• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan dan Word of Mouth Mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan dan Word of Mouth Mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dunia pendidikan yang begitu kompetitif menuntut

perguruan tinggi harus mampu menyelenggarakan pendidikan secara profesional

sehingga sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Faktor sumber daya manusia

(SDM) yang memiliki kompetisi tinggi merupakan hal yang mutlak diperlukan

dalam era kompetisi persaingan pasar global dan pembangunan nasional

seutuhnya. Kondisi tersebut semakin mendorong dunia pendidikan termasuk

perguruan tinggi untuk segera menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki

kompetensi tinggi, mampu berinovasi dan kreatif.

Perguruan tinggi sebagai suatu lembaga penyedia jasa pendidikan dituntut

dapat memberikan pelayanan yang mampu menciptakan kepuasan maksimal

kepada masyarakat pengguna jasanya, yang pada gilirannya justru akan mampu

mendorong kemajuan Perguruan Tinggi tersebut (Prasetyaningrum, 2009 : 8).

Dalam hal ini, salah satu ukuran kinerja penting pada perguruan tinggi adalah

kepuasan yang dirasakan oleh mahasiswa terkait dengan program dan pelayanan

yang diberikan. Oleh karena itu, tantangan besar bagi setiap organisasi adalah

mencari terobosan agar dapat mewujudkan kepuasan pelanggan secara konsisten

kepada pelanggannya karena pelanggan yang puas akan menimbulkan minat

(2)

ukuran yang penting, apalagi jasa yang pembelian ulangnya relatif lama seperti

jasa pendidikan tinggi.

Kepuasan mahasiswa sebagai konsumen jasa perguruan tinggi yang tercipta

melalui pelayanan yang berkualitas akan memberi manfaat kepada lembaga

pendidikan karena mahasiswa merasa terpenuhi keinginannya sehingga

terciptanya loyalitas terhadap jasa pelayanan yang diterima. Selain itu mereka

akan lebih loyal akan menyebarkan berita baik dan memberikan rekomendasi dari

mulut ke mulut (word of mouth) kepada teman, keluarga bahkan masyarakat di

sekitarnya untuk menggunakan jasa tersebut dan hal itu tentu akan

menguntungkan bagi lembaga pendidikan. Sebaliknya, ketidakpuasan akan

direspon dengan segera dan cepat sebagai pengalaman yang buruk lalu

menceritakan pengalamannya secara negatif dalam mengkonsumsi jasa tertentu

ke banyak orang (word of mouth yang negatif).

Brown, et al. (Arbainah, 2009 : 1), Words of Mouth (WOM) terjadi ketika

pelanggan berbicara kepada orang lain mengenai pendapatnya tentang suatu

merk, produk, layanan atau perusahaan tertentu pada orang lain. Apabila

pelanggan menyebarkan opininya mengenai kebaikan produk maka disebut

sebagai WOM positif, tetapi bila pelanggan menyebarkan opininya mengenai

keburukan produk maka disebut sebagai WOM negatif. Pada masa lalu perasaan

mahasiswa tidak menjadi pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh banyak

Perguruan Tinggi. Namun pada masa kini, perasaan menjadi hal yang utama.

Alasannya, bila melihat sumber yang berasal dari perasaan mahasiswa, setiap

(3)

kesan yang tidak terlupakan, baik kesan buruk maupun kesan baik. Kesan buruk

membuat mahasiswa menceritakan hal yang buruk kepada orang lain, sebaliknya

kesan yang baik membuat mahasiswa menceritakan hal yang baik pula kepada

orang lain. Kesan yang baik akan berdampak baik kepada Perguruan Tinggi yaitu

akan meningkatkan peminat pendidikan di Perguruan Tinggi tersebut.

Di Indonesia secara umum terdapat dua jenis Perguruan Tinggi yaitu yang

dikelola oleh pihak swasta atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan Perguruan

Tinggi Negeri (PTN). Walaupun sampai saat ini upaya mendapatkan mahasiswa

bukan menjadi hal yang sulit bagi PTN karena dapat menarik

sebanyak-banyaknya pelamar yang meminati PTN tanpa harus melakukan promosi

segencar PTS. Faktanya pada saat ini PTN memang masih menjadi favorit karena

lebih diminati oleh calon mahasiswa dilihat dari jumlah peminat yang cenderung

meningkat setiap tahun dengan alasan status perguruan tinggi negeri yang masih

dikenal memiliki nama baik dan biaya perkuliahan yang dianggap lebih

terjangkau. Dari penelitian Abror (2008 : 1) dikemukakan bahwa di masa yang

akan datang seperti yang terjadi di luar negeri, perguruan tinggi swasta dapat

lebih diminati karena mampu memberikan pelayanan yang lebih baik sesuai

dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.

Persaingan yang dihadapi Perguruan Tinggi baik berstatus negeri atau

swasta semakin ketat sejalan dengan semakin banyaknya penyelenggara

pendidikan tinggi di Indonesia dan semakin luasnya jaringan. Perguruan Tinggi di

tingkat internasional.Semakin banyaknya bermunculan Perguruan Tinggi Swasta

(4)

universitas menawarkan pendidikan dengan berbagai jenjang yang memberi

kemudahan prosedur akademik, menjanjikan masa perkuliahan yang lebih singkat

serta kelengkapan fasilitas kampus yang modern. Setiap perguruan tinggi juga

berlomba-lomba untuk menerapkan strategi pemasaran yang mempromosikan

kualitas lulusan, pengajar, maupun fasilitas kampus yang dapat menarik minat

para calon mahasiswa.

Kondisi persaingan yang semakin ketat dalam bidang pendidikan saat ini,

memaksa setiap perguruan tinggi ataupun penyelenggara pendidikan tinggi harus

memberikan pelayanan yang terbaik serta berbeda dengan para pesaingnya.

Realitas menunjukkan bahwa persaingan untuk merebut pasar yaitu mahasiswa,

tidak cukup hanya mengandalkan mutu akademik saja, tetapi juga harus disertai

dengan proses penyelenggaraan pelayanan yang berkualitas kepada mahasiswa

sebagai konsumen. Dalam sektor jasa dikenal beberapa dimensi kualitas

pelayanan seperti yang dikemukakan oleh Parasuraman, et al. (1988 : 23) yaitu

dimensi berwujud (tangible), keandalan dalam menyampaikan jasa (reliability),

ketanggapan dalam memberikan jasa (responsiveness), jaminan (assurance) serta

kemampuan untuk memberikan perhatian tulus pada pelanggan (empathy).

Setelah memasuki perguruan tinggi, proses pelayanan menjadi bagian yang

interaksinya paling sering dilakukan dan dapat dirasakan langsung oleh

mahasiswa, dilihat dari penampilan fisik bangunan, kesopanan dan

keramahtamahan para pegawai dalam melayani kebutuhan mahasiswa, hingga

kesediaan pegawai untuk membantu mengatasi kesulitan yang berhubungan

(5)

industri pendidikan dinyatakan sebagai keseluruhan evaluasi pelayanan yang

diterimanya sebagai bagian dari pengalaman selama proses pendidikan, yang

meliputi aktivitas selama di luar maupun di dalam kelas seperti ruangan kelas

yang tersedia berdasarkan jenis kegiatan, interaksi pegawai dan mahasiswa,

ketersediaan fasilitas yang mendukung pembelajaran dan hubungan dengan para

pengajar.

Umumnya pada perguruan tinggi negeri, ketika mahasiswa menghadapi

masalah dengan pelayanan yang tidak baik, mereka tidak tahu kemana harus

melaporkan ketidakpuasan atas pelayanan yang diterimanya sehingga masalah

tersebut dianggap hal yang biasa tetapi mahasiswa dapat akan menceritakan

kualitas pelayanan yang tidak baik tersebut ke keluarga, teman, dan masyarakat.

Efeknya bagi universitas jika terus dibiarkan maka suatu bagian institusi tidak

akan mampu menilai dan memperbaiki kesalahan karena tidak adanya sarana

penyampaian keluhan bagi mahasiswa. Hal ini berbeda dengan Perguruan Tinggi

Swasta yang sering menyediakan angket penilaian di setiap kegiatannya atas

kualitas pelayanan yang dirasakan mahasiswa, baik yang diberikan staf

administrasi maupun staf pengajar serta kotak saran mahasiswa demi perbaikan

kualitas perguruan tinggi tersebut. Muhammaed, et al. (2010 : 2) menyatakan

bahwa bentuk fisik (tangible) dari fasilitas yang tersedia di suatu institusi

merupakan hal yang penting dalam menciptakan citra yang baik terhadap institusi

tersebut.

Universitas Sumatera Utara (USU) adalah salah satu Perguruan Tinggi

(6)

bagi setiap orang ketika dapat masuk di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) seperti

Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara telah menghasilkan

lulusan dari berbagai strata yaitu Doktor (S3), Magister (S2), Sarjana (S1) dan

Diploma Empat (D4) setara S1, dan Diploma (D3). Dari tahun ke tahun USU

lebih meningkatkan orientasinya pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan

berkualitas, melakukan penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu

pengetahuan, serta melakukan kegiatan sosial berupa pengabdian kepada

masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu menyelenggarakan

pendidikan, pengadaan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Bagian terkecil dari suatu perguruan tinggi adalah jurusan. Jurusan yang

berada dalam lingkup Fakultas memiliki interaksi yang paling tinggi dengan

mahasiswa. Pada jurusan harus disediakan pelayanan berkualitas yang dapat

memenuhi kebutuhan mahasiswa, sehingga mahasiswa diharapkan mau

merekomendasikan sebagai jurusan yang harus dipilih oleh orang lain karena

memiliki staf yang dapat memberikan pelayanan yang berkualitas. Administrasi

Perpajakan merupakan satu-satunya jurusan untuk tingkat Diploma III (D3) yang

berada dalam lingkungan Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik (FISIP). Program

studi Diploma III merupakan jalur pendidikan professional yang diselenggarakan

dengan tujuan para tamatannya untuk siap bekerja. Keunggulannya adalah

sebagai salah satu program studi tingkat Diploma III dengan masa pendidikan

lebih singkat karena dapat ditempuh hanya dalam waktu 3 tahun, selain itu dilihat

dari statusnya yaitu berada di Perguruan Tinggi Negeri dengan biaya kuliah yang

(7)

Diploma III merupakan jalur penerimaannya yang dilakukan secara tersendiri

oleh universitas masing-masing sehingga biaya kuliahnya lebih mahal daipada

Sarjana (S1). Oleh karena itu, pengorbanan yang dikeluarkan oleh mahasiswa

berupa uang untuk membayar segala biaya pendidikan, waktu yang diperlukan

untuk melakukan proses pendidikan, dan jerih payah mereka selama mengikuti

perkuliahan harus diimbangi oleh pelayanan yang diberikan.

Bangunan utama gedung FISIP terletak di Jl. DR. Sofyan no.1 Kampus

USU. Di fakultas tersebut antara lain terletak bangunan untuk kantor departemen,

ruang administrasi, ruang dosen, ruang kuliah, mushala, kantin, perpustakaan,

laboratorium komputer dan komunikasi, kantor penyiaran radio, tempat parkir,

serta gedung B lantai II yang hanya digunakan sebagai ruang kuliah. Sebagian

besar gedung perkuliahan masih berada dalam lingkungan FISIP dan

dipergunakan secara bergantian dengan jurusan program studi Sarjana lainnya.

Namun berdasarkan hasil prasurvei yang telah dilakukan, peneliti mendapat

informasi keluhan mahasiswa atas fasilitas fakultas yang masih kurang memadai

antara lain untuk fasilitas fisik seperti : lapangan parkir yang kurang luas,

aspalnya tidak mulus dan banjir ketika hujan. Selain itu, ruang kuliah yang tidak

nyaman karena panas, kamar mandi yang kurang bersih dan kurang jumlahnya,

serta adanya letak gedung kuliah yang tidak strategis karena terpisah dari

lingkungan FISIP USU. Begitu juga halnya dengan media belajar yang

mendukung proses pembelajaran seperti alat pengeras suara dan OHP atau in

focus yang masih sangat kurang jumlahnya. Hal lain yang dikeluhkan mahasiswa

(8)

dalam bekerja dalam memberikan kejelasan informasi. Ada kelemahan pada

sistem lembaga pendidikan, yaitu pegawai bagian administrasi tidak mengetahui

bahwa mereka sebetulnya merupakan “trade mark” dari lembaga tersebut. Sikap

para pegawai akan menjadi sangat berkesan bagi yang menerima pelayanan.

Tabel 1.1. Data Prasurvei Terhadap 30 Orang Mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

No. Aspek yang dinilai Respon Positif Respon Negatif

1. Penyediaan fasilitas fisik seperti : ruang kuliah dan peralatan di kelas, lapangan parkir,

2. Penyediaan fasilitas elektronik : OHP, in focus, jaringan wifi, komputer.

13 (43.3 %)

17 (56.7%)

3. Sikap pegawai dalam melayani : profesionalisme, kemampuan,

Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

Respon negatif masih mendominasi tanggapan reponden untuk sikap

pegawai dalam melayani mahasiswa. Salah satu bentuk respon negatif tersebut

adalah keluhan yang disampaikan mahasiswa kepada Peneliti ketika melakukan

prasurvei yang merupakan bentuk ketidakpuasan mahasiswa karena mereka

merasa masih adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang mereka

alami dari kualitas pelayanan yang mereka terima. Ketidakpuasan ini dapat

diteruskan dengan menunjukkan sikap menginformasikan secara negatif

kekurangan fasilitas dan pelayanan yang tersedia di FISIP USU kepada orang

(9)

tidak ada bedanya kuliah di PTN maupun PTS karena untuk biaya kuliah program

Diploma III Administrasi Perpajakan termasuk mahal di USU dan hampir

sebanding dengan kuliah di PTS. Kristianto (2011 : 29) menyatakan dewasa ini

semakin diyakini bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah

dengan memberikan nilai dan kepuasan kepada konsumen melalui penyampaian

produk dan jasa berkualitas dengan harga bersaing. Namun, dengan biaya kuliah

yang relatif lebih tinggi tersebut mahasiswa masih merasa adanya pelayanan yang

tidak baik yang diterima mahasiswa sehingga dapat menyebabkan

berkembangnya WOM negatif yang disampaikan mahasiswa ke masyarakat,

misalnya dengan menceritakan hal yang buruk tentang keadaan fakultas, jurusan

dan para personelnya, serta timbulnya sikap tidak bersedia merekomendasikan

jurusan ketika ada kerabat, teman dan masyarakat yang bertanya tentang jurusan,

atau sikap yang lebih ekstrim lagi yaitu memprovokatori untuk tidak memilih

jurusan tersebut.

Penjelasan di atas perlu dilakukan pembentukan lebih lanjut karena

prasurvei terhadap pendapat sebagian mahasiswa belum mewakili kenyataan

yang sebenarnya. Namun pemaparan latar belakang di atas dapat menjadi refrensi

permasalahan terhadap kualitas pelayanan yang masih dikeluhkan mahasiswa di

FISIP USU. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka peneliti

(10)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka masalah yang

diteliti adalah :

1. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa

Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU ?

2. Bagaimana pengaruh kepuasan terhadap word of mouth mahasiswa

Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU ?

3. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan secara tidak langsung terhadap

word of mouth mahasiswa melalui kepuasan mahasiswa Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis :

1. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

2. Pengaruh kepuasan terhadap word of mouth mahasiswa Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

3. Pengaruh kualitas pelayanan secara tidak langsung terhadap word of mouth

mahasiswa melalui kepuasan mahasiswa Program Studi Diploma III

(11)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yaitu sebagai

bahan masukan dan meningkatkan perbaikan terhadap kepuasan mahasiswa

melalui kualitas pelayanan, sehingga mahasiswa mengkomunikasikan word

of mouth yang positif ke masyarakat.

2. Bagi Program Studi Magister Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara

adalah sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah khasanah

penelitian.

3. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang ilmu

manajemen pemasaran, khususnya dalam kualitas pelayanan.

4. Bagi penelitian selanjutnya, sebagai bahan refrensi dalam mengkaji

masalah yang berhubungan kualitas pelayanan, kepuasan konsumen dan

Gambar

Tabel 1.1. Data Prasurvei Terhadap 30 Orang Mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

Referensi

Dokumen terkait

Latar belakang pemilihan topik didasarkan pada pel1imbangan berikut: (I) Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) di wilayah tropis yang memiliki keragaman

Sistem ini diharapkan dapat digunakan untuk mendapatkan informasi dan pengambilan keputusan pemilihan handphone secara efektif.. Metode yang dipakai dalam penelitian ini

bahwa untuk memberikan tambahan penghasilan terhadap Lurah Desa dan Pamong Desa pada Desa Trimurti Kecamatan Srandakan dan Desa Jagalan Kecamatan Banguntapan,

III dan IV, maka penulis menyimpulkan dari hasil penelitian ini sebagai berikut: ” Terdapat pengaruh yang signifikan latihan pliometrik terhadap kecepatan akselerasi atlet sprint

Tingginya nilai total panjang akar (Lrv) dan berat kering akar (Drv) pada perlakuan pupuk kombinasi ini dapat disebabkan oleh adanya penambahan bahan organik ke dalam tanah

Jenis penelitian ini adalah Jenis penelitian kualitatif lapangan (field research). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan

bagaimanakah upaya penanggulangan dan apakah faktor penghambat Upaya Penanggulangan Kepolisian Resor Tulang Bawang terhadap Tindak Pidana Kekerasan dalam Rumah