BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir ini perkembangan perilaku organisasi semakin terasa kemajuannya bahkan telah menjadi sesuatu hal yang ramai dibicarakan orang, bukan saja di kalangan akademisi tetapi para politisi dan para birokrasipun berbicara tentang perilaku organisasi. Ini disadari karena disamping perilaku organisasi ini mudah dipahami, juga persoalan-persoalan organisasi yang cenderung semakin ruwet, ditambah pula berbagai persoalan-persoalan manusia dengan berbagai karakter dan perilaku berlanjut menjadi tantangan utama yang sering dihadapi oleh setiap pimpinan
Perilaku Organisasi
Disusun Oleh : Priyo Hartono NPM : 123100031
organisasi baik orgnaisasi pemerintah maupun organisasi swasta dewasa ini. Oleh sebab itu seorang pimpinan sangat dituntut peranannya untuk bagaimana memahami perilaku organisasi.
Robbins (2007:17) mengemukakan, memahami perilaku organisasi bagi seorang manajer merupakan hal yang sangat penting. Pandangan sepintas terhadap sedikit perubahan dramatis yang sekarang ini terjadi di banyak organisasi mendukung pertanyaan ini. Sebagai contoh, karyawan bisa menjadi lebih tua; semakin banyak wanita dan orang kulit berwarna berada di lingkungan kerja; pengecilan ukuran perusahan dan penggunaan pekerja temporer yang begitu banyak melemahkan ikatan kesetiaan yang dulunya mempererat karyawan dengan para pemberi kerja, sertra kompetisi global yang mengharuskan karyawan lebih feksibel dan belajar menanggulangi perubahan yang cepat. Dengan demikian tantangan yang sangat menonjol dihadapi oleh para pimpinan dalam setiap organisasi adalah masalah perilaku manusia itu sendiri.
berkembang. Perilaku organisasi hakikatnya mendasarkan pada ilmu perilaku itu sendiri.
Warren Bennis (Thoha, 2007:3) meramalkan bahwa 25 sampai 50 tahun mendatang kita semua akan ikut berpartisipasi menyaksikan akhir hayat dari birokrasi, dan kita akan mengetahui terbitnya suatu sistem sosial yang lebih baik dari abad kita sekarang ini. Selanjutnya Bennis menandaskan bahwa perubahan mendasar dari konsep-konsep nilai organisasi adalah di dasarkan pada kemanusiaan yang menghapuskan sifat-sifat depersonalisasi dari mekanisme sistem birokrasi.
Ramalan Bernis di atas seakan menempatkan factor manusia dalam organisasi bukannya semakin ditinggalkan melainkan semakin mendapat tanggapan yang hangat bagi para pemerhati dan para akademisi untuk mendiskusikan berbagai teori-teori organisasi di masa yang akan datang.
organisasi maka pasti organisasi akan stagnan. Dimensi kedua adalah dimensi konsep, yang merupakan motor penggerak dari dimensi pertama dan amat erat hubungannya dengan dimensi ketiga yakni dimensi manusia. Jika para birokra dalam bekerja hanya mengandalkan dimensi pertama, dan megabaikan dimensi kedua, atau bahkan menelantarkan dimensi ketiga, maka akan menimbulkan suatu iklim yang tidak respektif terhadap faktor pendukung utama organisasi yakni manusia. Oleh sebab itu ilmu perilaku organisasi mengurangi sikap birokrat yang tidak respektif tersebut, dengan menarik sebagian pandangannya terpusat pada perilaku manusia itu sendiri sebagai dimensi ketiga dalam sesuatu organisasi. (Thoha,2007:4).
B. Definisi Manaeer
C. Apakah yang seharusnya dilakukan oleh Manaeer
Manajer adalah seorang yang sangat berperan dalam suatu organisasi. Manajer berutugas untuk membuat keputusan, mengalokasikan sumber daya dan mengatur aktivitas anak buahnya untuk mencapai tujuan. Manajer melakukan pekerjaan dalam suatu organisasi. Sedangkan Organisasi adalah sebuah unit sosial yang terkoordinasi secara sistematis, dan didalamnya terdiri atas dua orang atau lebih dan berfungsi dalam suatu dasar yang relative terus-menerus guna mencapai satu atau serangkaian tujuan bersama.
D. Fungsi Manaeemen
Manajemen berfungsi untuk membuat perencanaan pengorganisasian kepemimpinan dan pengendalian.
1. Perencanaan (Planing) adalah proses yang meliputi pendefinisian tujuan suatu organisasi, penentuan strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan tersebut dan mengembangkan serangkaian rencana komphrensif untuk menggabung dan mengorganisasi berbagai aktifitas.
3. Kepemimpinan (Leader) adalah proses yang mencakup pemberian motivasi karyawan, pengaturan orang, pemilihan saluran komunikasi yang paling efektif dan penyelesaian konfik.
4. Pengendalian (Controling) adalah memantau aktifitas untuk memastikan akttifitas tersebut diselesaikan seperti yang telah direncanakan dan membetulkan penyimpangan-penyimpangan yang signifikan.
E. Peran Maneemen
Menurut Henry Mintzberg pada tahun - 1960 Manajer berfungsi untuk 10 peran dan digolongkan kedalam tiga golongan yaitu:
1. Peran antar personal.
Tokoh Utama : Pemimpin simbolis; diwajibkan melakukan sejumlah tugas rutin dari sebuah lembaga hukum atau social.
Kepemimpinan : Bertanggung jawab memotivasi dan mengarahkan karyawan.
Penghubung : Mempertahankan jaringan koneksi luar yang memberikan pertolongan dan informasi.
2. Peran informasional.
Penyebar : Meneruskan informasi yang diterima dari orang luar atau karyawan lain kepada anggota organisasi.
Juru bicara : Meneruskan informasi kepada orang luar mengenai rencana, kebijaksanaan, tindakan, dan hasil organisasi; bertindak selaku ahli dalam industri organisasi.
3. Peran pengambilan keputusan.
Kewirausahaan : Mencari peluang dalam organisasi dan lingkungannya serta memprakarsai proyek-proyek untuk membuat perubahan
Penyelesai masalah : Bertanggung jawab atas tindakan korektif ketika organisasi menghadapi gangguan penting yang tidak terduga.
Pengalokasi sumber daya : Membuat atau menyetujui keputusan-keputusan organisasi yang signifikan.
Negosiator : Bertanggung jawab mewakili organisasi dalam negosiasi
F. Keahlian Manaeemen
Para manajer dapat melihat keahlian atau kompetensi yang mereka butuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan mereka.
Robert Kartz mengidentifikasi tiga keahlian mendasar manajemen, yaitu :
2. Personal, dan baik secara individual maupun dalam kelompok.
Keahlian Konseptual (Conceptual Skill) : Kemampuan
manajer terlibat dalam empat aktivitas menejerial yaitu : 1. Manajemen tradisional.
BAB II PEMBAHASAN
A. Kaeian Atas Tugas Manaeer
Setelah Anda mengetahui tentang tugas-tugas seorang manajer baik dari segi fungsi, peran, keahlian, aktivitas, dan pendekatan pada manajemen, ini membuktikan bahwa setiap manajer mengenali begitu pentingnya mengelola manusia. Tidak perduli apakah hal tersebut sebagai “fungsi kepemimpinan”, “peran antar personal”, “keahlian personal”, atau “manajer tradisional, aktivitas manajemen SDM, komunikasi, dan pembangunan jaringan”, adalah jelas bahwa manajer perlu mengembangkan keahlian-keahlian personal mereka apabila ingin menjadi Sukses dan Efektif.
Setelah Anda mengetahui tentang pentingnya keahlian personal, maka kali ini akan mulai memasuki tentang Perilaku Organisasi. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) adalah Sebuah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi, yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan semacam ini guna meningkatkan keefektifan sebuah organisasi.
Jadi, Prilaku Organisasi adalah Sebuah bidang khusus yang mempunyai pokok ilmu pengetahuan yang umum. Perilaku Organisasi juga mengajarkan tiga faktor penentu perilaku dalam organisasi mulai dari individu, kelompok sampai stuktur. Selain itu, Perilaku Organisasi juga menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh tentang individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku untuk membuat organisasi bekerja secara efektif.
C. Melengkapi Institusi dengan Studi Sistematis
Sebelum lebih jauh, Anda harus tahu trlebih dahulu apa itu intuisi dan apa itu studi sistem. Intuisi (intuition) adalah
“Perasaan-perasaan instingtif yang tidak selalu didukung oleh
penelitian”. Studi sisitematis (systematic study) adalah
“Memerhatikan hubungan-hubungan, berusaha mengaitkan sebab
dan akibat, dan mengambil kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah”.
Ini bertujuan agar Anda terdorong untuk meningkatkan pandangan intuitif tentang perilaku menuju satu analisis sistematis, dengan
keyakinan bahwa analisis semacam itu akan memperbaiki akurasi Anda dalam menjelaskan dan memprediksi perilaku.
D. Disiplin Ilmu yang Mendukung Perilaku Organisasi
Perilaku Organisasi merupakan ilmu terapan yang dibentuk berdasarkan kontribusi dari sejumlah bidang ilmu yang berkaitan dengan perilaku. Adapun bidang ilmu utama yang terkait antara lain : psikologi, psikologi social, sosiologi dan antropologi.
1. Psokologi (Psychology) adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan, dan terkadang mengubah perilaku manusia dan makhluk lain.
2. Psokologi Sosial (Social Psychology) yaitu bidang dalam psikologi yang memadukan konsep dari psikologi dan sosiologi serta berfokus pada pengaruh seseorang terhadap orang lainnya.
3. Sosiologi (Sociology) mempelajari manusia dalam kaitannya dengan lingkungan sosial dan kultur mereka. 4. Antropologi (Anthropology) adalah studi kemasyarakatan
untuk mempelajari manusia dan aktivitas-aktivitas mereka.
E. Beberapa Hal Mutlak Dalam Perilaku Organisasi
memiliki beberapa konsep-konsep Perilaku Organisasi harus mencerminkan kondisi-kondisi yang situasional, atau mempunyai banyak kemungkinan.
Variabel kontineensi yaitu faktor-faktor situasional: variable-variabel yang meninjau hubungan antara dua variable-variabel atau lebih. Seperti itulah Perilaku Organisasi diibaratkan bahwa Perilaku Organisasi dikembangkan dengan cara mengambil konsep-konsep umum dan menerapkannya dalam situasi, individu, atau kelompok tertentu. Teori-teori Perilaku Organisasi mencerminkan persoalan pokok yang ditanganinya. Manusia adalah makhluk yang sangat kompleks dan rumit, dan demikian pula dengan teori-teori yang dikembangkan untuk menjelaskan tindakan-tindakan mereka.
F. Tantangan dan Peluang untuk Perilaku Organisasi
karyawan menyeimbangkan konfik kehidupan-pekerjaan, dan yang terakhir adalah meningkatkan perilaku etis.
BAB III KESIMPULAN
pada cara peningkatan produktivitas; mengurangi tingkat ketidak hadiran tanpa izin, perputaran karyawan, dan perilaku menyimpang di tempat kerja; serta meningkatkan perilaku kawargaan organisasional dan kepuasan kerja.
Perilaku Organisasi menggunakan studi sistematis untuk meningkatkan prediksi perilaku yang hanya berdasarkan intuisi. Tetapi karena manusia berbeda beda, kita harus melihat Perilaku Oranisasi dalam kerangka kerja kontinjensi, menggunakan variabel situasional untuk meninjau hubunganhubungan sebab dan akibat.
Daftar Pustaka
As’ad. Mohammad, Kepemimpinan Efektif Dalam Perusahaan : Suatu Pendekatan Psikologik,
Yogyakarta : Liberty, Cet. Kedua, 1986
Dharma, Agus, Gaya Kepemimpinan yang Efektif Bagi Para Manajer, Bandung :
Sinar Baru, 1984
Deep, Sam dan Lyle Sussman, Mengefektifkan Kinerja (Saran Untuk Menghadapi 44 Jenis Orang yang Menimbulkan Masalah di Lingkungan