• Tidak ada hasil yang ditemukan

250390302 Wrap Up B 11 Skenario 2 Blok Muskuloskeletal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "250390302 Wrap Up B 11 Skenario 2 Blok Muskuloskeletal"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

WRAP UP

Skenario 2

NYERI DI ATAS TUMIT

Disusun oleh KELOMPOK B 11

Ketua : Rian Nurdiasyah (1102013249) Sekertaris : Rizki Fauzi Rahman (1102013254) Anggota : Rhea Renata A.S (1102012243) Rezki Ramadhan (1102013247) Rezky Dwiputra Felani (1102013248) Reynaldi Fattah Z (1102013246) Riesha Amanda Fitria (1102013250) Rindayu Yusticia I.P (1102013251) Risa Apriliani (1102013252) Rizka Kurnia G (1102013253)

(2)

DAFTAR ISI

Skenario 2………...1

Hipotesis……….2

Makroskopis Tendon Achiles...3

Mikroskopis Tendon Achiles...4

Kinesiologi Tendon Achiles ……...6

Definisi Ruptur Tendon Achilles...8

Etiologi Ruptur Tendon Achilles...9

Patofisiologi Ruptur Tendon Achilles ………..10

Manifestasi Klinis ………...10

Diagnosis Ruptur Tendon Achilles ………...11

Diagnosis Banding Tendon Achiles………..13

Penatalaksanaan Ruptur Tendon Achilles ………15

Komplikasi Ruptur Tendon Achiles………..21

Prognosis Ruptur Tendon Achiles……….22

(3)

Skenario 2

NYERI DI ATAS TUMIT

(4)

Hipotesa

Aktifitas olahraga yang berlebihan dapat menyebabkan ruptur tendon achiles dimana putusnya tendon achiles akan menimbulkan inflamasi seperti bengkak, nyeri yang hebat, sampai depresi achiles. Tendon achiles yang putus membuat penderitanya tidak dapat melakukan plantar fleksi dan dorso fleksi. Untuk mengetahui adanya rupture tendon pertama akan di lakukan anamnesis kemudian pemeriksaan fisik, dimana pada kasus ini pemeriksaannya adalah test simmond yaitu dengan

(5)

1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Tendon Achilles 1.1 Menjelaskan Makroskopis Tendon Achilles

Gambar 1.1: Letak Tendon Achilles

Tendo Achilles adalah tendo pada bagian tungkai bawah. Tendon tersebut berfungsi untuk melekatkan otot Gastrocnemius dengan otot soleus ke salah satu tulang penyusun pergelangan kaki, yaitu Calcaneus. Tendon achilles berasal gabungan dari tiga otot yaitu gastronemius, soleus, dan otot plantaris kaki. Tendon achilles adalah tendon yang tertebal dan terkuat pada tubuh manusia yang panjangnya 15 cm, dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian tengah belakang tulang calcaneus. Tendon bertindak sebagai transduser dari gaya yang dihasilkan oleh kontraksi ototterhadap tulang. yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah.

(6)

1.2 Menjelaskan Mikroskopis Tendon Achilles

Tendon adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel terletak di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Tendon adalah struktur dalam tubuh yang menghubungkan otot ke tulang. Otot rangka dalam tubuh bertanggung jawab untuk menggerakkan tulang, sehingga memungkinkan untuk berjalan, melompat, angkat, dan bergerak dalam banyak cara. Ketika otot kontraksi, hal itu menarik pada tulang menyebabkan gerakan ini. Struktur yang memancarkan kekuatan kontraksi otot ke tulang disebut tendon.

Tendon bertindak sebagai transduser dari gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot terhadap tulang. Kolagen merupakan 70% dari berat kering tendo. Sekitar 95% dari kolagen tendo adalah kolagen tipe-I, dengan jumlah elastin yang sangat kecil. Elastin dapat menjalani tekanan sebesar 200% sebelum rusak. Jika elastin ada pada tendon dalam proporsi yang besar, maka akan ada penurunan dalam besarnya gaya yang ditransmisikan ke tulang.

Fibril kolagen terikat ke fesikula, mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik serta saraf. Fasikula-fasikula tergabung bersama, dikelilingi oleh epitenon, dan membentuk struktur kasar dari tendon, yang kemudian tertutup oleh paratenon, terpisah dari epitenon oleh lapisan tipis cairan untuk memungkinkan pergerakan tendon dengan mengurangi gesekan.

Gambar 1.2: Struktur Tendon

(7)

baik komponen fibriler dan nonfibriler dari matriks eksraseluler dan juga dapat menyerap kembali serat-serat kolagen.

Tendo Achilles hampir seluruhnya terdiri dari kolagen tipe 1, tendo Achilles yang putus juga berisi proporsi besar dari kolagen tipe 3. Fibroblast menghasilkan kolagen. Kolagen 3 kurang tahan terhadap kekuatan tarikan. Karena itu dapat mempengaruhi putusnya tendon secara spontan.

 Kolagen tipe 1: sering ditemukan pada jaringan ikat dewasa, tulang, gigi, dan sementum

 Kolagen tipe 3: di temukan pada awal perkembangan beberapa jenis jaringan ikat, saat dewasa terdapat pada jaringan retikuler.

Gambar 1.3: Histologi Tendon Achilles

Struktur terbesar dalam skema di atas adalah tendon atau Ligamentum atau tendon kemudian dipecah menjadi entitas yang lebih kecil disebut fasciles (lembaran).Lembaran berisi fibril dasar ligamentum atau tendon, dan fibroblas, yang merupakan sel-sel biologis yang menghasilkan ligamen atau tendon.Ada karakterisitik struktural pada tingkat ini yang memainkan peran penting dalam mekanisme ligamen atau tendon, yaitu crimp dari fibril. Crimp merupakan struktur bergelombang dari fibril, dan ia akan memberikan kontribusi signifikan terhadap hubungan stress regangan nonlinear untuk ligamen dan tendon.

Tendon

1. Tendon mengandung kolagen tipe I

2. Tendon mengandung matriks proteoglycan

3. Tendon mengandung fibroblast yang tersusun secara parallel Fungsi dasar

1. Tendon membawa kekuatan tarik dari otot ke tulang

2. Tendon membawa kekuatan tekan ketika membungkus tulang seperti katrol Struktur

1. Kolagen (70% dari berat kering tendon) 2. Glycine (±33%)

3. Proline (±15%)

(8)

Blood Supply

1. Pembuluh darah di perimysium (meliputi tendon) 2. Pada periosteol insertion

3. Jaringan sekitarnya

1.3 Menjelaskan Kinesiologi Tendo Achilles

Gambar 1.4: Dorsofleksi dan Plantarfleksi pada pergelangan kaki

Ketika otot gastrocnemius (di betis) berkontraksi (memendek), tendon yang melekat dari otot ke tulang tumit (calcaneus) bergerak. Saat memendek, tendon bergerak ke bawah kaki. Ini adalah tindakan yang memungkinkan seseorang berdiri di atas jari kakinya sendiri,berlari, melompat, berjalan normal, dan untuk naik turun tangga (tindakan jinjit).

Pergerakan

Normal

Ketika otot gastrocnemius (di betis) berkontraksi (memendek), tendon yang melekat dari otot ke tulang tumit (kalkaneus) bergerak. Saat memendek, tendon bergerak ke bawah kaki. Ini adalah tindakan yang memungkinkan seseorang berdiri di atas jari kakinya sendiri, berlari, melompat, berjalan normal, dan untuk naik turun tangga (tindakan jinjit).

Pergerakan

Ketika tubuh berada dalam posisi tegak, kaki di sudut yang tepat ke arah tungkai. Gerakan sendi berasal dari Dorsofleksi dan ekstensi; dorsofleksi meliputi aproksimasi dorsum kaki ke tungkai depan, sementara ekstensi tumit ditarik ke atas dan jari-jari kaki menunjuk ke bawah.

Kisaran gerakan bervariasi pada individu yang berbeda, sekitar 50°-90°. Pergerakan Sumbu transversal terjadi sedikit miring. Malleoli erat merangkul talus di semua posisi sendi, sehingga setiap sedikit pergerakan derajat dari sisi-ke-sisi yang mungkin ada, terjadi hanya karena peregangan ligamen dari syndesmosis talofibular, dan fibula yang sedikit bengkok. Permukaan artikular superior talus lebih luas di depan daripada di belakang.

(9)

meluncur di tibiofibular artikulasi, dan mungkin juga oleh fibula yang menekuk. Dari ligamen, deltoideus memiliki kekuatan sangat besar, terbiasa tahan tekanan seperti proses fraktur. Bagian tengah, bersama-sama dengan ligamen calcaneofibular, mengikat kuat tulang-tulang tungkai ke kaki, dan menolak pemindahan di segala arah. Serabut anterior dan posterior membatasi ekstensi dan fleksi kaki masing-masing, dan serat anterior juga membatasi abduksi.

Posterior ligamentum talofibular membantu dalam melawan perpindahan calcaneofibular dari kaki belakang, dan memperdalam rongga untuk penerimaan talus. Talofibular anterior adalah pelindung terhadap perpindahan kaki ke depan, dan batas perpanjangan sendi. Gerakan inversi dan eversi kaki, terutama berpengaruh pada sendi tarsal; sendi yang memiliki jumlah gerak terbesar antara talus dan kalkaneus belakang dan navicular dan berbentuk kubus di depan. Hal ini sering disebut sendi transversal tarsal, dan dapat mengganti sendi pergelangan kaki dalam ukuran besar ketika akhirnya menjadi ankylosed, dengan tarsus sendi subordinat.

Perpanjangan (ekstensi) kaki pada tibia dan fibula dihasilkan oleh Gastrocnemius, soleus, Plantaris, M. Tibialis posterior, longus Peronæi dan brevis, M. Fleksor digitorum longus, dan M. Fleksor halusis longus; dorsofleksi, oleh M. Tibialis anterior, Tertius Peronæus, ekstensor digitorum longus, dan ekstensor halusis proprius.

Tendo Achilles memiliki origo pada M.gastrocnemius, M.soleus, M.plantaris dan ber-insersio pada Os.calcaneus sehingga memiliki sumbu pergerakan pada Articulatio talocrularis. Memiliki sumbu gerak frontal yang berjalan dari craniomedialis ujung bawah Maleolus medialis sampai caudolarteralis ujung bawah Maleolus lateralis, membentuk sumbu transversal 7˚ dan sumbu frontal 13˚

Memungkinkan gerakan:

a) Dorsoflexi : M.tibialis anterior, M.extensordigitorum longus, M.peroneus tertius, M.extensor hallucis longus

(10)

LI 2. Memahami Dan Menjelaskan Mengenai Ruptur Tendon Achilles LO 2.1 Menjelaskan Definisi Ruptur Tendon Achilles

Ruptur adalah putusnya suatu organ atau jaringan sedangkan ruptur tendo achilles adalah putusnya tendo achilles atau cedera yang terjadi pada tendo achiles.

Epidemiologi

Walaupun rupture tendon Achilles relative umum, insidensi pada populasi umum adalah sulit untuk ditentukan, tetapi telah mungkin meningkat selama decade terakhir. Leppilahti et al. memperkirakan bahwa insidens rupture tendon Achilles di kota Oulu, Finlandia, pada tahun 1994, kira-kira 18/100.000 penduduk. Kebanyakan rupture tendon Achilles (antara 44% [12 dari 27] sampai 83% [92 dari 111]) terjadi selama kegiatan olahraga. Di Negara-negara Skandinavia, pemain bulutangkis tampaknya memiliki risiko utama, dalam sebuah studi besar, 58 (52%) dari 111 pasien yang mengalami rupture tendon Achilles sedang bermain bulutangkis pada saat cedera. Kejadian rupture tendon Achilles lebih umum terjadi pada laki-laki, dengan rasio laki-untuk-perempuan mulai dari 1.7:1 sampai 12:1, mungkin mencerminkan semakin besar prevalensi laki-laki daripada perempuan yang terlibat dalam olahraga, meskipun mungkin ada faktor lain yang belum ditemukan. Tendon Achilles kiri lebih sering rupture daripada yang kanan, mungkin karena prevalensi yang lebih tinggi pada individu yang dominan sisi kanan dan sehingga push off dengan tungkai bawah kiri. Biasanya rupture tendon Achilles akut terjadi pada pria yang berada dalam decade hidup ke-3 atau ke-4, bekerja dalam profesi kerah putih, dan kadang-kadang berolahraga.

(11)

LO 2.2 Menjelaskan Etiologi Ruptur Tendon Achilles

Ruptur tendo achilles dapat terjadi saat dorsofleksi pasif secara tiba tiba saat kontraksi maksimal pada otot betis. Dalam beberapa kasus putusnya tendo Achilles terjadi pada tendo yang kurang menerima aliran darah. Biasanya ruptur tendo Achilles lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Faktor-faktor penyebab lainnya adalah :

A.Faktor internal

1. Tendo dapat melemah bergantung pada bertambahnya usia (Relatif pada usia 30-50 tahun)

2. Riwayat ruptur tendon achilles sebelumnya

3. Pengguanaan kortikosteroid dan fluorokuinolon dapat meningkatkan kejadian ruptur. Flourokuinolon menurunkan transkripsi decorin, penurunan decorin menyebabkan perubahan pada arsitektur tendon, sifat biomekanik dan menghasilkan peningkatan kerapuhan

4. Flexibilitas otot yang rendah (gastrocnemius nya rapat) 5. Berkurangnya ruang gerak sendi (dorsofleksi yang terbatas) B.Faktor eksternal

1. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis, basket dan sepak bola ataupun olahraga berat lainnya

2. Perubahan/pergantian alas kaki (alas kaki bertumit rendah/ tumit tinggi)

3. Kondisi alas kaki yang buruk (ukuran tumit yang tidak sesuai, pelebaran sisi sepatu, berkurangnya fleksibilitas kaki)

4. Terlalu banyak tiarap (meningkatnya beban pada kompleks gastrocnemius/soleus untuk menelentangkan kaki dan jemari kaki dengan bebas)

Penyebab lainnya juga bisa karena penyakit tertentu seperti arthritis dan diabetes, obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan risiko pecah, cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton,tenis, basket dan sepak bola ataupun olahraga berat lainnya, trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis, dan obesitas.

Faktor risiko yang berhubungan dengan ruptur tendon Achilles diantaranya adalah : 1. Atlet rekreasi (prajurit akhir pekan)

2. Relatif pada usia tua (30-50 thn)

3. Riwayat ruptur tendon achilles sebelumnya

4. Pengguanaan kortikosteroid dan fluorokuinolon. Flourokuinolon menurunkan transkripsi decorin, penurunan decorinmenyebabkan perubahan pada arsitektur tendon, sifat biomekanik dan menghasilkanpeningkatan kerapuhan.

(12)

LO 2.3 Menjelaskan Patofisiologis Ruptur Tendon Achilles

Kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung (impact) atau tidak langsung (overloading). Cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah,kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi kontraksi ,otot belum siap,terjadi pada bagian groin muscles (otot pada kunci paha),hamstring (otot paha bagian bawah),dan otot guadriceps. Fleksibilitas otot yang baik bisa menghindarkan daerah sekitar cedera memar dan membengkak. Dapat pula karena latar belakang degenerasi tendon. Robekan dapat menjadi akut atau kronik, dengan pengulangan trauma minor. Pada spektrum ringan akhir dapat menjadi peritendonitis.

Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi bergelombang akibat batasan di fibril kolagen. Stress tensil menyebabkan hilangnya konfigurasi bergelombang ini, hal ini yang menyebabka pada daerah jari kaki adanya kurva tegangan-regangan. Saat serat kolagen rusak, tendon merespons secara linear untuk meningkatkan beban tendon. Jika renggangan yang di tempatkan pada tendon tetap kurang dari 4 persen- yaitu batas beban fisiologi secara umum serat kembali ke konfigurasi asli mereka pada penghapusan beban. Pada tingkat ketegangan antara 4-8 persen, serat kolagen mulai meluncur melewati 1 sama lain karena jalinan antar molekul rusak. Pada tingkat tegangan lebih besar dari 8 persen terjadi rupture secara makroskopik karena kegagalan tarikan oleh karena kegagalan pergeseran fibriller dan interfibriller.

LO 2.4 Menjelaskan Manifestasi Klinis

Gambar 2.2: Pembengkakan pada ruptur achilles tendon

Tanda dan gejala ruptur Achilles Gejala :

(13)

 Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki

 Nyeri bisa berat

 Rasa sakit mendadak dan berat dapat dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki atau betis

 Pasien merasa seolah-olah ia telah dipukul tepat pada tumitnya dan tidak bisa berjinjit

 Tumit tidak dapat digerakan turun atau naik atau “push off” kaki terluka ketika berjalan

Tanda :

 Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan kelemahan di dekat tumit

 Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2-3 cm di atas tulang tumit

 Apabila ada robekan, suatu celah dapat dilihat dan terasa 5 cm diatas insersio tendon

 Plantar flexi kaki akan lemah dan tidak disertai dengan tendon LO 2.5 Menjelaskan Diagnosis Ruptur Tendon Achilles

Dalam mendiagnosis ruptur tendo achilles, ahli bedah kaki dan pergelangan kaki akan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana dan kapan cedera terjadi dan apakah pasien tersebut sebelumnya cedera tendo atau gejala serupa juga dialami. Rentang gerak dan kekuatan otot akan dievaluasi dan dibandingkan dengan kaki terluka dan pergelangan kaki.

Jika tendo Achilles pecah, pasien akan memiliki kekuatan yang kurang dalam mendorong ke bawah (seperti pada pedal gas) dan akan mengalami kesulitan naik pada jari kaki. Diagnosis ruptur tendo Achilles biasanya langsung dan dapat dilakukan melaluipemeriksaan jenis ini. Dalam beberapa kasus, ahli bedah dapat memesan tes pencitraan MRI atau lainnya.

Anamnesis Keluhan

 Nyeri di daerah pergelangan kaki, kadang hingga ke betis dan kaki

 Tidak dapat atau kurang mampu menggerakan kaki (terutama gerakan plantar fleksi)

 Kaku di pagi hari

Inspeksi

 Pembengkakan di daerah pergelangan kaki

 Deformitas / perubahan bentuk

Palpasi

 Terasa nyeri bila menekan tendo Achilles

(14)

 Thompson test

Pertama kali ditemukan oleh Simmonds dan dipopulerkan oleh Thompson-Doherty. Posisi pasien tengkurap, kemudian betis pasien diremas. Apabila tendo achilles normal, maka akan terjadi plantar fleksi tendo Achilles. Namun apabila terjadi ruptur, maka tidak ada pergerakan.

 Pasien berbaring diatas kasur dengan posisi kaki menghadap kebawah .

 Tungkai bawah agak menggantung dipinggir kasur.

 Kemudian otot gastrocnemius pasien diremas. Dilihat ada tidaknya gerakan plantar fleksi pada tendo achiles.

 Uji Thompson (+) bila tak ada gerakan plantar fleksi kaki.

Gambar 2.3: Tes Thompson

 Obrien’s Test

Posisi pasien tengkurap, kemudian pada daerah midline 10 cm proksimal dari calcaneus dimasukkan jarum berukuran 25. Lakukan gerak dorso fleksi secara pasif, apabila gerak jarum seperti plantar fleksi pertanda bahwa tendo achilles tidak mengalami cedera. Bila jarum tidak bergerak, menandakan tendo achilles yang mangalami ruptur. Tidak disarankan untuk dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar.

 Copeland Test

Posisi pasien tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket. Pergelangan kaki dilakukan dorsofleksi secara pasif.Apabila tendo utuh, maka tekanan akan naik sekitar 35-60 mmHg. Namun bila tendo mengalami ruptur, tekanan hanya naik sedikit atau tidak bergerak samasekali.

(15)

LO 2.6 Menjelaskan Diagnosis Banding Tendon Achiles

 Calcaneal bursitis

Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi gesekan. Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah peradangan pada bursa di belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya membatasi gesekan. Dimana achilles tendon fibrosa tebal di belakang tumit meluncur turun naik.

 Achilles tendoncitis

Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/ berlari,achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma tendon achilles dan betis.

 Achilles tendinopathy atau tendonosi

Kronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles yang juga menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.

Pemeriksaan penunjang

 Test fleksi Lutut

Pasien diminta untuk aktif melenturkan lutut sampai 90 derajat sambil berbaring rawan dimeja periksa. Selama gerakan ini, jika kaki pada sisi yang terkena jatuh ke netral ataudorsofleksi, diagnosis ruptur tendon achilles dapat ditegakkan.

 Test jarum

Sebuah jarum suntik dimasukkan melalui kulit pada betis, dari medial ke garis tengah, dan 10cm proksimal terhadap masuknya tendon. Jarum dimasukkan dampai ujungnya ada di dalamsubstansi tendon. Pergelangan kaki kemudian bergantian melakukan plantar fleksi dan dorsofleksi. Jika, pada dorsofleksi, titik jarum distal, bagian dari tendon distal jarum dianggaputuh. Jika titik jarum proksimal, diduga hilangnya kontinuitas antara jarum dan tempatpenyisipan dari tendon.

 Tes sphygmomanometer

(16)

 Plain Radiograph

Dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan tendon Achilles. Radiografi menggunakan sinar-X untuk menganalisis titik cedera. Hal ini tidak efektif untuk mengidentifikasi cedera pada jaringan lunak. Sinar-X dibuat ketika elektron energi tinggimenghantam sumber logam. Gambar sinar-X diperoleh dengan memanfaatkan karakteristik redaman yang berbeda dari padat (misalnya kalsium dalam tulang) dan kurang padat (otot misalnya) jaringan ketika sinar melewati jaringan dan ditangkap di film. Sinar-X umumnyadipakai untuk mengoptimalkan visualisasi benda padat seperti tulang, sementara jaringanlunak masih relatif tidak dibedakan di latar belakang nya. Radiografi memiliki peran kecil dalam penilaian cedera tendon Achilles dan lebih berguna untuk mengesampingkan cedera lain seperti patah tulang kalkanealis.

Gambar 2.4: Gambaran ruptur tendon Achilles dengan plain radiograph

 Ultrasonografi

(17)

Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan adanya robekan. Bekerjadengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari suara melalui tubuh pasien. Beberapasuara dipantulkan kembali dari ruang antara cairan interstisial dan jaringan lunak atau tulang.Gambar-gambar yang tercermin ini dapat dianalisis dan dihitung ke dalam suatu gambar.Gambar-gambar ditangkap secara nyata dan dapat membantu dalam mendeteksi pergerakantendon dan memvisualisasikan kemungkinan cedera atau robek.Perangkat ini membuat pemeriksaan menjadi sangat mudah untuk menemukan kerusakanstruktural jaringan lunak, dan metode yang konsisten untuk mendeteksi jenis cedera. Alatmodalitas gambar ini tidak mahal, tidak melibatkan radiasi pengion dan di tanganultrasonographer ahli, bisa diandalkan.

 MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Dapat digunakan untuk membedakan ruptur tidak lengkap dari degenerasi tendon Achilles,dan MRI juga dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik inimenggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan jutaan proton berjalan melaluitubuh. Proton ini kemudian dibombardir dengan gelombang radio yang merubuhkan beberapadari proton tsb keluar dari garis (alignment). Ketika proton kembali mereka (proton )memancarkan gelombang radio mereka sendiri yang unik yang dapat dianalisis oleh komputer dalam 3D untuk membuat gambar tajam penampang silang dari area penting. MRIdapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto berkualitassangat tinggi sehingga mudah untuk teknisi menemukan robekan dan cedera lainnya.

Gambar 2.6: Gambaran MRI ruptur tendon achilles

LO 2.7 Menjelaskan Penatalaksanaan Ruptur Tendon Achilles

(18)

langsung dicor. Setelah pelepasan gips, pasien dipakaikan orthosis yang dapat dilepas dengan posisi pergelangan kaki pada 20 º dari fleksi plantar.

Terapi fisik :

Seorang individu yang mengalami ruptur tendon achilles harus mencari pengobatan medis yang segera. Terapi fisik umumnya tidak ditunjukkan untuk fase akut pengobatan, tetapi menjadi bagian penting dalam proses pemulihan total.

Pengobatan konservatif :

Mobilisasi langsung untuk ruptur tendo Achilles baik secara parsial,maupun seluruhnya. Latihan bergerak sangat penting dalam proses pemulihan rupture tendo Achilles

Pemakaian boot orthosis yang bisa dilepas dengan sisipan untuk tumit agar ujungtendin dapat berdekatan bersama-sama. Kelebihan dari pemakaian boot ini adalah pasien dapat bergerak.

Pada robekan parsial dilakukan pemasangan gips sirkuler di atas lutut selama 4-6minggu dalam posisi fleksi 30°-40° pada lutut dan fleksi plantar pada pergelangan kaki.

Gambar 2.7 boot orthosis

(19)

bawah lutut, dengan kaki di equinus sekitar 2-4 minggu,dan kemudian seri casting atau dengan penurunan derajat fleksi plantar ke netral pada interval 2 hingga 4 minggu.

Pencegahan

Kenakan sepatu yang sesuai dengan benar dan mendukung kaki Anda

Peregangan sebelum berolahraga

Berolahraga dengan cara yang benar

 Menjaga berat badan yang baik, tidak kurus atau kegemukan.

 Meningkatkan tingkat latihan dari kecil hingga kenaikan besar

Non Farmako :

1. Operasi

Ada 2 macam operasi untuk penyembuhan Ruptur Tendo Achilles:

Operasi Terbuka

Selama operasi terbuka sebuah sayatan dibuat di bagian belakang kaki dan tendo achilles di jahit bersama-sama. Pada ruptur lengkap atau serius tendon plantaris atau sisa otot yang lain ditanam dan dibungkus di sekitar tendon achilles, untuk meningkatkan kekuatan perbaikan tendon. Jika kualitas jaringan buruk, misalnya cedera yang diabaikan, ahli bedah mungkin menggunakan jaring penguat (kolagen, artelon, atau material terdegradasi lainnya).

Operasi Perkutan

Pada operasi perkutan, ahli bedah membuat beberapa sayatan kecil dibanding satu sayatan besar, dan menjahit kembali tendon bersama melalui sayatan. Operasi bisa di tunda sekitar satu minggu setelah terjadi ruptur untuk mendinginkan atau menurunkan pembengkakan. Untuk pasien yang menetap dan yang mengalami vasculopati atau risiko penyembuhanburuk, operasi perkutan bisa menjadi pengobatan yang lebih baik dibandingkan operasi terbuka. Efek samping : dapat terjadi kerusakan syaraf.

Setelah kedua jenis operasi, kemungkinan akan mengenakan gips, boot berjalan, atau perangkat serupa untuk 6-12 minggu. Pada awalnya, boot diposisikan untuk menjaga kaki menunjuk ke bawah untuk menyembuhkan tendon. Boot kemudian disesuaikan secara bertahap untuk meletakkan kaki dalam posisi netral (tidak mengarah ke atas atau bawah). Waktu pemulihan total Anda mungkin akan selama 6 bulan.

(20)

perkutan dapat membuat kemungkinan kerusakan saraf kurang lebih sedikit dibandingkan ketika teknik yang lebih tua digunakan. sulit untuk membandingkan hasil operasi, karena usia dan aktivitas mereka yang berbeda. Keberhasilan operasi bergantung pada pengalaman dokter bedah, jenis prosedur bedah yang digunakan, tingkat kerusakan tendon, seberapa cepat setelah pecahoperasi dilakukan, dan seberapa cepat program rehabilitasi dimulai setelah operasi dan seberapa baik pasien mengikutinya.

Risiko operasi tendon Achilles:

 Infeksi kulit di tempat sayatan

 Komplikasi normal pembedahan atau anestesi, seperti pendarahan dan efek samping obat-obatan

 Kerusakan saraf

Percutaneous Surgery

Gambar 2.8: Percutaneous Surgery

Pada tindakan ini,dibuat sayatan kecil selebar 2-4 cm. Melalui luka tusuk, jahitan melewati ujung distal dan proksimal, yang diperkirakan ketika pergelangan kaki berada pada equinus maksimal. Jahitan itu kemudian dipotong pendek, diikat menggunakan simpul, danmendorong subkutan. Luka-luka kecil dibersihkan dan dipasang perban kering dan sterilSetelah itu, pasien menggunakan bantalan gips yang tanpa beban. Penggunaan gips dilakukanselama 4 minggu, diikuti oleh 4 minggu di bantalan berat dan pemakaian gips dengan elevasitumit rendah.

Open Surgical Repair

(21)

Perbaikan terbuka dilakukan dengan menggunakan pendekatan longitudinal medial.Insisi medial memiliki keuntungan visualisasi yang lebih baik pada tendon plantaris, sertamenghindari cedera pada saraf Sural. Insisi garis tengah jarang digunakan karena tingginyatingkat komplikasi luka dan adesi. Pada pendekatan ini, dibuat sayatan sepanjang 3-10 cm. Setelah paratenon disayat secara longitudinal, ujung tendon dapat dikenali dengan mudah dan didekatkan dengan menggunakan jahitan tipe Kesler/Krackow/Bunnell dengan menggunakann onabsorbable suture. Selanjutnya, epitenon disambung dengan teknik cross-stitch. Para tendon harus disambung kembali agar tidak terjadi adesi. Kemudian, penutupan oleh kulit akanmembatasi terjadinya komplikasi luka.Setelah operasi, pergelangan kaki dipertahankan dalam fleksi saat pemasanganorthosis. Setelah periode imobilisasi, kaki digerakkan secara netral ke plantar atau sedikitdalam orthosis kaku, dan pasien diperbolehkan memakai bantalan berat parsial. Imobilisasi biasanya dihentikan 4-6 minggu setelah perbaikan. Pada saat itu, jangkauan yang aktif danaktif-dibantu gerak, berenang, bersepeda stasioner, dan berjalan dalam sepatu dilengkapidengan mengangkat tumit dapat dimulai. Dalam kebanyakan kasus, pasien dapat beraktivitaskembali dalam jangka waktu 4 bulan. Tindakan operasi untuk perbaikan ruptur Achilles tendon telah dilaporkan memilikitingkat yang lebih rendah dalam terjadinya rerupture; peningkatan kekuatan otot pascaoperasi,dan daya tahan, dan membutuhkan waktu yang lebih singkat agar dapat kembali beraktivitas normal jika dibandingkan dengan tindakan konservatif. Namun, kemungkinan terjadinya komplikasi luka seperti infeksi, drainase, pembentukan sinus, dan pengelupasankulit lebih tinggi daripada tindakan non-operasi.

Pengobatan lainnya :

Pasien dengan diabetes, masalah penyembuhan luka, penyakit vaskular, neuropati,atau komorbiditas sistemik yang serius dianjurkan untuk memilih pengobatan nonoperativekarena risiko yang signifikan dari pengobatan operasi (misalnya, infeksi, luka rincian,dehiscence perbaikan, komplikasi perioperatif).

Gips kaki pendek dipasang pada kaki yang terkena,sementara pergelangan kakiditempatkan di plantar fleksi sedikit (equinus gravitasi).Dengan menjaga kaki dalam posisi ini, ujung tendon secara teoritis lebih baik. Imobilisasi Cast dilanjutkan selamasekitar 6-10 minggu. Dorsofleksi Paksa merupakan kontraindikasi. Pergelangan kakisecara bertahap dapat dorsofleksi ke posisi yang lebih netral setelah periodeimobilisasi (~ 4-6 minggu). Posisi ini ditopang dengan casting serial atau pergelangankaki orthotics yang disesuaikan. Berjalan dengan menggunakan cor diperbolehkansaat masa tersebut. Setelah pelepasan cor, tumit di sepatu diangkat setinggi 2 cm dabdipakai selama 2-4 bulan. Selama waktu ini, program rehabilitasi dimulai.

Keuntungan pengobatan nonoperative termasuk komplikasi luka tidak ada (misalnya,kerusakan kulit, infeksi, pembentukan bekas luka, cedera neurovaskular), biaya rumahsakit menurun dan biaya dokter, morbiditas lebih rendah, dan tidak ada paparananestesi.

(22)

Resiko operasi tendon Achilles:

 Infeksi kulit di tempat sayatan

 Komplikasi normal pembedahan atau anestesi, seperti pendarahan dan efek kemungkinan akan mengenakan gips, boot berjalan, atauperangkat serupa untuk 6-12 minggu. Pada awalnya, boot diposisikan untuk menjagakakimenunjuk ke bawah untuk menyembuhkan tendon. Boot kemudian disesuaikan secarabertahap untuk meletakkan kaki dalam posisi netral (tidak mengarah ke atas atau bawah).Waktu pemulihan total Anda mungkin akan selama 6 bulan.Lebih dari 80 dari100 orang yang menjalani operasi untuk ruptur tendon Achilles dapatkembali ke semua aktivitas yang mereka lakukan sebelum cedera, termasuk kembali berolahraga.

Meskipun operasi perkutan secara tradisional dipandang memilikitingkat rerupture tinggi dibandingkan operasi terbuka, studi menunjukkan bahwa tingkat rerupture keduanya sebenarnya sama besar. Sekitar 5 dari 100 orang yang melakukanoperasi untuk ruptur tendon achilles akan rerupture setelah operasi

Operasi terbuka lebih besar kemungkinannya daripada operasi perkutan untuk menghasilkan komplikasi masalah penyembuhan luka. Tapi kerusakan saraf lebihmungkin dapat terjadi pada operasi perkutan. Teknik-teknik baru untuk operasiperkutan dapat membuat kemungkinan kerusakan saraf kurang lebih sedikitdibandingkan ketika teknik yang lebih tua digunakan.sulit untuk membandingkan hasil operasi, karena usia dan aktivitas mereka yangberbeda. Keberhasilan operasi bergantung pada pengalaman dokter bedah, jenisprosedur bedah yang digunakan, tingkat kerusakan tendon, seberapa cepat setelahpecahoperasi dilakukan, dan seberapa cepat program rehabilitasi dimulai setelah operasidan seberapa baik pasien mengikutinya.

Terapi obat NSAIDs

 Ibuprofen

DOC bagi pasien menghilangkan nyeri ringan sampai sedang, menghambatt reaksi inflamasidan menurunkan nyeri dengan menghambat sintesis prostaglandin

 Asetaminofen

(23)

LO.2.8 Memahami dan menjelaskan komplikasi Ruptur Tendon Achiles

Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:

Apapun pilihan pengobatan yang digunakan, ada kemungkinan bahwa tendon Achilles tidak akan sembuh sepenuhnya, dan perawatan lebih lanjut, seperti pembedahan mungkin diperlukan.

Komplikasi operasi: ini biasanya komplikasi kecil seperti infeksi luka atau mengurangi rasa dekat lokasi operasi. Sekitar 4 dari 100 orang mendapatkan infeksi luka setelah operasi untuk memperbaiki rupture tendon Achilles.

Tendon mungkin mendapatkan bekas luka atau dapat menjadi lebih pendek selama proses penyembuhan.

(24)

LO 2.9 Menjelaskan Prognosis Ruptur Tendon Achiles

Umumnya, prospek baik. Namun, penyembuhan tendon membutuhkan banyak waktu, biasanya sekitar enam sampai delapan minggu. Lebih banyak lagi waktu akan diperlukan setelahnya untuk memungkinkan kekuatan otot mampu kembali normal setelah di plester atau brace (orthosis). Bergantung pada tipe pekerjaan, beberapa orang perlu beberapa minggu cuti setelah achilles tendon putus, serta waktu yang dibutuhkan untuk kembali ke olahraga adalah antara 4 dan 12 bulan

Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo akan kembali normal. Jika operasi dilakukan, tendo mungkin menjadi lebih kuat dan kecil kemungkinannya untuk ruptur lagi.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Penerbit buku kedokteran EGC. 2006. Sobotta jilid 2 edisi 22. Jakarta

Fakultas Kedokteran Indonesia. 2011. Farmakologi dan Terapi Edisi 5 . Jakarta

Almekinders L,Maffuli N.2001.The Achilles Tendon(page 7-10).London: Springer(UK)Greenberg MI.2005.Greenberg’s Text-Atlas of Emergency Medicine(page529,536).Philadelphia:Lippincott Williams and Wilkins (USA)

Ellison, dkk, 1986:311; Peterson Lars, dan Renstrom Per., 1986: 332

Sjamsuhidajat,R dan Wim de Jong, 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi revisi. Jakarta. EGC hal 1075

Sudoyo AW,dkk, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi IV, Jilid III,FKUI, Jakarta

Tambajong J,Wonodirekso S.1996.Buku Teks Histologi. Jakarta : EGC (Indonesia)

http://radiopaedia.org/articles/achilles-tendon-tear-classification

http://www.orthosupersite.com/view.aspx?rid=70484, Justin M. Weatherall, MD; Kenneth Mroczek, MD; Nirmal Tejwani, MD. Acute Achilles Tendon Ruptures. [published online ahead of print October 2010] 33(10):758-64 (2010) PMID 20954624

http://radiology.rsna.org/content/220/2/406/F2.expansion.htm

http://roentgenrayreader.blogspot.com/2010/09/achilles-tendon-rupture-radiography.html

http://www.easierliving.com/_resources/images/product/27142_d.jpg

http://emedicine.medscape.com/article/85024-treatment,diakses pada tanggal 19 September 2014

http://indonesian.orthopaedicclinic.com.sg/ http://robdaquila.com/2009/11/19/achilles -tendonitis-applied-kinesiology-and-chiropractic/

http://www.achillestendon.com/Injuries.html http://www.ehow.com/facts_5762647_ru ptured-achilles-tendon-prognosis.html

http://www.emedicinehealth.com/ruptured_tendon/page5_em.htm http://www.engin.um ich.edu/class/bme456/ligten/ligten.htm

(26)

Gambar

Gambar 1.1: Letak Tendon Achilles
Gambar 1.2: Struktur Tendon
Gambar 1.3: Histologi Tendon Achilles
Gambar 1.4: Dorsofleksi dan Plantarfleksi pada pergelangan kaki
+7

Referensi

Dokumen terkait