• Tidak ada hasil yang ditemukan

K. Yasini Program Studi Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "K. Yasini Program Studi Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah ABSTRAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

48 WIDYA GENITRI Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

PENDIDIKAN BUDI PEKERTI UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA DI SD INPRES GUNUNG SARI KECAMATAN PASANG KAYU

K. Yasini

Program Studi Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah Email: ketutyasini@yahoo.com

ABSTRAK

Metode terbaik untuk mengajarkan nilai kepada siswa adalah teladan. Teladan selalu menjadi guru yang paling baik. Sesuatu yang diperbuat melalui keteladanan selalu berdampak lebih luas, lebih jelas, dan lebih berpengaruh dari pada yang dikatakan. Keteladanan mutlak harus ada, jika ingin generasi muda bangsa ini menjadi generasi yang bernilai. Rumusan masalah dalam dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah Peran guru Pendidikan Agama Hindu dalam mengimplementasikan pendidikan budi pekerti untuk meningkatkan disiplin siswa di SD Inpres Gunung Sari Kecamatan Pasang Kayu Kabupaten Mamuju Utara ?, dan (2) Apakah upaya-upaya yang di lakukan oleh guru pendidikan Agama Hindu dalam memberikan arahan dan nasihat agar dapat meningkatkan disiplin sikap siswa di SD Inpres Gunung Sari Kecamatan Pasang Kayu Kabupaten Mamuju Utara ?, serta (3) Apakah faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam meningkatkan disiplin sikap siswa di SD Inpres Gunung Sari Kecamatan Pasang Kayu Kabupaten Mamuju Utara?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif ini dilakukan dengan menentukan lokasi penelitian, jenis dan sumber data, sumber data primer sebagai sumber data langsung dan sumber data sekunder adalah tulisan-tulisan yang telah ada. Permasalahan di bahas dengan menggunakan Teori Peran, Teori Kontruktivisme, dan Teori Fungsional Struktual. Untuk memperoleh suatu data digunakan cara Observasi, Wawancara, dan dokumentasi.

Simpulan dari analisis yang telah telah dilaksanakan adalah : peran guru agama Hindu dalam mengimplementasikan pendidikan budhi pekerti untuk meningkatkan disiplin siswa sangat nampak baik karena banyak dari siswa SD Inpres Gunung Sari mengetahui tentang pendidikan budi pekerti merupakan suatu tingkah laku yang baik atau berkelakuan yang baik pada orang tua, guru dan teman sebaya. Karena pada dasarnya budi pekerti merupakan sikap dan perilaku seseorang, keluarga, yang berkaitan dengan norma dan etika. Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam meningkatkan disiplin sikap siswa di SD Inpres Gunung sari terbagi dalam dua bagian yaitu faktor dari dalam lingkungan sekolah (internal) dan faktor dari luar lingkungan sekolah (eksternal). Kata Kunci: Peranan, PHDI, mengantisipasi, pernikahan dini, pemuda Hindu

1. Pendahuluan

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum pasal 1 butir 1 menyebutkan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dan mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Metode terbaik untuk mengajarkan nilai kepada siswa adalah teladan. Teladan selalu menjadi guru yang paling baik. Sesuatu yang diperbuat melalui keteladanan selalu berdampak lebih luas, lebih jelas, dan lebih berpengaruh dari pada yang dikatakan. Keteladanan mutlak harus ada, jika ingin

(2)

WIDYA GENITRI Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 49 generasi muda bangsa ini menjadi generasi

yang bernilai. Di samping keteladanan sebagai guru yang utama, pengajaran nilai di sekolah perlu juga menggunakan metode pembelajaran yang menyentuh emosi dan keterlibatan para siswa seperti metode cerita, permainan, simulasi, dan imajinasi.

Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah bergantung pada cara guru memberikan dan menyajikan materi dan sikap terhadap siswa. Komunikasi antara seorang guru dan siswanya terkadang tidak terlalu efektif, hal ini disebabkan oleh keinginan belajar siswa yang kurang dan sikap siswa yang tidak mendengarkan arahan yang diberikan oleh gurunya. Mendukung tercapainya tujuan mengimplementasikan pendidikan budi pekerti untuk meningkatkan prilaku disiplin siswa, peran guru penting dalam hal ini, maka perlu dilakukan penelitian tentang “Peran guru Pendidikan Agama Hindu dalam mengimplementasikan pendidikan budi pekerti untuk meningkatkan disiplin siswa di SD Inpres Gunung Sari Kecamatan Pasang Kayu Kabupaten Mamuju Utara”.

Dari latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan permasalahan 1). Bagaimanakah Peran guru Pendidikan Agama Hindu dalam mengimplementasikan pendidikan budi pekerti untuk meningkatkan disiplin siswa di SD Inpres Gunung Sari Kecamatan Pasang Kayu Kabupaten Mamuju Utara ? 2). Apakah upaya-upaya yang di lakukan oleh guru pendidikan Agama Hindu dalam memberikan arahan dan nasihat agar

dapat meningkatkan disiplin sikap siswa di SD Inpres Gunung Sari Kecamatan Pasang Kayu Kabupaten Mamuju Utara ? 3). Apakah faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam meningkatkan disiplin sikap siswa di SD Inpres Gunung Sari Kecamatan Pasang Kayu Kabupaten Mamuju Utara ?

Tujuan yang ingin dicapai yaitu 1). Untuk mengetahui Peran guru pendidikan Agama Hindu dalam mengimplementasikan pendidikan budi pekerti untuk meningkatkan disiplin siswa di SD Inpres Gunung Sari Kecamatan Pasang Kayu Kabupaten Mamuju Utara. 2). Untuk mengetahui upaya-upaya apakah yang di lakukan oleh guru pendidikan Agama Hindu dalam memberikan arahan dan nasihat agar dapat meningkatkan disiplin sikap siswa di SD Inpres Gunung Sari Kecamatan Pasang Kayu Kabupaten Mamuju Utara. 3). Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam meningkatkan disiplin sikap siswa di SD Inpres Gunung Sari Kecamatan Pasang Kayu Kabupaten Mamuju Utara.

Lokasi penelitian terletak di SD Inpres Gunung Sari Kecamatan Pasang Kayu Kabupaten Mamuju Utara, sebagai lokasi penelitian karena mengingat sekolah ini banyak terdapat siswa yang beragama Hindu yang kurang disiplin dan guru agama Hindu kesulitan dalam memberikan arahan dan siswa kurang mendengarkan nasihat dari guru.

Data primer adalah data yang diperoleh berdasarkan pengukuran secara langsung oleh peneliti dari sumbernya (subyek penelitian) (Mustafa 2009:92). Tujuan pengumpulan data

(3)

50 WIDYA GENITRI Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 dalam suatu penelitian adalah agar dapat

mengetahui, bagaimana peran guru Pendidikan Agama Hindu dalam mengimplementasikan pendidikan budi pekerti untuk meningkatkan disiplin siswa di SD Inpres Gunung Sari dan upaya-upaya yang dilakukan guru dalam memberikan arahan.

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, dan telah terdokumentasikan,sehingga peneliti tinggal menyalin data tersebut untuk kepentingan penelitiannya (Mustafa 2009:92). Data sekunder yang dimaksudkan merupakan data-data yang berupa keterangan-keterangan yang tertulis dalam bentuk catatan, informasi mengenai data yang ada pada SD Inpres Gunung Sari.

Kegiatan pengumpulan data merupakan bagian yang sangat keterangan tentang sesuatu yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan di pergunakan adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Ketiga teknik tersebut merupakan teknik yang digunakan dalam penelitian kualitatif.

Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.

2. Hasil dan Pembahasan

a. Peran Guru Pendidikan Agama Hindu Dalam Mengimplementasikan Pendidikan Budi Pekerti Untuk Meningkatkan Disiplin Siswa di SD Inpres Gunung Sari

Seorang guru harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik yang ada di SD Inpres Gunung Sari, dengan mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional dan menyenangkan dengan memposisikan diri sebagai orang tua, yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya. Menjadi teman, tempat mengadu dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik. Menjadi fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan dan bakatnya.

Berdasarkan ajaran pendidikan ajaran agama Hindu, pendidikan budi pekerti sesungguhnya merupakan pancaran dari prilaku keagamaan seseorang, tegasnya seseorang yang berprilaku baik, sangat didorong (termotivasi) oleh ajaran agama yang dianutnya. Jika agama tidak menjadi faktor motivasi atau landasan berprilaku yang baik (berbudi pekerti luhur), maka prilaku atau etika yang dilakukan seseorang adalah semu, karena sanksi yang dihadapinya hanyalah sanksi yang nyata berdasarkan pengamatan empirik (Titib, 2003 : 36-37).

Berdasarkan pendapat dari kepala sekolah SD Inpres gunung Sari dapat ditarik

(4)

WIDYA GENITRI Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 51 kesimpulan bahwa peran guru pendidikan

agama Hindu dalam mengimplementasikan pendidikan budi pekerti bertujuan menanamkan sikap dan sifat yang baik kepada para siswa. Peran guru agama Hindu di SD Inpres Gunung Sari dalam memberikan arahan tentang pendidikan budi pekerti adalah suatu ilmu yang merupakan pancaran dari prilaku keagamaan seorang siswa atau juga merupakan suatu prilaku seseorang yang baik terhadap orang lain, baik orang tua, guru ataupun teman sebaya di lingkungan sekolah dan lingkungan tempat tinggalnya. Namun masih banyak siswa yang kurang mampu memahami pentingnya pendidikan budi pekerti.

Namun pendapat salah satu orang tua wali berbeda dengan pendapat Kepala Sekolah SD Inpres Gunung Sari di atas. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa di SD Inpres Gunung Sari memiliki siswa yang mudah diberikan arahan dan ada yang sulit diarahkan. Dengan keadaan tersebut dibutuhkan suatu peran guru yang dapat memberikan sebuah komunikasi yang baik dengan orang tua siswa di rumah agar lebih memperhatikan bagaimana prilaku anaknya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peran guru agama Hindu di SD Inpres Gunung Sari dalam memberikan arahan tentang pendidikan budi pekerti adalah bertujuan untuk memberikan suatu ilmu yang merupakan pancaran dari prilaku keagamaan seorang siswa atau juga merupakan suatu prilaku seseorang yang baik terhadap orang

lain, baik orang tua, guru ataupun teman sebaya di lingkungan sekolah dan lingkungan tempat tinggalnya.

Pada penelitian ini peran guru agama Hindu dalam mengimplementasikan pendidikan budi pekerti untuk meningkatkan disiplin siswa sangat nampak kesulitan karena banyak dari siswa SD Inpres Gunung Sari kurang mengetahui tentang pendidikan budi pekerti merupakan suatu tingkah laku yang baik atau berkelakuan yang baik pada orang tua, guru dan teman sebaya.

Dengan adanya peran guru agama Hindu di SD Inpres Gunung Sari yang memotivasi siswa akan kebaikan mengimplementasikan pendidikan budi pekerti untuk dapat menjadikan siswa bersikap disiplin maka para siswa akan dengan mudah meniru sikap-sikap disiplin yang sudah diberikan. Dengan didukung oleh peran kepala sekolah yang juga ikut dalam memotivasi siswa agar tata tertib yang ada di sekolah untuk dilaksanakan agar menjadi siswa yang disiplin dalam bersikap. Pada hasil penelitian dengan rumusan masalah yang pertama menggunakan teori peran yang merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Istilah “ peran ” di ambil dari dunia teater yaitu seorang aktor yang memiliki posisi yang penting dalam sebuah teater, yaitu bahwa prilaku yang di harapkan dari padanya tidak berdiri sendiri. Guru agama Hindu memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan sikap disiplin siswa sehingga tujuan pembelajaran

(5)

52 WIDYA GENITRI Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 tercapai dan siswa dapat menjadi anak berguna

bagi nusa dan bangsa.

b. Upaya-Upaya Yang Di Lakukan Oleh Guru Pendidikan Agama Hindu Dalam Memberikan Arahan Dan Nasihat Agar Dapat Meningkatkan Disiplin Sikap Siswa Di SD Inpres Gunung Sari

Para guru dapat mengintegrasi pendidikan budi pekerti dengan memasukan nilai-nilai budi pekerti pada pelajaran yang diasuhnya. Hal yang terpenting adalah kemampuan guru untuk berimprovisasi atau inovasi dalam pelaksanaan strategi belajar-mengajar baik di dalam kelas, di laboratorium maupun di lapangan (Titib, 2003 : 111-112).

Seorang guru mengharapkan hubungan antara guru dan murid sedemikian akrabnya. Tentang keakraban hubungan guru dan siswa sangat jelas digambarkan dalam mantra Atharwaveda XI.3.5.3 yang menyatakan sebagai berikut :

Acarya upanamayano brahmacarinam krnute garbhamantath

Artinya:

Seorang guru menuntun dan menerima siswa (Brahmacari) seperti seorang anak dan melindunginya seperti seorang wanita hamil yang melindungi bayinya dalam kandungan.

Atharwaveda XI.3.5.3

Dari hasil wawancara dengan beberapa guru agama Hindu dapat disimpulkan bahwa, dalam memberikan arahan untuk menjadi siswa yang memiliki sikap yang disiplin juga selalu diberikan oleh guru pendidikan agama

Hindu SD Inpres Gunung Sari pada pada proses belajar di dalam kelas.

Seperti hasil wawancara sebelumnya guru pendidikan agama Hindu di SD Inpres Gunung Sari mengalami kesulitan dalam memberikan arahan dan ada beberapa siswa yang kurang dapat memahami pendidikan budi pekerti untuk dapat bersikap disiplin. Dengan upaya memberikan metode yang khusus agar dapat melakukan pendekatan kepada siswa yang kurang disiplin, guru pendidikan agama Hindu di SD Inpres Gunung Sari selalu menanamkan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan budi pekerti. Teori yang digunakan pada hasil penelitian ini yaitu teori kontruktivisme yang merupakan suatu aliran filsafat yang berkembang di dalam psikologi yang didasari oleh teori belajar kognitif. c. Faktor-Faktor Yang Menghambat Dan

Mendukung Dalam Meningkatkan Disiplin Sikap Siswa Di SD Inpres Gunung Sari

Tujuan yang ingin di capai oleh SD Inpres Gunung Sari untuk meningkatkan disiplin sikap siswa yang selama ini dianggap sebuah tekanan oleh siswa adalah untuk menanamkan sikap dan sifat yang baik kepada para siswa. Dengan ilmu pendidikan budi pekerti yang selalu ditanamkan oleh guru pendidikan agama Hindu di SD Inpres Gunung Sari diharapkan mendapatkan hasil yang baik. 1) Faktor-Faktor Yang Menghambat Dan

Mendukung Dari Dalam Lingkungan Sekolah (Internal).

(6)

WIDYA GENITRI Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 53 Faktor yang menghambat dan

mendukung dalam meningkatkan disiplin siswa sangat berpengaruh pada prestasi siswa. Faktor yang mendukung dalam meningkatkan disiplin sikap siswa dalam lingkungan sekolah yaitu :

Faktor Yang Menghambat Dari Lingkungan Sekolah (Internal)

a. Faktor Bangunan Sekolah

Dunia pendidikan sangat bergantung pada sarana dan prasarana pendidikan yang digunakan sebagai alat dari penggerak suatu pendidikan. Tolak ukur dari sebuah lembaga pendidikan khususnya sekolah adalah sarana dan prasarana dari sekolah tersebut. Dengan dilakukannya peningkatan sarana dan prasarana secara terus menerus oleh sekolah dengan mengikuti arus modernisasi maka sarana dengan baik siswa yang ada di sekolah dapat mengetahui ilmu pengetahuan yang sesuai.

b. Faktor Jumlah Guru

Dalam lingkungan sekolah hal yang dapat menghambat dalam meningkatkan disiplin sikap siswa adalah kurang baiknya sarana dan prasaran dari sekolah. Selain hal tersebut dengan jumlah guru yang sangat kurang mencukupi dalam membimbing siswa maka dapat menjadi suatu faktor yang dapat menghambat dalam meningkatkan disiplin sikap siswa.

Faktor Yang Mendukung Dari Lingkungan Sekolah (Internal)

a. Sikap Guru

Seluruh guru yang ada di SD Inpres Gunung Sari walaupun dengan jumlah yang tidak banyak, tetapi berusaha untuk selalu memberikan contoh yang baik kepada siswanya.

Faktor-Faktor Yang Menghambat Dan Mendukung Dari Luar Lingkungan Sekolah (Eksternal).

Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung untuk dapat meningkatkan disiplin sikap siswa di SD Inpres Gunung Sari dari luar lingkungan sekolah (Eksternal) sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar dan proses mendisiplinkan sikap dari siswa. SD Inpres Gunung Sari merupakan sekolah yang berlokasi berbaur dengan lingkungan masyarakat Desa Gunung sari dan lokasi perkebunan masyarakat, maka dari itu banyak faktor yang dapat menghambat dan mendukung untuk menjadikan siswa SD Inpres Gunung Sari disiplin dalam bersikap di lingkungan sekolah.

Faktor-Faktor Yang Menghambat Dari Luar Lingkungan Sekolah (Eksternal). a. Faktor Kesibukan Orang Tua

Orang tua siswa di SD Inpres Gunung Sari yang hampir rata-rata berprofesi sebagai petani sangat mendukung penuh peran guru pendidikan agama Hindu dalam mengimplementasikan pendidikan budi pekerti untuk dapat meningkatkan disiplin sikap siswa di SD Inpres Gunung Sari. Namun hanya menyerahkan saja kepada guru saja tanpa adanya perhatian lebih terhadap prilaku disiplin sikap anak di rumah. Hal tersebutlah

(7)

54 WIDYA GENITRI Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 yang dapat membuat anak menjadi terbiasa

tanpa perhatian dari orang tua. b. Faktor Ekonomi Keluarga

Orang tua dari siswa memiliki pekerjaan yang sangat menguras waktu. Dengan keadaan ekonomi yang bergantung dari hasil perkebunan saja maka para orang tua juga harus setiap hari hanya mengurusi kebun dan lahan pertanian. Dengan menyerahkan sepenuhnya pendidikan kepada pihak sekolah merupakan hal yang tidak baik. Karena lebih banyak waktu dari anak atau siswa itu di rumah. Hal tersebutlah yang dapat menyebabkan para siswa menjadi tidak terdidik sikap dan prilakunya karena kurangnya perhatian orang tua.

Faktor Penghambat Dari Lingkungan Masyarakat

Letak sekolah yang berbaur dengan perumahan dan perkebunan masyarakat desa Gunung sari maka siswa di SD Inpres Gunung Sari dengan leluasa berkeliaran. Dengan jumlah siswa yang banyak dan jumlah guru yang hanya sedikit jadi menyulitkan guru dalam mencegah siswa agar tidak berkeliaran. Tidak adanya kerja sama yang baik antara penduduk sekitar dengan pihak sekolah dan guru.

Faktor-faktor yang mendukung dari luar lingkungan sekolah (Eksternal).

a. Dukungan Orang Tua

Orang tua dalam keluarga merupakan satu-satunya yang paling mendukung dalam pendidikan anaknya. Selain sibuk dengan pekerjaan yang merupakan satu-satunya mata

pencaharian, orang tua siswa adalah satu-satunya faktor pendukung yang ada di luar lingkungan sekolah yang selalu memberikan yang terbaik kepada seorang anak. Karena hal yang paling penting yang di berikan kepada anak dari orang tua adalah pendidikan. b. Pendidikan di Pasraman

Selain mendapatkan pendidikan agama Hindu khususnya pendidikan budi pekerti para siswa dan siswi yang ada di SD Inpres Gunung Sari juga mengikuti pendidikan di Pasraman Putra Sesana. Dengan mendirikan Pasraman Putra Sesana Guru pendidikan agama Hindu juga terlibat dalam faktor-faktor yang mendukung dari luar lingkungan sekolah untuk meningkatkan disiplin sikap siswa di SD Inpres Gunung Sari. Selain pendidikan yang ada di sekolah guru pendidikan agama Hindu juga memberikan pendidikan budi pekerti juga di Pasraman Putra Sesana.

3. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

Pada penelitian ini peran guru agama Hindu dalam mengimplementasikan pendidikan budi pekerti untuk meningkatkan disiplin siswa sangat nampak baik karena banyak dari siswa SD Inpres Gunung Sari mengetahui tentang pendidikan budi pekerti merupakan suatu tingkah laku yang baik atau berkelakuan yang baik pada orang tua, guru dan teman sebaya.

Dengan memberikan pengetahuan tentang budi pekerti secara mendalam dengan

(8)

WIDYA GENITRI Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 55 mengukur pengetahuan siswa, tidak

membeda-bedakan siswa dalam memberikan sangsi atau hukuman bila siswa tidak taat pada tata tertib.

Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam meningkatkan disiplin sikap siswa di SD Inpres Gunung Sari terbagi dalam dua bagian yaitu faktor dari dalam lingkungan sekolah (internal) dan faktor dari luar lingkungan sekolah (eksternal).

Melakukan segala upaya meningkatkan sikap disiplin yang dilaksanakan oleh kepala sekolah, guru pendidikan agama Hindu dan seluruh guru di SD Inpres Gunung Sari para siswa dapat dengan baik menaati tata tertib dan menunjukan sikap berbudi pekerti yang luhur.

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, I Ketut dan Indiani Ni Made. 2008, Strategi Pembelajaran. Jakarta : Departemen Agama R.I.

Arifin, Zaenal. 2009,Evaluasi Pembelajaran. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Bagus Wirawan,I Gusti dkk. 2008,Metodologi Penelitian. Jakarta : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Departemen Agama R.I.

Budiana, I Wayan. 2010. Peranan Pendidikan Agama Hindu Dalam Meningkatkan Tata Tertib Dan Tata Krama Siswa SD Inpres Pakareme Desa Sausu Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Mautong. Skripsi (tidak diterbitkan), Palu Sulawesi tengah: STAH Dharma Sentana.

Damin, Sudarwan. 2002, Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia.

Departemen Pendidikan Nasional . 2001, pedoman umum pendidikan budi pekerti pada jenjang pendidikan dasar dan menengah buku 1. Jakarta : Ditjen Dikdasmen Depdiknas.

Dewantara, Ki Hajar.1962, karja Ki Hajar Dewantara. Jogjakarta-Talpun: Percetakan taman siswa.

Djiwandono,Sri Esti Wuryani. 2006. Psikologi pendidikan. Jakarta : gramedia widiarsarana Indonesia.

Donder, I Ketut, 2004. Sisya Sista (Pedoman Menjadi Siswa Mulya). Denpasar : Pustaka Bali Pos.

Hadis,Abdul,2008. Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Jaeng, Maxinus. 2007. Belajar dan pembelajaran matematika. Sulawesi Tengah : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

Muhidin,Alii Sambas Dan Abdurahman Maman,2007. Analisis Kolerasi,Regresi, Dan Jalur Dalam Penelitian. Bandung : Pustaka Setia.

Sarti , Ni Made. 2010. Metode Pengembangan Nilai-Nilai Budi Pekerti Dalam Menunjang Proses Pembelajaran Bagi Siswa Hindu Di Smp Negeri 1 Balinggi Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Mautong. Skripsi (tidak diterbitkan). Palu Sulawesi Tengah: STAH Dharma Sentana.

Sarwono, sarlito wirawan.2002. Teori-teori psikologi sosial. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

(9)

56 WIDYA GENITRI Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 Suherli.2007. Menulis Karangan Ilmiah.

Sukamaju Depok : Arya Duta.

Suparno, Sarwono. 1997. Psikologi pendidikan. Bandung : Pustaka Setia Suryabrata,Sumadi.2008. psikologi

pendidikan. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Sutrisna,I Made , Suija I Wayandan Wimba I Gusti Ayu.2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Departemen Agama R.I.

Tirtarahardja,Umar Dan Sulo S.L.La. 2005. pengantar pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Titib, I Made dan Sapariani Ni Ketut.2007.pendidikan budhi pekerti dan keutamaan manusia., Surabaya : Paramita.

Titib, I Made.2003. Menumbuhkembangkan Pendidikan Budi Pekerti Pada Anak (Perspektif Agama Hindu). Bandung : Ganeca Exact.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Bandung : Citra Umbara.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa penelitian tentang strategi metakognitif menunjukkan adanya pengaruh positif dari penggunaan strategi pembelajaran ini terhadap prestasi matematika dan sikap

Dari berbagai pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep wakaf tunai di Yayasan Wakaf Bina Amal berbeda dengan pendapat para ulama karena wakaf

Teristimewa penulis sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tuaku tersayang: Erwin Simanjuntak dan Mariana Siregar serta Sannur Simanjuntak yang

Biskuit bebas gluten yang sudah pernah dibuat yaitu biskuit yang terbuat dari tepung maizena, tepung beras, tepung mokaf dan tepung kentang, oleh karena itu peneliti

Daerah I merupakan kelompok propinsi dengan peran sektor migas yang sangat dominan dalam perekonomian propinsi tersebut dengan tingkat pendapatan per kapita tertinggi

Leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan alasannya karena perusahaan dalam mendanai aktivanya cenderung menggunakan modal sendiri (internal financing)

Sebagai tindak lanjut dari berdirinya Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Maranatha, didirikanlah Universitas Kristen Maranatha pada tanggal 11 September 1965, yang

Mereka bertahan pada pekerjaan ini, mereka bertanggung jawab atas posisi pekerjaan yang mereka peroleh dalam pekerjaannya.Mereka mengajar di sekolah dengan mematuhi sesuai dengan