HAK PEKERJA
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
•
Saat Jam Kerja (Astek)
Pasal 99 UU No. 13
tahun 2003
1.
Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak
untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja.
2.
Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), dilaksanakan sesuai
dengan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku
.
Sesuai UU No.3 Tahun 1992 dan PP No. 14 Tahun
Jaminan Asuransi Sosial
Tenaga Kerja
Defnisi
J
aminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan
bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang
sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang
hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat
peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja
berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua
dan meninggal dunia.
Peserta
Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak
10 (sepuluh) orang atau lebih , atau membayar upah
paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)
Defnisi Beneft
Jamsostek
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja adalah peristiwa kecelakaan yang terjadi dalam
bekerja, termasuk penyakit yang timbul dalam bekerja dan kecelakaan
yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat
kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.
Kematian
Kematian adalah peristiwa meninggal dunia yang bukan disebabkan
oleh kecelakaan kerja, seperti sakit, korban kriminilitas dan lain-lain.
Hari Tua
Hari Tua adalah kondisi dimana seorang karyawan telah mencapai
usia 55 tahun atau mengalami cacat total tetap setelah ditetapkan
oleh dokter atau memenuhi persyaratan tertentu.
Pemeliharaan Kesehatan
Hak karyawan dalam bentuk pelayanan yang diberikan jika karyawan
tersebut mengalami gangguan kesehatan. Hak pelayanan kesehatan
ini berlaku bukan hanya untuk karyawan, tapi juga untuk
Iuran Premi Jamsostek
Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK)
Kelompok I
: 0.24% dari upah sebulan
Kelompok II
: 0.54% dari upah sebulan;
Kelompok III
: 0.89% dari upah sebulan;
Kelompok IV
: 1.27% dari upah sebulan;
Kelompok V
: 1.74 % dari upah sebulan;
Jaminan Hari Tua
(JHT)
, sebesar 5.70% dari upah
sebulan;
Jaminan Kematian
(JKM)
, sebesar 0.30% dari
upah sebulan
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
(JPK)
, sebesar
6% dari upah sebulan bagi tenaga kerja yang
Catatan Iuran Premi
Jamsostek
Iuran jaminan kecelakaan kerja, jaminan
kematian dan jaminan pemeliharaan
kesehatan ditanggung sepenuhnya oleh
pengusaha
Iuran jaminan hari tua sebesar 3.70%
ditanggung oleh pengusaha dan sebesar
2% ditanggung oleh tenaga kerja.
Dasar perhitungan iuran jaminan
pemeliharaan kesehatan dari upah
sebulan setinggi-tingginya
Jenis Kelompok Usaha
Kelompok I
Perusahaan Dagang, Bank, Konveksi, Perusahaan Jasa, dll
Kelompok II
Pabrik gula, Pabrik Rokok, Perkebunan Rakyat, Jasa Hiburan, dll
Kelompok III
Industri Makanan, Pabrik Minuman dan Alkohol, Percetakan,
Perusahaan Farmasi, Hotel, dll
Kelompok IV
Pabrik Kendaraan bermotor, Perusahaan Angkutan Darat, dll
Kelompok V
Ilustrasi
Seorang karyawan Bank swasta yang telah
menikah dengan dikaruniai 2 anak
didaftarkan oleh perusahaannya sebagai
peserta Jamsostek untuk beneft : JKM,
JKK, JHT dan JPK. Upah terakhir ybs
adalah IDR 3.000.000,- per bulan.
Tentukan besar iuran premi per bulan yang harus
dibayarkan ke PT. Jamsostek!
Tentukan Iuran premi yang menjadi tanggung
Jawab
J K M
: 0.30% x Rp 3.000.000,-
=
Rp
9.000,-J H T
: 5.70% x Rp.3.000.000,-
=
Rp
171.000,-J K K
:
0.24%
x Rp.3.000.000,-
=
Rp
7.200,-J P K
: 6.00% x
Rp.1.000.000,-
=
Rp 60.000,- +
Iuran Premi Jamsostek:
Rp
247.200,-Beban Karyawan
:
2,00% x Rp. 3.000.000,-
Rp 60.000,- -
187.200,-Besar Jaminan Kecelakaan Kerja
(PP Nomor
64 tahun 2005)
Besar Jaminan Kecelakaan Kerja
(PP Nomor
64 tahun 2005)
Biaya Transport
Darat Rp. 150.000,- Laut Rp. 300.000,- Udara Rp.
400.000,-Sementara tidak mampu bekerja
4 bulan pertama 100% upah, 4 bulan kedua 75 % upah, Selanjutnya 50 %
upah
Biaya Pengobatan/Perawatan
Maksimal Rp
8.000.000,-Santunan Cacat
Total-tetap:
Sekaligus 70 % x 70 bulan upah
Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per bulan Sebagian-tetap: % tabel x 70 bulan upah
Kurang fungsi: % kurang fungsi x % tabel x 70 bulan upah.
Santunan Kematian
Sekaligus 60 % x 70 bulan upah
Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per bulan Biaya pemakaman Rp. 1.500.000,-
Biaya Rehabilitasi
Tata Cara Pengajuan
JKK
Apabila terjadi kecelakaan kerja pengusaha wajib mengisi
form jamsostek 3 (laporan kecelakaan tahap I) dan
mengirimkan kepada PT. Jamsostek tidak lebih dari 2x24 Jam
terhitung sejak terjadinya kecelakaan.
Setelah tenaga kerja dinyatakan sembuh oleh dokter yang
merawat / meninggal dunia, pengusaha wajib mengisi form 3a
(laporan kecelakaan tahap II) dan dikirim kepada PT.
Jamsostek tidak lebih dari 2X 24 jam sejak tenaga kerja
dinyatakan sembuh/meninggal. Selanjutnya PT. Jamsostek
akan menghitung dan membayar santunan dan ganti rugi
kecelakaan kerja yang menjadi hak tenaga kerja/ahliwaris.
Form Jamsostek 3a berfungsi sebagai pengajuan permintaan
pembayaran jaminan disertai bukti-bukti:
Fotokopi kartu peserta.
Surat keterangan dokter yang merawat dalam bentuk form
Jamsostek 3b atau 3c.
Besar Jaminan
Kematian (JKM)
Besar Jaminan
Kematian (JKM)
Dengan PP No. 14 Tahun 1993, ditetapkan :
Santunan kematian sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah); Biaya pemakaman sebesar Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);
Dengan PP No. 83 Tahun 2000, ditetapkan :
Santunan kematian sebesar Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah)
Biaya pemakaman sebesar Rp 600.000,- (enam ratus ribu rupiah)
Dengan PP Nomor 64 Tahun 2005, ditetapkan :
Santunan Kematian sebesar Rp. 6.000.000,- (enam juta
rupiah)
Biaya Pemakaman Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu
rupiah);
Santunan Berkala sebesar Rp. 200.000,- / bulan (selama 24
Tata Cara Pengajuan
JKM
Pengusaha/Keluarga dari tenaga kerja yang
meninggal dunia mengisi dan mengirim form
4 kepada PT. Jamsostek disertai bukti-bukti :
Kartu peserta
Surat keterangan kematian dari Rumah
sakit/Kepolisian/Kelurahan
Identitas ahli waris (photo copy KTP/SIM dan
Kartu Keluarga)
PT. Jamsostek akan membayar jaminan
Besar Jaminan Hari Tua
(JHT)
Besar Jaminan Hari Tua
(JHT)
Besarnya Jaminan Hari Tua adalah sebesar iuran yang terkumpul
ditambah dengan hasil pengembangannya, dibayarkan apabila tenaga kerja :
Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia, atau cacat total
tetap
Mengalami PHK setelah menjadi peserta sekurang-kurangnya 5
tahun dengan masa tunggu 6 bulan
Pergi keluar negeri tidak kembali lagi, atau menjadi PNS/ABRI.
Jaminan hari tua dibayar kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun atau cacat total untuk selama-lamanya dapat dilakukan :
sekaligus apabila jumlah seluruh jaminan hari tua yang harus
dibayar kurang dari Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah); atau
berkala apabila seluruh jumlah jaminan hari tua mencapai Rp
3.000.000,- (tiga juta rupiah) atau lebih, dan dilakukan paling lama 5 (lima) tahun.
Tata Cara Pengajuan
JHT
Setiap permintaan JHT, tenaga kerja harus mengisi dan
menyampaikan formulir 5 Jamsostek kepada kantor Jamsostek
setempat dengan melampirkan :
Kartu peserta Jamsostek (KPJ) asli.
Kartu Identitas diri KTP/SIM (fotokopi).
Tambahan dokumen (tergantung kondisinya):
Surat Keterangan Dokter
Pernyataan tidak bekerja lagi di Indonesia Photocopy Paspor
Photocopy VISA
Surat keterangan kematian dari Rumah
Sakit/Kepolisian/Kelurahan.
Photocopy Kartu keluarga.
Hak Setelah Hubungan
Kerja berakhir
Tenaga kerja yang berdasarkan keterangan dokter yang ditunjuk
dinyatakan menderita penyakit yang timbul karena hubungan
kerja, berhak memperoleh jaminan kecelakaan kerja meskipun
hubungan kerja telah berakhir.
Hak atas hubungan jaminan kecelakaan kerja sebagaimana
dimaksud diatas diberikan apabila penyakit tersebut timbul
dalam jangka waktu paling lama
3 (tiga) tahun
terhitung sejak
hubungan kerja berakhir.
Sesuai PSAK no.24-Revisi 2004 dinyatakan bahwa tiap
perusahaan selain wajib memenuhi pembayaran
Imbalan kerja
jangka pendek
, seperti upah,gaji, iuran jaminan sosial, cuti
tahunan, cuti sakit, bagi laba dan bonus serta imbalan non
moneter, tiap perusahaan juga diwajibkan memenuhi penyiapan
pembayaran
Imbalan pasca kerja
. Regulasi ini menyiratkan
perlunya tiap perusahaan mengantisipasi kewajiban masa
Penyakit Akibat
Hubungan Kerja (1)
1. Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan
parut (silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.
2. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik.
6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang beracun.
7. Penyakit yang disebabkan kadmium atau persenyawaannya yang beracun.
8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya yang beracun.
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.
Penyakit Akibat Hubungan
Kerja (2
)
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang beracun.
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang beracun.
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yang beracun.
14. Penyakit yang disebabkan oleh fuor atau persenyawaannya yang beracun.
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfda.
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon alifatik atu aromatik yang beracun.
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau homolognya yang beracun.
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
Penyakit Akibat Hubungan
Kerja (3)
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfksia atau keracunan seperti karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfda, atau derivatnya yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi yang mengion.
26. Penyakit kulit (dermatoses) yang disebabkan oleh penyebab fsik, kimiawi atau biologik.
27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic,
bitumen, minyak mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu dari zat tersebut.
28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko
kontaminasi khusus.
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau kelembaban udara tinggi.
For Expatriat (TKA)
KEPUTUSAN Menakertrans RI NOMOR : KEP-67/MEN/IV/2004
TENTANG
PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA
KERJA ASING
Pasal 2
Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja asing di Indonesia wajib mengikutsertakan
tenaga kerja asing yang bersangkutan dalam Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
PERATURAN Menakertrans RI NOMOR : PER-02/MEN/XII/2004
TENTANG
PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA
KERJA ASING
Pasal 2
Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja asing yang telah memiliki perlindungan
melalui Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di negara asalnya yang sejenis dengan
Sanksi Bagi Pengusaha Yang
Melanggar
hukuman kurungan
selama-lamanya 6 (enam) bulan atau
denda setinggi-tingginya Rp
50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah).
Setelah diberikan peringatan
tetapi tidak melaksanakan
KATEGORI KECELAKAAN DILUAR JAM
KERJA (JKDK)
1.
Kecelakaan yang terjadi pada waktu cuti atau
hari-hari libur lainnya, dimana yang bersangkutan bebas
dari urusan pekerjaan yang menjadi tugas dan
tanggungjawabnya, kecuali jika yang bersangkutan
mendapat panggilan atau tugas perusahaan, maka
dalam perjalanan untuk memenuhi panggilan
tersebut yang bersangkutan dijamin oleh ASTEK
(termasuk cuti menunaikan ibadah Haji).
2.
Kecelakaan yang terjadi di Mess/Perkemahan yang
tidak berada di lokasi (tempat) kerja.
3.
Kecelakaan yang terjadi di luar waktu kerja atau
dalam rangka melakukan kegiatan bukan
merupakan tugas dari atasan untuk kepentingan
perusahaan.
4.
Kecelakaan yang terjadi pada waktu yang
Tujuan dan Manfaat JKDK
Tujuan
Perlindungan atas pekerja termasuk bagi keluarga dan Perusahaan. Memberi ketenangan dan percaya diri sehingga tercipta disiplin
kerja.
Meningkatkan kesejahteraan pekerja sehingga tercipta
produktivitas dan meningkatkan keuntungan Perusahaan.
Manfaat
Jaminan bagi pekerja dan Perusahaan.
Mendorong motivasi untuk lebih tekun bekerja.
Menciptakan Sense of Belonging dan kerjasama antara pekerja dan
Perusahaan.
Dengan pengalihan resiko kepada Asuransi, Perusahaan tidak
dibebani biaya-biaya unpredictable.
Kesejahteraan pekerja akan menambah motivasi, disiplin dan rasa
memiliki sehingga meningkatkan produktivitas.
Ikut secara riil dalam memberikan kontribusi kepada Pembangunan
BENEFIT PROGRAM JKDK
Tunjangan Kematian
diterimakan kepada ahli waris,
setinggi-tingginya 60% x 60 bulan gaji/upah, ditambah uang kubur
sebesar Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) dengan
perincian sebagai berikut :
1.
30 % X 60 bulan upah/gaji bagi janda/duda, istri/suami sah
pekerja yang meninggal.
2.
15 % X 60 bulan upah/gaji bagi setiap anak,
sebanyak-banyaknya 2 (dua) anak kandung sah atau anak angkat yang
disahkan yang belum mencapai usia 21 tahun belum pernah
menikah dan belum bekerja dengan menerima upah.
3.
Setinggi-tingginya 30 % X 60 bulan upah/gaji bagi bapak/ibu
apabila pekerja yang meninggal tidak mempunyai istri atau
suami atau anak.
Santunan Cacat
1.
Cacat tetap sebagian sebesar % sesuai tabel x 60 bulan gaji/
upah.
2.
Cacat tetap total sebesar 70% x 60 bulan gaji/upah.
PROSEDUR PEMBAYARAN IURAN /
PREMI JKDK
Besarnya Iuran/Premi Program JKDK adalah
0,24 % x
Upah/Gaji satu bulan
(yang tercantum dalam daftar upah
perusahaan).
Perusahaan peserta Program JKDK membayar iuran/premi
setiap bulannya dengan tanggal yang telah ditentukan
menurut perjanjian ke rekening yang telah disepakati.
BUKTI SETOR dari BPD yang diterima oleh PT. Asuransi
Umum BUMIPUTERAMUDA 1967 akan dibuatkan KWITANSI
PREMI sebagai tanda terima pembayaran iuran/premi bulanan
dan dikirimkan ke Alamat Perusahaan Peserta Program JKDK.