• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS PEPER BESAR ETIKA BISNIS PELANGGAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS PEPER BESAR ETIKA BISNIS PELANGGAR"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PEPER BESAR

ETIKA BISNIS

“PELANGGARAN ETIKA PT SINAR MAS GRUP TERHADAP

PEMBAKARAN HUTAN”

Disusun Oleh :

Muhammad Zulvan Dwi Hatmoko 15/391655/PEK/21101

UNIVERSITAS GADJAH MADA

Fakultas Ekonomi Bisnis

Magister Akuntansi

(2)

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Beberapa waktu lalu terjadi bencana kebakaran hutan di berbagai daerah di Indonesia. Permasalahan ini bukan pertama kali di Indonesia karena hampir setiap tahun terjadi. Penyebab kebakaran bukan hanya dari faktor alam tetapi ulah tangan manusia yang tidak bertanggungjawab. Menurut Lennertz dan Panzer dalam Simbolon (2005) sejak kebakaran hutan besar pada tahun 1983 hampir setiap tahun Indonesia mengalami kebakaran lahan dan hutan, yang paling besar adalah kebakaran hutan tahun 1982-1983, 1986-1987, 1991, 1994 dan 1997-1998. Akibat dari kebakaran tersebut banyak pihak yang dirugikan karena kerusakan tersebut. Menurut Latifah & Pamungkas (2013) kerugian pada tahun 2012 akibat kebakaran hutan dan lahan yang telah mengakibatkan terbakarnya lahan gambut dan lahan hutan kayu galam serta menghanguskan rumah penduduk.

Kebakaran hutan yang diakibatkan oleh PT Sinar Mas Grup ini memberikan dampak kerusakan yang sangat parah terhadap hutan di Kalimantan dan Sumatra, selain itu banyak hewan yang kehilangan tempat tinggal dan mati, manusia yang terjangki penyakit, dan terganggunya penerbangan dan ekonomi. PT Sinar Mas merupakan salah satu perusahan swasta terbesar karena mempunyai banyak unit usaha di berbagai sektor, salah satu sektor yang menjadi unggulan PT Sinar Mas adalah dalam perkebunan. Perusahan PT Sinar Mas mengolah minyak dari hulu ke hilir yaitu menanam bahan baku (kelapa sawit) dan diolah menjadi minyak goreng Firma. Permintaan minyak di Indonesia sangatlah besar maka dari itu perusahaan ingin mengekspansi lahan perkebunan agar dapat memperoleh bahan baku lebih banyak lagi.

(3)

menyerap air. Hutan-hutan di bakar dan bukit-bukit di gunduli maka jangan salahkan bila alam menjadi tidak bersahabat.

Keinginan untuk menambah lahan perkebunan banyak perusahan yang melakukan pembakaran hutan. Hal tersebut karena tebatasnya lahan yang bisa mereka kuasai dan salah satu jalan yang mereka ambil adalah membakar hutan. Membakar hutan adalah solusi yang paling muran dan cepat untuk mendapatkan lahan yang akan di jadiakan perkebunan. Solusi ini yang diambil oleh PT Sinar Mas. PT Sinar Mas telah melanggar banyak etika akibat dari aktifitas usaha mereka dalam memperluas lahan yang mereka miliki. Menurut (Greenpeace, 2010) PT Sinar Mas berbohong kepada para pemegang saham dan konsumen mengenai standar lingkungan mereka.

Pemerintah terus melakukan penyelidikan tentang kebakaran hutan. Kebakaran hutan yang terjadi pada Sumatra dan Kalimantan ini banyak merugikan negara, kerugian terbesar dirasakan oleh korban yang terkena dampaknya. Kurang tegasnya pemerintah dalam bertindak sehingga kejadian serupa menjadi permasalahan dari tahun-ketahun. Bukan rahasia umum lagi kalau pelaku kebakaran adalah para pemilik modal yaitu perusahaan yang ada pada lingkungan hutan. Salah satu perusahaan yang terlibat didalamnya adalah PT Sinar Mas. Ketegasan pemerintah ditunggu dalam menangani permasalahan ini. Banyak aksi yang dilakukan di masyarakat untuk menentang perbuatan perusahaan yang telah merusak lingkungan hidup.

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Pelanngaran etika dan dampak yang dilakukan oleh PT Sinar Mas?

2. Apa saja yang dilakukan PT Sinar Mas untuk memengembalikan cita perusahaan? 3. Siapa saja yang terlibat dalam masalah kebakaran hutan?

(4)

1. Pelanggaran etika yang dilakukan PT Sinar Mas

Pelanggaran etika yang dilakukan PT Sinar Mas adalah pelanggaran etika lingkungan. Kerusakan lingkungan sangatlah merugikan bukan hanya manusia tetapi hewan dan tumbuhan. Menurut Velasquez (2002) ancaman lingkungan berasal dari dua sumber: polusi dan penyusutan sumber daya. Ancaman lingkungan yang dilakukan PT Sinar Mas berasal dari kedua sumber tersebut. PT Sinar Mas telah melanggar etika lingkungan, karena mereka menghalalkan segala cara untuk mencari keuntungan dengan membakar hutan dan memperluas perkebunannya. Menurut Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (2015) Hasil analisis menunjukkan mayoritas titik api di dalam konsesi perusahaan. Di HTI 5.669 titik api, perkebunan sawit 9.168. Menurut World Bank (2015) api, dan asap yang dihasilkannya, telah menyebabkan kerugian ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi Indonesia dan negara-negara tetangga.

Polusi udara akibat dari kebakaran udara adalah meningkatnya CO2 di atmosfer.

Senyawa karbon ini sangatlah berbahaya karena dapat meningkatkan panas bumi. Kebakaran hutan juga membuat kabut asap yang pekat yang dapat menurunkan jarak pandang. Menurut (Velasquez, 2002) nitrogen oksida mengakibatkan munculnya warna kecoklatan yang tidak hanya merusak pemandangan, namun juga membahayakan proses lepas landas dan pendaratan pesawat. Kebakaran hutan di Indonesia mendapat banyak kecaman global karena Indonesia adalah paru-paru bumi. Indonesia dianggap banyak menghasilkan oksigen karena masih banyaknya hutan di Indonesia. Namun saat ini justru kebalikannya Indonesia banyak menyumbang karbon dioksida karena kebakaran hutan. Menurut World Bank (2015) pada bulan Oktober 2015, emisi per hari kebakaran hutan di Indonesia melebihi emisi perekonomian Amerika Serikat, atau lebih dari 15,95 juta ton emisi CO2 per hari. Jika Indonesia bisa menghentikan kebakaran, Indonesia dapat

mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada 2030. Apabila keadaan ini terus terjadi, polusi akan meningkat seterusnya melewati batas wilayah dari kawasan kebakaran ke Semenanjung Malaysia di bawah pengaruh angin muson barat daya yang lemah (Hashim, 2006).

(5)

kebakaran hutan juga mengganggu aktifitas ekonomi masyarakat. Menutur World Bank, (2015) perkiraan awal dari kerugian ekonomi untuk Indonesia akibat kebakaran hutan tahun ini melampaui $16 milyar dan jumlah ini dua kali lebih besar dari kerugian dan kerusakan akibat tsunami tahun 2004 di Aceh, setara dengan 1.8% Produk Domestik Bruto (PDB). Estimasi ini dari kerugian pertanian, kehutanan, transportasi, perdagangan, industri, pariwisata dan sektor-sektor lainnya. Dampak pada pertumbuhan PDB lokal diperkirakan akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan upaya pemerintah mengentaskan kemiskinan di wilayah-wilayah yang paling parah, seperti Kalimantan Tengah.

Dampak sosial akibat kebakaran hutan adalah terganggu aktivitas warga yang terkena dampak asap. Anak-anak yang tidak bisa berangkat ke sekolah karena berbahayanya efek dari kabut tersebut. Menurut World Bank (2015) sekitar 5 juta siswa kehilangan waktu belajar akibat penutupan sekolah pada tahun 2015. Rusaknya ekosistem yang ada karena terbakar. Terganggunya tumbuhan dan hewan yang ada di dalam hutan tersebut. Kabut asap juga mengganggu kesehatan masyarakat karena banyak yang terserang penyakit seperti ISPA dan penyakit kulit lainnya. Peristiwa ini banyak merugikan masyarakat. Bagan di bawah ini menjelaskan dampak dari kabut asap (Kompas.com, 2015).

(6)

pernapasan (ISPA). Menurut Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (2015) kebakaran hutan dan lahan menyebabkan warga terserang ISPA. Di Jambi ada 20.471 orang, Kalteng 15.138, Sumsel 28.000, dan Kalbar 10.010 orang. Polusi udara banyak menimbulkan masalah seperti efek domino di negeri ini. Efek domino yang ditimbulkan akibat kabut asap adalah terganggunya jadwal penerbangan, kegiatan ekonomi yang menurun, sekolah diliburkan, dll. Negara sangat dirugikan dengan adanya bencana karena banyak dana yang dikeluarkan dari APBN/APBD yang dikeluarkan untuk memadamkan api, selain itu banyak energi yang difokuskan untuk masalah ini.

Penyusutan sumber daya disini adalah menyusutnya habitat dan spesies yang tinggal. Tebakarnya hutan banyak merugikan bagi habitat dan spesies yang tinggal di dalam hutan. Banyak pohon dan tumbuhan yang lain dihancurkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Banyak hewan yang mati dan kehilangan tempat tinggal karena kebakaran hutan. Pohon sebagai paru-paru bumi pun ikut dihancurkan. Orang utan di Kalimantan banyak yang mati dan kehilanggan tempat tinggal. Kerugian yang harus di bayar mahal oleh Indonesia karena ulah para pengusaha yang tidak bertanggungjawab. Tujuan melindungi dan menjaga hutan agar masyarakat dapat mengambil manfaat yang sangat besar dari adanya hutan. Namun jika hutan dirusak tentu keseimbangan bumi terganggu.

Pelanggaran etika ini tentu menimbulkan banyak permasalahan baru bagi perusahaan. PT Sinar Mas juga melanggar empat prinsip etika bisnis yaitu:

1. Utilitarianisme, pendekatan yang secara fundamental bersifat utilitarian terhadap masalah lingkungan adalah dengan melibatkan masalah-masalah tersebut sebagai cacat pasar (Velasquez, 2002). Boikot produk PT Sinar Mas di Singapura adalah bentuk protes yang dilakukan karena pelanggaran lingkungan. Dikutip dari merdeka.com (2015)ringan supermarket NTUC FairPrice, Sheng Siong dan Prime Supermarket di Singapura dikabarkan telah menarik semua produk perusahaan Asia Pulp & Paper (APP) dari rak jualan mereka. Asia Pulp & Paper (APP) adalah salah satu anak perusahaan PT Sinar Mas. Kerugian yang harus dibayar PT Sinar Mas atas pelanggaran lingkungan yang mereka lakukan.

(7)

udara yang bersih. Banyak masyarakat yang menderita akibat dari peristiwa ini. Hukuman yang dilakukan secara normatif banyak terjadi di media sosial yang memberikan hukuman kepada perusahan yang membakar hutan. Hukuman yang sifatnya tertulis adalah pemberian sanksi bagi perusahaan dan diberi denda. Dikutip dari CNN Indonesia (2015) Pemerintah terus memantau proses penegakan hukum atas gugatan perdata terhadap PT Bumi Hijau Mekar, salah satu anak perusahaan PT Sinar Mas. PT BHM digugat perdata oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ke Pengadilan Negeri Palembang sebesar Rp7,8 triliun sejak 3 Februari.

3. Keadilan, merupakan pemenuhan dari hak yang harus bisa di nikmati oleh semua orang. Ketidak adilan yang dilakukan perusahaan dengan membakar hutan untuk menambah lahan perkebunannya. Perusahaan yang membakar hutan akan mendapat keuntungan karena itu dan tidak terkena hukuman. Pemegang saham akan banyak mendapat keuntungan dari peristiwa itu. Kaum miskin atau masarakat yang terkena dampaknya secara langsung mendapat kerugian dari peristiwa tersebut. Maka dari itu terjadi ketidakadilan dari perusahaan terhadap masyarakat yang terkena dampaknya.

4. Perhatian, seharusnya perusahaan memeberikan perhatian mereka terhadap lingkungan dimana mereka mencari keuntungan. Dengan melakukakan esploitasi yang mereka lakukan terhadap lahan yang mereka peroleh mereka seharusnya memberikan perawatan atau kompensasi kedapa lingkungan. Pembakaran hutan yang mareka lakukan telah menyiderai CSR karena dalam menjalankan bisnisnya mereka telah gagal untuk menjalankan prinsip CSR. Apabila mereka memberikan kompensasi lewat pilangtropi dalam menangani kebakaran hutan itu sudah terlambat. Karena CSR diawali bukan pada pilangtropi saja tetapi dalam mencapai laba/keuntungan yang mereka dapatkan harus menerapkan etika.

2. Tindakan PT Sinar Mas untuk memengembalikan cita perusahaan

(8)

Pemerintah yang telah membawa kasus ini ke jalur pengadilan dengan ancaman denda sebesar 7,8 Triliun. Membuat Sinar Mas akan merugi, untuk memberikan kompensasi yang jauh lebih kecil Sinar Mas membangun sekema agar lepas dari jeratan hukum. Dikutip dari merdeka.com (2016) Sinar Mas investasi sebesar USD 20 juta untuk upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan dan hutan (karlahut) di 2016 dan Sinar Mas juga akan bertindak tegas terhadap para kontraktor pemasok APP yang tidak mengikuti prosedur kerja yang diterapkan. Ini salah satu upaya yang dilakukan oleh Sinar Mas untuk membenahi citra perusahaanya.

Sinar Mas juga menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk menanggulangi bencana kebakaran hutan. Kerjasama yang di jalin Sinar Mas dan Pemerintah ini mengindikasikan bahwa Sinar Mas berusaha menghindari hukuman dengan membangun kerja. Hal ini yang menjadi sorotan masyarakat terhadap Pemerintah dan Sinar Mas, karena setelah Sinar Mas menjalin kerja sama kepada pemerintah gugatan pemerintah di kalahkan oleh Sinar Mas dalam pengadilan. PT Sinar Mas dalam sidang tentang gugutan denda atas kebakaran hutan pada tahun 2015 di menangkan oleh Sinar Mas. Lemahnya ketegasan pemerintah dalam hal ini mengakibatkan kebakaran hutan terus terjadi setiap tahunnya. Kita seakan dibawa ke dalam polemik yang ada hingga lupa dengan nasib hutan kita yang telah berubah menjadi perkebunan. Sinar Mas tidak bicara menghijaukan kembali atau menanami kembali hutan yang terbakar dengan pohon berbatang keras bukan dengan pohon kelapa sawit. Hal ini yang membuat banyak masyarakat kecewa dengan sikap pemerintah yang kurang tegas dalam hal ini. Karana membakar hutan seharusnya di denda untuk mengembalikan apa yang telah dia bakar bukan membangun sarana untuk pencegahan.

3. Yang Terlibat Dalam Kasus Ini

(9)

1. Masyarakat

Masyarakat adalah manusia yang paling dirugikan dalam hal ini. Masyarakat yang menjadi korban atas tidak bertanggungjawabnya perushaan yang membakar hutan dengan sengaja. Banyak perekonomian tersendat, sekolah tutup dan terganggunya kesehatan mereka. Dalam kasus ini banyak anak-anak yang tidak bersekolah karena ancaman dari kabut asap. Kerugian ekonomi juga menerpa masyarakat karena terganggunya aktifitas mereka rusaknya perkebunan matinya ternak dll. Jalur transportasi terganggu dan distribusi barang juga terganggu hal ini juga sebagai penyumbang melambatnya ekonomi di daerah yang terkena dampak kebakaran. Dampak lain dari kebakaran hutan bagi masyarakat adalah terganggunya kesehatan masyarakat. Banyak yang terkena penyakit dalam kasus ini baik penyakit kulit mata dan saluran pernapasan bahkan ada balita yang meninggal. Bisa dibayangkan dampak yang terjadi akibat kebakaran hutan kepada masyarakat. Berhari-hari bahkan berminggu-minggu mereka menghirup racun dari asap kebakaran hutan.

2. Manajer perusahaan Sinar Mas

Manajer adalah olah yang paling bertanggungjawab dalam masalah ini karena mereka adalah pelaku pembakaran. Manajer adalah orang yang memberikan intruksi kepada bahawahannya untuk memperluas perkebunan dengan cara membakar hutan. Jika mereka memperluas lahan dengan cara lain yaitu membuka lahan dengan menebang dan membersihkannya pasti banyak memakan biaya. Manajer juga akan di hukum karena menebang atau memotong pohon dikawasan hutan lindung. Membakar hutan adalah cara agar perusahaan tidak di hukum karena memperluas lahannya. Kebakaran hutan dibuat seolah-olah adalah pristiwa alam karena di bakar pada saat musim kemarau. Praktik seperti ini adalah cara klasik yang dilakukan perusahaan dalam memperluas lahannya.

3. Pemerintah

(10)

lahan sawit di Indonesia pada 2012 diperkirakan mencapai 8,2 juta hektare. Ketidak tegasan pemerintah berujung pada kerusakan dan pembalakan hutan demi kepentingan pengusaha. Tidakan pemerintah hanyalah isapan jempol saja banyak pengusaha yang masih melakukan pembakaran hutan dari tahun ketahun.

4. Hewan dan tumbuhan

Hewan dan tumbuhan adalah salah satu korban yang terlibat dalam kasus ini. Kerusakan hutan mengakibatkan banyak tumbuhan dan pepohonan terbakar. Jika hutan terbakar tentu saja rumah bagi para hewan terusik. Kasus kebakaran hutan ini banyak menghanguskan hutan dan banyak hewan yang mati akibatnya. Ulah pengusaha ini banyak menelan korban seperti orang hutan di Kalimantan dan masih banyak lagi hewan dan tumbuhan yang mati. Bisa dibayangkan jika kita tidak menjaga hutan dan hewan maka kita tidak dapat mewariskan kepada anak dan cucu kita. Kerusakan ekosistem juga akan berdampak pada kekeringan dan bencana lain akibat rusaknya ekosistem. Kebakaran hutan ini banyak merugikan bagi generasi saat ini atau dimasa yang akan datang.

KESIMPULAN

(11)

harus menjalankan CSR untuk menjaga eksistensi perusahaan. Kepercayaan masyarakat akan perusahaan yang memiliki CSR dan etika perusahaan pasti akan jauh lebih baik dari perusahaan yang tidak menerapkan. Pemboikotan produk Sinar Mas menjadi bukti jika prusahaan tidak menerapkan CSR dan etika maka akan mendapat teguran.

Pembakaran hutan yang terjadi pada tahun 2015 merupakan salah satu kebakaran yang terbesar dalam sejarah Indonesia, asapnya sampai Singapura dan Malaysia. Hal ini menimbulkan polemik baru terhadap hubungan antar negara. Indonesia dinilai tidak tegas menindak pelaku pembakaran hutan. Kebakaran hutan yang terjadi berminggu-minggu memberi banyak dampak kepada masyarakat. Pemerintah juga ikut menanggung kerugian karena masalah ini. Jika dana untuk bencana digunakan untuk membangun sekolah dan infrastruktur lebih beguna. Tersendatnya perekonomian masyarakat juga menimbulkan masalah-masalah baru pada masyarakat. Banyak sekolah yang ditutup dan anak-anak tidak dapat bersekolah, harga yang mahal harus dibayar oleh anak-anak korban. Belum lagi masalah kesehatan banyak masyarakat yang terjangkit penyakit akibat dari kebakaran hutan ini.

Perushaan haruslah bertanggung jawab memberikan kompensasi atas kesalahan yang mereka perbuat. Perushaan harus memberikan santunan kepada korban yang terserang penyakit karena kebakaran hutan. Sinar Mas harus mengembalikan hutan yang mereka dengan cara menanam kembali dan merawatnya. Pemerintah harus mengambil sikap tegas untuk menindak para pelaku pembakaran. Pemerintah juga harus membuat peraturan pembatasan lahan karena dapat membuat pengusaha terus melakukan hal ini. Jika pemerintah bisa memberikan tekanan kepada perusahaan pasti hal yang seperti ini dapat diminimalkan. Peran masyarakat juga sangat dibutuhkan karena pengawasan hutan tidak hanya menjadi tugas pemerintah saja. Tetapi masyarakat juga harus ikut menjaga dan melestarikan. Terjaga ekosistem hutan akan memberikan banyak keuntungan bagi kita. Anak dan cucu kita nanti harus ikut menikmati apa yang tuhan berikan untuk negara ini. Kekayaan negeri ini bukan saja menjadi milik para pemodal tetapi semua lapisan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Bank, T. W. (2015). Krisis Kebakaran dan Asap Indonesia. Retrieved May 28, 2016, from http://www.worldbank.org/in/news/feature/2015/12/01/indonesias-fire-and-haze-crisis CNN Indonesia. (2015). Digugat Pemerintah Rp7,8 Triliun, Sinar Mas Ikut Proses Hukum.

(12)

http://www.cnnindonesia.com/nasional/20151013131753-12-84676/digugat-pemerintah-rp78-triliun-sinar-mas-ikut-proses-hukum/

duniaindustri. (2012). Sinarmas Agro Penguasa Lahan Sawit Terbesar di Indonesia. Retrieved May 30, 2016, from http://duniaindustri.com/sinarmas-agro-penguasa-lahan-sawit-terbesar-di-indonesia/

Greenpeace. (2010). Sinar Mas Terus Melanggar Komitmen Mereka. Retrieved May 27, 2016, from http://www.greenpeace.org/seasia/id/news/sinar-mas-terus-melanggar-komitmen/

Hashim, S. A. N. M. (2006). Kebakaran Hutan Dan Isu Pencemaran Udara Di Malaysia : Kes Jerebu Pada Ogos 2005. UKM Bangi, 1(1).

Kompas .com. (2015). Kabut Asap Sudah Darurat. Retrieved May 28, 2016, from http://print.kompas.com/baca/2015/09/05/Kabut-Asap-Sudah-Darurat

Latifah, R. N., & Pamungkas, A. (2013). Identifikasi Faktor-Faktor Kerentanan Terhadap Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2(2), 2337–9271.

merdeka.com. (2015). Dituding bakar hutan, produk PT Sinar Mas diboikot Singapura. Retrieved May 28, 2016, from http://www.merdeka.com/uang/dituding-bakar-hutan-singapura-boikot-produk-pt-sinar-mas.html

merdeka.com. (2016). Cegah kebakaran hutan, Sinar Mas bangun ruang komando Rp 65 M. Retrieved May 29, 2016, from http://www.merdeka.com/uang/cegah-kebakaran-hutan-sinar-mas-bangun-ruang-komando-rp-65-m.html

Simbolon, H. (2005). Dinamika Hutan Dipterocarp Campuran Wanariset Semboja , Kalimantan Timur Setelah Tiga Kali Kebakaran Tahun 1980-2003. Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia, 6(2), 133–137. http://doi.org/10.13057/biodiv/d060213

Velasquez, M. G. (2002). Etika Bisnis. Yogyakarta: ANDI.

(13)

LAMPIRAN Lampiran 1

(14)
(15)

Referensi

Dokumen terkait