• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN NORMAL DOC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN NORMAL DOC"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN NORMAL

Disusun Oleh :

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

(2)

1. KONSEP DASAR KEHAMILAN A. Pengertian

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (manuaba, 2007 : 4)

Periode antepartum adalh periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati yang menandai awal periode intrapartum. (Helen Varney, 2006 : 492)

Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konspsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 280 hari (4o mingggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Sarwono, 2007 : 89 )

B. Patofisiologi kehamilan

Untuk mempelajari proses konsepsi sebaiknya terlebih dahulu memahami ovum dan sperma.

1. Ovum

 Dikeluarkan oleh ovarium saat fase ovulasi, satu kali setiap siklus haid dan akan habis jika sudah masuk masa menopause

 Ovum mempunyai waktu hidup 24 – 28 jam setalh di keluarkan dari ovarium

 Bisa dibuahi jika sudah melewati proses oogenesis

 Mempunyai diameter 0,1 mm, di tengah tengahnya dijumpai nucleus, terapung – apung dalam sitoplasma yang kekuning – kuningan yakni vitelus. Vitelus banyak mengandung karbohidrat dan asam amino.

 Mempunyai lapisan pelindung sel – sel granulosum / korona radiata dan zona pelusida, didalam zona ini terdapat ruang perivitelina, dan tempat benda – benda kutub. Bahan – bahan dari sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum melalui saluran halus di zona pelusida. Jumlah sel korona radiata dalam perjalanan ovum di ampul tuba makin berkurang, sehingga ovum hanya dilingkari oleh zona pelusida pada waktu berada dekat pada perbatasan ampula dan ismus tuba, tempat pembuahan umum terjadi.

2. Sperma

 Dikeluarkan oleh testis dan peristiwa pematangannyadisebut spermatogenesis

 Jumlahnya akan berkurang, tetapi tidak akan habis seperti pada ovum dan tetap berproduksi meskipun pada lansia

 Kemampuan fertilisasi selama 2 – 4 hari, rata – rata 3 hari

(3)

 Pada spermatozoa di temukan peningkatan konsentrasi DNA di nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah mennembus dinding ovum karenadapat mengeluarkan enzim hialuroidase untuk melunakkan korona radiate atau sel – sel granulosa

 Mempunya morfologi yang sempurna, yaitu kepala : berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nukleus), diliputi lagi oleh kromosom dan membrane plasma. Leher : menghubungkan kepala dengan bagian tengah. Ekor : panjangnya kurang lebih 10 kali bagian kepala dan dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.

Secara garis besar, proses kehamilan melputi beberapa tahapan sebagai berikut : a. Fertilisasi

Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampul tuba (sarwono 2009). Saat terjadi ejakulasi, kurang lebih 3 cc sperma dikeluarkan dari organ reproduksi pria yang kurang lebih berisi 300 juta sperma. Setelah masuk keoargan genetalia interna wanita, sperma akan menghadapi bebebrapa rintangan antara lain lendir vagina yang bersifat asam, lendir serviks yang kental, panjang uterus, serta silia yanga ada di tuba fallopi. Untuk menghadapi rintangan tersebut sperma harus mempunyai akrosom yang melewati proses kapasitasi. Sedangakan ovum akan di keluarkan dari ovarium sebanyak satu dalam tiap bulan, ditangkap oleh fimbrae dan berjalam menuju tuba fallopi. Tempat bertemu ovum dan sperma paling sering adalah di daerah ampul tuba. Adapun proses fertilisasi meliputi :

- Penetrasi spermatozoa ke dalam ovum

Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi mampumelakukan penetrasi membrane sel ovum. Untuk mencapai ovum, spermatozoa harus melewati korona radiata (lapisan del di luar ovum) dan zona pelusida (suatu bentuk glikoprotein ekstraseluler) , yaitu dua lapisan yang menutupi dan mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu sperma. Suatu molekul kompleks khusus di permukaan kepala sperma mengikat ZP3 glikoprotein di zona pelusida. Pengikatan ini memicu akrosom untuk mengaluarkan enzim yang membantu spermatozoa menembus zona pelusida, pada saat yang bersamaan terjadi reaksi korteks ovum. Granula korteks di dalam ovum (oosit sekunder) berdifusi denganmembran plasma sel, sehingga enzim di dalam granula – granula dikeluarkan secara eksitosis ke zona pelusida. Hal ini yang menyebabkan glikoprotein di zona pelusida berkaitan satu sama lain membentuk suatu materi keras dan tidak dapat di tembus oleh spermatozoa. Proses ini mencegah ovum di buahi lebih dari satu sperma.

(4)

Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran nukleusnya, yang tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan ekor spermatozoa dan mitokondrianya berdegenerasi. Itulah sebabnya seluruh mitokondria mnusia berasal dari ibu. Masuknya spermatozoa ke dalam vitelus membangkitkan nucleus ovum yang masihdalam metaphase untuk proses pembelahan selanjutnya (miosis ke II / anafase). Sesudah anaphase kemudian telofase, dan benda kutub kedua menuju ke ruang perivitelina. Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromosom yang haploid.

- Fusi materi genetic

Kedua pronukleus dekat mendekati dan bersatu membentuk zigotyang terdiri atas bahan genetic dari perempuan dan laki – laki. Pada manusia terdapat 46 kromosom, ialah 44 kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin. Pada laki – laki satu X dan satu Y. sesudah pembelahan kematangan, maka ovum matang mempunyai 22 kromosom otosom dan 1 kromosom X, dan suatu spermatozoa mempunyai 22 kromosom otosom dan 1 kromosom X atau Y. zigot yang memeliki 44 kromosom otosom dan 2 kromosom X akan tumbuh menjadi janin perempuan, namun bila memeliki 44 kromosom otosom dan 1 kromosom X dan 1 kromosom Y akan tumbuh menjadi janin laki – laki.

Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembentukan zigot. Hal ini dapat berlangsung karena sitoplasma ovum mengandung bnyak asam amino dan enzim. Hasil konsepsi berada dalam stadium morula. Energy pembelahan ini diperoleh dari vilitelus, sehingga volume vitelus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh morula. Dengan demikian, zona pelusida tetap utuh, atau dengan kata lain besar hasil konsepsi tetap sama. hasil konsepsi ini akan disalurkan ke pars ismika danpars interstisisalis tuba dan terus di salurkan kea rah cavum uteri.

b. Nidasi

(5)

Hartman). Sel desidua mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Nidasi diatur oleh suatu proses yang kompleks antara trofoblas dan endometrium. Di suatu sisi trofoblas mempunyai kemampuan invasi yang kuat, di sisi lain endometrium mengontrol invasi trofoblas dengan mengeluarkan cyrokine dan protease. Keberhasilan nidasi dan plasentasi yang normal adalah hasil keseimbangan proses antara trofoblas dan endometrium.

Setelah bernidasi erat kurang lebih 10 hari setelah fertilisasi, maka akan dimulai proses pertumbuhan dan perkembangan janin :

1. Masa preembrionik

Berlangsung selama 2 minggu setelah fertilisasi terjadi proses pembelahan sampai nidasi, kemudian bagian inner cell mass akan membentuk 3 lapisan utama ectoderm, endoderm dan mesoderm

2. Masa embrionik

Berlangsung sejak 2 – 8 minggu, sistim utama di dalam tubuh tekah ada dalam bentuk rudimenter (mengecil, menciut dan akhirnya menghilang). Seringkali deisebut masa oogenesis atau masa pembentukan organ.

3. Masa fetal

Berlangsung setelah minggu ke – 8 sampai bayi lahir.

c. Plasentasi

Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12 – 18 minggu setelah fertilisasi. Dalam 2 minggu pertama perkembangan hasil konsepsi, trofoblas invasive telah melakukan penetrasi ke pembuluha darah endometrium. Terbentuklah sinus intertrofoblastik yakni ruangan yang berisi darah maternal dari pembuluh darah yang dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul ruang – ruang interviler dimana vili korialis seolah – olah terapung diatas ruangan tersebut sampai terbentuk plasenta.

Tiga minggu pascafertilisasi sirkulasi darah janin dapat diidentivkasi dan dimulai pembentukan fili korialis. Sirkulasi darah janin ini berakhir di lengkung kaplier di dalam vili corialis yang ruang interfilinya dipenuhi dengan darah maternal yangdipasok oleh arteri spiralis dan dikeluarkan melalui vena uterine. Vili korialis akan tumbuh menjadi suatu massa jaringan yaitu plasenta

C. Tanda dan gejala

1. Tanda tidak pasti (presumptive sign) a. Amenorea (berhentinya menstruasi)

(6)

- Mengetahui HPTH dengan rumus neagle dapat ditentukan perkiraan persalinan

b. Mual (nausea) dan muntah (emesis)

- Pengaruh estrogen dan progerteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan

- Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang disebutkan morning sicknes

- Dalam keadaal fisiologis keadaan ini dapat diatasi - Akibat mual muntah nafsu makan berkurang

c. Ngidam (menginginkan makanan tertentu)

- Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam

d. Syncope (pingsan)

- Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan.

- Keadaan ini menghilang setelah kehamilan usia 16 minggu e. Payudara tegang

- Pengaruh estrogen dan progesterone serta somamatropin menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara.

- Payudara membesar dan tegang

- Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama f. Sering miksi

- Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi

- Pada triwulan kedua sudah menghilang g. Konstipasi atau obstipasi

- Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus, sehingga menyebabkan kesulitan untuk BAB

h. Pigmentasi kulit

- Sekitar pipi : cloasma gravidarum

Keluarnya melanopore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit pada kulit.

- Dinding perut : strie lividae, strie nigra, linea alba makin hitam - Sekitar payudara : * hiperpigmentasi areola mamae

* putting susu semakin menonjol * kelenjar Montgomery menonjol

* pembulu darah menifes sekitar payudara i. Epulis

(7)

j. varises

- karena pengaruh dari estrogen dan progesterone terjadi penampakan pembulu darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.

- Penampakan pembulu itu terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki, betis dan payudara

- Penampakan pembulu darah ini dapat menghilang stelah persalinan

2. Tanda mungkin (probability sign)

a. Pembesaran perut

Rahim membesar sesuai dengan usia kehamilannya. b. Tanda hegar

Perlunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri c. Tanda goodel

Perlunakan serviks, pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.

d. Tanda chadwicks

Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks

e. Tanda piscaseck

Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Trejadi karena ovum berimplantasi pada daerah yang dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.

f. Kontraksi Braxton hicks

Peregangan sel – sel otot uterus, akibat me ningkatnya actomyosin di dalam ototr uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadic, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan abdominal pada trimester ke tiga. Kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya, lamanya, dan kekeuatannya sampai mendekati persalinan.

g. Teraba ballottement

Ketukan yang mendadak pada uterus menyebekan janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.

h. Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif

Untuk mendeteksi adanya hCG yang diprouksi oleh sinsiotropoblastik sel selama kehamilan.

3. Tanda pasti (positive sign) a. Gerakan janin dalam rahim

(8)

- Di dengar dengan laenec, alat kardiotokografi, alat Doppler. - Dilihat dengan USG

D. Perubahan fisiologi ibu hamil 1. Sitem reproduksi

a. Uterus

Uterus akan mengalami pembesaran akibat peningkatan hormone estrogen dan progesteron, uterusakan mengalmi hipertrofi dan hipervaskularisasi akibat dari pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan amnion dan perkembangan plasenta. Selain itu akan terjadi perlunakan pada in hormone istmus uteri dan pembaesaran plasenta pada satu sisi uterus.

b. Serviks

Terjadi hipervaskularisasi dan perlunakan pada serviks karena peningkatan hormon estrogen dan progesteron

c. Vagina

Terjadi peningkatan produksi lendir oleh mukosa vagina, hipervaskularisasi pada vagina.

d. Ovarium

Tidak terjadi pembentukan folikel baru dan hanya terlihat perkembangan dari korpus luteum.

e. Payudara

Terjadi hiperfaskularisasi pembuluh darah akibat peningkatan hormone estrogen dan progesteron. Selain itu juga terjadi peningkatan hormon somatomamotropin untuk produksi ASIsehingga menjadi lebih besar.

2. Sitem pencernaan a. Mulut dan gusi

Peningkatan hormone estrogen dan progesterone meningkatkan aliran darah ke rongga mulut, hipervaskilarisasi pembuluh darah kapiler gusi sehingga terjadi edema dan hiperplastis, ketebalan epitel berkurang sehingga gusi lebih rapuh, timbulnya mual muntah menyebabkan kebersihan mulut terganggu dan meningkatkan rasa asam di mulut.

b. Lambung

Terjadi relaksasi pada otot – otot pencernaan antaralain peristaltic di lambung, sehingga pencernaan makanan oleh lambung menjadi lebih lama dan mudah terjadi peristaltic balik ke esophagus. Selain itu, pengaruh dari peningkatan hormon hCG juga dapat menyebekan ibu hamil merasakan mual dan muntah c. Usus halus dan usus besar

Relaksasi pada usus halus sehingga penyerapan makanan menjadi lebih maksimal. Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga penyerapan air menjadi lebih lama.

(9)

Hipertrofi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat keatas dan berotasi kedepan.

4. Sitem perkemihan

Peningkatan sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakan akibat kompresi pada kandung kemih yang nantinya akan menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urin.

5. Sistem integument a. Muka

Terjadi perubahan warna bercak hiperpigmentasikekocklatan pada kulit di daerah tonjolan maksila dan dahi, khususnya pada wanita hamil berkulit hitam akibat peningkatan hormone estrogen dan progesterone serta hormone

melanokortikotropin. b. Kulit

Hipersensitifitas alergen plasenta sehingga menyebabkan gatal – gatal dan peningkatan keringat karena peningkatan kelenjar aporcrine akibat peningkatan hormone, kelenjar tersebut meningkat akibat BB dan kegiatan metabolic yang meningkat serta peningkatan aktivitas kelanjar sebasea.

c. Perut

Terdapat garis pigmentasi dari sifisis pubis sampai ke bagian atas fundus di garis tengah tubuh di induksi hormone timbul.

6. System pernafasan a. Hidung

Peningkatan vaskularisasi yang merupakan respon terhadap peningkatan hormone estrogen, juga terjadi pada traktus pernafasan atas. Karena pembesaran kapiler, terbentuklah edema dan hyperemia di hidung, faring, laring, trachea dan bronkus. b. Toraks dan diafragma

- Semakin membesarnya uterus maka akan mengalami desakan pada diafragma sehingga diafragma naik 4 cm

- terjadi pelebaran sudut toraks dari 68º menjadi 103º

- peningkatan hormone progesteron menyebabkan peningkatan pusat syaraf untuk konsumsi oksigen.

7. System neurologi dan muskulo skeletal

- Penurunan kalsium dan alkalosis terjadi akibat perubahan pada sistim pernafasan, tekanan uterus pada syaraf, keletihan, dan sirkulasi yang buruk pada tungkai

- Perubahan titik pusat gaya berat akibat uterus yang bertambah besar dan berat membuat wanita mengambil sikap yang dapat menekan saraf ulnar, median, dan skiatik.

(10)

E. Perubahan psikologi ibu hamil

Segera setelah terjadi peningkatan hormone estrogen dan progesterone dalam tubuh, maka akan muncul berbagai macam ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu misalnya mual, muntah, keletihan, dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologis seperti berikut:

1. Trimester pertama

- Ibu membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan kesedihan

- Mencari tahusecara aktif apakah memang benar – benar hamil dengan memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan sering memberitahukan kepada orang lain apa yang dirahasiakan.

- Hasrat melakukan seks berbeda – beda, ada yang menigkat ada yang menurun. - Bagi seorang suami sebagai seorang ayah akan timbul kebanggaan, tetapi bercampur dengan keprihatinan akan kesiapa untuk mencari nafkah bagi keluarganya.

2. Trimester kedua

- Ibu merasa sehat dan sudah terbisa dengan kadar hormone yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai berkurang.

- Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energy dan pikirannya lebih konstruktif

- Ibu merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama.

3. Trimester ketiga

- Ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya

- Ibu khwatir akan bayinya yang akan segera lahir sewaktu – waktu - Ibu khawatir bayinya lahir tidak normal

- Ibu bersikap lebih melindungi bayinya dan menghindari orang atau benda yang di anggap membahayakan bayinya.

- Ibu merasa takut akan sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saat melahirkan.

- Tidak nyaman dengan kehamilannya, ibu meras dirinya jelek dan aneh

F. Ketidaknyamanan ibu hamil dan tindakan penatalaksanaannya 1. Sitem reproduksi

- Keputihan

a. Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari

b. Pakaian dalam menggunakan bahan katun yang punya daya serap tinggi c. Cara cebok yang benar dari vagina ke belakang

d. Keringkan vulva setealh BAK dan BAB e. Ganti celana dalam setiap kali basah f. Hindari semprotan air

(11)

- Karies gigi

a. Berkumur dengan air hangat dan asin

b. Menggosok gigi secara teratur dan menjaga kebersihannya - Gusi berdarah

Memeriksakan gusi secara teratur - Mual muntah

a. Hindari bau dan faktor penyebab lain

b. Makan biscuit kering atau roti bakar sebelum bangun dari tempat tidur dan bangun secara perlahan – lahan

c. Makan sedikit tapi sering

d. Duduk tegak setiap kali selesai makan

e. Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu keras f. Makan makanan kering di antara waktu makan

g. Jangan langsung gosok gigi setelah makan h. Istirahat seperlunya

i. Gunakan obat obat non farmakologis jika memungkinkan j. Jika terlalu parah beri vit. B6

- Konstipasi

a. Tingkatkan intake cairan dan serat dalam diet b. Istirahat cukup

c. Senam hamil

d. BAB teratur dan segera setelah ada dorongan e. Anjurkan defekasi secara teratur

- Hemoroid

a. Hindari kostipasi dan mengejan saat BAB b. Duduk berendam

c. Dengan perlahan masukkan kembali ke dalam rectum seperlunya

3. Sistem kardiovaskular - Palpitasi jantung

KIE tentang perubahan fisiologi kehamilan - Anemia fisiologis

a. Konsumsi makanan atau diet tinggi Fe dan asan folat b. Konsumsi tablet Fe 1 x minimal selama 3 bulan - Edema umum

a. Hindari posisi tegak lurus dalam waktu yang lama

b. Istirahat dengan posisi berbaring miring dan kaki agak di tinggikan c. Hindari stoking yang ketat

d. Senam hamil

e. Hindari sepatu / sandal hak tinggi 4. Sitem perkemihan

(12)

a. KIE penyabab BAK

b. Kosongkan kandung kemih ketika ada dorongan c. Perbanyak minum pada siang hari

5. Sistem integument

- Chloasma gravidarum

a. Hindari sinar matahari secara berlebihan saat hamil b. Gunakan bahan pelindung non alergis

c. Hindari penggunaan hidrokuinon - Keringat bertambah

a. Pakai pakaian yang longgar b. Perbanyak minum

c. Mandi secara teratur

- Garis – garis di perut dan payudara

Gunakan pakaian yang menopang payudara dan abdomen 6. System pernafasan

- Hidung tersumbat dan mimisan

a. KIE perubahan fisiologis kehamilan b. Gunakan alat penguapan udara yang sejuk c. Meningkatkan asupan cairan yang banyak

d. Meletakkan handuk yang lembab pada sinus, dan masase sinus tersebut - Sesak nafas

a. KIE perubahan fisiologis kehamilan b. Bantu cara mengatur pernafasan c. Posisi berbaring semiflower

d. Latihan pernafasan dan senam hamil - Nyeri pinggang dan punggung sebelah bawah.

a. Hindari sepatu hak tinggi

b. Gunakan bantak waktu tidur untuk meluruskan punggung c. Gunakan kasur yang keras untuk tidur

d. Masase daerah pinggang dan punggung 7. Neurologi dan muskulo skeletal

- Kram kaki

a. Kompres hangat pada kaki b. Konsumsi cukup kalsium c. Istirahat cukup

- Kesemutan

a. KIE perubahan fisiologis kehamilan b. Posiskan tubuh dengan benar c. Berbaring dan merebahkan diri - Pusing hingga pingsan

(13)

c. Hindari lingkungan yang terlalu ramai dan berdesak desakan

(Ummi hani,2010) G. Penatalaksanaan medis

a. Pengobatan penyakit yang menyertai kehamilan b. Pengobatan penyulit kehamilan

c. Menjadwalkan pemberian vaksinasi

d. Memberikan preparat penunjang kesehatan

- Vitamin : obimin AF, prenavit, vicanatal, barralat, biosanbe dan sebagainya - Tambahan preparat Fe

e. Menjadwalkan pemeriksaan ulang

(Manuaba, 2010) 2.KONSEP DASAR ANC

1. Pengertian Antenatal Care

o Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.

(Sarwono, 2008)

o Antenatal care (ANC) adalah bagian dari asuhan kebidanan yang komponen-komponennya meliputi diagnosis dan manajemen dini kehamilan, penilaian dan evaluasi kesejahteraan wanita, penilaian dan kesejahteraan janin, pengurangan ketidaknyamanan umum pada ibu hamil, anticipatory guidancedan instruksi serta skrining komplikasi maternal dan fetal.

(Hani,dkk, 2010)

o Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persiapan persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.

(Mannuaba, 2010)

2. Tujuan Antenatal Care

a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan, dank ala nifas

b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dank ala nifas

c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana

d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

(14)

3. Pemeriksaan Antenatal Care

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan.

a. Trimester I (sebelum minggu ke-14)

Informasi yang penting:

- Membangun hubungan saling percaya antarapetugas dengan ibu hamil - Deteksi masalah dan penanganannya

- Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, praktek tradisional yang merugikan

- Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi - Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan, kebersihan, istirahat, dsb) b. Trimester II (sebelum minggu ke-28)

Sama seperti pada trimester I, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklamsia (tanya ibu tentang gejala-gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi oedema, periksa untuk mengetahui proteinuria.

c. Trimester III (antara minggu 28-36)

Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda

d. Trimester III (setelah minggu 36)

Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal/kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit

(Syaifudin, 2010)

4. Standar Minimal Antenatal Care a. Timbang berat badan

Kenaikan berat badan 9-13 kg selama kehamilan atau 0.5 kg/minggu atau 2 kg/bulan

b. Ukur tekanan darah

Tekanan darah normal 90/60 mmHg hingga 140/90 mmHg dan tidak banyak meningkat selama kehamilan.

c. Ukur tinggi fundus uteri

Uterus tumbuh ±2 jari/bulan

(15)

Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil guna memberikan kekebalan pada janin terhadap infeksi tetanus pada saat persalinan maupun postnatal

e. Pemberian tablet besi (minum 90 tablet selama kehamilan)

Untuk mencegah anemia seorang wanita sebaiknya mengkonsumsi 60 mg zat besi dan 1 mg asam folat tiap hari

f. Tes terhadap PMS

Tes terhadap PMS perlu dilakukan agar dapat didiagnosa secara dini dan mendapatkan pengobatan secara tepat

g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Bila terjadi komplikasi dalam kehamilan, ibu dapat segera mendapat pertolongan secara tepat.

(Hani,dkk, 2010) 5. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium rutin

 Darah lengkap

 Urine lengkap

 Tes kehamilan b. Laboratorium khusus

 Pemeriksaan TORCH

 Pemeriksaan serologis

 Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal

 Pemeriksaan protein darah

 Pemeriksaan golongan darah

 Pemeriksaan factor Rh

 Pemeriksaan air ketuban

 Pemeriksaan infeksi Hepatitis B ibu/bayi

 Pemeriksaan estriol dalam urine

 Pemeriksaan infeksi AIDS

3.KONSEP ASUHAN KEBIDANAN A. Pengkajian

a. Data subyektif b. Data obyektif B. Diagnosis kebidanan

a. Aktual b. Potensial

(16)

Referensi

Dokumen terkait