ENVIRONMENTAL MONITORING RISK ASSESSMENT By Tim Sandle
PENDAHULUAN
Pemantauan lingkungan atau Environmental Monitoring menggambarkan pengujian mikrobiologi yang dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi perubahan pertumbuhan pada jumlah mikroba dan mikroflora dalam ruang steril atau lingkungan yang terkontrol. Hasil yang diperoleh memberikan informasi mengenai konstruksi fisik dari ruangan, kinerja pemanasan, ventilasi, dan sistem HVAC, kebersihan personil, peralatan, dan operasi pembersihan.
Jurnal ini digunakan untuk menyelidiki trend terkini pada aplikasi penilaian risiko dalam praktek EM dengan memeriksa aspek-aspek utama berikut:
- Penentuan frekuensi monitoring : menggunakan konsep penilaian risiko untuk menentukan seberapa sering pemantauan pada jenis cleanroom yang berbeda
- Perangkat penilaian risiko : penggunaan perangkat penilaian risiko untuk membentuk metode EM
- Pendekatan numerik : mempertimbangkan pendekatan numerik untuk menilai data risiko menggunakan studi kasus dalam proses pengisian secara aseptik
PENENTUAN FREKUENSI MONITORING
Untuk mengembangkan program EM yang memadai, harus terdapat keseimbangan diantara penggunaan sumber daya secara efisien dengan monitoring pada interval yang cukup sering sehingga gambaran yang berarti dapat diperoleh. Pada saat pembentukkan program pemantauan lingkungan, frekuensi monitoring pada area kontrol yang berbeda dapat ditentukan berdasarkan faktor kritis yang berhubungan dengan area spesifik.
Faktor kritis
Pembentukkan rencana kritis yang menjadi dasar frekuensi monitoring dibuat untuk membidik pemantauan tahapan kritis pada proses. Maka dari itu, poses formulasi akhir harus mendapat pemantauan lebih dibandingkan dengan tahapan monitoring lebih awal yang merupakan proses yang relatif tertutup.
Penggunaan faktor kritis merupakan makna dari penilaian frekuensi monitoring berdasarkan penilaian risiko dari setiap area kritis. Penilaian risiko berhubungan dengan dampak potensial produk yang berasal dari berbagai risiko. Contohnya, daerah pemrosesan terbuka pada suhu lingkungan, lamanya waktu paparan, dan ketersediaan air, dapat menimbulkan tingginya risiko dan dapat meningkatkan tingkat risiko. Berbeda dari hal tersebut, daerah dengan pemrosesan tertutup, pada area dingin, pada hakikatnya dapat memberikan risiko yang lebih rendah.
Penggunaan rentang 1 – 6, dengan 1 menunjukkan skor sangat kritis dan 6 menunjukkan skor yang setidaknya kritis, skor 1 diberikan untuk operasi pengisian aseptik; skor 2 pada formulasi akhir; skor 3 pada pemrosesan secara terbuka, dan seterusnya. Contoh penggunaan frekuensi monitoring ditunjukkan dalam tabel 1 dan aplikasi penggunaannya dalam tabel 2.
Setiap area yang dipantau akan dievaluasi terhadap suatu kriteria, dan dengan penggunaan satu seri panduan pertanyaan, frekuensi monitoring dapat ditentukan. Kriteria keputusan termasuk pertimbangan pada 2 kategori area: area bobot yang lebih tinggi dan frekuensi monitoring lebih tinggi.
Bobot yang lebih tinggi diberikan pada:
- Aktivitas yang lebih kotor yang berbatasan dengan aktivitas pembersihan
- Area dengan tingkat mobilitas personel yang tinggi (sebagai salah satu sumber kontaminan mikroba), termasuk koridor dan ruang ganti
- Rute transfer
- Area tempat penerimaan barang
- Tempat beserta aktivitas preparasi komponen
- Durasi aktivitas (seperti tingkat kritis yang lebih rendah pada proses 30 menit dibandingkan dengan 6 jam pemrosesan)
Frekuensi monitoring yang lebih tinggi digunakan untuk: - Area hangat yang berbeda dengan area dingin
- Area dengan air atau bak cuci yang berbeda dengan area kering
- Pemrosesan terbuka atau open plant assembly yang dibandingkan pada pemrosesan sekitar yang terbuka sesaat atau pada pemrosesan tertutup (dimana risiko pemaparan produk ditentukan)
- Formulasi akhir, pemurnian, pengemasan sekunder, pengisian produk, dan lain-lain
Ketika frekuensi monitoring untuk setiap area kontrol telah ditentukan, hasilnya perlu ditinjau pada periode tertentu. Peninjauan ini mungkin meminta perubahan pada status ruangan, frekuensi monitoring, atau perubahan pada jenis sampel berbeda dalam ruangan.
Tabel 2 – Aplikasi Faktor Kritis
Faktor Kritis Lingkungan Kemungkinan Dampak Lingkungan Pada Produk AKhir Definisi Frekuensi Monitoring 1 Sangat mungkin Pengisian aseptik
dimana tidak terdapat proses
Per hari atau per bets
Tabel 1 – Faktor kritis pada Frekuensi Monitoring
Faktor
kritis Frekuensi Monitoring 1 Per hari atau per bets
2 Per minggu
3 Per 2 minggu
4 Per bulan
5 Per 3 bulan / triwulan
lebih lanjut
2 Mungkin
Area produk akhir. Hal ini mungkin diterapkan pada area dimana proses akhir merupakan filter penyaring Per minggu 3 Cukup mungkin Pemaparan produk secara langsung atau tak langsung
pada lingkungan agak cenderung untuk menghasilkan kontaminan Dapat juga diterapkan pada area dengan keberadaan air tinggi atau pada
suhu yang bersesuaian
Per 2 hari
4 Tidak mungkin
Diterapkan pada area dingin yang tidak terdapat pemrosesan terbuka Per bulan 5 Sangat tidak mungkin Pemaparan tidak langsung ke lingkungan tidak mungkin menghasilkan kontaminan. Apabila kontaminan dihasilkan, kontrol hilir atau penggunaan preservatif dapat mengurangi kontaminan Per 3 bulan 6 Paling tidak mungkin Area tidak terkontrol atau tidak mungkin ada
mikroba, seperti freezer
PERANGKAT PENILAIAN RISIKO
Ketika status suatu ruangan telah dipilih, prosedur penilaian risiko diperlukan untuk menentukan lokasi monitoring lingkungan. Pendekatan berbasis risiko termasuk FMEA, FTA, HACCP, dan sebagainya dapat memberikan pendekatan nilai. Perangkat analsiis tersebut hampir serupa karena melibatkan:
- Pembuatan diagram kerja
- Penandaan area dengan risiko tertinggi - Pengujian sumber kontaminan potensial - Penentuan metode sampel yang paling sesuai
- Membantu pembuatan peringatan dan tingkat tindakan
Pendekatan penilaian risiko ini tidak hanya berfokus pada pemilihan lokasi monitoring lingkungan, tetapi juga mengintegrasi sistem monitoring lingkungan dengan peninjauan lengkap pada operasi dalam cleanroom untuk menjamin fasilitas, operasi, dan praktiknya memuaskan. Pemantauan risiko dapat membantu menentukan frekuensi, lokasi, dan tingkat monitoring lingkungan.
FMEA
Merupakan pendekatan numerik berdasarkan kategori berikut: - Keparahan (Severity) : konsekuensi dari kegagalan
- Kejadian (Occurence) : Kemungkinan terjadi kegagalan berdasarkan pengalaman sebelumnya
- Deteksi (Detection): sistem monitoring dan bagaimana kegagalan dapat dideteksi
Dengan skor 1 (sangat baik) dan 5 (sangat buruk). Dengan demikian, kemungkinan tingginya keparahan bernilai 5; tingginya tingkat kejadian bernilai 5; dan tingkat deteksi yang baik bernilai 1.
Skor akhir FMEA diperoleh dengan mengalikan nilai keparahan (S) x nilai kejadian (O/P) x nilai deteksi (D). Berikut merupakan contoh skema FMEA.
Tahapa n proses Mode kegagal an Signifika nsi kegagal an Severit y Ukuran pendeteks ian kegagalan Occuren ce Sistem deteksi Detecti on 1-5 1-5 1-5 PENDEKATAN NUMERIK
Komponen ketiga dari pendekatan penilaian risiko adalah untuk mengevaluasi suatu risiko pada saat suatu aktivitas dilakukan. Setelah itu dapat dipastikan keterulangan dan reprodusibilitasnya melalui seperangkat parameter numerik. Pendekatan numerik berguna dalam penerapan tingkat konsistensi antara satu keputusan dengan yang lainnya.
Penilaian Individu
Bagian ini merinci beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung risiko kontaminasi pada pharmaceutical cleanroom.
Estimasi Risiko Pada Produk dengan Settle Plate Counts
Metode ini menerapkan penilaian setlle plates atau pelat sedimentasi pada titik pengisian di bawah zona kelas A. Metode ini memberikan perkiraan tingkat kontaminasi yang memungkinkan pada produk yang diturunkan berdasarkan persamaan berikut:
Tingkat kontaminasi (%) =
Settle Plate Count x
Area produk x
Area cawan petri
Waktu produk terpapar x 100
Waktu settle plate terpapar
Dimana area cawan petri untuk pelat berukuran 90 mm adalah 64 cm2.
Contoh perhitungan settle plate counts: - Area cawan petri = 64 cm2
- Settle plate count = 1 cfu - Area leher produk = 1 cm2
- Waktu produk terpapar = 1 menit - Waktu settle plate terpapar = 240 menit Kemudian dimasukkan ke dalam persamaan
1 x
64
1
x240
1
= 0,000065 x 100 = 0,0065%Rumus tersebut juga dapat diterapkan pada monitoring aktivitas filtrasi produk ketika ‘1’ ditetapkan sebagai angka konstan area leher produk. Tidak tersedia panduan yang menunjukkan level persentase risiko. Angka 0,03% telah digunakan oleh praktisi berdasarkan Parenteral Drug Association Survey of Aseptic Filling Practices (2002), dimana menjadi hal biasa dalam industri farmasi untuk mengizinkan 0,03% botol broth dalam simulasi media untuk menunjukkan pertumbuhan pada ‘warning level’ (0,03% = 1 /3000, dengan 3000 menjadi rata-rata ukuran media fill). ‘Action level’ biasanya ditetapkan 3/3000 botol atau 0,1%. Hal ini dapat memberikan risiko yang tinggi. Rentang 0,03 – 0,1 dapat dikatakan sebagai risiko menengah.
Dengan demikian, ketika risiko tersebut merupakan mikroorganisme yang terdeteksi pada settle plate, dengan probabilitas <0,1% terdeposit di leher botol
saat botol terpapar pada aliran udara yang tidak terarah, risiko dapat dikategorikan seperti pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3 – Kategori Risiko Mikroorganisme
Persentase Risiko
<0,03% Rendah
>0,03 – 0,09% Sedang
≥0,1% Tinggi
Finger Plate Assessment
Rumus dapat diaplikasikan untuk pengoperasian yang berhubungan dengan kelas A. Apabila operator hanya berada di kelas B dan tidak memberi dampak pada pengoperasian kelas A, secara otomatis dapat dianggap sebagai risiko yang rendah apabila tidak ada faktor khusus lain.
Rumus yang dapat digunakan ialah:
Jumlah mikroba x Lokasi x Metode intervensi x Durasi operasi dimana:
Jumlah mikroba = jumlah pada pelat dalam cfu
Lokasi = area mesin pengisi atau lokasi lain yang berhubungan dengan pelat
Aktivitas = baik dari tangan operator yang bersentuhan dengan bagian mesin pengisi atau alat yang digunakan
Durasi = lamanya aktivitas dalam detik
Dalam contoh finger plate assessment, lokasi, aktivitas, dan durasi membutuhkan pengukuran arau pembobotan. Contoh penilaian lokasi, aktivitas, dan durasi masing-masing tertera dalam tabel 6,7, dan 8.
Tabel 4 – Contoh Pembobotan Lokasi
Lokasi Rating* Alasan
Bagian umum dari mesin yang
tidak berdekatan dengan zona
pengisian
0.5
Data dari pola aliran udara menunjukkan risiko perpindahan kontaminasi ke aliran udara yang tidak terarah di bawah zona pengisian sangat
rendah
Off-load 0.5
Area off-load terdapat pada seluruh mesin pengisi. Botol dan vial bertutup sebagian dan
peralatan digunakan secara normal. Kemungkinan kontaminasi dianggap rendah. On-load 1 Area on-load terdapat pada seluruh mesin
pengisi. Botol dan vial tidak ditutup meskipun peralatan digunakan secara normal. Kemungkinan kontaminasi lebih besar
dibandingkan on-load.
Stopper bowl 1.5
Stopper bowl terdapat pada seluruh mesin pengisi. Intervensi langsung ke dalam wadah menghasilkan mikroorganisme yang terdeposit
ke stopper. Risiko dianggap lebih tinggi dari aktivitas on-load dan off-load meskipun jarang
intervensi. Freeze – dryer
loading 1.5
Merupakan intervensi langsung dari aktivitas kelas A. Meski demikian, vial dan botol ditutup
sebagian dan mengandung kaset.
Point of fill: air sample placement
2
Penempatan air-sampler tidak melibatkan peralatan pengisian (seperti jarum suntik,
timbangan). Meski demikian, sebagai intervensi kelas A, hal ini merupakan risiko yang tinggi dibandingkan dengan bagian lain
diatas.
Filtration
transfer 2
Koneksi pembuluh untuk tujuan pemindahan produk ke dalam Aseptic Filling Suite membtutuhkan intervensi manusia dn teknik aseptik. Apabila proses ini terkontaminasi akan
berdampak pada produk. Waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan koneksi sangat
singkat (di bawah 30 detik), yang akan mengurangi risiko.
Koneksi mesin 2.5
Koneksi bejana ke mesin pengisian membutuhkan intervensi manusia dan teknik
aseptik. jalur transfer yang terkontaminasi dapat menyebabkan produk terkontaminasi
Point of fill :
intervensi 2.5
Intervensi langsung, seperti mislnya jarum pengisi yang diatur ulang merupakan tingkat
risiko tertinggi. Jumlah berhubungan dengan aktivitas yang membutuhkan pemeriksaan
detil.
*berdasarkan waktu rata-rata yang diambil untuk simulasi media berdasarkan data dari fasilitas UK pharmaceutical
Tabel 5 – Contoh Pembobotan Aktivitas Metode
aktivitas Rating Alasan
Using forceps 0.5
Pengoperasian tidak langsung bersentuhan dengan mesin dan alat yang digunakan
bersifat steril
Hand 1 Pengoperasian bersentuhan langsung dengan mesin, dengan demikian menimbulkan risiko
prosedur untuk membersihkan tangan sebelum menjalankan operasi.
Tabel 6 – Contoh Pembobotan Durasi
Durasi Rating Alasan
< 30 detik 0.5 Lamanya intervensi dianggap minim 30 – 120 detik 1 Waktu intervensi berada pada rata-rata
>30 detik 1.5 Intervensi lebih lama dari rata-rata
Contoh Pengerjaan Finger Plate Worked Assessment
Finger plate dengan jumlah 1 cfu untuk aktivitas point-of-fill, menggunakan forceps, yang berjalan 1 menit.
Skor = Jumlah mikroba x Lokasi x Metode intervensi x durasi pengoperasian
= 1 x 2.5 x 0.5 x 1 = 1.25
Skor yang dihasilkan dapat dinilai berdasarkan kategori penilaian risiko standar: Penilaian risiko tergantung pada contoh yang
dijalankan. Berdasarkan data historis selama kurang lebih 6 bulan, hasil tertinggi pada intervensi finger plate kelas A berjumlah 2 cfu; menggunakan forceps
mendapatkan kembali vial yang jatuh dan bertahan pada 120 detik. Hasil ini memberikan skor 7.5, yang jatuh pada risiko sedang atau menengah.
Surface Sample Assessment
Rumus berikut dapat diterapkan pada aktivitas pengisian dan filtrasi: Jumlah mikroba x faktor risiko A x faktor risiko B x faktor risiko C dimana,
Faktor risiko A = kedekatan pada area kritis
Faktor risiko B = pengurangan dispersi mikroorganisme Faktor risiko C = efektivitas tindakan pengendalian
Pendekatan di bawah ini dapat digunakan untuk pengaturan faktor risiko:
- Tahap pertama adalah untuk menetapkan faktor risiko (A) berdasarkan kedekatan lokasi dengan area kritis (filled produk). Demonstrasi pada tabel 7 dapat digunakan untuk menentukan faktor A.
Tabel 7 – Penentuan Faktor Risiko A
Lokasi/Tahap Faktor Risiko Alasan
Skor Risiko 1 – 3 Rendah 4 – 8 Sedang
Manufaktur (A) Filtration room
product contact
2 Sampel pada jalur transfer memungkinkan potensi kontaminasi untuk mempengaruhi
produk General filling or
filtration room area (Grade B)
0.5 Sampel yang hanya merefleksikan kebersihan ruangan dan trend umum. Dampak aktivitas kelas A cukup rendah,
kecuali jika mikroorganisme yang sama terdeteksi sampel dari kelas B. Pada kejadian tersebut, faktor risiko naik menjadi
1. Machine general
(non-product contact)
1 Sampel mengindikasikan kondisi kebersihan mesin, namun risiko pemaparan produk terhadap kontaminan cukup rendah, kecuali
jika mikroorganisme yang sama terdeteksi sampel dari kelas B. Pada kejadian tersebut,
faktor risiko naik menjadi 2.5. Machine product
contact site
2.5 Lokasi termasuk alat, jarum pengisi, dan stopper bowls. Kontak langsung dengan
produk: risiko tertinggi.
- Tahap kedua adalah untuk menetapkan faktor risiko (B) berdasarkan pengurangan dispersi atau transfer mikroorganisme. Berikut contoh penaksiran faktor B pada tabel 8.
Tabel 8 – Penentuan Faktor Risiko B Lokasi/Tahap Manufaktur Faktor Risiko (B) Alasan Filtration room product contact
0.5 Koneksi merupakan aktivitas singkat (kurang dari 30 detik) dilakukan di bawah
proteksi Uni-Directional Air Flow (UDAF) kelas A; operator menggunakan sarung
tangan tersanitasi. General filling or
filtration room area (Grade B)
1.0 Perifer terhadap zona kelas A. Transfer risiko cukup rendah. Tingkat risiko dapat meningkat menjadi 1.5 apabila sampel kelas
A dan kelas B melewati tingkat penindakan dan terkarakterisasi sebagai spesies
mikroba yang sama. Machine general
(non-product contact)
1.5 Lokasi berada diantara area kritis, tetapi tidak langsung terhadap area kontak produk. Terdapat beberapa risiko transfer
produk, namun seharusnya tindakan protektif dapat mencegah hal ini. Machine product
contact site
2.5 Lokasi termasuk perangkat, jarum pengisi, dan stopper bowl yang berada langsung dalam zona kritis. Kontak langsung dengan
produk: risiko tertinggi.
- Tahap ketiga untuk mengukur faktor risiko (C) dengan menaksir efektivitas tindakan kontrol. Contoh penaksiran faktor C pada tabel 9.
Tabel 9 – Penentuan Faktor Risiko C Lokasi/Tahap Manufaktur Faktor Risiko (B) Alasan Filtration room product contact
0.5 UDAF kelas A dan komponen tersterilisasi; operator menggunakan dua pasang sarung
tangan dan tangan yang bersih. General filling or
filtration room area (Grade B)
0.5 Lantai disanitasi; bat
Machine general (non-product
contact)
1.0 Komponen mesin yang tersterilisasi; lines diberishkan dengan disinfektan; proteksi
UDAF. Machine product
contact site
1.5 Komponen mesin yang tersterilisasi; tidak ada intervensi langsung; proteksi UDAF; akan tetapi lokasi ini ebrada dalam kontak
langsung dengan produk
Air Sample Assessment
Terdapat pendekatan untuk penilaian risiko sampel active air yang menggunakan sistem numerik. Akan tetapi, formula yang rumus yangberhubungan dengan aspek ini sulit untuk dihitung dalam prakteknya karena biasanya tidak terdapat informasi dan penilaian variabel tidak dapat dihitung. Karena itu penilaian secara kualitatif dinilai lebih sesuai.
Penetapan Faktor Risiko Pada Lokasi Pengisian
Lokasi dimana jumlah bio-burden yang tinggi diisolasi diantara area pengisian, dapat dikatakan bahwa konsekuensi lebih besar dari jumlah yang sebenarnya. Lokasi dapat diberikan peringkat risiko dalam kaitannya dengan kedekatannya dengan zona kritis, kemudahan dispersi atau pengalihan, dan efektivitas metode pengendalian. Tabel 10 diusulkan sebagai alat untuk penilaian risiko dan untuk membantu penyelidikan. Hal ini melengkapi alat penilaian risiko yang sebelumnya telah diperiksa.
Tabel 10 – Contoh Penilaian Risiko pada Filling Room Kemudahan dalam
Dispersi dan Transfer Mikroorganisme
Kedekatan atau Lokasi Sumber Terhadap Area
Kritis
Efektivitas Metode Kontrol
Tidak ada -
-Sangat Rendah; tempat sterilisasi
Rendah; contoh: batas ekstrim ruangan
Rendah; batas kontrol, UDAF
terhadap zona pengisian Medium; contoh:
perangkat kontak produk
Medium; contohnya lokasi cleanroom di dekat
mesin pengisian atau di ujung zona kelas A
Medium; sanitasi
Tinggi Tinggi; contohnya pada area kritis.
Tinggi; contoh efektivitas kontrol
Jenis produk dan pemrosesan lebih lanjut juga dapat mempengaruhi faktor risiko. Berdasarkan hal ini, risiko produk dapat diurutkan berdasarkan tingkat risikonya. Penilaian Keseluruhan
Pendekatan yang dilakukan untuk keseluruhan penilaian melibatkan riwayat pengujian sejumlah operasi dan menetapkan nilai menetapkan nilai di atas yang operasi dianggap atipikal. Cut-off 95% dianggap menjadi titik cut-off yang paling sesuai.
Criticality Scoring
Kekritisan penilaian merupakan cara menilai hasil total dari environmental monitoring. Hal ini menjadi
Kelas A
Hasil dari operasi pengisian ditentukan (untuk individu viable count dan untuk rata-rata jumlah partikel yang diambil selama pengisian). Setiap hasil yang sebanding atau lebih dari warning atau action level dinilai berdasarkan kriteria pada tabel 11 dan 12.
Tabel 11 – Kriteria Viable Count Untuk Kelas A
Sampel Warning LevelJumlah (cfu)Action Level
Active Air 5 poin 10 poin
Settle Plate 5 poin 10 poin
Contact Plate 5 poin 10 poin
Swab 5 poin 10 poin
Finger Plate 5 poin 10 poin
Tabel 12 – Kriteria Jumlah Partikel Untuk Kelas A
Sampel
Jumlah (cfu) Jumlah Isi Rata-Rata
pada Warning Level
Jumlah Isi Rata-Rata pada Action Level
0.5 μm 5 poin 10 poin
5 μm 5 poin 10 poin
Hasil dari operasi pengisian ditentukan (untuk individu viable count dan untuk rata-rata jumlah partikel yang diambil selama pengisian). Setiap hasil yang sebanding atau lebih dari warning atau action level dinilai berdasarkan kriteria pada tabel 13 dan 14.
Tabel 13 – Kriteria Viable Count Untuk Kelas B
Sampel
Jumlah (cfu)
1 cfu 2-3 cfu 4-5 cfu Warning Level
Action Level
Active Air 1 poin 2 poin 3 poin 5 poin 10 poin
Settle Plate 1 poin 2 poin 3 poin 5 poin 10 poin
Contact Plate 1 poin 2 poin 3 poin 5 poin 10 poin
Swab 1 poin 2 poin 3 poin 5 poin 10 poin
Finger Plate 1 poin 2 poin 3 poin 5 poin 10 poin
Tabel 12 – Kriteria Jumlah Partikel Untuk Kelas B
Sampel
Jumlah (cfu) Jumlah Isi Rata-Rata
pada Warning Level
Jumlah Isi Rata-Rata pada Action Level
0.5 μm 4 poin 5 poin