• Tidak ada hasil yang ditemukan

VIII. Lampiran - 201707 Workshop Pembiayaan Materi Narsum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "VIII. Lampiran - 201707 Workshop Pembiayaan Materi Narsum"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Workshop Penyusunan Strategi Pembiayaan Pembangunan

1. Latar belakang:

 kebutuhan pendanaan program/kegiatan pembangunan meningkat di sisi lain Pemda dihadapkan pada keterbatasan kemampuan fiskal→ fincancial

gap→membutuhkan sumber-sumber pembiayaan lain.

2. Perubahan lingkungan eksternal:

 Kebijakan Pemerintah Pusat → DAU bersifat tidak final → bisa menjadi ancaman terhadap berkurangnya sumber pendapatan jika keuangan

daerah tidak terkelola dgn baik.

 Pemerintah Pusat mencangangkan lebih dari 200 Proyek Strategis Nasional di seluruh Indoensia → memberikan dampak pada keterbatasan

Pusat dalam mendukung proyek-proyek besar di DIY

3. Rencana Pembangunan infrastruktur :

Bandar Udara Kulonprogo, Tindaklanjut Pembangunan Tanjung

Adikarto, Penyelesaian JJLS, Pengembangan Transportasi Umum Massal

(Kereta Api Pendukung Bandara termasuk pembangunan Mono Rail

Transport, Pengembangan Bus Rapid Transit), dan lain sebagainya.

4. Pembiayaan pembangunan

 dalam arti sempit adalah mengurangi defisit anggaran → optimalisasi pendapatan asli daerah, utang

 dalam arti luas dilakukan dengan melibatkan aktor-aktor lain → CSR perusahaan, Kerjasama Pemerintah Badan Usaha

5. Peningkatan PAD melalui optimalisasi aset:

 Relatif mudah dilakukan karena terkait dgn aset yang dimiliki sendiri

(2)

sesuai dengan kebijakan perusahaan

7. Kerjasama Pemerintah Badan Usaha

 Pada proyek-proyek yang layak secara ekonomi atau memberikan pengembalian bagi pihak swasta

 Perlu dukungan kajian kelayakan bisnis

8. Pemda DIY dapat memberi peluang pada swasta /investor untuk ikut serta

dalam pengembangan wilayah khususnya pembiayaan infrastruktur seperti

pembangunan jalan tol,Integrated Systemuntuk Kota Cerdas, pembangunan

compact city, sebagai alternative pembiayaan non APBN dan APBD.

9. Tujuan dari Workshop ini adalah untuk merumuskan rekomendasi terkait

dengan kebutuhan pembiayaan pembangunan dalam kerangka RPJMD DIY

2017-2022

10. Pembicara:

a. Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A., Ak., CA. → Alternatif sumber-sumber

pembiayaan daerah dan Resiko-resiko dari setiap pilihan strategi

pembiayaan pembangunan

b. Arief Trihandoko, Kepala Bidang Perekonomian BAPPEDA Jawa Timur

(3)
(4)
(5)

Sumber-Sumber Pembiayaan

Daerah

Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A, Ak., CA.

Dari berbagai sumber

Otonomi

Daerah

Meningkatkan

Pelayanan

Keterbatasan

Anggaran

Latar Belakang

UU no. 22 Thn. 1999 UU no. 32 Thn. 2004 UU no. 23 Thn. 2014

Infrastruktur

Obligasi

Daerah

Perjanjian Kerjasama

(Public Private

Partnership

)

SRM 2 Roby Aditiya

(6)

1. Obligasi

Pinjaman daerah yang bersumber dari masyarakat dan diterbitkan

melalui pasar modal domestik dengan menggunakan mata uang

rupiah.

Pinjaman daerah yang bersumber dari masyarakat berupa obligasi

daerah yang diterbitkan melalui pasar modal.

Obligasi daerah diharapakan dapat mengurangi ketergantungan

daerah terhadap dana transfer dari pusat dan provinsi dengan

memanfaatkan dana dari masyarakat.

Karakteristik Obligasi Daerah (DJPK,

2007)

Merupakan pinjaman jangka panjang (lebih dari satu tahun) yang berasal dari

masyarakat.

Diterbitkan melalui penawaran umum kepada masyarakat di pasar modal

dalam negeri.

Dikeluarkan dalam mata uang rupiah.

Hasil penjualan digunakan untuk membiayai investasi sektor publik yang

menghasilkan penerimaan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

(7)

(PMK no. 07 tahun 2012)

Karakteristik kegiatan yang dapat didanai dengan obligasi daerah, antara lain:

Kegiatan investasi sarana dan prasarana dalam rangka penyediaan pelayanan publik

dan menghasilkan penerimaan bagi APBD

Sesuai dengan dokumen perencanaan daerah

Merupakan kegiatan baru atau pengembangan kegiatan yang sudah ada

Dibiayai sepenuhnya atau sebagian dari obligasi daerah

Kegiatan yang didanai dari obligasi daerah beserta barang milik daerah yang melekat

dalam kegiatan tersebut dapat dijadikan jaminan obligasi daerah

Menurut DJPK (2007), beberapa jenis kegiatan yang dapat didanai dari

obligasi daerah sebagai berikut:

Pelayanan air minum

Penanganan limbah dan persampahan

Transportasi

Rumah sakit

Pasar tradisional

Tempat perbelanjaan

Pusat hiburan

Wilayah wisata dan pelestarian alam

Terminal dan sub-terminal

Perumahan dan rumah susun

(8)

2. Perjanjian Kerjasama Pemerintah dengan

Badan Usaha (

Public Private Partnership

)

Perjanjian

kerjasama

pemerintah

adalah

kesepakatan tertulis untuk penyediaan infrastruktur

antara Menteri/ Kepala lembaga/ Kepala daerah

dengan

Badan

Usaha

yang

ditetapkan

melalui

pelelangan umum.

Tujuan Kerjasama Pemerintah

Mencukupi kebutuhan pendanaan secara berkelanjutan dalam penyediaan

infrastruktur melalui pengerahan dana swasta

Meningkatkan kuantitas, kualitas, dan efisiensi pelayanan melalui persaingan sehat

Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pemeliharaan dalam penyediaan infrastruktur

(9)

Jenis infrastruktur yang dapat

dikerjasamakan dengan Badan Usaha

In

fr

as

tr

u

kt

u

r

Transportasi

Pelabuhan, Bandara, Jaringan rel, Stasiun

KA

Jalan

Jalan tol dan Jembatan tol

Pengairan

Saluran membawa air baku

Air minum

Bangunan pengambilan air baku, jaringan

transmisi, jaringan distribusi, instalasi

pengelolaan air minum

Air limbah

Instalasi pengelolan air limbah

Telekomunikasi

Jaringan telekomunikasi

Ketenaga listrikan

Pembangkit, transmisi tenaga listrik

Minyak dan gas

(10)

3. Coorporate Social Responsibility (CSR)

CSR adalah

komitmen perseroan untuk

berperan serta dalam pembangunan ekonomi

berkelanjutan

guna

meningkatkan

kualitas

kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik

bagi

perseroan

sendiri,

komunitas

setempat,

maupun masyarakat pada umumnya.

CSR

juga

merupakan

kewajiban

perseroan

yang

dianggarkan

dan

diperhitungkan

sebagai

biaya

perseroan

yang

pelaksanaannya

dilakukan

dengan

memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

Contoh:

Taman kota di Kalijodo by Sinarmas, 14 Gedung SMK di

Kudus

by

Djarum

Foundation

Bakti

Pendidikan,

(11)

2 alasan pemerintah

harus

terlibat dalam pengembangan dan

pelaksanaan

Corporate Social Responsibility

(CSR), yaitu:

Alasan

defensive:

langkah nyata pemerintah mengarahkan

CSR untuk memberikan manfaat yang positif bagi lingkungan

sekitar dan meminimalkan efek negative terhadap komunitas

lokal, lingkungan, maupun pasar lokal.

Alasan

proaktif:

memberikan

dukungan

mengenai

pengembangan CSR melalui kebijakan pelaksanaan CSR.

Risiko Obligasi Daerah

Pemerintah daerah mengalami gagal

bayar, baik bunga ataupun nilai jatuh

tempo obligasi daerah

(12)

Risiko

Public Private Partnership

Risiko Politik Risiko Kinerja Proyek Risiko Permintaan

Pengertian Kebijakan sepihak dari

pemerintah/ negara yang secara langsung dan signifikan berdampak pada kerugian financial Badan Usaha

Risiko yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek

Risiko yang ditimbulkan akibat lebih rendahnya permintaan atas barang/ jasa yang dihasilkan oleh proyek kerjasama dibandingkan dengan yang dijanjikan

Contoh Risiko pengambilalihan

aset,

Risiko perubahan peraturan perundang-undangan, Risiko pembatasan konversi mata uang dan repitalisasi dana

Risiko lokalisasi, Risiko operasional

Kebijakan pemerintah yang dipengaruhi oleh perusahaan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Penerbitan Obligasi Daerah

Kemampuan atau kapasitas fiskal pemerintah daerah

Kesiapan SDM Pemerintah daerah yang yang memiliki kemampuan

pengelolaan investasi dan utang

(13)

Faktor-Faktor Penghambat Penerbitan

Obligasi Daerah

Ketidaksiapan pemerintah daerah dalam pengelolaan utang

secara organisasi maupun administrasi

Prosedur panjang penerbitan obligasi daerah yang melibatkan

banyak pihak seperti DPRD, Kementerian Keuangan, dan OJK

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Public Private Partnership

(PPP)

Daya tarik proyek yang

akan dibiayai dengan PPP

Tingkat dukungan

masyarakat setempat

dengan dewan

perwakilan dan

(14)

Faktor-Faktor Penghambat

Public

Private Partnership

(PPP)

Kualitas

SDM

pengelola

proyek

pemerintah

yang belum

memadai

(15)

1

Disampaikan pada : “Workshop Strategi Pembiayaan Pembangunan Daerah“ Bappeda Prov, DIY Oleh : Arief Tri H.

Provinsi Jawa Timur

2

(16)

3 6,1

6,5

6,23

5,58 5,02 4,88 5,02

6,31

6,44

6,64

6,08 5,86 5,44 5,55

0

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

GROWTH NASIONAL GROWTH JAWA TIMUR

Dalam (%)

SHARE 64.56 62.77 62.59 62.71 62.05 60.62 59.75

GROWTH 4.86 4.49 5.48 6.57 6.33 3.36 2.76

PEMBANGUNAN BIDANG EKONOMI

(Pertumbuhan Ekonomi Nasional & Jawa Timur)

0 2 4 6

2011 2012 2013 2014 2015

ANGKA KRIMINALITAS PER 10.000 PENDUDUK

5.000 10.000 15.000 20.000

2011 2012 2013 2014 2015 2016*

JUMLAH TINDAK KEJAHATAN

500 1.000 1.500

2011 2012 2013 2014 2015 2016*

JUMLAH DEMO

Jumlah Tindak Kejahatan, Angka

Kriminalitas Dan Demo Di Jawa Timur

Cenderung Mengalami Penurunan

(17)

5

3 4 5

2010 2011 2012 2013 2014 2015 Agust-16 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA

0,30

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 INDEKS GINI penduduk berpendapatan 40% terbawah menikmati hasilDisparitas Versi Pemerataan pendapatan Bank Dunia

kegiatan ekonomi sebesar 18,77%ketimpangan rendah

63

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

11

2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sep-16

TINGKAT KEMISKINAN

6 * The data is from 2014 secondary data from official sources and 2016 primary data based on ACI’s perception survey minus Bangka Belitung Islands)

Source: Asia Competitiveness Institute

ekonomi Tarik Thd Investasi

Dlm & Jasa Ekonomi

Perencanaan Pemerintahan &

Institusi Perencanaan Pemerintahan &

Institusi 2

Persaingan Standar Regulasi & Penegakan Hukum

Institusi, Pemerintahan & Kepemimpinan

Kebijakan Pemerintah & Ketahanan Fiskal

Keuangan, Bisnis & Tenaga Kerja

Keuangan, Bisnis & Tenaga Kerja

3

Kinerja ProdduktifitasFleksibilitas Pasar Tenaga

Kerja

Kemampuan Finansial & Efesiensi Bisnis

Kualitas Hidup & Pengembangan

Infrastruktur Kualitas Hidup & Pengembangan

Infrastruktur 4

Infrastruktur FisikInfrastruktur TeknologiStandar Hidup,

(18)

7

7

DINAMIKA GLOBAL

2 X KENAIKAN 0,75 %

(19)

9

Sumber : BI, Surabaya

KINERJA PERBANKAN

KETERANGAN BANK UMUM

Jan-15 Jan-16 Jan-17 (%)

• Total Aset (Miliar) 468.679 515.840 552.481 7,10 • DPK (Miliar) 380.889 415.010 453.839 9,36

• LDR (%) 88,20 87,80 85,62 -2,48

• NPL (%) 2,05 2,08 2,89 39,35

• Kredit (Miliar) 335.772 364.368 388.586 6,65

o Modal Kerja 199.358 213.696 221.250 3,53 o Investasi 47.612 52.639 59.418 12,88 o Konsumsi 88.802 98.033 107.918 10,08 Kredit UMKM (Miliar) 90.166 101.260 114.491 13,07

NPL UMKM (%) 4,26 4,04 3,54 -12,31

10

SUKU BUNGA

DASAR KREDIT

Data Posisi Akhir Nov. 2016

Sumber : BI, Surabaya 2017

 Double Digit

 Usaha di sektor riil apa yang keuntungannya lebih besar dari Deposito dan Suku Bunga Kredit tsb ?

(20)

11

SURVEY LITERASI KEUANGAN

JAWA TIMUR

Sumber : OJK, 2016 (Survey 2015 – KR3)

PROPORSI KREDIT PERTANIAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

PERDAGANGAN BESAR & ECERAN

PENERIMA KREDIT BUKAN LAPANGAN USAHA TRANS, PERGUDANGAN & KOMUNIKASI SEKTOR LAINNYA

(21)

13

Sumber : BPS, 2016 (data diolah)

Keterangan :

Realisasi Pengeluaran Pemerintah Provinsi (government spending) adalah realisasi / perhitungan APBD Provinsi pada tiap tahun anggaran

Pemerintah Provinsi

Kontribusi (APBN + APBD Prov dan Kab/Kota) di Jawa Timur Tahun 2015 Sebesar9,16%dari total PDRB Jawa TimurShare Kecil !!!!

(22)

15

C. FAKTA MANAJEMEN PENERIMAAN

870,99 992,39

1.169,91

1.358,20

1.502,00

1.635,37 1.761,64

1.786,22 1.750,30 1.000,84 1.126,14

1.320,75

1.548,31

1.726,19

1.876,87 1.984,14

2.082,94 2.080,50

(129,84) (133,75) (150,84) (190,11) (224,19)

(241,50) (222,51) (296,72) (330,20)

142,56 133,90 153,61 194,53 241,05 254,93 242,51 299,25

385,00 12,72 0,15 2,77 4,42 16,86 13,43 20,00 2,52 54,80 (500,00)

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

(Dalam Triliun)

Total Belanja Total

Angka Penerimaan 3 Tahun Terakhir RelitifSTAGNAN

DefisitDitutup dari :

a) SBN berupa SUN & ORI (Dana Masyarakat)Mempengaruhi Likuiditas Perbankan b) Pinjaman Luar Negeri

Realisasi Pajak :

2015 : Defisit 239 T (81,51 %)2016 : Defisit 250 T (81,55%)

Penerimaan Pembiayaan :

Obligasi Pemerintah

Pengeluaran Pembiayaan :

Penarikan Pinjaman LN

Pembayaran Cicilan Pokok Utang LN

Penerusan Pinjaman

1. APBN TA. 2009-2017

4,63

14,90 14,62 14,90

2,05 2,41 2,41

2,83 3,17 3,65 3,60

9,24 13,03

0,01 0,05 0,06

2,88 2,84 2,85 3,75

0,07 0,01

0,00

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 PENDAPATAN ASLI DAERAH :

Pajak Daerah;

Retribusi Daerah;

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan;

Lain-lain Pad Yang Sah

DANA PERIMBANGAN :

Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak;

Dana Alokasi Umum;

Dana Alokasi Khusus

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH:

Pendapatan Hibah;

Dana Penyesuaian Dan Otonomi Khusus;

PAD Prov. JATIM relatif lebih mandiri

Selama 3 Tahun terakhir PAD Prov. JATIM Relitif STAGNAN (dampak perlambatan ekonomi)

Dampak penyerahan urusan (P3D) seperti BOS, Gaji Guru, SMA/SMK (DAU)

(Dalam Triliun)

(23)

17

3. Penerimaan Kabupaten/Kota Di Jawa Timur 2009-2017

(Dalam Triliun)

PENDAPATAN ASLI DAERAH DANA PERIMBANGAN

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG

SAH 2,94

3,55

5,64 6,29 7,41

11,35 12,28 13,75

15,24

24,91 25,54 27,53

32,91 35,36

40,08

50,86 51,72 54,02

1,87 3,01 9,93

6,98 8,07

15,13

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

PENDAPATAN ASLI DAERAH :

• PAJAK DAERAH;

• RETRIBUSI DAERAH;

• HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN

• LAIN-LAIN PAD YANG SAH

DANA PERIMBANGAN :

• DANA BAGI HASIL PAJAK/BUKAN PAJAK;

• DANA ALOKASI UMUM;

• DANA ALOKASI KHUSUS;

• BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU;

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH:

• HIBAH;

• DANA DARURAT;

• PENDAPATAN LAINNYA;

• DANA PENYESUAIAN OTONOMI KHUSUS;

• BANTUAN KEU DARI PROV/DANA DESA

Kab/Kota Masih tergantung dana Transfer

3 Tahun TerakhirRelatif STAGNANTingkat Stimulus “G” Melambat

(24)

19

LOGICAL FRAME WORK

EURO SCEPTISCISM ASkeluar TPP

FFR 2016 : 0,5 – 0,75

New Normally

Vollatilitas Pasar Keuangan Meningkat

Pertumbuhan

Perdagangan & Investasi Melambat

PROTEKSIONIS EKSPOR LN MELAMBAT

Slide Hal 11

CAPITAL OUTFLOW

Tekanan kursSBI TerpengaruhSuku Bunga

Bank Terpengaruh

Penerimaan Dalam Negeri Relatif Stagnan (bahkan realisasi PAJAK

2015 & 2016 TIDAK TERCAPAI)

DINAMIKA GLOBAL EKSTERNAL

2017 Naik 3 X 2019 : 3 %

SOLUSI (STRATEGI PEMBIAYAAN)

SEGMEN PELY.SOSIAL DASAR PENDIDIKAN, KESEHATAN

(Fasilitasi) & POVERTY (afirmatif) SEGMEN UMKM

SEGMEN

BESAR

SEKTOR PRODUKTIF

NON PRODUKTIFCharity

PRODUKTIFPEMBERDAYAAN + PENDAMPINGAN

Non fiscal insentif/ MOBILISASI

STIMULASI

Dagulir Penjaminan Kredit Tani Loan Agreement Bussiness Keamanan &

Perijinan

JALIN KESRA

JALIN MATRA

493.004 RTSM 2010 – 2014

Feminisasi Kemiskinan,

Kerentanan Kemiskinan, Bantuan RTSM Mulai 2015

Infrastruktur Agroinput Standardisasi Produk Pembentukan LKM Pembiayaan Bunga Kompetitif

SMK MINI, VOKASIONAL

PONKESDES, TAMAN POSYANDU (PROMOTIF PREVENTIF)

B. MANAJEMEN GOVERNMENT SPENDING PROVINSI JATIM

TIM PENGEMBANGAN

(25)

21

LKM - Kelompok Fungsional

L M D H KOPWAN

KOPKAR

a. MEMBENTUK LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM)

STRATEGI FISKAL

KOPPONTREN

22

(26)

23

Penjaminan oleh JAMKRIDA

Pola: Penyertaan Modal

Dana Bergulir s.d 2016 Total plafon Rp. 916,98 M (16.719 Debitur UMKM)

Suku bunga : Kredit Pengadaan Pangan 3 % Kredit Produktif 4 % ( ≤ 100 Jt) & 6 % (>100–500

Jt)

Pola : Penyertaan Modal

PT. BPR Jatim (BANK UMKM) Total Rp 200 M

Suku bunga 6 % + Penjaminan oleh PT. JAMKRIDA Rp. 25 Miliar

Pola : Loan Agreement

(Pemprov Jatim – PT. BANK JATIM)

2016 = Rp. 400 M 2017 = Rp. 200 M LPDB = Rp. 425 M

Skema Bunga Kompetitif dan Penjaminan Resiko Kredit

Kredit Produktif/ Ekspor Kredit Tani Kredit Industri Primer

PENJAMINAN

LOAN AGREEMENT

1. Pinjaman Anggaran Pemprov Jatim ke Bank Jatim Rp 400 M (APBD Tahun Anggaran 2016)

2. Skema : Linkage Prog kepada BPR milik Pemkab/Kot

3. Sasaran UMKM Sektor Primer dengan : oBunga Murah

oCara Mudah & oLayanan Cepat

4. Struktur Bunga :

o Penempatan APBD Pemprov ke Bank Jatim

bunga 2 % /Th

o Suku bunga Kredit Bank Jatim ke BPR

5 % efektif / Th (termasuk 2 % unt PEMPROV)

o Suku bunga Unit PT. Bank Jatim & BPR ke UMKM

(end-user) antara

Pergub Jawa Timur No. 37 Th 2016 tentang Perubahan atas Pergub Jawa Timur No. 2 Th 2016 tentang Pemberian Pinjaman Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur Kepada PT. BPD Jawa Timur Tbk.

Pengembangan Usaha Industri Primer

PEMPROV

Unit PT. Bank Jatim, PT. BPR Milik PT Bank UMKM & PT. BPR milik Kab/Kota

UMKM

(27)

25

SKPD MENANGANI UKM MANDIRI

EXPENDITURE REFORM

(

on going

)

CHARITY STIMULUS FASILITASI

UPT. Berorientasi Ekonomi (BLUD)

Pelabuhan Perikanan, Balai

Benih SKPD URUSAN

SOSIAL (KEMISKINAN)

SKPD MENANGANI UKM START UP

BANKING SYSTEM

Rumah Sakit (BLUD)

BUMD

CORPORATE BOND SKPD URUSAN

SOSIAL (PENDIDIKAN,

KESEHATAN)

26

KERJASAMA PEMERINTAH BADAN USAHA

(KPS SPAM UMBULAN)

RENCANA SISTEM JARINGAN PRASARANA PENGEMBANGAN SPAM REGIONAL

(28)

27

PENGEMBANGAN PELABUHAN BARU – PROBOLINGGO

Operator : PT. Delta Arta Bahari Nusantara (DABN) / anak perusahaan PT. Petrogas Jatim Utama (PJU) BUMD Provinsi Jawa Timur

Estimasi Pembiayaan Untuk Jetty 3± Rp. 1,95 T :

o Dermaga 3 Rp. 1 T

o Peralatan (crane dll) Rp. 200 M

o Reklamasi & Pengerasan Rp. 750 M

(60 Hasudah terlaksana ± 30 Ha)

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (BUMD/PTB to B)

INVESTOR:PT. WASKITA BUMI WIRA

Panjang (Km)

KRIAN-LEGUNDI-BUNDER-MANYAR : 38,290 Km

Seksi I (Krian-Kedamean) : 8,700 Km

Seksi II (Kedamean-Boboh) : 10,300 Km

Seksi III (Boboh-Bunder) : 10,170 Km

Seksi (Bunder-Manyar) : 9,030 Km

Status Project : Joint Venture :

• Waskita Tol Road (WTR) 55 %

• Energi Bumi Mining 25 %

• PT. PWU 20 %

USULAN PEMPROV. JATIM :

a. Agar Pembiayaan Proyek Tol Krian – Legundi – Bunder – Manyar dimasukkan pada skema penugasan Pemth.mengurangi cost transport yg tinggi dr kawasan Industri ke Tanjung Perak b. Agar Pembiayaan Proyek masuk pada skema penugasan (PT. SMI ;

resiko dicover oleh PT. PII)

c. Menteri BUMN agar menyetujui Pemprov. Jatim menjadi pemegang saham mayoritas (alasan : inisiator proyek ; berada pada teritori Jawa Timur)

TOL KRIAN-LEGUNDI-BUNDER-MANYAR

(29)

29

PENGEMBANGAN KAWASAN PUSPA AGRO

SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN STOCK AGRO PRODUK

Lahan Terbangun ± 25 Ha Lahan Belum Terbangun ± 25 Ha

Kebutuhan Investasi :

a. Akses Tol Puspa Agro Ke KM 19 (Tol Sidoarjo) : Rp. 206.250.000.000,-b. Pengembangan Kawasan

(Pergudangan, DryPort, Ruko, Cold Storage) : Rp. 265.770.000.000,- + Total Kebutuhan Investasi : Rp.

472.020.000.000,-Modal Kerja Buffer Stock Pangan : Rp.

500.000.000.000,-PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (BUMD/PTB to B)

30

 Skema : BLUD melakukan pinjaman langsung dengan PT. SMI

 Penggunaan Pinjaman:

o Infrastruktur gedung pelayanan o Alat Kedokteran dan Kesehatan

Struktur Bunga :

Suku Bunga dibawah suku bunga Bank Konvensional

 Tingkat suku bunga adalah sebesar imbal hasil Surat Berharga Negara dengan tenor setara ditambahkan 0,75%

Dasar hukum : - Permendagri No. 61/2007 ttg Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD

- Permendagri No. 13/2006 sebagaimana telah diubah dengan Permendagri No. 21/2011 ttg Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

(30)

31

DASAR HUKUM

1. RSUD Dr. SOETOMO PROVINSI JAWA TIMUR

2. RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

3. RSUD Dr. SOEDONO MADIUN PROVINSI

JAWA TIMUR

1. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor : 188/438/KPTS/013/2008 tentang Penetapan RSUD Dr. Soetomo Provinsi Jawa Timur sebagai BLUD Tanggal 30 Desember 2008;

2. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor : 188/439/KPTS/013/2008 tentang Penetapan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Provinsi Jawa Timur sebagai BLUD Tanggal 30 Desember 2008;

3. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor : 188/440/KPTS/013/2008 tentang Penetapan RSUD Dr. Saiful Soedono Madiun Provinsi Jawa Timur sebagai BLUD Tanggal 30 Desember 2008;

BLUD

BLUD PROVINSI JAWA TIMUR

DASAR HUKUM

L A N J U T A N . . .

6. 6 (SEMBILAN) UPT pada Dinkes Prov. Jatim sebagai BLUD Penuh :

e. Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakiit Paru Surabaya;

f. Balai Kesehatan Mata Masyarakat Surabaya;

3 (Tiga) UPT pada Dinkes Prov. Jatim sebagai BLUD Bertahap :

a. RS Khusus Paru-Paru Dungus Madiun; b. Balai Pemberantasan dan Pencegahan

Penyakiit Paru Madiun;

c. Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakiit Paru Pamekasan

6. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor

: 188/529/KPTS/013/2009 tentang

Penetapan 9 (SEMBILAN) UPT pada

Dinkes Prov. Jatim sebagai BLUD

(31)

33

3. SKEMA PEMBIAYAAN BARU KE DEPAN

(BAHAN DISKUSI AKADEMISI, PEMERINTAH DAN LEMBAGA KEUANGAN)

KERJASAMA PEMERINTAH BADAN USAHA

(UMBULAN WATER SUPLY PROJECT)

1. PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP

HARGA AIR BERSIH UMBULAN, JIKA :

SWASTA = Rp. 7.000 / M3

PPP = Rp. 2.400 / M3

34

(32)

35

(Program Kemitraan Bina Lingkungan)

5. LOAN AGREEMENT BUMN – BUMD

(PT BANK UMKM)

PT PELINDO III PT SEMEN INDONESIA

(Pinjaman Lunak) ( H i b a h )

PT Bank UMKM PRIMER - SEKUNDER PEMPROV – BANK JATIM

EXISTING : 400 M (2016), 200 M (2017) BUNGA : 7 – 9 % / THN

DI PEDESAAN

EXISTING : SHARE PERTANIAN THD PDRB =13,31 %

Note : Pelaksanakan Program Kemitraan & Bina Lingkungan dapat dilaksanakan melalui BUMN atau Anak Perusahaan (PERMEN BUMN No. PER-09/MBU/07/2015)Perubahan PERMEN agar BUMD juga dapat melaksanakan PKBL

INOVASI INFRASTRUKTUR PEMBIAYAAN

COMPETITIVE

SUSTAINABILITY

INNER SATISFACTION TRUST FACTOR

Kepuasan Batin BANK

BANK

NEW FINANCING INFRASTRUCTURE

SYARIA MODEL

P e n j a m i n a n R e s i k o

( P T. J A M K R I D A )

B U M D P e m p r o v J a t i m

Penyertaan Modal Eksternal

(Non APBD)

BANK

(33)

37

PERTUMBUHAN LIMA TAHUN KOP BMT UGT PENDAPATAN KAS ‘2011 – 2015’

3.133.976.000.000

2011 2012 2013 2014 2015

1.825.057.000.000

PERTUMBUHAN LIMA TAHUN KOP BMT UGT KEKAYAAN (ASSET) ‘2011 – 2015’

Sumber : Kop BMT UGT Sidogiri, 2016

38 Forum CSR Kabupaten/Kota

(18 Forum CSR)

Struktur Kelembagaan Forum Pelaksana CSR Provinsi

(34)

39

Terdiri dari 30 perusahaanrepresentasi BUMD, BUMS, BUMN

REK API T U LASI U SU LAN K EGI ATAN N ON APBD/APBN

da ri K AB/KOTA & SK PD PROV (H a sil Ra kor Pe nda na a n Pe m ba nguna n 2 3 – 2 4 Fe brua ri 2 0 1 7 & M usre nba ng Prov. )

1 .6 9 8

usula n

1 6 5 6 usula n CSR ( 1 3 3 3 da ri K a b/Kot a , 3 2 3 da ri OPD Provinsi)

2 3 usula n K PBU ( 1 2 usula n K a b/kot a , 1 1 usula n OPD Provinsi)

1 9 usula n Le m ba ga Pe m e rint a h M it ra

Pe m ba nguna n ( 1 5 K a b/Kot a , 4 OPD Provinsi)

TRANSFER KE DAERAH STAGNAN

(KAB / KOTA)

PAJAK/ PENERIMAAAN NEGARA STAGNAN

SEKTOR RIIL MELAMBAT

Termasuk Industri Manufaktur

EKSTERNAL = PINJAMAN

INTERNALSUNEKSESLIKUIDITAS PERBANKAN

ORI

PROVINSI

PAD STAGNAN

SOLUSI

STRATEGI PEMBIAYAAN

APBD OPDBLUD

 • PROTEKSIONIS

(35)

41

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Ketiga, ketika terjadi pertukaran antara kedua belah pihak, maka pada kedua pihak telah terjadi pertukaran “nilai-nilai” yang tidak sama (Tamagola, 1990). Penjual memberikan

Perancangan ini merupakan wujud kepedulian untuk melestarikan dan mengajarkan kembali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam lagu dolanan kepada anak-anak jaman sekarang dengan

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan membandingkan daftar aset tetap yang dibuat oleh saudari ester dengan fisik aset tetap tersebut, terutama untuk

Pilihlah jawaban SS (Sangat Sesuai) untuk pemyataan yang sangat sesuai dengan d.irimu, S (Sesuai) untuk pernyataan yang sesuai menggambarkan d.irimu, TS (Tidak Sesuai) untuk

Sehubungan dengan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka alat pengumpul data pada penelitian ini adalah , (1) Lembar observasi guru, alat yang digunakan untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa supply vessel yang mempunyai biaya operasional yang minimum adalah platform supply vessel dengan kapasitas dan pola operasi untuk dua

Analisa regresi linier berganda menunjukkan bahwa terdapat hubungan dan pengaruh dari pasang surut dan parameter fisik sungai meliputi debit sungai, jarak jangkauan dan kedalaman