• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budidaya Tanaman Anggrek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Budidaya Tanaman Anggrek"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Budidaya Tanaman Anggrek

Sumber : http://www.deptan.go.id/ditlinhorti/

A. ASPEK LINGKUNGAN

Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada pohon dan ranting-ranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi media

tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti : pemupukan, penyiraman serta pengendalian OPT.

Pada umumnya anggrek-anggrek yang dibudidayakan memerlukan temperatur 28 + 2° C dengan temperatur minimum 15° C. Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan panas dari pada anggrek pot. Tetapi temperatur yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar antara 60–85%. Fungsi

kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara lain untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban dijaga agar tidak terlalu tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda. Oleh karena itu diusahakan agar media dalam pot jangan terlampau basah. Sedangkan kelembaban yang sangat rendah pada siang hari dapat diatasi dengan cara pemberian semprotan kabut (mist) di sekitar tempat pertanaman dengan bantuan sprayer.

Berdasarakan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali pada anggrek jenis Dendrobium sp. yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Contoh dari anggrek tipe simpodial antara lain : Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium sp. dan

Cymbidium sp. Anggrek tipe simpodial pada umumnya bersifat epifit.

Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh titik tumbuh yang terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp., Arachnis sp., Renanthera

sp., Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp.

Habitat tanaman anggrek dibedakan menjadi 4 kelompok sebagai berikut :

Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya matahari, misalnya Cattleya sp. memerlukan cahaya +40%, Dendrobium sp. 50–60%, Phalaenopsis sp. + 30 %, dan

Oncidium sp. 60 – 75 %.

Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung, misalnya Aranthera sp., Renanthera sp., Vanda sp. dan Arachnis sp.

Tanaman anggrek terestrial membutuhkan cahaya matahari 70 – 100 %, dengan suhu siang berkisar antara 19 – 380C, dan malam hari 18–210C. Sedangkan untuk anggrek jenis Vanda

sp. yang berdaun lebar memerlukan sedikit naungan.

Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium phalaenopsis.

Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering, serta membutuhkan sedikit cahaya matahari, misalnya Goodyera sp.

(2)

SYARAT PERTUMBUHAN 5.1. Iklim

1. Angin tidak dan curah hujan terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek. 2. Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek.

3. Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 derajat C. Jika suhu udara malam berada di bawah 12,7 derajat C, maka daerah tersebut tidak dianjurkan untuk ditanam anggrek (di dataran tinggi Dieng).

4. Tanaman anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus menerus, akan tetapi menyukai kelembaban udara di siang hari 65-70 %.

5.2. Media Tanam

Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu:

1. Media untuk anggrek Ephytis dan Semi Ephytis terdiri dari: 1. Serat Pakis yang telah digodok.

2. 2. Kulit kayu yang dibuang getahnya.

3. Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu. 4. Ijuk.

5. Potongan batang pohon enau. 6. Arang kayu .

7. Pecahan genting/batu bata.

8. Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman dan akarnya. Untuk anggrek Semi Epirit yang akarnya menempel pada media untuk mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk kandang/daun-daunan.

5.3. Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang cocok bagi budidaya tanaman ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu: 1. Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl) : Anggrek panas memerlukan suhu udara 26-30 derajat C pada siang hari, 21 derajat C pada malam hari, dengan daerah ketinggian 0-650 meter dpl. Contoh jenis anggrek ini adalah:

1. Dendrobium phalaenopsis 2. Onchidium Papillo

3. Phaphilopedillum Bellatum

2. Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl) : Anggrek sedang pada suhu udara siang hari 21 derajat C dan 15–21 derajat C,pada malam hari, dengan ketinggian 150-1500 m dpl.

3. Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl) : Anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15-21 derajat C di siang hari dan 9–15 derajat C pada malam hari, dengan ketinggian = 1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis Cymbidium.

6. PEDOMAN BUDIDAYA 6.1. Pembibitan

1. Persyaratan Bibit : Bibit anggrek yang baik, sehat dan unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat dan indah.

2. Penyebaran Biji : Bibit anggrek berasal dari biji yang disemaikan. Adapun penyebaran biji anggrek sebagai berikut:

1. Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji harus bersih.

2. Mensterilkan biji : Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan dalam 100 cc air kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke dalam botol. Biji dimasukan dalam botol dan digojog 10 menit. (biji anggrek yang semula kuning kecoklatan berubah warna menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang dan diganti dengan aquades, digojog berulang kali (2–3 kali). 3. Penyebaran biji anggrek : Botol-botol yang telah disterilkan dapat digunakan untuk menyebaran biji anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus untuk

menghilangkan kuman. Untuk memasukan biji anggrek ke dalam botol digunakan pipet yang dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yang telah terbuka kemudian diisi biji anggrek dan diratakan keseluruh

(3)

permukaan alas makanan yang telah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi di atas spritus kemudian ditutup kembali.

3. Teknik Penyemaian Benih :

1. Memeriksaan dengan mikroskop, baik atau tidaknya biji anggrek, yang kosong berwarna putih dan yang isi kuning coklat/warna lain.

2. Mempersiapkan botol yang bermulut lebar bersih dan tidak berwarna agar dapat meneruskan cahaya matahari yang dibutuhkan dan mudah dilihat.

3. Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai keras, ujung diikat tali untuk memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yang dipotong potong. Kerapatan tutup botol menjaga agar bakteri/jamur tidak masuk sehingga tidak terinfeksi atau terkontaminasi.

4. Mempersiapkan lemari kaca (ent-kas) yang bersih dari bakteri/jamur dengan kain yang sudah dicelup formalin udara dalam lemari disterilkan dengan kapas dipiring dituangi formalin supaya menguap mensterilkan kaca (ent-kas).

5. Pembuatan sterilsasi alas makanan dan untuk membuat alas makanan anggrek biasanya dipakai resep Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu:

1. Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram 2. KH2PO4 : 0,25 gram 3. MgSO47H2O : 0,25 gram 4. (NH4)2SO4 : 0,25 gram 5. Saccharose : 20 gram 6. FeSO4 4H2O : 0,25 gram 7. MnSO4 : 0,0075 gram 8. Agar-agar : 15–17,5 gram 9. Aquadest : 1000 cc

Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pH tekstil/Indikator 

Paper. Sterilisasi dengan cara dipanaskan dalam Autoclaf yang sampai 110 derajat C selama setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan pada tempat bersih, dengan posisi miring, sehingga makanan setinggi 1/2–2/3 tinggi botol (dari alas sampai ke leher botol) dan didiamkan selama 5–7 jam untuk mengetahui sterilisasi yang sempurna.

4. Pemindahan Bibit : Setelah tanaman di dalam botol berumur 9–12 bulan terlihat besar, tumbuh akar. Dalam tingkat ini bibit sudah dapat dipindahkan kedalam pot penyemaian yang berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yang berlubang. Siapkan pecahan genting, dan akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang 5–30 mm sehingga serabutnya terlepas satu sama lainnya. Sebelum dipakai terlebih dulu dicuci bersih dan biarkan airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci, direndam dulu dalam alas makanan selama 24 jam yang berupa:

1. Urea atau ZA : 0,50 mg 2. DS, TS atau ES : 0,25 mg

3. Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg 4. Air : 1000 cc

(4)

DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2.Tujuan

1.3. Ruang Lingkup atau Batasan Masalah 1.4 Metode Penyusunan

BAB II

2.1. Mengenal Anggrek lebih dekat BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembuatan karya ilmiah ini sangat diperlukan bagi siswa untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Kegiatan seperti ini sangat diperlukan oleh semua siswa untuk dapat menerapkan pelajaran teorinya yang ada di Sekolah. Selain itu, juga dapat meningkatkan mutu dan semangat belajar .

Dalam penyusunan karya ilmiah ini, saya mendapat bermacam kesulitan, saya tidak akan putus di tengah jalan, karena saya tahu ini semua juga untuk kegiatan saya, demi mencapai prestasi. Karena itu, saya terus berusaha agar karya ilmiah ini hasilnya sempurna dan baik.

1.2 Tujuan Kegiatan

1. Menambah ilmu pengetahuan serta wawasan, 2. Meningkatkan kualitas pendidikan,

3. Mengetahui secara lengkap bagaimana cara membudidayakan bunga anggrek.

1.3 Ruang Lingkup atau Batasan Masalah

Adanya kesulitan pada penyusunan karya ilmiah, maka saya mempunyai batasan masalah pengkajian pada karya ilmiah ini.

Batasan masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini, antara lain : 1.

Mengenal sekilas tentang anggrek. 2.

Bagaimana cara memilih dan menyiapkan lahan untuk menanam anggrek?

3.

Bagaimana cara penanaman bibit anggrek? 4.

Bagaimana cara perawatan tanaman dan pemupukan anggrek? 5.

Bagaimana pengendalian hama dan penyakit? 6.

Bagaimana penanganan waktu panen dan paskah panen? 1.4 Metode Penyusunan

a.

(5)

Dengan metode ini kami bisa menyatakan masalah yang kurang jelas agar masalah ini bisa cepat terselesaikan, kegiatan tanya jawab ini bisa membantu kita untuk dapat meminta.

b.

Referensi

Dengan metode ini kami bisa tahu lebih jelas dan mengembangkan data yang telah kita dapat, melalui sumber buku yang ada seperti : 1. Budidaya Anggrek. untuk umum hal. 1 – 52, PT Agro Media Pustaka. BAB II

HASIL KEGIATAN

2.1. Mengenal Anggrek Lebih Dekat 2.1.1. Sejarah dan Perkembangan Anggrek

Anggrek ( Orehidaceae ), termasuk dalam keluarga tanaman bunga-bungaan. Di seluruh dunia diperkirakan ada sekitar 25000 spesies dan 800 jenis Anggrek. Indonesia sendiri memiliki lebih dari 4000 spesies yang tersebar di hampir semua pulau. Jenis anggrek yang banyak tumbuh

di Indonesia antara lain: Phalaenopsis, Paphiopedilum, Dendrobium, Coelogyne, Cymbidium, Bulbophyllium. Anggrek Indonesia yang terkenal adalah Anggrek Bulan ( Phalaenopsis Amabilis ) yang diangkat sebagai “Bunga Nasional” dan dijuluki “Puspa Pesona”, serta Anggrek Kantong ( Paphiopedilum Javanicum ).

2.1.2. Ciri Morfologi Anggrek

Sebelum menanam dan membungakan anggrek di pekarangan rumah, ada baiknya terlebih dahulu kita mengenal ciri fisiknya. Ciri fisik tanaman anggrek sebagai berikut :

1. Akar

Akar anggrek lunak, mudah patah, berlendir, dan agak lengket. Bentuknya meruncing di bagian ujung.

2. Batang

Ada dua tipe pertumbuhan batang anggrek, yaitu tipe monopodial dan tipe simpodial. Anggrek tipe monopodial umumnya batang tunggal dan tipe simpodial terbatas hingga mencapai ketinggian maksimal.

3. Daun

Bentuk daun anggrek berbeda-beda tergantung pada varietasnya. Secara umum bentuknya sempit memanjang hingga bulat memanjang. Letak tubuh daun anggrek saling berhadapan atau

berpasangan. 4. Bunga

Bunga anggrek dapat muncul dipucuk tanaman ( tipe Acranthe ). Bunga anggrek tersusun atas beberapa bagian meliputi sepal, petal, benang sari, putik dan ovari.

5. Buah dan Biji Anggrek

Buah anggrek memiliki bentuk capsular berbelah enam.

(6)

2.1.3 Jenis-jenis Anggrek

Pembagian jenis anggrek bertujuan memudahkan pemeliharaan dan perawatannya.

Pembagian Anggrek Jenis Anggrek Keterangan Berdasarkan

tipe

pertumbuhan Anggrek

(7)

Simpodial

Anggrek tipe ini tumbuh horizontal seperti tanaman merambat. Batang tumbuhnya disebut

Rhizoma, akarnya tumbuh

disepanjang rhizoma, dengan arah menurun dan membentuk batang vertikal yang disebut umbi semu.

Pada pseudobulb yang berbentuk batang tangkai bunga akan muncul dari ujung batangnya. Contohnya Anggrek Dendrobium.

Anggrek Monopodial

Anggrek tipe ini tumbuh ke atas dari satu batang (stem), daunnya muncul dari ujung batang, terus-menerus selama hidupnya.

Anggrek Monopodial tidak

mempunyai Rhizoma

dan Pseudobulb, tetapi memiliki akar udara. Berdasarkan Tempat

Tumbuh

Anggrek Epifit Anggrek ini tumbuh menumpang di batang tanaman lain. Akarnya melekat di dahan tanaman inang dan mendapatkan air dari hujan dan kabut. Namun, anggrek epifit tidak mengambil sari makanan dari tanaman inang

Anggrek

(8)

Lithophyte menempel dengan

cara mencengkeram akar di permukaan batu. Anggrek

Saprophyte

Anggrek itu tumbuh di humus dan daun-daun kering.

Anggrek Terrestrial

Anggrek ini tumbuh di padang rumput dan tanah humus yang terdapat di hutan. Berdasarkan Suhu

Anggrek suhu dingin

(9)

Tumbuh dengan baik pada suhu 15 – 210C (siang hari) dan 10 – 130C (malam hari). Lokasi tumbuh di daerah dengan ketinggian 2000 – 4000 m di atas permukaan laut.

Suhu Sedang

Tumbuh dengan baik pada suhu 21 – 320C (siang hari) dan 13 – 180C (malam hari). Lokasi tumbuh di daerah dengan ketinggian 750 – 2000 m di atas permukaan laut.

Anggrek Suhu Panas

Tumbuh dengan baik pada suhu 26 – 350C (siang hari) dan 18 – 240C (malam hari). Lokasi tumbuh di daerah dengan ketinggian 0 – 750 m di atas permukaan laut.

2.2 Merawat dan Membungakan Anggrek 2.2.1. Menjaga Lingkungan Anggrek

Lingkungan anggrek adalah area disekitar lokasi tumbuh anggrek baik itu lingkungan pot maupun di sekitar pot ditempatkan. Tanaman anggrek dapat tumbuh dimanapun tapi untuk menciptakan anggrek yang prima dan terus berbunga, faktor lingkungan harus diperhatikan.

a.

Iklim dan sirkulasi Udara

Pemantauan suhu lingkungan harus terus dilakukan. Selain itu, sirkulasi udara juga harus selalu lancar mengalir agar pertumbuhan anggrek dijamin akan maksimal.

b.

Cahaya Matahari

Tanaman anggrek membutuhkan cahaya matahari, terutama pada pagi hari dan siang hari saat stomata atau mulut daunnya terbuka untuk memasak.

c.

Kebersihan Lingkungan

Gulma yang tumbuh harus selalu disiangi dengan cara mencabut beserta akar-akarnya agar tidak tumbuh kembali.

d.

Kelembaban

Anggrek sangat menyenangi daerah yang lembab. Untuk menciptakan suasana yang lembab adalah dengan meletakkan tanaman lain di bawah rak-rak tempat pot enggrek diletakkan.

2.2.2. Pemilihan Media Tanam

Media tanam sangat memengaruhi pertumbuhan dan produksi bunga. Untuk itu, perlu terus dilakukan usaha mencari media tanam yang paling cocok. Berikut ini beberapa media tanam yang umum digunakan oleh para penganggrek di Indonesia.

Pecahan Batu Bata 

Digunakan sebagai dasar pot, karena mempunyai kemampuan drainase dan aerase yang baik. Media tanam ini cocok digunakan sebagai media tanam anggrek Dendrobium.

Moss 

Digunakan sebagai media tanam anggrek karena memiliki daya ikat air, serta sistem aerase dan drainase yang baik. Baik digunakan sebagai media tanam anggrek phalaenopsis.

Pakis 

(10)

Memiliki daya mengikat air, aerasi dan drainase yang baik, serta masa lapuknya tergolong lama, cocok digunakan sebagai media tanam anggrek Phalaenopsis.

Serabut Kelapa 

Media tanam ini juga mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan anggrek, cocok digunakan sebagai media tanam anggrek phalaenopsis.

Serutan Kayu / Potongan Kayu 

Media ini tidak mudah lapuk karena banyak mengandung senyawa- senyawa yang sulit

terdekomposisi seperti selulosa, lignin, dan hemiselulosa. Selain itu, serutan kayu atau potongan kayu memiliki tingkat aerasi dan drainase yang baik, tetapi daya menyimpan airnya kurang dan miskin. Media serutan kayu, sangat baik digunakan sebagai media tanam anggrek Arantera.

Pecahan Arang 

Pecahan arang tidak mudah lapuk, serta tidak mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri. Namun, media ini sulit mengikat air dan miskin zat hara. Media tanam ini cocok digunakan sebagai media tanam anggrek Dendrobium.

2.2.3. Penyiraman dan Pemupukan

Penyiraman yang berlebihan dapat menimbulkan kerusakan, terutama untuk anggrek yang di tanam di daerah yang lembab karena dapat mengakibatkan pembusukan bahkan kematian pada anggrek. Karena itu, frekuensi penyiraman disesuaikan dengan jenis anggrek, media tanam yang digunakan dan temperatur saat itu.

Untuk anggrek monopodial, penyiraman dilakukan 2 – 3 kali 

sehari.

Untuk anggrek simpodial, penyiraman cukup dilakukan 1 – 2 kali 

sehari. Tanaman anggrek Vanda sp, yang termasuk anggrek tipe monopodial perlu disiram lebih dari dua kali sehari, terutama pada musim kemarau.

Untuk anggrek yang ditanam di media yang mudah menyerap air, 

seperti serabut kelapa, pakis dan moss, penyiraman cukup dilakukan sehari sekali.

Untuk anggrek yang ditanam di media yang sulit menyerap air, 

seperti pecahan arang, potongan kayu, penyiraman cukup dilakukan 2 – 3 kali sehari.

Cara menyiram anggrek yang paling baik adalah dengan menyemprotnya menggunakan nozzle yang dapat diatur besar- kecilnya butiran air yang keluar. Penyiraman dapat ditujukan ke seluruh bagian tanaman, tetapi jangan sampai menciptakan genangan dipermukaan media tanam.

Pemupukan Tanaman anggrek membutuhkan unsur hara

untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Ada 16 unsur hara yang dibutuhkan oleh anggrek. Tiga unsur diperoleh dari udara dan air, yaitu Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O). 13 unsur

(11)

lain dibagi menjadi 2 bagian yaitu unsur makro seperti Nitrogen (N), Posfor (F), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S), dan unsur mikro seperti Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Boron (B), Molybdinum (Mo), dan Klorin (Cl). Unsur makro dan mikro dipenuhi dari makanan yang didapat oleh akar atau dihasilkan dari proses fotosintesis. Tanaman harus diberi pupuk, baik organik maupun anorganik.

Pupuk terbaik yang diberikan adalah pupuk majemuk, yakni pupuk yang mengandung unsur makro dan mikro sekaligus.

Kualitas dan kuantitas pupuk yang diberikan sangat mempengaruhi keseimbangan perubahan vegetatif dan generatif tanaman. Oleh karena itu, pupuk yang diberikan harus mengandung tiga unsur makro : N, P dan K dengan komposisi tergantung pada unsur anggrek.

(12)

Pupuk yang digunakan bisa berupa pupuk daun atau pupuk akar. Namum, agar pupuk lebih cepat terserap sebaiknya gunakan pupuk daun. Pemberian pupuk dilakukan dengan penyemprotan menggunakan nozzle. Jenis pupuk daun yang banyak tersedia di pasaran antara lain Gandasil, Hyponex, Vitabloom, Gaviota, atau Mamigro.

2.2.4. Tabel 1. Jadwal Pemupukan Anggrek Umur Anggrek Jadwal pemupukan Keterangan 1. Bibit Seedling - Satu minggu sekali,

pupuk dicampur dengan vitamin B1 atau atronik. -

Dua minggu sekali, pupuk

dicampur dengan fungisida. Bibit seedling membutuhkan pupuk dengan kandungan N tinggi. 2. Anggrek remaja ( akan berbunga ) - Satu

minggu dua kali. -

Satu minggu sekali

pupuk dicampur dengan vitamin B1 dan fungisida. -

Untuk merangsang

pembungaan, satu minggu sekali berikan pupuk yang mengandung P. tinggi. Dua minggu sekali

(13)

insektisida

untuk pencegahan hama dan penyakit. 3. Anggrek berbunga - Satu minggu sekali Pemupukan dapat dilakukan lebih sering, tetapi dosisnya dikurangi.

Tabel 2. Jadwal Pemupukan Anggrek. Jenis Unsur

Nama Unsur Kegunaan

(14)

Makro Nitrogen (N)

(15)

Dibutuhkan untuk sintesa asam amino, protein,

asam nukleat,

berbagai koenzim, serta berfungsi sebagai konstituen molekul klorofil ( zat hijau daun ). Posfor (P)

Merupakan komponen gula fosfat, asam nukleat, nukleotida, koenzim, dan fofolit, fungsi utama P adalah mentransfer energi reaksi-reaksi kimia dalam tubuh anggrek. Unsur P secara nyata

mempengaruhi pertumbuhan seluruh bagian anggrek. Kalium (K)

Kalium mempengaruhi enzim yang membantu proses fotosintesis dan respirasi metabolisme karbohidrat.

Kalsium (Ca) Dibutuhkan sebagai bahan pengisi dinding sel, mempengaruhi tingkat hormon yang

berfungsi

sebagai dektosifikasi racun dari unsur lain, terutama unsur mikro. Magnesium

(Mg)

Merupakan inti molekul klorofil yang memegang peran penting dalam proses fotosintesis. Sulfur (S)

Diperlukan sebagai unsur asam amino yang mengandung vitamin dan koenzim penting. Mikro

Besi (Fe)

Unsur mikro jarang diberikan secara khusus karena dianggap tercukupi oleh campuran atau ketidakmurnian pupuk makro. Unsur mikro yang paling sering kekurangan adalah Besi ( Fe ), karena oksidasi unsur Fe berubah menjadi

senyawa yang tidak tersedia bagi anggrek.

2.2.5. Repotting

Repotting merupakan proses penggantian pot dan media tanam anggreknya. Pekerjaan ini sebaiknya dilakukan setelah masa berbunga selesai dan mulai tumbuh akar baru. Alat yang digunakan antara lain pisau tipis (cutter atau silet). Sementara itu, waktu yang tepat melakukan repotting adalah setiap 2 – 3 tahun, atau jika salah satu dari beberapa keadaan di bawah ini telah terjadi.

Media tanam telah rusak, hancur, atau membusuk. 

Media tanam sudah terlalu asam ( PH<5 ), sehingga menghambat 

pertumbuhan tanaman. Media tanam yang terlalu asam ditandai dengan tumbuhnya lumut di atas permukaannya.

Muncul lapisan kerak berwarna putih pada media tanam. Lapisan 

(16)

Akar tanaman telah tumbuh di luar pot. 

Sebelum melakukan repotting, semua alat dan media tanam yang baru direndam di dalam larutan Fungisida Physar 20 atau Dithane M-45 selama beberapa menit agar bibit jamur yang mungkin ada mati.

Berikut ini langkah-langkah melakukan repotting :

1. Keluarkan anggrek dari pot lama dengan hati-hati agar akarnya tidak banyak yang rusak atau putus.

2. Setelah anggrek dikeluarkan dari pot yang lama, buang semua sisa media tanam yang masih menempel di akar.

3. Potong akar yang sudah mati atau membusuk dengan gunting yang steril. Ciri akar yang membusuk berwarna soklat kehitaman. Rendam anggrek di dalam larutan vitamin B1 dalam beberapa menit untuk mengurangi stres sebelum ditanam ulang.

4. Tanam anggrek di pot yang berisi media tanam baru, lalu letakkan di tempat yang agak teduh dan lembab. Siram media tanam secukupnya, jangan terlalu basah.

2.3. Memperbanyak Anggrek

2.3.1. A. Perbanyakan Secara Generatif

Perbanyakan Secara Generatif dilakukan dengan cara menanam biji anggrek yang dihasilkan dari hasil persilangan. Biji-biji ini secara genetis memiliki sifat heterozigot ( beragam ), sehingga sangat sulit untuk mendapatkan anakan anggrek yang sifatnya sama dengan sang induk. Dari hasil

perbanyakan secara generaitf akan dihasilkan banyak anakan aanggrek dengan varietas beragam. 2.3.2 B. Perbanyakan Secara Vegetatif

Perbanyakan anggrek secara Vegetatif dilakukan dengan menumbuhkan bagian vegetatif tertentu dari tanaman induk. Dari teknik perbanyakan ini akan dihasilkan anakan anggrek yang memiliki kesamaan sifat genetik dengan induknya.

Cara yang digunakan dalam perbanyakan secara vegetatif berbeda- beda sesuai dengan jenis anggreknya.

a.

Perbanyakan Dengan Stek

Perbanyakan dengan stek umumnya dilakukan pada anggrek tipe monopodial yang hidup terestrial. Dari perbanyakan dengan stek akan didapat anakan yang memiliki kesamaan sifat dengan induknya. Anggrek yang di stek, sebaiknya dipilih dari tanaman yang tingginya mencapai dua meter atau lebih. Batang anggrek ini kemudian dipotong sepanjang 80 cm dari pucuknya. Potongan inilah yang lalu ditanam. Enam bulan kemudian biasanya sudah tumbuh tunas-tunas baru sepanjang 60 cm yang telah berakar. Tunas ini juga sudah dapat digunakan sebagai bahan stek.

b.

Pembelahan Anakan

Perbanyakan anggrek dengan pembelahan anakan hanya dapat dilakukan pada anggrek tipe

simpodial. Caranya bulb yang telah kering dan kehilangan daun ( back bulb ) dipisahkan agar mata tunas yang terdapat dibagian bawah bulb dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Pemisahan ini dilakukan dengan memotong setengah lingkaran rhizom menggunakan pisau yang tajam. Rhizom baru dapat dipotong setelah tumbuh tunas dan berakar.

c.

(17)

Perbanyakan dengan keiki ( bayi ) umumnya dilakukan pada anggrek Dendrobium SP. Keiki tumbuh dari buku batang tanaman dewasa, biasanya diakibatkan oleh anggrek yang kekurangan unsur hara atau menurunnya kualitas media tanam. Arah pertumbuhan keiki cenderung ke atas. 2.3.3. C. Kultur Jaringan

Perbanyakan tanaman menggunakan teknik kultur jaringan pertama kali dicoba pada tahun 1902 Haberlandt, berdasarkan adanya sifat tanaman yang disebut totipotensi ( sel yang sedang tumbuh ) dapat berkembang menjadi tanaman yang utuh , yang dicetuskan oleh 2 orang sarjana Jerman, Schwan dan Schlciden pada tahun 1830. Saat ini, teknik kultur jaringan menjadi cara yang paling efektif untuk menghasilkan tanaman baru dalam jumlah besar dan memiliki sifat yang sama dengan induknya.

Dalam perbanyakan anggrek, teknik kultur jaringan bertujuan menghasilkan bunga dalam jumlah banyak dan seragam. Caranya dilakukan dengan menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif ( akar, daun, batang, mata tunas ) atau menumbuhkan jaringan-jaringan generatif ( ovule, embrio dan biji ) pada media buatan berupa cairan atau padat bebas mikroorganisme. Kegiatan ini dilakukan dalam ruangan yang steril menggunakan peralatan yang juga telah disterilkan.

2.4. Menyilangkan Anggrek

Tujuan menyilangkan anggrek adalah mendapatkan varietas baru dengan warna dan bentuk bunga yang menarik. Misalnya, memiliki mahkota bunga yang kompak dan bertekstur tebal, menghasilkan anggrek potong yang prima, menghasilkan anggrek yang mampu mengeluarkan kuntum banyak, menghilangkan sifat kuntum bunga yang gugur dini akibat kelainan genetik, serta memacu anggrek yang tidak atau jarang berbunga menjadi lebih produkttif.

Namun, tidak semua anggrek dapat disilang, ada anggek yang hanya dapat menjadi “ibu”, tetapi belum tentu menjadi “bapak” atau sebaliknya. Mengetahui jenis kelamin anggrek dapat diketahui dari polennya. Polen berwarna kuning tua, menandakan anggrek jantan. Polen berwarna kuning muda menandakan anggrek betina. Anggrek jantan menurunkan warna dan anggrek betina menurunkan bentuk bunga kepada keturunannya secara genetik.

Berikut ini beberapa tahapan dalam menyilangkan anggrek a.

Penyerbukan

Penyerbukan anggrek dilakukan dengan cara mengambil tepung sari (polen), lalu dimasukkan ke dalam stigma (kepala putik) anggrek jenis lain yang telah masak. Alat yang digunakan bisa berupa jarum, tusuk gigi, atau pinset yang steril. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1.

Buka ujung colum bunga hingga terlihat polen yang berwarna kuning cerah.

2.

Ambil polen secara hati-hati menggunakan pinset, jarum, atau tusuk gigi yang ujungnya telah dibasahi air. 3.

Masukkan polen ke dalam stigma ( kepala putik ). 4.

Beberapa hari kemudian bunga yang telah diserbuki akan layu, pertanda penyerbukan berhasil. Jika tidak terserang hama atau penyakit, akan terbentuk bakal buah yang terus berkembang menjadi buah sempurna yang berisi biji.

b.

(18)

Tiga bulan setelah penyerbukan, biji anggrek yang berasal dari buah

matang ( berwarna hijau kekuningan atau sudah merekah ) sudah siap ditebar. Kriteria biji yang layak tebar adalah yang bentuknya bulat berisi, berwarna kuning atau kecoklatan. Berikut ini bahan media tebar biji anggrek : 1. Agar-agar 8 gram. 2. Pupuk NPK 20 -20 -20. 3. Air kelapa 150 cc. 4.

Gula putih 20 gram. 5.

Carcoal aktif ( arang aktif ) 2 gram.

Semua bahan media tebar dicampur dengan satu liter air, lalu direbus hingga mendidih. Setelah itu dimasukkan ke dalam botol sebanyak 50 cc / botol. Botol yang berisi media tebar ditutup dengan aluminium foil, lalu disterilkan di autoklaf dengan suhu 1200 C selama 20 menit. Diamkan media ini selama 48 jam sebelum ditebari biji.

Penebaran biji dilakukan di dalam kotak steril ( laminar air flow ). Caranya sebagai berikut :

1.

Buah dibersihkan, lalu direndam dalam klorox 10% selama 15 menit atau dibakar dengan busen selama 2 – 3 menit agar steril. 2.

Potong ujung buah. 3.

Masukkan biji ke dalam media tebar. 4.

Letakkan media tanam di dalam ruang dengan pencahayaan 20-30%.

Biji anggrek berkecambah dalam waktu 2 minggu hingga 3 bulan, kemudian dipindahkan ke dalam wadah berupa botol dengan campuran media tanam yang sama, tetapi ditambah dengan zat

penumbuh akar atau NAA ( Naflit Asetit Acit ). Dalam 1 botol dimasukkan sekitar 40 kecambah, dan dirawat hingga menjadi berbentuk plantet ( tanaman sempurna, memiliki akar, natang dan daun ).

c.

Komuniti Pot ( Kompot )

Bibit yang sudah berbentuk plantet sudah dapat disemai di dalam pot dengan media tanam arang atau pakis. Caranya bibit dikeluarkan dari dalam botol, lalu dicuci bersih, setelah itu ditanam dengan jumlah 30 bibit / pot.

(19)

Kemudian letakkan pot di atas rak yang atasnya diberi paranet 20% dan dilapisi dengan plastik UV.

d.

Individual Pot ( Seedling )

Tiga hingga empat bulan kemudian, bibit yang telah tumbuh semakin besar dipisahkan secara individual di dalam pot-pot kecil. 4 bulan kemudian dipindahkan kembali ke pot yang lebih besar, lalu dirawat hingga berbunga.

2.5. Pengendalian Hama Jenis Hama Gejala Serangan Pengendalian 1. Semut Tanaman tumbuh

(20)

Rendam pot di dalam air yang

telah

diberi insektisida. Dosisnya 2 cc/liter. 2.

Belalang

Pucuk-pucuk daun rusak akibat gigtan belalang. Aplikasi

insektisida Orthene,

Diazinon, Malathion, Bayrusil, atau Filidol.

Pengaplikasian dilakukan 10 hari sekali dengan dosis 2 cc/liter. 3.

Keong (Subulina Octana)

Daun anggrek rusak karena gigitan keong.

Aplikasi

insektisida Metadeks yang dicampur dengan tape

dengan perbandingan

1:1 campuran ini lalu di tebar ke media tanam. 4.

Kutu Babi

Sama dengan gejala serangan hama semut, bedanya hama kutu babi tidak menyerang kuncup bunga anggrek.

Rendam pot di dalam air selama 10 menit

5.

Muncul lubang-lubang di Sama seperti

(21)

Kumbang Penggerak batang. pengendalian hama belalang. 6. Ulat

Daun, kuncup bunga, dan bunga yang telah mekar rusak akibat gigitan ulat. Sama dengan pengendalian hama belalang. 7. Kepik

Di permukaan atas dan bawah daun terlihat bintik-bintik putih / kuning. Daun yang terserang akan

Referensi

Dokumen terkait

Gratitude and happiness : development of a measure of gratitude, and relationships with subjective well-being.

Ini adalah kaidah yang sangat penting dalam syari’at Islam secara umum dan dalam beramar ma’ruf dan nahi mungkar secara khusus, maksudnya ialah seseorang yang

Pada keadaan tertentu bila alat yang akan dibeli tidak dapat diuji coba (alat-alat tertentu) maka keputusan pembelian diserahkan kepada Tim Pengadaan. Kepala Bagian Inventory

Data yang dianalisis dalam studi ini adalah data I dan data II. Data I meliputi: 1) rumusan lampiran II dari kurikulum, yaitu silabus IPA-fisika, meliputi rumusan komponen

Jika debitur kredit sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan undang – undang dan ketentuan BI, Setelah semua peraturan BI dan Undang –undang sudah

Perencanaan, Pertemuan pada siklus II diadakan perubahan pada pembentukan kelompok yang pada siklus I berdasar nomor urut data kelas untuk siklus II didasarkan pada

maka hasil analisis tersebut dapat terlihat bahwa pemanfaatan akun twitter @malbekasi (variabel X) memiliki pengaruh tinggi yaitu 0,60-0,799 terhadap kepuasan

Aktiviti perkhemahan ini pasti akan melibatkan penggunaan khemah. Khemah pula terbahagi kepada pelbagai bentuk dan bahan yang digunakan untuk membuat