• Tidak ada hasil yang ditemukan

26707467 Pengaruh Motivasi Belajar Dan Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "26707467 Pengaruh Motivasi Belajar Dan Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI

BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS I

JURUSAN AKUNTANSI SMK PELITA

NUSANTARA 1 SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Asti Wahyuni

3301403039 Pendidikan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI

(2)

skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Disahkan oleh:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Kusmuriyanto, M. Si Maylia Pramono Sari, SE, M. Si

NIP. 131404309 NIP. 132307250

Mengetahui Ketua Jurusan Akuntansi

(3)

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juli 2007

(4)

Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada: Hari : Senin

Tanggal : 27 Agustus 2007

Penguji Skripsi

Drs. Partono Thomas, M.S. NIP. 131125640

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Kusmuriyanto, M. Si Maylia Pramono Sari, SE, M. Si

NIP. 131404309 NIP. 132307250

Mengetahui Dekan

(5)

¾

Keberhasilan tidak akan pernah diraih tanpa ketekunan, keprihatinan dan

kesabaran.

Persembahan

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

¾

Bapak dan Ibu tercinta atas doa dan segalanya

¾

Adikku Ari dan Fatkhur yang kusayangi

¾

Mas Chandra atas semua doa dan dukungannya

¾

Keluarga Balapulang atas dukungannya

¾

Keluarga besar Kos Pasadena

¾

Teman-temanku Ratieh, Puj-puj, Datik

¾

Teman-teman seperjuangan Pend. Akuntansi '03

(6)

sehingga skripsi dengan judul "Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas I Jurusan Akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang" dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi strata 1 (satu) guna meraih gelar Sarjana Pendidikan. Berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Soedijono Sastroatmodjo, M. Si, Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Agus Wahyudin, M. Si, Dekan Fakultas Ekonomi.

3. Drs. Sukirman, M. Si, Ketua Jurusan Akuntansi.

4. Drs. Kusmuriyanto, M. Si, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan kritik dan saran dengan tulus.

5. Maylia Pramono Sari, SE, M. Si, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan tulus.

6. Drs. Partono Thomas, M.S. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran.

(7)

Nusantara 1 Semarang yang telah membantu dalam penelitian ini.

10.Siswa-siswi kelas I jurusan Akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang yang membantu dalam pengumpulan data.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan moral maupun materi dalam penyusunan skripsi ini.

Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis yakin skripsi ini jauh dari sempurna. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Semarang, Juni 2007

(8)

Nusantara 1 Semarang. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. 99 hal.

Kata kunci: Motivasi Belajar, Metode Pembelajaran, Prestasi Belajar Akuntansi.

Prestasi belajar akuntansi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Beberapa faktor diantaranya adalah motivasi belajar dan metode pembelajaran. Motivasi yang rendah dapat menimbulkan rasa malas dalam mengikuti pelajaran, serta metode pembelajaran yang kurang bervariasi akan terasa monoton sehingga siswa menjadi bosan. Untuk dapat mengetahui pengaruh motivasi belajar dan metode pembelajaran maka diperlukan penelitian agar diperoleh jawaban yang akurat. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Apakah terdapat pengaruh antara motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang? (2) Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang? (3) Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang? Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui apakah terdapat pengaruh antara motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang? (2) mengetahui apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang? (3) mengetahui apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang?

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang sebanyak 118 siswa yang tersebar dalam 3 kelas. Pengambilan sampel yang berjumlah 54 siswa dilakukan dengan teknik proportional random sampling. Ada tiga variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu: motivasi belajar, metode pembelajaran dan prestasi belajar akuntansi. Sumber data berasal dari data primer dan sekunder. Data diambil melalui angket dan dokumentasi. Uji validitas menggunakan rumus Product Moment dari Pearson. Sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha. Analisis data menggunakan analisis deskriptif presentase dan regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil regresi berganda diperoleh model regresi Y = 4,442 + 0,034X1 + 0,037X2. Uji keberartian persamaan regresi dengan menggunakan uji F,

diperoleh Fhitung = 168,554 dengan taraf signifikansi 0,000 yang berarti terdapat

(9)

terhadap prestasi belajar akuntansi, sedangkan kontribusi motivasi belajar terhadap prestasi belajar sebesar 51,3%. Hasil uji parsial metode pembelajaran diperoleh thitung

sebesar 6,958 dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05 berarti terdapat pengaruh positif dan signifikan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi, kontribusi metode pembelajaran terhadap prestasi belajar sebesar 46,1%.

(10)

SURAT REKOMENDASI ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

PERNYATAAN... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

PRAKATA... vii

SARI... ix

DAFTAR ISI... xiv

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 7

1.3Penegasan Istilah... 7

1.4Tujuan Penelitian ... 8

1.5Manfaat Penelitian ... 9

1.6Sistematika Skripsi... 10

(11)

2.1.2 Ciri-ciri Belajar ... 12

2.1.3 Prinsip-prinsip Belajar ... 13

2.1.4 Teori-teori Belajar... 15

2.1.5 Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi ... 19

2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 20

2.2 Motivasi Belajar ... 23

2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar... 23

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ... 25

2.2.3 Ciri-ciri Motivasi Belajar ... 27

2.2.4 Bentuk-bentuk Motivasi... 27

2.2.5 Jenis Motivasi Belajar ... 30

2.2.6 Fungsi Motivasi Belajar ... 30

2.3 Metode Pembelajaran... 31

2.3.1 Pengertian Metode Pembelajaran... 31

2.3.3 Pemilihan dan Penentuan Metode... 32

2.3.4 Macam-macam Metode Pembelajaran... 37

2.4 Kajian tentang Akuntansi... 44

2.5 Kerangka Berfikir ... 47

2.6 Hipotesis... 51

(12)

3.1.2 Sampel ... 53

3.1.3 Pilot Tes ... 55

3.2 Variabel Penelitian ... 55

3.2.1 Variabel Bebas atau Independen Variabel ... 55

3.2.2 Variabel Terikat ... 56

3.3 Sumber Data... 56

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 57

3.4.1 Angket ... 57

3.4.2 Dokumentasi ... 57

3.5 Validitas dan Reliabilitas ... 57

3.5.1 Validitas ... 58

3.5.2 Reliabilitas ... 58

3.6 Metode Analisis Data... 61

3.6.1 Metode Analisis Deskriptif Persentase ... 61

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 63

3.6.3 Analisis Regresi ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian... 68

4.2 Hasil Penelitian ... 68

(13)

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 83

4.2.3 Uji Hipotesis ... 87

4.2.2.1 Analisis Regresi Berganda ... 87

4.2.2.2 Uji Bersama-sama ... 88

4.2.2.3 Uji Parsial... 88

4.2.2.4 Besarnya Kontribusi Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar ... 90

4.3 Pembahasan ... 90

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 96

5.1 Simpulan ... 96

5.2 Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98

LAMPIRAN... 99

(14)
(15)

Tabel 1.1 Prestasi Belajar Siswa Semester I ... 2

Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa Kelas I Jurusan Akuntansi... 52

Tabel 3.2 Perhitungan Proporsi Sampel... 54

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 60

Tabel 3.4 Kriteria Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran... 62

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel... 69

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Akuntansi... 71

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tekun Menghadapi Tugas ... 72

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Keinginan Untuk Sukses ... 74

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Suka Bekerja Keras ... 75

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berorientasi Jauh ke Depan ... 77

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Metode Pembelajaran ... 78

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Mendidik Belajar Sendiri ... 78

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Menumbuhkan Keinginan Belajar Lebih Lanjut 80 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Meniadakan Verbalitas... 81

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Kesempatan Mewujudkan Hasil Karya ... 82

Tabel 4.12 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 86`

Tabel 4.13 Analisis Regresi ... 87

(16)
(17)

Lampiran 1 Kisi-Kisi Kuesioner ... 104

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian... 105

Lampiran 3 Uji Validitas Motivasi Belajar... 112

Lampiran 4 Perhitungan Validitas Motivasi Belajar... 113

Lampiran 5 Perhitungan Reliabilitas Motivasi Belajar... 117

Lampiran 6 Uji Validitas Metode Pembelajaran... 120

Lampiran 7 Perhitungan Validitas Metode Pembelajaran ... 121

Lampiran 8 Perhitungan Reliabilitas Metode Pembelajaran... 125

Lampiran 9 Data Hasil Penelitian ... 128

Lampiran 10 Tabel Persiapan Regresi ... 132

Lampiran 11 Analisis Regresi... 133

Lampiran 12 Daftar Kritik Uji t ... 138

Lampiran 13 Daftar Kritik Uji F ... 139

Lampiran 14 Data Prestasi Belajar Siswa ... 140

Lampiran 15 Daftar Nama Siswa... 141

Lampiran 16 Surat Ijin Observasi ... 143

Lampiran 17 Surat Ijin Penelitian ... 144

Lampiran 18 Surat Keterangan Penelitian ... 146

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta

didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

masa yang akan datang (UUPN No. 2 1989, pasal 1). Sehingga dalam mengemban

tugasnya guru dituntut dapat mendidik, mengajar dan melatih agar penguasaan

konsep lebih tertanam.

Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan

dalam segala unsur-unsur yang mendukung pendidikan. Adapun unsur tersebut

adalah siswa, guru, alat dan metode, materi dan lingkungan pendidikan. Semua unsur

tersebut saling terkait dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan.

Perkembangan dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perubahan

seiring dengan tantangan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas

dan mampu bersaing di era global. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh

bangsa kita adalah masih rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang. Banyak

hal yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional antara lain

melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum,

pengadaan buku dan alat pelajaran serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan.

Namun demikian mutu pendidikan yang dicapai belum seperti apa yang diharapkan.

Perbaikan yang telah dilakukan pemerintah tidak akan ada artinya jika tanpa

(19)

dukungan dari guru, orang tua, siswa, dan masyarakat. Berbicara tentang mutu

pendidikan tidak akan lepas dengan proses belajar mengajar. Di mana dalam proses

belajar mengajar guru harus mampu menjalankan tugas dan peranannya.

SMK Pelita Nusantara 1 Semarang sebagai salah satu SMK yang

mempunyai 3 program keahlian yaitu akuntansi, administrasi perkantoran, dan

penjualan. Di SMK Pelita Nusantara 1 Semarang sendiri prestasi belajar akuntansi

pada siswa kelas I yang memperoleh mata pelajaran akuntansi yaitu jurusan akuntansi

sebagian belum membuahkan hasil yang diharapkan. Siswa masih menemui

kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal akuntansi. Hal ini terlihat dari

observasi awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil ulangan per

kompetensi untuk mata diklat produktif akuntansi 2 yang masih belum mencapai hasil

yang maksimal. Rata-rata nilai ulangan masih di bawah 7,00. Adapun data nilai

akuntansi siswa kelas I AK adalah:

Tabel 1.1

Prestasi Belajar Siswa Mata Diklat Produktif Akuntansi 2

Siswa Kelas I Jurusan Akuntansi Semester 1 SMK Pelita Nusantara 1 Semarang

Kelas Nilai

(20)

Nilai yang memenuhi standar ketuntasan yang ditetapkan oleh SMK Pelita

Nusantara 1 Semarang adalah sebesar 7,00. Jadi hanya terdapat 43% siswa yang telah

memenuhi standar ketuntasan sedangkan sisanya 57% siswa belum tuntas. Hal ini

bisa juga dikarenakan terjadi perubahan jenjang dari siswa SMP menuju SMK

dimana waktu masih duduk di SMP belum mendapatkan pelajaran akuntansi.

Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar

siswa yang bersangkutan. Di dalam pendidikan siswa akan dinilai keberhasilannya

melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik

karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi, baik siswa, guru, sekolah,

maupun orang tua hingga masyarakat. Namun antara siswa satu dengan siswa yang

lainnya berbeda dalam pencapaian prestasi belajar. Ada yang mampu mencapai

prestasi yang tinggi, namun ada juga siswa yang rendah prestasi belajarnya. Bagi

siswa sendiri prestasi belajar akuntansi sangat penting mengingat jurusan mereka

adalah akuntansi agar siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangannya terutama

dalam belajar akuntansi sehingga dapat membuat perencanaan studi kelanjutannya.

Adanya perbedaan prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai

faktor. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam individu seperti

kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan. Sedangkan

faktor eksternal adalah semua faktor yang bersumber dari luar seperti lingkungan.

Lingkungan ini terdiri dari tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan

(21)

relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian

orang tua dan latar belakang kebudayaan. Lingkungan sekolah meliputi metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin

sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah dan lain-lain. Sedangkan lingkungan

masyarakat meliputi keadaan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul

dan bentuk kehidupan masyarakat.

Berkaitan dengan proses interaksi belajar mengajar ada beberapa faktor

yang perlu diperhatikan antara lain adalah motivasi belajar dan metode pembelajaran.

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor internal yang cukup penting dalam

proses belajar mengajar. Motivasi diperlukan untuk menumbuhkan minat terhadap

pelajaran yang diajarkan oleh guru. Sedangkan metode pembelajaran juga salah satu

faktor yang menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar, dengan metode

yang tepat secara otomatis akan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.

Sehingga kedua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut mempunyai andil

yang cukup besar dalam kegiatan belajar.

Belajar adalah salah satu kegiatan yang membutuhkan motivasi. Sayangnya

motivasi ini tidak selalu timbul, sehingga terlihat ada siswa yang bersemangat, ada

juga yang malas. Hal ini tercermin dari proses pembelajaran di SMK Pelita Nusantara

1 Semarang. Siswa terlihat belum termotivasi untuk mengikuti pelajaran yang

disampaikan oleh guru. Guru yang bersangkutan sudah berusaha membangkitkan

motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar namun hasilnya belum maksimal.

(22)

dan memperluas materi belajar. Selain itu guru juga menilai setiap tugas dan

memberikan komentar secara tertulis. Metode yang digunakan guru dalam mengajar

juga menentukan sikap siswa, sehingga siswa kurang bersemangat dalam mengikuti

kegiatan belajar.

Menggerakkan motivasi belajar dapat mendorong pencapaian prestasi

belajar secara optimal. Walaupun siswa mempunyai bakat dan minat yang tinggi

tetapi bila tidak disertai dengan motivasi belajar maka prestasi belajar tidak optimal

begitu juga sebaliknya. Bisa juga siswa yang mempunyai intelegensi tinggi boleh jadi

gagal karena kekurangan motivasi. Sehingga motivasi mempunyai peranan penting

dalam kegiatan belajar karena motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan

mengarahkan seseorang.

Selain siswa unsur yang penting dalam kegiatan pembelajaran adalah guru.

Di tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya penyampaian tujuan

belajar. Menurut pengalaman peneliti pada saat PPL (Praktik Pengalaman Lapangan)

siswa cenderung kurang bersemangat pada saat belajar akuntansi. Semua itu terlihat

dengan adanya sikap beberapa siswa yang kurang antusias dalam mengerjakan

soal-soal akuntansi. Siswa kurang bersemangat untuk mengerjakan karena proses belajar

mengajar terasa monoton. Metode pembelajaran yang diberikan kurang bervariasi

sehingga timbul kebosanan pada siswa. Suasana kelas terlihat kurang hidup karena

siswa menjadi pasif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diberikan guru.

Sehingga dibutuhkan strategi metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan

(23)

Pemilihan dan penggunaan metode yang tepat sesuai dengan tujuan

kompetensi sangat diperlukan. Karena metode adalah cara yang digunakan oleh guru

untuk mengadakan hubungan dengan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung. Untuk itu guru sebagai pengarah dan pembimbing tidak hanya pandai

dalam memilih metode pembelajaran namun usaha guru-guru untuk mengoptimalkan

komponen pembelajaran diperlukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar. Di

mana akuntansi merupakan sebuah mata diklat yang membutuhkan kecermatan dan

ketelitian sehingga metode yang digunakan harus sesuai agar mendapatkan hasil yang

maksimal. Pengembangan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan

menjadi kendala untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Masalah yang timbul

bagi siswa adalah bagaimana cara belajar yang efektif yaitu sesuai dengan teknik

belajar yang standar dengan berlatih melatih otaknya untuk belajar terus dengan

keteraturan, bagaimana melakukan penyesuaian dengan guru dan bagaimana

menimbulkan kebiasaan teratur sehingga mencapai prestasi belajar yang optimal.

Dari keterangan di atas peneliti mempunyai dugaan bahwa ada keterkaitan

antara tinggi rendahnya motivasi belajar dan metode pembelajaran yang digunakan

terhadap prestasi belajar. Berdasarkan pengamatan tersebut di atas peneliti tertarik

untuk meneliti masalah ini ke dalam skripsi dengan judul “PENGARUH MOTIVASI

BELAJAR DAN METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR

AKUNTANSI SISWA KELAS I JURUSAN AKUNTANSI SMK PELITA

(24)

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang dapat diambil

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh antara motivasi belajar dan metode pembelajaran

terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK

Pelita Nusantara 1 Semarang?

2. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi

pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang?

3. Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar

akuntansi pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1

Semarang?

1.3 Penegasan Istilah

Judul yang dikemukakan oleh peneliti terdapat istilah-istilah yang perlu

dijelaskan agar tidak terjadi salah penafsiran atau salah pengertian, oleh karena itu

penulis akan membatasi istilah-istilah tersebut sehingga pembaca dapat mengerti apa

yang dimaksudkan peneliti. Adapun istilah yang perlu ditegaskan adalah:

1. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa

yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan kegiatan

belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang

(25)

Motivasiyang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi siswa dalam belajar

akuntansi, baik dalam penyerapan materi yang telah diberikan oleh guru sampai

pada penerapan ilmu dengan menyelesaikan soal-soal akuntansi.

2. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara

mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur (Ahmadi, 1997: 52).

Metode pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode-metode

yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi akuntansi.

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan,

dikerjakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003: 895).

Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai

siswa dalam mata diklat produktif akuntansi 2 yang dapat diketahui dari nilai

ulangan per kompetensi dan sejauh mana keberhasilan terhadap materi yang

diterima.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk:

1. Mengetahui pengaruh antara motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap

prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita

(26)

2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi pada

siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang.

3. Mengetahui pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi

pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang.

1.5 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Memberikan masukan dalam rangka penyusunan teori dan konsep-konsep

baru terutama untuk mengembangkan bidang ilmu pendidikan khususnya ilmu

akuntansi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Diharapkan siswa selalu meningkatkan motivasi belajar akuntansi pada

khususnya.

b. Bagi Guru

Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa

menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap akuntansi dengan menggunakan

metode pembelajaran yang tepat dan efektif dalam penyampaian materinya.

c. Bagi Sekolah

Sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar untuk

(27)

d. Bagi Peneliti

Merupakan wahana latihan pengembangan ilmu pengetahuan melalui kegiatan

penelitian.

1.6 Sistematika Skripsi

Untuk mengetahui gambaran isi dari penelitian ini maka peneliti membuat

sistematika secara garis besar. Adapun sistematikanya sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan yang berisikan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika skripsi.

BAB II Landasan teori yang berisikan teori yang dijadikan landasan teoritis dalam

penelitian yang menjadi acuan untuk mengajukan hipotesis.

BAB III Metode penelitian yang berisikan mengenai populasi penelitian, sampel

penelitian, pilot tes, variabel penelitian, sumber data, metode

pengumpulan data serta metode analisis data.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan berisikan mengenai hasil penelitian dan

pembahasan yang dilakukan pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK

Pelita Nusantara 1 Semarang.

BAB V Penutup yang berisikan simpulan dan saran yang dapat membantu dalam

pengembangan pendidikan di SMK Pelita Nusantara 1 Semarang.

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Prestasi Belajar Akuntansi 2.1.1 Hakekat Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan

mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Perubahan perilaku terjadi

karena didahului oleh proses pengalaman. Dari pengalaman yang satu ke pengalaman

yang lain akan menyebabkan proses perubahan. Perubahan ini tidak hanya berkaitan

dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga kecakapan, ketrampilan, sikap,

pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri.

"Belajar tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan,

persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan

lain dan cita-cita" (Hamalik, 2002:45). Dengan demikian seseorang dikatakan belajar

apabila terjadi perubahan pada diri orang yang belajar akibat adanya latihan dan

pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.

Belajar akuntansi berbeda dengan belajar mata pelajaran yang lainnya.

Karena dalam belajar akuntansi membutuhkan ketelitian, ketekunan, dan ketrampilan

dalam bentuk latihan yang kontinyu. Latihan merupakan cara belajar yang tepat

karena memiliki andil yang cukup besar dalam mempelajari akuntansi sehingga

mencapai hasil belajar yang optimal.

(29)

2.1.2 Ciri-ciri Belajar

Hakekat belajar adalah perubahan tingkah laku sehingga menurut Djamarah

(2002:15) belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Belajar adalah perubahan yang terjadi secara sadar. 2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. 4. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Menurut aliran Humanis bahwa setiap orang menentukan sendiri tingkah

lakunya. Orang bebas memilih sesuai dengan kebutuhannya. Tidak terikat pada

lingkungan. Hal ini sesuai dengan Wasty Sumanto yang dikutip dari Darsono

(2000:18) bahwa tujuan pendidikan adalah membantu masing-masing individu untuk

mengenal dirinya sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam

mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri masing-masing.

Menurut pandangan dan teori Konstruktivisme (Sardiman, 2006:37) belajar

merupakan proses aktif dari si subyek belajar untuk merekonstruksi makna, sesuatu

entah tes, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar merupakan proses

mengasimilasi dan menghubungkan dengan pengalaman atau bagian yang

dipelajarinya dari pengertian yang dimiliki sehingga pengertiannya menjadi

berkembang.

Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar

menurut Paul Suparno seperti dikutip oleh Sardiman (2006: 38) yang dijelaskan

(30)

1. Belajar mencari makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami.

2. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.

3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri.

4. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subyek belajar dengan dunia fisik dengan lingkungannya.

5. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si subyek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang telah dipelajari.

Berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan di atas, maka proses mengajar bukanlah

kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi suatu kegiatan yang

memungkinkan siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya dan menggunakan

pengetahuan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu guru

sangat dibutuhkan untuk membantu belajar siswa sebagai perwujudan perannya

sebagai mediator dan fasilitator.

2.1.3 Prinsip-prinsip Belajar

Untuk melengkapi berbagai pengertian dan makna belajar, perlu dikemukakan

prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar. Menurut Slameto (2003:27-28)

seorang guru atau calon guru perlu mengetahui prinsip belajar yaitu

prinsip-prinsip belajar yang harus dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan

oleh setiap siswa secara individual. Beberapa prinsip belajar yang perlu diketahui

antara lain:

1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan

(31)

b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada

siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

c. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.

d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

2. Sesuai hakikat belajar

a. Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya.

b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.

c. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu

dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang

diharapkan.

3. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari

a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian

yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.

b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan

tujuan instruksional yang harus dicapai.

4. Syarat keberhasilan belajar

a. Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan

tenang.

b. Repetisi, dalam belajar mengajar perlu ulangan berkali-kali agar

(32)

2.1.4 Teori-teori Belajar

Menurut Sardiman (2006:30-36) selama perkembangan sejarah psikologi, kita

banyak sekali mengenal aliran psikologi. Setiap aliran tersebut mempunyai

pandangan sendiri mengenai belajar. Berikut ini adalah beberapa teori tentang belajar:

1. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya

Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam daya.

Masing-masing daya dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi fungsinya. Untuk melatih

daya itu dapat digunakan berbagai cara atau bahan. Misalkan untuk melatih daya

ingat dalam belajar dengan menghafalkan kata-kata atau angka, istilah-istilah asing.

2. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt

Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari

bagian-bagian/unsur. Sehingga dalam kegiatan belajar berawal dari pengamatan. Pengamatan

itu penting dilakukan secara menyeluruh. Sehingga berdasarkan teori ini mudah atau

sukarnya suatu pemecahan masalah tergantung pada pengamatan. Menurut aliran

teori ini, seseorang belajar jika mendapatkan insight. Insight ini diperoleh kalau

seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi tertentu.

Dari aliran ilmu jiwa Gestalt memberikan beberapa prinsip yang penting,

antara lain:

a. Manusia bereaksi dengan lingkungannya secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya.

b. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.

c. Manusia berkembang secara keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap dengan segala aspek-aspeknya.

d. Belajar adalah perkembangan ke arah diferensiasi yang lebih luas.

(33)

f. Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi memberi dorongan yang menggerakkan seluruh organisme.

g. Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.

h. Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu bejana yang diisi.

3. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi

Ilmu jiwa asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari

penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Dari aliran ini ada dua teori yang

terkenal yakni:

a. Teori Konektionisme

Teori ini mengatakan belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus

dan respon, antara aksi dan reaksi. Antara stimulus dan respon ini akan terjadi suatu

hubungan yang erat kalau sering dilatih. Berkat latihan yang terus menerus, hubungan

antara stimulus dan respon itu akan terbiasa, otomatis.

b. Teori Conditioning

Teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan melakukan sesuatu kebiasaan

karena adanya suatu tanda. Kondisi yang diciptakan merupakan syarat memunculkan

refleks bersyarat.

4. Teori Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan

bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Secara

sederhana konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan kita merupakan

(34)

yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang

sedang mempelajarinya. Jadi seseorang yang belajar itu membentuk pengertian.

Bettencourt dalam Sardiman (2006:37) menyimpulkan bahwa konstruktivisme

tidak bertujuan mengerti hakikat realitas tetapi lebih hendak melihat bagaimana

proses kita menjadi tahu tentang sesuatu. Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar

adalah kegiatan yang aktif dimana si subjek belajar membangun sendiri

pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka

pelajari.

5. Teori belajar dari R. Gagne

Dalam masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi:

a. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

b. Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat

dibagi menjadi lima kategori yang disebut dengan the domainds of learning yaitu

sebagai berikut ini:

1) Keterampilan motoris (motor skill)

Dalam hal ini perlu koordinasi dari berbagai gerakan badan misalnya

(35)

2) Informasi verbal

Orang dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis,

menggambar, dalam hal ini dapat dimengerti bahwa untuk mengatakan sesuatu

perlu intelegensi.

3) Kemampuan intelektual

Manusia mengadakan interaksi dengan dunia luar dengan simbol-simbol.

Kemampuan belajar dengan cara inilah yang disebut dengan “kemampuan

intelektual”.

4) Strategi kognitif

Strategi kognitif merupakan organisasi keterampilan yang internal

(internal organized skill) yang perlu untuk belajar mengingat dan berpikir.

Kemampuan ini berbeda dengan kemampuan intelektual, karena ditujukan ke

dunia luar dan tidak dapat dipelajari hanya dengan berbuat satu kali serta

memerlukan perbaikan-perbaikan terus menerus.

5) Sikap

Kemampuan ini tak dapat dipelajari dengan ulangan-ulangan, tidak

tergantung atau dipengaruhi oleh hubungan verbal seperti halnya domain yang

lain. Sikap ini penting dalam proses belajar, tanpa kemampuan ini belajar tak

akan berhasil dengan baik.

Berdasarkan teori-teori belajar yang dijelaskan di atas teori yang sesuai

dengan motivasi adalah teori belajar menurut R. Gagne yang menyebutkan bahwa

(36)

dengan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi yang sedang dikaji oleh peneliti

yaitu metode pembelajaran adalah teori konstruktivisme. Teori ini meyebutkan bahwa

proses belajar mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke

subjek belajar/siswa, tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan subjek belajar

merekonstruksi pengetahuannya. Mengajar adalah bentuk partisipasi dengan subjek

belajar dalam membentuk pengetahuan dan membuat makna, mencari kejelasan dan

membentuk justifikasi. Karena itu guru mempunyai peran yang penting sebagai

mediator dan fasilitator untuk membantu optimalisasi belajar siswa dengan cara

menggunakan metode-metode mengajar yang tepat.

2.1.5 Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi

"Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka

mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik, maupun sikap"

(Darsono, 2000:64). Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan. Oleh karena itu dalam kegiatan belajar mengajar harus berjalan secara

efektif agar mampu mempengaruhi hasil belajar siswa.

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan,

dikerjakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003: 895). Prestasi belajar adalah bukti

keberhasilan dari seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau

mempelajari sesuatu. Sedangkan menurut Tu’u (2004:75) prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

(37)

Prestasi belajar akuntansi merupakan hasil belajar yang telah dicapai pada

mata pelajaran akuntansi yang ditunjukkan nilai tes atau angka yang diberikan oleh

guru akuntansi. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar akuntansi merupakan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam

kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai dari hasil evaluasi

yang diberikan oleh guru akuntansi.

2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Slameto (2003:54) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal

1. Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar seperti:

a. Faktor Jasmaniah, meliputi

a) Faktor kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang

terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah

pusing, mengantuk, kurang darah atau gangguan fungsi alat indera.

b) Cacat tubuh

Cacat tubuh ini dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan patah tangan.

b. Faktor Psikologis, meliputi

a) Intelegensi

Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih

berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Siswa

(38)

belajarnya dikarenakan belajar dengan menerapkan metode belajar yang

efisien. Sedangkan yang mempunyai intelegensi rendah perlu mendapatkan

pendidikan khusus.

b) Perhatian

Perhatian menurut Ghazali yang dikutip oleh Slameto (2003:55)

adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju

kepada suatu obyek benda/hal atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin

hasil belajar yang baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap

bahan yang dipelajarinya.

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar.

Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan

disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.

d) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan

terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

e) Motivasi

Seseorang akan berhasil dalam belajarnya bila mempunyai penggerak

atau pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak atau pendorong inilah yang

(39)

f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan

seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan

kecakapan baru. Belajar akan berhasil bila anak sudah siap (matang).

g) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau bereaksi.

Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar karena jika

siswa sudah memiliki kesiapan dalam belajar maka hasil belajarnya akan lebih

baik.

c. Faktor Kelelahan

Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan

kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglai, sedangkan

kelelahan rohani terlihat dengan kelesuan dan kebosanan.

2. Faktor Eksternal

a. Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan utama dalam proses belajar. Keadaan yang

ada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam pencapaian prestasi

belajar misalnya cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah,

keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua.

b. Keadaan sekolah

Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa belajar secara

(40)

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, metode belajar dan

fasilitas yang mendukung lainnya.

c. Keadaan masyarakat

Siswa akan mudah kena pengaruh lingkungan masyarakat karena

keberadaannya dalam lingkungan tersebut. Kegiatan dalam masyarakat, mass media,

teman bergaul, lingkungan tetangga merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi

siswa sehingga perlu diusahakan lingkungan yang positif untuk mendukung belajar

siswa.

Dari berbagai faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa maka peneliti mengkaji motivasi belajar dan metode

pembelajaran.

2.2 Motivasi Belajar 2.2.1 Pengertian Motivasi

Melakukan perbuatan mengajar secara relatif tidak semudah melakukan

kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu yang

mendorong kegiatan belajar agar semua tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Hal

tersebut adalah adanya motivasi. Menurut Syamsu (1994: 36) motivasi berasal dari

kata motif yang berarti keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

bertindak melakukan suatu kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan.

Menurut Whittaker yang dikutip Darsono (2000:61) motivasi adalah suatu

istilah yang sifatnya luas yang digunakan dalam psikologi yang meliputi

(41)

organisme dan mengarahkan tingkah laku organisme mencapai tujuan. Sedangkan

menurut Winkel motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat-saat

melakukan percobaan, sedangkan motif sudah ada dalam diri seseorang jauh sebelum

orang itu melakukan suatu perbuatan. Menurut Nasution (2000: 73) motivasi adalah

segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Dalam psikologi motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat

dalam diri manusia yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan

kegiatan. Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 83),

motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari dan

mengarahkan perbuatan belajar. "Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan

sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah

kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat

tercapai" (Sardiman, 2006: 75).

Sedangkan menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman (2006: 73)

motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Jadi

dalam penelitian ini motivasi belajar diartikan sebagai dorongan yang ada dan timbul

dalam diri siswa untuk belajar atau meningkatkan pengetahuan serta pemahaman

akuntansinya.

Sesuai dengan pengertian motivasi yang dijelaskan di atas, bahwa tidak perlu

(42)

motivasi belajar tidak selalu timbul dalam diri siswa. Ada sebagian siswa yang

mempunyai motivasi tinggi namun ada juga yang rendah motivasinya. Oleh karena

itu seorang guru harus bisa membangkitkan motivasi yang terdapat dalam diri siswa

agar dapat mencapai tujuan belajar. Bagi siswa yang sudah mempunyai motivasi,

guru bertugas untuk meningkatkan motivasinya, jika guru dapat membangun motivasi

siswa terhadap pelajaran yang diajarkan, diharapkan seterusnya siswa akan meminati

pelajaran tersebut.

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

Dalam proses belajar motivasi dapat tumbuh maupun hilang atau berubah

dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor-faktor

yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

1. Cita-cita atau Aspirasi

Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai.

Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Cita-cita atau aspirasi adalah

tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi

seseorang, Winkel (1989:96) dalam Darsono. Aspirasi ini bisa bersifat positif dan

negatif, ada yang menunjukkan keinginan untuk mendapatkan keberhasilan tapi ada

juga yang sebaliknya. Taraf keberhasilan biasanya ditentukan sendiri oleh siswa dan

(43)

2. Kemampuan Belajar

Dalam kemampuan belajar ini, taraf perkembangan berfikir siswa menjadi

ukuran. Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi biasanya lebih

termotivasi dalam belajar.

3. Kondisi Siswa

Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar berhubungan dengan

kondisi fisik dan kondisi psikologis. Biasanya kondisi fisik lebih cepat terlihat karena

lebih jelas menunjukkan gejalanya daripada kondisi psikologis. Kondisi-kondisi

tersebut dapat mengurangi bahkan menghilangkan motivasi belajar siswa.

4. Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini sangat berpengaruh

terhadap motivasi belajar siswa.

5. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya

dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan

bahkan hilang sama sekali, khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional.

6. Upaya Guru Membelajarkan Siswa

Guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan

materi sampai dengan mengevaluasi hasil belajar siswa. Upaya tersebut berorientasi

(44)

2.2.3 Ciri-ciri motivasi belajar

Menurut Sardiman (2006 :83) bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses). 4. Mempunyai orientasi ke masa depan.

5. Lebih senang bekerja mandiri.

6. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

7. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). 8. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.

9. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas maka orang

tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam kegiatan belajar mengajar

akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan

berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Selain itu siswa juga harus peka dan

responsif terhadap masalah umum dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Siswa

yang telah termotivasi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil dan apabila

mengalami kegagalan mereka akan berusaha keras untuk mencapai keberhasilan itu

yang ditunjukkan dalam prestasi belajarnya. Dengan kata lain dengan adanya usaha

yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi maka seseorang yang belajar akan

melahirkan prestasi belajar yang baik.

2.2.4 Bentuk-bentuk motivasi

Menurut Sardiman (2006:92-95) ada beberapa bentuk dan cara untuk

(45)

1. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Bagi siswa

angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat. Sehingga yang biasa dikejar siswa

adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.

2. Hadiah

Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu karena hadiah

untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi seseorang yang

tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut.

3. Saingan atau kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk

mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan

kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar.

4. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan

menerima sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga

diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan

berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga

harga dirinya.

5. Memberi ulangan

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Memberi

(46)

6. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan akan

mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar

semakin meningkat maka ada motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan

suatu harapan hasilnya terus meningkat.

7. Pujian

Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus

merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat yang menyenangkan dan

mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

8. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara

tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

9. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar.

Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar

sehingga hasilnya akan baik.

10.Minat

Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena ada

kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi

(47)

11.Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik olah siswa, merupakan alat

motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang hendak dicapai,

karena dirasa berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus

belajar.

2.2.5 Jenis motivasi belajar

Menurut Sardiman (2006:89) ada berbagai jenis motivasi, yaitu:

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang aktif atau berfungsinya tidak perlu

dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu. Seorang siswa melakukan belajar karena didorong tujuan ingin

mendapatkan pengetahuan, nilai dan keterampilan.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena

adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan

sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan

berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas

belajar.

2.2.6 Fungsi motivasi belajar

Menurut Sardiman (2006:85) bahwa motivasi selain berfungsi sebagai

(48)

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang telah dicapai.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan mana yang akan dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Dari pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat dikemukakan indikator

motivasi belajar dalam penelitian ini adalah:

1. Tekun menghadapi tugas

2. Keinginan untuk sukses

3. Suka bekerja keras

4. Berorientasi jauh ke depan

2.3 Metode Pembelajaran

2.3.1 Pengertian Metode Pembelajaran

Mengajar adalah suatu usaha yang sangat kompleks, sehingga sulit

menentukan bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Metode adalah salah satu

alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan "pembelajaran adalah suatu kegiatan yang

dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah

yang lebih baik" (Darsono, 2000:24). Menurut Ahmadi (1997: 52) dikutip oleh Yatik

Hidayanti, metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara

mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain mengatakan

bahwa metode pembelajaran merupakan teknik penyajian yang dikuasai oleh guru

(49)

secara individual ataupun secara kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami

dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah strategi

pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini mendorong seorang guru untuk mencari

metode yang tepat dalam penyampaian materinya agar dapat diserap dengan baik oleh

siswa. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan

metode mengajar.

2.3.2 Pemilihan dan Penentuan Metode

Dalam proses belajar mengajar guru harus selalu mencari cara-cara baru

untuk menyesuaikan pengajarannya dengan situasi yang dihadapi. Metode-metode

yang digunakan pun haruslah bervariasi untuk menghindari kejenuhan pada siswa.

Namun metode yang bervariasi ini tidak akan menguntungkan bila tidak sesuai

dengan situasinya. Baik tidaknya suatu metode pembelajaran dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Winarno Surakhmad dalam Djamarah mengatakan bahwa pemilihan

dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1. Anak didik

Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak dengan latar

belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka juga bermacam-macam.

Demikian juga dengan jenis kelamin serta postur tubuh. Pendek kata dari aspek fisik

selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik. Sedangkan dari segi

(50)

tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang diberikan dalam kegiatan belajar

mengajar. Aspek psikologis juga ada perbedaan yaitu adanya anak didik yang

pendiam, terbuka, dan lain-lain. Perbedaan dari aspek yang disebutkan di atas

mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil

untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang relatif lama

demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional.

2. Tujuan yang akan dicapai

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Hal

ini dapat mempengaruhi penyeleksian metode yang harus digunakan. Metode yang

dipilih guru harus sesuai dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri

setiap anak didik. Jadi metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

3. Situasi belajar mengajar

Situasi belajar mengajar yang diciptakan guru tidak selamanya sama. Maka

guru harus memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan. Di

waktu lain, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan

maka guru menciptakan lingkungan belajar secara berkelompok. Jadi situasi yang

diciptakan mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.

4. Fasilitas belajar mengajar

Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan

metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak di

sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode

(51)

5. Guru.

Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi.

Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam

memilih dan menentukan metode. Apalagi belum memiliki pengalaman mengajar

yang memadai. Tetapi ada juga yang tepat memilihnya namun dalam pelaksanaannya

menemui kendala disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas

metode yang digunakan.

Sedangkan kriteria pemilihan metode menurut Slameto (1991:98) adalah

a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat ditunjukkan siswa

setelah proses belajar mengajar.

b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran yang berupa

fakta yang memerlukan metode yang berbeda dari metode yang dipakai untuk

mengajarkan materi yang berupa konsep, prosedur atau kaidah.

c. Besar kelas (jumlah kelas), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran

dalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang siswa memerlukan

metode pengajaran yang berbeda dibandingkan kelas dengan 50-100 orang siswa.

d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa menangkap dan mengembangkan

bahan pengajaran yang diajarkan. Hal ini banyak tergantung pada tingkat

kematangan siswa baik mental, fisik dan intelektualnya.

e. Kemampuan guru, yaitu kemampuan dalam menggunakan berbagai jenis metode

(52)

f. Fasilitas yang tersedia, bahan atau alat bantu serta fasilitas lain yang dapat

digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.

g. Waktu yang tersedia, jumlah waktu yang direncanakan atau dialokasikan untuk

menyajikan bahan pengajaran yang sudah ditentukan. Untuk materi yang banyak

akan disajikan dalam waktu yang singkat memerlukan metode yang berbeda

dengan bahan penyajian yang relatif sedikit tetapi waktu penyajian yang relatif

cukup banyak.

Ahmadi (1997:53) yang dikutip Yatik Hidayanti mengemukakan syarat-syarat

yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah:

1. Metode mengajar harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa.

2. Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.

3. Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.

4. Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).

5. Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

6. Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.

7. Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan

lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu

kegiatan yang harus dilakukan adalah melakukan penentuan dan pemilihan metode.

Suatu metode yang digunakan oleh guru untuk mengajar harus benar-benar dikuasai.

(53)

Untuk menghindari kejemuan dan berhentinya minat siswa terhadap pelajaran yang

disampaikan maka hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi. Bahkan

metode yang digunakan dapat menumbuhkan keinginan siswa untuk belajar secara

mandiri dengan menggunakan teknik tersendiri.

Di dalam kelas guru menyampaikan bahan pelajaran. Bahan pelajaran itu

akan kurang memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar lebih lanjut bila

penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang tepat. Metode-metode yang

dipilih dipergunakan berdasarkan manfaatnya, jadi seorang guru dikatakan kompeten

bila ia memiliki khazanah cara penyampaian yang kaya dan memiliki kriteria yang

akan digunakan untuk memilih cara-cara dalam menyajikan pengalaman belajar

mengajar. Dalam proses belajar mengajar juga dibutuhkan alat bantu yang digunakan

untuk menghilangkan verbalitas. Sehingga siswa lebih cepat menyerap materi yang

telah disampaikan.

Metode pembelajaran yang diterapkan guru hendaknya dapat mewujudkan

hasil karya siswa. Siswa dituntun untuk dapat berfikir kritis dan kreatif dengan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan ide-idenya. Pemilihan

metode yang kurang tepat dengan sifat bahan dan tujuan pembelajaran menyebabkan

kelas kurang bergairah dan kondisi siswa kurang kreatif. Sehingga dengan penerapan

metode yang tepat dengan berbagai macam indikator tersebut dapat meningkatkan

minat siswa pada bahan pelajaran yang disampaikan dan minat yang besar pada

(54)

2.3.3 Macam-macam Metode Pembelajaran

Banyak macam metode pembelajaran yang dapat digunakan. Berikut ini

adalah 9 macam metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar dan diungkapkan peneliti antara lain:

1. Metode ceramah

Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk

menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok

persoalan serta masalah secara lisan (Ibrahim, 2003:106).

a. Kelebihan metode ceramah

1) Guru lebih menguasai kelas

2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas

3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar

4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya

5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik

b. Kelemahan metode ceramah

1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar menerima.

3) Membosankan bila selalu digunakan dan terlalu lama.

4) Sukar menyimpulkan siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya.

2. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya

(55)

dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya

guru menjawab.

a. Kelebihan metode tanya jawab

1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.

2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,

termasuk daya ingatan.

3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan

mengemukakan pendapat.

b. Kelemahan metode tanya jawab

1) Siswa merasa takut bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani

dengan menciptakan suasana yang tidak tegang.

2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir

dan mudah dipahami siswa.

3) Sering membuang banyak waktu.

4) Kurangnya waktu untuk memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa.

3. Metode diskusi

Metode diskusi adalah bertukar informasi, berpendapat, dan unsur-unsur

pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama

yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang

(56)

a. Kelebihan metode diskusi

1) Merangsang kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa

dan terobosan baru dalam pemecahan masalah.

2) Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain.

3) Memperluas wawasan.

4) Membina untuk terbiasa musyawarah dalam memecahkan suatu masalah.

b. Kelemahan metode diskusi

1) Membutuhkan waktu yang panjang.

2) Tidak dapat dipakai untuk kelompok yang besar.

3) Peserta mendapat informasi yang terbatas.

4) Dikuasai orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.

4. Metode demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang cukup efektif sebab

membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu

proses atau peristiwa tertentu.

a. Kelebihan metode demonstrasi

1) Menghindari verbalisme.

2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

3) Proses pengajaran lebih menarik.

4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori

(57)

b. Kelemahan metode demonstrasi

1) Memerlukan keterampilan guru secara khusus.

2) Kurangnya fasilitas.

3) Membutuhkan waktu yang lama.

5. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan

percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari

(Djamarah, 2002:95).

a. Kelebihan metode eksperimen

1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan

percobaan.

2) Membina siswa membuat terobosan baru.

3) Hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran

umat manusia.

b. Kelemahan metode eksperimen

1) Cenderung sesuai bidang sains dan teknologi.

2) Kesulitan dalam fasilitas.

3) Menuntut ketelitian, kesabaran, dan ketabahan.

(58)

6. Metode latihan (drill)

Metode latihan adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa untuk

melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang

lebih tinggi dari apa yang dipelajari.

a. Kelebihan metode latihan

1) Untuk memperoleh kecakapan motoris.

2) Untuk memperoleh kecakapan mental.

3) Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat.

4) Pembentukan kebiasaan serta menambah ketepatan dan kecepatan

pelaksanaan.

5) Pemanfaatan kebiasaan yang tidak membutuhkan konsentrasi.

6) Pembentukan kebiasaaan yang lebih otomatis.

b. Kelemahan metode latihan

1) Menghambat bakat dan inisiatif siswa.

2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

3) Monoton, mudah membosankan.

4) Membentuk kebiasaan yang kaku.

5) Dapat menimbulkan verbalisme.

7. Metode pemberian tugas (resitasi)

Metode resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas

(59)

a. Kelebihan metode resitasi

1) Merangsang siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar baik individual

maupun kelompok.

2) Dapat mengembangkan kemandirian.

3) Membina tanggung jawab dan disiplin siswa.

4) Mengembangkan kreatifitas siswa.

b. Kelemahan metode resitasi

1) Sulit dikontrol.

2) Khusus tugas kelompok yang aktif siswa tertentu.

3) Sulit memberikan tugas yang sesuai perbedaan individu.

4) Menimbulkan kebosanan.

8. Metode Karyawisata

Melalui metode ini siswa-siswa diajak mengunjungi tempat-tempat tertentu di

luar sekolah. Tempat-tempat yang akan dikunjungi dan hal-hal yang perlu diamati

telah direncanakan terlebih dahulu, dan setelah kegiatan siswa diminta membuat

laporan.

a. Kelebihan metode karyawisata

1) Memiliki prinsip pengajaran modern dengan memanfaatkan lingkungan

nyata.

2) Membuat relevansi antara apa yang dipelajari dengan kebutuhan di

masyarakat.

(60)

4) Bahan pelajaran lebih luas dan aktual.

b. Kelemahan metode karyawisata

1) Kurangnya fasilitas.

2) Perlu perencanaan yang matang.

3) Perlu koordinasi agar tidak tumpah tindih waktu.

4) Mengabaikan unsur studi.

5) Kesulitan mengatur siswa yang banyak.

9. Metode Sosiodrama

Metode yang digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai dan memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan orang-orang di lingkungan

keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dalam pelaksanaannya siswa diberikan

peran tertentu dan melaksanakan peran tersebut serta mendiskusikannya di kelas.

(Ibrahim, 2003: 107).

a. Kelebihan metode sosiodrama

1) Melatih siswa untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang

akan didramakan.

2) Melatih siswa berinisiatif dan berkreatif.

3) Memupuk bakat.

4) Menumbuhkan dan membina kerjasama.

5) Mendapat kebiasaan untuk membagi tanggung jawab.

Gambar

Gambar 2.1  Bagan kerangka berfikir
Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa Kelas I Jurusan Akuntansi
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab IV dapat diambil kesimpulan bahwa : “Pembelajaran dengan penerapan metode inkuiri

Dengan perkembangan Teknologi tersebut, diharapkan dapat menciptakan suatu aplikasi yang dapa menangani kasus-kasus yang sering terjadi pada Toko Sumber Perdana, yaitu

Pertanyaan-pertanyaan serta gambaran di atas yang kemudian mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran Literasi Info rmasi Pustakawan dalam

Dari seluruh tata cara pengkodean neoplasma yang harusnya dilakukan sebagian besar petugas tidak melakukan tahapan yang baik yaitu dalam hal menentukan leadterm,

Konsult ansi Pekerjaan Pengawasan Renovasi Gedung Kant ordan Perluasan Ruang Kerja. Pengadilan Neger i Bat uraja Tahun Anggaran 2016, pada Program Peningkat

(empat puluh sembilan juta sembilan ratus delapan puluh ribu rupiah) Waktu Pelaksanaan : 30 (Tiga puluh) Hari Kalender.. Email

Laporan Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Sub Unsur Pengembangan Diri, yaitu kegiatan Seminar “ Penguatan Karakter Kepemimpinan Pendidikan dalam Mewujudkan

Mengingat pentingnya acara ini diminta kepada saudara hadir tepat waktu dan apabila diwakilkan diharapkan membawa surat kuasa, serta membawa berkas klarifikasi 1 (satu) Dokumen