• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desy Alulu (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD) UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Desy Alulu (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD) UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN

BONE BOLANGO

Desy Alulu

(Mahasiswa Jurusan S1 PGSD)

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

ABSTRAK

Desy Alulu, 2013 Skripsi “Penerapan Metode Problem Solving Pada Pembelajaran Matematika Di SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango”. Pendidikan Guru Sekolah Dasar fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Dosen Pembimbing I Dr. Hj. Asni Ilham, S.Pd, M.Si, Dosen Pembimbing II Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Pandangan guru terhadap Penerapan Metode Problem Solving Pada Pembelajaran Matematika dan Bagaimanakah Penerapan Metode Problem Solving Pada Pembelajaran Matematika Di SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Pandangan Guru Terhadap Penerapan Metode Problem Solving dan Penerapan Metode Problem Solving Pada Pembelajaran Matematika di SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupten Bone Bolango”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Metode ini digunakan dengan maksud untuk memberikan gambaran/deskripsi tentang pandangan guru terhadap penerapan metode problem solving dan penerapan metode probem solving pada pembelajaran matematika di SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Hasil penelitian yang dapat disajikan sebagai berikut :pandangan guru terhadap penerapan metode problem solving, Berdasarkan hasil wawancara dengan guru menunjukan tanggapan yang positif terhadap proses pembelajaran. Dalam penerapan metode problem solving ini guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada pembelajaran dan harus matang dalam merencanakan alokasi waktu. Simpulan sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti “Pandangan guru dalam menerapkan metode

problem solving menunjukan tanggapan yang positif terhadap proses

pembelajaran”. Dalam penerapan metode problem solving guru menyiapkan alat dan bahan yang akan diguanakan pada saat pembelajaran dan merencanakan dengan baik tentang penggunaan waktu, karena metode

problem solving memerlukan waktu yang lebih dibandingkan dengan metode

(2)

Kata Kunci : Penerapan, Metode Problem Solving

Pendahuluan

Dari beberapa mata pelajaran yang disajikan di Sekolah Dasar matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang universal. Matematika menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Pada kenyataan kita dapat melihat seorang pedagang, petani, tukang, dan sebagainya. Baik secara langsung maupun tidak langsung pasti memerlukan matematika.Apalagi dalam kehidupan di era globalisasi. Seseorang yang tidak dapat menghitung seperti menjumlahkan, mengurangi, membagi, mengalikan pasti tidak mendapat kedudukan yang layak hidup untuk berkompotitif dengan warga lainnya.

Mencermati pola kehidupan diatas, matematika perlu diajarkan disekolah-sekolah. Siswa perlu dilatih dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Karena siswa perlu dilatih dari mereka di sekolah dasar agar dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul seperti yang telah digambarkan diatas. Karena itu guru dalam mengajar matematika harus mengupayakan agar siswa dapat menerima dengan baik serta memahami materi yang sedang diajarkan.

Untuk mengupayakan agar siswa dapat memahami materi yang sedang diajarkan oleh guru maka diperlukan metode problem solving. Metode problem

solving seringkali digunakan guru dalam pembelajaran matematika, Karena metode problem solving dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapinya. Problem solving dapat membuat materi yang diajarkan menjadi lebih jelas dan kongkrit sehingga tidak terjadi verbalisme. Selain itu dalam proses pembelajaran siswa menjadi lebih aktif untuk memahami materi yang di problem

solvingkan.

Namun masih banyak guru yang belum dapat menerapkan metode problem

solving dengan baik. Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh berbagai faktor,

misalnya kurangnya persiapan, perencanaan, sumber, media pembelajaran. Karena penggunaan metode problem solving memerlukan waktu yang lebih dibandingkan metode ceramah, tanya jawab dan lain sebagainya.

Berdasarkan persoalan diatas, peneliti sebagai calon guru Sekolah Dasar termotivasi untuk melakukan penelitian deskriptif dengan judul “ Penerapan Metode

Problem Solving Pada Pembelajaran Matemtika Di SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa

Kabupaten Bone Bolango”. Karena akan dijadikan bahan acuan ataupun bahan pembanding dalam menerapkan metode problem solving pada pembelajaran matematika.

KAJIAN TEORITIS

(3)

2.1.1 Hakekat Metode Problem Solving a) Hakekat Metode

Malik Fajar (1996:12) Metode adalah upaya atau strategi yang dilakukan oleh seseorang dalam upaya pencapaian tujuan yang ingin dicapai

b) Hakekat Problem Solving

Problem solving adalah proses yang ditempuh oleh seseorang untuk

meyelesaikan masalah yang dihadapinya sampai masalah itu tidak lagi menjadi masalah baginya (Hudojo, 1988).

c) Metode Problem Solving

Suatu model yang dijadikan dasar untuk proses pemecahan masalah masalah tersebut adalah model empat tahap yang diusulkan oleh George Polya (dalam Hudojo, 1988), yaitu:

a) Memahami masalah

b) Membuat rencana untuk menyelesaikannya

c) Melaksanakan rencana yang dibuat pada langkah kedua d) Memeriksa ulang jawaban yang diperoleh.

2.1.2 Hakekat Pembelajaran Matematika a) Definisi Pembelajaran

Nabisi Lapono (2008:119) mengemukakan bahwa pembelajaran yang dikelola oleh guru di sekolah merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar.

b) Definisi matematika

Johnson dan Rising (1972:56) menyatakan, matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logic; matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan symbol dan padat, lebih berupa ahasa symbol mengenai ide (gagasan) dari pada mengenai bunyi ; matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasikan sifat – sifat atau teori – teori itu dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur–unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan, aksioma- aksioma, sifat – sifat, teori – teori yang telah dibuktikan kebenarannya.

Dengan demikian, dikatakan matematika adalah suatu medan eksplorasi dalam pola pikir yang digunakan untuk memecahkan jenis persoalan dalam ilmu pengetahuan dan menentukan kebenaran dalam ide–ide yang mungkin bersifat kabur. c) Pembelajaran Matematika

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relative tetap sebagai hasil pengalaman, sedangkan pembelajaran merupakan pemanfaatan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal.

(4)

Gagne menjelaskan bahwa dalam belajar matematika ada dua objek yang dapat diperoleh siswa, yaitu obyek langsung dan tak langsung. Obyek lngsung antara lain kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika, dan tahu bagaimana semestinya belajar. Sedangkan obyek tak langsung berupa fakta, keterampilan, konsep dan aturan.

Dengan demikian dalam belajar matematika siswa dapat memecahkan masalah dan mempunyai keterampilan serta konsep matematika.

2.2 Metode Problem Solving Dalam Pembelajaran Matematika

2.2.1 Pentingnya Metode Prolem Solving Pada Pembelajaran Matematika

Pemecahan masalah pada dasarnya adalah proses yang ditempuh oleh seseorang untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sampai masalah itu tidak lagi menjadi masalah baginya (Hudojo,1988).

2.2.2 Penerapan Metode Problem Soving Pada Pembelajaran Matematika Langkah-langkah pelaksanaan metode problem solving

Apa saja langkah-langkah persiapan metode problem solving? Langkah-langkah pelaksanaan metode problem solving meliputi hal-hal berikut:

1. Merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa

2. Menyusun materi yang akan diajarkan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan

3. Menyimpan garis besar langkah-langkah problem solving yang akan dilakukan untuk mempermudah penguasaan materi yang telah disimpan

4. Melakukan latihan pemproblem solvingan temasuk cara penggunaan peralatan yang diperlukan

METODE PENELITIAN 1.1 Latar Penelitian

Adapun Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dalam menerapkan metode problem solving pada pembelajaran matematika di SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango.

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis deskriptif. Yang menggambarkan atau mendeskripsikan penerapan metode problem solving di SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango 3.3 Kehadiran Peneliti

Dalam setiap penelitian, sudah seharusnya peneliti untuk hadir dilokasi penelitian, hal ini dikarenakan peneliti adalah instrumen utama dalam penelitian.Kehadiran peneliti dimaksudkan agar data yang diperoleh benar-benar valid dan tidak mengada-ada.

(5)

3.4 Data Dan Sumber Data 3.4.1 Data penelitian

a. Pandangan guru terhadap penerapan metode problem solving di SDN 3 Tapa b. Penerapan metode problem solving di SDN 3 Tapa

3.4.2 Sumber data

Sumber data dari penelitian ini Guru pengajar matematika di SDN 3 Tapa 3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mempermudah dalam memperoleh data yang mendukung penelitian ini, maka data yang diperoleh adalah melalui prosedur observasi, wawancara dan dokumentasi.

3.6 Pengecekan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.6.1 Ketentuan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan maksud untuk menemukan ciri-ciri dan unsur dalam situasi yang relevan dengan permasalahn yang sedang diteliti.

1.6.2 Menggunakan bahan referensi

Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.Sebagai contoh, data tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung dengan foto-foto.

3.7 Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Dalam menganalisis data teknik yang digunakan adalah dengan cara mendeskripsikan hasil penelitian yang diperoleh di lapangan.

3.8 Tahap-Tahap Penelitian

Tahap – tahap penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a) Melakukan observasi pada lokasi penelitian

b) Mengumpulkan data yang diobservasi dan diwawancara c) Melakukan analisis data yang di peroleh

d) Membuat laporan hasil penelitian

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango a. Sejarah Singkat SDN 3 Tapa

b. Keadaan Guru c. Keadaan Siswa

(6)

e. Keadaan Sarana dan Prasarana

2. Data Tentang Pandangan Guru Terhadap Penerapan Metode Problem Solving pandangan guru terhadap penerapan metode problem solving dalam pembelajaran matematika dapat disimpulkan bahwa menunjukan tanggapan yang positif terhadap proses pembelajaran. Guru merasa senang dengan diterapkannya metode problem

solving pada pembelajaran matematika. Dengan penerapan metode prolem solving

guru merasa lebih mudah dalam menjelaskan materi pembelajaran.Tetapi menurut guru–guru kelas di SDN 3 Tapa tidak semua materi yang dapat digunakan metode

problem solving.

3. Data Tentang Penerapan Metode Problem Solving Di SDN 3 Tapa

penerapran metode Problem Solving dalam pembelajaran matematika di SDN 3 Tapa dapat disimpulkan guru harus merencanakan dengan baik tentang penggunaan waktu karena metode problem solving memerlukan waktu yang lebih dibandingkan dengan metode ceramah, tanya jawab, penugasan dan sebagainya. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat pembelajaran. Dan tidak semua materi dapat digunakannya metode problem solving.

B. Pembahasan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang peneliti lakukan di SDN 3 Tapa terkait dengan penerapan metode problem solving pada pembelajaran matematika.Semua guru di SDN 3 tapa sudah menerapkan metode problem solving pada pembelajaran matematika. Seperti yang sudah digambarkan di atas bahwa di SDN 3 tapa sesuai temuan analisis dokumen RPP pada semester ganjil dari kelas I sampai kelas VI berjumlah 62 RPP yang dianalisis, 17 diantaranya menggunakan metode prolem solving. Sedangkan pada semester genap dari kelas I sampai kelas VI berjumlah 61 RPP yang dianalisis, 13 diantaranya menggunakan metode problem solving.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru menunjukan tanggapan yang positif terhadap proses pembelajaran. Guru merasa senang dengan diterpkannya metode

problem solving pada pembelajaran matematika. Dengan penerapan metode prolem solving guru merasa lebih mudah dalam menjelaskan materi pembelajaran.Tetapi

Penerapan metode problem solving ini hanya dapat digunakan pada materi–materi tertentu, misalnya pada materi operasi hitung, pecahan, satuan ukur berat, satuan ukur panjang dan pada materi bangun datar sederhana.Karena menurut guru–guru kelas tidak semua materi yang dapat digunakan metode problem solving.

Berdsarkan hasil wawancara antara peneliti dan masing–masing perwalian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode problem solving sering digunakan pada pembelajaran matematika, tetapi tidak semua materi dapat digunakannya metode

problem solving. Dalam penerapan metode problem solving ini guru menyiapakan

alat dan bahan yang akan digunakan pada saat pembelajaran dan dibutuhkan kematangan dalam merencanakan alokasi waktu. Karena metode ini membutuhkan

(7)

waktu yang lebih dibandingkan metode ceramah, Tanya jawab dan sebagainya.Dalam penerapan metode problem solving ini juga sangat membantu guru dalam menjelaskan isi materi.Adapun dalam penerapan metode problem solving ini masih ada kendala–kendala yang ditemukan oleh guru pada proses pembelajaran berlangsung karena masih ada siswa yang kurang mengikuti pembelajaran secara efektif. Menanggapi hal tersebut guru mengatisipasinya dengan cara mendekati atau memberikan perhatian secara khusus misalnya menuntut siswa tersebut untuk menjawab pertanyaan–pertanyan yang dilontarkan terhadapnya dengan tujuan agar siswa tersebut dapat menerima penjelasan guru. Dalammenjelaskan materi pembelajaran tidak dibenarkan untuk terlalu aktif akan tetapi guru dapat melibatkan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1.1.1 Pandangan guru dalam menerapkan metode problem solving menunjukan tanggapan yang positif terhadap proses pembelajaran. Guru merasa senang dengan diterapkannya metode problem solving pada pembelajaran matematika. Dapat memudahkan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran.

5.1.2Dalam penerapan metode problem solvingguru harus menyiapkan alat dan bahan yang akan diguanakan pada saat pembelajaran dan merencanakan dengan baik tentang penggunaan waktu karena metode problem solving memerlukan waktu yang lebih dibandingkan dengan metode ceramah, tanya jawab, penugasan dan sebagainya. Tidak semua materi dapat digunakannya metode problem solving.

5.2 Saran

1. Bagi guru hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi guna dalam pemilihan metode ataupun media pembelajaran di haruskan sesuai dengan materi pembelajaran agar tujuan pembelajaran bisa tercapai sertatidak menimbulkan kejenuhan kepada siswa pada saat pembelajaran matematika 2. Bagi siswa hendaknya harus lebih meningkatkan kemampuannya dalam

memecahkan soal-soal yang berkaitan dengan matematika.

3. Bagi peneliti, dapat dijadikan acuan karena peneliti sebagai calon guru SD perlu menerapkan metode problem solving pada pembelajaran matematika

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nyimas, 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Budhayanti, Clara, dkk, 2009. Pemecahan Masalah Matematika 3 SKS. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

(8)

Dirjendikti Depdiknas,2007.Kapita Selekta Pembelajaran.Jakarta:ISBN Harmini Sri, dkk,2011.matematika untuk PGSD.Universutas Negeri Malang

Moleong, Lexy.J, 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya Simanjuntak Lisnawaty, dkk,2010. Metode Mengajar Matematika.ERLANGGA Suewitno, 1993.Pendidikan matematika III. Jakarta. Departemen Pendidikan

Nasional

Sugiono, 2008, memilih penelitian kualitatif.Bandung:Alfabeta

Sugiono,2007.Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RAD.Bandung:Alfabeta Sukiro sobry, 2007.Strategi belajar mengajar umum.Bandung. Refika Aditma Van de walle,John,2009.Pengembangan pengajaran matematika jilid 2.ERLANGGA

http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2116421-kelebihan-dan-kekurangan-metode-problem/

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Lyons (1977) modalitas merupakan alat yang dipergunakan oleh seorang pembicara guna menggambarkan sikapnya. Sikap ini dihubungkan dengan isi tuturannya

Disebutkan bahwa pembukaan program studi Ilmu Politik diusulkan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan telah mendapatkan kesepakatan kedua belah pihak (FIS dan FIA). Melihat

Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Simposium Nasional..

Keterbatasan penelitian di dalam penelitian ini adalah pada penelitian ini penulis tidak membedakan perusahaan nonmanufaktur yang memiliki laba sebelum pajak

Tanggal atas efektifnya penggabungan 30 September 2011 Tanggal Pembayaran atas pembelian saham dari pemegang saham 03 Oktober 2011 publik yang telah menyatakan maksud mereka

defisit anggaran tahun lalu terjadi karena realisasi pendapatan negara yang hanya mencapai Rp 1.491,5 triliun atau 84.7% dari target.. Pajak sebagai tulang punggung penerimaan

(8) Setiap pasien rawat jalan, atau rawat darurat, yang membutuhkan observasi, konsultasi, tindakan medik pemeriksaan laboratorium klinik, radiodiagnostik, diagnostik

di‘download’ di computer-program SWAT sehingga didapatkan nilai dari SWAT score untuk tiap subjek. Bila nilai konversi dari SWAT scale terhadap SWAT rating berada