• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK KERJA BANGKU

SISWA KELAS XI DPK KRIYA KREATIF KAYU DAN ROTAN PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SMK NEGERI 1 SUKASADA Oleh:Anak Agung Ngurah Anom 1

Abstrak

Tujuan pelaksanaan sebuah penelitian tindakan kelas adalah untuk menjelaskan proses pembelajaran yang dilakukan guru. Peningkatan tersebut akan mampu diupayakan lewat sebuah penelitian tindakan. Oleh karenanya penulis mencoba melakukan penelitian ini demi adanya upaya perbaikan tersebut. Tujuan tersebut lebih jelas lagi dan lebih terfokus lagi adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini mengambil objek pada kelas XI di SMK Negeri 1 Sukasada yang belajar pada semester I tahun pelajaran 2019/2020. Peningkatan hasil belajar tersebut datanya diperoleh lewat teknik observasi unjuk kerja siswa, setelah data diperoleh, selanjutnya dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Perolehan data hasil penelitian ini, ternyata menggembirakan setelah cara pembelajaran yang konvensional dirubah menggunakan model pembelajaran discovery learning. Kegiatan penelitian ini menghasilkan suatu peningkatan yang diharapkan yaitu meningkatnya perolehan data awal yang rata-rata baru mencapai 66,53 dengan ketuntasan belajar 21,74% pada siklus I naik menjadi 69,39 dengan ketuntasan belajar 34,78% pada siklus II naik menjadi 80,14 dengan ketuntasan 100%. Hasil tersebut membuktikan keberhasilan penelitian ini sehingga peneliti berkesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning dalam pelaksanaan proses pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar teknik kerja bangku siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Sukasada.

Katakunci:model pembelajaran doscovery learning, teknik kerja bangku, hasil belajar

Abstract

The purpose of conducting this classroom action research was to explain the learning process carried out by the teacher. The increase would be able to be pursued through an action research. Therefore, the writer tried to do this research for the sake of these improvement efforts. The subjects of this study were students in class XI at SMK Negeri 1 Sukasada who studied in semester I of the school year 2019/2020. The data were obtained through observation techniques towards students’ performance. The collected data were thetn analyzed using descriptive analysis. After analyzing the data, it was found an increase from the initial average 66.53 with

(2)

21.74% of mastery learning, in the first cycle, it increased to 69.39 with 34.78% of mastery learning and in the second cycle it rose to 80,14 with 100% of learning mastery. These results proved the success of this study thus researchers concluded that the application of discovery learning model in the implementation of the learning process was able to improve the learning outcomes of grade XI students at SMK Negeri 1 Sukasada.

Keywords: discovery learning model, bench work technique, learning outcomes

PENDAHULUAN

Apa yang menjadi harapan dunia pendidikan bagi seorang guru dalam melakukan proses belajar mengajar adalah kemampuan guru untuk mengkonstruksikan proses berpikir yang dilakukan siswa dengan memodifikasi stuktur berpikir kognitifnya sehingga terjadi asimilasi dan akomodasi antara kemampuan pemahaman konsep dasar yang dimiliki dengan kemampuan baru yang diperoleh.

Yang mesti dilakukan guru agar harapan-harapan dunia pendidikan dapat dipenuhi adalah: 1) penguasaan materi pembelajaran, supaya proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang lebih baik, guru perlu menguasai bukan hanya sekadar materi pembelajaran tertentu yang merupakan bagian dari suatu mata pelajaran (subject matter), saja, tetapi penguasaan yang lebih luas terhadap materi pembelajaran itu sendiri agar dapat menuntun ke arah hasil yang lebih baik. 2) Guru harus menyadari bahwa mengajar pada intinya bertalian dengan proses merubah tingkah laku. 3) Dalam penyelenggaaran proses pembelajaran, guru harus memahami berbagai konsep dan teori yang bertalian dengan proses pembelajaran, selanjutnya pemahaman tentang hal itu dipraktekkan dalam kegiatan praktis. Pemahaman yang dimaksud adalah model-model dan strategi serta metode pembelajaran yang bermaksud mengupayakan terciptanya lingkungan atau iklim belajar yang kondusif bagi siswa.

Harapan-harapan yang berjubel dibebankan pada guru tidak gampang untuk dipenuhi.Hal ini terbukti dari hasil proses pembelajaran yang dilakukan guru di kelas XI semester I tahun pelajaran 2019/2020 bahwa rata-rata hasil belajar siswa baru mencapai

(3)

66,53 dengan tingkat ketuntasan belajar yang hanya mencapai 21,74%. Hasil tersebut belum sesuai harapan mengingat kriteria ketuntasan minimal atau KKM mata pelajaran Teknik Kerja Bangku di sekolah ini adalah 70.Perolehan hasil tersebut menuntut evaluasi berkelanjutan dari guru dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Penyebabnya adalah: 1) Minat siswa untuk mempelajari teori dan teknik-teknik kerja bangku rendah, 2) Semangat mereka dalam mengerjakan tugas-tugas teknik kerja bangku kurang, 3) Partisipasi siswa dalam pembelajaran tidak maksimal 4) Peserta masih takut bertanya, karena belum banyak dipupuk untuk itu dan belum dibiasakan oleh guru, 5) Peserta didik kebanyakan diam karena guru tidak pernah menyiapkan mereka untuk berpartisipasi, 6) Guru lebih banyak memberi ceramah, 7) Guru belum mampu merubah cara pengajaran menjadi pembelajaran, dan pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru, 8) Pembelajaran tidak menyenangkan, tidak menantang, tidak memotivasi, tidak interaktif tidak inspiratif dan tidak membangun prakarsa.

Sebagai wujud tanggung jawab guru selaku ujung tombak pendidikan, dibutuhkan upaya nyata dalam memperbaiki mutu pendidikan utamanya pada mata pelajaran Teknik Kerja Bangku setelah melakukan konsultasi dengan teman sejawat, akhirnya muncul alternatif tindakan yang dilakukan guru adalah perbaikan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery learning yang lebih menitikberatkan pada penemuan konsep dan prinsip melalui pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, manarik kesimpulan.

Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan discovery learning efektif meningkatkan hasil belajar teknik kerja bangku siswa kelas XI semester I tahun pelajaran 2019/2020 di SMK Negeri 1 Sukasada?

Menurut Abdulloh Ridwan Sani (2015: 97), menyatakan bahwa pembelajaran Discovery Learning merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntutpenidik lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didikbelajar aktif menemukan pengetahuan sendiri. Sedangkan menurut Menurut Budiningsih (2005: 43) model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Sejalan dengan pendapat diatas, Bruner dalam Markaban (2008: 10) belajar dengan penemuan adalah belajar untuk

(4)

menemukan, di mana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa.

Dalam pembelajaran discovery learning siswa tidak diberikan konsep dalam bentuk finalnya, melainkan siswa diajak untuk ikut serta dalam menemukan konsep tersebut. Siswa membangun pengetahuan berdasarkan informasi baru dan kumpulan data yang mereka gunakan dalam sebuah pembelajaran penyelidikan (De Jong & Joolingen, 1998: 193).

Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan kerja bangku didalam dunia teknik permesinan sebagai dasar untuk materi teknik permesinan pada tingkat selanjutnya. Pekerjaan kerja bangku selanjutnya dijelaskan dalam Kemendikbud (2013: 5-20) meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang sesuai dengan perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi : tingkat keterampilan dasar penguasaan alat tangan, tingkat kesulitan produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil kerja. Kerja bangku tidak hanya menitik beratkan pada pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih menitik beratkan pada etos kerja yang meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin-mesin produksi.

Masalah mendasar yang sering terjadi dalam pembelajaran teknik kerja bangku yaitu rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor diantaranya guru menerapkan model pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik siswa siswa tidak fokus saat guru memberikan penjelasan, penyampaian materi yang kurang jelas, dan guru tidak menggunakan alat peraga saat proses pembelajaran sehingga siswa tidak termotivasi saat pembelajaran berlangsung.

(5)

Model Discovery Learning ini dapat menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akal dan motivasinya sendiri, sehingga siswa dapat memahami konsep dari apa yang dipelajarinya sendiri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran discovery learning efektif terhadap peningkatan hasil belajar teknik kerja bangku kelas XI Semester I Tahun pelajaran 2019/2020 di SMK Negeri 1 Sukasada.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan SMK Negeri 1 Sukasada terletak di wilayah Kabupaten Buleleng.Penelitian ini dilakukan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti prosedur penelitian yang didasarkan pada prinsip Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart yang merupakan bentuk kajian yang bersifat reflektif. Berikut ini merupakan visualisasi bagan yang disusun oleh Stephen Kemmis dan Mc. Taggart yang akan dipaparkan pada gambar sebagai berikut.

Gambar 01. Penelitian tindakan kelas Model spiral Kemmis dan Mc Taggart (Kemmis dan Mc. Taggart, 1994: 11)

Berdasarkan rancangan diatas maka langkah yang dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut: siklus-siklus penelitian ini mengikuti gambar rancangan Spiral oleh Kemmis dan Taggart; yang langkahnya mudah dan sederhana yaitu mulai dari perencanaan, kemudian pelaksanaan, observasi dan refleksi. Selanjutnya bentuk spiral yang dibuat Kemmis berulang kembali mulai perencanaan, lanjut dengan pelaksanaan, observasi dan refleksi.

(6)

Menurut Hamzah B. Uno, dkk (2011: 87) dijelaskan bahwa model Kemmis dan Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin, hanya saja komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan satu kesatuan.

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah peserta didik pada kelas XI SMK Negeri 1 Sukasada, Kabupaten Buleleng yang belajar pada semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020 pada pembelajaran teknik kerja bangku yang berjumlah 21 siswa.Untuk merekam data hasil pelaksanaan tindakan setelah berlangsungnya siklus, guru selaku peneliti menggunakan observasi melalui unjuk kerja siswa.

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang data hasil penelitian yang telah dikumpulkan, peneliti melakukan analisis secara deskriptif. Untuk data kuantitatif dianalisis dengan mencari mean, median, modus, membuat interval kelas dan melakukan penyajian dalam bentuk tabel dan gafik.

Indikator keberhasilan penelitian yang diusulkan dalam penelitian ini pada siklus I dan pada siklus II mencapai nilai rata-rata 70 atau lebih dengan ketuntasan belajar minimal 85%.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Hasil obervasi awal pada siswa kelas XI semester I tahun pelajaran 2019/2020 dalam mata pelajaran teknik kerja bangku menunjukkan, dari 21 orang siswa yang diobservasi hanya 5 orang atau 21,74% sudah mencapai ketuntasan belajar sesuai KKM mata pelajaran teknik kerja bangku di sekolah ini yaitu 70.

Terdapat beberapa kekurangan-kekurangan yang mengakibatkan masih rendahnya hasil belajar teknik kerja bangku pada siswa kelas XI semester I tahun pelajaran 2019/2020, antara lain: 1) peserta didik pasif dan sering mengantuk karena guru terlalu banyak berceramah, 2) peserta didik hanya menunggu perintah guru, 3) guru belum mampu membuat pembelajaran yang inovatif, inspiratif, menantang, memotivasi, serta membangun prakarsa dan minat, 4) kurangnya motivasi belajar peserta didik, 5) guru belum mampu menanamkan konsep keilmuan mata pelajaran.

(7)

Nomor Subjek Penelitian Nilai 1 62,9 2 71,4 3 65,7 4 62,9 5 65,7 6 65,7 7 60 8 71,4 9 65,7 10 65,7 11 60 12 65,7 13 68,6 14 71,4 15 68,6 16 71,4 17 65,7 18 68,6 19 62,9 20 65,7 21 71,4 Jumlah Nilai 1397,14 Nilai Rata-rata 66,53 KKM 70

Jumlah Siswa yang Mesti Diremidi 16

Jumlah Siswa yang Perlu Diberi Pengayaan 5

Prosentase Ketuntasan Belajar 21,74%

Dari tabel tersebut, dapat disajikan grafik sebagai berikut:

Gambar 02. Grafik Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 Prasiklus

10% 14% 0% 38% 14% 24% 60-61 62-63 64-65 66-67 68-69 70-71

(8)

Melihat hasil awal yang diperoleh dimana masih banyak siswa belum memenuhi KKM mata pelajaran teknik kerja bangku. Hal inilah yang membuat peneliti mencobakan model pembelajaran discovery learning. Pada siklus I mulai diterapkan model pembelajaran discovery learning terhadap siswa. Siklus ini direncanakan sebagai upaya perbaikan dari hasil sebelum diterapkannya model pembelajaran discovery learning. Setelah mengikuti tahapan-tahapan sesuai dengan teori discovery learning terlihat perubahan terhadap perolehan hasil belajar siswa.

Tabel 02. Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 Siklus I

Nomor Subjek Penelitian Nilai

1 65,7 2 74,3 3 68,6 4 65,7 5 68,6 6 68,6 7 62,9 8 74,3 9 68,6 10 68,6 11 62,9 12 68,6 13 71,4 14 74,3 15 71,4 16 74,3 17 68,6 18 71,4 19 65,7 20 68,6 21 74,3 Jumlah Nilai 1457,14 Nilai Rata-rata 69,39 KKM 70

Jumlah Siswa yang Mesti Diremidi 13

Jumlah Siswa yang Perlu Diberi Pengayaan 8

Prosentase Ketuntasan Belajar 34,78

Analisis yang dapat diberikan dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah, dari 21 orang siswa yang diteliti sudah ada 8 (34,78%) siswa yang memperoleh penilaian di atas KKM dimana mereka sudah tergolong berkembang sesuai harapan atau sudah berkembang sesuai indikator keberhasilan penelitian yang dituntut yaitu sesuai KKM mata pelajaran teknik kerja bangku. Selain yang sudah mencapai KKM ada 13 (65,22%) orang yang memperoleh penilaian di bawah KKM yang artinya kemampuan mereka belum sesuai harapan. Peneliti telah melaksanakan

(9)

tindakan dengan baik, tetapi masih ada kelemahan-kelemahannya, terbukti dari pencapaian kemampuan anak belum memenuhi tuntutan indikator keberhasilan penelitian yaitu mencapai nilai KKM 70 dan ketuntasan belajar 85%.Dari analisis tersebut, dapat disajikan grafik sebagai berikut:

Gambar 03. Grafik Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 Siklus I

Masih terdapat beberapa kelemahan pada siklus I, antara lain: 1)Belum semua siswa antusias dalam belajar teori dan dan teknik-teknik kerja bangku, 2) Masih saja ada siswa yang bermain-main dalam mengerjakan tugas-tugas teknik kerja bangku, mereka belum fokus dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, 3) Keaktifan siswa masih kurang, belum semua siswa aktif bertanya, 4) Hanya beberapa siswa saja yang aktif dalam kelompoknya, 5)Langkah-langkah model pembelajaran discovery learning belum sepenuhnya sesuai teori.

Dikarenakan belum tercapainya indikator keberhasilan penelitian pada siklus I, maka peneliti melanjutkan ke siklus II, dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang masih ada di siklus I. dilakukan inovasi-inovasi pada siklus II, skenario pembelajaran dirubah di siklus II. Pembelajaran

discovery learning dilaksanakan sesuai teori. Pelaksanaan siklus II membuahkan hasil yang

maksimal, kelemahan-kelemahan di siklus I dapat diperbaiki di siklus II. Berikut hasil belajar siswa yang didapat di siklus II.

Tabel 03. Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 Siklus II

Nomor Subjek Penelitian Nilai

1 74,3 2 80 3 77,1 4 74,3 5 80 6 80 7 77,1 62-63 10% 64-65 0% 66-67 14% 68-69 38% 70-71 14% 72-73 0% 74-75 24% 62-63 64-65 66-67 68-69 70-71 72-73 74-75

(10)

8 85,7 9 82,9 10 80 11 74,3 12 80 13 80 14 80 15 85,7 16 85,7 17 77,1 18 85,7 19 77,1 20 80 21 85,7 Jumlah Nilai 1682,86 Nilai Rata-rata 80,14 KKM 70

Jumlah Siswa yang Mesti Diremidi 0

Jumlah Siswa yang Perlu Diberi Pengayaan 21

Prosentase Ketuntasan Belajar 100%

Hasil yang diperoleh dari penilaian tes prestasi belajar pada siklus II ini adalah : dari 21 orang siswa yang diteliti, sudah semua siswa (100%) mencapai keberhasilan yang diharapkan artinya mereka sudah sangat mampu. Hasil ini memberi gambaran bahwa semua proses yang telah dilaksanakan sudah sesuai dengan prosedur dan semua kekurangan-kekurangan sudah diperbaiki pada siklus ini. Pertimbangan yang bisa disampaikan adalah model pembelajaran yang diterapkan sudah sesuai harapan. Komentar yang dapat disampaikan adalah semua indikator tidak lagi yang tertinggal, semua indikator yang diharapkan dicapai sudah berhasil dilalui dengan baik.Dari analisis tersebut, dapat disajikan grafik sebagai berikut:

Gambar 04. Grafik Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester I

14% 19% 0% 38% 5% 0% 24% 74-75 76-77 78-79 80-81 82-83 84-85 86-87

(11)

Tahun Pelajaran 2019/2020 Siklus II

Penilaian terhadap seluruh kegiatan penelitian yang sudah dilakukan pada Siklus II adalah proses belajar mengajar sudah berjalan lancar, semua kekurangan-kekurangan yang ada sudah diperbaiki pada siklus ini, sehingga tidak ada yang masih perlu diragukan bahwa hasil yang diperoleh pada Siklus II ini membuktikan bahwa penelitian ini tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya karena hasil yang diperoleh sudah maksimal yaitu 100% siswa sudah berhasil.

B. Pembahasan

Berikut pembahasan yang dapat diapaparkan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan.

Data yang telah diperoleh berdasar semua analisisnya, menjelaskan bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru yaitu: dengan ketuntasan belajar awal 21,74% dan pada Siklus I meningkat menjadi 34,78% sedang pada Siklus II sudah cukup mantap dan mencapai ketuntasan 100%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran discovery learning dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Kemampuan guru mengelola pembelajaran sudah semakin baik karena guru mau membaca teori-teori yang ada.Hasil belajar dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning meningkat, hal ini merupakan implikasi tindakan dan para siswa terlihat bekerja lebih giat, mendengarkan/ memp erhatikan penjelasan guru, bertanya jawab dan lain-lain.

Aktivitas guru juga meningkat selama pembelajaran menggunakan langkah-langkah model pembelajaran discovery learning, seperti aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab di mana prosentase untuk aktivitas guru tersebut cukup besar.

(12)

Hasil belajar siswa meningkat setelah diterapkan model pembelajaran discovery learning. Dari 21 siswa yang diteliti terjadi peningkatan nilai rata-rata yaitu dari 66,53 meningkat menjadi 69,39 dan meningkat menjadi 80,14 pada siklus II.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa model pembelajaran discovery learning dapat diterapkan dalam membimbing siswa untuk meningkatkan hasil belajar teknik kerja bangku. Hal tersebut berarti proses kegiatan belajar mengajar lebih berhasil dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada siswa kelas XI oleh karena itu diharapkan kepada para guru bidang studi dapat melaksanakan model pembelajaran discovery learning di SMK Negeri 1 Sukasada.

Peningkatan yang sangat signifikan dari penerapan model pembelajaran discovery learning peneliti buatkan rekapitulasinya agar pembaca karya ilmiah ini dapat dengan mudah melihat kenaikan tersebut. Rekapitulasi dibuat dalam bentuk tabel dan grafik.

Tabel 04. Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Teknik Kerja Bangku Siklus

Rata-rata

Prosentase

Ketuntasan Siswa Tuntas

Siswa Belum Tuntas

Prasiklus 66,53 21,74 5 16

Siklus I 69,39 34,78 8 13

Siklus II 80,14 100 21 0

Dari tabel tersebut, dapat disajikan grafik sebagai berikut:

Gambar 05. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Teknik Kerja Bangku Rata-rata Prosentase

Ketuntasan

Siswa Tuntas Siswa Belum Tuntas 66.53 21.74 5 16 69.39 34.78 8 13 80.14 100 21 0

(13)

SIMPULAN

Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan ini membawa pembuktian tentang keberhasilan pelaksanaan tindakan yang dilakukan menggunakan penerapan penerapan model pembelajaran discovery learning sehingga dapat disampaikan simpulan: 1). Model pembelajaran discovery learning telah dapat membuktikan bahwa guru dan siswa menjadi sangat aktif dalam pembelajaran, 2) Model pembelajaran discovery learning mampu membuat pembelajaran menjadi bermakna, mudah diterima, mampu melakukan pembelajaran tuntas dan siswa dapat memahami pembelajaran dengan lebih baik dan mampu mengendapkan ilmu yang mereka peroleh lebih lama.

Bukti keberhasilan tindakan dijelaskan sebagai berikut: 1). Dari data awal ada 16 siswa mendapat nilai dibawah KKM dan pada siklus I menurun menjadi 13 siswa dan siklus II tidak ada siswa mendapat nilai di bawah KKM; 2). Nilai rata-rata awal 66,53 naik menjadi 69,39 pada siklus I dan pada siklus II naik menjadi 80,14; 3) Dari data awal siswa yang tuntas hanya 5 orang sedangkan pada siklus I menjadi lebih banyak yaitu 8 siswa dan pada siklus II menjadi cukup banyak yaitu 21 siswa.

Dengan bukti-bukti diatas, sudah dapat menjawab tujuan, rumusan masalah serta membuktikan hipotesis dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulloh, Ridwan Sani. 2015. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.

De Jong, Ton & Wuter R. van Joolingen. 1998. Scientific Discovery Learning With

Computer Simulation of Conceptual Domains.Review of Educational Research. 68 (2):

179-201.

Kemendikbud. 2013. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning).Jakarta : Kemendikbud.

Kemmis & Mc.Taggart. 1994. The Action Research Planner. Geelong: Deaken University Press. Markaban. 2008. Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran MatematikaSMK.

(14)

Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Gambar

Gambar 01. Penelitian tindakan kelas Model spiral Kemmis dan Mc Taggart  (Kemmis dan Mc
Gambar 02. Grafik  Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester I   Tahun Pelajaran 2019/2020 Prasiklus
Tabel 02. Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 Siklus I
Gambar 03. Grafik Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester I   Tahun Pelajaran 2019/2020 Siklus I
+3

Referensi

Dokumen terkait

selaku dosen pembimbing I, yang memberikan waktu untuk bimbingan dan masukan, saran yang membantu dalam proses penulisan, serta kesabaran beliau dalam

Menurut Gagne, Wager, Goal, & Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan

Roesyanto-Mahadi, SpKK (K), selaku penguji , sebagai anggota tim penguji, yang telah memberikan bimbingan dan koreksi atas penyempurnaan tesis ini, dan juga sebagai Ketua Departemen

g. perbaikan berlanjut dari proses-proses ini. Proses-proses ini harus dikelola oleh organisasi sesuai dengan persyaratan Standard Internasional ini. Dimana organisasi memilih

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dalam penelitian ini experiential marketing adalah pendekatan atau strategi pemasaran dimana pemasar atau perusahaan memfokuskan

 Bila anda minum obat antidiabetik ‘sulfonilurea’ maka dokter anda mungkin akan menurunkan dosis sulfonilurea ketika anda menggunakannya bersama dengan Trajenta

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

Hasi Penelitian Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Penggunaan Susu Formula Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Balita Usia 2-4 Tahun Di Desa Nguwok Kecamatan Modo Kabupaten