• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian II.1. Deskripsi Desa Batu Lokong II.1.1. Sejarah Desa - Perilaku Pemilih Masyarakat Perkebunan Pt.Pp London Sumatera Desa Batu Lokong Kecamatan Galan Kabupaten Deli Serdang Pada Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Sumatera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian II.1. Deskripsi Desa Batu Lokong II.1.1. Sejarah Desa - Perilaku Pemilih Masyarakat Perkebunan Pt.Pp London Sumatera Desa Batu Lokong Kecamatan Galan Kabupaten Deli Serdang Pada Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Sumatera "

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

Deskripsi Lokasi Penelitian II.1. Deskripsi Desa Batu Lokong

II.1.1. Sejarah Desa

Desa Batu Lokong adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang ini yang menurut beberapa tokoh masyarakat desa Batu Lokong dikenal dengan keberadaan sebuah Batu berbentuk Lekung di wilayah tersebut yang konon Batu tidak pernah berubah walaupun sepanjang musim. Desa Batu Lokong mulai terbentuk sejak:

1945-1970, dengan Kepala Desa : Alm. Dul Karis 1971-2001, dengan Kepala Desa : Rustam HI 2002-2011, dengan Kepala Desa : Umar 2012- sekarang, dengan Kepala Desa : Edy Zulkarnain Nst II.1.2. Demografi

Desa Batu Lokong terletak di dalam wilayah Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara yang berbatasan dengan:

(2)

II.I.3. Kondisi Sarana dan Prasarana

Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Batu Lokong secara garis besar adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Sarana dan Prasarana Desa

No Sarana/ Prasarana Jumlah/ volume Keterangan

1 Balai Desa -

2 Kantor Desa 1/ 7x6 m

3 Puskesmas Pembantu 2/ 6x6 m

4 Masjid 2/ 9x9 m, 12x8 m

5 Mushola 3/ 18x18 m

6 Pos Kamling 2/ 6x6 m

7 Taman Kanak-kanak -

8 Pos Polisi -

9 SD Negri 1/ 7x8 m

10 SMP Negri -

11 Balai Pertemuan Dusun -

12 Madrasah Diniah

Awaliyah 1/ 7x8 m

(3)

14 Tempat Pemakaman

Umum 1/ 1 Ha

15 Pemancar RRI -

16 Sungai -

17 Jalan Tanah 600,71 Rantai

18 Jalan Koral -

19 Jalan Poros/ Hot Mix -

20 Jalan Aspal Penetrasi 403 Rantai 21 Kantor Pos Giro -

22 Lumbung Tani -

23 Sumur Bor 270

24 Pekan Desa -

II.I.4. Keadaan Ekonomi

(4)

II.I.5. Kondisi Pemerintahan Desa II.I.5.1. Pembagian Wilayah Desa

Pembagian Wilayah Desa Batu lokong dibagi menjadi 5 (lima) dusun, dan masing-masing dusun, dan masing-masing dusun tidak ada pembagian wilayah secara khusus, jadi di setiap dusun ada yang mempunyai wilayah pertanian dan perkebunan, sementara pusat Desa berada di dusun V ( lima), setiap dusun dipimpin oleh Kepala dusun.

II.I.5.2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa (SOPD)

Struktur Organisasi Desa Batu lokong Kecamatan Galang menganut Sistem Kelembagaan Pemerintahan Desa dengan Pola minimal.

Struktur Perangkat Desa

Kepala Desa : Edy Zulkarnain, Nst Sekretaris Desa : Iwan, SE

Bendahara : Sudarman

Kaur Pem-an : Hariono Kaur Pemb-an : Nazaruddin Kaur umum : Sri Amali Kepala Dusun I : Budi Nirwana Kepala Dusun II : Erno

(5)

II.I.6. Visi dan Misi Desa II.I.6.1. Visi

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Penyusunan Visi Desa Batu Lokong ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif, melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan di desa Batu Lokong seperti Pemerintahan Desa, BPD, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Lembaga Masyarakat Desa dan Masyarakat Desa pada umumnya. Dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal di desa sebagai satu satuan kerja wilayah pembangunan kecamatan, maka visi desa Batu Lokong adalah “ Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bermartabat dan religius dengan mengembangkan potensi sumberdaya”. II.I.6.2. Misi

Selain penyusunan visi juga telah ditetapkan misi-misi yang memuat sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh desa agar tercapainya visi desa tersebut. Visi berada diatas misi. Pernyataan visi kemudian dijabarkan kedalam misi agar dapat di operasionalkan atau dikerjakan. Adapun misi desa Batu Lokong adalah:

a. Mengembangkan dan meningkatkan hasil pertanian masyarakat b. Pembuatan sarana jalan usaha tani dan peningkatan jalan lingkungan c. Peningkatan sarana air bersih bagi masyarakat

d. Perbaikan dan peningkatan layanan sarana kesehatan umum e. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan

(6)

g. Pengadaan permodalan untuk usaha kecil, memperluas lapangan kerja dan manajemen usaha masyarakat

h. Peningkatan kapasitas aparat desa dan BPD

i. peningkatan sarana dan prasarana kerja aparat desa dan BPD

II.2. Deskripsi Perkebunan Lonsum II.2.1. Sejarah Perkebunan

Sejarah perkebunan nusantara sudah berlangsung sejak lama. Bangsa Indonesia pernah dikenal dengan komoditas perkebunannya hingga membuat bangsa-bangsa lain tertarik untuk menguasainya. Sejarah mencatat bagaimana keuntungan besar diraih jaringan niaga Verenidge Oostindische Compagnie

(VOC). Kemudian tanam paksa yang memberikan Belanda uang sekitar 830 juta gulden. Agrarisch Wet 1870 merupakan cikal bakal perusahaan perkebunan besar. Sekitar 100 tahun setelah Agrarisch Wet 1870, yaitu tahun 1970-an, pemerintah mulai mengembangkan perkebunan besar badan usaha milik negara (BUMN) dengan menggunakan pinjaman luar negeri. Pada 1980-1990an awal perusahaan besar swasta mulai masuk perkebunan, didukung oleh Program Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN). Seiring waktu berjalan, perkebunan di Indonesia pun semakin lama semakin besar dan menjadi salah satu komoditas terbesar.

(7)

Tanaman kelapa sawit, sebenarnya tumbuh berkembang bermula karena ketidakberhasilan para pekerja pada waktu menanam tembakau yang disebabkan ketidakcocokan kandungan tanah yang ada di luar wilayah yang telah berhasil ditanami tembakau. Pada tahun 1910, seorang warga Jerman K. Schadt mempelopori uji coba penanaman kelapa sawit yang kemudian ternyata menimbulkan minat pengusaha dari Belgia, Andrien Hallet untuk mengembangkan kelapa sawit dalam satu perkebunan besar (Ditjenbun, 2008). Sumatera Utara sebagai salah satu propinsi di Indonesia juga memiliki banyak perusahaan perkebunan.

Dalam bab ini, saya menjelaskan secara umum mengenai perusahaan perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk yang terdapat di Medan. Semua informasi diperoleh dari situs Lonsum dan data-data milik perusahaan.

II.2.2. Sejarah Perusahaan PT. PP London Sumatra Medan

Sejalan dengan perkembangan sejarah bangsa Indonesia mulai dari masa penjajahan Belanda, Jepang sampai pada masa kemerdekaan reformasi hingga masa pembangunan sekarang, perusahaan di Indonesia khususnya di kawasan Sumatera Utara mengalami perkembangan. Perusahaan yang berkembang umumnya adalah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan yang mengalami kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Sumatera Utara.

(8)

Sumatera Utara. Dengan adanya penggabungan ini di bentuklah PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.

PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk didirikan dengan akte pendirian No. 93 tanggal 18 Desember 1962 di hadapan notaris Raden Kardiman di Jakarta dengan naskah No. 20 tanggal 9 September 1963 yang dibuat di hadapan notaris yang sama. Situasi negara yang saat itu mengalami pergolakan dengan Inggris turut menimbulkan dampak pada perusahaan. Pemerintah Indonesia berniat mengambil alih pengurusan perusahaan dan menyerahkannya kepada bangsa Indonesia. Pengambil alihan ini segera dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 1964 yang pengurusannya berada dalam penguasaan dan pengawasan suatu badan pemerintah dengan nama Badan Pengawasan Perkebunan Asing Republik Indonesia (BPPARI) dan perkebunan ini diganti namanya menjadi PT. PP Dwikora I & II.

Seiring perjalanannya pada tahun 1967 diadakanlah suatu perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia dengan Horrison & Crossfield Ltd dan anak perusahaannya berdasarkan ketetapan Presiden No.6 tahun 1967. Persetujuan perjanjian ini berlaku mulai tanggal 20 Maret 1968. maksud dan tujuan dari persetujuan ini adalah :

a) Pengembangan hak milik penguasaan dari pemerintah Republik Indonesia kepada Horrison & Crossfield Ltd terhadap perkebunan yang pernah di kelolanya.

b) Melakukan kerja sama untuk kepentingan bersama dalam hal perkebunan karet dan kelapa sawit dan proyek-proyek pangan yang mungkin dilaksanakan oleh perusahaan.

c) Terwujudnya perjanjian ini juga didasarkan atas pertimbangan.

(9)

e) Undang-undang No.1 tahun 1967 mengenai penanaman modal asing dan semua peraturan lain mengenai penanaman modal asing di Indonesia.

Dengan hadirnya perjanjian ini maka kepemilikan dan penguasaan perusahaan tersebut oleh pemerintah Indonesia dikembalikan kepada pemiliknya semula yaitu Horrison & Crossfield Ltd pada tanggal 1 April 1968 dan terjadi penggantian nama menjadi PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk.

Pada tanggal 21 November 1991, PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk melakukan merger dengan beberapa perusahaan di bawah ini :

a) PT. Nagadong Plantation Company b) PT. Seibulan Plantation Company

c) PT. Perusahaan Perkebunan Bajue Kidoel d) PT. Perusahaan Perkebunan Sulawesi

Keempat perusahaan ini menggabungkan diri dan menamakannya menjadi PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk. Perusahaan ini adalah jenis perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan surat Ketua Badan Penanaman Modal tanggal 12 November 1991 No.794/III/PMA/1991. Pada tanggal 27 Juli 1994, Harrisons & Crossfield menjual seluruh saham Lonsum kepada PT Pan London Sumatra Plantations (PPLS), yang membawa Lonsum go public melalui pencatatan saham di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tahun 1996. Pada bulan Oktober 2007, Indofood Agri Resources Ltd, anak perusahan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, menjadi pemegang saham mayoritas Perseroan melalui anak perusahaannya di Indonesia, yaitu PT Salim Ivomas Pratama. Jumlah kepemilikan saham PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk pada saat itu adalah dengan komposisi saham sebesar 47, 23 % Commerzbank (SEA) Ltd. Singapura sebesar 5, 83 % dan sisanya sebesar 46, 94 % dimiliki oleh masyarakat.

(10)
(11)

II.2.3.Simbol Lonsum

Simbol adalah objek, kejadian, bunyi bicara, atau bentuk-bentuk tertulis yang diberi makna oleh manusia (Saifuddin, 2005: 289). Suatu simbol membawa suatu pesan yang mendorong pemikiran atau tindakan. Simbol memberikan landasan bagi tindakan dan perilaku selain gagasan dan nilai-nilai. Lonsum sebagai sebuah perusahaan agribisnis memiliki simbol yang didominasi warna hijau yang identik dengan alam.

Gambar 2 Simbol Lonsum

Warna Hijau dalam simbol Lonsum mencerminkan bahwa perusahaan ini bererak dalam bidang perkebunan dan turut bertujuan untuk menghijaukan wilayah Indonesia. Gambar daun sawit melambangkan daun sawit yang sedang berkembang di mana perusahaan ini sedang giat-giatnya untuk terus menggunakan sawit sebagai komiditi perusahaan walaupun perusahaan juga menanam pohon lain seperti karet, coklat dan juga teh.

II.2.4.Visi dan Misi Perusahaan II.2.4.1. Visi Perusahaan

(12)

perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Secara singkat dapat dinyatakan, visi adalah pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Perusahaan membutuhkan visi yang dapat digunakan sebagai :

1. Penyatuan tujuan, arah dan sasaran perusahaan.

2. Dasar untuk pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta pengendaliannya. 3. Pembentuk dan pembangun budaya perusahaan (corporate culture) (Wibisono, 2006:43)

Visi dari Lonsum adalah To be the Leading 3C (Crops, Cost, Conditions) and Research Driven Suistanble Agribusiness yaitu menjadi perusahaan agribisnis terkemuka yang berkelanjutan dalam hal Tanaman -Biaya - Lingkungan (3C) yang berbasis penelitian dan pengembangan. Visi ini di rumuskan dari beberapa komponen yaitu :

a. Leading : Better than best, role mode (leaders/organization)

- Crops – quality plantations (estate performance), appropriate infrastructure

- Cost – low cost

- Condition – conducive working environment, conducive social environment. b. R & D driven – Breeding, consultative service (External and Internal).

c. Suistanble – Very Long Business

II.2.4.1. Misi Perusahaan

(13)

secara mudah misi Lonsum artinya adalah “untuk apa Lonsum itu ada?” dan ini pertama kali dicetuskan oleh pendiri yang berorientasi mencari untung.

Lonsum memiliki Misi : To add Value for stakeholders in Agribusiness yakni menambah nilai bagi “stakeholders” di bidang agribisnis. Misi ini memiliki beberapa komponen penting yaitu :

a. Add Kaizen (Incremental), yang terdiri dari : Leading (exponential) dan

Innovation

b. Value Profit, yakni : People (Employee and Community) dan Planet (Suistanable environment)

c. Stakeholders Shareholder : Employee, Community, and Suistanble Environment

d. Agribusiness – Suistanaible and integrated Agribusiness

II.2.5. Jenis Usaha

PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. (PT. Lonsum) merupakan salah satu perkebunan yang masih membudidaya tanaman karet selain kelapa sawit, kakao, teh, kopi dan sebagai produsen benih kelapa sawit dan kakao. Operasional PT. PP. London Sumatra Indonesia, tbk. bergerak dalam bidang perkebunan yang terdiri dari: perkebunan kelapa sawit, perkebunan karet, perkebunan coklat, perkebunan kopi, perkebunan kelapa, perkebunan teh. Perkebunan-perkebunan yang dimiliki oleh perusahaan ini tersebar diberbagai daerah yaitu:

1. Daerah Langkat (Kebun Turangie, Kebun Namu Tonga, Kebun Pulau Rambong, Kebun Bungara),

2. Daerah Serdang (Kebun Bagerpang, Kebun Sei Merah),

3. Daerah Rampah (Kebun Rambong Sialang, Kebun Sei Bulan, Kebun Bah Bulian),

4. Daerah Asahan (Kebun Gunung Melayu),

(14)

PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. juga melakukan pengelolahan yang dilakukan dibeberpa pabrik yang terdapat di masing-masing daerah. Hal ini bertujuan untuk mencapai efisiensi kerja yang menghemat biaya angkutan. Hasil perkebunan dan pengolahan dari pabrik-pabrik yang akan dijual keluar negeri maupun dalam negeri terdiri dari: minyak kelapa sawit, coklat, kopra dan teh.

II.2.6. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatuorganisasi atau perusahaan. Fungsi struktur organisasi diantaranya adalah untuk pembagian wewenang, menyusun pembagian kerja dan merupakan suatu sistem komunikasi. Dengan demikian, kegiatan yang dalam suatu perusahaan disusun teratur sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik.

Dalam penerapannya struktur organisasi dari suatu perusahaan selalu berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Untuk menetapkan suatu struktur organisasi harus dillihat sesuai perusahaan dan lingkup kebutuhan perusahaan yang menggunakannya. Struktur organisasi sangat berpengaruh dalam mencapai tujuan perusahaan. Jika struktur organisasi dapat dibentuk dengan tepat dapat mendukung pencapaian tujuan usaha. Tetapi jika sebaliknya maka akan terjadi ketidakteraturan Sumber Daya Manusia dalam melaksanakan kegiatan kantor dan usaha sehingga akan sangat berpengaruh pada hasil usaha.

Adapun struktur organisasi yang akan digunakan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia adalah struktur organisasi garis yang pelimpah wewenang berlangsung secara vertikal yaitu dari pimpinan tertinggi kepada para bagian atau departemen di bawahnya dan kemudian dilanjutkan kepada unit bawah departemen yang bersangkutan. Dengan adanya struktur organisasi yang memisahkan fungsi dengan jelas, maka dapat diperoleh keuntungan

sebagai berikut:

1. Terwujudnya hubungan yang harmonis antar karyawan dalam perusahaan.

(15)

karyawan.

3. Terciptanya arus komunikasi yang baik dalam perusahaan. 4. Terhindarnya konflik dalam pelaksanaan proses kegiatan kerja.

II.2.7. Dewan Direksi

a. Benny Tjoeng (Presiden Direktur ;Warga Negara Indonesia)

Presiden Direktur Lonsum sejak tahun 2009. Meraih gelar Sarjana Akuntansi dari Akademi Akuntansi Jayabaya pada tahun 1984 dan gelar Sarjana dari Universitas Indonesia, jurusan Manajemen Keuangan pada tahun 1987. Dia memulai karirnya dengan SGV Utomo Co Prasetio sebagai Senior Auditor selama 1984-1989, dan sebelum bergabung dengan PT United Tractors, Tbk. sebagai Kepala Jurusan Akuntansi pada tahun 1990. Dia kemudian memegang posisi utama di PT Astra International, Tbk. dan PT Astra Graphia, Tbk. Ia menjadi Direktur di PT Astra Agro Lestari, Tbk, dan memegang berbagai posisi komisaris dan direktur di beberapa anak perusahaan Astra Agro. Jabatan terakhir di Astra Agro adalah Wakil Presiden Direktur, sebelum ditunjuk sebagai Presiden Direktur Astra Credit Company pada 2006-2008.

b. Sonny Lianto (Wakil Presiden Direktur 1; Warga Negara Indonesia)

Seorang direktur Lonsum sejak 2009. Dia lulus dari Universitas Trisakti jurusan Akuntansi dan memegang Diploma Pasca Sarjana di Strategic Marketing, Warren Keegan & Associates Inc Dia memulai karirnya sebagai Senior Auditor di sebuah perusahaan anggota Arthur Andersen & Co (saat Ernst & Young) pada tahun 1994 - 1997. Dia kemudian bergabung dengan berbagai perusahaan: PT Mulia Industrindo, Tbk, PT Admadjaja Korpora, yang merupakan perusahaan induk dari Grup Danamon, sebelum bergabung dengan PT Indofood Sukses Makmur - Divisi Corporate Controller pada tahun 1999. Beliau juga seorang General Manager di divisi yang sama di Indofood.

(16)

c. Eddy Hariyanto (Wakil Presiden Direktur 2; Warga Negara Indonesia)

Eddy Hariyanto ditugaskan sebagai Advisor & Manufacturing Manager Kemasan Division PT Indofood CBP Sukses Makmur pada tahun 2007. Ia sebelumnya menjabat sebagai Direktur Produksi & Operasi di PT Arfak Indra & PT Wenang Sakti (1996 - 2003) dan sebagai Manajer Operasional di CV multi Connection (1986 - 1989) dan Perwakilan Petugas PT Pakarti Sampurno (1983-1985). Bapak Eddy Hariyanto lulus dari Universitas Kristen Indonesia.

d. Tjhie Tje Fie (Direktur; Warga Negara Indonesia)

Direktur Lonsum sejak 2007, dan diangkat sebagai Wakil Presiden Direktur di 2009.Currently juga Direktur Non-Eksekutif dan Anggota Komite Nominasi, Komite Remunerasi dan Komite Eksekutif Indofood Agri Resources Ltd sejak Desember 2006. Bapak Tjhie adalah Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan memimpin Divisi Treasury, dan juga merupakan Komisaris PT Salim Ivomas Pratama. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur PT Citra Inti Indomiwon dan Eksekutif Senior PT Kitadin Coal Mining. Bapak Tjhie Tje Fie meraih gelar Sarjana Akuntansi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. e. Paulus Moleonoto (Director; Warga Negara Indonesia)

(17)

Salim. Dia membuat Chief Financial Officer Divisi Perkebunan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Group pada tahun 2001 dan menjadi Wakil Kepala nya Corporate Treasury pada tahun 2003. Dia memiliki gelar Bachelor of Akuntansi dari Universitas Tarumanagara, dan Sarjana Manajemen dan Master of Science di bidang Administrasi & Kebijakan Bisnis dari Universitas Indonesia. Bapak Moleonoto juga merupakan akuntan terdaftar di Indonesia.

f. Wakeford (Direktur; Warga Negara Inggris)

Direktur Lonsum sejak Desember 2007. Saat ini juga Chief Executive Officer dan Direktur Eksekutif Indofood Agri Resources Ltd ("Indo Agri"). Sebelum diangkat sebagai Direktur Eksekutif dan CEO Indo Agri sejak 14 Agustus 2007, Bapak Wakeford menjabat sebagai Advisor dari Group tersebut sejak Januari 2007. Saat ini beliau adalah Direktur Utama PT Salim Ivomas Pratama. Dia memulai karirnya pada Kingston Smith & Co, sebuah firma akuntan di London, Inggris, dan telah di industri perkebunan sejak 1993, bekerja sama dengan perusahaan perkebunan di Indonesia, Papua Nugini dan Thailand. Beliau memulai karir perkebunannya sebagai Direktur Keuangan PT PP London Sumatra pada tahun 1993 sebelum pindah ke Pacific Rim Plantations Limited ("PRPOL") sebagai Chief Financial Officer (1995-1999), yang berbasis di Papua Nugini. Pada tahun 1999 ia menjadi CEO dan Direktur Eksekutif PRPOL. Ketika perusahaan itu dijual ke Cargill pada tahun 2005, Bapak Wakeford menghabiskan satu tahun dengan Cargill sebelum bergabung dengan Indo Agri pada Januari 2007. Mr Wakeford dilatih dan memenuhi syarat sebagai Chartered Accountant di London, Inggris dan mengikuti program Senior Executive di London Business School. g. Joefly J. Bahroeny (Direktur; Warga Negara Indonesia)

(18)

Sons (Perkebunan Karet), Presiden Direktur PT Mitra Keramika Cemerlang (Distributor Urea, Ekspor Urea), Komisaris Minimas Plantation Group, Komisaris PT Abhimata Mediatama.He lulus dari Universitas Berita South Wales, Sydney (1982), dan Magister Manajemen dari Universitas Agrobisnis Sumatera Utara, Medan (1999).

II.2.8 Dewan Komisaris

a. Fransiscus Welirang (Presiden Komisaris)

Mr Welirang menjadi Direktur Indofood sejak tahun 1995, dan ia bertanggung jawab untuk Kelompok Usaha Strategis Bogasari dimulai pada tahun 2004. Dia adalah Ketua Asosiasi Penggilingan Tepung Indonesia dan anggota dewan penasihat Asosiasi Indonesian of Food Technologists. Hingga Oktober 2007 ia adalah Presiden Komisaris PT Bursa Efek Surabaya dan anggota Badan Perlindungan Konsumen Nasional. Mr Welirang dianugerahi National Diploma Tinggi Teknik Kimia dari South Bank Polytechnic, London, Inggris.

b. Axton Salim (Komisaris)

Dia memiliki gelar Bachelor of Science, Administrasi Bisnis dari University of Colorado. Dia bergabung dengan PT Indofood Fritolay Makmur sebagai Manajer Pemasaran 2004-2006. Dia pindah ke menjadi Asisten CEO PT Indofood Sukses Makmur Tbk. pada tahun 2007. Beliau diangkat sebagai Komisaris Lonsum pada tahun 2009.

c. Werianty Setiawan (Komisaris)

(19)

dan Direktur Keuangan Grup SCTV pada tahun 1987. Dia menjadi Treasury Manager di Bank Universal pada tahun 1990. Pada tahun berikutnya, beliau diangkat sebagai Managing Director di beberapa perusahaan yaitu Natura Pacific Sekuritas, Danpac Penasehat dan PT Victoria Kapitalindo International Sekuritas. Pada tahun 2002, dia adalah komisaris PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. Ibu Werianty Setiawan meraih gelar Bachelor of Science Akuntansi dari San Francisco State University, California, Amerika Serikat.

d. Hendra Widjaja (Komisaris)

Dia lulus dari Universitas Atmadjaja jurusan Manajemen dan Keuangan. Dia memulai karirnya sebagai Manajer Administrasi Nasional di PT Intiboga Sejahtera (1991 - 2000), dan dia diangkat sebagai Direktur & Chief Financial Officer di PT Indomarco Adi Prima (2000-2002). Sejak tahun 2002, ia adalah Wakil Kepala Divisi - Pengendali pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Ia diangkat sebagai Komisaris Lonsum pada tahun 2009.

e. Hans Ryan Aditio ( Komisaris)

Hans Ryan Aditio menjabat sebagai Senior Vice President Commercial PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills sejak years 1995. Beliau MULAI berkarir profesional years 1987 Dan BEKERJA di berbagai PERUSAHAAN diantaranya di Bank Windu Kencana Dan PT Binatara Grafikomindo.

f. Tengku Alwin Aziz (Komisaris Independen)

(20)

g. Hans Kartikahadi (Komisaris Independen)

Mr. Kartikahadi memiliki gelar Bachelor of Ekonomi, jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ia memperoleh Pelatihan Intensif Manajemen Umum dan Organisasi, Sistem Informasi, dan Akuntansi dari Bremen Economic Research Institute, Jerman Barat 1969-1970. Dia berpartisipasi dalam kursus Administrasi Publik yang diselenggarakan oleh PBB bekerjasama dengan Universitas Filipina pada tahun 1974 dan Visiting Scholar di Pusat Pendidikan Internasional dan Penelitian Akuntansi, University of Illinois, Urbana Champaign, USA pada tahun 1982. Mr Kartikahadi memulai karirnya sebagai Mitra Sie (Siddharta) & Co 1966-1973. Dia Pendiri / Managing Partner Hans Kartikahadi & Co, Founding Partner HTM (Hans Tuanakotta & Mustofa) sebagai Ketua / CEO 1990-2001 dan dilanjutkan sebagai Ketua sampai 2004.

II.2.9. Tugas dan Wewenang dalam Struktur Organisasi

Berikut adalah tugas dan wewenang masing-masing bagian yang terdapat di dalam PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk Medan yang berdasarkan struktur organisasi yang terlampir dalam laporan di bawah ini :

1. Board of Commisioner

Dewan Komisaris adalah posisi yang tertinggi dalam struktur organisasi di PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk Medan. Posisi ini dikuasai oleh pemegang saham yang pengangkatannya ditunjuk/disahkan oleh pemegang saham. Wewenang dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: a. Mengawasi pekerjaan Direksi.

b. Berhak memeriksa dokumen, gedung dan kekayaan perusahaan.

c. Meminta berbagai keterangan dari Direksi yang berkenaan dengan kepentingan perseroan.

d.Berhak memeriksa atas beban perusahaan serta meminta bantuan ahli untuk melakukan pemeriksaan.

(21)

f. Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan dan program kerja tahunan yang diajukan Presiden Direktur.

g. Menyetujui kebijaksanaan Presiden Direktur dalam penggunaan kekayaan menurut cara pandang yang baik.

2. President Director

Presiden Direktur adalah pemimpin tertinggi yang berkuasa penuh terhadap perusahaan dengan berkewajiban mengusai pekerjaan para direktur. Presiden Direktur berkewajiban mempertanggung jawabkan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan kepada Dewan Komisaris. Wewenang dan tanggung jawab dari Presiden Direktur adalah sebagai berikut: a. Membuat kebijaksanaan yang diperlukan dalam perusahaan.

b. Mengatur strategi agar pelaksanaan operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

c. Merencakan dan mengendalikan kebijaksanaan keuangan yang dibuat oleh bagian keuangan termasuk menyetujui anggaran belanja perusahaan.

3. Director Research

a. Mengadakan diskusi dan menemani para ahli dari konsultasi perusahaan selama kunjungan ke perusahaan.

b. Mengontrol produksi bibit sawit, karet, dan hasil pemeliharaan bibit unggul.

4. Director Production

a. Bertugas dan bertanggung jawab atas perencanaan, pengaturan bidang produksi termasuk kelancaran proses produksi baik kualitas maupun kuantitas.

(22)

5. Director Accounts

a. Merencanakan dan mengawasi keuangan perusahaan dalam hal pengadaan dana agar tidak terjadi suatu pemborosan atau penggunaan uang yang tidak tepat. b. Mengawasi dan mengatur karyawan bagian keuangan.

c. Bertanggung jawab terhadap pembukuan laporan keuangan.

d. Mengendalikan atau mengadakan pengawasan terhadap arus uang masuk dan keluar.

6. Inspectorate

a. Meneliti dan mengawasi tanaman secara langsung ke lapangan

b. Mengadakan percobaan-percobaan terhadap tanah, bibit dan lain-lain baik untuk keperluan sendiri maupun untuk dijual.

7. Estate Departement

a. Membuat laporan bulanan dan tahunan. b. Memperkirakan pengeluaran tahunan.

c. Menunjukkan hasil panen bulanan dan laporan hasil panen tengah bulan. d. Mengatur peredaran uang tunai.

e. Membuat laporan rutin ke pemerintah. f. Membuat perbandingan harga tiap bulan. g. Mengurus penjualan bibit.

h. Mengatur pemakain modal. i. Mengurus pembelian. j. Menganalisa daun tanaman.

8. Bahlias Research Station (North Sumatera and South Sumatera) a. Meneliti dan mengawasi tanaman secara langsung ke lapangan

(23)

9. Seed production section

Bertugas khusus untuk memproduksi benih seperti sawit, coklat dan karet baik untuk keperluan sendiri maupun untuk dijual.

10. Tissue Cultur

a. Melakukan pengembangan bibit dan menggunakan kultur jaringan. b. Melakukan penelitian atas bibit-bibit tersebut.

11. Management Departement

a. Mengadakan perencanaan tenaga kerja, training, kenaikan pangkat sampai pada masalah pemberhentian maupun pensiun.

b. Mengurusi segala macam secretariat, pengaturan perjalanan tamu-tamu perusahaan, tiket, akomodasi, dll.

c. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan hukum, agraria, perizinan, dan keamanan.

d. Bertindak sebagai public relation perusahaan.

e. Mengawasi masalah umum di dalam perusahaan baik itu masalah karyawan, staff maupun masyrakat yang mempunyai hubungan dengan perusahaan.

15. Draffing Section

a. Membuat gambar bangunan dan pabrik

b. Membuat peta-peta kebun Commodity Section.

c. Menerima pesanan konsumen terhadap hasil produksi yaitu kelapa sawit, karet dan coklat.

d. Mengirimkan pesanan.

16. Estate Departement

a. Melakukan evaluasi terhadap tugas Inspector b. Melakukan pengontrolan data perkebunan

(24)

d. Mengevaluasi cara kerja para pegawai dan staff yang meneliti tanaman.

17. Development Officer

Bertanggung jawab atas lahan yang akan dipergunakan untuk penanaman bibit.

18. Personnel Section

a. Mendokumentasikan kartu dan berkas staff dan pegawai

b. Melakukan pengangkatan dan pemberhentian staff, pegawai dan buruh. c. Mengurus acara-acara keagamaan.

d. Mempersiapkan dokumen dan izin yang diperlukan baik untuk karyawan maupun pihak luar.

e. Memeriksa dan mengontrol rekening pengobatan pada klinik pada perusahaan.

19. Public relation / security

a. Sebagai utusan / perwakilan perusahaan untuk menghadiri undangan baik dari perusahaan ataupun relasi.

b. Mewakili perusahaan dalam pameran dan promosi yang dilakukan oleh perusahaan.

c. Menangani masalah-masalah yang terjadi baik di kantor maupun di perkebunan seperti demonstrasi dan sekaligus juga sebagai pihak yang menggunakan situasi.

20. General Affairs Department

(25)

II.2.10. Kategori Karyawan atau Staf

Dalam Lonsum, dikenal ada beberapa tahapan dalam pengklasifikasian orang yang bekerja didalamnya. Tahap pertama adalah orang yang bekerja jika sedang banyak dibutuhkan tenaga kerja. Orang ini biasa disebut dengan istilah buruh harian lepas, namun Lonsum sendiri menyebutnya PW (Piece Work). Pekerja jenis ini sering ditemukan dikebun dan Pabrik Lonsum yang biasanya masa kerjanya tidak sampai tiga bulan. Sering terjadi juga pekerja yang berawal dari PW kemudian naik pangkat menjadi DRP.

DRP adalah tahapan selanjutnya, singkatan dari Daily Rate Personal yang sudah termasuk kedalam bagian karyawan Lonsum. Selanjutnya adalah MRP atau

Monthly Rate Personal yang juga dapat dikategorikan sebagai karyawan Lonsum. Selain karyawan, dalam MRP juga ada yang disebut staf. Yang membedakan MRP dan DRP adalah gaji (salary) yang diberikan pada karyawan. Perusahaan membayar gaji karyawan DRP perhari, sedangkan karyawan/staf MRP dibayar perbulan. Kemudian di dalam DRP tidak dikenal adanya jenjang (grade) sementara dalam MRP ada. Jenjang tersebut diawali dari G1 – G7 (jenjang paling bawah) lalu beranjak naik hingga A5 yang berarti itu adalah jenjang tertinggi untuk kategori staf.

II.2.11. Bidang Bisnis Lonsum

Dimulai pada 1906 dengan sebuah perkebunan kecil tembakau dan kopi dekat Medan. Terus berkembang menjadi salah satu perusahaan agribisnis terkemuka, memiliki lebih kurang 100.000 hektar perkebunan kelapa sawit, karet, teh dan kakao yang tertanam di empat pulau terbesar di Indonesia.

(26)

a. Kelapa Sawit

Perkebunan kelapa sawit Lonsum tersebar di tiga lokasi, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur. Luas total perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara adalah 35.623 hektar, dan terdapat 4 pabrik pengolah minyak sawit. Perseroan memproduksi minyak ini sawit dan prosuk inti sawit dalam jumlah terbatas di Sumatera Utara. Sedangkan Sumatera Selatan memiliki perkebunan kelapa sawit plasma menghasilkan seluas 31.726 hektar. Jumlah pabrik pengolah minyak sawit di daerah ini ada enam. Kalimantan Timur memiliki 5.100 hektar perkebunan kelapa sawit inti. Sebuah pabrik pengolah sawit baru sedang dibangun di daerah ini siap beroperasi pada bulan Juli 2009. b. Karet

Lonsum memiliki tujuh pabrik yang memproduksi sheet rubber dan crumb rubber untuk penjualan domestic maupun ekspor. Saat ini Lonsm memiliki lahan perkebunan karet seluas 17.394 hektar, yang tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan, yang terdiri dari perkebunan inti dan plasma.

c. Kakao

Lonsum telah mengurangi kawasan tanam kakao hingga lebih dari 40% selama beberapa tahun terakhir dan memiliki kawasan tanam seluas 2.748 hektar. Perkebunan kakao terdapat di daerah Sumatera Utara, Jawa Timur dan Sulawesi Utara.

d. Teh

Teh dihasilkan di perkebunan Kertasarie, Jawa Barat, yang luasnya sekitar 569 hektar.

e. Bibit

(27)

II.2.12. Kebun-Kebun Perusahaan

Lonsum memiliki Lonsum memiliki 38 perkebunan inti dan 14 perkebunan plasma di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Pengelolaan kebun dilakukan dengan menerapkan kemajuan penelitian dan pengembangan, keahlian di bidang agro-manajemen dan tenaga kerja yang terampil serta professional. Perseroan saat ini memiliki 20 pabrik pengolahan yang sudah beroperasi di Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Dalam dunia industri perkebunan Lonsum dikenal sebagai produsen bibit kelapa sawit dan kakao yang berkualitas baik. Bisnis berteknologi canggih tersebut adalah kunci utama pertumbuhan Perseroan.

II.3. Deskripsi Tempat Penelitian

II.3.1. Sejarah Begerpang Palm Oil Mill ( Kebun Kelapa Sawit)

Begerpang Palm Oil Mill terletak di desa Batu Lokong kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang dan berjarak 35 Km dari kota Medan Sumatera Utara. Begerpang Palm Oil Mill di bangun pada tahun 2001 dan pertama kali beroperasi pada tanggal 09 Juli 2003 dengan kapasitas olah 45 ton/jam dan tingkat Extraction/Rendemen Oil 24,5 % dan Kernel 6 %.

Begerpang Palm Oil Mill dibangun untuk memenuhi penampungan dan pengolahan FFB (Fresh Fruit Bunch) dari Begerpang Estate, Sei Merah Estate dan Rambong Sialang Estate, di mana sebelumnya FFB dari ketiga estate ini dikirimkan dan diolah di Rambong Sialang Palm Oil Mill. Namun berhubung

Gambar

Tabel 1 Sarana dan Prasarana Desa
Gambar 1 Sejarah Lonsum

Referensi

Dokumen terkait