaian 12.0
Biaya/ Tarif 12.0
2 Maklumat Layanan Utama Ketersediaan Maklumat Pelayanan 12.0
3 Sistem Informasi Pelayanan
Publik Utama
Ketersediaan Informasi Pelayanan Publik Elektronik atau Nonelektronik (booklet, pamflet, website, monitor televisi, dll)
12.0
4 Sarana dan Prasarana
Fasilitas Utama
Ketersediaan ruang tunggu 3.0 Ketersediaan toilet untuk pengguna layanan 2.0 Ketersediaan loket/meja pelayanan 3.0
5 Pelayanan Khusus Utama
Ketersediaan Sarana khusus bagi pengguna layanan berkebutuhan khusus (ram, rambatan, kursi roda, jalur pemandu, toilet khusus, ruang menyusui, dll)
2.0 Ketersediaan Pelayanan khusus bagi pengguna layanan
berkebutuhan khusus 2.0
6 Pengelolaan Pengaduan Utama
Ketersediaan Sarana Pengaduan
(SMS/Telpon/Fax/Email, dll) 5.0 Ketersediaan informasi prosedur dan tatacara
penyampaian pengaduan 3.0 Ketersediaan Pejabat /Petugas Pengelola Pengaduan 5.0
7 Penilaian Kinerja Utama Ketersediaan Sarana Pengukuran Kepuasan Pelanggan 2.5
8 Visi, Misi dan Motto
Pelayanan Tambahan Ketersediaan Visi dan Misi Pelayanan 2.0 Ketersediaan Motto Pelayanan 2.0
VARIABEL PENILAIAN
PELAYANAN LANGSUNG OLEH PEMERINTAH DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
NILAI TINGKAT KEPATUHAN ZONA
0 --- 50 RENDAH MERAH
51 ---- 80 SEDANG KUNING
81 ---- 100 TINGGI HIJAU
KATEGORISASI PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI/ KABUPATEN/ KOTA
TEMPAT PENELITIAN
KEPATUHAN
114 Kabupaten/KotaPEMERINTAH
KABUPATEN/KOTA
33 ProvinsiPEMERINTAH PROVINSI
22 Kementerian, 15 LembagaKEMENTERIAN/ LEMBAGA
Bagaimanakah
kepatuhan
Pemerintah
Pusat
dan
Pemerintah Daerah sebagai penyelenggara pelayanan
publik dalam memenuhi komponen standar pelayanan
publik sebagaimana telah diatur dalam UU No. 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik?
HASIL KATEGORISASI KEMENTERIAN
4
12
6
Zona Merah Zona Kuning Zona Hijau
N= 22
27,27%
18,18%
KEMENTERIAN
No Kementerian Nilai Zonasi
1
Kementerian Kesehatan RI
105,50
Hijau
2
Kementerian Perindustrian RI
96,93
Hijau
3Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI
96,65
Hijau
4Kementerian Perdagangan RI
95,00
Hijau
5Kementerian Pertanian RI
92,79
Hijau
6Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
89,00
Hijau
7Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
85,93
Kuning
8Kementerian Dalam Negeri RI
84,70
Kuning
9Kementerian Perhubungan RI
83,87
Kuning
10Kementerian Komunikasi dan Informatika RI
83,43
Kuning
11
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak RI
81,00
Kuning
KEMENTERIAN
No Instansi Nilai Zonasi
13
Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
79,55
Kuning
14
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI
73,83
Kuning
15
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN RI
71,92
Kuning
16
Kementerian Luar Negeri RI
71,50
Kuning
17Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI
66,00
Kuning
18Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI
60,75
Kuning
19
Kementerian Pertahanan RI
54,30
Merah
20
Kementerian Agama RI
51,95
Merah
21
Kementerian Sosial RI
50,50
Merah
22Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
49,50
Merah
11,05% 36,28% 46,59% 48,07% 48,43% 53,22% 58,20% 69,61% 70,17% 72,01% 75,14% 75,51% 78,45% 79,01% 88,77% 90,24% 93,92% 96,69% 99,82% 88,95% 63,72% 53,41% 51,93% 51,57% 46,78% 41,80% 30,39% 29,83% 27,99% 24,86% 24,49% 21,55% 20,99% 11,23% 9,76% 6,08% 3,31% 0,18%
Ketersediaan Pelayanan khusus bagi pengguna layanan berkebutuhan khusus Ketersediaan Sarana khusus bagi pengguna layanan berkebutuhan khusus (ram, rambatan, kursi
roda, jalur pemandu, toilet khusus, ruang menyusui, dll)
Ketersediaan Sarana Pengukuran Kepuasan Pelanggan Ketersediaan Maklumat Layanan Ketersediaan informasi prosedur dan tatacara penyampaian pengaduan Ketersediaan Pejabat/Petugas pengelola Pengaduan Ketersediaan Motto Pelayanan Jangka Waktu Penyelesaian Ketersediaan Visi dan Misi Pelayanan Sistem, Mekanisme dan Prosedur Biaya/Tarif Ketersediaan Petugas Penyelenggaran menggunakan ID Card Ketersediaan Informasi Pelayanan Publik Elektronik atau Nonelektronik
(booklet, pamflet, website, monitor televisi, dll)
Persyaratan Produk Pelayanan Ketersediaan Sarana Pengaduan (SMS/Telpon/Fax/Email, dll) Ketersediaan toilet untuk pengguna layanan Ketersediaan loket/meja pelayanan Ketersediaan ruang tunggu
YA TIDAK
HASIL KATEGORISASI LEMBAGA
3
9
3
Lembaga
Zona Merah Zona Kuning Zona Hijau
N= 15
20 %
20%LEMBAGA
No. Lembaga Nilai Zonasi
1
Badan Koordinasi Penanaman Modal
107,50
Hijau
2Badan Pusat Statistik
107,00
Hijau
3Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
96,00
Hijau
4Badan Tenaga Nuklir Nasional
86,00
Kuning
5Kepolisian Republik Indonesia
83,00
Kuning
6Badan Pengawas Obat dan Makanan
80,44
Kuning
7Konsil Kedokteran Indonesia
79,50
Kuning
8Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia
78,00
Kuning
9
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
76,50
Kuning
10Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
74,50
Kuning
11Badan Pengawas Tenaga Nuklir
69,50
Kuning
12Badan Standardisasi Nasional
64,25
Kuning
13Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
51,50
Merah
14Badan Nasional Sertifikasi Profesi
50,00
Merah
15Badan Narkotika Nasional
49,50
Merah
11,79% 24,62% 32,82% 40,00% 47,69% 51,28% 63,59% 64,10% 70,26% 80,51% 81,03% 84,10% 86,15% 89,23% 89,74% 90,26% 95,38% 98,46% 98,97% 88,21% 75,38% 67,18% 60,00% 52,31% 48,72% 36,41% 35,90% 29,74% 19,49% 18,97% 15,90% 13,85% 10,77% 10,26% 9,74% 4,62% 1,54% 1,03%
Ketersediaan Pelayanan khusus bagi pengguna layanan berkebutuhan khusus Ketersediaan Sarana khusus bagi pengguna layanan berkebutuhan khusus (ram, rambatan, kursi
roda, jalur pemandu, toilet khusus, ruang menyusui, dll)
Ketersediaan informasi prosedur dan tatacara penyampaian pengaduan Ketersediaan Sarana Pengukuran Kepuasan Pelanggan Ketersediaan Pejabat/Petugas pengelola Pengaduan Ketersediaan Maklumat Layanan Ketersediaan Motto Pelayanan Ketersediaan Visi dan Misi Pelayanan Jangka Waktu Penyelesaian Ketersediaan Informasi Pelayanan Publik Elektronik atau Nonelektronik
(booklet, pamflet, website, monitor televisi, dll)
Ketersediaan Petugas Penyelenggaran menggunakan ID Card Persyaratan Sistem, Mekanisme dan Prosedur Biaya/Tarif Ketersediaan Sarana Pengaduan (SMS/Telpon/Fax/Email, dll) Produk Pelayanan Ketersediaan toilet untuk pengguna layanan Ketersediaan ruang tunggu Ketersediaan loket/meja pelayanan
YA TIDAK
Gabungan Indikator Lembaga
13
17
3
Zona Merah Zona Kuning Zona Hijau
39,39%
9,09%
51,52%
N= 33
No. Provinsi NIlai No. Provinsi Nilai
1 Provinsi Sulawesi Selatan 88.30 18 Provinsi Bangka Belitung 55.31 2 Provinsi Jawa Timur 88.20 19 Provinsi Jawa Barat 52.72 3 Provinsi Kalimantan Selatan 82.00 20 Provinsi D.I Yogyakarta 50.46 4 Provinsi Bali 76.28 21 Provinsi Sulawesi Tenggara 48.05 5 Provinsi Sumatera Utara 75.54 22 Provinsi Maluku 47.66 6 Provinsi Kalimantan Barat 75.11 23 Provinsi Kalimantan Tengah 45.81 7 Provinsi Sumatera Selatan 73.24 24 Provinsi Papua 41.19 8 Provinsi Lampung 72.74 25 Provinsi Sulawesi Tengah 31.25 9 Provinsi Kepulauan Riau 71.88 26 Provinsi Jambi 28.12 10 Provinsi Nusa Tenggara Barat 71.53 27 Provinsi Bengkulu 27.00 11 Provinsi Kalimantan Timur 70.83 28 Provinsi Nusa Tenggara Timur 20.58 12 Povinsi Sumatera Barat 69.22 29 Provinsi Banten 19.47 13 Provinsi Aceh 67.04 30 Provinsi Sulawesi Barat 13.88 14 Provinsi Sulawesi Utara 65.42 31 Provinsi Maluku Utara 13.17 15 Provinsi Jawa Tengah 64.38 32 Provinsi Gorontalo 12.10 16 Provinsi DKI Jakarta 61.20 33 Provinsi Papua Barat 10.00
14,39% 34,27% 35,12% 42,80% 43,41% 45,00% 46,22% 52,44% 54,15% 58,66% 63,78% 63,90% 65,37% 68,05% 70,61% 75,37% 84,76% 88,29% 94,88% 65,73% 64,88% 57,20% 56,59% 55,00% 53,78% 47,56% 45,85% 41,34% 36,22% 36,10% 34,63% 31,95% 29,39% 24,63% 15,24% 11,71% 5,12%
ketersediaan sarana pengukuran kepuasan pelanggan ketersediaan sarana khusus bagi pengguna layanan berkebutuhan khusus …
jangka waktu penyelesaian biaya/tarif ketersediaan informasi prosedur dan tatacara penyampaian pengaduan ketersediaan pejabat/petugas pengelola pengaduan Persyaratan ketersediaan maklumat layanan ketersediaan motto pelayanan produk pelayanan sistem, mekanisme dan prosedur ketersediaan petugas penyelenggaran menggunakan id card ketersediaan sarana pengaduan (sms/telpon/fax/email, dll) ketersediaan informasi pelayanan publik elektronik atau nonelektronik …
ketersediaan visi dan misi pelayanan ketersediaan loket/meja pelayanan ketersediaan ruang tunggu ketersediaan toilet untuk pengguna layanan
YA TIDAK
10,33% 23,27% 25,74% 31,69% 32,44% 33,40% 37,63% 57,08% 57,98% 71,89% 74,06% 74,86% 76,02% 96,32% 96,93% 99,70% 99,75% 99,75% 89,67% 76,73% 74,26% 68,31% 67,56% 66,60% 62,37% 42,92% 42,02% 28,11% 25,94% 25,14% 23,98% 3,68% 3,07% 0,30% 0,25% 0,25%
Ketersediaan pelayanan khusus bagi pengguna layanan berkebutuhan khusus Ketersediaan Maklumat Layanan Ketersediaan informasi prosedur dan tatacara penyampaian pengaduan Jangka Waktu Penyelesaian Ketersediaan Visi dan Misi Pelayanan Ketersediaan Pejabat/Petugas pengelola Pengaduan Ketersediaan Motto Pelayanan Sistem, Mekanisme dan Prosedur Ketersediaan Sarana Pengukuran Kepuasan Pelanggan Ketersediaan Sarana Pengaduan (SMS/Telpon/Fax/Email, dll) Biaya/Tarif Ketersediaan Sarana khusus bagi pengguna layanan berkebutuhan khusus (ram, rambatan, kursi
roda, jalur pemandu, toilet khusus, ruang menyusui, dll)
Produk Pelayanan Ketersediaan Petugas Penyelenggaran menggunakan ID Card Ketersediaan Informasi Pelayanan Publik Elektronik atau Nonelektronik
(booklet, pamflet, website, monitor televisi, dll)
Ketersediaan loket/meja pelayanan Ketersediaan ruang tunggu Ketersediaan toilet untuk pengguna layanan
YA TIDAK
75
33
6
Zona Merah Zona Kuning Zona Hijau
65,79%
5,26%
28,95%
N = 114
No. Kabupaten NIlai No. Kabupaten Nilai
1 Kabupaten Kubu Raya 89.21 17 Kabupaten Agam 49.50 2 Kabupaten Deli Serdang 87.64 18 Kabupaten Muaro Jambi 48.70 3 Kabupaten Tanah Laut 84.13 19 Kabupaten Minahasa Tenggara 48.67 4 Kabupaten Karangasem 79.39 20 Kabupaten Bintan 48.66 5 Kabupaten Lahat 73.44 21 Kabupaten Pulang Pisau 48.04 6 Kabupaten Gianyar 70.38 22 Kabupaten Mempawah 47.92 7 Kabupaten Aceh Tengah 67.40 23 Kabupaten Maluku Tenggara 42.39 8 Kabupaten Majalengka 66.50 24 Kabupaten Sumbawa 41.66 9 Kabupaten Badung 63.50 25 Kabupaten Bangka 40.37 10 Kabupaten Batang 63.44 26 Kabupaten Bangka Tengah 40.13 11 Kabupaten Kapuas 58.99 27 Kabupaten Timor Tengah Selatan 39.52 12 Kabupaten Langkat 56.67 28 Kabupaten Donggala 39.30 13 Kabupaten Kediri 54.12 29 Kabupaten Aceh Barat 39.25 14 Kabupaten Indragiri Hilir 52.02 30 Kabupaten Pasaman Barat 38.84 15 Kabupaten Banjar 51.92 31 Kabupaten Pinrang 37.22 16 Kabupaten Kudus 51.90 32 Kabupaten Pasuruan 37.20
No. Kabupaten NIlai No. Kabupaten Nilai 33 Kabupaten Konawe 36.80 49 Kabupaten Jayapura 26.09 34 Kabupaten Kupang 36.29 50 Kabupaten Konawe Selatan 23.85 35 Kabupaten Kerinci 36.03 51 Kabupaten Keerom 23.82 36 Kabupaten Temanggung 34.46 52 Kabupaten Garut 22.91 37 Kabupaten Parigi Moutong 33.10 53 Kabupaten Bone 21.47 38 Kabupaten Bombana 32.94 54 Kabupaten Timor Tengah Utara 21.39 39 Kabupaten Dairi 31.71 55 Kabupaten Berau 21.15 40 Kabupaten Serdang Bedagai 31.64 56 Kabupaten Polewali Mandar 20.43 41 Kabupaten Banyumas 31.56 57 Kabupaten Mamuju 20.43 42 Kabupaten Tanggamus 29.70 58 Kabupaten Biak Numfor 18.07 43 Kabupaten Buru 29.46 59 Kabupaten Halmahera Tengah 17.38 44 Kabupaten Tangerang 27.98 60 Kabupaten Maluku Tengah 16.81 45 Kabupaten Lampung Selatan 26.91 61 Kabupaten Majene 15.19 46 Kabupaten Mukomuko 26.75 62 Kabupaten Boalemo 15.16 47 Kabupaten Lebong 26.17 63 Kabupaten Sigi 13.87 48 Kabupaten Dogiyai 26.14 64 Kabupaten Lombok Utara 12.95
2,02% 14,51% 21,16% 29,03% 31,01% 31,95% 33,14% 33,83% 41,04% 43,47% 47,65% 48,80% 49,08% 54,86% 56,53% 61,71% 85,00% 86,15% 94,85% 97,98% 85,49% 78,84% 70,97% 68,99% 68,05% 66,86% 66,17% 58,96% 56,53% 52,35% 51,20% 50,92% 45,14% 43,47% 38,29% 15,00% 13,85% 5,15%
Ketersediaan Pelayanan Khusus bagi Pengguna Layanan Berkebutuhan Khusus Ketersediaan Sarana Khusus bagi Pengguna Layanan Berkebutuhan Khusus Ketersediaan Sarana Pengukuran Kepuasan Pelanggan Ketersediaan Informasi Prosedur dan Tata Cara Penyampaan Pengaduan Ketersediaan Petugas Pengelola Pengaduan Jangka Waktu Penyelesaian Ketersediaan Maklumat Layanan Biaya Tarif Ketersediaan Motto Pelayanan Sistem, Mekanisme, dan Prosedur Produk Pelayanan Ketersediaan Informasi Pelayanan Publik Elektronik Nonelektronik Persyaratan Ketersediaan Sarana Pengaduan Ketersediaan Petugas Penyelenggaraan Menggunakan ID Card Ketersediaan Visi dan Misi Pelayanan Ketersediaan Meja/Loket Pelayanan Ketersediaan Ruang Tunggu Ketersediaan Toilet Untuk Pengguna Layanan
YA TIDAK
Gabungan Indikator Kabupaten
No Kota Nilai No Kota Nilai
1 Kota Pontianak 87.32 26 Kota Kendari 47.00
2 Kota Lubuk Linggau 84.69 27 Kota Metro 46.10
3 Kota Yogyakarta 81.03 28 Kota Pekanbaru 45.67
4 Kota Bandung 79.82 29 Kota Bitung 44.93
5 Kota Banjar Baru 79.37 30 Kota Jambi 44.00
6 Kota Banjarmasin 78.23 31 Kota Blitar 43.42
7 Kota Surabaya 75.75 32 Kota Ternate 43.41
8 Kota Manado 75.67 33 Kota Kupang 43.24
9 Kota Denpasar 75.34 34 Kota Dumai 39.63
10 Kota Bandar Lampung 73.55 35 Kota Kotamobagu 39.58
11 Kota Semarang 70.86 36 Kota Sukabumi 38.73
12 Kota Mataram 70.23 37 Kota Singkawang 37.85
13 Kota Medan 68.50 38 Kota Surakarta 35.70
14 Kota Banda Aceh 68.44 39 Kota Bogor 35.30
15 Kota Palembang 68.00 40 Kota Samarinda 34.86
16 Kota Jayapura 66.60 41 Kota Bima 33.32
17 Kota Ambon 63.03 42 Kota Makassar 29.70
18 Kota Prabumulih 62.92 43 Kota Palangka Raya 29.62
19 Kota Padang 58.41 44 Kota Serang 28.41
20 Kota Pangkal Pinang 55.19 45 Kota Padang Panjang 27.59
21 Kota Malang 53.33 46 Kota Bengkulu 29, 62
22 Kota Batam 50.50 47 Kota Tanjung Pinang 20.50
23 Kota Tarakan 50.11 48 Kota Cilegon 18.72
24 Kota Balikpapan 49.51 49 Kota Palopo 17.51
2,96% 25,93% 27,16% 35,56% 35,80% 38,64% 42,53% 43,27% 48,70% 57,16% 58,83% 61,42% 61,48% 65,99% 71,36% 82,35% 85,93% 88,27% 93,52% 97,04% 74,07% 72,84% 64,44% 64,20% 61,36% 57,47% 56,73% 51,30% 42,84% 41,17% 38,58% 38,52% 34,01% 28,64% 17,65% 14,07% 11,73% 6,48%
Ketersediaan Pelayanan khusus bagi pengguna layanan berkebutuhan khusus Ketersediaan Sarana khusus bagi pengguna layanan berkebutuhan khusus (ram, rambatan, kursi
roda, jalur pemandu, toilet khusus, ruang menyusui, dll)
Ketersediaan Sarana Pengukuran Kepuasan Pelanggan Ketersediaan informasi prosedur dan tatacara penyampaian pengaduan Ketersediaan Pejabat/Petugas pengelola Pengaduan Jangka Waktu Penyelesaian Biaya/Tarif Ketersediaan Maklumat Layanan Ketersediaan Motto Pelayanan persyaratan Ketersediaan Informasi Pelayanan Publik Elektronik atau Nonelektronik
(booklet, pamflet, website, monitor televisi, dll)
Ketersediaan Sarana Pengaduan (SMS/Telpon/Fax/Email, dll) Produk Pelayanan Ketersediaan Petugas Penyelenggaran menggunakan ID Card Ketersediaan Visi dan Misi Pelayanan Sistem, Mekanisme dan Prosedur Ketersediaan loket/meja pelayanan Ketersediaan ruang tunggu Ketersediaan toilet untuk pengguna layanan
YA TIDAK
Gabungan Indikator Kota
Perbedaan Penilaian Kepatuhan Tahun 2013 dan 2015
No
2013
2015
1. Primary Sampling Unit (PSU)Sampel yang diambil
merupakan unit pelayanan publk dengan memperhatikan produk layanan
Sampel diambil langsung kepada produk layanan
2.
Penentuan Jumlah Sampel
Pelayanan yang diberikan oleh SKPD
Sampel pada Pemda diambil
sebanyak 5 (lima) prduk pelayanan di setiap bidang.
Kementerian di breakdown per UPP
Sampel pada Kementerian /
Lembaga dilakukan kepada UPP/ Satuan Kerja dengan ketentuan kementerian yang memiliki UPP >5 maka diambil 5 (lima) UPP,
sedangkan kementerian yang memiliki UPP ≤5 maka diambil semua.
Perbedaan Penilaian Kepatuhan Tahun 2013 dan 2015
No 2013 2015 Ketrangan 3. Tahapan Pengambilan Sampling Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota / Provinsi) di breakdown ke tingkat SKPD di breakdown ke tingkat unit pelayanan publik Pemerintahan Daerah (Kabupaten/ Kota/ Provinsi) di breakdown ke Pembagian Urusan Kewenangan Pemerintahan Daerah/ Bidang (dengan mengacu pada UU Pemerintahan Daerah) di breakdown langsung ke produk layanan per bidangGeneralisasi tidak bisa diterapkan pada tingkat dinas/SKPD hanya bisa di generalisasi pada tingkat Pemerintah Daerah Setempat. Sehingga untuk tahun 2015, sertifikat
kepatuhan tinggi diberikan kepada
Pemda, bukan SKPD nya.
Perbedaan Penilaian Kepatuhan Tahun 2013 dan 2015
No 2013 2015 Keterangan 3. Tahapan Pengambilan Sampling Kementerian/ Lembaga di breakdown ke tingkat Unit Pelayanan Publik (UPP) Penentuan sampel di Kementerian/ Lembaga dilakukan dalam 2 tahap : 1. Melakukan konfirmasidata melalui
pendataan UPP pada seluruh kementerian/ Lembaga
2. Ditetapkan sampel melalui data UPP yang disampaikan oleh Kementerian/ Lembaga
Generalisasi tidak bisa diterapkan pada tingkat Ditjen/ Deputi/ UPP, hanya bisa di
generalisasi pada tingkat
Kementerian/Lembaga. Sehingga untuk tahun 2015, sertifikat
kepatuhan tinggi diberikan kepada Kementerian/
Lembaga, bukan UPP nya.
Perbedaan Penilaian Kepatuhan Tahun 2013 dan 2015
No 2013 2015 Keterangan
4. Lainnya
Pada Permenpan Nomor 15 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan.
Pasal 1 ayat (1) Setiap
Penyelenggara Pelayanan Publik wajib menetapkan dan
menerapkan Standar Pelayanan Publik untuk setiap jenis