• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI UJI ELISA INFECTIOUS BRONCHITIS MENGGUNAKAN ISOLAT LOKAL PTS-3 PADA SERUM AYAM LAPANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI UJI ELISA INFECTIOUS BRONCHITIS MENGGUNAKAN ISOLAT LOKAL PTS-3 PADA SERUM AYAM LAPANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI UJI ELISA INFECTIOUS BRONCHITIS

MENGGUNAKAN ISOLAT LOKAL PTS-3

PADA SERUM AYAM LAPANG

(Application of ELISA Infectious Bronchitis Using PTS-3

Local Isolate on Commercial Chicken Sera)

Risa Indriani

Balai Besar Penelitian Veteriner, Jl. RE Martadinata No. 30, Bogor 16114 risain52@yahoo.com

ABSTRACT

An indirect enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) infectious bronchitis (IB) using local isolate PTS-3 was developed for screening of antibody against to avian infectious bronchitis in layer, broiler and buras chicken sera from field. Two hundred and ninety-eight samples of chicken sera from Sukabumi district, 336 samples chicken sera from Tangerang district and 70 samples chicken sera from Cianjur district in various of ages and post vaccination were tested to detect of level antibody IB by using the ELISA IB local isolate PTS-3. Conclusions this studi are the ELISA IB local isolate PTS-3 is capable to detect IB antibodies in layer sera post vaccination, and has shown different antibodies level from single and booster vaccination. While in broiler sera at ages ≤35 days and buras un vaccinated showed negative antibodies IB. So the ELISA IB using local isolate PTS-3 can be used to detect antibodi IB in sera from field.

Key Words: ELISA, Infectious Bronchitis, PTS-3, Antibody, Comersial Chicken

ABSTRAK

Indirect enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) menggunakan isolat lokal infectious bronchitis (IB) PTS -3 yang dikembangkan dan diaplikasikan untuk mendeteksi antibodi IB pada serum ayam layer dan broiler komersial yang berasal dari lapang. Sebanyak 298 sampel serum ayam layer asal kabupaten Sukabumi, 336 sampel serum ayam layer asal kabupaten Tangerang dari berbagai umur dan pascavaksinasi IB, dan 70 sampel serum ayam broiler asal kabupaten Cianjur dari berbagai umur telah diuji serologi terhadap tingkat kandungan antibodi IB dengan indirect ELISA IB isolat lokal PTS-3. Kesimpulan studi aplikasi ELISA IB isolat lokal PTS-3 adalah mampu mendeteksi antibodi IB pada ayam layer pascavaksinasi dengan tingkat kandungan antibodi IB berbeda pada serum-serum ayam yang mendapat vaksinasi pertama dan booster. Sedangkan pada serum ayam broiler umur ≤35 hari dan ayam buras tidak divaksinasi IB memperlihatkan negatif antibodi IB. Dengan demikian uji ELISA ini dapat digunakan untuk mendeteksi antibodi IB serum ayam komersial dari lapang.

Kata Kunci: ELISA, Infectious Bronchitis, PTS-3, Antibodi, Ayam Komersial

PENDAHULUAN

Uji enzym linked immunoassay (ELISA) untuk mengukur kekebalan terhadap virus

infectious bronchitis pada unggas sering

digunakan (Case et al. 1982), walaupun uji serologi secara tradisional pernah digunakan. Teknik ELISA pertama kali dikenalkan oleh Engvall dan Perlmann (1971), sejak itu digunakan secara luas. Penggunaan uji ELISA menawarkan sejumlah pembandingan advance

terhadap uji serologi tradisional termasuk peningkatan sensitisitas (Garcia dan Bankowski 1981) dan otomatisasi pada kesederhanaan (Snyder et al. 1984). Virus IB isolat lokal PTS-3 diisolasi dari peternakan unggas di Jawa Barat (Indonesia), dan dikarakterisai secara serotipe oleh Darminto (1992). Virus IB pada unggas mempunyai struktur permukaan glycoprotein S, terdiri dari glycoprotein S1 berbentuk bulat pada bagian luar peplomer, mempunyai peran dalam

(2)

induksi respon antibodi humoral dan menetralkan virus IB, sementara glycoprotein S2 berbentuk tangkai dan berlabuh pada membran virus sebagai pembawa epitop-epitop cross reaksi antibodi diantara serotipe virus IB (Kusters et al. 1989; Lenstra et al. 1989; Koch et al. 1990). Glycoprotein S1 dianggap sebagai penyabab terbesar dalam memberikan perlindungan (Cavanagh et al. 1986; Ignjatovic dan Galli 1995).

Berdasarkan peran glycoprotein S pada permukaan virus, isolat lokal PTS-3 telah digunakan dalam pengembangan teknik uji ELISA untuk mendiagnosa antibodi Infectious

Bronchitis pada unggas (ayam) (Indriani dan

Dharmayanti 2013).

Pencegahan penyakit IB dalam peternakan ayam, dengan melakukan program vaksinasi IB, baik menggunkan vaksin IB live maupun

kill. Program vaksinasi IB pada ayam,

dimonitoring dengan uji serologi ELISA menggunakan serum ayam pascavaksinasi IB. Diagnosa terhadap infeksi virus IB dilapang, dapat juga menggunakan serum convalescent dengan uji ELISA.

Monitoring pascavaksinasi IB pada ayam layer komersial dilapang telah dilakukan dalam studi ini, untuk mengaplikasikan uji teknik ELISA IB PTS-3 yang dikembangkan oleh Indriani dan Dharmayanti (2013).

MATERI DAN METODE

Serum ayam layer dan broiler divaksinasi vaksin Infektious bronchitis (IB) dari lapang

Studi ini dilakukan pada ayam komersial. Serum darah ayam komersial dikoleksi dari berbagai umur di dalam folk peternakan ayam layer yang berada di kabupaten Sukabumi sebanyak 298 sampel, dan di kabupaten Tangerang sebanyak 336 sampel. Sebanyak 70 sampel serum darah ayam broiler dikoleksi dari berbagai umur dari kabupaten Cianjur. Pada saat kunjungan dalam peternakan tersebut, ayam-ayam tidak memperlihatkan gejala klinis, baik gangguan pernafasan maupun penyakit yang mengarah pada infectious bronchitis. Ayam-ayam di dalam flok peternkan mendapat program vaksinasi IB, baik menggunkan vaksinasi IB live maupun vaksin IB inaktif. Sampel serum darah ayam dikoleksi sebanyak

10-50 dalam satu flok, dipertimbangkan jumlah ayam dalam flok.

Serum ayam layer tidak divaksinasi dan divaksinasi IB

Sebanyak 962 sampel serum ayam layer komersial tidak divaksinasi dari berbagai umur dan 126 sampel serum ayam layer divaksinasi IB single dan booster dari berbagai umur dipeliharan dalam kandang coba digunakan dalam studi ini.

Serum ayam buras tidak divaksinasi IB

Sebanyak 87 sampel serum ayam buras tidak divaksinasi IB dikoleksi dari berbagai umur dari beberapa peternakan diwilayah kabupaten Cianjur, saat pengambilan sampel darah tidak terlihat adanya klinis gangguan pernafasan dan penyakit IB pada ayam buras.

Uji elisa Infectious bronchitis isolat lokal

Uji Elisa indirect Infectious Bronchitis (IB) dengan menggunakan isolat lokal IB PTS-3 telah dikembangkan dan mampu menguji secara berulang dan sensitif untuk memantau pascavaksinasi IB pada ayam specific pathogenic free (SPF) coba di laboratorium

(Indriani dan Dharmayanti, 2013). Antigen IB isolat lokal PTS-3 yang telah dipekatkan dengan konsentrasi 8 µg /ml atau 0,4µg /50 µl dalam carbonat buffer (0,1M NaCO3; 0,02% NaN3; pH 9,6) sebagai cooting antigen pada setiap lubang cawan mikro ELISA (Nunc). Cawan mikro ELISA, selanjutnya diinkubasi pada suhu 4°C selama satu malam. Cawan mikro ELISA dicuci sebanyak 3-4 kali dengan

phosphate buffer saline (0,15M NaCl, 2,5 mM

KCL, 1,5 mM NaH2PO4 H2O; 9,0 mM

Na2HPO4 dan 0,05% Tween 20; pH 7,4).

Seratus µl larutan phosphate buffer saline (0,15M NaCl; 2,5 mM KCL; 1,5 mM NaH2PO4

H2O; 9,0 mM Na2HPO4; 1mM EDTA; 0,2%

Bovine Serum Albumin and 0,05% Tween 20,

pH7.4) di tambahkan dalam setiap lubang cawan mikro ELISA sebagai blooking dan diinkubasi pada suhu kamar (22oC) selama 2 jam. Cawan mikro ELISA dicuci sebanyak 4 kali dengan phosphate buffer saline (0,15M

(3)

NaCl; 2,5 mM KCL; 1,5 mM NaH2PO4 H2O;

9,0 mM Na2HPO4 and 0,05% Tween 20, pH

7.4). Lima puluh µl serum uji yang telah diencerkan 1/ 100 dalam phosphate buffer

saline (0,15M NaCl; 2,5 mM KCL; 1,5 mM

NaH2PO4 H2O; 9,0 mM Na2HPO4, 1mM

EDTA, 0,2% Bovine Serum Albumin dan 0,05% Tween 20, pH7.4) ditambahkan dalam lubang cawan mikro ELISA, kemudian diinkubasi pada suhu kamar (22oC) selama 1 jam. Cawan mikro ELISA dicuci sebanyak 4 kali dengan phosphate buffer saline (0,15M NaCl; 2,5 mM KCL; 1,5 mM NaH2PO4 H2O;

9,0 mM Na2HPO4 dan 0,05% Tween 20; pH

7,4). Lima puluh µl conjugate HRPO rabbit anti-chiken IgG yang telah dienceran 1/2000 dalam phosphate buffer saline (0,15M NaCl; 2,5 mM KCL; 1,5 mM NaH2PO4 H2O; 9,0 mM

Na2HPO4, 1mM EDTA; 0,2% Bovine Serum

Albumin, dan 0,05% Tween 20; pH 7,4) ditambahkan ke dalam setiap lubang cawan mikro ELISA dan diinkubasi pada suhu kamar (22oC) selama 1 jam. Cawan mikro ELISA dicuci sebanyak 3 kali dengan phosphate

buffer saline (0,15M NaCl; 2,5 mM KCL; 1,5

mM NaH2PO4 H2O; 9,0 mM Na2HPO4 dan

0,05% Tween 20, pH 7,4). Seratus µl substarat

Ortho-Phenylenediamine (OPD) (0,04% OPD,

0,04% H2O2;0,2 M NaHPO4; 0,1M Citric acid

pada pH 5) ke dalam setip lubang cawan mikro ELISA, dan di inkubasi selama 30 menit. Seratus µl larutan 1M H2SO4 ditambahkan ke

dalam setiap lubang cawan mikro ELISA untuk memberhentikan reaksi. Optical dencity (OD) pada setiap serum ditentukan dari hasil pembacaan cawan mikro ELISA pada filter

450 nm mesin ELISA reader (Multiskan EX, Thermo Lybsystems).

Tingkat relatif antibodi IB diketahui dan ditentukan dengan sampel menjadi positif (S/P ratio). Kandungan tingkat antibodi relatif di dalam sampel uji ditentukan dengan cara menghitung sampel menjadi positif rasio, yaitu (S/P rasio = mean sampel–mean kontrol negatif

/ mean kontrol positif–mean kontrol negatif).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Enzyme linked immunoassay (ELISA)

merupakan salah satu uji serologi dalam mendeteksi adanya antibodi dalam serum ayam. Uji ELISA ini lebih disukai karena, secara umum lebih sensitif, spesifik, sangat efektif dan efisien untuk menguji sampel dalam jumlah besar serta lebih murah dan cukup mudah pengerjaannya. Indirect ELISA IB dengan menggunakan isolat lokal PTS-3 yang telah dikembangkan, digunakan dalam studi untuk mendeteksi antibodi IB pascavaksinasi pada ayam layer dan broiler yang berasal dari peternakan komersial. Sampel positif (S/P) rasio merupakan tingkat relatif antibodi di dalam sampel uji dan mempunyai cut off yang berasal dari serum ayam layer tidak divaksinasi, disampaikan dalam Gambar1. Cut off S/P ratio dari uji ELISA IB PTS-3 ditetapkan sesuai hasil S/P ratio dari 962 serum-serum ayam layer tidak divaksinasi. S/P rasio ≤0,2 dianggap tidak memiliki antibodi IB dan sebagai negatif. Sedangkan S/P rasio >0,2 dianggap dan dipertimbangkan positif (Gambar 1).

Gambar 1. S/P rasio ELISA IB PTS-3 pada sampel serum ayam negatif

S/P rasio Negatif Mean + 3 STDVE 0,00+3(0,065) = 0,20 S/P ratio

Jumlah serum negatif S/P ratio negatif uji elisa IB PTS-3 0,25 0,20 0,15 0,10 0,05 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20

(4)

Gambar 2. S/P ratio ayam layer tidak divaksinasi dan vaksinasi IB

Hasil uji ELISA IB PTS-3 pada ayam layer tidak divaksinasi dan ayam layer divaksinasi IB disampaikan dalam Gambar 2. Tingkat antibodi IB dari 962 sampel serum ayam layer tidak divaksinasi memperlihatkan negatif antibodi IB dengan S/P ratio ≤0,2. Sedangkan tingkat antibodi IB dari 126 sampel serum ayam layer divaksinasi memperlihatkan positif antibodi IB dengan S/P ratio > 0,2. Hasil S/P ratio ini sesuai seperti yang disampaikan Indriani dan Dharmayanti (2013) dalam pengembangan uji ELISA IB dengan isolat lokal PTS-3.

Kajian ELISA IB isolat lokal PTS-3 pada serum ayam layer komersial lapang disampaikan dalam Gambar 3 dan Gambar 4. Dua puluh flok ayam layer komersial dari berbagai umur dan program vaksinasi IB pada sejumlah peternakan di kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat telah dilakukan monitoring evaluasi pascavaksinasi IB dengan menggunakan uji ELISA IB isolat lokal PTS-3 (Gambar 3). Evaluasi pascavaksinasi IB dalam nilai mean S/P ratio memperlihatkan perbedaan hasil, serum ayam layer dalam flok yang

mendapat vaksinasi IB pertama

memperlihatkan tingkat antibodi IB dengan

mean S/P ratio 0,45 dan 0,53, sementara

tingkat antibodi IB serum ayam layer yang mendapat vaksinasi IB 2 memperlihatkan

mean S/P ratio antara 0,40 hingga 0,75. S/P

ratio serum ayam layer yang mendapat vaksinasi IB 3 dan 4 kali memperlihatkan tingkat antibodi lebih tinggi dibandingkan dengan serum ayam yang mendapat vaksinasi IB 1 dan 2 kali yaitu > 0,90 (0,93 dan 1,01). Serum ayam layer yang mendapat vaksinasi IB 5 kali, mean S/P ratio sedikit bervariasi yaitu antara 0.69 hingga 0.96. Hal ini kemungkinan karena waktu pengambilan sampel serum pascavaksinasi IB berbeda, demikian pula S/P ratio dari serum ayam layer booster setiap 2 bulan memperlihatkan mean S/P rasio bervariasi yaitu 0,77 hingga 0.97, keadaan ini bisa disebabkan adanya perbedaan umur dan waktu pengambilan serum pascavaksinasi IB.

Tiga puluh satu flok ayam layer komersial dari berbagai umur dan program vaksinasi IB pada sejumlah peternakan di kabupaten Tangerang, Provinsi Banten telah dilakukan monitoring evaluasi pascavaksinasi IB dengan menggunakan uji ELISA IB isolat lokal PTS-3 (Gambar 4). Evaluasi pascavaksinasi IB pada serum ayam yang mendapat vaksinasi IB 3 memperlihatkan tingkat antibodi IB dengan

mean S/P ratio antara 0,48 hinga 0,78.

Sementara serum ayam layer yang mendapat vaksinasi IB 4x memperlihatkan tingkat antibodi IB dengan mean S/P ratio antara 0,89 dan 0,95. Tingkat antibodi IB pada serum P r a i

Ayam layer vaksinasi IB Ayam layer tidak vaksinasi IB

1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0

(5)

Gambar 3. Hasil ELISA IB isolat lokal PTS-3 pada serum ayam layer komersial divaksinasi IB dari Kabupaten Sukabumi

ayam yang mendapat vaksinasi IB 5 dengan

mean S/P ratio 1,02 hingga 1,17. Serum ayam

layer yang mendapat vaksinasi IB 6 memperlihatkan tingkat antibodi dengan mean S/P ratio 1,01 dan 1,25. Serum ayam layer

yang mendapat vaksinasi IB 7

memperlihatkan tingkat antibodi IB dengan S/P rasio 1,13 hingga 1,40. Sementara itu, pada serum ayam layer yang mendapat vaksinasi IB 8x tingkat antibodi IB dengan S/P rasio sedikit lebih rendah dibandingkan dengan serum ayam layer yang mendapat vaksinasi IB 7 yaitu dengan S/P rasio antara 1,01-1,12. Serum ayam layer yang mendapat vaksinasi IB 9x memperlihatkan tingkat antibodi IB dengan S/P rasio antara 1,30 dan 1,48. Sementara itu, tingkat antibodi IB pada serum ayam layer yang mendapat vaksinasi IB 10x mean S/P rasio 1,16 hingga 1,34. Serum ayam yang mendapat vaksinasi IB 11, 14, 15, 16 , 18 dan 22 kali memperlihatkan tingkat antibodi IB dengan mean S/P rasio 0,88-119 Gambar 4.

Kajian Elisa IB isolat lokal PTS-3 pada serum ayam broiler komersial lapang Gambar 5. Dua belas flok serum ayam broiler dari berbagai umur pada sejumlah peternakan di

kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Evaluasi pascavaksinasi IB pada serum ayam yang mendapat vaksinasi IB umur 2 hari dan 15 hari dengan vaksin IB live pada beberapa flok peternakan broiler disampaikan dalam (Gambar 5). Serum ayam broiler umur 2 hari (pada saat vaksinasi) terlihat nilai mean S/P rasio 0,04-0,19, sementara pada ayam broiler umur 15 hari mean S/P rasio 0,06-0,09. Serum ayam broiler umur 27 hari nilai mean S/P rasio 0,01 dan serum ayam umur 35 hari mean S/P rasio 0,02-0,05. Nilai S/P rasio pada serum ayam broiler terlihat menurun, walaupun ditetapkan sebagai negatif antibodi IB. Hal ini dapat disebabkan adanya pengaruh maternal antibodi IB yang diturunkan induk pada DOC dan peran dari sistim imun pada ayam broiler umur >4 mgg belum sempurna. Hal ini serupa dengan yang disampaikan oleh Ilona et al. (2013) pada serum ayam broiler DOD yang berasal dari breeding farm memperlihatkan hasil negatif antibodi, sedangkan serum ayam broiler pascavaksinasi IB pada umur 24 minggu memperlihatkan antibodi IB positif dengan menggunakan ELISA IB komersial.

booster tiap 2 bln 5 x vak IB 4 x vak IB 3 x vak IB 2 x vak IB 1x vak IB 1,0 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4

Tingkat antibodi Infectious bronchitis ayam layer hasil uji Elisa IB PTS-3

M ea n S /P ra tio

(6)

Gambar4. Hasil ELISA IB isolat lokal PTS-3 pada serum ayam layer komersial divaksinasi IB dari kabupaten Tangerang

Gambar 5. Hasil ELISA IB isolat lokal PTS-3 pada serum ayam broiler komersial yang mendapat vaksinasi IB pada umur 1-2 hari

35 hari 27 hari 15 hari 2 hari 0,20 0,15 0,10 0,05 0,00

Tingkat antibodi Infectious Bronchitis ayam broiler hasil uji Elisa IB PTS-3

Umur ayam broiler dalam flok peternakan

M ea n S /P ra si o 2 2 x v a k I B 1 8 x v a k I B 1 6 x v a k I B 1 5 x v a k I B 1 4 x v a k I B 1 1 x v a k I B 1 0 x v a k I B 9 x v a k I B 8 x v a k I B 7 x v a k I B 6 x v a k I B 5 x v a k I B 4 x v a k I B 3 x v a k I B 1,50 1,25 1,00 0,75 0,50

Tingkat antibodi Infectious Bronchitis ayam broiler hasil uji Elisa IB PTS-3

M ea n S /P ra si o 1,50 1,25 1,00 0,75 0,50 3 x v ak IB 4 x v ak IB 5 x v ak IB 6 x v ak IB 7 x v ak IB 8 x v ak IB 1 0 x v ak IB 9 x v ak IB 1 1 x v ak IB 1 4 x v ak IB 1 5 x v ak IB 1 6 x v ak IB 1 8 x v ak IB 2 2 x v ak IB 22x vak IB 18x vak IB 1 6x vak IB 15x vak IB 14x vak IB 1 1x vak IB 10x vak IB 9x v ak IB 8 x v a k IB 7x v ak IB 6x v ak IB 5x v ak IB 4 x v a k IB 3x v ak IB 1.50 1.25 1.00 0.75 0.50

Tingkat antibodi Infectious Bronchitis ayam layer hasil uji Elisa IB PTS-3

(7)

Gambar 6. Hasil ELISA IB isolat lokal PTS-3 pada serum ayam buras tidak divaksinasi asal kabupaten Cianjur

Kajian Elisa IB isolat lokal PTS-3 pada serum ayam buras tidak divaksinasi (Gambar 6). Delapan puluh tujuh sampel serum ayam buras tidak divaksinasi IB dari berbagai umur dalam flok peternakan asal kabupaten Cianjur, Jawa Barat diuji ELISA IB PTS-3, hasil uji memperlihatkan tingkat antibodi IB pada serum–serum ayam buras negatif antibodi IB dengan S/P ratio <0,2 (Gambar 6). Hal ini menunjukan ayam buras dalam peternakan tidak terinfeksi virus IB.

Presentasi coefisien variasi (%CV) merupakan distribusi sebaran antibodi. Hasil coefisien variasi sebaran antibodi IB dalam serum ayam layer dan broiler hasil uji ELISA IB isolat lokal PTS-3 disampaikan dalam Tabel 1. Sebaran distribusi antibodi IB di dalam flok-flok ayam layer divaksinasi IB memperlihatkan niali % CV <35, kecuali dalam flok T yaitu 37,97, sedangkan presentase coefisien variasi

pada flok-flok ayam broiler memperlihatkan nilai >35, kecuali flok g dan flok i (Tabel1). Coefisien variasi dengan nilai ≤35% memperlihatkan keseragaman sebaran antibodi yang baik (Crowther 2010).

Hasil ELISA IB PTS-3 dari serum ayam layer komersial lapang asal kabupaten Sukabumi memperlihatkan nilai mean S/P rasio berbeda pada serum-serum divaksinasi IB 1, 2, 3 dan 4 kali dan kandungan antibodi positif terlihat meningkat, demikian pula pada hasil ELISA serum-serum ayam layer divaksinasi IB asal kabupaten Tangerang memiliki nilai mean S/P rasio meningkat terhadap kandungan antibodi IB positif, mulai vaksinasi IB ke 3, 4, 5, 6, dan7. Sedangkan hasil ELISA IB PTS-3 dari serum ayam broiler umur 2-35 hari dan ayam buras tidak divaksinasi memperlihatkan antibodi IB negatif. Dewasa 20 mgg 6 mgg 4 mgg 0,25 0,20 0,15 0,10 0,05 0,00

Tingkat antibodi Infectious bronchitis ayam buras hasil uji Elisa IB PTS-3

S

/P

ra

sio

(8)

Tabel 1. Presentasi Coefisien Variasi antibodi IB dalam flok ayam vaksinasi IB

Kabupaten Sukabumi Kabupaten Tangerang Kabupaten Ciianjur Flok layer % CV Flok layer % CV Flok broiler % CV

Flok A 33,61 Flok 1 24,54 Flok a 268

Flok B 33,22 Flok 2 17,80 Flok b 200

Flok C 24,67 Flok 3 16,91 Flok c 123

Flok D 24,75 Flok 4 12,26 Flok d 83,67

Flok E 31,41 Flok 5 12,83 Flok e 131

Flok F 28,93 Flok 6 28,95 Flok f 54,24

Flok G 3,38 Flok 7 16,85 Flok g 29,67

Flok H 6,90 Flok 8 13,91 Flok h 52,47

Flok I 11,17 Flok 9 24,59 Flok i 19,51

Flok J 21,41 Flok 10 13,20 Flok j 52,6

Flok K 5,55 Flok 11 28,76 Flok k 191,3

Flok L 7,56 Flok 12 13,30 Flok l 117,7

Flok M 12,37 Flok 13 31,06 Flok N 9,16 Flok 14 13,37 Flok O 8,26 Flok 15 21,02 Flok P 4,3 Flok 16 24,80 Flok Q 5,65 Flok 17 13,68 Flok R 29,88 Flok 18 27,41 Flok S 12,2 Flok 19 29,11 Flok T 37,97 Flok 20 38,05 Flok 21 29,77 Flok 22 25,75 Flok 23 19,71 Flok 24 28,53 Flok 25 25,30 Flok 28 27,00 Flok 27 23,84 Flok 28 11,87 Flok 29 18,45 Flok 30 25,23 Flok 31 12,87

(9)

KESIMPULAN

Kesimpulan studi aplikasi ELISA IB isolat lokal PTS-3 pada serum ayam layer, broiler dan buras asal lapang adalah mampu mendeteksi adanya tingkat kandungan antibodi IB pada ayam layer divaksinasi, dan negatif antibodi IB pada ayam broiler divaksinasi dan buras tidak divaksinasi. Dengan demikain uji ELISA IB PTS-3 dapat digunakan untuk mendeteksi antibodi IB dalam serum ayam asal lapang.

DAFTAR PUSTAKA

Cavanag D, Davis PJ, Darbyshire JH, Peters RW. 1986. Coronavirus IBV: virus retaining spike glycopolypeptide S2 but not S1 is unable to induce virus-neutralizing or haemagglutination-inhibiting antibody, or induce chicken tracheal protection. J General Virology. 67:1435-1442.

Case JT, Ardans AA, Bolton DC, Reynolds BJ. 1982. Optimization of parameter for detecting antibodies against infectious bronchitis virus using an enzimed-linkes Immunosorbent Assay: Temporal respon to vaccination and challenge with live virus. Avian Dis. 27:196-210.

Crowther JR. 2010. Validation of Diagnostic Test for Infectious Disease. The ELISA Guide Book. Second Edition. Humana Press. p. 311-312.

Darminto. 1992. Characterization of subtype Infectious Bronchitis virus local isolate. Jurnal Penyakit Hewan.

Engvall E, Parlmann P. 1971. Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) quantitative assay of immunoglobulin G. Immunochemistry. 8:871-874.

Garcia Z, Bankowski RA. 1981. Comparation of a tissue-culture virus-netraliz ation test and the enzyme-linked immunosorbent assay for measurement of antibodies to infectious bronchitia. Avian Diseases. 25:121-130. Indriani R, Dharmayanti NLP. 2013. Development

of an enzyme-linked immunosorbent assay for detection of infectious bronchitis antibody in chicken using local isolate virus. JBI 9(2). pp. Ilona A, Almontas A, Julija S. 2013. Antibody respon in chicken vaccanated against infectious bronchitis virus. Veterinary Institute of Lithuanian Veterinary Academy, Kaisiadorys Lithuania alesejuniene@ yahoo.com pp 12-15.

Ignjatovic J, Galli L. 1995. Immune respon to structural protein of avian infectious bronchitis virus. Avian Path. 24:313-332. Kusters JG, Jager EJ, Lenstra JA, Koch G,

Posthumus WPA, Meloen RH, Van Der Zeijst Bam. 1989. Analysis of an immunodominant region of infectious bronchitis virus. J Immunol. 143:2692-2698.

Koch G, Hartog L, Kant A, Van Roozelaar DJ. 1990. Anrigenic domains on the peplomer protein of avain influenza bronchitis virus: correlation with biological fungtion. J Gener Virol. 71:1929-1935.

Lenstra JA, Kusters JG, Koch G, Van Der Zeijst Bam. 1989. Antigenicity of the peplomer protein of infectious bronchitis virus. Molecular Immunology. 26:7-15.

Synder DB, Marquardt WW, Mallinson ET, Savage PK, Allen DC. 1984. Rapid serological profiling by enzyme-linked immunosorbent assay. III. Simultaneous measurements of antibody titer to infectious bronchitis, infectious brusal disease, and Nwecastle disease viruses in a single serum dilution. Avian Dis. 28:12-24.

Gambar

Gambar 1. S/P rasio ELISA IB PTS-3 pada sampel serum ayam negatif
Gambar 2. S/P ratio ayam layer tidak divaksinasi dan vaksinasi IB
Gambar 3.  Hasil  ELISA  IB  isolat  lokal  PTS-3  pada  serum  ayam  layer  komersial  divaksinasi  IB  dari  Kabupaten Sukabumi
Gambar 5.  Hasil ELISA IB isolat lokal PTS-3 pada serum ayam broiler komersial yang mendapat vaksinasi  IB pada umur 1-2 hari
+3

Referensi

Dokumen terkait

Rancangan Museum Astronomi dengan tema paradoks [Big Bang] menghasilkan wujud arsitektur yang memiliki unsur kontradiksi dari unsur pembentuknya. Namun salah satu

Hasilnya, data-data yang sesuai akan tersaring dan dibawa ke proses selanjutnya yaitu pengolahan data handphone dengan metode fuzzy logic guna mendapatkan hasil rekomendasi

Tapi saya memakai nalar jernih, bahwa ini se- bagai suatu kepercayaan penuh dari Ibu Presiden,” kata Miranda saat berbincang dengan majalah detik dan Trans7 di kampus UI, Jumat,

Kombinasi ekstrak etanol rimpang temulawak, daun beluntas, buah kemukus dan herba meniran tidak mempunyai efek antidiare terhadap mencit Swiss Webster dengan

Hasil analisis tersebut diharapkan dapat digunakan PT SUCOFINDO maupun Perusahaan BUMN lainnya dalam melakukan evalusi terhadap kebijakan penyaluran pinjaman program

Subjek Retribusi Izin Usaha Perikanan adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh izin dari Pemerintah Daerah untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan dan

Dalam 12 bulan terakhir rata-rata seberapa sering anda mendapat serangan mengi, nafas sesak berbunyi ngik-ngik atau menciut/bengek yang menyebabkannya terbangun

Kedudukan anak perempuan dalam sistem waris adat Bali adalah anak perempuan tidak mempunyai hak sebagai ahli waris terhadap harta warisan orang tuanya sesuai dengan