• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAMUS ISTILAH DALAM BIDANG OLAHRAGA INDO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KAMUS ISTILAH DALAM BIDANG OLAHRAGA INDO"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KAMUS ISTILAH DALAM BIDANG OLAHRAGA INDONESIA-ARAB

Proposal Skripsi

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Seminar Skripsi

Oleh :

Ahmad Haetami

NIM 11140240000012

PROGRAM STUDI TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... i

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH... 1

B. PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH... 3

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN... 4

D. TINJAUAN PUSTAKA... 4

E. KERANGKA TEORI... 5

F. METODOLOGI PENELITIAN... 9

G. SISTEMATIKA PENULISAN... 11

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kamus adalah buku yang berisi keterangan tentang arti kata-kata,1 Hasan Alwi

mendefenisikan, Kamus merupakan khazanah perbendaharaan kata suatu bahasa

yang menggambarkan tingkat peradaban bangsa pemiliknya.2 Sedangkan Hoetomo

M.A mendefenisikan, Kamus yaitu buku acuan yang memuat kata dan ungkapan yang

biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan tentang maknanya.3 Dari definisi

kamus tersebut dapat disimpulkan bahwa kamus merupakan sebuah buku yang

memuat kata atau istilah yang disusun menurut abjad berikut keterangan dan

maknanya. Ia berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain

menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal

usul (etimologi) sesuatu perkataan dan juga contoh penggunaan bagi sesuatu

perkataan. Untuk memperjelas kadang kala terdapat juga ilustrasi di dalam kamus

tersebut.

Kata kamus diserap dari bahasa Arab qamus (سوماقققق), dengan bentuk

jamaknya qawamis. Kata Arab itu sendiri berasal dari kata Yunani Ωκεανός (okeanos)

yang berarti 'samudra'. Sejarah kata itu jelas memperlihatkan makna dasar yang

terkandung dalam kata kamus, yaitu wadah pengetahuan, khususnya pengetahuan

bahasa, yang tidak terhingga dalam dan luasnya.

1W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 10 2Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton M Moeliono, Tata Bahasa Baku bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2014), hal. 10

(4)

Istilah adalah kata dan gabungan kata yang digunakan dalam konteks tertentu.4

Kajian terminologi antara lain mencakup pembentukannya serta kaitan istilah dengan

suatu budaya. Ahli dalam terminologi disebut dengan juru istilah "terminologist" dan

kadang merupakan bagian dari bidang penerjemahan.

Ada dua macam istilah:

1. Istilah khusus: kata yang pemakaiannya dan maknanya terbatas pada suatu

bidang tertentu, misalnya pencakar langit (bangunan), agregat (ekonomi).5

2. Istilah umum: kata yang menjadi unsur bahasa umum, misalnya ambil alih,

daya guna, kecerdasan, dan tepat guna merupakan istilah umum.6

Istilah dalam bahasaIndonesia bersumber pada kosakata umum bahasaIndonesia,

kosakata bahasa serumpun, dan kosakata bahasa asing. Proses pembentukan istilah

dimulai dengan pemadanan atau penerjemahan, misalnya "camera" menjadi kamera;

dan gabungan penerjemahan dan penyerapan,misalnya subdivision menjadi

subbagian.7

Pada kesempatan ini saya akan membuat kamus istilah tentang olaharaga yang

mana didalam dunia olahraga banyak istilah-istilah yang belum diketahui makna

kedalam bahasa arabnya, karena istilah dalam olahraga ini banyak juga kata yang

memiliki makna lebih dari satu dalam situasi tertentu yang mengharuskan kata

tersebut tidak diartikan dengan arti yang sesungguhnya, sebab inilah saya membuat

kamus tenatng olahraga agar siapapun yang ingin menerjemahkan teks tentang

olahraga bisa menggunakan kamus ini.

Dalam proses menerjemahkan berusaha untuk mengalihkan pesan yang

terdapat dalam bahasa sumber tanpa merubah maksud dan pesan tersebut. Begitu pula

(5)

dalam membentuk kalimat ke dalam bahasa sasaran haruslah jelas.8 Dalam

mengalihkan pesan dari bahasa ke bahasa lain, yang harus dipertahankan sedapat

mungkin ialah isi, sedangkan bentuk dinomor duakan kecuali dalam kasus-kasus

tertentu seperti dalam puisi. Oleh karena itu, agar pengalihan suatu bahasa terjemahan

tersebut dapat dipahami dan dimengerti, maka harus diperhatikan bentuk bahasa

sasarannya. Eugena A. Nida mengungkapkan bahwa: “menerjemahkan berarti

menciptakan padanan paling dekat dalam bahasa penerima terhadap pesan Bsu,

pertama dalam hal makna dan kedua pada gaya bahasanya.9

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan pada teks atau media cetak

dalam berbahasa Arab ini memiliki kata-kata istilah dalam bidang olahraga yang akan

keliru jika diterjemahkan dengan terjemahan perkata Arab-Indonesia yang sangat

berbeda dengan bahasa versi yang lain, karena dalam setiap kata bahasa arabnya

memiliki arti masing-masing, seperti pada contoh istilah dalam permainan sepak bola

berikut ini:

عئاضلا لدب تقولا

Contoh diatas adalah salah satu istilah dalam bidang olah raga sepak bola yang

memiliki arti “perpanjangan waktu atau waktu tambahan”. Jika dibandingkan dengan

arti sebenarnya atau arti perkatanya yaitu: “waktu penggantian hilang”.

ملاعلا سأك تايئاهن ةيفصت

Pada contoh istilah olah raga sepak bola kedua ini memiliki kata yang banyak namun

memiliki arti yang singkat yaitu: “babak penyisihan” jika dibandingkan dengan arti

yang sebenarnya yaitu: “Penyaringan final piala dunia”

Adapun judul penelitian yang akan Penulis teliti ini bertemakan, “Kamus

Istilah dalam Bidang Olahraga Indonesia-Arab”.

(6)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Setelah itu peneliti merumuskan masalah dengan pertanyaan:

1) Pembatasan masalah

Penulis bermaksud menelisik lebih dalam tentang istilah yang ada dalam

bidang olahraga.

2) Perumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat diurai adalah:

a. Bagaimana konsep dan tampilan kamus istilah olahraga ini dengan pendekatan metode adaptasi, padanan lazim.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam setiap kegiatan apapun pasti mempunyai tujuan, begitu pula dengan

penulisan proposal skripsi ini. Adapun tujuan penulisan proposal skripsi ini adalah :

1. Untuk mempermudah penerjemahan tentang istilah dalam dunia olahraga,

sehingga lebih mudah untuk menerjemahkan teks yang berkaitan dengan olahraga.

2. Dapat dijadikan rujukan bagi penerjemah yang bekepentingan dalam bidang

olahraga.

D. Tinjaun Pustaka

Sebelum melakukan penelitian ini, Berdasarkan tinjauan penelitian

buku-buku, skripsi, dan tesis yang pernah diteliti bahwa penelitian yang sama dengan judul

ini belum pernah ada yang membahasnya namun beberapa penelitian yang berkaitan

(7)

Pertama, Kamus Mutarjim oleh Ali (2014) Kamus Mutarjim Berbasis

Android (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Kamus mutarjim ini adalah kamus yang

berisiskan kosakata umum. Basisnya adalah aplikasi yang diinstall di smartphone.

Kedua, Asep Irna Yuliana (2014) pengembangan Kamus Istilah Psikologi Berbasis

Mobile (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Sebuah kamus tentang istilah psikologi.

Penelitian ini meneliti sebuah kamus dengan basic mobile atau aplikasi dan memuat

kosakata istilah psikologi. Ketiga, Muhammad Fadhlullah (2012) Rancang Bangun

Aplikasi Kamus Jerman-Indonesia Berbasis Android. Tujuan penelitian ini adalah

untuk merancang dan membangun suatu aplikasi kamus digital berbasis android yang

dapat digunakan untuk mempermudah mencari kosakata hasil terjemahan baik dalam

bahasa Jerman ataupun dalam bahasa Indonesia agar dapat digunakan secara umum

sehingga mampu memberikan kemudahan bagi pemakainya. Keempat, Muhammad

Aldi Darmawan (2017) Kamus Cilik Tiga Bahasa Bergambar Indonesia, Inggris,

Arab (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) kamus ini berisikan kosakata umum yang

lebih menekankan pada kosa kata yang lekat dalam kehidupan sehari-hari.

Kosakatanya tidak terlalu sulit karena memang sesuai target kamus ini yaitu untuk

anak-anak. Kamus ini juga memuat gambar untuk memperjelas secara visual tentang

kosakata.

Belum ditemukan penelitian tentang kamus yang bertemakan istilah dalam

olah raga. Oleh karena itu penelitian kamus istilah olah raga Indonesia Arab ini

sangatlah penting.

E. Kerangka Teori

(8)

leksem adalah satuan abstrak yang menjadi unit dasar dari leksikon.10

Leksem merupakan satuan leksikon, berperan sebagai input dalam proses

morfologis. Bahan baku dalam proses morfologis. Sebagai bahan baku, leksem

perlu diolah sehinga bisa menjadi kata atau morfem dasar dalam subsistem

gramatika. Unsur yang diketahui setelah disegmentasikan, tanpa segmentasi

dari bentuk kompleks yang merupakan bentuk dasar yang lepas dari proses

morfologisnya, leksem harus tidak tergolong proleksem atau partikel.11

Sementara itu, kata juga mempunyai beberapa ciri yang

membedakannya dari leksem. Pertama, satuan besar dalam morfologi. Kedua,

berperan sebagai output dalam proses morfologis. Bila leksem menjadi

masukan dan bahan dalam proses morfologis, maka kata justru hasil dari

proses itu Ketiga, dapat dianalisis atas komponen yang disebut morfem.

b. Leksikon

Leksikon adalah istilah teknis untuk komponen bahasa (Kridalaksana

dalam Kushartanti dkk., 2005:139) komponen bahasa yang dimuat dalam

leksikon adalah semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam

bahasa. Dengan kata lain, leksikon berarti perbendaharaan kata atau kosa

menyusun kamus bahasa dengan menggunakan sistematika tertentu.

10 Abdul Gaffar Ruskhan. Bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (kajian tentang pemungutan bahasa). (Jakarta: Gramedia Widasarana Indonesia, 2007), h. 24

11 Moch. Syarif Hidayatullah. Cakrawala Linguistik Arab. (Pamulang Barat Pamulang Tangerang Selatan: alkitabah, 2012), h. 83-84

(9)

Antara leksikologi dan leksikografi tidak bisa dipisahkan. leksikologi

tanpa leksikografi tidak akan menghasilkan sebuah produk kamus yang benar,

dan sebaliknya leksikografi tanpa leksikologi tidak sempurna dalam

mengungkap makna kosakata. karena leksikologi ialah bidang ilmu bahasa

yang mempelajari kosa kata yang menjadi landasan teoritis bagi leksikografi,

yakni ilmu tentang cara penyusunan kamus.

Leksikologi mengarah pada kata yang sudah jadi, baik yang terbentuk

secara arbitrer, maupun yang terbentuk sebagai hasil proses morfologi. Dalam

hal semantik, leksikologi membicarakan makna leksikal dengan berbagai

aspek dan permasalahannya.13 Leksikologi mempelajari seluk-beluk kata, ialah

mempelajari perbendaharaan kata dalam suatu bahasa, mempelajari pemakaian

kata serta arti seperti dipakai oleh masysrakat pemakai bahasa.14

d. Kamus

Kata kamus berasal dari kata dalam bahasa Arab, yaitu qamus (bentuk

jamaknya qawamus). Bahasa Arab menyerap kata kamus dari kata dalam

bahasa Yunani kuno, okeanos yang berarti lautan. Tentu menjadi pertanyaan,

bagaimana kata kamus yang berurusan dengan kosakata berasal dari bahasa

Yunani kuno okeanos yang berarti lautan? Kalau kita mencoba untuk

memahami sejarah kata itu, jelaslah bahwa kata kamus memiliki makna dasar

wadah pengetahuan, khususnya pengetahuan bahasa yang tidak terhingga

dalam dan luasnya, seluas dan sedalam lautan. padanan kata kamus dalam

bahasa Inggris adalah dictionary, mulai digunakan pada karya tulis pada tahun

1526 dan berasal dari kata dalam bahasa Latin, yaitu dictionarum. Kata ini

diturunkan dari kata dictio yang berarti kata atau berkata. Padanannya dalam

(10)

bahasa Belanda adalah woordenboek yang dibedakan dari woordenschat yang

dalam bahasa Indonesia dipadankan dengan perbendaharaan atau kosakata.15

Cabang kajian linguistik yang berkaitan dengan penyusunan kamus

adalah leksikologi dan leksikografi. Tataran linguistik yang berkaitan langsung

dengan penyusunan kamus, terutama semantik, untuk merumuskan definisi

makna kata, lalu morfologi untuk menentukan kelas kata, kata dasar serta kata

jadian, dan sintaksis, dan analisis wacana untuk penggunaan kata dalam

kontek. Pada dasarnya penyusunan kamus adalah salah kegiatan yang

melelahkan karena penyusunan kamu harus mampu menampilkan informasi

secara sngkat dan padat.16 Biasanya sebuah kamus tersusun dengan leksem

atau gabungan leksem sebagai judul yang diterangkan dengan pelbagai cara.

Judul itu disebut lema.Ada lema yang berupa leksem atau kata tunggal, ada

yang berupa gabungan leksem atau gabungan kata.

Dalam tahun-tahun terakhir ini dipermasalahkan lema apa saja yang

harus dimasukkan ke dalam kamus dan berapa jumlahnya. Berkaitan dengan

hal ini, Kridalaksana (2005:142) menyebutkan bahwa soal banyaknya lema

tergantung besar kecilnya kamus dan bergantung pula pada aspek komersial

kamus itu.17 dalam kamus besar yang menjadi khasana sauté bahasa, semua

kata diusahakan secara tuntas dimuat termasuk dari zaman apa kata itu

dipakai. Oleh karena itu, ada kata-kata yang arkhais dan dan kata-kata yang

mutakhir atau baru. Inilah yang menjadi ciri kamus besar seperti Oxford

Dictionary atau Dictionnare Larousse (edisi lengkap). Kamus umum sebagai

istilah khas leksikografi merupakan kamus yang memuat kata-kata umum.

15 Abdul Chaer. Leksikologi dan Leksikografi Indonesia. (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 179

(11)

Jenis Kamus

Banyak jenis kamus yang kita temui sekarang. Kamus-kamus yang kita

temui itu berbeda-beda jika tinjau dari berbagai sudut pandang.18 Diantaranya:

1. kamus ekabahasa

Kamus ekabahasa adalah kamus yang bahasa sumbernya sama dengan

bahasa sasaran. Dengan kata lain, kata-kata yang dimuat dalam kamus

dijelaskan maknanya dengan kata-kata dari bahasa sama. Contoh-contoh

kamus jenis ini adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Pusat

Bahasa, Kamus Umum Bahasa Indonesia Karya W.J.S. Poerwadarmita

(1960).

Kamus ekabahasa ini karena hanya menjelaskan makna/arti kata dalam

dengan menggunakan bahasa yang bersangkutan, tentu saja kamus ini

dimaksudkan untuk pembaca atau penutur bahasa itu, tetapi sedang

mempelajar bahasa itu atau juga untuk memperluas pengetahuan.

2. kamus dwibahasa

Kamus dwibahasa adalah kamus yang bahasa sumbernya tidak sama

dengan bahasa sasarannya. Artinya, kata-kata dari bahasa yang

dikamuskan dijelaskan dengan kata-kata dari bahasa lain. contoh jenis

kamus ini misalnya, Kamus Indonesia Inggris karya John M. Echols dan

Hassan Shadily (1996), Kamus Aceh Indonesia Karya Aboe Bakar dkk.

1985.

Kamus jenis ini demi keperluan praktis banyak yang bersifat

bolak-balik. Maksudnya, bagian pertama kata-kata bahasa A dijelaskan

dijelaskan maknanya dalam bahasa B, lalu pada bagian kata kedua bahasa

B dijelaskan maknanya dijelaskan maknanya dalam bahasa A.

(12)

3. kamus aneka bahasa

Kamus aneka bahasa adalah kamus yang kata-kata bahasa sumber

dijelaskan dengan padanannya dalam tiga bahasa atau lebih. Biasanya

kata-kata bahasa sumber itu hanya dijelaskan dengan padanan kata dari

bahasa-bahasa sasaran. Jadi, kalau dalam bahasa sumbernya bahasa A,

padanannya diberikan dalam bahasa B, C, D, dan sebagainya.

F. Metodologi Penelitian

1) Metode dan Jenis Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif, yaitu dengan cara mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah

yang di teliti, kemudian mendeskriptifkan sehingga dapat memberikan kejelasan

terhadap kenyataan atau realitas yang ada. Di samping itu juga Penulis akan

menganalisa dan memberikan perincian terhadap masalah yang akan diteliti

dengan cara memilah-milah antara satu pengertian dengan pengertian yang lain,

untuk memperoleh kejelasan masalah yang akan diteliti. Adapun pencarian data

yang dilakukan adalah dengan langkah-langkah membaca dan mengkaji

terjemahan perkata kementrian Agama Indonesia. lainya yang berkaitan dengan

ayat yang memiliki arti lebih dari satu makna sebagai pelengkap (Secondary

Responses).

Kajian ini merupakan kajian kepustakaan (Library Reseach), data-data yang

dikumpulkan dari sumber-sumber kepustakaan berupa buku-buku. Untuk

menghindari penulisan yang keliru maka dalam teknis penulisan, Penulis

sepenuhnya berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,

Tesis, dan Disertasi) tahun 2007 yang diterbitkan oleh CeQDA (Center For

(13)

2) Teknik Pengumpulan Data

Dalam menghimpun sumber data, Penulis merujuk sumber primer dan bahan

sekunder yang dianggap perlu demi pengayaan penelitian ini. Pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan metode observasi teks/document research.

Observasi teks dalam hal ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu teks berupa data

primer dan data sekunder. Data primer merupakan sasaran utama dalam analisis,

sedangkan data sekunder diperlukan guna mempertajam analisis data primer

sekaligus dapat dijadikan bahan pelengkap ataupun pembanding.

a. Data Primer (primary-sources) yaitu, teks terjemahan buku "303 Percakapan

Arab-Indonesia-Inggris" karya Djalinus Sjah, dkk.7

b. Data Sekunder (secondary-sources) yaitu, berupa buku-buku dan tulisan lain

berkaitan dengan masalah yang menjadi objek studi ini, misalnya buku-buku

seperti teori-teori penerjemahan, konsep seputar kebudayaan, wawasan

mengenaidomestikasi dan foreignisasi, kamus-kamus terkait

(klasik-kontemporer), dan sekelumit tentang tata bahasa baik Arab maupun Indonesia,

sampai searching engine di internet. Data dianalisis dengan merujuk pada

content analysis (menganalisis isi pesan/teks terjemahan) yang ditampilkan

penyusun dalam buku tersebut. Pengolahan data dalam penelitian skripsi ini

adalah dengan teori kontekstual yaitu makna sebuah kata terikat oleh

lingkungan kultural dan ekologis pemakai bahasa tertentu. Pengumpulan

datanya dengan cara selective coding, yaitu memilih secara selektif

kasus-kasus yang sesuai dengan topik pembahasan terhadap semua data.

3) Teknik Penulisan

Untuk teknik penulisan riset ini, Penulis mengacu kepada “Pedoman Penulisan

(14)

Quality Development and Assurance (CeQDA UIN Jakarta) tahun 2007. Dan teori

analisis yang dipakai adalah pendekatan sosio-kultural yang lebih melihat pada

sebuah hasil terjemahan itu dipakai dan sesuai (relevan) dengan konteks kekinian.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika ini merupakan pengaturan langkah-langkah penulisan penelitian

agar runtut, ada keterkaitan yang harmonis antara pembahasan pertama dengan

pembahasan berikutnya, antara bab satu dengan bab-bab selanjutnya.

Untuk mempermudah dalam memberikan pemahaman dan gambaran yang

utuh dan jelas tentang isi penelitian ini, maka pembahasan dalam skripsi ini akan

disusun dalam sebuah sistematika pembahasan yang teratur, di mana skripsi ini secara

keseluruhan terdiri dari lima bab, sebuah bab pendahuluan dan tiga bab isi, kemudian

ditutup dengan sebuah bab penutup yang memuat kesimpulan penelitian ini.

Agar penelitian ini dapat terarah dan sistematis, berikut ini langkah-langkah

yang akan Penulis lakukan sebagai berikut:

Bab I adalah pendahuluan. Dalam bab ini Penulis menjelaskan latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan signifikansi penelitian, tinjauan

pustaka, dan metode penelitian, serta sistematika penulisan. Karena penelitian ini

bersifat ilmiah, maka perlu diadakan tinjauan pustaka dengan tujuan untuk

memposisikan studi ini di antara studi-studi terkait lainnya yang pernah dilakukan

atau searah dengan penelitian ini, selanjutnya dijelaskan juga mengenai kekhususan

penelitian ini. Setelah jelas posisi dan kekhususan penelitian ini, lalu Penulis

menguraikan kerangka teori dan metode penelitian yang akan Penulis gunakan untuk

menyelesaikan penelitian ini. Bab ini merupakan kerangka yang menjadi rujukan

(15)

Bab II merupakan pembahasan menyangkut teori penerjemahan. Pada bab ini akan dikupas mengenai konsepsi budaya dan unsur-unsurnya, aspek sosio-kultural

terhadap penerjemahan, dan hubungan antara budaya dan bahasa. Di sini, Penulis juga

menyinggung persoalan terkait makna ekuivalensi budaya dan implikasinya dalam

dunia penerjemahan sehingga penelitian ini memperoleh hasil yang maksimal dan

tujuan dari penelitian ini akan tercapai. Pendekatan atau aspeksosio-kultural inilah

yang Penulis jadikan sebagai alat analisis pada Bab IV.

Bab III akan dikupas secara mendalam seputar domestikasi dan foreignisasi. Dalam bab ini, Penulis membahas seberapa besar posisi dan pengaruh keduanya

dalam ranah penerjemahan. Kedua teori ini merupakan dua kutub penerjemahan yang

bersifat makro. Teori inilah yang menjadi pisau analisis dalam penelitian skripsi ini.

Dengan demikian, dapat diketahui nantinya pada bab selanjutnya apakah sang

penyusun buku 303 percakapan itu lebih banyak menggunakan teori domestikasi

ataukah foreignisasi. Bab IV adalah inti dari penelitian ini. Pada bab ini, Penulis berbicara mengenai ciri-ciri dan mengklasifikasikan mana kategori terjemahan

domestikasi dan foreignisasi. Pengelompokkan itu dalam bentuk frasa, klausa, dan

kalimat. Dalam bab keempat ini, Penulis akan mengeksplorasikan

kerumitan-kerumitan dalam buku itu, sehingga penikmat buku ini akan lebih jelas dalam

memahami kata-kata yang termaktub di dalamnya.

Bab V merupakan penutup atau bab akhir. Penulis memaparkan kesimpulan yang merupakan jawaban dari perumusan masalah dalam penelitian ini. Dalam bab

pamungkas ini berisikan kesimpulan (natijah) atau rekomendasi dan saran-saran

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Widjono. Bahasa Indonesia. (cet. Ke-2). (Jakarta:PT Grasindo, 2007)

Hanafi Nurachman. Teori dan Seni Menerjemahkan. (Ende Flores-NTT: Nusa

Indah, 1986)

Widyamartaya A. Seni Menerjemahkan. (Yogyakarta: Kanisius, 1989).

Ruskhan Abdul Gaffar. Bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (kajian tentang

pemungutan bahasa). (Jakarta: Gramedia Widasarana Indonesia, 2007).

Hidayatullah Moch Syarif. Cakrawala Linguistik Arab. (Pamulang Barat Pamulang

Tangerang Selatan: alkitabah, 2012).

Hidayatullah, Moch. Syarif. dan Abdullah. Pengantar Linguistik Bahasa Arab

(Klasik Modern). (Jakarta: UIN Jakarta, 2010).

Chaer Abdul. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). (Jakarta: Rineka

Cipta, 2008).

Ramlan M. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. (Yogyakart: Karyono, 1983).

Chaer Abdul. Leksikologi dan Leksikografi Bahasa Indonesia. (Jakarta: Rineka

Cipta, 2007).

Lauder, F. Allan dan Lauder, Multamia RMT. “Berbagai Kajian Linguistik” Dalam

Kushartanti, dkk. (Peny.), Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami

(17)

Kridalaksana, Harimurti. “Leksikon” Dalam Kushartanti, dkk. (Peny.), Pesona

Bahasa:Langkah Awal Memahami Linguistik. (Jakarta:Gramedia Pustaka

Utama).

https://kbbi.web.id/istilah diakses jam 07.24 tgl 17 januari 2018

Poerwadarminta W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2005).

Hoetomo M.A, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Semarang: Mitra Pelajar, 2005).

Alwi Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa dan Anton M Moeliono, Tata

Referensi

Dokumen terkait

Penelitina ini merupakan penelitian deskriptif dan sample yang digunakan adalah seluruh mahasiswa pengikut mata kuliah entomologi pada peorgram studi pendidikan biologi pada

Post Kondisi Sistem Tarik Tunai melakukan pengecekan apakah jumlah dana tersedia dan apakah penarikan lebih atau tidak dari 5 juta rupiah, jika dana cukup dan penarikan kurang

Pharmaceutical Microbiology consists of Ten Chapters : (1) Introduction and Scope ; (2) Structure and Function : Bacterial Cells ; (3) Characterization, Classification and

Materi yang disajikan dalam modul dilengkapi informasi tentang local wisdom yang berhubungan dengan indikator pembelajaran pada tema Erupsi Gunung Kelud 91,7

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2015 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2015

BUKTI KEHADIRAN SEBAGAI OPONEN PADA SEMINAR HASIL. Nama :

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2015 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2015

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan