BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Setiap individu merup
Setiap individu merupakan bagian dari kelomakan bagian dari kelompok, karena didalam kelopok, karena didalam kelompok mpok tersebuttersebut ia dipengaruhi oleh orang lain dan oleh lingkungannya, namun sekaligus ia juga ia dipengaruhi oleh orang lain dan oleh lingkungannya, namun sekaligus ia juga mem
mempenpengargaruhi uhi oraorang ng lailain n dan dan linlingkugkungangan n seksekitaitarnyrnya. a. SehSehubuubungangan n dendengan gan hal hal terstersebuebutt kehadiran manusia lain merupakan hal yang mutlak diperlukan untuk melestarikan hidupnya kehadiran manusia lain merupakan hal yang mutlak diperlukan untuk melestarikan hidupnya dan
dan mengembangkan diri. mengembangkan diri. Karena Karena dalam dalam suatu suatu kelompok kelompok individu selalu individu selalu berkomunikasiberkomunikasi dan
dan salinsaling g membmemberikan erikan pengapengaruhnyruhnya a kepadkepada a indivindividu idu lain lain ditenditengah gah kelomkelompoknpoknya.ya. Berdasarkan hal
Berdasarkan hal tersebut tersebut peran kepemimpinan merupakan peran kepemimpinan merupakan suatu hal yang suatu hal yang penting dalampenting dalam rangka mengembangkan kelompok.
rangka mengembangkan kelompok. Kel
Kelompompok ok menmenuruurut t karkartintini i KarKartontono o (19(1994:94:98) 98) daldalam am TriTrimiymiyati ati (20(2010:10:11) 11) adaadalahlah kumpulan yang terdiri dari dua atau lebih individu, dan kehadiran masing-masing individu kumpulan yang terdiri dari dua atau lebih individu, dan kehadiran masing-masing individu mem
mempunpunyai yai artarti i serserta ta nilnilai, ai, dan dan ada ada daldalam am sitsituasuasi i salsaling ing memmempenpengargaruhiuhi. . BerBerdasdasarkarkanan penjelasan tersebut, maka unsur esensial didalam kelompok adalah saling ketergantungan penjelasan tersebut, maka unsur esensial didalam kelompok adalah saling ketergantungan denga
dengan anggota lainnya.n anggota lainnya.Yaitu saling Yaitu saling ketergketergantunantungan, dalam setiap individu harus bekerjgan, dalam setiap individu harus bekerjaa sama dengan orang
sama dengan orang lain, dan harus slain, dan harus selalu mengingat keberadaan dan elalu mengingat keberadaan dan kepentingan kepentingan orang lain.orang lain. Di
Di dalam dalam kelompok kelompok masing- masing- masing masing anggota anggota saling saling menjaga menjaga kekompakan.kekompakan. Oleh karena
Oleh karena indivindividu dalam idu dalam kelomkelompok timbul pok timbul suatsuatu u kekukekuatan saling atan saling pengapengaruhruh mem
mempenpengargaruhi uhi diadiantantara ra sessesama ama anganggotgota a dan dan pempemimpimpin. in. MakMaka a akaakan n munmuncul cul dindinamiamikaka kelom
kelompok dalam pok dalam wujud bermacam-mwujud bermacam-macam acam usha dan usha dan tingktingkah ah laku. Untuk menggeraklaku. Untuk menggerakkankan dinamika kelompok tersebut dibutuhkan seseorang pemimpin yang berkualitas dinamika kelompok tersebut dibutuhkan seseorang pemimpin yang berkualitas kemampuannya dibandingkan anggota lainnya.
kemampuannya dibandingkan anggota lainnya.
Secara sederhana, memimpin sama dengan mempengaruhi. Yang dipengaruhi adalah Secara sederhana, memimpin sama dengan mempengaruhi. Yang dipengaruhi adalah diri sendiri (memimpin diri sendiri) atau orang lain. Kepemimpinan ditentukan oleh besar dan diri sendiri (memimpin diri sendiri) atau orang lain. Kepemimpinan ditentukan oleh besar dan kuatnya pengaruh. Oleh sebab itu, kepemimpinan tidak tergantung jabatan. Seseorang yang kuatnya pengaruh. Oleh sebab itu, kepemimpinan tidak tergantung jabatan. Seseorang yang tidak memiliki jabatan dapat saja pada kenyataannya adalah seorang pemimpin; sebaliknya tidak memiliki jabatan dapat saja pada kenyataannya adalah seorang pemimpin; sebaliknya seo
seoranrang g yanyang g punpunya ya jabjabataatan, n, tettetapi api tidtidak ak memmemiliiliki ki penpengargaruh uh bukbukanlanlah ah pempemimpimpin in sejsejatiati.. Keterampilan kepemimpinan dan mengelola kelompok adalah kiat-kiat untuk mendapatkan Keterampilan kepemimpinan dan mengelola kelompok adalah kiat-kiat untuk mendapatkan dan memperkuat pengaruh untuk mengarahkan anggotanya ke pencapaian
BAB II
PEMBAHASAN
A. KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK a. Definisi Kepemimpinan
Keberhasilan maupun kegagalan dari suatu organisasi, apakah perusahaan, lembaga pemerintah, rumah sakit, ataupun organisasi sosial lainnya, akan selalu dikaitkan dengan pemimpin dari organisasi dimaksud. Dengan kata lain, kepemimpinan merupakan unsur kunci dalam menentukan efektivitas maupun tingkat produktifitas suatu organisasi.
Banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan para ahli, beberapa diantaranya dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. K. Hemphill (dalam M. Thoha, 1996:227) dalam Trimiyati (2010:2)
Kepemimpinan adalah suatu inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama.
2. Prof. Kimball Young (dalam Kartini Kartono, 1994:50) dalam Trimiyati (2010:3) Kepemimpinan adalah bentuk dominasi didasari kemauan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain unuk berbuat sesuatu, berdasarkan akseptasi atau penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat ditarik suatu pengertian bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, menggeakkan, dan mengarahkan tingkah laku orang lain atau kelompok untuk mencapai tujuan kelompok dalam situasi tertentu.
b. Definisi Kelompok
Ada beberapa ahli yang mendefinisikan tentang kelompok, diantaranya :
1. Sherif dan Burgon (1978) dalam khairilusman (2008), memberikan batasan kelompok sebagai suatu unit sosial dan organisme hidup yang menyerupai individu. Kelompok
adalah unit sosial yang terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai hubungan saling tergantung satu sama lain sesuai dengan status dan peranannya. Secara tertulis atau tidak, mereka telah mengadakan norma yang mengatur tingkah laku anggota kelompoknya.
2. Slamet Santosa (1992:75) dalam khairilusman (2008), kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu yag mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepi.
Kesimpulan dari kedua pendapat ahli tentang definisi kelompok adalah kelompok tidak terlepas dari elemen keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
c. Keterampilan Kepemimpinan dalam kelompok
Pemimpin tidak sekedar cukup hanya bermodalkan rasa percaya diri dan pesona diri yang hebat, tapi juga wajib bermodalkan keterampilan dasar kepemimpinan untuk bisa menyatu dengan yang dipimpin. Berikut ini ada enam keterampilan yang perlu dimiliki setiap orang untuk bisa memperkuat dasar-dasar kepemimpinan dirinya.
1.Keterampilan Presentasi.
Seorang pemimpin harus kreatif melakukan presentasi kepada pengikutnya. Presentasi ini harus meliputi visi, misi, goal, action plan, dan fokus. Di mana, dalam setiap presentasi pemimpin harus secara cerdas mampu mentransformasikan nilai-nilai yang kuat dan positif kepada rencana tindakan yang jelas. Pemimpin harus memanfaatkan keterampilan presentasi ini untuk mengkomunikasikan dan meyakinkan kepada para pengikut, bawahan, tim, atau kelompoknya tentang ide dan visi yang harus diperjuangkan bersama.
2.Keterampilan Membangun Tim Yang Kuat.
Pemimpin yang sesungguhnya adalah seorang pekerja tim. Jadi, keterampilan membangun tim adalah keterampilan yang sangat strategis untuk mensukseskan kepemimpinan yang sedang diperjuangkan tersebut. Pemimpin harus bersikap bijak dan profesional dalam merakit sebuah tim yang tangguh dan dinamis. Pemimpin harus menciptakan sebuah tim yang kreatif dan strategis untuk membangun kinerja organisasi yang hebat. Pemimpin harus membangun tim yang mampu meningkatkan
rasa percaya diri organisasi untuk berprestasi secara maksimal. Ingat! Pemimpin besar meraih hasil-hasil yang luar biasa melalui timnya yang kuat, dan yang bertanggung jawab secara total pada fungsi dan peran kerja masing-masing.
3.Keterampilan Negosiasi.
Negosiasi adalah bagian dari komunikasi yang terfokus untuk mencari kesepakatan. Jadi, peran seorang pemimpin sebagai seorang negosiator ulung tidaklah boleh diabaikan. Pemimpin harus bijak dan cerdas melihat semua tantangan yang ada, dan cerdas menggunakan keterampilan negosiasi tersebut untuk mentransformasikan semua tantangan menjadi peluang yang menguntungkan organisasi yang di pimpin. Pemimpin adalah seorang negosiator untuk mendapatkan kesepakatan terbaik, bukan seorang negosiator yang ngotot dan tak mau kompromi terhadap tantangan.
4.Keterampilan Bersikap Baik .
Seorang pemimpin tidak zamannya lagi memanfaatkan kekuasaan dan posisi kepemimpinannya untuk bersikap arogan dan bersikap diktator terhadap pengikut. Sekarang ini zamannya pemimpin harus merangkul semua kekuatan dan potensi sukses pengikutnya untuk dijadikan sebagai kekuatan kepemimpinan yang ia miliki. Oleh karena itu, pemimpin wajib bersikap baik dengan sikap tulus dan jujur kepada setiap orang, di mana pun dan kapan pun.
5.Keterampilan Memotivasi.
Seorang pemimpin adalah seorang motivator yang harus mampu membangkitkan energi positif dari pengikut dan bawahannya, untuk secara proaktif bergairah dan bersemangat tinggi dalam meraih prestasi yang hebat. Oleh karena itu, pemimpin wajib memiliki keterampilan untuk memotivasi pengikutnya, dan menggerakan para pengikut untuk melakukan hal-hal terpenting buat kesuksesan organisasi. Motivasi bukan berarti sekedar berteriak-teriak dengan semangat tinggi, tapi lebih kepada cara untuk merangkul hati dan pikiran positif para pengikut. Lalu, membangun harapan dan rasa percaya diri mereka untuk menjadi lebih hebat.
Seorang pemimpin adalah seorang organisator yang ulung. Kemampuan pemimpin dalam mengorganisasi semua kekuatan yang ada akan menjadikan kepemimpinan itu kuat dan solid. Melalui kebersamaan dalam organisasi yang solid dan kuat, pemimpin pasti membawa setiap orang menuju puncak harapan.
Keterampilan kepemimpinan adalah kiat-kiat untuk mendapatkan dan memperkuat pengaruh. Ada 4 inti keterampilan kepemimpinan, yaitu :
Mendengarkan, Mendengarkan secara aktif dan objective berarti dengan sengaja mau mendengarkan dan menghindari pengaruh persepsi pribai terhadap isi pesan yang disampaikan si pembicara. Tataplah mata pembicara, berikan respon sebagai tanda anda mengerti akan apa yang dikatakannya dan tanyakan maksud yang belum anda pahami. Dengan mendengarkan secara aktif dan objective, anda menghargai si pembicara sehingga harga dirinya naik dan sebagai imbalannya, dia akan hormat kepada anda.
Mempertanyakan, Mempertanyakan adalah cara terbaik untuk mencari penyelesaian suatu masalah. Bertanya secara efektif dapat membangkitkan pengaruh dari dalam diri orang yang anda hadapi. Dengan demikian, wibawa atau charisma anda terhadapnya timbul sebagai pengakuan batin. Mempertanyakan juga mendorong orang untuk berpikir dan mengambil keputusan sendiri, sehingga ia akan lebih bertanggungjawa.
Memotivasian menginspirasi
Memotivasi dan menginspirasi terutama dengan keteladanan dan kepeloporan. Sikap dan keberaniannya secara nyata akan memotivasi dan menginspirasi orang-orangsekitarnya.
Bicara efektif
Tidak berbelit-belit, jelas, tenang dan yakin sehingga mempermudah pendengar untuk menangkap isi pesan secara utuh dan sesuai dengan maksud anda. Bicara efektif tidak sama dengan bicara panjang dan lancer. Biasanya, bicara efektif justru singkat dan padat.
Keterampilan terkait dengan kepemimpinan fasilitatif, Jenkins & Jenkins menyebut 3 (tiga) tipe keterampilan yang seyogyanya dimiliki pemimpin, yakni 1) facilitating the environment , 2) facilitating diagnosis, dan 3) facilitating resolution.
Keterampilan pertama mengacu pada keterampilan membangun trust dalam organisasi atau tim. Ketika memfasilitasi pertemuan, pemimpin yang fasilitatif harus mampu membangun situasi saling menghargai di antara anggota dan kepercayaan di antara anggota organisasi bahwa pendapat mereka didengarkan dan dipertimbangkan secara serius. Menurut
Jenkins & Jenkins, pertanyaan kuncinya adalah “What social/psychological atmosphere is needed to get this job done?”
Keterampilan kedua mengacu pada kemampuan untuk menjawab pertanyaan diagnostis, “What is going on here?” Di sini, pemimpin harus dapat memahami tantangan dan peluang yang ada. Dalam proses fasilitasi, misalnya dalam sebuah pertemuan dengan anggota, pemimpin harus memhami isi pertemuan (meskipun bukan ahlinya), dan informasi apa yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan. Dari sisi metodologi fasilitasi, pemimpin harus menyiapkan langkah-langkah yang partisipatif. Dan terakhir, pemimpin harus memperhitungkan nilai-nilai yang dianut dan karakteristik lain dari anggota-anggota yang terlibat.
Keterampilan terakhir, memfasilitasi resolusi kolektif, mengacu pada pertanyaan, “What can be done to improve the situation?” Menurut Jenkins & Jenkins, resolusi semacam itu adalah kombinasi dari tiga hal, yakni situasi masa datang yang bisa dimunculkan, solusi yang disepakati organisasi, dan komitmen untuk mewujudkan kedua hal pertama. Tidak seperti fasilitator umumnya, di sini, pemimpin fasilitatif harus mampu mengelola content (isi dialog), proses, dan orangnya.
B. MENGELOLA KELOMPOK
Terbentuknya kelompok karena adanya persamaan dalam kebutuhan akan berkelompok, dimana individu memiliki potensi dalam memenuhi kebutuhan dan setiap individu memiliki keterbatasan, sehingga individu akan meminta atau membutuhkan bantuan individu yang lain untuk mengatasinya.
Kelompok merupakan tujuan yang diharapkan dalam proses dinamika kelompok, karena jika hal tersebut tercapai, maka dapat dikatakan salah satu tujuan proses transformasi dapat berjalan dengan baik. Indikator yang dijadikan pedoman untuk mengukur tingkat perkembangan kelompok yang juga dapat digunakan pemimpin untuk pengelolaan kelompok adalah sebagai berikut:
1. Adaptasi
Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru. Setiap kelompok, tetap selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan hasil dinamika kelompok tersebut. Di samping itu proses adaptasi juga berjalan dengan
baik yang ditandai dengan kelenturan setiap anggota untuk menerima ide, pandangan, norma dan kepercayaan anggota kelompok lain tanpa merasa integritasnya terganggu. 2. Pencapaian tujuan
Setiap anggota mampu menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama, mampu membina dan memperluas pola, serta individu mampu terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan kemampuannya.
Perkembangan kelompok dapat ditunjang oleh bagaimana komunikasi dalam kelompok. Perkembangan kelompok dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
a. Tahap pra afiliasi
Merupakan tahap permulaan dengan diawali adanya perkenalan dimana semua individu akan saling mengenal satu dengan yang lain, kemudian berkembang menjaadi kelompok yang sangat akrab dengan mengenal sifat dan nilai masing-masing anggota.
b. Tahap Fungsional
Tahap ini tumbuh ditandai adanya perasaan senang antara satu dengan yang lain, tercipta homogenitas, kecocokan dan kekompakan dalam kelompok. Maka akan terjadi pembagian dalam menjalankan fungsi kelompok.
c. Tahap Disolusi
Tahap ini terjadi apabila keanggotaan kelompok sudah mempunyai rasa tidak membutuhkan lagi dalam kelompok, tidak tercipta kekompakan karena perbedaan pola hidup, sehingga percampuran yang harmonis tidak terjadi dan akhirnya terjadi pembubaran kelompok.
Perkembangan kelompok sebenarnya banyak dikemukakan oleh para ahli. Clark (1994)dalam Retno (2008:22) mengemukakan perkembangan kelompok ke dalam tiga fase, yaitu:
a. Fase orientasi
Individu masih mencari/dalam proses penerimaan dan menemukan persamaan serta perbedaan satu dengan lainnya. Pada tahap ini belum dapat terlihat sebagai kesatuan kelompok, tapi masih tampak individual.
b. Fase bekerja
Anggota sudah mulai merasa nyaman satu dengan lainnya, tujuan kelompok mulai ditetapkan. Keputusan dibuat melalui mufakat daripada voting. Perbedaan yang ada ditangani dengan adaptasi satu sama lainnya dan pemecahan masalah daripada dengan konflik. Ketidaksetujuan diselesaikan secara terbuka.
c. Fase terminasi
Fokus pada evaluasi dan merangkum pengalaman kelompok. Ada perubahan perasaan dari sangat frustasi dan marah menjadi sedih atau puas, tergantung pada pencapaian tujuan dan pembentukan kelompok (kesatuan kelompok)
Tuckman dan Jensen membagi perkembangan kelompok dalam 6 fase, dimana terdapat perbedaan perilaku tim dan perilaku pemimpin sebagai berikut:
Fase Perilaku tim Perilaku pemimpin
Orientation Ragu, belum familiar, belum saling percaya, belum ada partisipasi
Mendefinisikan misi kelompok, tipenya masih memberi instruksi, membuat skema tujuan
Forming Menerima satu sama lain, belajar ketrampilan komunikasi, mulai termotivasi
Rencana/fokus pada masalah, role model yang positif, mendorong adanya partisipasi
Storming Semangat tim berkembang, mulai membangun kepercayaan, konflik mungkin muncul, terkadang tidak sabar dan frustasi
Evaluasi gerakan kelompok, fokus pada tujuan, penyelesaian konflik, menentukan tujuan
Norming Kenyamanan meningkat, identifikasi tanggung jawab, interaksi tim efektif, resolusi konflik
Fokus pada tujuan, menyertai proses, memberikan dorongan pada tim
Performing Tujuan yang jelas, adanya kohesi/kesatuan, pemecahan masalah
Beraksi seperti anggota kelompok, dorongan meningkatkan tanggung jawab, mengukur hasil
Terminating Angota tersebar, tim akhirnya mencapai tujuan
Perayaan dan penghargaan, memperkuat kesuksesan.
Untuk mengelola kelompok, pemimpin harus mengetahui posisi serta perannnya didalam kelompok dan dapat menempatkan diri sebagai pemimpin yang memiliki tugas dalam membantu anggota kelompok untuk mengelola kelompok agar tujuan bersama dapat tercapai. Hal yang harus diketahui pemimpin sebagai salah satu pertimbangan untuk pengelolaan dalam kelompok yaitu, perkembangan kelompok serta indikatornya sepertinya yang telah dijelaskan diatas. .
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kepemimpinan masa depan dituntut memiliki keterampilan berpikir yang metodis dengan memanfaatkan otak dan hati dalam mengaktualisasikan terobosan cara berpikir dalam mengikuti pembaharuan. Oleh karena itu sebagai daya dorong untuk meningkatkan
keterampilan kepemimpinan haruslah memiliki informasi,pengetahuan serta wawasan yang luas.
Ilmu (informasi) dan pengetahuan (pengalaman) memberikan ruang gerak kepemimpinan dalam menggerakkan otak dan hati dalam proses berpikir untuk memotivasi semangat baru kepemimpinan dalam mengantisipasi perubahan-perubahan dengan memahami situasi permasalahan dalam era globalisasi dan perubahan lingkungan seperti gelombang politik, ekonomi dunia, timbulnya blok-blok ekonomi, globalisasi pemasaran, pencemaran lingkungan, teknologi, standard kehidupan, modal intelektual, sumber daya yang terbatas dan perubahan-perubahan faktor internal.
Dengan memiliki kompetensi dalam manajemen berdasarkan informasi, mengelola dengan pandangan internasional, mengelola teknologi, mengelola kelugasan organisasi, maka kepemimpinan dalam pembaharuan dapat melangkah melaksanakan pembaharuan dengan perencanaan perubahan yang berencana.
Perubahan yang berencana mengandung arti keterampilan kepemimpinan mampu menggerakkan sumber daya secara produktif untuk memenuhi semua kepentingan steakholders yang seimbang. Oleh karena itu pemimpin puncak memainkan peranan penting untuk menggerakkan pembaharuan yang sejalan dengan prinsip-prinsip keterampilan kepemimpinan (kolaborasi , komitmen, komunikasi, kreativitas individu, kreativitas kelompok, inovasi organisasi, kesadaran, kecerdasan dan akal) yang mendorong agar perencanaan pembaharuan sesuai dengan tuntutan perubahan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
. (2009). Keterampilan Dasar Seorang Pemimpin. [Online]. Tersedia : http://kecerdasanmotivasi.wordpress.com/2009/04/01/6-keterampilan-dasar-seorang-pemimpin/ [27 Oktober 2010]
.(2009) Mengembangkan Keterampilan Memimpin. [Online]. Tersedia : http://lead.sabda.org/mengembangkan_keterampilan_memimpin_.html [27 Oktober 2010]
Friska. (2004). Kepemimpinan Dalam Organisasi. [Online]. Tersedia : http://digilib.usu.ac.id/download/fe/manajemen-friska.pdf [26 Oktober 2010]
Retno. (2008). Dinamika Kelompok. [Online]. Tersedia : http://khairilusman.files.wordpress.com/2008/07/dinamika_kelompok2.doc [26 Oktober 2010]
Trimiyati. (2009). kepemimpinan organisasi sosial . [Online]. Tersedia: http://trimiyati.web.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/libtik-xiii.pdf [26 Oktober 2010]