• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Diskusi Perkumpulan Gemar Belajar Filsafat Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Materi Diskusi Perkumpulan Gemar Belajar Filsafat Hukum"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Das rechtwirdnichtgemacht, estist und wirdmitdemvolke

Materi Diskusi Perkumpulan Gemar Belajar

Filsafat Hukum

Jum’at, 24 Februari 2017

Pembicara : Dian Prawiro Napitupulu (2013) Alex Mulandar Manalu (2013) Pemateri : Herman Gea(2014)

Doli Aulia Kurnia Nasution (2014) Moderator : Iwan Putra Siregar (2014)

A. Pengantar

Pengertian tentang hukum memang ada pada semua orang, akan tetapi pada banyak orang pengertian ini masih kurang. Masih ada orang yang menyamakan hukum dengan aparatur penegak hukum seperti polisi, atau juga dengan hal-hal yang bersifat larangan: apa saja yang tidak boleh adalah hukum1.

Selama pengertian yang demikian sederhana ini masih tetap dipertahankan, maka cita-cita untuk melakukan penegakan hukum bukan tidak mungkin akan menjadi sesuatu

utopis.Dengan memiliki suatu pengertian yang tepat tentang hukum, maka rasa hormat

terhadap hukum akan meningkat, dan dengan begitu upaya penegakan dan pemeliharaan hukum bukan hanya dilakukan oleh aparatur penegak hukum, melainkan juga oleh masyarakat sebagai subjek yang juga menimbulkan hukum itu sendiri (apabila dilihat dari sudut pandang mazhab sociological jurisprudence).

Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha yang mengarah kepada mencari makna hukum yang lebih dalam lagi, bukan hanya sekedar tekhnisnya semata, bukan hanya form-nya, melainkan menyentuh pula idiil-nya.

Salah satu jalan yang dapat dilakukan untuk mengetahui arti hukum adalah filsafat, sebab melalui filsafat kita berusaha untuk mengerti makna hukum dalam suatu pandangan yang menyeluruh tentang kehidupan kita2.

1 Purnadi Purbacaraka/Soerjono Soekanto. Renungan Tentang Filsafat Hukum. Ed. 3. Jakarta. 1985.hlm. 11-14 2

(2)

Das rechtwirdnichtgemacht, estist und wirdmitdemvolke Filsafat-filsafat yang mengusahakan terungkapnya makna hukum yang sebenarnya telah lama dilakukan. Misalnya, filsafat dari dua orang filsuf Yunani, Aristoteles yang menyatakan bahwa manusia adalah zoon politicon dan memunculkan pemikiran berikutnya bahwa manusia membutuhkan kaidah-kaidah dalam hidupnya agar tidak saling berseteru dalam memenuhi kebutuhannya. Begitu pula dengan filsafat dari Socrates yang menyatakan dimana ada masyarakat maka di situ pula ada hukum (ubi societas ibi ius).

B. Filsafat, Hukum, Filsafat HukumdanMazhab-MazhabFilsafatHukum B.1. FilsafatdanRuangLingkupnya

Mempertanyakan arti hukum yang sesungguhnya melalui filsafat, sesungguhnya juga telah memunculkan pertanyaan baru: apa itu filsafat?

 Secara Etimologis

Filsafat dalam bahasa Yunani disebut dengan philosophia atau philosophic yang terdiri dari akar kata philosdan sophic. Philos berarti keinginan dan sophic berarti kebijaksanaan. Sedangkan dalam bahasa Belanda, filsafat disebut dengan wijsbegeerte yang terdiri dari akar kata wijs yang berarti pandai, berilmu dan kata begeerte yang berarti keinginan. Berdasarkan pengertian yang muncul dari akar-akar kata tersebut, maka diperoleh suatu pemahaman bahwa filsafat berarti keinginan untuk menjadi bijaksana, pandai, berilmu atau keinginan untuk mencapai kebijaksanaan dan kepandaian, yang menurut Albert J. Bahm, keinginan tersebut adalah merupakan sifat dasar dari manusia yang selalu ingin tahu mengenai segala sesuatu, terutama yang ada di sekelilingnya dan keingintahuan tersebut akan mendorong munculnya sikap ilmiah dari manusia. Manusia yang “ingin tahu” mengenai apa yang ada di sekelilingnya, mula-mula menggunakan ideranya untuk mengetahui (inilah yang disebut pengetahuan indera). Misalnya apabila ada pertanyaan: apa itu hujan? Maka pengetahuan indera manusia akan menjawab: hujan adalah titik-titik air yang turun dari langit dan jatuh ke bumi, yang umumnya muncul setelah terjadinya mendung. Bila pertanyaan dilanjutkan: apa hubungan antara mendung dan hujan? Maka manusia tidak akan mampu menjawab dengan pengetahuan inderanya seccara langsung. Ia harus memanfaatkan indera yang dimilikinya untuk menggali lebih jauh lagi fakta-fakta terakit dengan objek yang dipertanyakan melalui penelitian dengan menggunaakan metode yang akurat dan terukur serta kemudian menyusunnya secara sistematis, inilah yang disebut pengatahuan ilmiah (ilmu pengetahuan). Maka ilmu pengetahuan akan menjawab: Awan adalah kumpulan uap air, apabila kumpulan uap air menebal maka sinar matahari akan tertutup dan mengakibatkan terjadinya mendung,

(3)

Das rechtwirdnichtgemacht, estist und wirdmitdemvolke kumpulan uap air yang menebal tersebut apabila muatannya semakin padat maka uap air tersebut suhu di atas akan semakin dingin karena pengaruh tekanan udara, dan kemudia uap air tersebut akan berubah menjadi titik-titik air yang jatuh ke bumi, proses ini terjadi secara terus-menerus, dan disebut sebagai siklus hujan. Apabila kemudian pertanyaan dilanjutkan kembali: mengapa bisa terjadi siklus hujan? Mungkin ilmu pengetahuan masih dapat menjawab: karena itu adalah hukum alam. Bila pertanyaan semakin mendalam: apa itu hukum alam? Kekuatan dari ilmu pengetahuan pun semakin memudar untuk menjawabnya: hukum alam adalah ketentuan alam yang serba tetap. Dan apabila pertanyaan dilanjutkan kembali: apa itu ketentuan alam yang serba tetap? Maka ilmu pengetahuan berhenti untuk menjawabnya. Karena tak ada lagi yang dapat diteliti.

Keingintahuan yang lebihmendalamlagiitulah yang mendorongkepadafilsafat, sehinggaketikaberbicaratentangfilsafatniscayakitajugaberbicaratentang 3 (tiga) hal:

1. Ontologi : mempertanyakanhakikatsesuatu (dimulaidari “apa”)

2. Epistemologi : mempertanyakancaraatau proses (dimulaidari “bagaimana”) 3. Aksiologi : mempertanyakanmanfaatatautujuan (dimulaidari “apa” dan

“mengapa”)  Secara TerminologismenurutAhli

Menurut Theo Huijbers: “filsafat adalah kecintaan akan kebijaksanaan hidup, yang

maksudnya bahwa apa yang dipikirkan dalam filsafat itu adalah sebagai keseluruhan penjabaran dan pengertian. Dengan demikian objek filsafat bersifat universal, mencakup segala-galanya yang ditemui manusia. Maka dari itu memikirkan sesuatu secara filsafat ialah mencari arti sebenarnya dari hal itu dengan memandang dalam cakrawala yang seluas-luasnya”.3

 RuangLingkupFilsafat

MenurutAristoteles, filsafatmeliputi: 1. Logika

2. Filsafatteoritis yang meliputi: ilmupengetahuanalam, matematika, metafisika (filsafatkosmologi).

3. Filsafatpraktis yang meliputi: etika, politik, ekonomi, hukum.

3

(4)

Das rechtwirdnichtgemacht, estist und wirdmitdemvolke 4. Poetika (estetika) yang meliputi: kesenian, dansebagainya.4

B.2. Hukum

Sebagaimana dikemukakan oleh Van Apeldoorn, adalah sangat sulit memberikan defenisi yang pasti tentang hukum, dan hampir semua ahli hukum mrmberikan defenisi yang berlainan tentang hukum. Namun dalam konteks ini, perlu diketengahkan defenisi hukum menurut para ahli agar dapat diperoleh gambaran yang lebih objektif tentang arti hukum. Menurut Leon Duguit, hukum ialah: “aturan tingkah laku yang meletakkan para anggota

masyarakat, aturan daya penguasaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan yang jika dilanggar menimbulkan reaksi kolektif terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu”

Menurut Immanuel Kant, hukum adalah: “keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini

kehendak bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang yang lain menuruti undang-undang umum tentang kemerdekaan”5.

B.3. Filsafat HukumdanRuangLingkupnya  PengertianFilsafatHukum

Dengan mengacu kepada pengertian tersebut di atas, maka secara sederhana dapatlah dikemukakan apa yang dimaksud dengan filsafat hukum. Filsafat hukum adalah salah satu cabang dari filsafat yang mengkaji secara mendalam tentang hakikat dari hukumyang yang pada umumnya dipahami hanya sebatas kaidah-kaidah yang ditaati oleh masyarakat dan ditaati oleh aparatur penegak hukum dengan instrumen berupa sanksi.

Namun, yang juga perlu dipahami adalah filsafat hukum tidak hanya bekerja untuk mendapat defenisi hukum an sich (semata). Sebab jika hanya untuk mendapatkan defenisi hukum, maka barangkali defenisi yang dibuat oleh para ahli sudah cukup memadai untuk dijadikan sebagai pegangan. Filsafat hukum diperlukan menjawab menjawab permasalahan-permasalahan seputar hukum yang tidak memiliki objek forma-nya. Misalnya permasalahan mengenai keadilan. Apakah sesungguhnya hukum itu benar-benar dapat mewujudkan keadilan? Kalau ya, apakah hukum satu-satunya instrumen yang dapat mewujudkan keadilan? Atau pertanyaan yang “mempermasalahkan” hukum dengan segenap kaidahnya yang disebut berada dalam tataran das sollen, dan perilaku

4Otje Salman. FilsafatHukum: PerkembangandanDinamikaMasalah. Bandung. 2012. hlm. 7 5

(5)

Das rechtwirdnichtgemacht, estist und wirdmitdemvolke masyarakatyang berada dalam tataran das sein. Manakah yang lebih dominan dalam memberikan pengaruh, das sollen yang mempengaruhi das sein, atau justru sebaliknya?.

Tanpa bermaksud mengurangi esensi dari filsafat hukum itu sendiri, demi kepentingan yang lebih praktis, filsafat hukum juga dapat dipergunakan untuk mendapat definisi yang lebih mendalam tentang hukum.

Defenisi Umum tentang Hukum Defenisi Filosofis tentang Hukum Hukum adalah aturan-aturan yang

memuat larangan-larangan, perintah-perintah, maupun pembolehan-pembolehan untuk hal-hal tertentu yang apabila dilanggar akan diganjar dengan suatu sanksi.

Hukum adalah keseluruhan syarat-syarat yang mengakibatkan kehendak bebas dari satu pihak akan dibatasi kehendak bebas dari pihak lain oleh sebab pihak-pihak tersebut merupakan satu kesatuan untuk mencapai tujuan bersama, dan dengan begitu maka pelanggaran-pelanggaran terhadap syarat-syarat tersebut akan mendatangkan reaksi kolektif.

Sebagai suatu pandangan hidup, maka filsafat disebut pula sebagai falsafah. Dalam konteks filsafat hukum sebagai salah satu bagian dari filsafat, maka penting untuk diketahui apa yang menjadi dasar falsafah (filosofis) pembentukan norma-norma hukum di Indonesia. Falsafah bangsa Indonesia, merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia yang telah sejak lama tergurat dalam sanubari bangsa Indonesia dan tercermin dari keseleruhan watak dan perilaku bangsa Indonesia6. Pandangan hidup itulah yang kemudian dipercaya menjadi tolak ukur dalam menilai baik-buruknya sesuatu. Pandangan hidup bangsa Indonesia itu kemudian diejawantahkan sedemikian rupa menjadi dasar negara dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang disebut dengan Pancasila. Untuk itulah Pancasila dikukuhkan sebagai “sumber dari segala sumber hukum” Indonesia. Pengukuhan Pancasila sebagai “sumber dari segala sumber hukum” Indonesia, terlihat dari pencantumannya di dalam Alineake-IV Pembukaan UUD 1945danInstruksiPresiden No… Tahun… menegaskanbahwarumusanPancasilasebagaidasar Negara danfalsafahhidupbangsa Indonesia adalahtidak lain daripada yang tercantumdalamAlineake-IV Pembukaan UUD 1945.Pembukaan UUD 1945

merupakanfilosofischegrondslagdari UUD 1945

ataudisebutjugasebagaistaatsfundamentalnorm.DengankedudukanPembukaan UUD 1945 yang demikiankrusialnya, makasegalanorma yang terdapatdalamBatangTubuh UUD 1945 tidaklaindantidakbukanadalahperwujudandariPembukaan UUD 1945 yang di

6Pernyataan Ir. Soekarno saat menolak gelar Doctor Honoris Causa bidang Hukum dari Universitas Gadjah

(6)

Das rechtwirdnichtgemacht, estist und wirdmitdemvolke dalamnyaterdapatrumusanPancasila, dansebagaiHukumDasar Negara, UUD 1945 pun menjadisumberlegitimasidanlegalitasdarisegenapketentuan hokum di Indonesia. UntukitumakawajarapabilaPancasilaberpredikatsebagai

“sumberdarisegalasumberhukum”.  RuangLingkupFilsafatHukum

Dalamkonteksini, makaperlu pula diketengahkanpermasalahan-permasalahanapasaja yang tercakupolehfilsafathukum, yaitu:

1. Masalahtujuanhukum, mengapa orang menaatihukum, mengapa Negara

berhakmenghukum, hubunganhukumdengankekuasaan,

masalahpembinaanhukum.

2. Masalahhakikathukum, yang didukungolehteori-teori: imperatif(asalmulahukum),

indikatif(kenyataan-kenyataan social yang mendalam), optatif(tujuanhukum,

keadilan).

3. Masalahkonsepsi-konsepsitentanghukum yang

dikemukakanolehparapendukungmazhab-mazhabdalamfilsafathukum,

mulaidarimazhabHukumAlam, PositivismeHukum, Sejarah, Sociological Jurisprudence, Pragmatic Legal Realism, Marxis Jurisprudence, Anthropological Jurisprudence.7

B.4. Mazhab-MazhabFilsafatHukum

 MazhabHukumAlam, menurutmazhabinihukumberlaku universal danabadi. Jugamenurutmazhabinibahwasesungguhnya di seluruhduniaadakeadilan,

hanyasajaukurannyaberbeda-bedasesuaidenganpandanganhidupbangsamaupunsistemnilaidalamsuatu Negara. Tokoh-tokohdarimazhabiniantara lain: Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas, dan Hugo de Groot.

 MazhabPositivismeHukum, menurutmazhabinihukummerupakanperintahpenguasa

yang berdaulatdanmerupakankehendakdari Negara.

Menurutmazhabinihukumkebiasaanhanyaakandiakuiapabiladikukuhkanmenjadiundan g-undangolehpejabat yang berwenang. Bahkansalahseorang yang

amatterkenaldarimazhabini, Hans Kelsen,

7

(7)

Das rechtwirdnichtgemacht, estist und wirdmitdemvolke berpendapatbahwahukumharusdibersihkandarianasir-anasir yang non-yuridis yang eratkaitannyadenganetis, sosiologis, danpolitis. SelainKelsen, tokoh-tokohpendukungmazhabinianatar lain: John Austin dan Jean Bodin.

 MazhabSejarah,

menurutmazhabinihukumtidakdibuatmelainkantumbuhdanberkembangbersama-samadenganmasyarakat. Tokohdalammazhabiniadalah: Carl von Savigny.

 MazhabSociological Jurisprudence, menurutmazhabinihukum yang dibuatharuslahmemperhatikanhukum yang hidup di masyarakat (living law) baiktertulismaupuntidaktertulis.

Denganbegituberartimazhabinimengakuisumberhukum formal baikundang-undangmaupunbukanundang-undangasalkansesuaidenganliving law.

Tokohdalammazhabadalah: Eugene Ehrlich.

 MazhabPragmatical Legal Realism,

menurutmazhabinimakahukumdapatberperansebagaialatpembaharuanmasyarakat. Tokohdalammazahabiniantara lain: Roscoe Pound, Holmes, dan Llewellyn.

 MazhabMarxis Jurisprudence,

menurutmazhabinihukumharusmemberiperlindungankepadakaumproletar

(golonganekonomilemah). Tokohdalammazhabiniantara lain: Karl Marx, Lenin, dan Bernstein.

 MazhabAnthropological Jurisprudence, menurutmazhabinihukummencerminkannilai-nilai social-budayadanmengandungsistemmenurutmazhabinihukummencerminkannilai-nilai. Tokoh-tokohdalammazhabiniantara lain: Northrop, Mac Dougalldan Van Vollenhoven.8

(8)

Das rechtwirdnichtgemacht, estist und wirdmitdemvolke DAFTAR PUSTAKA

 Purnadi Purbacaraka/Soerjono Soekanto. Renungan Tentang Filsafat Hukum. Ed. 3. Jakarta. 1985.

Theo Huijbers. Filsafat Hukum. Yogyakarta. 1995.

 Otje Salman. FilsafatHukum: PerkembangandanDinamikaMasalah. Bandung. 2012. hlm. 7

 1

Kusumadi Pudjosewojo. Pedoman Pembelajaran Tata Hukum Indonesia. Jakarta. 1984

Referensi

Dokumen terkait

Pelayanan IMB adalah pelayanan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang dalam hal ini didelegasikan kepada Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Kabupaten Deli

Pemilihan model penyelesaian sengketa melalui arbitrase harus memenuhi 2 (dua) syarat, yakni: pertama , secara material bahwa yang akan diselesaikan lewat badan arbitrase

Baglog Jamur tiram Miselium sudah penuh... MAKANAN OLAHAN

❖ Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan. ❖ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan

untuk variabel sikap adalah -7,245 dengan menggunakan uji statisitik  paired t-test nilai p value pengetahuan sebesar 0,000<0,05 serta nilai p value variabel sikap sebesar

Perusahaan yang menyampaikan informasi keberlanjutan diyakini akan memiliki manfaat keberlanjutan ( benefits of sustainability ) yang mencakup, yaitu manfaat

Menurut Wardoyo (2013), teknik menulis puisi deskriptif dapat melalui langkah-langkah berikut yaitu: (1) Siapkan kertas; (2) Ambillah suatu gambar atau kata

Pada usia remaja yang mengalami proses masa transisi perubahan dari bentuk tubuh hingga perkembangan kognitif, remaja putri juga rentan merasa bahwa di dalam sebuah lingkungan