• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Star Delta Sistem Plc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skripsi Star Delta Sistem Plc"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PROYEK AKHIR

PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL START / STOP

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL START / STOP

MOTOR AC MENGGUNAKAN

MOTOR AC MENGGUNAKAN

PLC (

PLC (

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 

)

)

Auriza Saputra Auriza Saputra NRP. 7203 030 055 NRP. 7203 030 055 Dosen Pembimbing: Dosen Pembimbing: I Gede Puja Astawa, ST.MT I Gede Puja Astawa, ST.MT

NIP. 132 102 837 NIP. 132 102 837

JURUSAN TEKNOLOGI TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNOLOGI TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

SURABAYA 2006

SURABAYA 2006

(2)

RANCANG

RANCANG BANGUN BANGUN SISTEM SISTEM KONTROL KONTROL START START / / STOPSTOP MOTOR

MOTOR AC AC MENGGUNAKAN MENGGUNAKAN PLCPLC ( PROGRAMABBLE LOGIC CONTROL) ( PROGRAMABBLE LOGIC CONTROL)

Oleh : Oleh : AURIZA SAPUTRA AURIZA SAPUTRA 7203.030.055 7203.030.055

Proyek Akhir ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Proyek Akhir ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Ahli Madya ( A.Md ) Memperoleh Gelar Ahli Madya ( A.Md )

di di

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Disetujui oleh : Disetujui oleh : Tim penguji proyek akhir:

Tim penguji proyek akhir:

1.

1. Ir. Ir. Nur Nur Adi Adi Siswandari, Siswandari, MTMT NIP : 132 093 220

NIP : 132 093 220

2.

2. Ir. Ir. Sulistyo Sulistyo MBMB NIP : 131 651 429 NIP : 131 651 429

3.

3. Ir. Ir. Anang Anang Budikarso, Budikarso, MTMT NIP : 131 793 744

NIP : 131 793 744

Dosen Pembimbing: Dosen Pembimbing:

1.

1. I GeI Gede Pude Puja Aja Astawa, stawa, ST, ST, MTMT NIP : 132 102 837

NIP : 132 102 837

Mengetahui Mengetahui

Ketua Jurusan Telekomunikasi Ketua Jurusan Telekomunikasi

Drs. Miftahul Huda,MT Drs. Miftahul Huda,MT

NIP. 132 055 257

NIP. 132 055 257

(3)

RANCANG

RANCANG BANGUN BANGUN SISTEM SISTEM KONTROL KONTROL START START / / STOPSTOP MOTOR

MOTOR AC AC MENGGUNAKAN MENGGUNAKAN PLCPLC ( PROGRAMABBLE LOGIC CONTROL) ( PROGRAMABBLE LOGIC CONTROL)

Oleh : Oleh : AURIZA SAPUTRA AURIZA SAPUTRA 7203.030.055 7203.030.055

Proyek Akhir ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Proyek Akhir ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Ahli Madya ( A.Md ) Memperoleh Gelar Ahli Madya ( A.Md )

di di

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Disetujui oleh : Disetujui oleh : Tim penguji proyek akhir:

Tim penguji proyek akhir:

1.

1. Ir. Ir. Nur Nur Adi Adi Siswandari, Siswandari, MTMT NIP : 132 093 220

NIP : 132 093 220

2.

2. Ir. Ir. Sulistyo Sulistyo MBMB NIP : 131 651 429 NIP : 131 651 429

3.

3. Ir. Ir. Anang Anang Budikarso, Budikarso, MTMT NIP : 131 793 744

NIP : 131 793 744

Dosen Pembimbing: Dosen Pembimbing:

1.

1. I GeI Gede Pude Puja Aja Astawa, stawa, ST, ST, MTMT NIP : 132 102 837

NIP : 132 102 837

Mengetahui Mengetahui

Ketua Jurusan Telekomunikasi Ketua Jurusan Telekomunikasi

Drs. Miftahul Huda,MT Drs. Miftahul Huda,MT

NIP. 132 055 257

NIP. 132 055 257

(4)

ABSTRAK

ABSTRAK

Penggunaan motor induksi 3phasa banyak terdapat dalam dunia Penggunaan motor induksi 3phasa banyak terdapat dalam dunia industri, dikarenakan bentuknya yang sederhana, harganya yang murah industri, dikarenakan bentuknya yang sederhana, harganya yang murah dibanding jenis motor yang lain, mudah perawatannya dan sangat cocok  dibanding jenis motor yang lain, mudah perawatannya dan sangat cocok  dipergunakan untuk proses di industri. Tetapi ada satu permasalahan dipergunakan untuk proses di industri. Tetapi ada satu permasalahan yang terjadi saat motor start. Karena saat

yang terjadi saat motor start. Karena saat start start awal motor induksi 3awal motor induksi 3   phasa tersebut akan mengalami

  phasa tersebut akan mengalamiovershoot overshoot  yang tinggi. Hal iniyang tinggi. Hal ini menyebabkan arus yang diserap saat itu sangatlah besar yang tentu saja menyebabkan arus yang diserap saat itu sangatlah besar yang tentu saja memerlukan pemakaian daya / energi yang besar, sehingga kurang memerlukan pemakaian daya / energi yang besar, sehingga kurang efektif dan disamping itu apabila proses produksi di industri tersebut efektif dan disamping itu apabila proses produksi di industri tersebut memerlukan kondisi yang stabil dari awal sampai akhir produksi. Maka memerlukan kondisi yang stabil dari awal sampai akhir produksi. Maka hal tersebut sangat tidak menguntungkan. Oleh karena itu dibuat sistem hal tersebut sangat tidak menguntungkan. Oleh karena itu dibuat sistem kontrol yang bisa membuat

kontrol yang bisa membuatstart start pada motor tidak pada motor tidak mengalamimengalamiovershoot overshoot  yang tinggi dengan cara memberi hubungan

yang tinggi dengan cara memberi hubungan star-deltastar-delta pada sistempada sistem motor tersebut.

motor tersebut.

Pembuatan sistem

Pembuatan sistem star-deltastar-delta ini ini dilakukan dilakukan dengandengan menggunakan dua sistem yaitu secara manual dan otomatis. Dimana menggunakan dua sistem yaitu secara manual dan otomatis. Dimana  pembuatan secara manual menggunakan kontaktor magnetik dan timer   pembuatan secara manual menggunakan kontaktor magnetik dan timer 

yang digunakan untuk mengontrol

yang digunakan untuk mengontrol startingstarting pada motor, dan yangpada motor, dan yang otomatis menggunakan PLC (

(5)

ABSTRACT

Using motor induction three phases many in the worlds of  industry because of many the forms of simple, it is prices cheap the comperation other motor induction. Easy to keep and very suitable to used for process of industry. But there is one problem when using start  motor induction there process will be high overshoot. At that time causes stream are absorted very biggest. And need use the big power  and energy. So isn’t effective and beside that when process of    production in the industry. It means kind of need condition in the first  until the last of production so is that bad very unlucky. So is make the system of control that can make starting to motor induction. There isn’t  over shoot which is high with the give conduction star delta in that  motor induction. Manufacture system star delta do it with use two system are by manual and by automatic use PLC.

(6)

 Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kepada Allah SWT karena hanya dengan rahmat, hidayah dan inayah-Nya Penulis

dapat menyelesaikan proyek akhir ini dengan judul : “Rancang Bangun Sistem Kontrol Start / Stop

Motor Menggunakan PLC ( Programabble Logic Control ) ”

Pembuatan tugas akhir ini dan penulisan buku ini digunakan sebagai salah satu syarat akademis untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md.) di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Selama penyusunan buku proyek akhir ini, banyak hambatan-hambatan yang ditemui oleh penulis.dengan rahmat Allah YME dan bimbingan dari dosen pembimbing serta kemauan

yang keras sehingga semua hambatan dan permasalahan dapat teratasi dengan baik..

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan

dalam perancangan dan pembuatan buku proyek akhir ini.

Oleh karena itu besar harapan Penulis terhadap saran dan

kritik dari para pembaca. Dan semoga buku ini dapat

memberikan manfaaat bagi para mahasiswa Politeknik 

Elektronika Negeri Surabaya pada umumnya dan dapat

memberikan nilai lebih untuk para pembaca pada

khususnya.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Surabaya, 24 Juli 2006

(7)

Dalam pelaksanaan dan pembuatan proyek akhir ini penulis   banyak menerima dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis bersyukur 

sebesar– besarnya kepada Allah SWT atas semua karunia, rizki dan kasih sayang yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proyek akhir ini dengan baik. Dan tanpa menghilangkan rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak–pihak  yang telah membantu antara lain:

1. Ibu dan Ayah tercinta, yang telah memberikan dukungan doa, motivasi, dana, kasih sayang dan segala-galanya yang tidak akan  bisa penyusun berikan. .

2. Bapak Dr. Ir. Titon., M.Eng, selaku Direktur Politeknik  Elektronika Negeri Surabaya.

3. Bapak Drs. Miftahul Huda, MT selaku Kepala Jurusan Telekomunikasi Politeknik Elektronika Surabaya.

4. Bapak I Gede Puja Astawa, ST selaku dosen pembimbing. Terima kasih telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan atas semua semangat yang bapak berikan.

5. Bapak Agus Lab. Telkom yang telah memberikan semangat baru kepada penulis.

6. Seluruh Dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

7. Seluruh Asisten Dosen dan teknisi PENS–ITS. Bapak Hariono selaku asisten laboratorium T.S.T

8. Seluruh keluarga besar PENS-ITS.

9. Semua teman-teman kelas 3 telkom, khususnya 3 telkom B. “kapan-kapan camping lagi yuk” “chayoo HIMA TB”

10. Rekan-rekan penghuni lab. Tikus (rahma ma ali)

11. Untuk sahabat-sahabatku khususnya buat kamu hadi “thanks yaa   buat semua bantuan kamu, dah minjemin aku buku, dah ngasih ide-ide baru, minjemin alat, pokoknya dah banyak banget bantuan kamu . Tak doain cicilane biar cepet lunas”

12. Keluarga besar yang ada dirumah kranggan. Makasih yaa bu Rom, bapak Is, mbak Yun and mas Oyek. Buat semua-muanya 13. Makasih juga buat CPUku. Yang tiap hari mau diajak bergadang

 buat nyelesein buku ini.

14. Buat seseorang yang ada di “Prigen”.

15. Buat sahabatku, adekku Chepy “thank’s yaa selalu memberikan semangat buat aku”

(8)

16. Kepada semua teman–teman yang telah membantu dan memberi saran ke penulis, terima kasih atas semuanya. Dan itu penulis   jadikan sebagai tampungan dan bahan untuk introspeksi diri

kembali. Mungkin aku telah banyak membuat kesalahan baik   besar maupun kecil, sengaja maupun tidak disengaja. Maaf yang

sebesar–besarnya.

17. Semua yang membaca buku ini semoga bermanfaat dan berguna  bagi kita semua dan ilmu pengetahuan.

Dan pihak – pihak lain yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Proyek Akhir yang tidak mungkin disebutkan semuanya disini. Sekali lagi penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak  terhingga Semoga Allah SWT membalas atas semua kebaikan dan  bantuan dari kalian semua dengan sesuatu yang lebih baik.

(9)

DAFTAR ISI Lembar Judul ……….. i Lembar Pengesahan ……… ii Abstrak ……… iii Abstract ………... iv Kata Pengantar ……… v

Ucapan Terima Kasih ………. vi

Daftar Isi ………. viii

Daftar Gambar ……… xi

Daftar Tabel ……… xii

BAB 1 PENDAHULUAN ……….. 1 1.1 Latar Belakang ……… 1 1.2 Tujuan ………. 1 1.2.1 Tujuan Umum ……… 1 1.2.2 Tujuan Khusus ………... 2 1.3 Permasalahan ………...………... 2 1.4 Batasan Masalah ….……….. 2 1.5 Sistematika Pembahasan ……… 2

BAB 2 TEORI PENUNJANG ……… 5

2.1 Motor Induksi ... 5

2.1.1 Konstruksi Motor Induksi ……… 5

2.1.2 Rotor TipeWould (Belitan) ………. 6

2.1.3 Rotor tipeSquirrel Cage(Sangkar Bajing)…. 6 2.2StartingMotor Induksi ………... 7

2.3 Kontaktor Magnetis ……… 10

2.4 Pengenalan PLC ………. 10

2.4.1 PLC (Programmable Logic Control) ……… 12

2.4.2 Perbedaan PLC dengan Komputer ... 13

2.5 Bagian – bagian PLC ... 14

2.5.1 Unit Input / Output ... 15

2.5.2 CPU (Central Prosesing Unit ) ... 15

2.5.3Unit Programing Device ... 17

2.6 Hal Penting Dalam Menggunakan PLC ... 17

2.7 Keuntungan PLC ... 18

2.8 Pemrograman ... 19

(10)

2.8.2 NO ( Normally Open) dan NC ( Normally

Close) ………. 20

2.8.3 Instruksi Umum ... 20

2.8.3.1 Load danLoad Not ... 20

2.8.3.2 And dan  And Not ... 21

2.8.3.3Or danOr Not  ... 22

2.8.3.4 Kombinasi ANDdanORInstruksi ... 22

2.8.3.5Out danOut Not ... 23

2.8.3.6 Instruksi  End ...24

2.8.3.7 And Load danOr Load ……… 25

2.8.3.8Timer ……… 26

2.8.3.9Counter  ……… 28

BAB 3 PERENCANAAN DANPEMBUATAN ALAT ... 31

3.1 Umum ………... 31

3.2 Diagram Blok Sistem ………... 32

3.3 Rangkaian Kontrol ………... 35

3.4 Rangkaian daya ……… 36

3.5 Rangkaian Sekuensial ……….. 36

3.6 Mnemonic Code ... 38

3.7 Rangkaian Pembalik Putaran ... 40

3.7 Hasil Rancangan dan Pembuatan Hardware 41 BAB 4 PENGUKURAN DAN ANALISA ……….…… 43

4.1 Pendahuluan ……….. 43

4.2 Pengujian Rangkaian Kontrol ……… 43

4.3 Pengujian Rangkaian Daya ………... 44

4.4 Pengujian Rangkaian Sekuensial dan Program Mnemonic Code pada PLC ... 46

4.5 Perbandingan antara arus hubungan bintang dengan arus pada hubungan segitiga ... 50

4.6 Pengujian Terhadap rangkaian Pembalik Putaran ... 52

BAB 5 PENUTUP 53 5.1 Kesimpulan ………. 53

5.2 Saran ……… 54

(11)

LAMPIRAN ………... 57 I. Praktikum Kontrol Otomatis Start / Stop Motor AC Dengan

Hubungan Star – Delta ... 57 II.Praktikum Kontrol Otomatis Start / Stop Motor AC Dengan

Hubungan Star – Delta Dengan Menggunakan PLC

(Programabble Logic Control) ... 60 III. Praktikum Kontrol Otomatis Start / Stop Menggunakan 2

Motor AC Secara Bergantian Dengan Hubungan Star – Delta 63 IV. Praktikum Kontrol Otomatis Start / Stop 2 Motor AC Secara

Bergantian Dengan Hubungan Star – Delta ... 66 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 71

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Bintang ... 7

Gambar 2.2 Hubungan Segitiga ... 7

Gambar 2.3 Diagram fasor 3fase hubungan bintang ... 8

Gambar 2.4 Diagram Fasor 3fase Hubungan Delta ... 10

Gambar 2.5 Bagian-bagian PLC ………. 14

Gambar 2.6 Kondisi NO dan NC ……… 20

Gambar 2.7 Ladder Diagram Instruksi LD dan LD Not ... 20

Gambar 2.8 Ladder Diagram Instruksi AND dan AND Not .. 21

Gambar 2.9 Ladder Diagram Instruksi OR dan OR Not ……. 22

Gambar 2.10 Ladder Diagram Instruksi Kombinasi AND dan OR ... 23

Gambar 2.11 Ladder Diagram Instruksi OUT dan OUT Not ... 23

Gambar 2.12 Ladder Diagram Instruksi END ... 24

Gambar 2.13 Ladder Diagram Instruksi AND LOAD ... 25

Gambar 2.14 Simbol Timer ……….. 26

Gambar 2.15 Ladder Diagram Timer ... 27

Gambar 2.16 Timing Diagram Rangkaian Timer …………... 28

Gambar 2.17 Simbol Counter ………. 28

Gambar 2.18 Ladder Diagram Rangkaian Counter …………. 29

Gambar 3.1 Sistem Blok Diagram ... 32

Gambar 3.2 Magnetic kontaktor ... 33

Gambar 3.3 Motor 3phasa ... 33

Gambar 3.4 Timing – Relay ... 34

Gambar 3.5 PLC ... 35

Gambar 3.6 Rangkaian Kontrol ... 35

Gambar 3.7 Rangkaian daya ... 36

Gambar 3.8 Rangkaian Sekuensial ... 37

Gambar 3.9 Rangkaian Pembalik Putaran ... 40

Gambar 3.10 Tampilan Box Panel ... 41

Gambar 3.11 PLC yang telah di pasang inputan ... 42

Gambar 4.1 Hubungan Segitiga ... 51

(13)

B A B 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan teknologi di era globalisasi dewasa ini yang semakin canggih, pemerintah mencanangkan   pembangunan dibidang industri dan teknologi sehingga kita dituntut

untuk menyumbangkan kreatifitas dan daya pikir serta memberikan sesuatu yang berguna untuk memajukan dunia perindustrian.

Pada aplikasi suatu industri tidak akan lepas d ari peranan motor  (dalam hal ini motor induksi 3 phasa / motor AC 3 phasa). Dikarenakan  bentuknya yang sederhana, harganya yang murah dibanding jenis motor 

yang lain, mudah perawatannya dan sangat cocok dipergunakan untuk   proses di industri. Namun yang terjadi kendala / persoalan disini adalah

saat start awal motor induksi 3 phasa itu sendiri, karena saat start awal motor induksi 3 phasa tersebut akan mengalami overshoot yang tinggi. Hal ini menyebabkan arus yang diserap saat itu sangatlah besar yang tentu saja memerlukan pemakaian daya / energi yang besar, sehingga kurang efektif dan disamping itu apabila proses produksi di industri tersebut memerlukan kondisi yang stabil dari awal sampai akhir   produksi. Maka hal tersebut sangat tidak menguntungkan. Oleh karena

itu dibuat sistem kontrol yang bisa membuat start pada motor tidak  mengalamiovershoot yang tinggi dengan cara memberi hubungan star-deltapada sistem motor tersebut.

1.2 Tujuan

Tujuan dari proyek akhir ini dibagi menjadi beberapa macam diantaranya sebagai berikut :

1.2.1 Tujuan Umum

• Untuk melengkapi persyaratan akademis pada jurusan teknik  telekomunikasi di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya –  ITS guna gelar Ahli Madya Politeknik.

(14)

1.2.2 Tujuan Khusus

• Pembuatan sistem start stop motor AC 3phasa dengan menggunakan PLC.

• Memperhalus start awal pada motor induksi dengan hubungan Bintang ( Y ) Segitiga (∆).

• Pembuatan Modul Praktikum Kontrol Otomatis. 1.3 Permasalahan

Permasalahan pada proyek akhir ini menitikberatkan pada sistem kontrol dimana sistem kontrol tersebut digunakan untuk  menjalankan motor AC 3 phasa dengan hubungan star-delta. Disini menggunakan dua motor, dimana jika 1 motor mati, maka secara otomatis motor 2 akan menyala. Dan Proyek Akhir ini dirancang dalam dua sistem. Sistem yang pertama yaitu menyalakan motor secara manual dengan menggunakan tombol ON / OFF pada box panel. Sistem yang kedua yaitu menyalakan motor secara otomatis dengan menggunakan PLC (Programmable Logic Control).

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dari proyek akhir ini, kami lebih menfokuskan pada sistem kontrolnya saja. Dan untuk mengganti sistem dari manual ke otomatis menggunakan saklar putar, PLC akan menyala   jika posisi saklar putar di posisi otomatis dan untuk mengoperasikan motor dengan menggunakan PLC harus menonaktifkan timer pada box   panel. Selain itu motor diatur untuk berputar pada satu arah saja, dan   jika motor 1 mati motor 2 tidak langsung berputar, tetapi mempunyai delay 5 detik. Karena outputan dari PLC hanya ada 8 output, maka ada   beberapa perbedaan antara sistem kontrol yang menggunakan PLC

dengan sistem kontrol yang manual. 1.5 Sistematika Pembahasan

Proyek Akhir yang kami susun mempunyai sistematika  pembahasan sebagai berikut :

1. BAB I : PENDAHULUAN.

Pada bab ini berisi uraian singkat mengenai pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang pembuatan alat, tujuan yang ingin dicapai, permasalahan pada proyek akhir, batasan   permasalahan pada proyek akhir, serta sistematika  pembahasan.

(15)

2. BAB II : TEORI PENUNJANG.

Pada bab ini berisi ulasan literatur literatur, teori dasar serta referensi yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan pembuatan proyek akhir.

3. BAB III : PERENCANAAN DAN PEMBUATAN

HARDWARE

Pada bab ini berisi tentang perencanaan serta realisasi rangkaian yang mencakup blok diagram rangkaian, menguraikan tentang pembuatan hardware /   program pada PLC.

4. BAB IV : PENGUJIAN DAN ANALISA.

Pada bab ini berisi tentang hasil dari pengujian dan analisa terhadap alat yang telah dibuat.

5. BAB V : PENUTUP.

Pada bab ini berisi kesimpulan dari data yang telah ada dan  juga tentang saran.

(16)

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Motor Induksi

Penemuan motor induksi pada tahun 1880 melengkapi  produksi, transisi dan penggunaan sistem tenaga listrik AC, dimana   pada saat itu terjadi kompetisi antara sistem DC dan AC untuk   penggunaan umum. Semua konsep sistem AC 3phasa, termasuk motor 

induksi merupakan pengembangan dari seorang insinyur Yugoslavia   bernama Nikola Tesla. Sistem beliau dipatenkan pada tahun 1888.

Aplikasi terbesar pertama dari sistem AC 3phasa Tesla adalah Niagara Falls Hydroplant .

Saat ini hampir setiap motor yang digunakan di industri adalah motor induksi 3phasa. Motor induksi tidak membutuhkan hubungan elektrik (berupa konduktor) terhadap kumparan rotor yang terhubung singkat (short circuit )  Magnetic Fluxberputar melintasi celah udara menghubungkan rangkaian tertutup rotor. Pada saat rotor berputar tidak  serempak dengan Magnetic Flux, maka tegangan dikalkulasikan kepada rotor tersebut. Hal ini sesuai dengan hukum faraday. Fakta yang membuktikan bahwa arus rotor timbul dari induksi, maka motor listrik  ini dinamakan motor induksi. Motor induksi juga disebut juga sebagai motor tidak sinkron karena rotor berputar tidak serempak dengan  putaran Magnetic Flux.

Motor induksi mempunyai kelebihan diantaranya harganya murah dan pemeliharaannya mudah. Kecepatan motor induksi hampir  dapat dikatakan konstan, apabila terjadi penurunan kecepatan hanya  berkisar beberapa persen saja. Hal ini terjadi pada saat motor berbeban.

Motor induksi merupakan salah satu jenis yang paling banyak  digunakan dalam industri. Oleh karena itu di dalam motor induksi terdapat kelebihan–kelebihan dibandingkan dengan motor yang lainnya. Kontruksinya lebih sederhana, jumlah pada motor induksi tidak terdapat komutator.

2.1.1 Konstruksi Motor Induksi

Konstruksi motor ini seperti halnya motor lisrik yang sering kita jumpai. Rotor motor induksi terdiri dari dua tipe yaitu :

1. TipeWould (belitan)

(17)

2.1.2 Rotor TipeWould (Belitan)

Motor induksi tipe rotor  would  mempunyai rotor dengan  belitan kumparan 3phasa sama dengan kumparanstator . Dari rotor juga mempunyai kutub yang sama. Karakteristik motor induksi ini adalah sebagai berikut :

Jika didalam rangkaian rotor dipasangkan tahanan luar yang besarnya   berbeda-beda, maka akan didapatkan kopel maksimum yang berbeda  pula. Sehingga dengan kata lain, kopel maksimum motor dapat dicapai

dengan besarnya tahanan luar yang dipasang ke rotor.

Penambahan tahanan luar sampai dengan harga tertentu dapat membuat kopel mula mencapai harga maksimumnya. Pada umumnya untuk mendapatkan kopel mula yang besar dari motor induksi rotor tipe wound adalah dengan memperbesar tahanan rotor. Cara menambah   besarnya tahanan seri luar tersebut melalui cincin. Selain untuk 

menghasilkan kopel mula yang besar, tahanan luar diperlukan untuk  membatasi arus mula yang besar pada saatstart . Disamping itu, dengan mengubah besarnya tahanan luar, maka kecepatan motor dapat diatur   pula.

2.1.3 Rotor TipeSquirrel Cage(Sangkar Bajing)

Motor induksi rotor sangkar adalah jenis motor induksi yang   paling sederhana dan paling umum digunakan daripada motor listrik   jenis lainnya. Konstruksi rotor motor induksi rotor sangkar terdiri dari

sejumlah batangan–batangan tembaga yang diletakkan dalam alur–alur  rotor dengan ujung–ujungnya dihubungkan singkat dengan menggunakan cincin. Sehingga dengan demikian motor induksi rotor  sangkar tidak dapat dihubungkan dengan tahanan seri pada rotornya, karena rotor selalu terhubung singkat.

Karakteristik kopel putaran dari motor induksi sangat dipengaruhi oleh besar / kecilnya tahanan rangkaian sekunder (R 2). Hal ini akan berpengaruh pada putaran, kopel maksimum dan kopel start . Oleh karena itu rangkaian rotor motor induksi ini terhubung singkat, maka kopel putarannya realtif sesuai dengan besar tahanan sekunder. Agar diperoleh kurva kopel putaran yang sesuai dengan beban, maka hal ini sapat dicapai disaat pembuatannya. Biasanya hal ini dilakukan dengan membuat bentuk dari alur tempat batangan tembaga sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu rotor yang mempunyai tahanan sesuai dengan desain.

(18)

2.2 StartingMotor Induksi

Pada motor induksi dapat secara langsung dihubungkan dengan tahanan pada kumparan rotor. Kebanyakan pada motor dapat distart  secara langsung. Secara umum, untuk mesin-mesin besar, untuk lebih  berhati-hati yaitu dengan mengurangi arusstart , biasanya dengan jalan mengurangi tegangan, tegangan yang digunakan pada terminal motor  dikurangi juga dengansupplypada motor melalui transformator 3 phasa atau dengan menggunakan hubungan bintang dari belitan untuk starting dan merubah menjadi hubungan delta setelah rotor mempunyai  percepatan.

Gambar 2.1Hub Bintang

(19)

Hubungan bintang akan mengurangi arus line dan torsistarting sekitar 3 kali dibandingkan dengan hubungan delta. Ketika motor telah   berjalan kurang lebih 80% dari normal maka spesial kontaktor akan menghubungkan kembali belitan-belitan tersebut menjadi hubungan delta untuk operasi normal. Hubungan ini harus dibawa keluar dengan cepat dan selanjutnya untuk menghilangkan arus start  yang tinggi. Hubunganstar-deltatidak digunakan bila tegangan supply melampaui 3 kv, motor–motor besar menggunakan autotransformer  untuk  mengurangi arusstart .

Hubungan bintang kadang-kadang dikenal sebagai sistem hubungan

Ỳ. Cara penyambungan yang mengaliri suatu beban

setimbang resistif diberikan pada gambar 2.1.

Untuk jelasnya notasi pada jala-jala (

 L

,

 I 

 L) dan fase (

 p

,

 I 

 p) hanya diperlihatkan untuk satu fase. Jelas

 I 

 L =

 I 

P, yakni pada hubungan   bintang arus jala-jala sama dengan arus fase. Diagram fasor (gambar 

2.3) berfungsi sebagai pembantu untuk menentukan hubungan antara   jala-jala dan tegangan fase. Tegangan antara dua jala-jala adalah beda fasor dari dua tegangan. Dengan demikian salah satu fasor tegangan fase dibalik agar menghasilkan minus (

P yakni -

P). Dari geometri gambar.

(20)

P  L

2

1

= cos 30º  L

2

1

=

P x

3

2

1

 L

=

3

P

Tegangan jala-jala adalah

3

kali tegangan fase (

3

= 1,73)

Pada sebuah beban setimbang, rumus umum untuk daya tiga fase menjadi :

P =

3

V I cos

ф, dimana nilai V dan I adalah nilai jala-jala.

Hubungan delta juga disebut hubungan mesh. Skema umum dapat dilihat pada gambar 2.2. juga untuk penyederhanaan, yang ditandai hanya satu pasang nilai fase dan jala-jala.

Disini

 L =

P, yakni untuk hubungan delta tegangan,  jaringan sama dengan tegangan fase. Dari diagram fasor (gambar 2.4),

arus jala-jala sama dengan selisih faktor dari dua arus fase.

P  L

 I 

 I 

2

1

= cos 30º  jadi

 I 

 L

2

1

=

 I 

P x

3

2

1

maka

 I 

 L=

3

 I 

P

Arus jala-jala adalah

3

kali arus fase. Seperti sebelumnya rumus umum untuk daya 3 fase menjadi :

(21)

Gambar 2.4Diagram Fasor 3fase Hubungan Delta 2.3 Kontaktor Magnetis

Kontaktor magnetis sama dalam operasinya dengan relay elektromekanis (EMR). Keduanya mempunyai keistimewaan penting yang umum yaitu kontaktor bekerja apabila kumparan diberi energi.

The National Electrical Manufacture Assosiation (NEMA) mendefinisikan kontaktor magnetis sebagai alat yang digerakkan secara magnetis untuk menyambung atau membuka berulang-ulang rangkaian daya listrik. Tidak seperti relay kontaktor dirancang untuk  menyambung dan membuka rangkaian daya listrik tanpa merusak. Beban-beban tesebut meliputi lampu, pemanas, transformator, kapasitor  dan motor listrik.

2.4 Pengenalan PLC

Pada saat PLC belum ditemukan, manusia telah mengenal  berbagai macam sistem kontrol, tapi masih konvensional, artinya sistem yang dikenal tersebut masih berdiri sendiri-sendiri, seperti relay elektromagnetik . Dari beberap kontrol tersebut, seperti relay yang sudah   berintegrasi menjadi sebuah panel. Adanya panel kontrol ini yang

mengilhami terciptanya Programmable Logic Control (PLC), karena  pada prinsipnya PLC terdiri dari himpunan beberapa model kontrol yang  bergabung dalam suatu alat. Seiring itu juga dikembangkan relay yang dapat beroperasi pada kecepatan yang tinggi yang disebut relay transistor, karena itu PLC memiliki Output Relay Elektromagnetic dan Output Relay Transistor dimana relay transistor berfungsi untuk kontrol kecepatan tinggi seperti High Speed Counter , Pulsa, PWM, dll.

(22)

Sistem kontrol PLC akan sangat berguna bila dipergunakan   pada operasi yang berulang-ulang dalam proses industri secara

sequensial. Sistem sequensial akan sangat sulit diprogam kembali untuk    proses produksi yang berubah dan sering dibongkar, yang kemudian didesain kembali secara lengkap. Saat ini telah banyak industri yang melakukan pengambilan keputusan logic, timing, counter (up/down), rekaman proses sekuensial, operasi aritmatik, laporan pengembangan,  penanganan informasi,debugging, visualisasi, danthroubleshooting.

Selanjutnya pada dekade 60-an atau tepatnya pada tahun 1969, sebuah perusahaan perangkat elektronik, yaitu madicon (sekarang sebagian dari Gold Electronics) mulai memperkenalkan PLC melalui salah satu divisi perusahaan tersebut (Generals Motors Hydramatic  Division) khususnya untuk pengembangan motor hidrolik. Kemudian   beberapa perusahaan seperti :  Allen Bradly, General Elektric, GEC, Siemens, dan Westinghouse yang memproduksinya dengan harga standart dan dengan kemampuan tinggi. Pemasaran PLC dengan harga rendah didominasi oleh perusahaan-perusahaan dari jepang seperti : Mitshubishi, Omron, Toshiba.

Sekarang sistem kontrol sudah meluas sampai ke seluruh  pabrik dan sistem kontrol total dikombinasikan dengan kontrol feedback ,   pemrosesan data dan sistem monitor terpusat. Sistem kontrol logika konvensional tidak dapat melakukan hal – hal tersebut dan PLC diperlukan untuk itu.

Berikut adalah perbedaan sistem kontrol konvensional dengan sistem kontrol PLC.

Tabel 2.1: Perbedaan Wired Logic dan PLC

Keterangan Wired Logic PLC

Peralatan kontrol (hardware)

Tujuan khusus Tujuan umum Perubahan/penambahan

Pada operasi khusus

Sulit Mudah

Skala kontrol Kecil, sedang Sedang, besar  Periode pelayanan Beberapa hari Cepat

Pemeliharaan (oleh  pemakai dan pembuat)

Sulit Mudah

(23)

2.4.1 Programmable Logic Control (PLC)

Programmable Logic Control (PLC) adalah suatu peralatan elektronika digital yang dapat memprogram memori untuk menyimpan instruksi–instruksi dan melaksanakan fungsi khusus seperti logika, sekuensial, timer, counter dan aritmatika untuk kontrol mesin dan  proses.

Programmable Logic Control (PLC) adalah tipe sistem kontrol yang memilikiinput device yang disebut sensor, kontroller serta output device. Peralatan yang dihubungkan pada PLC yang berfungsi mengirim sebuah sinyal ke PLC disebut  Input device. Sinyal input masuk keProgrammable Logic Control(PLC) disebutinput point . Input   point ini ditempatkan dalam lokasi memori sesuai dengan statusnya on

dan off . Lokasi memori ini disebut lokasi bit. CPU dalam suatu siklus   prosees yang normal memantau keadaan dariinput point  dan

menjalankanondanoff sesuai dengan input bitnya.

Demikian juga denganoutput bit dalam memori dimana output   poin   pada unit ditempatkan, mengirimkan sinyal output ke output  device. Output bit  akan on untuk mengirimkan sebuah sinyal ke  peralatan output melaluioutput point . CPU secara periodik menjalankan

output point onatauoff sesuai dengan status darioutput bit .

Sistem kontrol adalahProgrammable Logic Control(PLC) dan seluruh peralatan I/O device yang digunakan untuk mengontrol sistem eksternal. Sebuah sensor yang mengirim informasi adalah input device yang merupakan bagian dari sistem kontrol. Tabel dari peralatan input (sensor),controller dan output dapat dilihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2 : Peralatan input, output sertacontroller dari PLC

  Input Device Controllers Output Device

Circuit breaker   Level switch  Limit switch  Motor starter  Proximiti switch Photoelectric switch Push button  Relay contacs Selector switch Counter   Logic unit   Relays Timer   Alarm Control relay Fans  Horn  Light   Motor starter  Selenoids Valves

(24)

Selintas Selintas PLC hanya berfungsi sebagai kontrol ON 

dan OFF saja ( komentar banyak orang yang belum mengetahui fungsi PLC lebih dalam ). Sebenarnya banyak hal yang dapat dilakukan oleh PLC,Programmable Logic Control (PLC) dapat melakukan tiga macam tipe kontrol yaitu :

1. Kontrol Sekuensial

 Pengganti relay kontrol logic konvensional.

 Pewaktu / pencacah.

 Pengganti Pengontrol Card ( PCB ).

 Mesin kontrol Auto / Semi – Auto / Manual dari berbagai  proses di industri

2. Kontrol Canggih

 Operasi Aritmatik.

 Penanganan Informasi.

 Kontrol Analog ( suhu, tekanan, dan lain – lain ).

 PID (Propotional Integrator Differensiator ).

 Fuzzy Logic.

 Kontrol motor servo. 3. Kontrol Pengawasan

 Proses monitor dan alarm.

 Monitor dan diagnose kesalahan.

 Antar muka dengan komputer ( RS-232C/RS-442).

 Antar muka dengan printer /ASCII

 Jaringan kerja otomatisasi pabrik.

  Local Area Network.  Wide Area Network 

.

2.4.2 Perbedaan PLC dengan Komputer

Perbedaan utama antara Programmable Logic Control (PLC) dengan komputer adalah kemampuan Programmable Logic Control

(PLC) beroperasi dalam lingkungan yang keras (hard environment ),   perbedaaan dalam hal pemrograman serta kemudahan dalam

menyelesaikan masalah dan pemeliharaannya.

Programmable Logic Control (PLC) dirancang untuk dapat   beroperasi dalam lingkungan industri yang kotor (berdebu), tingkat

kebisingan yang tinggi, fluktuasi temperatur yang besar (0° - 60°) dan kelembaban relatif antara 0% - 95%. Air Conditioning yang biasanya

(25)

diperlukan untuk komputer, dalam pemakaian Programmable Logic Control(PLC) tidak diperlukan.

PadaProgrammable Logic Control(PLC), untuk pemrograman ladder diagram dengan standart simbol relay yang telah digunakan sebelumnya dalam kontrol sekuensial. Ladder diagram ini kemudian diubah menjadi kode mnemonic code yang dapat langsung dimasukkan ke programming console.

Perbedaan yang lain antara keduanya yaitu dalam hal   penyelesaian masalah dan pemeliharaannya. Pemeliharaan

Programmable Logic Control (PLC) dapat dilakukan oleh seorang teknisi dengan minimal training. Sebagian besar pemeliharaannya dilakukan dengan memindahkan modul-modulnya. Programmable  Logic Control(PLC) memiliki program diagnose yang dapat digunakan oleh seorang teknisi untuk mengetahui lokasi dari modul yang rusak, sedang untuk sebuah komputer, perawatannya mambutuhkan seorang ahli elektronika untuk pemeliharaannya.

2.5 Bagian-bagian PLC

Ada tiga komponen utama yang menyusun PLC yaitu :Central Processing Unit (CPU),input / output , dan programming device. Seperti digambarkan pada blok diagram 2.5. Sedangkan komponen lainnya adalah seperti : power supply, recorder player / tape atau disk, optional remote interconnection, dan optional remote master computer . CPU   bekerja berdasarkan mikroprosesor yang bekerja menggantikan fungsi

relay, counter, timer, dan sequences. Karenanya programmer bisa membuat rangkaian yang menggunakan fungsi – fungsi relay diatas.

(26)

2.5.1 Unit Input / Output

Berfungsi untuk mendeteksi kondisi on-off sinyal yang diterima dari peralatan luar yang dihubungkan ke bagian input/output ,  juga menyesuaikan sinyal tegangan kedalam arus level / tingkat konstan serta menghilangkan sinyal yang tidak terpakai, kemudian diimplementasikan ke peralatan yang akan dikontrol.

Terdapat modul input analog pada beberapa PLC, seperti CQM1-AD041 dari sebuahSYSMAC CQM1 yang mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal-sinyal digital. Hal ini memungkinkan untuk  mengurangi nomor-nomor dari word input yang input unit analognya tergantung oleh pembatasan angka dari point input dari unit-unit input analog ke maksimum 2 unitinput analog. Pengubahan data ditempatkan   pada word input yang dialokasikan ke unit input analog. Pengubahan data dilakukan hanya jika membaca isi word input. Unit input analog memiliki batasan tegangan sinyal input dari (-10 s/d +10) V, (0 s/d 10) V, dan (1 s/d 5) V. Beberapa dari batasan tersebut dapat dikombinasikan secara bebas dengan CQM-AD041 yang mempunyai batasan arus sinyal input dari 4 sampai 20 mA. Unit input analog diakui sebagai nilai rata-rata fungsi pemrosesan sehingga output stabil dalam mengkonversikan data. Unit ini juga diakui mendeteksi kabel yang putus, mendeteksi tidak  terhubungnya beberapa kawat input yang sebelumnya telah terhubung ke unit input analog yang memberikan batasan input dari (4 s/d 20) mA atau (1 s/d 5) V.

Unit display digunakan untuk input program atau untuk  memeriksa apa yang terdapat didalam memori. Dari unit ini dapat diketahui bentuk kode mnemoniknya atau ladder diagram yang telah kita masukkan, serta keadaannya saat dilakukan running program. Sehingga memudahkan untuk mengetahui benar atau salah program ladder atau kode mnemonik yang kita masukkan.

Jika hardware yang dikontrol PLC memerlukan input external yang lebih dari 16 jalur, maka pada PLC tipe CQM1 ini dapat ditambahkan/diekspand inputnya dengan cara menyeri panel input yang telah disediakan.

2.5.2Control Prosessing Unit (CPU)

Unit ini berfungsi untuk memanggil, menterjemahkan, dan mengeksekusi program yang tersimpan dalam memori yang berasal dari unit input. Selain itu CPU juga menerima data yang berupa digit biner, aritmatik, dan operasi logika yang datanya disesuaikan dengan instruksi yang disimpan dalam memori. CPU dari sebuah PLC dibangun dari

(27)

sebuah mikroprosessor sebagai rangkaian pemroses sata yang bentuknya kecil dan terdapat dalam sebuah chip silicon tunggal.

Struktur internal dari sebuah PLC membandingkan hubungan iput dengan output, menyimpan dalam bentuk register dan mengontrol elemen yang disebut arithmatik dan logic unit (ALU). Interface dari sebuah I/O pada CPU digunakan untuk membaca data dari memori dan menulis data ke memori lewat jalur bus. CPU terdiri dari beberapa hal, antara lain:

1. Register

Register digunakan dalam kebanyakan Central Processing Unit, dimana elemen memori digunakan untuk menyimpan sejumlah bit untuk sementar waktu. Register tersebut terdapat dalam mikroprocessor. Sedangkan data register berada dalam RAM yang digunakan untuk menyimpan flag, counter, timer, dan beberapa tipe data yang lain. Setiap lokasi dari bit dapat menyimpan biner 1 atau 0. empat bit register dalam sebuah nible, berupa data 4 bit. Untuk register 8 bit tersimpan dalam sebuah byte, berupa data 8 bit. Sedangkan untuk register 16  bit tersimpan daslam sebuah word, berupa data 16 bit.

2.  Flag register

Keadaan sebuah bit (logika 1 atau 0) digunakan untuk  menunjukkan beberapa kondisi kejadian/peristiwa yang disebut flag. Register yang menyimpan beberapa bit flag disebutFlag Register .

3.  Auxilary Relay

  Auxilary relay adalah elemen memori bit tunggal yang  berlokasi di RAM yang bisa dimanipulasi oleh programmer. Disebut auxilary karena dapat dimanipulasi sebagai internal relay bayangan. Auxilary relay dapat juga disebut holding relay yang dapat digunakan untuk menyimpan data saat catu daya mati.

4. Shift Register

Beberapa bit yang tersusun didalam register dapat dipindahkan dalam satu posisi yaitu ke kiri atau ke kanan dengan aplikasi pada shift command atau pulsa. Oleh sebab itu register tersebut dinamakan shift register dan dapat digunakan untuk aplikasi kontrol sekuensial.

(28)

5. Binery Counter

Fungsi dari binary counter untuk menambah (ditambah satu) atau mengurangi satu data biner yang tersimpan didalam register dan membandingkannya dengan dua register yang  berbeda, counter digunakan untuk mencacah, misalnya untuk 

menghasilkan pulsa digital dari peralatan switching yang dihubungkan ke input port. Output biasanya dihasilkan setelah pulsa input dihitung / dicacah. Harga pengitungan yang dikehendaki disimpan dalam data register.

6. Timer

CPU dibangun dari clock isolator yang mengontrol kecepatan operasinya. CPU menggunakan sinyal clock untuk  menghasilkan delay time.   Delay timedigunakan untuk  menjagaoutput relayagar periodenya tetap.

7. Memory

Karakteristik memory ini mudah dihapus. Data memori mudah terhapus ketika terjadi keadaan mati oleh catu daya,   begitu pula sebaliknya. Tipe umum memory meliputi

semikonduktor memory danmagnetik disk . 2.5.3Unit Programming Device

Berfungsi untuk memasukkan bahasa pemrograman, dalam hal ini ladder diagram, ke dalam EPROM PLC, ini dapat dilakukan dengan  berbagai cara, antara lain melaluiConsole Device, Komputer AT, dsb.

2.6 Hal Penting Dalam Menggunakan PLC

Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam memilih Programmable Logic Controller ( PLC ) adalah sebagai berikut :

Input : a. Jumlah Input  b. Type Input. Output : a. Jumlah Output.

 b. Type Output.

Memory : a. RAM ( Random Access Memory).

 b. EPROM ( Electrical Erasable Programmable   Read Memory). Memungkinkan  penyimpanan yang permanen sekaligus dapat

(29)

Peripherial : a. Handheld Programming Console.

  b. SS –   Ladder Support Software / SS –  SYSMAC

Support Software : PROM Writer. 2.7 Keuntungan PLC

PLC merupakan sistem kontrol yang kompatibel dengan desain sistem kontrol yang banyak di industri-industri dewasa ini, yang   bukan merupakan model output-output saja, akan tetapi dapat

mengakomodir sistem kontrol yang lebih komplek. PLC adalah komponen solid-state yang didesain untuk keperluan menggantikan fungsi-fungsi relay konvensional dan memiliki prinsip mikrokontroller  sehingga bisa diisi program. PLC digunakan untuk kontrol dan operasi dari mesin-mesin pada proses manufaktur. Penggunaan PLC memiliki  beberapa keuntungan antara lain :

a. Flexibel

Kontrol panel konvensional menggunakan relay–relay dan timer–  timer tambahan atau pengubahan sistem hubungan untuk menanggapi dan memodifikasi atau spesifikasi tambahan, pengubahan jalur,   pengalihan produk dan lain–lain. Sedangkan pada PLC hanya

menggunakan pengubahan program yang telah ditulis pada memori. b. Peralatan dengan standart yang tinggi

Kontrol panel konvensional telah diproduksi dengan cara bahwa setiap unit mempunyai spesifikasi tersendiri. Hal ini memerlukan waktu  pembuatan yang lama dan kesulitan dalam pemeliharaan. Tapi dengan

menggunakan PLC standarisasi panel kotrol dapat diperoleh. c. Kemudahan peralatan

PLC menyediakan fungsi yang dapat memeriksa keadaan fasilitas dan program, sehingga apabila ada masalah atau kesalahan memungkinkan untuk melakukan perbaikan dengan cepat dibandingkan dengan unit kontrol lain. Indikator input dan output dengan cepat dan mudah diketahui pada sebuah sistem. Konfigurasi output yang menggunakan tipe relay plug – in.

d. Rendahnya disipasi daya dan ringkas

Sebagian besar komponen mengandung IC yang memiliki kemampuan tinggi dalam bentuk yang ringan dan ringkas. Oleh sebab itu dimungkinkan untuk membuat panel kontrol yang ringkas, sehingga mempunyai desipasi daya yang relatif rendah.

(30)

Selain dari keuntungan diatas, juga terdapat beberapa keuntungan lain dari PLC yang dapat diuraikan sebagai berikut :

 Waktu implementasi proyek yang singkat.  Modifikasi lebih mudah tanpa biaya tambahan.  Biaya proyek dapat dikalkulasi dengan akurat.  Training penguasaan teknik lebih cepat.  Aplikasi kontrol yang luas.

 Berbagai macam jenis kontrol dapat diterapkan.  Kontrol hardwarenya standard.

 Dapat menerima kondisi lingkungan industri yang berat. Beroperasi secara normal dalam kondisi temperatur, humidity, fluktuasi tegangan dan noise yang berat.

2.8 Pemrograman

Untuk memprogram sebuah PLC terlebih dahulu kita harus mengenal atau mengetahui tentang organisasi dari memorinya. Ilustrasi dari organisasi memori adalah sebagai peta memori ( memori map ), yang space–nya terdiri dari kategori User Program dan Data table. User  Program adalah dimana programlogic ladder dimasukkan dan disimpan yang berupa instruksi – instruksi dalam  format logic ladder . Setiap instruksi memerlukan satu word di dalam memori.

Data table dibagi menjadi dua kategori, yaitu : Status data dan number atau codes. Status adalah informasi ON / OFF yang dipresentasikan sebagai “I” dan “O”, Sedangkan informasi number atau code dipresentasikan sebagai grup dari bit yang disimpan dalam byte atau word location. Data table dibagi menjadi tiga seksi.

2.8.1 Ladder Diagram dan Mnemonic Code

Untuk memudahkan dalam menulis dan memasukkan   program pada PLC maka di butuhkan beberapa tahap dasar. Ladder 

diagram dari suatu program dibuat terlebih dahulu untuk memudahkan dalam penyusunan mnemonic code. Program bentuk mnemonic code dapat langsung dimasukkan ke CPU melalui program console.

Ladder diagram terdiri dari suatu garis memanjang ke bawah dari sisi kiri dengan cabang–cabangnya menuju ke arah kanan. Garis memanjang ke bawah di sisi kiri disebut dengan busbar. Sedangkan cabang–cabangnya disebut dengan garis instruksi. Sepanjang garis instruksi ditempatkan kondisi–kondisi yang memimpin instruksi lain   pada sisi kanan berikutnya. Kombinasi logic dari kondisi–kondisi ini

(31)

Dua garis ke coil vertical pada garis instruksi menunjukkan kondisi invers dari LD, AND, OR yaitu LD NOT, AND NOT atau OR NOT 2.8.2 Normally Open( NO ) dan Normally Close ( NC )

Masing–masing kondisi dalam ladder diagram adalah

ON/OFF , bergantung pada operand bit yang telah ditentukan. Normally Openadalah kondisi dimana suatu operasi akan berjalan jika operand bit

ON . Jika operand bit OFF maka operasi tersebut berhenti. Normally Closeadalah kondisi dimana suatu operasi akan berjalan jika operasi bit

OFF , jika operand bit ON maka akan berhenti. Gambar 2.6 menunjukan instruksi 1 akan berjalan jika IR 00000 ON, dan instruksi 2 akan  berjalan jika IR 00001 OFF.

Gambar 2.6 Kondisi NO dan NC

2.8.3 Instruksi Umum

Instruksi umum adalah instruksi dasar dan sering digunakan dalam mengontrol peralatan dengan PLC

2.8.3.1 Load dan Load Not

Kondisi awal dari suatu ladder diagram selalu berhubungan dengan instruksi LD dan LD NOT, ditunjukkan oleh gambar 2.7.

(32)

Tabel 2.3 merupakan mnemonic code dari ladder diagram  pada gambar 2.5. dimana pada instruksi LD, kondisi eksekusi ON jika IR 0000 ON. Pada instruksi LD Not Kondisi eksekusi ON jika IR 00001 OFF.

Tabel 2.3 Mnemonic Code Instruksi LD dan LD Not

Alamat Instruksi Operand

00000 LD 00000

00001 Instruksi

00002 LD Not 00001

00003 Instruksi

2.8.3.2 AND dan AND Not

Jika ada dua atau lebih kontak yang tersusun seri pada suatu garis instruksi, maka instruksi pada kontak pertama adalah LD atau LD  NOT dan kontak berikutnya adalah AND atau AND NOT.

Gambar 2.8Ladder Diagram Instruksi AND dan AND Not Table 2.4 merupakan mnemonic code dari ladder diagram  pada gambar 2.8. Instruksi jika seluruh kontak berada pada kondisi ON, yaitu ketika IR 00000 ON, IR 00000 ON, IR 00001 OFF dan IR 00002 ON.

Table 2.4Mnemonic Code Instruksi AND dan AND Not

Alamat Instruksi Operand

00000 LD 00000

00001 AND Not 00001

00002 AND 00002

(33)

2.8.3.3 OR dan OR Not

Jika ada dua atau lebih kontak yang tersusun secara pararel   pada suatu garis instruksi, maka instruksi pada kontak pertama adalah LD atau LD NOT dan pada kontak berikutnya adalah OR atau OR NOT.

Gambar 2.9Ladder Diagram Instruksi OR dan OR Not

Tabel 2.5 adalah mnemonic code dari ladder diagram pada gambar 2.9. instruksi akan ON jika salah satu dari ketiga operand dalam kondisi ON, yaitu ketika IR 00000 OFF atau IR00001 OFF atau IR  00002 ON.

Table 2.5Mnemonic Code Instruksi OR dan OR NOT

Alamat Instruksi Operand

00000 LD 00000

00001 OR Not 00001

00002 OR 00002

00003 Instruksi

Pada tabel diatas instruksi ON akan terus jika kontak 00001 tetap dipertahankan dalam kondisi OFF dan instruksi akan biasa di-ON  dan di-OFF  kan dengan salah satu dari kedua operand (00000 dan 00001), dengan syarat kondisi dari kontak 00001 harus ON yaitu ketika IR 00000 atau IR 00002 bekerja.

2.8.3.4 Kombinasi AND dan OR instruksi

Ketika instruksi AND dan OR digunakan pada suatu ladder  diagram yang lengkap seperti yang terlihat pada gambar 2.10 maka

(34)

Mnemonic code instruks-instruksi tersebut adalah seperti table 2.6 dibawah ini.

Gambar 2.10Ladder Diagram Instruksi Kombinasi AND dan OR  Table 2.6Mnemonic Code Instruksi Kombinasi AND dan OR 

Alamat Instruksi Operand

00000 LD 00000

00001 AND 00001

00002 OR 10000

00003 AND Not 00002

00004 Instruksi 10000

2.8.3.5 OUT dan OUT Not

Hasil output dapat dikombinasi sacera langsung dengan kondisi yang dieksekusi sebelumnya dengan instruksi OUT dan OUT   NOT. Dengan OUT instruksi, operand bit akan ON selama kondisi

eksekusi ON dan OFF selama kondisi eksekusi OFF. Pada OUT NOT instruksi, operand bit akan ON selama kondisi eksekusi OFF dan OFF selama kondisi eksekusi ON.

(35)

Tabel 2.7 menunjukkan mnemonic code dari ladder diagram   pada gambar 2.11 . IR 10000 akan ON selama IR 00000ON dan IR 

00001 ON. Output IR 10001 akan ON selama kondisi dari IR 00002 OFF,dan sebaliknya akanOFF jika IR 00002ON.

Tabel 2.7Mnemonic Code Instruksi OUT dan OUT Not Alamat Instruksi Operand

00000 LD 00000

00001 OR 10000

00002 AND 00001

Alamat Instruksi Operand

00003 OUT 10000

00004 LD 00002

00005 OUT Not 10001

2.8.3.6 Instruksi END

Instruksi terakhir yang dibutuhkan untuk menyempurnakan suatu   program adalah instruksi END. Ketika CPU melakukan proses scan suatu program, CPU menjalankan seluruh program hingga instruksi END pertama sebelum kembali ke awal program untuk memulai eksekusi lagi. Instruksi END dapat ditempatkan pada beberapa point di dalam program Instruksi yang menunjukan instruksi END dalam Mnemonic code yang fungsi code (01) yang ditunjukan oleh table 2.8. instruksi END tidak membutuhkan operand maupun kondisi yang ditempatkan pada garis instruksi seperti terlihat pada gambar 2.12 dibawah ini

(36)

Tabel 2.8Mnemonic Code Instruksi END

Alamat Instruksi Operand

00000 LD 00000 00001 OR 10000 00002 AND 00001 00003 OUT 10000 00004 LD 00002 00005 OUT Not 10001 00006 END (01) 2.8.3.7 AND LOAD dan OR LOAD

Jika ada dua atau lebih logic blok yang terhubung seri atau   pararel maka blok logika tersebut dapat dihubungkan dengan AND

LOAD untuk hubungan seri dan OR LOAD untuk hunungan pararel. Blok logika adalah suatu group instruksi yang mempunyai hubungan secara logika dalam suatu ladder diagram dan membutuhkan blok logika instruksi berhubungan dengan instruksi atau blok logika yang lain.

Gambar 2.13Ladder Diagram Instruksi AND LOAD

Table 2.9 menunjukan mnemonic code dari ladder diagram, gambar 2.13 dimana logic bloc a dan blok b dihubungkan dengan instruksi AND LOAD.

(37)

Tabel 2.9Mnemonic Code AND LOAD Alamat Instruksi Operand

00000 LD 00000

00001 OR 00001

00002 LD 00002

Alamat Instruksi Operand

00003 OR NOT 00003

00004 AND NOT 00005 Instruksi 2.8.3.8 Timer

Instruksi TIM (timer) dapat digunakan sebagai pewaktu delay ON juga sebagai rangkaian relay. Pada gambar 2.14 diberikan contoh dalam penggunaan timer untuk delay ON. Sebenarnya instruksi TIM adalah instruksi pengurangan dari pewaktu yang membutuhkan nomor dari timer mulai nol hingga nomor terakhir ditentukan sesuai dengan tipe PLC dan nilai set (SV) yang berkisar dari 0000 sampai 9999 atau jika dikonversikan ke dalam detik dibagi 10 sehingga dapat membentuk timer 0 sampai dengan 999,9 detik. bawah ini gambar yang menunjukan pengesetan timer.

Gambar 2.14Simbol Timer   N : nomor timer # 000 hingga 127

SV : Set Value (word atau BCD #0 s/d 9999) IR, SR, AR, DM, HR, LR, #

SV dapat diletakkan di IR (Internal Relay), SR (Spesial Relay), AR (Auxilary Relay), DM (data memory), HR (holding relay), LR (1 relay), # (data BCD).

(38)

Gambar 2.15Ladder Diagram Timer 

Dari gambar 2.15 diatas, apabila input 0000 ditekan maka relay akan mulai mengurangi dari SV yang diberikan (dalam hal ini #0100 artinya 10 detik). Setelah 10 detik output dari timer akan ON sampai penekanan tombol input 00000 dilepas atau input 00001 ditekan ( input 00001 adalah Normally Close sehingga saat ditekan hubungan ke timer OFF) yang berakibat output timer OFF. Kode mnemonik dan timing diagram ditunjukkan pada tabel 2.10 dan gambar 2.16.

Tabel 2.10Mnemonic Code Pemakaian Timer  Alamat Instruksi Operand

00000 LD 00000 00001 AND NOT 00001 0002 TIM 000 #0100 00003 LD TIM 000 00004 OUT 01000 00005 LD NOT TIM 000 00006 OUT 01001

(39)

Gambar 2.16Timing Diagram Rangkaian Timer  2.8.3.9 Counter

Simbol dari counter adalah pada gambar 2.17 dibawah ini.

Gambar 2.17Simbol Counter   N : nomor counter 

# 0 – 127

SV : Set Value (word BCD) IR, SR, AR, DM, HR, LR, #.

CNT (Counter adalah sebuah penurunan yang diset awal. Penurunan satu hitungan setiap kali saat sebuah sinyal input berubah dari OFF ke ON. Counter harus diprogram dengan input hitung (CP). Input reset (R), angka counter (N), dan nilai set (SV). Nilai set ini dapat  berkisar dari 0000 sampai 9999. yang perlu jadi perhatian adalah untuk 

angka counter tidak boleh sama dengan angka timer karena keduanya terbagi dalam memory PLC. Gambar 2.16 contoh dari rangkaian counter  dan tabel 2.11 merupakan mnemonic dari ladder gambar 2.18

(40)

Gambar 2.18Ladder Diagram Rangkaian Counter 

Tabel 2.11Mnemonic Code Rangkaian Counter  Alamat Instruksi Operand

00000 LD 00000 00001 LD 00002 0002 CNT 001 #0010 00003 LD CNT 001 00004 OUT 01002 00005 END (01)

(41)

BAB III

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN

HARDWARE

3.1 Umum

Pada bab ini akan dibahas tentang perencanaan sistem yang terdiri dari sistem blok diagram, perancangan program pada PLC, dan  perencanaan pembuatan hardware.

Pada perancangan sistem ini PLC dihubungkan dengan rangkaian utama yang berada pada box panel. Dimana pada box panel terdapat kontaktor magnetik, timer, MCB,Push button, lampu indikator, dan lain-lain.

Setelah perancangan sistem selesai, berikutnya melakukan   perancangan pada perangkat lunak (software). Pada perancangan software, setelah dibuat, dipelajari dan dimengerti betul urutan kerja (sequence) sistem tersebut, dibuat daftar semua input dan output terhadap I/O point dari PLC. Setelah itu dibuat rangkaian kontrol, diagram ladder, dan disesuaikan dengan I/O yang telah dibuat. Kemudian membuat mnemonic code, dan memeriksa program jika ada kesalahan. Jika program sudah benar lalu disimulasikan, apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan. Jika simulasi sudah benar barulah semua   peralatan I/O dihubungkan ke terminal PLC. Kemudian memeriksa

kembali hubungan kabel dari peralatan I/O ke PLC, setelah sudah benar   barulah melakukan testing program lagi.

Dari hasil perencanaan dan perancangan dilakukan realisasi/pembuatan perangkat keras. Pembuatan perangkat keras diawali dari pembuatan box panel, selanjutnya merakit semua peralatan yang tersedia ke dalam box panel. Setelah semua peralatan dirakit, dan di coba bagian per bagian dan diyakini tidak ada kesalahan barulah menggabungkan antara PLC dengan I/O dari peralatan.

(42)

3.2

3.2 Diagram Blok SistemDiagram Blok Sistem

Gambar 3.1

Gambar 3.1Sistem Blok DiagramSistem Blok Diagram Keterangan :

Keterangan : 1.

1. Sumber AC 3phasa sumber listrik dari PLN 380V yangSumber AC 3phasa sumber listrik dari PLN 380V yang digunakan untuk mensupply motor induksi 3phasa.

digunakan untuk mensupply motor induksi 3phasa. 2.

2. Kontaktor.Kontaktor.

Kontaktor berfungsi sebagai kontrol on/off. Kontaktor akan Kontaktor berfungsi sebagai kontrol on/off. Kontaktor akan   bekerja bila mendapat supply tegangan yang dihubungkan   bekerja bila mendapat supply tegangan yang dihubungkan dengan kontak-kontak output dari PLC. Kontaktor yang dengan kontak-kontak output dari PLC. Kontaktor yang digunakan adalah

digunakan adalahFuji ElectrikMagnetic Contactor Fuji ElectrikMagnetic Contactor .. Dengan

Dengan Type Type : : SC SC – – 1H 1H (26)(26) AC AC = = 1 1 Th Th = = 50A 50A 200-240 200-240 380-440 380-440 500-560 60500-560 600-660 0-660 VV JEM JEM LR LR BV BV AC AC 3-1-0-0 3-1-0-0 5.5 5.5 11 11 11 11 - - kWkW   NK   NK : : 84T421 84T421 AC AC 4 4 4.5 4.5 7.5 7.5 7.5 7.5 - - kWkW I I EC EC VDE VDE AC AC 3 3 7.5 7.5 15 15 15 15 11 11 kWkW BS BS 27 27 30 30 24 24 13 13 AA

(43)

Gambar 3.2

Gambar 3.2Magnetic kontaktor Magnetic kontaktor  3.

3. Motor.Motor.

Motor yang digunakan pada tugas akhir ini adalah motor  Motor yang digunakan pada tugas akhir ini adalah motor  3phase dengan type

3phase dengan type MEA

MEA ASMOT ASMOT 3 3 4A 4A P80-4P80-4

  No   No 4504707 4504707 IP IP 54B354B3 0.7 0.7 Kw Kw / / 1.0 1.0 HP HP SI SI 50 50 HzHz

//∆∆380 380 / / 220 220 V V 1380 1380 / / minmin ISOL. F COS ISOL. F COS

ф

ф

0.79 0.79 2.0 2.0 / / 3.45 3.45 AA IEC 4-1 000000 x O IEC 4-1 000000 x O 321836046 – 96 / 03 321836046 – 96 / 03 Gambar 3.3

(44)

4.

4. Timer Timer 

Disini timer yang digunakan adalah Timing – Relay. Dimana Disini timer yang digunakan adalah Timing – Relay. Dimana fungsi dari timer pada tugas akhir ini adalah sebagai penunda fungsi dari timer pada tugas akhir ini adalah sebagai penunda waktu pada putaran star ke putaran delta, dan penunda waktu waktu pada putaran star ke putaran delta, dan penunda waktu dari motor 1 ke motor 2 atau sebaliknya.

dari motor 1 ke motor 2 atau sebaliknya.

Gambar 3.4

Gambar 3.4Timing – RelayTiming – Relay

5.

5. Programabble Logic Control ( PLC )Programabble Logic Control ( PLC ) PLC yang digunakan adalah

PLC yang digunakan adalah PLC MitsubishiPLC Mitsubishi Model Model F2 F2 – – 20 20 MR MR  SER. SER. No No D4 D4 30 30 8484 AC 100V AC 100V / 110V / 110V - - 200V / 200V / 220V220V 50 50 / / 60 60 Hz Hz 20 20 VAVA 1 1 H H DC DC 24V, 24V, 7 7 mAmA OUT DC

OUT DC 30V 30V / / AC AC 250V 250V 2A 2A max max (cos(cos

ф

ф

= 1)= 1) Pada PLC ini mempunyai 10 input dan

Pada PLC ini mempunyai 10 input dan 8 output.8 output. a.

a. InputInput

Peralatan input meliputi input dari luar PLC yang pada Peralatan input meliputi input dari luar PLC yang pada umumnya dialam

umumnya dialamatkan pada alamat X 400 atkan pada alamat X 400 sampai X 410.sampai X 410. Tapi pada tugas akhir ini inputan

Tapi pada tugas akhir ini inputan yang digunakan hanya 10yang digunakan hanya 10 inputan saja. I

inputan saja. Input nput 1 – 10 digunakan se1 – 10 digunakan sebagai saklar saja.bagai saklar saja.  b.

 b. OutputOutput

Peralatan output meliputi hasil output dialamatkan pada Peralatan output meliputi hasil output dialamatkan pada M 100 – M 107. semua output digunakan sebagai kontrol M 100 – M 107. semua output digunakan sebagai kontrol on/off pada motor.

on/off pada motor.

Sesuai dengan program yang dibuat maka fungsi dari Sesuai dengan program yang dibuat maka fungsi dari output akan menggerakkan peralatan sebagai berikut : output akan menggerakkan peralatan sebagai berikut : Output

Output 1 1 untuk untuk mengontrol mengontrol kontaktor kontaktor 1 1 dan dan timer timer 2..2.. Output

(45)

Output 3 untuk mengontrol kontaktor 3.

Output 4 untuk mengontrol kontaktor 4 dan timer 1. Output 5 untuk mengontrol kontaktor 5 dan timer 4. Output 6 untuk mengontrol kontaktor 6.

Output 7 untuk mengontrol kontaktor 7.

Output 8 untuk mengontrol kontaktor 8 dan timer 3.

Gambar 3.5PLC 3.3 Rangkaian Kontrol

Pertama kali yang harus dilakukan adalah mendesain rangkaian kontrol. Rangkaian ini digunakan untuk merakit atau melakukan instalasi pada box panel yang disediakan.

(46)

3.4 Rangkaian Daya

Setelah melakukan proses instalasi rangkaian kontrol pada   box panel, selanjutnya kita mendesain untuk rangkaian daya. Dimana

rangkaian daya ini digunakan untuk menentukan hubungan bintang atau hubungan segitiga. Setelah digambar dan diperiksa kebenarannya maka dapat langsung dirakit pada box panel.

Gambar 3.7Rangkaian Daya

3.5 Rangkaian Sekuensial.

Rangkaian sekuensial atau biasa di sebut diagram ladder  digunakan untuk memudahkan dalam menulis dan memasukkan  program pada PLC. Ladder diagram terdiri dari suatu garis memanjang

(47)
(48)

3.6 Mnemonic Code

Setelah membuat rangkaian sekuensial atau diagram ladder  dari suatu program selanjutnya yaitu menyusun mnemonic code. Mnemonic code adalah program yang dapat dibaca oleh PLC. Mnemonic code pada tugas akhir ini dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1Program Kode Mnemonik 

RUN STEP INSTRUCTION OPERAND

1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 LD OR  OR  ANI ANI ANI OUT OUT OUT K  LD ANI ANI OUT OUT LDI AND OUT OUT LD OR  ANI ANI OUT K  OUT OUT X400 M100 T52 X401 M103 M104 M100 Y430 T51 5 M100 M102 T51 M101 Y431 M101 T51 M102 Y432 X402 M103 X403 M104 T50 5 M103 Y433

(49)

RUN STEP INSTRUCTION OPERAND 5 6 7 8 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 LD OR  OR  ANI ANI ANI OUT OUT OUT OUT LD ANI ANI OUT OUT LDI AND OUT OUT LD OR  ANI ANI OUT K  OUT OUT X404 T50 M104 X405 M107 M100 M104 Y434 T53 K5 M104 M106 T53 M105 Y435 M105 T53 M106 Y436 X406 M107 X407 M100 T52 5 M107 Y437

(50)

3.7 Rangkaian Pembalik Putaran.

Pada rangkaian ini digunakan untuk membalik putaran motor. Dalam hal ini untuk membalik putaran motor kita membuat simulasinya dengan menggunakan motor DC. Untuk membalik putaran motor kita hanya membalik polaritasnya saja. Berikut adalah gambar  rangkaian kontrol untuk membalik putaran.

Gambar 3.9rangkaian kontrol pembalik motor  Tabel 3.2Program Kode Mnemonik 

RUN STEP INSTRUCTION OPERAND

1 2. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 LD OR  ANI ANI OUT LD OR  ANI OUT X400 M100 X401 M101 M100 X402 M101 X403 M101

(51)

RUN STEP INSTRUCTION OPERAND 3 4. 10 11 12 13 14 15 16 17 OUT K  LD OUT OUT LD OUT OUT T50 3 M100 Y430 Y431 T50 Y432 Y433

3.8 Hasil Rancangan dan Pembuatan Hardware

(52)
(53)

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

4.1. Pendahuluan

Setelah melakukan perencanaan dan perancangan peralatan selanjutnya perlu dilakukan pengujian dan pengukuran terhadap   peralatan yang direncanakan. Hal ini berguna untuk menghindari

kesalahan-kesalahan yang terjadi dan dari langkah ini dapat diketahui kondisi peralatan yang direncanakan sudah dapat berjalan dengan baik  dan sesuai dengan yang dikehendaki atau tidak.

Pengujian yang dilakukan pada bab ini antara lain : 1. Pengujian rangkaian kontrol.

2. Pengujian rangkaian daya.

3. Pengujian rangkaian sekuensial dan Pengujian Program pada mnemonic code.

4. Perbandingan antara arus start hubungan bintang dengan arus start hubungan segitiga.

5. Pengujian rangkaian pembalik putaran. 4.2 Pengujian Rangkaian Kontrol

Pada pengujian terhadap rangkaian kontrol diperlukan  peralatan-peralatan antara lain :

1. Kontaktor magnetik sebanyak 8 buah. 2. Timer sebanyak 4 buah.

3. Push Button sebanyak 8 buah. 4. Lampu indikator sebanyak 3 buah. 5. Kabel NYM 1.5mm sepanjang 30m. Persiapan dan Pengujian :

1. Siapkan semua peralatan yang diperlukan.

2. Buatlah Instalasi rangkaian kontrol seperti gambar 3.5. 3. Setelah dirangkai dan di yakini kebenarannya barulah kita

melakukan pengujian terhadap rangkaian kontrol.

4. Kita dapat melakukan pengujian dengan menekan tombol  push button atau switch 1 - switch 8 .

(54)

Dari langkah – langkah persiapan dan pengujian diatas dapat dilihat hasil dari instalasi rangkaian kontrol sudah sesuai dengan yang diinginkan yaitu :

• Jika switch 1 ditekan maka kontaktor 1, kontaktor 2 dan timer 2   bekerja (Pada timer 2 diset 5 detik). Lampu Indikator 1 juga

menyala.

• Setelah interval 5 detik secara otomatis kontaktor 2 akan mati, yang bekerja kontaktor 1, kontaktor 3 dan timer 2.

• Jika switch 2 ditekan maka kontaktor 1, kontaktor 3 dan timer 2 yang awalnya bekerja menjadi mati. Lampu indikator 3 menyala.

• Jika switch 3 ditekan pada saat kontaktor 1, kontaktor 3 dan timer 2 yang bekerja maka secara otomatis semua kontaktor  yang semula bekerja akan mati, dan timer 1 bekerja. (pada timer 1 diset 5 detik)

• Setelah interval 5 detik maka kontaktor 5, kontaktor 6 dan timer 4 (pada timer 4 diset 5 detik) bekerja.

• Setelah interval 8 detik kontaktor 6 akan mati dan yang menyala kontaktor 5 dan 7. Lampu indikator 2 menyala. Untuk  mematikan tekan switch 6.

• Jika swich 5 ditekan kontaktor 5, kontaktor 6 dan timer 4 akan  bekerja.

• Setelah interval 8 detik kontaktor 6 akan mati dan kontaktor  yang menyala kontaktor 5 dan kontaktor 6.

• Jika switch 6 ditekan maka semua kontaktor yang semula  bekerja menjadi mati.

• Jika switch 7 ditekan pada saat kontaktor 5 dan kontaktor 6   bekerja maka semua kontaktor yang bekerja akan mati dan

timer 3 akan bekerja (timer 3 diset 5 detik).

• Setelah interval 5 detik maka kontaktor 1, kontaktor 2 dan timer  2 akan bekerja. Lampu indikator 1 juga menyala.

• Setelah interval 5 detik secara otomatis kontaktor 2 akan mati, yang bekerja kontaktor 1, kontaktor 3 dan timer 2. untuk  mematikan tekan switch 2.

4.3 Pengujian Rangkaian Daya.

Setelah dilakukan pengujian terhadap rangkaian kontrol, sekarang kita akan melakukan pengujian terhadap rangkaian daya.

(55)

Peralatan yang dibutuhkan antara lain :

1. Kontaktor magnetik sebanyak 6 buah 2. Motor induksi 3phasa sebanyak 2 buah. 3. Kabel 3 warna sebanyak 15 meter. Persiapan dan pengujian :

1. Siapkan semua peralatan yang diperlukan.

2. Buatlah instalasi pada rangkaian daya seperti pada gambar  3.6.

3. Setelah dirangkai dan di yakini kebenarannya barulah dilakukan pengujian.

4. Pengujian dilakukan dengan cara menjalankan motornya. Dari langkah – langkah persiapan dan pengujian diatas dapat dilihat hasil dari instalasi rangkaian daya yaitu :

• Apabila kontaktor 1 aktif motor 1 akan menyala.

• Apabila kontakor 1 dan kontaktor 2 aktif, itu menunjukan hubungan bintang atau star. Motor 1 akan menyala dan  berputar dalam hubungan bintang.

• Apabila kontaktor 1 dan kontaktor 3 aktif, itu menunjukan hubungan segitiga atau delta. Motor 1 akan menyala dan  berputar dalam hubungan segitiga.

• Apabila kontaktor 4 aktif motor 2 akan menyala.

• Apabila kontakor 4 dan kontaktor 5 aktif, itu menunjukan hubungan bintang atau star. Motor 2 akan menyala dan  berputar dalam hubungan bintang.

• Apabila kontaktor 4 dan kontaktor 6 aktif, itu menunjukan hubungan segitiga atau delta. Motor 2 akan menyala dan  berputar dalam hubungan segitiga.

• Motor 1 dan motor 2 tidak bisa berputar pada saat yang  bersamaan. Karena yang digunakan hanya salah satu motor saja dan satunya sebagai cadangan apabila motor satunya mengalami gangguan.

• Untuk menjalankan dari motor 1 ke motor 2 harus mempunyai delay waktu sekitar 5 detik.

Gambar

Gambar 2.1 Hub Bintang
Tabel 2.1 : Perbedaan Wired Logic dan PLC
Gambar 2.5: Bagian-bagian PLC
Tabel 2.7 menunjukkan mnemonic code dari ladder diagram   pada  gambar  2.11  .  IR  10000  akan  ON  selama  IR  00000 ON  dan  IR 
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk trendline arus dan tegangan pada pagi hari dan sore hari, perbandingan jarak antara arus tanpa kontroler dan dengan kontroler lebih besar daripada tegangan

Dengan prinsip hall effect , sensor tegangan LV 25-P dan sensor arus LA 55-P digunakan untuk mengambil data tegangan dan arus di titik yang perlu di monitoring pada

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data kuantitatif untuk mengetahui besar tegangan dan arus yang menjadi output dari power supply serta suhu

Keuntungan lainnya adalah dapat mengatur konsumsi arus listrik dengan tetap mempertahankan besar tegangan yang diinginkan, sehingga ballast elektronik dapat

Apabila kunci kontak diarahkan pada posisi start untuk menghidupkan engine, tahanan ballast tidak dilewati arus karena koil mendapat tegangan dari terminal “ST”

Nilai efektif (rms) adalah suatu nilai yang digunakan untuk menunjukkan besar tegangan atau arus AC yang setara dengan besar tegangan atau arus DC menghasilkan kalor

Perangkat yang digunakan dilengkapi dengan sensor tegangan dan arus yang dapat membaca tegangan dan arus secara realtime dengan komukasi NodeMCU untuk mengirimkan data ke user

Sistem pengaturan beban generator tiga fasa otomatis berbasis Internally Triggered TRIAC untuk mengurangi tegangan dan menjaga arus pada titik