Anisa Wahyu Sejati (079) Akuntansi 4a3
AUDIT OPERASIONAL DAN AUDITOR OPERASIONAL
Efektifitas Kontra Efisiensi
Sebelum audit operasional untuk efektifitas dapat dilaksanakan, harus ada kriteria tertentu
mengenai apa yang dimaksud dengan efektifitas.
Sebelum audit operasi dapat bermakna, harus ada kriteria tertentu mengenai apa yang
dimaksud dengan melakukan secara lebih efisien.
Beberapa jenis ketidakefisienan yang sering terjadi dan sering tidak terungkap melalui audit
operasional :
Jenis Ketidakefisienan Contoh
Biaya perolehan barang atau jasa
sangat tinggi Penawaran untuk pembelian tidak diwajibkan
Tidak tersedianya bahan baku untuk
produksi ketika dibutuhkan Seluruh jalur perakitan harus dihentikan karena bahan yangdiperlukan tidak diorder.
Terdapat duplikasi pada pekerjaan karyawan
Catatan produksi yang sama disimpan oleh bg produksi maupun bagian akuntansi karena mereka tidak tahu tugasnya masing-masing.
Terlalu banyak pegawai Pekerjaan kantor dapat dilakukan lebih efektif bila satu orangsekretaris dikurangi
Pekerjaan dilakukan tanpa tujuan Tembusan faktur penjual maupun laporan penerimaandikirimkan ke bg produksi yang menyimpan dokumen itu tanpa pernah digunakan.
Hubungan antara Audit Operasional dan Pengendalian Intern
Hal penting dalam penyusunan SPI yang baik :
Keandalan pelaporan keuangan
Efisiensi dan efektifitas operasional.
Perbedaan dalam evaluasi dan pengujian atas pengendalian intern untuk audit keuangan dan operasional :
1. Tujuan utama evaluasi atas pengendalian intern, pada audit keuangan untuk menentukan luas pengujian audit substantif yang diperlukan dan membuat rekomendasi operasional kepada manajemen. Untuk audit audit operasional bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas SPI dan membuat rekomendasi kepada manajemen.
2. Ruang lingkup evaluasi pengendalian intern, pada audit keuangan terbatas pada hal-hal yanng mempengaruhi akurasi L/K, sedangkan audit operasional mencakup setiap pengendalian yang mempengaruhi efisiensi dan efektifitas.
Jenis-jenis Audit Operasional
1. Audit Fungsional
Berkaitan dengan sebuah fungsi atau lebih dalam suatu organisasi misalnya fungsi penggajian suatu divisi atau perusahaan untuk keseluruhan.
Keunggulannya : memungkinkan adanya spesialisasi oleh auditor. Auditor tertentu dalam staf audit intern dapat mengembangkan banyak keahlian dalam suatu bidang dan lebih efisien menggunakan seluruh waktu untuk memeriksa bidang tersebut.
Kekurangannya : tidak dievaluasinya fungsi yang saling berkaitan. 2. Audit Organisasional
Menyangkut keseluruhan organisasi seperti departemen, cabang atau anak perusahaan. Penekanan adalah seberapa efisien dan efektif fungsi-fungsi saling berinteraksi.
3. Penugasan Khusus
Timbul atas permintaan manajemen, misalnya : penentuan penyebab tidak efektifnya sistem PDE, penyelidikan kemungkinan kecurangan dalam suatu divisi dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu barang.
Jenis-jenis Auditor yang melaksanakan audit operasional :
1. Auditor Intern 2. Auditor Pemerintah 3. Akuntan Publik Terdaftar.
Independensi dan Kompetensi Auditor Operasional
Auditor diperbolehkan memberi rekomendasi perubahan-perubahan dalam operasi, tetapi pelaksana operasi memiliki wewenang untuk menerima atau menolak rekomendasi-rekomendasi itu. Persyaratan independen sesuai Statement of Responsibilities of Internal Auditing :
Auditor intern harus bersikap independen terhadap aktivitas yang mereka periksa. Auditor
inten adalah independen bila mereka dapat melaksanakan pekerjaan mereka secara bebas dan obyektif. Independensi memungkinkan auditor intern menyampaikan pertimbangan yang tidak memihak dan tidak menyimpang yang perlu bagi pelaksanaan audit yang layak. Ini dicapai melalui status organisasi dan obyektifitas.
Obyektifitas mengharuskan auditor intern mempunyai sikap mental independen dan jujur dalam bekerja. Prosedur pembuatan konsep, perancangan, pemesangan dan pengoperasian sistem, bukan fungsi audit. Melaksanakan aktifitas-aktifitas itu dapat merusak obyektifitas audit. Kompetensi diperlukan untuk menentukan penyebab masalah-masalah operasional dan membuat rekomendasi yang sesuai. Kompetensi merupakan masalah utama bila audit operasional menyangkut masalah-masalah operasi yang bercakupan luas.
KRITERIA UNTUK MENGEVALUASI EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS
Sumber-sumber kriteria :
Kinerja Historis (historical performance)
Seperangkat kinerja yang sederhana dapat didasarkan pada hasil sebenarnya (atau hasil audit) dari periode sebelumnya. Kriteria ini didasarkan untuk membandingkan apakah yang telah dilakukan menjadi lebih baik atau lebih buruk. Kriteria ini mudah dibuat tetapi mungkin tidak memberikan pandangan mendalam mengenai seberapa baik atau buruk sebenarnya unit usaha yang diperiksa dalam melakukan sesuatu.
Kinerja yang Dapat Diperbandingkan (benchmarking)
Sebagian besar kesatuan yang menjalani audit operasional tidak bersifat unik; terdapat banyak kesatuan yang sama didalam keseluruhan organisasi atau diluarnya sehingga data kinerja dari kesatuan yang dapat diperbandingkan merupakan sumber yang baik untuk mengembangkan kriteria. Untuk kasatuan internal yang dapat diperbandingkan, data biasanya sudah tersedia. Data juga tersedia pada kelompok industri dan lembaga pemerintah yang berwenang.
Standar Rekayasa (engineered standards)
Kriteria ini seringkali memakan waktu dan biaya yang besar dalam pengembangannya, karena memerlukan banyak keahlian tetapi standar ini mungkin sangat efektif dalam memecahkan masalah operasional yang utama dan biaya yang dikeluarkan akan berharga.
Diskusi dan Kesepakatan (discussion & agreement)
Tahap-tahap dalam Auditing Operasional
1. Perencanaan
Auditor operasional harus menentukan ruang lingkup penugasan dan menyampaikan kepada unit organisasi, menentukan staf yang tepat dalam penugasan, mendapatkan informasi mengenai latar belakang unit organisational, memahami SPI dan memutuskan bahan bukti yang tepat yang harus dikumpulkan.
Perbedaan perencanaan dengan audit keuangan :
o Beragamnya audit operasional menyebabkan sulit memutuskan tujuan-tujuan khusus pada suatu audit operasional. Tujuannya akan didasarkan pada kriteria yang akan dikembangkan untuk penugasan dan hai ini tergantung pada situasi yang ada.
o Penentuan staf pada audit operasional lebih rumit karena luasnya penugasan, bidang yang beraneka ragam dan tujuan tiap bidang mungkin memerlukan ketrampilam teknis yang khusus.
o Pentingnya penggunaan lebih banyak waktu dengan pihak-pihak yang berkepantingan untuk mendapatkan kesepakatan maksud penugasan dan kriteria untuk evaluasi yang akan mempermudah penyelesaian audit operasional yang efektif dan efisien.
2. Pengumpulan dan Evalusi Bahan Bukti
Karena pengendalian intern dan prosedur operasi merupakan bagian yang kritis dalam audit operasional, maka dokumentasi ,tanyajawab dengan klien dan pengamatan, sering digunakan secara ekstensif.
Konfirmasi dan ketepatan perhitungan kurang ekstensif karena ketepatan bukan merupakan tujuan kebanyakan audit operasional.
Auditor operasional harus mengumpulkan cukup bahan bukti kompeten agar dapat menjadi dasar yang layak untuk menarik suatu kesimpulan mengenai tujuan yang sedang diuji.
3. Pelaporan dan Tindak Lanjut
Perbedaan laporan audit operasional :
a) Dalam audit operasional, laporan biasanya dikirim hanya untuk pihak manajemen, dan satu salinan untuk unit yang diperiksa.Tidak adanya pemakai pihak ketiga, mengurangi kebutuhan akan pembakuan kata-kata dalam laporan audit operasional.
c) Penulisan laporan seringkali banyak memakan waktu agar temuan dan rekomendasi audit dapat disampaikan secara jelas.