• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA ACARA PENYELENGGARAAN UJIAN TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA ACARA PENYELENGGARAAN UJIAN TUGAS AKHIR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN DAN KEBUMIAN

PROGRAM SARJANA (S1) DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FTSPK – ITS

BERITA ACARA PENYELENGGARAAN UJIAN

TUGAS AKHIR

Pada hari ini Selasa tanggal 7 Juli 2020 jam 09.00 WIB telah diselenggarakan UJIAN TUGAS AKHIR

Program Sarjana (S1) Departemen Teknik Sipil FTSPK-ITS bagi mahasiswa:

NRP

Nama

Judul Tugas Akhir

03111640000093

Savira Sanya Kirana

Aswanda

Perencanaan Timbunan dan Perbaikan Tanah Dasar

pada Proyek Jalan Tol Balikpapan - Samarinda STA

9+550 s/d STA 9+850

1. Dengan perbaikan/penyempurnaan yang harus dilakukan adalah :

Lihat Lampiran

2. Rentang nilai dari hasil diskusi Tim Penguji Tugas Akhir adalah : A / AB / B / BC / C / D / E

3. Dengan hasil ujian (wajib dibacakan oleh Ketua Sidang di depan Peserta Ujian dan Penguji) :

□ Lulus Tanpa Perbaikan

□ Lulus Dengan Perbaikan

□ Mengulang Ujian Seminar dan Lisan

□ Mengulang Ujian Lisan

Tim Penguji (Anggota)

1. Ir. Suwarno, M.Eng (Pembimbing 1)

2. Putu Tantri Kumala S., ST. MT (Pembimbing 2)

3. Musta'in Arif, ST. MT

4. Ir. Retno Indryani, MS

5. Prof.Ir. Indrasurya B. Mochtar, MSc.PhD

Surabaya, 7 Juli 2020

Mengetahui,

Sekretaris Departemen

Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

Data Iranata, ST. MT PhD

NIP 19800430 200501 1 002

Ketua Sidang

(...Indrasurya B. Mochtar...)

(2)

FORM PERBAIKAN/PENYEMPURNAAN

UJIAN TUGAS AKHIR

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FTSPK - ITS

Nama Mahasiswa : Savira Sanya Kirana Aswanda

NRP : 03111640000093

Perbaikan/Penyempurnaan :

1. Abstrak.

Pada abstrak dalam bhs. Inggris istilah tanah dasar pada alinea ke 2 diganti menjadi subgrade soil, padahal seharusnya original soil.

2. Pada abstrak dituliskan bahwa yang paling ekonomis adalah sistem micro piles sebagai penguat. Hal ini jarang terjadi, mohon dicheck kembali pada

perhitungannya, mungkin ada yang salah. 3. Latar belakang.

- Paragraph pertama terlalu panjang, jadikan 2 alinea saja. - Paket 04 Palaran - JM II - statiunnya kog tidak cocok? - Juga Paket 05, stasiunnya supaya dikoreksi.

4. Katanya yang bermasalah hanya pada sebagian ruas pada Paket 04. tetapi mengapa pada data bore log diberikan semua data tanah dari Sta. 7 +975 s/d Sta. 10 + 525? (Gambar 1.2)

5. Kog tidak sama antar STA di Gambar 3 denga di Gambar 2, katanya yang dipersoalkan adalah hanya pada kondisi tanah lunak Sta. 9+550 s/d 9+850 saja?

6. Halaman 5. Ada pernyataan ganjil sbb. Pada alinea ke 2,... "untuk menghindari permasalahan yang terjadi pada beberapa lokasi di Sta. 5 s/d Sta. 8 perlu

diberikan perkuatan pada timbunan" Masalah apa toch yang telah terjadi pada sta. 5 dan 8 ini? Mengapa perlu perkuatan goetextile dan micro piles?

7. Pada alinea terakhir Latar Belakang ada pernyataan... Tugas Akhir ini

diharapkan dapat menjadi solusi dalam permasalahan pembangunan Jalan Tol Balikpapan - Samarinda... dst. Lho, masalahnya dalam pembangunan jalan tol ini apa, kog tidak diterangkan sebelumnya dalam Latar Belakang?

8. Rumsan Masalah:

- Perumusan Masalah no.1 bukan permasalahan.

- Masalah No. 6 dan 7 supaya dibalik urutannya. No. 7 dulu baru No. 6 9. Tinjauan Pustaka.

- Peramaan 2.50 halaman 32, dari mana sumbernya?

- Pers. 2.60 hal. 38.  ini apa? Juga dr mana sin dan cos ? - Pers. 2.67 hal. 41. Apalagi  di sini?

- Pers. 2.70. Apakah C di sini?

10. Pada Tinjauan Pustaka juga tidak ada theori tentang kenaikan daya dukung tanah setelah tanah mengalami konsolidasi.

(3)

- halaman 55, Cv satuannya apa di sini?

- Gambar 4.2. tidak jelas bentuk stratigrafi tanahnya seperti apa.

12. Gambar 4.3 ada Zoning A, B, C, dan D untuk ketinggian tanah bervariasi tiap zoning-nya. Mengapa harus zoning? Mengapa tidak diambil tinggi-tinggi

timbunan tertentu saja, misalnya 5 m, 6 m, 7 m, 8 m, dan 9 m sebagai patokan untuk perhitungan, dan nanti tinggi-tinggi yang lainnya dapat di-interpolasi saja dari hasil di atas? Awas tinggi timbunan yang direncanakan itu adalah tinggi akhir = Hakhir.

13. Tabel 5.1. masih salah, apa maksudnya titik pusat di sini? Letak atau kedalaman, kalau letak terhadap apa? Kan kedalaman titik pusat z sudah mencukupi untuk perhitungan?

14. Hal 64 - 65. Besar q timbunan supaya diambil mulai sekitar H akhir = 5 m, 6 m, s/d H akhir = 9 m. Cari dari perkiraan q ini (= q akhir) dari rumus hubungan antara q akhir dan Hakhir.

15. Halaman 71. p akibat perkerasan jalan = 1.35 ton/m2. Harga p ini bekerja di puncak timbunan badan jalan. Jadi kalau mau dihitung untuk penurunan tanahnya, harus ada penyebaran tegangan dulu sampai ke lapisan-2 tanah di bawah timbunan. Biasanya kalau sudah disebar begini, penurunan tambahan akibat beban perkerasan jalan relatip kecil sehingga dapat diabaikan.

16. Tabel 5.3 s/d 5.6 dihapus saja, tidak relevan.

17. Juga sub.bab 5.1.3. langsung saja mulai dari Hakhir = 5m, 6m,... dst.

18. Tabel 5.9. Hitung lagi dengan cara yang disarankan. Kedalaman PVD sampai di mana? Bagaimana kalau tanpa PVD?

Catatan; H bongkar traffik diabaikan saja,biarkan saja tanpa pembongkaran akibat traffic, karena nilai penurunan tanahnya relatif kecil.

19. Sub-bab. 5.1.5. Hawal dan Hakhir ini untuk kedlaman PVD berapa?

20. Gambar 5.1 dan 5.2 praktis sama, jadikan satu saja. Juga untuk kedalaman tanah yang memampat antara 22.5 m dan 24 m hampir sama, ambil rata-ratanya saja di 23 m, tidak uasah terlalu njlimet.

21. Tabel 5.12, untuk Panjang PVD berapa?

22. Halaman 77. Perhitungan waktu konsolidasi dan kedalaman konsolidasi Sc supaya dihubungkan dengan Hakhir.

23. Halaman 89. Hfinal = 5.9 m dan Hfinal = 6.8 m, apa tidak salah?

24. Su.-bab 5.4.1. halaman 93. Cu tanah = 0.18 ton/m2, tanah apa ini? kog kecil sekali?

25. kalau digunakan PVD yang dapat mengalirkan air dengan relatif cepat, tidak

perlu ada hitungan timbunan bertahap. Langsung saja dianggap tanahnya

sudah terkonsolidasi 100% di akhir timbunan bertahap.

Jadi perencanaan timbunan bertahap hal. 94 s/d 104 ditiadakan saja, karena

dalam waktu hanya 8 minggu konsolidasi sudah selesai. 26. Seharusnya yang dibandingkan adalah :

(4)

a. Perencanaan timbunan dengan geotextile saja, tanpa PVD. b. Perencanaan timbunan denga geotextile dan PVD.

c. Perencanaan cerucuk saja, tanpa PVD dan tanpa geotextile (tidak ada perncanaan cerucuk dan PVD sekaligus, karena tidak mungkin merusak PVD setelah cerucuk dipasang).

27. Tabel 6.6. kalau dipakai Lpakai geotextile = 27 meter, bukankah kiri dan kanan timbunan sudah akan menyebabkan geotextilenya menyatu ke seluruh lebar timbunan? Jumlah geotextile haruslah yang terbanyak dari berbagai lingkaran keruntuhan dan SF yang berbeda, mulai SF minimum s/d SF terbesar

mendekati 1.0.

28. Juga dengan asumsi perencanaan cerucuk harus di 2 x kan, di sepanjang dasar timbunan. Jumlah cerucuk juga diambil yang terbanyak dari berbagai SF. 29. Tabel 6.7. Bidang longsornya jangan diambil yang mempunyai SF sekitar 0.876

saja. Cari juga bidang longsor circle dengan SF= 0.90; SF=0.95, dan SF=1.0. Dari masing-masing SF tersebut tentukan jumlah geotextile-nya juga.

30. Jarak antar micro piles (halaman 120), tidak perlu dihitung, pokoknya tersebar sepanjang bidang kelongsoran yang membutuhkannya.

31. Gambar 6.1. Apa itu titik D?

32. Kalau H timbunan 7m s/d 9 m apakah panjang tiang cerucuknya juga tetap 5 meter?

33. Perencanaan dengan geofoam.

- Kog ada H awal dan H final? Kan geofoam jusrtu sangat ringan dan dijaga supaya tidak mumbul?

- Kalau tinggi Muka Air Banjir s/d 3 meter, maka jangan pasang geofoam di bawah MAB, selain sulit pelaksanaannya juga tidak praktis. Jadi s/d MAB biasanya dibuatkan urugan tanah biasa, dan geofoam barulah dibangun di atas lapisan MAB. Jadi tidak usah mencari gaya angkat yang dihasilkan dengan adanya geofoam. Hakhir dan H awal ada kaarena timbunan tanah biasa s/d MAB. MAB-nya dihitung untuk MAB periode ulang tahunan saja, tidak perlu MAB-ulang 10 tahun, 20 tahun, atau 50 tahun. Nah, kalau geofoam dipasang minimal pada elevasi MAB tahunan, baru dicheck apakah kalau MAB-ulang yang lebih tinggi masih aman utk konstruksi geofoam atau tidak. Harus diingat bahwa sekitar 0.6 meter di bawah perkerasan jalan, harus ditimbunkan lapisan tanah urugan pilihan. Geofoam tidak boleh dipasang langsung di bawah

lapisan perkerasan jalan. Harus ada timbunan tanah urugan pilihan dulu di

bawah lapisan perkerasan jalan. Urugan lapisan tanah urugan dan perkerasan jalan ini dapat dihitung sebagai pemberat untuk gaya uplift terhadap geofoam apabila MAB lebih tinggi d.p. MAB tahunan.

34. Sub-bab 7.2.5. Ada yang salah, mengapa kecepatan angin hanya V = 10 km/jam, seperti orang berlari santai saja?

35. Untuk rate of settlement < 2.0 cm per tahun harus diperlakukan setelah masa pemeliharaan proyek. Jadi misalnya masal penimbunan badan jalan sampai selesainya jalan (dioperasikan untuk publik) adalah 2 tahun. Kemudian masa pemeliharaan jalan = 2 tahun. Maka, perhitungan rate of setllement di atas baru diperlakukan setelah jalan dioperasikan selama 2 tahun, atau 4 tahun setelah timbunan badan jalan selesai dibangun. Perhitungan sisa settlement di sini adalah setelah tahun ke 4, bukan pada tahun pertama. Soalnya selama

pembangunan ataupun selama masa pemeliharaan, kalau ada setllement yang mencolok akan diadakan perbaikan seperlunya.

(5)

36. Diharap banyak berkonsultasi ke P. Indra karena masih banyak kesalahan-kesalahan minor lainnya yang tidak dimasukkan di sini.

Surabaya, 10 Juli 2020

(6)

FORM PERBAIKAN/PENYEMPURNAAN

UJIAN TUGAS AKHIR

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FTSPK - ITS

Nama Mahasiswa : Savira Sanya Kirana A__

NRP : 03111640000093

Perbaikan/Penyempurnaan :

1. halaman xiii masalah pengetikan (daftar isi) 2. zonasi harus disesuaikan

3. beban yang bekerja harus di priksa lagi terutama satuannya 4. pvd jangan bareng sama cerucuk

Surabaya, 7 Juli 2020

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya penerapan pendidikan karakter disampaikan kepada siswa dengan memberikan keteladanan dari sikap saya sebagai guru sehari-hari maupun dari materi yang

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENGARUH

Dengan demikian, harmoni sosial di Madura dimulai dari tata kotanya yang juga memiliki bentuk yang lebih kongkret pada struktur pikir masyarakat yang masuk dalam alam

Hari Sabtu , Tanggal 19, Bulan Juni , Tahun 2010, Halaman C Kolom --.

[r]

Some analysts who have evaluated the performance of policy rules in terms of stabilizing output and inflation fluctuations have argued that an optimal policy rule would not exhibit

[r]

Walaupun transformasi dari paradigma Islamisme yang bernuansa salafi dan ideologis ke dalam kehidupan Muslim millennial tidak menimbulkan aksi radikalisme yang