• Tidak ada hasil yang ditemukan

COVER LEMBAR PENGEAHAN KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "COVER LEMBAR PENGEAHAN KATA PENGANTAR"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pengendalian Proses Produksi Untuk Meminimasi Cacat Kertas Pada Unit Produksi Paper Machine

Di Susun Oleh Kelompok 1

Gusti Hermawan (2016080071) Ade Selpian (2016080040) Aen Husaeni (2016080052) Danu Irwansyah (2016080362)

Miniatur Kerja Peraktek (KP) Prihal Produksi

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PAMULANG

2016

Tangerang 27 September 2017

Mengetahui

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan KP yang berjudul ”

Analisis Pengendalian Proses Produksi Untuk Meminimasi Cacat Kertas Pada Unit Produksi Paper Machine

Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Sumini selaku dosen mata kuliah B.Indonesia yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan menyangkut efek yang ditimbulkan dari sampah, dan juga cara bagaimana menciptakan sampah menjadi barang yang dapat bermanfaat.

Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang,

mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Tangerang 27 September2017

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

Daftar Tabel 4

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang 5

Perumusan masalah 6

Maksud dan tujuan penelitian 6

Pembatasan Masalah 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka 8

Landasan Teori 12

BAB III Metode penelitian 13

BAB IV Hasil Penelitian 17

BAB V Kesimpulan 23

Saran 25

(4)

Daftar Tabel

1.1 13

1.2 14

1.3 15

2.1 18

(5)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang masalah

pada masa sekarang ini setiap perusahaan yang bergerak dibidang sejenis dihadapkan pada tingkat persaingan yang semakin ketat dengan perubahan-perubahan yang semakin cepat. sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang terus berkembang juga tingkat persaingan yang makin luas maka kondisi ini mengharuskan suatu perusahaan harus mengolah seluruh sumber daya yang dimiliki secara optimal, dan melakukan perbaikan secara intensif terhadap sitem kerja yang ada secara efektif dan efisien. perbaikan-perbaikan ini sangat bermanfaat bagi perusahaan sebab dari perbaikan-perbaikan ini akan didapat sistem kerja yang lebih baik. dan untuk mendapatkan suatu sistem kerja yang baik suatu perusahaan dituntut untuk senantiasa meningkatkan produktivitas dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan.

(6)

ini adalah analisis pengendalian proses produksi untuk meminimasi cacat kertas pada unit produksi paper machine.

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah diatas, maka pada dasarnya setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem kerja yang ada. Perbaikan ini di fokuskan pada pengendalian proses pembuatan kertas khususnya kertas kemasan KLB. Adapun perumusan masalah yang ditetapkan penulis adalah :

1. Melakukan perbaikan proses pengendalian produksi dengan metode statistical process control.

2. Menentukan cacat kertas yang paling dominan

3. Menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya cacat kertas KLB.

4. Membandingkan antara metode pengendalian proses produksi yang dipakai saat ini oleh perusahaan dengan metode statistical process control.

5. Menganalisis akibat dari produksi produk cacat terhadap faktor internal dan eksternal perusahaan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Dari gambaran permasalahan diatas maka penelitian ditujukan untuk :

1. Mengetahui penyebab terjadinya kerusakan atau cacat yang menimbulkan ketidakterkendaliannya proses produksi.

2. Pengendalian proses produksi kertas melalui penerapan statical process control yang diharapkan dapat menganalisis kondisi proses yang sedang berjalan secara dini yang diharapkan dapat mengurangi persentase cacat akibat proses produksi yang tidak maksimal serta untuk mengetahui perubahan peningkatan mutu yang dilakukan sehingga dapat memberikan hasil yang sesuai dengan harapan. 3. Menentukan penyebab dominan terjadinya cacat suatu produk.

(7)

5. Analisis akibat dari faktor internal dan eksternal perusahaan terhadap produksi produk cacat.

1.4 Pembatasan Masalah

Agar pembahasan yang dilakukan lebih terarah dan lebih sederhana maka dalam melakukan penelitian adanya pembatasan masalah. Adapun batasan masalah tersebut adalah :

1. Penelitian dilakukan di PT. Fajar Surya Wisesa yaitu mengambil data hasil produksi serta jumlah cacat yang terjadi.

2. Penelitian di lakukan di Paper Machine II yaitu pada proses produksi kertas kemasan KLB.

3. Urutan prioritas perbaikan bertahap berdasarkan pada jenis cacat yang dihasilkan.. 4. Masalah yang terjadi adalah hanya melihat jenis cacat dan jumlah produk yang

cacat pada proses pembuatan kertas.

(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dibahas mengenai konsep-konsep yang ada hubungannya dengan pengertian pengendalian kualitas serta metoda yang dipergunakan dalam pelaksanaan sistem pengendalian kualitas.

2.1 Pengendalian Proses Statistikal

Pengendalian proses statistical merupakan suatu alat yang dapat mempengaruhi keputusan yang berhubungan dengan pembuatan produk yaitu fungsi spesifikasi, produksi dan insfeksi.

Pengendalian proses statistical adalah suatu terminologi yang mulai digunakan sejak tahun 1970-an untuk menjabarkan penggunaan teknik statistical dalam memantau dan meningkatkan performansi proses penghasilan produk yang berkualitas. Pada tahun 1950-an sampai 1960-an digunakan terminology pengendalian kualitas statistical yang memiliki pengertian sama dengan pengendalian proses statistical.

Standar Industri Jepang (JIS) mendefinisikan pengendalian mutu adalah suatu sistem tentang metode produksi yang secara ekonomis memproduksi barang-barang atau jasa yang bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Banyak keputusan mengenai masalah yang berhubungan dengan mutu diperlukan dalam sistem produksi, teknik pengendalian proses statistical dapat memberi suatu sumbangan yang berguna bagi penelitian semacam ini. Teknik pengendalian proses statistical mendatangkan hasil tertentu yang diinginkan yang tidak dapat dicapai dengan cara lainnya, hal ini mungkin dapat dikatakan sebagai manfaat langsung dari pengendalian proses statistical.

2.2 Definisi dan Pengertian Pengendalian

(9)

1. Jenis produk yang akan di jual.

2. Jumlah yang akan di buat.

3. Tingkat kualitas.

4. Biaya produksi.

5. Kapan produksi tersebut selesai.

1. Berdasarkan waktu pelaksanaan pengendalian di kenal Tiga macam pengendalian yaitu:

1. Preventive Control

Preventive control adalah pengendalian yang dilakukan sebelum proses produksi dilakukan, pengendalian ini di lakukan bermaksud agar proses produksi berjalan lancar sesuai rencana produksi dan ongkos yang telah di tetapkan serta mencegah terjadinya cacat produksi dan pengulangan proses kegiatan ini biasanya meliputi pemeriksaan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan:

Monitoring control merupakan usaha pengendalian yang dilakukan pada waktu proses produksi sedang berlangsung. Tujuannya adalah untuk mengendalikan agar hasil akhir sesuai rencana, jika terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap standar dapat segera di perbaiki.

3. Revresive Control

(10)

2.3 Definisi dan Pengertian Kualitas

Kualitas tidaklah harus yang terbaik secara mutlak tapi secara umum dapat diartikan sebagai yang terbaik dalam batas-batas kondisi yang diinginkan pemakai.

Syarat dari kondisi pemakai yang paling menonjol umumnya menyangkut harga produk dan manfaat dari produk tersebut. Namun jika diuraikan lagi kondisi tersebut menyakut beberapa hal yaitu :

 Spesifikasi dimensi dan karakteristik operasi

 Umur produk dan keandalan

 Persyaratan dan keselamatan / keamanan dari produk

 Standar yang relevan

 Biaya rekayasa dan perkembangan produk

 Biaya kualitas produk

 Syarat dan kondisi

 Pemasangan dan perawatan dilapangan

 Faktor kelestarian bahan dan pemanfaatan energi

 Penimbangan efek samping dan lingkungan

Secara umum kualitas dapat diartikan sebagai suatu kumpulan dari jumlah karakteristik yang menunjukan tingkat kebaikan suatu produk sehingga mampu memenuhi keinginan konsumen ini berarti bahwa produk tersebut cocok dan sesuai dengan apa yang

diinginkan konsumen. Kecocokan penggunaan dikaitkan dengan nilai yang diterima dan kepuasan pelanggan.

2.4 Pengertian Pengendalian Kualitas

Menurut Feigen Boun (2, hal 54) pengendalian kualitas didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari pemeriksaan dan pengujian, analisis dan tindakan-tindakan yang harus diambil dengan ongkos yang seminimal mungkin sesuai dengan keinginan konsumen.

(11)

Berdasarkan Standar Industri Jepang (JIS) pengendalian kualitas didefinisikan sebagai suatu sistem tentang metode produksi yang secara ekonomis memproduksi produk atau jasa yang bermutu dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Urutan pengendalian kualitas pada umumnya mengikuti 4 tahap yaitu sebagai berikut

1. Penetapan standar dan ongkos 2. Konfirmasi hasil produksi 3. Mengadakan koreksi 4. Usaha perbaikan standar

Jika produksi banyak yang cacat, berarti penggunaan sumber daya kurang efisien. Artinya perbandingan output terhadap infut menjadi lebih kecil. Hal ini berarti menurunkan produktivitas manajemen kualitas mengusahakan agar produksi bertambah dengan mempergunakan sumber daya yang sama atau lebih rendah.

Dengan adanya pengendalian kualitas diharapkan penyimpangan-penyimpangan yang muncul dapat dikurangi dan proses dapat diarahkan pada tujuan yang mungkin dapat dikurangi dan proses dapat diarahkan bila tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian kualitas dapat dikatakan efektif apabila dapat menekan sampai batas minimum penyimpangan terhadap rencana.

2.5 Pengendalian Proses Secara Statistik

Sistem pengendalian proses dapat digambarkan sebagai sistem umpan balik. Sistem pengendalian proses secara statistk merupakan salah satu tipe sistem umpan balik. Adapun 4 unsur penting yang terdapat dalam sistem tersebut adalah sebagai berikut :

1. Proses

(12)

2. Informasi Tentang Performa

Informasi yang paling membantu berasal dari pemahaman proses itu sendiri dan variable internal . Kita perlu menentukan target terhadap karakteristik proses yang hasilnya terdapat pada proses yang paling produktif . Serta memonitor seberapa dekat atau jauh dari target tersebut jika informasi tersebut digabung dan dapat diinterprestasikan maka dapat di ketahui apakah proses tersebut berjalan sebagai mana biasanya atau tidak ..

3. Tindakan terhadap proses

Merupakan tindakan paling ekonomis untuk mencegah karakteristik–karakteristik penting tidak berbeda terlalu jauh dari target .

Tindakan dapat di lakukan terhadap :

 Perubahan pada operasi seperti pada operator .

 Unsur–unsur dasar proses, seperti peralatan yang perlu diperbaiki, desain proses secara keseluruhan dan bagaimana orang berkomunikasi

Pengaruh tindakan tersebut harus di monitor dan di analisis lebih lanjut .

4. Tindakan dapat dilakukan terhadap produk

Tindakan ini sebenarnya kurang ekonomis jika di batasi untuk mendeteksi dan mengoreksi di luar spesipikasi produk tanpa menunjukan masalah proses yang

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

Proses Perencanaan Dan Pengendalian Kualitas 1.1

3.1 Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas Statistik .

Ruang lingkup pengendalian kualitas statistik pada dasarnya mempunyai beberapa alat yang digunakan dalam pengendalian kualitas yaitu :

1. Lembar Periksa ( Cheek Sheet ).

Merupakan lembar pemeriksaan atau lembar pengumpulan data yang digunakan sebagai alat bantu untuk memudahkan pengumpulan data. Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi masalah yang ada.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengisi lembar periksa adalah sebagai berikut:

Tujuan pengisian lembar periksa (Pengumpulan data) harus jelas apa yang hendak

diketahui untuk dilakukan penelitian, sehingga dalam pemilihan data akan lebih terarah sesuai dengan tujuan .

Lembar pengumpulan data harus sederhana bentuknya membuat kolom yang sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat diisi dengan mudah dan tepat.

Lembar pengumpulan data mudah di mengerti, dalam pembuatannya harus benar dan mudah - Menetapkan mutu yang diinginkan pemakai

(14)

Lembar pengumpulan data harus memberikan informasi yang diperlukan, maksudnya apakah data yang di dapat cukup lengkap sebagai landasan untuk bertindak, sehingga data yang dikumpulkan memberi manfaat seperti:

- Memahami situasi yang sebenarnya. - Menganalisa masalah yang ada.

- Membantu dalam mengambil keputusan.

Contoh Lembar Periksa ( Cheek Shet)

1.2

NO TANGGAL JUMLAH KERTAS JUMLAH

DITOLAK

JUMLAH DITERIMA

1

2

(15)

Histogram.

Digunakan untuk distribusi data yang dikumpulkan.

1.3

20 40 60 80

Diagram Pareto

Digram pareto adalah diagram balok yang di susun secara berjenjang mulai dari yang tertinggi hingga yang terendah. Yang digunakan untuk menentukan urutan prioritas masalah yang dipecahkan

Langkah-langkah diagram pareto :

(16)

2. Tetapkan periode waktu untuk digambarkan pada grafik anda dengan kata lain dari waktu apa mencakup ke waktu apa. Tidak terdapat batasan periode waktu sehinga pada umumnya periode waktu akan berpariasi sesuai dengan situasi. Hal yang penting untuk diingat adalah mencoba menetapkan periode yang sama untuk semua grafik yang berkaitan sehingga anda dapat membandingkan.

3. Jumlah setiap item untuk periode yang anda tetapkan jumlah setiap item akan ditunjukan dengan balok panjang. Bila perlu dapat digunakan 100 % sebagai total dan menghitung jumlah persentase setiap item.

4. Gambar sumbu horizontal dan vertikal pada kertas grafik dan membatasi sumbu vertical dengan unit yang tepat (jumlah cacat dan persentase cacat).

5. Dibawah sumbu horizontal, tulis item yang paling penting dan yang lainnya, sehingga item cacat utama ditunjukan pada grafik paling kiri.

6. Gambar balok, tinggi balok akan menggambarkan nilai pada sumbu vertikal. Jagalah lebar balok agar selalu sama dan setiap balok harus selalu nempel dengan balok lainnya. Jika anda membuat jarak antar balok buatlah jarak yang seragam.

7. Berikan judul pada grafik dan tulis dengan singkat sumber data grafik tersebut.

Kegunaan diagram pareto

 Diagram pareto adalah langkah pertama dalam membuat perbaikan

 Menunjukan masalah utama, maksudnya yaitu bahwa diagram pareto dapat

menunjukan penyebab utama yang merupakan kunci dalam penyeleksian produk cacat.

 Membantu dalam mengambil keputusan

 Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan terhadap keseluruhan

masalah

(17)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Pengumpulan Data

4.1.1 Proses Produksi Dari Bahan Baku Sampai Jadi

Proses produksi pada PT.Fajar Surya Wisesa diawali dari stock preparation, yaitu proses pembuatan pulp.Pada unit mesin 2 yang memproduksi KLB, mempunyai 3 lapisan berarti pada stock preparation untuk unit mesin 2 mempunyai 3 lapisan berarti pada stock preparation untuk unit mesin 2 mempunyai 3 proses pembuatan pulp yaitu proses bahan baku NDLKC dan UKP untuk lapisan pertama dan proses bahan baku wise paper untuk lapisan kedua dan ketiga

Lapisan pertama mempunyai bahan baku dari NDLKC dan UKP.Dibawah ini akan dipaparkan mengenai proses UKP:

1. Proses pertama, bahan baku dibawa dari gudang dengan menggunakan forklif menuju ke konveyor, bahan baku ditaruh ke PUL (hydro pulper),yaitu sebuah wadah dimana kertas. Pada PUL ditambah bahan kimia OBA (Tinopal) untuk menembah kecerahan pada warna kerta.

2. Dari PUL dipompa dan ditampung ke C-6 kemudian dipompa lagi ke HDC Voith (High Density Cleaner) dimana terjadi proses pemisahan benda dan kotoran berat dari bubur kertas.

3. Dari HDC voith, buburan kertas dialirkan menuju deflaker dimana deflaker berfungsi untuk menguraikan gumpalan serat pada buburan kertas.

(18)

5. Dari tank menuju ke DDR 03 dan setelah itu menuju ke penampungan C-03, dan setelah itu menuju ke penampungan C-31 melalui FIC (Flow Indicator Control) yang bertugas untuk mengatur aliran buburan kertas masuk ke C-31.

6. Dari C-31,buburan kertas dialirkan ke BC-05 (Blending Chest) yaitu penampungan terakhir sebelum menuju ke paper machine.

7. Dari BC-05 dipompa ke MC-05 sebagai persiapan menuju ke paper machine 2.

Aliran proses pada bahan baku UKP dapat dilihat dari diagram dibawah ini.

2.1

Forklift Conveyor Pul C-6

HDC VOITH

Deflaker Deflaker C-43

DDR 01

DDR 02 Tank

DDR

03 FIC

C-31 BC 05

MC 05 Ware House

BBK PM 2

CLD line OBA

(19)

2.2

NO Alat-alat

Bahan

Kimia Nama

lengkap

kegunaan

1 BBK Bahan baku

kertas Sebagai bahan baku

2 Konveyor Untuk mengangkut raw

material ke hydro pulper

3 PUL Hydro Pulper

Membuat buburan kertas dari kertas bekas/pulp dan dicampur air

(20)

31 buburan kertas

5 OBA Tinopal memberi kecerahan/opasitas pada kertas

Penampungan buburan kertas final chest

12 MC-05 Machine

Chest Penampungan buburan kertas

13 PM Paper

Machine Pembuat lembaran kertas

Proses bahan baku berikutnya adalah NDLKC (New Dauble Liner Kruft Cutting) dimana bahan ini masih merupakan bahan baku untuk lapisan pertama dari produk KLB. Proses pembuatan bubur kertas NDLKC dipaparkan sebagai berikut :

(21)

2. Dari PUL buburan kertas menuju ke M-3 (drum sorter) dimana dari M-3 ini buburan kertas dipisahkan dari kotoran berat dan ringan.

3. Dari M-3 buburan kertas dipompa menuju tempat penampungan C-01 kemudian dipompa lagi menuju M-4 yang merupakan HDC (High dencity Cleaner) dimana pada tahap ini buburan kertas dipisahkan dari kotoran yang berat seperti kerikil atau batuan kecil.

4. Dari M-4 buburan kertas dialirkan ke M-5 yang merupakan OMNI screen dimana buburaan kertas dipisahkan dengan kotoran-kotoran yang lebih kecil dan serat-serat kertas akan lebih diperhalus. Dalam M-5 dilakukan juga proses penyortiran dimana buburan kertas yang sudah bersih akan ditampung ke C-02 dan masih kotor akan direject atau ditolak dan dialirkan menuju Tank 1 sebagai penampungan sementara dan kemudian dipompa lagi menuju M-6.

5. Buburan kertas yang masih kotor, dipompa menuju ke M-6 yang merupakan deflakter dimana buburan kertas akan diuraikan dari gumpalan-gumpalan serat menjadi lebih halus dan terurai seratnya.

6. Dari M-6 buburan kertas dialirkan menuju M-7 yaitu JSS 90 2nd stage yang merupakan proses pemisahan kotoraan dari buburan kertas.

7. Dari M-7 akan terjadi pemisahan, untuk buburan kertas yang sudah halus dan bersih akan dialirkan ke C-02 bergabung dengan buburan kertas dari proses no 4 dan yang masih kotor dan kurang halus seratnya akan ditampung di Tank 2 yang kemudian akan dipompa menuju M-8 yang merupakan Brid Screen 3rd stage pada Brid Screen 3rd stage ini buburan kertas dipisahkan lagi dari kotoran dan setelah bersih akan dialirkan kembali ke Tank 1.

8. M-6 kemudian ke M-7 dan kemudian ke C-02 apabila sudah benar-benar bersih dan hulus namun buburan kertas yang masih kotor akan direject keluar dari proses dan nantinya akan di daur ulang kembali.

9. Buburan kertas dari C-02 kemudian akan dipompa menuju M-9 yang merupakan multifractor yang memisahkan serat panjang dan serat pendek. Long fiber biasanya di impor dari Canada dan berasal dari jenis kayu pinus.

10. Dari M-9 dipompa menuju LCC yang sebelumnya ditampung di C-40 pada LCC (Low Consintency Cleaner), buburan kertas dipisahkan dari kontaminan pasir.

(22)

Thinecker dimana buburan akan dicuci kemudian akan dikentalkan. Dan buburan kertas yang masih kotor, dialirkan ke Tank 3, kemudian dipompa ke M-15 yang merupakan JSS 210 2nd stage dimana buburan kertas akan dipisahkan dari kotoran yang masih melekat. Pada M-15 juga dilakukan penyortiran untuk buburan kertas yang sudah halus dan bersih akan dialirkan menuju M-17/18 bergabung dengan yang lainnya. Dan masih kotor akan ditampung di Tank 4 dan dipompa ke M-16, yaitu JSS 90 3rd dimana sekali lagi buburan kertas dipisahkan dari kotoran yang masih melekat. Pada M-16 dilakukan penyortiran untuk buburan kertas yang masih kotor akan direject keluar, dari proses dan yang sudah bersih akan kembali ke Tang 3 menuju ke M-15 dan M-16 setelah itu bergabung menuju M-17/18.

12. Dari M-17/18, buburan kertas menuju ke penampungan C-01 kemudian menuju ke krima dispenser untuk mendispersi buburan kertas dari partikel lainya seperti lem, lilin, atau tinta. Setelaah itu buburan kertas dipompa menuju penampungan C-34 yaitu penampungan terakhir sebelum menuju paper machine.

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Setelah mencermati sistem pengendalian proses yang ada saat ini. Terlihat kurang efektifnya proses yang dijalankan oleh PT Fajar Surya Wisesa Tbk. hal ini karena metode statistical process control tidak digunakan. Berdasarkan hal tersebut perlu diterapkan metoda statistical process control, pada bagian quality control atau pada bagian yang menangani pengendalian proses produksi.

2. Dari diagram pareto dapat diketahui bahwa cacat kertas yang paling dominan terjadi adalah jenis cacat keriput.

3. Dari diagram sebab akibat diketahui 5 faktor yang memungkinkan dapat menyebabkan cacat yaitu : mesin, manusia, metode, material, dan lingkungan. Dari kelima faktor tersebut yang paling berpengaruh adalah faktor mesin, adapun penyebabnya adalah :

- Fakor Mesin

Seting mesin tidak tepat, sehingga mesin tidak beroperasi dengan optimal dan cenderung beroperasi terlalu cepat.

(24)

Tenaga kerja yang menjalankan mesin tersebut menjadi salah satu penyebab terjadinya penyimpangan dalam proses produksi dan dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada produk. Peyebab terjadinya penyimpangan tersebut :

 Operator kurang memonitor proses pengoperasian mesin

 Faktor fisik karyawan yang mudah lelah.

 Faktor penelitian yang masih kurang mengenai pengoperasian mesin.

 Kurang memahami mengenai pengendalian proses.

- Faktor Metoda

Tidak digunakan satu pengendalian mutu statistik untuk memperbaiki proses yang sedang berjalan.

-- Material

Kurang selektifnya dalam memilih bahan baku yang digunakan untuk pembuatan proses kertas KLB.

- Faktor Lingkungan

Lingkuang akan sedikit berpengaruh terhadap proses produksi yang sedang berjalan, terutama pengaruh terhadap tenaga kerja yang melakukan kegiatan proses produksi.

4. Dari perbandingan metode pengendalain yang dipakai saat ini oleh perusahaan dengan metode statistical quality control dapat diketahui bahwa metode yang dipakai saat ini kurang efektif.

(25)

Saran

Dalam upaya melakukan perbaikan di PT Fajar Surya Wisesa Tbk. penulis ingin memberikan beberapa saran. Sebagai bahan masukan pada manajemen yaitu sebagai berikut :

1. Agar cacat produk yang timbul dalam proses produksi dapat diperkecil, maka disarankan untuk melakukan perbaikan secara bertahap. Terhadap peyebab utama terjadinya produk cacat, supaya tujuan perusahaan dapat tercapai yaitu menghemat ongkos produksi, dan usaha ini paling mendukung kelancaran proses produksi kertas pada umumnya. Dan kertas KLB khususnya.

2. Pembentukan tim statistical quality conttol agar dapat mempermudah dalam proses produksi awal sampai akhir sehingga kerusakan produk dapat terdeteksi.

3. Penerapan pengendalian mutu terpadu untuk memperbaiki kenerja perusahaan serta kuaitas produk yang dihasilkan.

4. Memberikan pelatihan pada tenaga kerja mengenai mesin yang digunakan dalam proses produksi, baik dari segi kegunaannya maupun perawatannya.

5. Tugas akhir ini hanya menyajikan usulan perbaikan secara bertahap terhadap peyebab dominan terjadinya cacat atau reject untuk pengembangan lebih lanjut ada baiknya perusahaan melakukan penelitan kembali terhadap peyebab cacat pada proses produksi kertas.

(26)

7. Perlu mengadakan penelitian kembali dalam manajemen perawatan (maintenance)

Daptar Pusaka

Gambar

grafik dapat mendaftar item sesuai macam cacat, kerusakan, grup kerja, produk dan

Referensi

Dokumen terkait

Pergerakan gigi pada pemberian OAINS selektif cox 1, selektif cox 2, dan non OAINS tidak berpe-ngaruh pada jumlah sel osteoklas dan osteoblas tulang alveolus rahang

Hasil : Hasil penelitian uji paired sample T-test pada kedua kelompok didapatkan hasil p=0,000<0,05 yang berarti ada pengaruh pemberian terapi laser berintensitas rendah dan

Jika peubah bebas Transparancy , Accountability , Responsibility , Independency , dan Fairness bernilai nol, maka peubah terikat Kinerja non-keuangan perusahaan

Kesimpulan masalah digunakan untuk menjawab rumusan masalah yanng diajukan dalam penelitian ini yaitu perbandingan efisiensi antara Bank Umum Syariah dan Unit Syariah dengan

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti secara empiris adanya pengaruh ukuran perusahaan, utang perusahaan, kinerja keuangan, jumlah dewan komisaris,

134.397.600,- (Seratus Tiga Puluh Empat Juta Tiga Ratus Sembilan Puluh Tujuh Ribu Enam Ratus Rupiah) dikurangi dengan pengembalian Kerugian Keuangan Negera yang telah

Dalam studi manajemen, kehadiran konflik pendidikan tidak bisa terlepas dari permasalahan keseharian yang dirasakan oleh pengelola lembaga pendidikan. Konflik tersebut

Ketiga jenis makanan tradisional tersebut memiliki bahan baku yang sebagian besar berupa tumbuhan, dengan jenis dan bagian tubuh tumbuhan cukup relevan dan potensial sebagai