KEPUTUSAN BERSAMA
DIREKTUR
JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT,
DIREKTUR
JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL
DAN
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
DAN
DEPUTI
BIDANG
KELEMBAGAAN
KOPERASI
DAN
USAHA
KECIL
DAN
MENENGAH
NOMOR
I
AL.59llll2-02
NOMOR
:300/BW2002
NOMOR
:
113/SKB/DEP.I/V[I/2002
TENTANG
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
KOPERASI TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM)
DI PELABUHAN
DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN
LAUT,
DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN
PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN
DAN
DEPUTI BIDANG
KELEMBAGAAN
KOPERASI DAN
USAHA
KECIL DAN MENENGAH,
Menimbang
:
a.
bahwa
dalam
rangka
peningkatan
jaminan
perlindungan
dan kesejahteraan TenagaKerja
BongkarMuat
serta memperlancar arhs lalulintas bongkar muat barang, maka perlu perlindungan tenaga kerjabongkar
muat
melalui
pembinaan
dan
pengembangan Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan;b.
bahwa
sehubungan
dengan
hal
tersebut diatas,
dalam
rangkakepedulian
Pemerintah terhadap
TKBM,
perlu
menyempumakan Keputusan BersamaDirektur
Jenderal PerhubunganLaut,
Direktur
Jenderal
Bina
Hubungan Ketenagakerjaandan
Pengawasan NormaKerja
dan Direktur
Jenderal
Bina
Lembaga
Koperasi
Nomor uljM.52lu9/1989.KEp.
r03/8w1989
tentangPembentukan dan
Pembinaan Koperasi I7|SKB|BLKTI./V'9S9TKBM
di Pelabuhan.Mengingat :
1.
Undang-undangNomor
14Tahun
1969 tentang Ketentuan-ketentuanPokok
Mengenai TenagaKerja
(Lembaran NegaraRI
Tahun
1969 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara RINomor
2912);2.
3.
4.
Undang-undang
Nomor
2l
tahun
1992 tentang Pelayaran (Lembaran NegaraRI
Tahun
1992Nomor 98,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3493);Undang-undang
Nomor
25
Tahun
1992 tentang
Perkoperasian (Lembaga NegaraRI
Tahun
1992Nomor l16,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3502);Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
RI
Tahun
1999Nomor
60,
Tambahan Lembaga Negara RI Nomor 3839);5.
Peraturan PemerintahRepublik
Indonesia
Nomor
82
Tahun
1999tentang
Angkutan
di
Perairan (Lembaran Negara
RI
Tahun
1999Nomor
187, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3907);6.
Peraturan PemerintahRepublik
Indonesia
Nomor
25
Tahun
2000 tentang Kewenangan Pemerintahdan
KewenanganPropinsi
sebagaidaerah
otonomi
(Lembaran
Negara
RI
Tahun 2000
Nomor
54,Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3952);
7.
Peraturan PemerintahRepublik
Indonesia
Nomor
69
Tahun
2001tentang
Kepelabuhanan (LembaranNegara
RI
Tahun
2001
NomorI2T,Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor
4145);8.
Keputusan PresidenNomor 102 Tahun 2001
tentangTugas, Fungsi,
Kewenangan, SusunanOrganisasi
dan Departemen;9.
Keputusan PresidenNomor
109 Tahun 2001 tentangUnit
dan Tugas Eselon
I
Departemen;Kedudukan,
Tata
KerjaOrganisasi
10. Kenutusan Bersama Menteri
Nomor
KM.130/KP.803/Phb-86KP.t31llr{EN/86
Karya
(YUKA);
Perhubungan dan
Menteri
Tenaga Kerjatentang
Pembubaran
Yayasan
Usahall.Keputusan
Menteri
PerhubunganNomor
35
Tahun 1993
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelabuhan;12. Keputusan
Menteri
PerhubunganNomor
KM.
67 Tahun 1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Administrator Pelabuhan;13. Keputusan
Menteri
Negara Koperasi dan UsahaKecil
dan MenengahNomor T0iKEPA{ENEGi)OV2O0I
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Menteri Negara Koperasi dan UsahaKecil
dan Menengah;Memperhatikan
:Menetapkan
Pasal
I
Dalam Keputusan Bersama
ini
yang dimaksud dengan :14. Keputusan
Menteri
TenagaKerja dan
Transmigrasi
Nomor
KEp.23lM.ENl200l
tentang Organisasi dan TataKerja
Departemen Tenaga Kerja danTransmigrasi;
,
15. Keputusan
Menteri
PerhubunganNomor
I<NL.24 Tahun 2001 tentang Organisasidan
Tata Kerja Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan;16. Keputusan
Menteri
PerhubunganNomor
KM.
25 Tahun 2002 tentang PedomanDasar
PerhitunganTarif
Pelayanan JasaBongkar
Muat Barang dari dan ke Kapal di Pelabuhan;1.
Instruksi
Presiden
Nomor
l8
Tahun
1998 tentang
Peningkatan Pembinaan dan Pengembangan Perkoperasian;2.
InstruksiMenteri
PerhubunganNomor
IM.
6/HK
601/Phb-87 tentang Pembentukan Badan Sementara Pengelola PekerjaBongkar
Muat
di Pelabuhan;3.
Instruksi
Bersama,Men_teri Perhubungandan
Menteri
Tenaga KerjaNomor*'YT,
tentang Pe-mbentukan Koperasi*Ditiap
Ins-03/IVIen/1989
Pelabuhan Sebagai Pengganti Yayasan Usaha Karya
(YUKA).
MEMUTUSKAN:
:
KEPUTUSAN
BERSAMA
DIREKTT]R
JENDERAL
PERIIUBT]NGAN
LAUT,
DIREKTUR
JENDERAL
PEMBINAAN
HUBTJNGAN
INDUSTRIAL
DAN
PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN
DAN
DEPUTI BIDANG
KELEMBAGAAN
KOPERASI
DAN
USAHA
KECIL DAN
MENEGAII
TENTANG
PEMBINAAN
DAN
PENGEMBANGAN
KOPERASI
TENAGA
KERJA BONGKAR MUAT
(TKBIV[)DI PELABUHAN.
BAB
I
1.
2.
3.
4.
5.
Pelabuhan adalah tempat yang
terdiri dari
daratan dan perairan disekitarnya denganbatas-batas tertentu
sebagai tempat
,kegiatan
pemerintahan
dan
kegiatan ekonomi
yang dipergunakan sebagai tempatkapal
bersandar, berlabuh,naik
turun
penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi;Tenaga
Kerja
Bongkar Muat yang untuk selanjutnya disebutTKBM
adalahpekerja
di Unit
Usaha Jasa
Bongkar
Muat
(UUJBM)
Koperasi TenagaKerja
Bongkar
Muat
(KoperasiTKBM);
Koperasi
TKBM
di
Pelabuhan adalah Badan Usaha yang beranggotakanpara
TKBM
di
pelabuhan ddngan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang dibentuk berdasarkan atas azas kekeluargaan;Kantor Administrator
Pelabuhan adalahunit
organik
di
bidang keselamatan pelayarandi
Pelabuhanyang
diselenggarakanoleh
Badan Usaha Pelabuhandilingkungan
Departemen Perhubungan, yangdipimpin
oleh seorang Kepala.Kepala
Kantor
Pelabuhanadalah
unit
organik pada
pelabuhan-pelabuhanyang
tidak diusahakandi
lingkungan
Direktorat
Jenderal PerhubunganLaut
yang dipimpin
oleh seorang Kepala.BAB
II
KELEMBAGAAN
Pasal
2(1)
Koperasi
TKBM
merupakan badan usahayang
mandiri dan
sebagaiwadah
TKBM
di Pelabuhan yang anggotanyaterdiri
dari para Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan yang sudah diregistrasi oleh Adpel/Kakanpel.(2)
KoperasiTKBM
di
pelabuhan dibentuk dari, oleh dan untukTKBM
yang pembentukannya berdasarkanperaturan
perundang-undangan perkoperasianyang berlaku
dengan
nama KoperasiTKBM
Pelabuhan setempat.(3)
Dalam
rangka
pengelolaanTKBM
dan
pengembanganusaha Koperasi
di
Pelabuhan, KoperasiTKBM
dapat melakukankoordinasi
denganAdpel/Kakanpel
dan Instansi yagg bertanggungjawab
dibidang
ketenagakerjaanserta lnstansi yang
bertanggung jawab dibidang perkoperasian.Pasal
3Pasal
4Wilayah kerja Koperasi
TKBM adalatrii
pelabuhan yang didasarkan pada lingkungan pekerjaanyang
bersangkutan,yaitu
pada
daerahlingkungan kerja
pelabuhandan
daerah lingkungan kepentingan pelabuhan setemPat.Pasal
5Keanggotaan, pengorganisasian
dan
pengelolaan
Koperasi
TKBM
di
atur
sesuai
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KoperasiTKBM
setempat.BAB
III
T]NIT USAHA JASA BONGKAR MUAT
Pasal
6(l)
Unit
usaha jasa bongkarmuat
merupakanunit
usaha yangdidirikan
oleh KoperasiTKBM
untuk memperlancar bongkar muat barang dipelabuhan.(2)
Unit
usaha jasa bongkar muatTKBM
sebagaimana dimaksud dalam ayat(1),
dikelola atasdasar
prinsip
ekonomi dan kekeluargaan yangdikelola
secara khusus oleh manajer yang profesional yang pengangkatannya dilaksanakan oleh pengurus koperasi.Pasal
7(l)
KegiatanWJBM
meliPuti :a.
Administrasi Operasi, yangterdiri
dari
:l)
RegistrasiTKBM;
2)
PengelompokanTKBM
menjadi regu-regu kerja;3)
MenyediakanTKBM;
4)
Mengaturgilir
kerjaTKBM.
b.
Pelayanan Jaminan Perlindungan dan Kesejahteraan, yangterdiri
dari
:1)
Penyediaan transPortasi;2)
Penyediaan pakaian dan sepatu kerja sertatopi
keselamatan kerja (helmet), sarung tangan dan masker;3)
Asuransi (JaminanHari
Tua, Jaminan KecelakaanKerja,
Jaminan Kematian dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan);4)
Tunjangan Hari RaYa (THR);5)
Pendidikan dan Latihan;(2\
Dalam
melaksanakantugas
sebagaimanadimaksud dalam ayat
(l),
UUJBM
KoperasiTKBM
menerima biaya administrgsi operasional sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh Menteri Perhubungan.(3)
Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat(l),
disesuaikan dengan kondisi masing-masing pelabuhan.Pasal S
Dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7,
UUJBM wajib
memenuhi ketentuan-ketentuan di bidang perkoperasian dan ketenagakerjaan'Pasal
9(l)
PerusahaanBongkar
Muat
yang melakukan kegiatan bongkar
muat
barang
di
daerah
ilingkungan
kerja
pelabuhan
dan
daerah
lingkungan
kepentingan pelabuhan
harus bekerjasamadengan
Koperasi
TKBM
menggunakanTKBM dari
WJBM
KoperasiTKBM.
(2)
TKBM
sebagaimanadimaksud dalam ayat
(1)
harus diregishasi
oleh
Adpel/Kakanpel setempat.BAB
IV
PEMBINAAI\ DAN PENGAWASAN
Pasal
10Pembinaan dan pengawasan kegiatan
WJBM
KoperasiTKBM di
pelabuhandilakukan
secaraterpadu
oleh
Pemerintahdalam
bentr,rkBadan Pembina Koperasi
TKBM
yang terdiri
dari Adpel/trkkanpel, instansi yang bertanggungiawabdi
bidang ketenagakerjaan, dan instansi yangbertan ggungi awab di bidang perkoperasian setempat.
Pasal
11(l)
Adpel/Kakanpel melaksanakan pembinaan dan pengawasan fungsional, sebagai berikut a. Mengendalikan tugas pelayanan didalam daerah lingkungan kerja pelabuhan dan daerahlingkungan kepentingan pelabuhan untuk memperlancar angkutan laut;
b. Melaksanakan pengamanan dan penertiban
di
daerah lingkungankerja
pelabuhan dan daerah lingkungan kepentinganpelabuhan;
.
c.
Mengatur dan memberikan petunjuk secara teknis pelaksanaan kerja bongkar muat agar produktivitas kerj a tetap optirnal;d.
Mengadakan
pengawasan
kegiatan
administrasi operasional
Koperasi
TKBM
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
(l)
huruf a;e.
Bertindak
sebagaiMediator
dalam
negosiasi penetapantarip
OPP/OPT
dan
biaya penggunaanTKBM
di pelabuhan setempat.(3)
Instansi
yang
bertanggungjawabdi
bidang ketenagakerjaan melakukan pembinaan dan pengawasan fungsional, sebagai berikuta.
Memberikan bimbingan mengenai ketentuan
perundang-undangan
di
bidang ketenagakerjaan khususnya materi hubungan dan perlindungan tenagakerja
termasuk kondisi dan lingkungan kerja;b.
Memberikan bimbingan
mengenai peningkatan kesejahteraan tenagakerja
melalui upaya peningkatan produktivitas kerja, perbaikan pengupahan danjaminan
sosial;c.
Memberikan bimbingan
penyelenggaraanlatihan
kerja
dalam rangka
meningkatkandisiplin
dan
etoskerja
serta keterampilan bongkarmuat
barang guna meningkatkan produktivitas bagi tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan.(4)
Instansi
yang
bertanggungjawab
di
bidang
perkoperasian melaksanakan pembinaan sebagaiberikut
:a.
Memberikan penyuluhan dan advokasi kepada KoperasiTKBM;
b.
Memberikanbimbingan
dan pembinaan terhadap seluruh kegiatan KoperasiTKBM,
baik kelembagaan maupun usaha Koperasi
TKBM;
c.
Memberikan pembinaan
di
bidang
penyelenggaraan
latihan
dan
penataran perkoperasian;d.
Mendorong paraTKBM
aktif
berpartisipasi dalam mengembangkan usaha Koperasi yang bersangkutan.Pasal
12(l) Di
Propinsi,
Kabupaten/Kota
dibentuk
Badankeanggotaannya
terdiri
dari
unsur
:
Instansi perhubungan,Instansi yang
bertanggungjawab
di
yang bertanggung jawab di bidang perkoperasian.Konsultasi Koperasi
TKBM
yangyang
bertanggung
jawab
dibidang(2)
Tugas Badan Konsultasi
sebagaimanamengamati
dan
memberikan
birnbingan wilayahnya.dimaksud
dalam
ayat
(l)
yaitu
memantau,dalam
pengembanganKoperasi
TKBM
diPasal
13(1)
Pemerintah membentuk BadanKonsultasi
KoperasiTKBM
Pusatyang
keanggotaannyaterdiri
dari unsur Direktorat
Jenderal PerhubunganLaut, Direktorat
Jenderal Pembinaan HubunganIndustrial
dan Pengawasan Ketenagakerjaan, danDeputi
Bidang Kelembagaan Koperasi dan UsahaKecil
dan Menengah'a.
(2\
Badan Konsultasi
sebagaimanadimaksud
dalam ayat
(l)
bertugas
untuk
memantau,mengamati
dan
memberikan
bimbingan
sesuai
dengan
kewenangan masing-masing instansi.Pasal
14Untuk
pengembangan usaha antar KoperasiTKBM,
Koperasi Sekunder.maka Koperasi
TKBM
dapat membentukBAB V
KETENTUAN
LAIN
Pasal
15Mekanisme dan nrosedur Demanfaatan asset eks Yayasan Usaha
Karya
(YIJKA)
oleh KoperasiTKBM
dilakukin denein
bemedoman
kepada-
Keputusan
Beisama
Direktur
Jenderal PerhubunganLaut,
DirEktur
Jehderal Pembinaan Hubungan
Industrial
dan
PengawasanuM.48/20/20-98.
Ketenagakerjaan serta
Direktur
Jenderal Bina KoperasiNomor
KEP-383/8w98
tentang BA/rVl998Mekanisme dan Prosedur Pemanfaatan Asset Eks Yayasan Usaha Karya
(YtlKA)
oleh Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat(KTKBM)
di Perusahaan.BAB
VI
KETENTUAN
PENUTUP
Pasal
16(l)
Dengan
ditetapkannya KeputusanBersama
ini
maka
Keputusan Bersama Direktur
Jenderal
PerhubunganLaut, Direkhrr
Jenderal
Bina
Hubungan
Ketenagakerjaan dan PengawasanNorma
Kerja
dan Direktur
Jenderal
Bina
Lembaga Koperasi
Nomor
uMj2lv9/1989.ffir65rswle8g
tentang
Pembentukandan
PembinaanKoperasi
TKBM
di
Pelabuhan17ISKB/BLK/VVI989
(2)
Keputusan Bersamaini
mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.Ditetapkan
di
Jakartapada
tanggal
27Agustus2002
DIREKTUR JENDERAL
DEPUTI BIDANG
KELEMBAGAAN
PEMBINAANHTIBUNGAN
DIREKTURJENDERAL KOPERASI DANUSAHA
INDUSTRIAL DANPENGAWASAN
PERHUBUNGAN LAUTKECIL DAN
MENEGAH
KETENAGAKERIAAN.
ttd
GURITNO