• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kecamatan Singkawang Tengah dan Kecamatan Singkawang Selatan. Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kecamatan Singkawang Tengah dan Kecamatan Singkawang Selatan. Penelitian"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

(William, 2011) menganalisis Studi komparasi budidaya burung walet di Kecamatan Singkawang Tengah dan Kecamatan Singkawang Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi dalam usaha budidaya walet dan juga untuk mengetahui perbandingan faktor kondisi lingkungan, topografi dan suhu untuk usaha budidaya burung walet di Kecamatan Singkawang Tengah dan Kecamatan Singkawang Selatan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan hambatan yang banyak dihadapi pengusaha budidaya walet di Kecamatan Singkawang Tengah dan Kecamatan Singkawang Selatan umumnya sama hambatan yang paling banyak dihadapi adalah keamanan, di Kecamatan Singkawang Tengah yaitu sebanyak 17 responden (100%) di Kecamatan Singkawang Selatan yaitu sebanyak 30 responden (100%) maraknya pencurian sarang walet menyebabkan banyak pengusaha yang mengalami kerugian. Dan perizinan pembangunan gedung walet, berdasarkan PERDA NO 7 tahun 2006 tentang pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet di Kota Singkawang pemberian izin utuk usaha budidaya walet dikenakan biaya Rp 15.000.000,00 dan berlaku hanya 5 tahun dengan biaya perpanjangan sebesar Rp 10.000.000,00. Di Kecamatan Singkawang Tengah sebanyak 15 responden (88,23%), dan di Kecamatan Singkawang Selatan sebanyak 15 responden (50%) mengeluhkan besarnya biaya yang di keluarkan untuk membayar pajak dan perizinan. Dan cara

(2)

pengelolaan usaha budidaya walet meliputi bentuk dan jenis gedung, teknik memancing walet, pemeliharaan gedung, dan pemanenan. Dari uraian diatas dapat diketahui adanya perbedaan pengelolaan yang signifikan terutama mengenai bentuk dan jenis gedung, teknik memancing dan pola pemanenan. Pengusaha budidaya walet di Kecamatan Singkawang Tengah yang membangun gedung walet menyatu dengan tempat tinggal sebanyak 17 responden (100%), di Kecamatan Singkawang Selatan gedung walet dibangun khusus untuk usaha budidaya walet sebanyak 30 responden (100%).

(Padalliah, 2018) menganalisis pendapatan usaha sarang burung walet di desa Bangun Jaya Katingan 2 Kalimantan Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan usaha sarang burung walet di desa Bangun Jaya Katingan 2 Kalimantan tengah. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan pengusaha sarang burung walet dalam menjalankan usahanya dapat dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu pendapatan tidak meningkat ialah pendapatan yang tiap tahunnya tidak ada peningkatan hasil panen dan belum mencapai modal (-3,75%) dialami oleh informan IX. Pendapatan yang dia dapatkan tersebut dianggap tidak meningkat pertahunnya, karena sudah lamanya membangun rumah walet dan berbagai macam cara dilakukan untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal, namun hasil panen masih sedikit. Dan pendapatan meningkat yaitu pendapatan yang meningkat pertiap tahunnya dan telah mencapai modal bahkan berlebih, dialami oleh informan I (125,9%), Informan II (139,75%), informan III (187,8%), informan IV (148,7%), informan V (111,125%), informan VI (152,225%), informan VII (91,4%), informan

(3)

VIII (90%) dan informan X (102,8%). Pendapatan yang mereka dapatkan tersebut meningkat pertiap tahunnya, karena perawatan dan pemeliharaan yang maksimal juga mencari banyak informasi mengenai usaha sarang burung walet.

(Lepiyani, 2019) yang menganalisi pengaruh budidaya sarang burung walet terhadap perekonomian masyarakat Kuala Jelai Kecamatan Jelai Kabupaten Sukamara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh budidaya sarang burung walet terhadap perekonomian masyarakat Kuala Jelai Kecamatan Jelai Kabupaten Sukamara. Dengan menggunakan alat analisis uji korelasi pearson product moment dan uji regresi linier sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi antara budidaya sarang burung walet dengan perekonomian masyarakat sebesar 0,472. berdasarkan interpretasi koefisien korelasi nilai r, maka 0,472 termasuk tingkat hubungan “cukup kuat”. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang cukup kuat dan dapat dikatakan bahwa budidaya sarang burung walet (X) berpengaruh positif terhadap perekonomian masyarakat (Y), sehingga persamaan regresinya Y = 32,819 + 0,402X. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,222 yang dapat diartikan bahwa variabel budidaya sarang burung walet mempunyai pengaruh terhadap perekonomian masyarakat sebesar 22,2% sedangkan 77,8% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain. Selain itu, signifikansi antara variabel budidaya sarang burung walet (X) dan variabel perekonomian masyarakat (Y) adalah sebesar 0,000. Berdasarkan kaidah keputusan dari hipotesis, nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig. atau (0,05 ≥ 0,), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Sedangkan untuk penelitian sekarang dilakukan di desa

(4)

Samba Danum Kecamatan Katingan Tengah Kabupaten Katingan dengan menggunakan alat analisis pendapatan dan efisiensi.

B. Landasan Teori

1. Pengertian Petani sarang burung walet

Menurut Van Aarsten pertanian adalah digunakan kegiatan manusia untuk memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yang pada mulanya dicapai dengan jalan sengaja menyempurnakan segala kemungkinan yang telah diberikan oleh alam guna mengembangkan tumbuhan dan hewan tersebut.

Secara umum, petani adalah orang yang melakukan usaha tani dengan memanfaatkan segala sumber daya hayati seperti bercocok tanam dan bertenak untuk keberlangsungan hidup rumah tangga Petani. Menurut Slamet (2000) petani adalah orang yang memiliki dan menggarap tanah/lahan miliknya sendiri. Namun pengertian tersebut memiliki bias, sehingga perlu untuk membagi jenis petani sesuai dengan cakupan komoditas. Berikut pembagian sub sektor petani menurut Badan Pusat Statistik (BPS):

Sub Sektor Tanaman Pangan seperti: padi.

a. Sub Sektor Hortikultura seperti: Sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat-obatan.

b. Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) seperti: kelapa, cengkeh, tembakau, dan kapuk odolan.

c. Sub Sektor Peternakan seperti: ternak besar (sapi, kerbau), ternak kecil (kambing, domba, babi, dll), unggas (ayam, itik, dll), hasil-hasil ternak (susu sapi, telur, dll).

(5)

d. Sub Sektor Perikanan, baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Pada sub sektor perikanan meliputi semua kegiatan penangkapan, pembenihan, dan budidaya segala jenis ikan dan biota air lainnya, baik yang berada di air tawar, air payau maupun air laut. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan perikanan meliputi segala jenis ikan, crustacea, mollusca, rumput laut, dan biota air lainnya yang diperoleh dari penangkapan (di laut dan perairan umum) dan budidaya (laut, tambak, keramba, jaring apung, kolam, dan sawah).

Sedangkan sarang burung walet adalah burung penghasil sarang yang harganya sangat mahal. Sarang itu terbentuk dari air liur burung walet itu sendiri. Untuk mendapatkan sarang walet bernilai jual tinggi, maka perlu diketahui jika jenis burung walet yang dapat menghasilkan sarang yang berkualitas baik. Burung walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon. Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang sampai gelap dan menggunakan langit-langit untuk menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan berbiak.

Jenis-jenis sarang walet, yaitu:

a. Sarang Walet Original (Originalnest)

Jenis sarang walet pertama yang cukup banyak ditemukan di pasaran adalah sarang walet original. Sarang jenis ini juga dikenal dengan nama originalnest.

(6)

Sebuah sarang walet disebut original jika ia mendapatkan sedikit perlakuan dari manusia. Semakin sedikit perlakuan yang diterima sarang, maka semkain original. Semakin original sebuah sarang walet, maka harganya juga akan semakin tinggi. Harga sarang walet original juga dibedakan berdasarkan ukurannya. Semakin besar ukurannya, maka akan semakin mahal pula. Ukuran untuk menentukan besar sarang walet biasanya dengan menggunakan jari, seperti 2 jari, 3 jari, dan seterusnya. Diantara semua jenis sarang walet original, yang paling mahal adalah jenis mangkok. Sama seperti namanya, sarang walet ini memiliki bentuk seperti mangkuk. Sarang walet mangkok sama sekali tidak diolah, benar-benar langsung diambil langsung dari alam. Sarang ini rata-rata terbuat dari bahan plontos atau bulu ringan burung walet. Namun sebelum dijual, sarang tersebut akan melalui satu proses yang disebut denan. Ini adalah proses pencabutan bulu ringan, kemudian sarang akan di steam untuk menyingkirkan kuman dan bakteri. Pencabutan bulu tentu dilakukan dengan super hati-hati agar tidak merusak tekstur dan tulang dari sarang walet tersebut. Kotoran-kotoran yang mungkin menempel di sarang juga dibersihkan, sehingga sarang benar-benar siap untuk diolah oleh pembeli tanpa perlu dibersihkan lagi.

b. Sarang Walet Merah (Rednest)

Sama seperti namanya, ini adalah sarang walet yang berwarna merah. Hal ini dikarenakan darah yang dikeluarkan oleh walet saat proses mengeluarkan dan menetasnya telur. Darah yang keluar menetes dan bersatu dengan serat sarang sehingga sarang yang tadinya berwarna putih menjadi merah. Sarang walet merah ini memiliki harga jual yang jauh lebih mahal dibandingkan sarang walet original.

(7)

Hal ini dikarenakan sarang walet merah sangat langka. Namun sayang sekali, karena harganya yang tinggi sering dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk menipu pembeli. Yaitu dengan menambahkan pewarwna buatan ke sarang walet. Dalam beberapa kasus, bahkan ada yang tega menambahkan kotoran walet itu sendiri ke sarang yang dijual.

c. Sarang Walet Sudut atau Segitiga (Triangle)

Jenis sarang walet berikutnya yang bisa kita dapatkan di pasaran adalah sarang walet sudut. Jenis yang satu ini juga sering disebut dengan sarang walet segitiga. Sarang walet jenis ini memiliki sudut karena terbentuk di sudut rumah walet. Secara ukuran, sarang walet sudut ini tentu sedikit lebih kecil dibandingkan dengan sarang walet mangkok. Karenanya tidak heran kalau untuk jenis yang satu ini dijual dengan harga yang sedikit lebih murah.

d. Sarang Walet Strip

Sama seperti namanya, sarang walet ini adalah sarang berbentuk lapisan-lapisan panjang. Tidak berbentuk mangkok ataupun sudut. Bentuknya juga cenderung tidak beraturan. Hal ini dikarenakan sarang walet strip terbuat dari mangkok atau strip tanpa melalui proses pembentukan setelah dibersihkan. Diantara semua jenis sarang burung walet, jenis ini adalah yang paling murah.

e. Sarang Walet Patahan (Broken)

Sarang walet jenis ini bentuknya tidak beraturan. Itu karena jenis ini merupakan kumpulan pecahan sarang walet saat panen. Pecahan-pecahan tersebut dikumpulkan jadi satu, kemudian dijual lagi. Kadang ada juga sarang walet yang jatuh ke tanah sebelum waktunya panen, ini kadang dimasukan juga ke dalam

(8)

sarang walet patahan. Kadang ada juga kerusakan yang terjadi selama proses pengiriman, kemudian di retur ke penjual. Dan akhirnya hasil retur tersebut dijadikan satu sehingga menjadi sarang walet patahan. Walaupun bentuknya tidak beraturan, namun tetap ada saja orang yang membeli sarang walet jenis ini.

2. Teori Produksi

Produksi diartikan sebagai penggunaan atau pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama sekali berbeda, baik dalam pengertian apa, dan dimana atau kapan komoditi-komoditi tersebut dialokasikan, maupun dalam pengertian apa yang dikerjakan oleh konsumen terhadap komoditi itu (Miller & Meiners, 2000) Dengan demikian produksi itu tidak terbatas pada pembuatannya saja tetapi juga penyimpanannya, distribusi, pengangkutan, pengeceran, pemasaran kembali, upaya-upaya mensiasati lembaga regulator atau mencari celah hukum demi memperoleh keringanan pajak atau lainnya.

Menurut (Baroto, 2002) mengartikan produksi adalah suatu proses pengubahan bahan baku menjadi produk jadi. Sedangkan menurut (Heizer & Render, 2015) produksi adalah penciptaan barang dan jasa. Sehingga proses produksi adalah kegiatan untuk membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Kegiatan produksi adalah kegiatan pokok dalam suatu perusahaan dimana kegiatan ini menyerap sebagian besar sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan baik sumber daya tenaga kerja dan bahan baku.

(9)

(Nuraini, 2015) fungsi produksi merupakan hubungan teknis antara factor produksi (input) dengan hasil produksi (output). Faktor produksi merupakan hal yang mutlak dalam proses produksi karena tanpa faktor produksi kegiatan produksi tidak akan dapat berjalan. Fungsi produksi menggambarkan teknologi yang dipakai suatu perusahaan, atau suatu perekonomian secara menyeluruh.

Faktor-faktor produksi: a. Sumber daya alam / fisik

b. Sumber daya manusia/ tenaga kerja c. Modal

d. Kewirausahaan

e. Sumber daya informasi

3. Pengertian Pendapatan

Menurut pengertian dari (Nuraini, 2016) menyatakan bahwa besarnya pendapatan kotor secara ringkas dirumuskan sebagai berikut:

TR = P x Q Dimana:

TR = Pendapatan P = Harga

Q = Jumlah

Dalam hal ini yang dimaksut dengan pendapatan adalah faktor yang diperoleh dari penjualan barang. Besarnya pendapatan faktor diperoleh dari hasil perkalian harga tiap satuan barang dengan jumlah barang yang laku terjual.

(10)

Kurva 2.1 Permintaan Total Sumber: Nuraini 2016

Gambar 2.1 Kurva Permintaan Total

TR adalah pendapatan kotor/ penerimaan total, sedangkan P adalah harga dan Q adalah jumlah barang. Penerimaan total dapat meningkat akibat perubahan harga atau perubahan jumlah penjualan barang. Penerimaan total meningkat apabila harga naik sedangkan jumlah penjualan tetap/bertambah atau jumlah penjualan meningkat sedangkan harga tetap/meningkat.

Menurut Sukirno (2002) dalam Yanutya (2013) Pendapatan pertanian adalah selisish antara total pendapatan dengan total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi, yang mana semua input milik keluarga dihitung sebagai biaya produksi. Total Revenue (TR) adalah jumlah produksi yang dihasilkan dikalikan dengan harga, dan pendapatan merupakan selisih antara pendapatan denga biaya total. Yang dapat dirumuskan:

π = TR –TC Dimana: π = Pendapatan Price Quantity TR TR Q1 Q2 P2 P1

(11)

TR = Total Revenue (Penerimaan) TC = Total Biaya (Pengeluaran)

Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan seseorang atau masyarakat, sehingga pendapatan masyarakat ini mencerminkan kemajuan ekonomi suatu masyarakat. Menurut (Sukirno, 2001) pendapatan individu merupakan pendapatan yang diterima seluruh rumah tangga dalam perekonomian dari pembayaran atas penggunaan faktor-faktor produksi yang dimilikinya dan dari sumber lain. Menurut (Sukirno, 2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Kegiatan usaha pada akhirnya akan memperoleh pendapatan berupa nilai uang yang diterima dari penjualan produk yang dikurangi biaya yang telah dikeluarkan.

Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima atas prestasi yang dikerjakan dalam periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Beberapa jenis pendapatan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pendapatan pribadi, yaitu semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu negara. b. Pendapatan disposibel, yaitu pendapatan dikurangi dengan pajak yang harus

dibayakan oleh penerima pendapatan, sisa pendapatan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.

c. Pendapatan nasional, yaitu nilai seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam satu tahun.

(12)

Sedangakan pendapatan menurut teori Milton Friedman yang dipetik dari (Kusdyah, 2008) digolongkan menjadi dua yaitu pendapatan permanen (permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income). Pendapatan income dapat diartikan sebagai:

a. Pendapatan yang diterima pada periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya. Contoh: upah, gaji.

b. Pendapatan yang diperoleh dari hasil semua faktor yang menentukan kelayakan seseorang.

4. Biaya Produksi

Untuk memperoleh pendapatan maka suatu perusahaan harus mengeluarkan sejumlah biaya untuk penggunaan sumber-sumber daya yang antara lain biaya Produksi, yaitu “semua pengeluaran atau semua beban yang ditangging oleh perusahaan untk menghasilkan suatu jenis barang atau jasa yang siap untuk di gunakan Konsumen”.

Dalam produksi terdapat biaya tetap dan variabel. Biaya tetap adalah biaya produksi atas penggunaan faktor-faktor produksi tetap, sehingga berapapun hasil yang diproduksinya biaya yang dikeluarkan tetap atau tidak berubah meskipun barang yang dihasilkan berubah-ubah. Sedangkan yang dimaksud dengan Biaya Variabel adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan yang besar kecilnya tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan (Nuraini, 2015) Selain itu ada yang mengidentifikasikan bahwa Biaya Variabel merupakan biaya yang dikeluarkan

(13)

seiring dengan bertambahnya jumlah produksi, yaitu: biaya produksi dan bahan bakar akan mengalami kenaikan.

Antara Biaya Tetap (FC) dengan Biaya Variabel (VC) ini jika dijumlahkan, maka hasilnya adalah Biaya Total (TC). Biaya Total atau Total Cost adalah biaya keseluruhan dalam proses produksi. Adapun rumus dari Total Cost adalah:

TC = VC+FC ………1 1. Sumber Nuraini, 2015

Ongkos Tetap Total (TFC) merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang tidak berubah jumlahnya, dinamakan ongkos tetap total, contohnya: membeli peralatan nelayan seperti kapal, jala, jaring, tali. Ongkos Berubah (TVC) merupakan keseluruhan ongkos yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya, misalnya tenaga kerja. Biaya produksi dianggap dapat menambah semua faktor produksi yang digunakan. Dengan demikian tidak ada biaya tetap. Semua biaya adalah biaya variable (berubah).

Menurut (F, 1991) biaya merupakan korbanan yang dicurahkan di dalam proses produksi, yang semula fisik kemudian diberikan nilai rupiah. Biaya ini tidak lain adalah korbanan. Biaya merupakan pengorbanan yang dapat diduga sebelumnya dan dapat dihitung secara kuantitatif, secara ekonomis tidak dapat dihindarkan dan berhubungan dengan suatu proses produksi tertentu. Apabila hal ini tidak dapat sebelumnya maka disebut kerugian.

(14)

Perubahan biaya produksi karena perubahan output per unit waktu akan berbeda menurut waktu yang dibicarakan. Dalam analisis biaya terdapat jangka waktu yang dinamakan jangka pendek dan jangka Panjang.

1. Biaya Jangka Pendek

Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga perusahaan dapat merubah jumlah beberapa sumber yang digunakan. Jika perlu kita dapat membayangkan suatu jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga taka da sumber yang dapat dirubah jumlahnya. Kemudian dengan memperpanjang jangka waktu yang dibicarakan maka perusahaan dapat merubah salah satu sumber.

Dalam jangka pendek satu input perusahaan atau lebih bersifat tetap. Biaya total dapat dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya variable. Biaya marginal perusahaan adalah biaya variable tambahan terkait dengan setiap penambahan satu unit output. Biaya variable rata-rata adalah biaya variable total dibagi dengan jumlah unit output.

2. Biaya Jangka Panjang

Jangka Panjang tak menimbulkan kesulitan pembatasan (defensi). Jangka waktu ini cukup Panjang sehingga perusahaan dapat merubah jumlah semua sumber yang digunakannya per unit waktu. Jadi dalam jangka waktu ini semua sumber adalah variable. Tak ada persoalan untuk membedakan sumber tetap dan sumber variable.

Dalam jangka Panjang, seluruh input pada proses produksi bersifat variable. Akibatnya, pilihan input bergantung pada biaya relative dari faktor-faktor produksi dan pada taraf dimana perusahaan dapat menyubstitusikan input-inputnya selama

(15)

proses produksi. Pilihan input yang meminimalkan biaya diperoleh dengan mencari titik singgung antara isokuan yang mencerminkan tingkat output yang di inginkan dan garis isokos.

5. Efisiensi Pendapatan

Pengertian efisiensi dalam produksi merupakan perbandingan output dan input yang berhubungan dengan tercapainya output maksimum dengan sejumlah input, artinya jika rasio output besar, maka efisiensi dikatakan semakin tinggi. Petani akan berbuat rasional dan mencapai efisiensi tertinggi bila faktor-faktor produksi itu sudah dikombinasikan sedemikian rupa sehingga rasio dari tambahan hasil fisik (marginal physical product) dan faktor produksi dengan harga faktor produksi sama untuk setiap faktor produksi yang digunakan.

Menurut (Doll & Orazem, 1984), terdapat dua syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai efisiensi ekonomi yaitu syarat keharusan (necessary condition) dan syarat kecukupan (sufficient condition) bagi penentuan efisien dan tingkat produksi optimum adalah hubungan fisik antara faktor produksi dengan hasil produksi harus diketahui. Efisiensi merupakan tindakan memaksimalkan hasil dengan menggunakan modal (tenaga kerja, material dan alat) yang minimal. Efisiensi merupakan rasio antara input dan output, dan perbandingan antara pemasukan dan pengeluaran. Jika pengertian efisiensi dijelaskan dengan pengertian input-output maka efisiensi merupakan rasio antara output dengan input.

(16)

C. Kerangka Pemikiran

Sumber: Diolah 2021

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka Berpikir

Theory: 1. Teori Van Aarsten

2. Teori Produksi Alat Analisis: Pendapatan Kotor Pendapatan Bersih Efisiensi Pendapatan Rumusan Masalah:

1. Berapa besar tingkat pendapatan petani walet di desa Samba Danum 2. Berapa besar efisiensi pendapatan petani walet di desa Samba Danum

Populasi: Sejumlah 60 petani π = T R – T C Sampel: Teknik purposive sampel yaitu pengelompokan anggota populasi yang

mempunyai gedung burung walet π = TR –TC Metode: Kuesioner π = T R – T C

(17)

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini yaitu dilihat dari rumusan masalah untuk mengetahui tingkat pendapatan dan efisiensi pendapatan dengan begitu bisa menggunakan teori van aarsten dimana kegiatan manusia dapat memperoleh hasil yang berasal hewan yang pada mulanya dicapai dengan jalan sengaja menyempurnakan segala kemungkinan yang telah diberikan oleh alma dan teori produksi dimana penggunaan atau pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya. Alat analisis yang digunakan adalah pendpatan koto, pendapatan bersih dan efisiensi pendapatan dengan cara menghitung pendapatan kotor yang dikurangi dengan total biaya adalah cara untuk mengetahui pendapatan bersih usaha petani sarang burung walet. Sedangkan untuk mengetahui efesiensi adalah pendapatan bersih dibagi dengan total biaya. Sedangkan untuk metode yang digunakan ialah metode kuesioner yang di isi oleh para petani sarang bururung walet tersebut.

Gambar

Gambar 2.1 Kurva Permintaan Total
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Bagian Program dan Evaluasi Pada Sekretariat Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya. Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelatihan

Berdasarkan hasil analisis SWOT dan QSPM dengan responden yang berasal dari beberapa pihak yang terkait dengan pengelolaan limbah elektronik, maka diketahui bahwa strategi

Tahapan pertama dalam proses pembuatan rubber damper adalah membuat cetakan yang sesuai dengan ukuran gambar atau desain dengan menggunakan plat baja, seperti tertampil pada Gambar

Bagi Penyedia Jasa atau Pemilik Kapal yang sedang menjalani pemeriksaan oleh instansi yang terkait, antara lain pihak kepolisian, TNI, Bea Cukai, Perpajakan, atas

Di sebelah utara membentang pantai dari Barat sampai ke Timur sepanjang ± 35 km yang menjadi tempat bermuaranya 9 buah sungai dan 2 buah kanal, sementara di sebelah selatan

Penelitian in berjudul upaya orangtua membimbing anak hidup berhemat desa si mpang perak jaya kecamatan kerinci kanan kabupaten siak provinsi riau.. Penelitian ini bertujuan

Dengan demikian dapat disimpulkan pemberian ekstrak etanol mengkudu ( morinda citrifolia L ) dalam penelitian ini menunjukan adanya pengaruh yang bermakna terhadap

Dari himpunan data waktu tempuh yang diperoleh dengan mencatat waktu tiba yang direkam oleh stasiun-stasiun yang tersebar di seantero permukaan bumi atas ribuan gempa