• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Low Power Pada Sistem Pemantau Lahan Pertanian Berbasis Komunikasi MRF24J40MA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Low Power Pada Sistem Pemantau Lahan Pertanian Berbasis Komunikasi MRF24J40MA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

7666

Implementasi Low Power Pada Sistem Pemantau Lahan Pertanian Berbasis

Komunikasi MRF24J40MA

Ahmad Ghufron Agustian1, Mochammad Hannats Hanafi Ichsan 2, Rakhmadhany Primananda3 Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Email: 1ahmadghufronagustian@gmail.com, 2 hanas.hanafi@ub.ac.id, 3rakhmadhany@ub.ac.id Abstrak

Pertanian saat ini telah banyak bertransformasi menggunakan berbagai teknologi untuk meningkatkan hasil produksi. Pertanian tradisional berganti menjadi pertanian pintar yang memanfaatkan Internet of

things menggunakan Wireless Sensor Network (WSN) sebagai pengumpul informasi pemantauan dan

kontrol aplikasi. Sistem pemantau lahan pertanian berbasis protokol 802.15.4 memiliki kehandalan dalam melakukan pemantauan maupun pengiriman data, sistem ini berjalan dalam jangka waktu yang lama, maka diperlukan sebuah upaya untuk penghematan energi dalam sistem menggunakan metode

Low Power agar penggunaan sumber daya terkurangi. Dalam menerapkan metode Low Power

menggunakan fitur sleep mode powerdown yang akan secara paksa mematikan beberapa fungsi kerja dari ATmega328P. Dalam implementasi sistem ini digunakan 3 Node antara lain: 2 End Device yang melakukan pengambilan data dan pengiriman, serta 1 PAN Coordinator sebagai server atau penerima data. Hasil pengujian penggunaan metode Low Power mendapatkan penghematan sebesar ratar-rata 6 mA atau 12,7% yaitu nilai rata-rata arus ketika sistem wake adalah 47,7 mA dan ketika sleep adalah 42,3 mA. Selain itu berdasarkan pengujian packet loss pengiriman data didapatkan pengiriman optimal pada jarak 25 meter antara End Device dan PAN Coordinator.

Kata kunci: Wireless Sensor Network, Low Power, Sleep Mode Power Down Abstract

Agriculture has now been transformed using a variety of technologies to increase production. Traditional agriculture has shifted to smart farming that utilizes the Internet of things using Wireless Sensor Network (WSN) as an information gathering and monitoring control application. The 802.15.4 protocol based agricultural land monitoring system has reliability in monitoring and sending data, this system runs for a long time, so an effort is needed to save energy in the system using the Low Power method so that the use of resources is reduced. In applying the Low Power method use the sleep mode powerdown feature which will forcibly turn off some work functions from ATmega328P. In the implementation of this system 3 Nodes are used, among others: 2 End Devices that perform data retrieval and delivery, and 1 PAN Coordinator as a server or data receiver. The test results using the Low Power method get savings of an average of 6 mA or 12.7%, namely the average value of the current when the system wake is 47.7 mA and when sleep is 42.3 mA. In addition, based on packet loss testing, data transmission is obtained at the optimal distance of 25 meters between End Device and PAN Coordinator.

Keywords: Wireless Sensor Network, Low Power, Sleep Mode Power Down

1. PENDAHULUAN

Pertanian tradisional telah berubah menjadi pertanian pintar dengan menggunakan banyak teknologi agar produktifitas meningkat. Selain itu mengetahui kondisi lahan dan parameter lingkungan juga menjadi faktor penting untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian. Internet

of things menggunakan Wireless Sensor Network

(WSN) sebagai pengumpul informasi pemantauan (Heble, et al., 2018)

Dalam tahap pengembangan tanaman perlu mengetahui pertumbuhan dan kinerja tanaman karena merupakan aspek penting yang memungkinkan petani dapat memperoleh hasil pertanian yang optimal dengan memastikan

(2)

intervensi tepat waktu di akhir musim (Eo4sd, 2019).

Pemantauan lahan pertanian dilakukan oleh beberapa sensor untuk mengetahui parameter seperti, suhu, kelembapan udara, kelembapan tanah, dan curah hujan. WSN merancang aplikasi secara spesifik untuk tujuan tertentu, maka dari itu dibutuhkan satu set persyaratan yang berbeda terhadap aplikasi yang lain. Akibatnya perlu upaya lebih untuk mengatasi masalah energi dan keandalan (Rault, 2014).

WSN berupaya melakukan efisiensi energi, karena penggunaan baterai yang akan membuat boros biaya dan sulitnya penggantian baterai pada daerah yang penyebarannya sulit untuk diakses. Cara penghematan energi yang dilakukan diantaranya adalah dengan penghematan protokol MAC (Simarpreet Kaur, 2012).

Standar komunikasi menggunakan protokol 802.15.4 karena mempunyai kinerja lebih baik mampu berkomunikasi dengan kerangka dasar hingga 10 meter dengan maksimum transfer 250 kbps, dengan efisiensi daya yang tinggi dan memiliki biaya sangat rendah (Electronicsnotes, 2015)

Implementasi Wireless Sensor Node

digunakan untuk pemantauan lahan pertanian menggunakan modul protokol 802.15.4 mampu melakukan pengiriman terjauh 104 meter. Pemantauan menggunakan sensor suhu, kelembapan udara, hujan, dan kelembapan tanah. (Munir, 2018). Namun sistem terbebani penggunaan daya yang besar, sehingga diperlukan metode penghematan daya pada sistem.

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan maka penulis melakukan penelitian berjudul “Implementasi Low Power Pada Sistem Pemantau Lahan Pertanian Berbasis MRF24J40MA”. Metode Low Power akan diimplementasikan untuk mengurangi konsumsi daya dengan teknik sleep mode powerdown menggunakan 3 Node yaitu 2 End Device dan 1 PAN Coordinator. Sistem akan melakukan mekanisme Low Power dengan pembagian jam kerja yaitu hanya 1 detik untuk kemudian masuk kedalam mode penghematan powerdown selama 10 detik..

2. PERANCANGAN SISTEM

Tahap perancangan sistem menjelaskan tentang gambaran umum sistem yang akan diimplementasikan dalam sistem, seperti pada

Gambar 1.

Gambar 1. Diagram blok sistem

Berdasarkan diagram blok sistem pada Gambar 1 terdapat beberapa Node diantaranya adalah 2 End Device dan 1 PAN Coordinator.

Pada End Device memiliki input yang digunakan oleh sistem diantaranya adalah sensor suhu, sensor kelembapan udara, sensor hujan, sensor kelembapan tanah, dan real time clock sebagai pewaktu untuk mengatur penjadwalan sistem.

Sensor suhu dan kelembapan udara digunakan sebagai input. Sensor yang digunakan adalah DHT11. Sensor ini akan dihubungkan dengan perangkat End Device menggunakan pin analog.

Sensor hujan digunakan sebagai input yaitu akan mengukur intensitas curah hujan berdasarkan output analog yang terhubung pada pin analog ke End Device.

Sensor kelembapan tanah menggunakan sensor YL-69 yang menggunakan probe akan melewatkan arus untuk dibaca kelembapannya oleh End Device. Ketika banyak kandungan air dalam tanah maka akan menghantarkan listrik lebih mudah, sehingga ketika tanah kering akan sulit menghantarkan listrik dan nilai kelembapan tanah rendah.

Real Time Clock (RTC) digunakan sebagai

penjadwalan sistem, untuk membangunkan sistem menggunakan alarm interupt setelah sistem melakukan sleep selama beberapa waktu tertentu. Modul RTC yang dipakai adalah RTC DS3231.

Arduino Nano sebagai pemroses nilai yang diberikan oleh beberapa sensor input¸

pemrosesan data dilakukan sebelum kemudian dikirim oleh End Device kepada PAN

Coordinator menggunakan modul komunikasi

MRF24J40MA.

(3)

menerima data dari End Device melalui modul komunikasi MRF24J40MA. Kemudian data ditampilkan melalui Serial Monitor.

2.1 Perancangan End Device

End Device merupakan perangkat yang

bertugas melakukan pemantauan dengan beberapa sensor, yaitu sensor DHT11, YL-69, dan sensor hujan, data tersebut akan diproses oleh Arduino Nano dan kemudian akan dikirimkan oleh modul komunikasi MRF24J40MA kepada PAN Coordinator.

Berdasarkan diagram alir pada Gambar 2, pertama-tama sistem akan melakukan inisialisasi perangkat, menetapkan modul sebagai End

Device, dan menetapkan alamat perangkat.

Setelah itu sistem akan melakukan sleep mode selama 10 detik pembacaan nilai sensor dan mengirimkannya kepada PAN Coordinator dengan penomoran pada pengiriman setiap paketnya menggunakan modul komunikasi MRF24J40MA. Kemudian sistem akan masuk pada Sleep Mode selama 10 detik. Ketika masih ada daya maka sistem akan memulai kembali lagi wake sistem.

Gambar 2. Diagram alir End Device

2.2 Perancangan PAN Coordinator

PAN Coordinator adalah perangkat yang berperan sebagai server atau gateway dari

Wireless Sensor Network. PAN Coordinator

merupakan perangkat Full Function Device (FFD) yaitu perangkat yang bisa melakukan

pelayanan sebagai personal area network (PAN). Topologi yang dipakai adalah topologi star yaitu seluruh Node berkomunikasi dengan satu kendali pusat yaitu PAN Coordinator.

Berdasarkan diagram alir pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa PAN Coordinator

melakukan inisialisasi awal perangkat, menetapkan modul sebagai PAN Coordinator, dan menetapkan alamat perangkat. Kemudian sistem siap menerima data dari End Device dan menampilkannya pada serial monitor.

Gambar 3. Diagram alir PAN Coordinator

2.3 Perancangan Low Power

Low Power memakai library

<avr/sleep.h> menggunakan tipe Low Power

Sleep Mode Powerdown, dan melakukan

penghematan dengan mematikan BOD dan ADC sistem akan mematikan beberapa fungsional selama 10 detik. Kemudian sistem hidup kembali melalui interrupt yang dilakukan oleh RTC. Diagram alir Low Power ditunjukkan pada Gambar 4 berikut.

(4)

Gambar 4. Diagram alir Low Power

3. IMPLEMENTASI SISTEM

Setelah tahap perancangan maka selanjutnya dilakukan implementasi pada sistem, baik pada End Device maupun PAN

Coordinator.

3.1. Implementasi End Device

Gambar 5. Implementasi End Device

Pada Gambar 5 ditunjukkan implementasi

End Device. Seluruh komponen dirangkai pada

sistem dan dimasukkan dalam box agar lebih aman. Implementasi End Device menggunakan 2

Node yang memiliki fungsi sama. Yaitu

dilengkapi dengan sensor suhu dan kelembapan udara (DHT11), sensor kelembapan tanah (YL-69), serta sensor hujan. Selain itu, pada End

Device juga dilengkapi dengan modul pewaktuan RTC DS3231 yang digunakan untuk

melakukan alarm interupt ketika sistem memasuki sleep mode agar bisa kembali hidup. 3.2. Implementasi PAN Coordinator

Gambar 6. Implementasi End Device

Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6, bahwa PAN Coordinator terdiri dari 1 Node sebagai gateway pada sistem. Data dari End

Device diterima melalui modul komunikasi

MRF24J40MA kemudian data diproses oleh Arduino Nano dan ditampilkan pada serial

monitor.

4. PENGUJIAN DAN ANALISIS

Setelah dilakukan implementasi sistem berdasarkan perancangan, maka selanjutnya dilakukan tahap pengujian dan analisis.

4.1 Pengujian pengambilan data oleh sensor

Tabel 1. Pengujian pengambilan data oleh sensor

ID Nama

sensor

Kondisi

Lingkungan Nilai Sensor

1 YL-69 Basah 58,75% 2 YL-69 Basah 52,69% 1 Sensor hujan Terkena percikan air 488 2 Sensor hujan Terkena percikan air 441 1 Sensor hujan Terkena air seluruhnya 388 2 Sensor hujan Terkena air seluruhnya 260 1 DHT11 - 72% & 23.00C 2 DHT11 - 93% & 23.00C

Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 sistem berhasil melakukan pengambilan data sensor, pengujian dilakukan oleh 2 End Device pada lingkungan pertanian. Pengujian sensor kelembapan tanah (YL-69) berhasil mendapatkan nilai 58,75% pada Node 1 dan 52,69% pada Node 2. Kemudian sensor hujan dilakukan dengan dua kondisi pengujian yaitu ketika terkena percikan air sebagian dan terkena

(5)

air seluruhnya. Pada pengujian sensor hujan terkena percikan air pada Node 1 mendapat nilai 448 dan Node 2 mendapat nilai 441. Sedangkan saat terkena air seluruhnya, Node 1 mendapatkan nilai 388, dan Node 2 mendapatkan nilai 260. Semakin rendah nilai, maka semakin banyak intensitas air pada penampang sensor.

Sensor suhu dan kelembapan udara (DHT11) mendapatkan nilai kelembapan udara 72% dan suhu 23 derajat celcius pada Node 1, sedangkan pada Node 2 berhasil mendapatkan nilai kelembapan udara 93% dan suhu 23 derajat

celcius.

4.2 Pengujian komunikasi antar Node Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7, pengujian komunikasi antar Node berhasil dilakukan dengan pengiriman data dari End

Device kepada PAN Coordinator. Node 1

memiliki alamat 0x6 mengirimkan paket dengan urutan ke-7. Node 2 memiliki alamat 0x7 mengirimkan paket dengan urutan ke-7.

Gambar 7. Pengujian komunikasi antar Node

Pada Tabel 2 ditunjukkan pengiriman data dari End Device ke PAN Coordinator. Node 1 dan Node 2 mengirimkan nilai suhu 29 derajat

celcius dan kelembapan udara 61%. Node 1

mengirimkan nilai dari sensor hujan 1022 dan kelembapan tanah 0.00%, serta Node 2 mengirimkan nilai dari sensor hujan 1023 dan kelembapan tanah 0.098%.

Tabel 2. Pengujian komunikasi antar Node ID Nama sensor Berhasil

Terdeteksi Nilai sensor

1 DHT11 Ya 29.0C&61% 2 DHT11 Ya 29.0C&61% 1 Sensor hujan Ya 1022 2 Sensor hujan Ya 1023 1 YL-69 Ya 0.00% 2 YL-69 Ya 0.098%

4.3 Pengujian besaran arus ketika mode

sleep dan wake

Gambar 8. Pengujian besaran arus ketika mode sleep dan wake

Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8, pengujian arus dilakukan pada End Device menggunakan sumber daya baterai 9V. Catu daya negatif (ground ) pada baterai dihubungkan dengan probe negatif multimeter, dan probe positif multimeter dihubungkan dengan kaki

ground pada Arduino Nano.

Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3 bahwa ketika sistem berada pada mode Wake maka sistem memiliki nilai besaran arus yang lebih besar ketimbang saat sistem memasuki mode sleep. Waktu yang diperlukan saat sistem

wake adalah 1 detik, sedangkan waktu ketika

mode sleep adalah 10 detik.

Tabel 3. Pengujian besaran arus ketika mode sleep dan wake Pengujian Ke- Sleep Mode (mA) Wake Mode (mA) Selisih nilai Arus (mA) 1 42,3 48,0 5,7 2 42.3 47,9 5,6 3 42,2 47,9 5,7 4 42,1 47,9 5,8 5 42,3 48,0 5,7 6 42,1 47,9 5,8 7 42,2 48,0 5,8 8 42,1 48,0 5,9 9 42,0 48,0 6,0 10 41,9 48,0 6,1 11 41,8 47,9 6,1 12 41,7 47,7 6,0 13 41,6 47,7 6,1 14 41,6 47,6 6,0 15 41,5 47,5 6,0 17 41,4 47,2 5,8 18 41,3 47,1 5,8 19 41,1 47,0 5,9 20 41,1 47,0 5,9 Rata-Rata 42,3 47,7 6,0

(6)

Setelah dilakukan 20 kali pengujian, maka didapatkan nilai besaran arus ketika mode

wake memiliki rata-rata 47,7 mA, sedangkan

ketika mode sleep memiliki nilai rata-rata arus 42,3 mA. Jika dihitung rata-rata selisihnya maka didapatkan penghematan sebesar 6 mA atau 12,7%.

4.4 Pengujian kinerja pengiriman data

Gambar 9. Pengujian kinerja pengiriman data

Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9 pengujian kinerja pengiriman data dilakukan dengan menguji packet loss pada pengiriman dengan jarak 1, 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 meter pada lingkungan lahan pertanian. End Device diletakkan berdasarkan jarak yang telah ditentukan menggunakan sumber daya baterai 9V. Sedangkan PAN Coordinator dihubungkan dengan laptop untuk kemudian datanya akan ditampilkan pada serial monitor.

Tabel 4. Pengujian kinerja pengiriman data

Hasil pengujian kinerja pengiriman data pada Tabel 4, dilakukan dengan 20 kali pengiriman data dari End Device ke PAN

Coordinator. Pada jarak 2 meter terjadi 1 packet loss oleh Node 1, lalu pada jarak pengiriman 5,

15, 20, dan 25 meter tidak mengalami packet

loss. Namun pada jarak 10 meter terjadi 4 kali packet loss oleh Node 2 dan pengiriman pada

jarak 30 meter terjadi 1 kali packet loss oleh

Node 1 dan 2 kali packet loss oleh Node 2.

Sehingga dapat dilihat dan disimpulkan bahwa jarak optimal kinerja pengiriman data oleh End

Device ke PAN Coordinator adalah 25 meter.

5. KESIMPULAN

Untuk merancang sistem pemantau lahan pertanian berbasis komunikasi MRF24J40MA diperlukan 3 buah Node yaitu 2 End Device dan 1 PAN Coordinator. Pada

End Device memiliki input berupa sensor

suhu, kelembapan udara, kelembapan tanah, hujan, dan pewaktuan RTC DS3231.

End Device berhasil mengambil nilai dari

masing-masing sensor dan mengirimkannya kepada PAN Coordinator dengan jarak pengiriman optimal 25 meter setelah dilakukan dengan pengujian packet loss.

Metode sleep mode powerdown berhasil dilakukan dalam mengimplementasikan Low

Power menggunakan library <avr/sleep.h>

dengan mendapat nilai rata-rata penghematan 6 mA atau 12,7% .

6. DAFTAR PUSTAKA

Electronicsnotes, 2015. Electronicsnotes. [Online] Tersedia di:

<https://www.electronics- notes.com/articles/connectivity/ieee- 802-15-4-wireless/basics-tutorial-primer.php> [Diakses July 2019]. Eo4sd, 2019. Eo4sd. [Online] Tersedia di:

<https://www.eo4idi.eu/eo4sd- knowledge-portal/4-potential-uses- remote-sensing-smallholder-context/42-monitoring-crop-growth> [Diakses May 2019].

Munir, M. M., 2018. Implementasi Wireless Sensor Node Untuk Pemantauan Lahan Pertanian Berbasis Protokol 802.15.4.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer.

Pangestu, A. P., 2018. Implementasi Hardware Redundancy Pada Sistem Akuisisi Data Sensor Dengan Menggunakan Metode Hot Standby Sparing. Jurnal

Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Volume 2.

Rault, T. B. A. C. Y., 2014. Dalam: Energy

efficiency in Wireless Sensor Networks: Jarak pengiriman

(meter)

Jumlah Packet Loss

Node 1 Node 2 1 1 0 5 0 0 10 0 4 15 0 0 20 0 0 25 0 0 30 1 2 30m

(7)

A top-down survey..

s.l.:Comput.Networks, pp. 104-122. Simarpreet Kaur, a. L. M., 2012. Power Saving

MAC Protocols for WSNs.

International Journal of Engineering Business Management.

Soumil Heble, A. K. K. D. P. S. S. P. U. B. D., 2018. A Low Power IoT network for smart agriculture. Department of

Gambar

Gambar 3. Diagram alir PAN Coordinator
Gambar 4. Diagram alir Low Power
Gambar 8. Pengujian besaran arus ketika mode sleep  dan wake
Gambar 9. Pengujian kinerja pengiriman data  Seperti  yang  ditunjukkan  pada  Gambar  9  pengujian  kinerja  pengiriman  data  dilakukan  dengan  menguji  packet  loss  pada  pengiriman  dengan jarak 1, 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 meter  pada  lingkungan  l

Referensi

Dokumen terkait

a) Sensor suhu/kelembapan mengubah besaran suhu dan kelembapan udara yang ada dengan cara merubah nilai kapasitifnya menjadi suatu besaran tegangan. b) Keluaran dari sensor

Sistem monitor suhu dan kelembapan lahan gambut yang telah dibuat, berupa laman web menggunakan framework CodeIgniter, dapat mengambil data dari sensor dan disimpan

Adapun penelitian tugas akhir ini berjudul “Sistem Monitoring Suhu dan Kelembapan Dengan Sensor BME280 Menggunakan Frekuensi Radio Berbasis Arduino Mega” yang dilaksanakan

Penelitian ini memberikan hasil bahwa implementasi protokol AMQP pada sistem pemantauan suhu dan kelembapan udara berhasil dilakukan dan dari hasil pengujian

Tujuan penelitian ini adalah membuat sistem monitoring suhu dan kelembapan ruang server secara real time yang hasilnya dapat diakses secara offline maupun online

Untuk alat ukur Suhu dan Kelembapan Udara mendekati nilai Suhu dan Kelembapan yang diukur pH tanah merk ituin sehingga dapat disimpulkan bahwa selisih rata-rata yang

Diagram blok sistem Blok diagram dimulai dari proses pengambilan data dari sensor kebisingan, suhu dan kelembapan data tersebut berasal dari lingkungan sekitar sensor ini di

Blok Diagram Sistem ini menggunakan dua buah sensor sebagai input yaitu sensor kelembaban tanah YL-69 yang berfungsi untuk mendeteksi kelembaban tanah pada tanaman dan Sensor suhu