• Tidak ada hasil yang ditemukan

8-HAK PEKERJA.ppt (1,567Kb)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "8-HAK PEKERJA.ppt (1,567Kb)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

HAK PEKERJA

Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Saat Jam Kerja (Astek)

(2)

Pasal 99 UU No. 13

tahun 2003

1.

Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak

untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja.

2.

Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1), dilaksanakan sesuai

dengan peraturan

perundang-undangan yang

berlaku

.

(3)
(4)

Sesuai UU No.3 Tahun 1992 dan PP No. 14 Tahun

(5)

Jaminan Asuransi Sosial

Tenaga Kerja

Defnisi

J

aminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan

bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang

sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang

hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat

peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja

berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua

dan meninggal dunia.

Peserta

Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak

10 (sepuluh) orang atau lebih , atau membayar upah

paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)

(6)

Defnisi Beneft

Jamsostek

Kecelakaan Kerja

Kecelakaan Kerja adalah peristiwa kecelakaan yang terjadi dalam

bekerja, termasuk penyakit yang timbul dalam bekerja dan kecelakaan

yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat

kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.

Kematian

Kematian adalah peristiwa meninggal dunia yang bukan disebabkan

oleh kecelakaan kerja, seperti sakit, korban kriminilitas dan lain-lain.

Hari Tua

Hari Tua adalah kondisi dimana seorang karyawan telah mencapai

usia 55 tahun atau mengalami cacat total tetap setelah ditetapkan

oleh dokter atau memenuhi persyaratan tertentu.

Pemeliharaan Kesehatan

Hak karyawan dalam bentuk pelayanan yang diberikan jika karyawan

tersebut mengalami gangguan kesehatan. Hak pelayanan kesehatan

ini berlaku bukan hanya untuk karyawan, tapi juga untuk

(7)

Iuran Premi Jamsostek

Jaminan Kecelakaan Kerja

(JKK)

Kelompok I

: 0.24% dari upah sebulan

Kelompok II

: 0.54% dari upah sebulan;

Kelompok III

: 0.89% dari upah sebulan;

Kelompok IV

: 1.27% dari upah sebulan;

Kelompok V

: 1.74 % dari upah sebulan;

Jaminan Hari Tua

(JHT)

, sebesar 5.70% dari upah

sebulan;

Jaminan Kematian

(JKM)

, sebesar 0.30% dari

upah sebulan

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

(JPK)

, sebesar

6% dari upah sebulan bagi tenaga kerja yang

(8)

Catatan Iuran Premi

Jamsostek

Iuran jaminan kecelakaan kerja, jaminan

kematian dan jaminan pemeliharaan

kesehatan ditanggung sepenuhnya oleh

pengusaha

Iuran jaminan hari tua sebesar 3.70%

ditanggung oleh pengusaha dan sebesar

2% ditanggung oleh tenaga kerja.

Dasar perhitungan iuran jaminan

pemeliharaan kesehatan dari upah

sebulan setinggi-tingginya

(9)

Jenis Kelompok Usaha

Kelompok I

Perusahaan Dagang, Bank, Konveksi, Perusahaan Jasa, dll

Kelompok II

Pabrik gula, Pabrik Rokok, Perkebunan Rakyat, Jasa Hiburan, dll

Kelompok III

Industri Makanan, Pabrik Minuman dan Alkohol, Percetakan,

Perusahaan Farmasi, Hotel, dll

Kelompok IV

Pabrik Kendaraan bermotor, Perusahaan Angkutan Darat, dll

Kelompok V

(10)

Ilustrasi

Seorang karyawan Bank swasta yang telah

menikah dengan dikaruniai 2 anak

didaftarkan oleh perusahaannya sebagai

peserta Jamsostek untuk beneft : JKM,

JKK, JHT dan JPK. Upah terakhir ybs

adalah IDR 3.000.000,- per bulan.

Tentukan besar iuran premi per bulan yang harus

dibayarkan ke PT. Jamsostek!

Tentukan Iuran premi yang menjadi tanggung

(11)

Jawab

J K M

: 0.30% x Rp 3.000.000,-

=

Rp

9.000,-J H T

: 5.70% x Rp.3.000.000,-

=

Rp

171.000,-J K K

:

0.24%

x Rp.3.000.000,-

=

Rp

7.200,-J P K

: 6.00% x

Rp.1.000.000,-

=

Rp 60.000,- +

Iuran Premi Jamsostek:

Rp

247.200,-Beban Karyawan

:

2,00% x Rp. 3.000.000,-

Rp 60.000,- -

(12)

187.200,-Besar Jaminan Kecelakaan Kerja

(PP Nomor

64 tahun 2005)

Besar Jaminan Kecelakaan Kerja

(PP Nomor

64 tahun 2005)

Biaya Transport

Darat Rp. 150.000,- Laut Rp. 300.000,- Udara Rp.

400.000,-Sementara tidak mampu bekerja

4 bulan pertama 100% upah, 4 bulan kedua 75 % upah, Selanjutnya 50 %

upah

Biaya Pengobatan/Perawatan

Maksimal Rp

8.000.000,-Santunan Cacat

Total-tetap:

Sekaligus 70 % x 70 bulan upah

Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per bulan Sebagian-tetap: % tabel x 70 bulan upah

Kurang fungsi: % kurang fungsi x % tabel x 70 bulan upah.

Santunan Kematian

Sekaligus 60 % x 70 bulan upah

Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per bulanBiaya pemakaman Rp. 1.500.000,-

Biaya Rehabilitasi

(13)

Tata Cara Pengajuan

JKK

Apabila terjadi kecelakaan kerja pengusaha wajib mengisi

form jamsostek 3 (laporan kecelakaan tahap I) dan

mengirimkan kepada PT. Jamsostek tidak lebih dari 2x24 Jam

terhitung sejak terjadinya kecelakaan.

Setelah tenaga kerja dinyatakan sembuh oleh dokter yang

merawat / meninggal dunia, pengusaha wajib mengisi form 3a

(laporan kecelakaan tahap II) dan dikirim kepada PT.

Jamsostek tidak lebih dari 2X 24 jam sejak tenaga kerja

dinyatakan sembuh/meninggal. Selanjutnya PT. Jamsostek

akan menghitung dan membayar santunan dan ganti rugi

kecelakaan kerja yang menjadi hak tenaga kerja/ahliwaris.

Form Jamsostek 3a berfungsi sebagai pengajuan permintaan

pembayaran jaminan disertai bukti-bukti:

Fotokopi kartu peserta.

Surat keterangan dokter yang merawat dalam bentuk form

Jamsostek 3b atau 3c.

(14)

Besar Jaminan

Kematian (JKM)

Besar Jaminan

Kematian (JKM)

Dengan PP No. 14 Tahun 1993, ditetapkan :

Santunan kematian sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah); Biaya pemakaman sebesar Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);

Dengan PP No. 83 Tahun 2000, ditetapkan :

Santunan kematian sebesar Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah)

Biaya pemakaman sebesar Rp 600.000,- (enam ratus ribu rupiah)

Dengan PP Nomor 64 Tahun 2005, ditetapkan :

Santunan Kematian sebesar Rp. 6.000.000,- (enam juta

rupiah)

Biaya Pemakaman Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu

rupiah);

Santunan Berkala sebesar Rp. 200.000,- / bulan (selama 24

(15)

Tata Cara Pengajuan

JKM

Pengusaha/Keluarga dari tenaga kerja yang

meninggal dunia mengisi dan mengirim form

4 kepada PT. Jamsostek disertai bukti-bukti :

Kartu peserta

Surat keterangan kematian dari Rumah

sakit/Kepolisian/Kelurahan

Identitas ahli waris (photo copy KTP/SIM dan

Kartu Keluarga)

PT. Jamsostek akan membayar jaminan

(16)

Besar Jaminan Hari Tua

(JHT)

Besar Jaminan Hari Tua

(JHT)

Besarnya Jaminan Hari Tua adalah sebesar iuran yang terkumpul

ditambah dengan hasil pengembangannya, dibayarkan apabila tenaga kerja :

Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia, atau cacat total

tetap

Mengalami PHK setelah menjadi peserta sekurang-kurangnya 5

tahun dengan masa tunggu 6 bulan

 Pergi keluar negeri tidak kembali lagi, atau menjadi PNS/ABRI.

Jaminan hari tua dibayar kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun atau cacat total untuk selama-lamanya dapat dilakukan :

sekaligus apabila jumlah seluruh jaminan hari tua yang harus

dibayar kurang dari Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah); atau

berkala apabila seluruh jumlah jaminan hari tua mencapai Rp

3.000.000,- (tiga juta rupiah) atau lebih, dan dilakukan paling lama 5 (lima) tahun.

(17)

Tata Cara Pengajuan

JHT

Setiap permintaan JHT, tenaga kerja harus mengisi dan

menyampaikan formulir 5 Jamsostek kepada kantor Jamsostek

setempat dengan melampirkan :

 Kartu peserta Jamsostek (KPJ) asli.

Kartu Identitas diri KTP/SIM (fotokopi).

Tambahan dokumen (tergantung kondisinya):

 Surat Keterangan Dokter

Pernyataan tidak bekerja lagi di Indonesia  Photocopy Paspor

 Photocopy VISA

Surat keterangan kematian dari Rumah

Sakit/Kepolisian/Kelurahan.

 Photocopy Kartu keluarga.

(18)

Hak Setelah Hubungan

Kerja berakhir

Tenaga kerja yang berdasarkan keterangan dokter yang ditunjuk

dinyatakan menderita penyakit yang timbul karena hubungan

kerja, berhak memperoleh jaminan kecelakaan kerja meskipun

hubungan kerja telah berakhir.

Hak atas hubungan jaminan kecelakaan kerja sebagaimana

dimaksud diatas diberikan apabila penyakit tersebut timbul

dalam jangka waktu paling lama

3 (tiga) tahun

terhitung sejak

hubungan kerja berakhir.

Sesuai PSAK no.24-Revisi 2004 dinyatakan bahwa tiap

perusahaan selain wajib memenuhi pembayaran

Imbalan kerja

jangka pendek

, seperti upah,gaji, iuran jaminan sosial, cuti

tahunan, cuti sakit, bagi laba dan bonus serta imbalan non

moneter, tiap perusahaan juga diwajibkan memenuhi penyiapan

pembayaran

Imbalan pasca kerja

. Regulasi ini menyiratkan

perlunya tiap perusahaan mengantisipasi kewajiban masa

(19)

Penyakit Akibat

Hubungan Kerja (1)

1. Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan

parut (silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.

2. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu logam keras.

3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).

4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.

5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik.

6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang beracun.

7. Penyakit yang disebabkan kadmium atau persenyawaannya yang beracun.

8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya yang beracun.

9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.

(20)

Penyakit Akibat Hubungan

Kerja (2

)

11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang beracun.

12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang beracun.

13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yang beracun.

14. Penyakit yang disebabkan oleh fuor atau persenyawaannya yang beracun.

15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfda.

16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon alifatik atu aromatik yang beracun.

17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.

18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau homolognya yang beracun.

19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.

(21)

Penyakit Akibat Hubungan

Kerja (3)

21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfksia atau keracunan seperti karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfda, atau derivatnya yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.

22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.

23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).

24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih.

25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi yang mengion.

26. Penyakit kulit (dermatoses) yang disebabkan oleh penyebab fsik, kimiawi atau biologik.

27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic,

bitumen, minyak mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu dari zat tersebut.

28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.

29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko

kontaminasi khusus.

30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau kelembaban udara tinggi.

(22)

For Expatriat (TKA)

KEPUTUSAN Menakertrans RI NOMOR : KEP-67/MEN/IV/2004

TENTANG

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA

KERJA ASING

Pasal 2

Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja asing di Indonesia wajib mengikutsertakan

tenaga kerja asing yang bersangkutan dalam Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

PERATURAN Menakertrans RI NOMOR : PER-02/MEN/XII/2004

TENTANG

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA

KERJA ASING

Pasal 2

Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja asing yang telah memiliki perlindungan

melalui Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di negara asalnya yang sejenis dengan

(23)

Sanksi Bagi Pengusaha Yang

Melanggar

hukuman kurungan

selama-lamanya 6 (enam) bulan atau

denda setinggi-tingginya Rp

50.000.000,- (lima puluh juta

rupiah).

Setelah diberikan peringatan

tetapi tidak melaksanakan

(24)

KATEGORI KECELAKAAN DILUAR JAM

KERJA (JKDK)

1.

Kecelakaan yang terjadi pada waktu cuti atau

hari-hari libur lainnya, dimana yang bersangkutan bebas

dari urusan pekerjaan yang menjadi tugas dan

tanggungjawabnya, kecuali jika yang bersangkutan

mendapat panggilan atau tugas perusahaan, maka

dalam perjalanan untuk memenuhi panggilan

tersebut yang bersangkutan dijamin oleh ASTEK

(termasuk cuti menunaikan ibadah Haji).  

2.

Kecelakaan yang terjadi di Mess/Perkemahan yang

tidak berada di lokasi (tempat) kerja.

3.

Kecelakaan yang terjadi di luar waktu kerja atau

dalam rangka melakukan kegiatan bukan

merupakan tugas dari atasan untuk kepentingan

perusahaan.  

4.

Kecelakaan yang terjadi pada waktu yang

(25)

Tujuan dan Manfaat JKDK

Tujuan

Perlindungan atas pekerja termasuk bagi keluarga dan Perusahaan.Memberi ketenangan dan percaya diri sehingga tercipta disiplin

kerja.

Meningkatkan kesejahteraan pekerja sehingga tercipta

produktivitas dan meningkatkan keuntungan Perusahaan.

Manfaat

Jaminan bagi pekerja dan Perusahaan.

Mendorong motivasi untuk lebih tekun bekerja.

Menciptakan Sense of Belonging dan kerjasama antara pekerja dan

Perusahaan.

Dengan pengalihan resiko kepada Asuransi, Perusahaan tidak

dibebani biaya-biaya unpredictable.

Kesejahteraan pekerja akan menambah motivasi, disiplin dan rasa

memiliki sehingga meningkatkan produktivitas.

Ikut secara riil dalam memberikan kontribusi kepada Pembangunan

(26)

BENEFIT PROGRAM JKDK

Tunjangan Kematian

diterimakan kepada ahli waris,

setinggi-tingginya 60% x 60 bulan gaji/upah, ditambah uang kubur

sebesar Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) dengan

perincian sebagai berikut :  

1.

30 % X 60 bulan upah/gaji bagi janda/duda, istri/suami sah

pekerja yang meninggal.   

2.

15 % X 60 bulan upah/gaji bagi setiap anak,

sebanyak-banyaknya 2 (dua) anak kandung sah atau anak angkat yang

disahkan yang belum mencapai usia 21 tahun belum pernah

menikah dan belum bekerja dengan menerima upah.  

3.

Setinggi-tingginya 30 % X 60 bulan upah/gaji bagi bapak/ibu

apabila pekerja yang meninggal tidak mempunyai istri atau

suami atau anak.

Santunan Cacat 

 

1.

Cacat tetap sebagian sebesar % sesuai tabel x 60 bulan gaji/

upah.  

2.

Cacat tetap total sebesar 70% x 60 bulan gaji/upah.  

(27)

PROSEDUR PEMBAYARAN IURAN /

PREMI JKDK

Besarnya Iuran/Premi Program JKDK adalah

0,24 % x

Upah/Gaji satu bulan

(yang tercantum dalam daftar upah

perusahaan).

Perusahaan peserta Program JKDK membayar iuran/premi

setiap bulannya dengan tanggal yang telah ditentukan

menurut perjanjian ke rekening yang telah disepakati.

BUKTI SETOR dari BPD yang diterima oleh PT. Asuransi

Umum BUMIPUTERAMUDA 1967 akan dibuatkan KWITANSI

PREMI sebagai tanda terima pembayaran iuran/premi bulanan

dan dikirimkan ke Alamat Perusahaan Peserta Program JKDK.

Perusahaan peserta Program JKDK wajib mengisi secara

Referensi

Dokumen terkait

JAMSOSTEK (persero) dalam pelaksanaan program Jaminan Kecelakaan Kerja adalah Kurangnya kesadaran dan tanggung jawab pihak pengusaha, kontraktor/pemborong untuk mengikutsertakan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER-24/MEN/VI/2006 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan program Jaminan Sosial

13 Tahun 2003, setiap pekerja/buruh berhak untuk memperoleh jaminan sosial dari pengusaha sebagai pemberi kerja. Mengenai jaminan sosial tenaga kerja telah diatur dalam UU

Sistem hukum ketenagakerjaan nasional memuat perlindungan bagi pekerja, yang mencakup perlindungan tentang upah, kesejahteraan, jaminan sosial tenaga kerja,

Menurut Pasal 99 ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003, setiap pekerja/buruh berhak untuk memperoleh jaminan sosial dari pengusaha sebagai pemberi kerja. Mengenai jaminan sosial

Dalam melakukan kegiatan operasi produksi, badan usaha pemegang IUP wajib mengikutsertakan pengusaha dan tenaga kerja lokal yang ada di daerah tersebut

Menurut Pasal 99 ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003, setiap pekerja/buruh berhak untuk memperoleh jaminan sosial dari pengusaha sebagai pemberi kerja. Mengenai jaminan

13 Tahun 2003, setiap pekerja/buruh berhak untuk memperoleh jaminan sosial dari pengusaha sebagai pemberi kerja. Mengenai jaminan sosial tenaga kerja telah diatur dalam