• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT

Perkembangan

Indeks Harga Konsumen/Inflasi

September 2017

Di Provinsi Sulawesi Barat

Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia pada bulan September 2017, menunjukkan bahwa 50 kota mengalami inflasi dan 32 deflasi. Inflasi Tertinggi terjadi di Tual 1,59 persen dengan IHK 153,62 dan terendah di Depok dan Mamuju yaitu 0,01 persen, Mamuju Menempati urutan ke-49 dari 50 kota yang mengalami inflasi.

• Inflasi di Mamuju pada September 2017 terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh peningkatan indeks harga pada tiga kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan jadi, minuman, roko dan tembakau 0,12 persen, sandang 0,13 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,05 persen, sedangkan dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi yaitu kelompok bahan makanan 0,11 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,02 persen. Semntara itu kelompok kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan, komunikasi dan olah raga relatif stabil atau tidak mengalami perubahan.

• Tingkat perubahan indeks tahun kalender September 2017 di Mamuju adalah inflasi 3,21 persen sedangkan tingkat perubahan indeks tahun ke tahun (September 2017 terhadap September 2016) adalah inflasi 4,53

September

2017, Mamuju

Inflasi 0,01

(2)

1. Perkembangan IHK/Inflasi Mamuju September 2017

Berdasarkan hasil pemantauan harga eceran berbagai komoditas barang dan jasa yang dilakukan BPS di Kota Mamuju pada bulan September 2017 terjadi inflasi sebesar 0,01 persen, atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 129,54 pada Agustus 2017 menjadi 129,55 pada September 2017. Sedangkan tingkat perubahan indeks tahun ke tahun (September 2017 terhadap September 2016) adalah inflasi 4,53 persen.

Peningkatan indeks harga pada tiga kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,12 persen; kelompok sandang 0,13 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,05 persen, sedangkan dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi yaitu kelompok bahan makanan 0,11 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,02 persen. Semntara itu kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan jasa keuangan relatif stabil atau tidak mengalami perubahan.

Masing-masing kelompok pengeluaran memberikan sumbangan inflasi/deflasi berdasarkan bobot dan tingkat harga yang terjadi pada kelompok tersebut. Kelompok yang memberi andil inflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,02 persen; kelompok sandang 0,01 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,01 persen, sedangkan kelompok yang memberi andil deflasi adalah kelompok bahan makanan 0,03 persen. Sementara itu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; kelompok kesehatan; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga memiliki andil yang sangat kecil yaitu mendekati 0,00 persen.

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Mamuju September 2017 Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK IHK IHK Inflasi Tingkat Inflasi

Tingkat Inflasi Sept Des Sept Sept Tahun

Kalender Tahun ke Tahun 2016 2016 2017 2017*) 2017**) 2017 ***) [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] U m u m 123,94 125,52 129,55 0,01 3,21 4,53 1 Bahan Makanan 127,05 130,77 134,66 -0,11 2,97 5,99

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

128,3 130,71 132,86 0,12 1,64 3,55

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

121,66 121,97 127,45 -0,02 4,49 4,76

4 Sandang 134,91 134,79 135,81 0,13 0,76 0,67

5 Kesehatan 125,45 125,51 125,82 0,00 0,25 0,29

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga

119,55 121,09 137,83 0,00 13,82 15,29

7 Transpor dan Komunikasi dan Jasa Keuangan

116,13 117,12 118,79 0,05 1,43 2,29 *) Persentase perubahan IHK bulan September 2017 terhadap IHK bulan Sebelumnya (Agustus 2017)

**) Persentase perubahan IHK bulan September 2017 terhadap IHK bulan Desember 2016 ***) Persentase perubahan IHK bulan September 2017 terhadap IHK bulan September 2016

(3)

Beberapa komoditas yang dominan memberi andil inflasi adalah bandeng 0,04 persen; kakap merah 0,03 persen; kembung 0,03 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberi andil deflasi adalah layang 0,08 persen, bawang merah 0,05, cakalang 0,03 persen.

Grafik 1

Inflasi Bulanan, Tahun Kalender dan Tahunan (YoY) Mamuju April – September 2017 (2012=100)

Grafik 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Mamuju Agustus 2017 – September 2017 (2012=100) 0,06 0,27 0,99 0,06 0,42 0,01 4,25 4,40 4,19 3,59 4,85 4,53 1,43 1,70 2,71 2,77 3,20 3,21 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00

April 17 Mei 17 Juni 17 Juli 17 Agust17 Sept17

Bulanan YoY Kalender

-0,05 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0 1 2 3 4 5 6 7 0,42 0,41 0,04 0,00 0,00 0,00 0,00 -0,03 0,01 -0,03 0,02 0,00 0,01 0,00 0,00 0,01 Agust-17 Sept-17 0. Umum 1. Bahan Makanan

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok&Tembakau

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, Bahan Bakar 4. Sandang

5. Kesehatan

6. Pendidikan, Rkreasi dan Olahraga 7. Transpor, Komunikasi, Jasa Keuangan

(4)

Tabel 2

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Mamuju September 2017 Menurut Kelompok Pengeluaran

Kelompok/Subkelompok IHK Inflasi Sumbangan Inflasi Inflasi Sept Sept Inflasi/Deflasi Tahun

Kalender

Tahun ke Tahun

2017 2017 Sept Sept Sept

2017 2017 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

UMUM 129,55 0,01 0,01 3,21 4,53

I. BAHAN MAKANAN 134,66 -0,11 -0,03 2,97 5,99

a. Padi-padian, Umbi-umbian & Hasilnya 131,20 0,18 0,01 -2,28 -1,20

b. Daging dan Hasil-hasilnya 110,06 0,30 0,00 -0,53 -3,08

c. Ikan Segar 158,80 0,04 0,00 15,18 26,78

d. Ikan Diawetkan 122,88 -0,17 0,00 -4,03 2,37

e. Telur, Susu, dan Hasil-hasilnya 118,70 -0,93 -0,02 0,56 1,80

f. Sayur-sayuran 137,57 -0,79 -0,01 5,77 5,67

g. Kacang-kacangan 126,61 0,88 0,00 1,87 -2,51

h. Buah-buahan 141,21 -1,53 -0,02 -2,47 -3,62

i. Bumbu-bumbuan 126,92 0,39 0,01 -9,68 -9,90

j. Lemak dan Minyak 104,66 -0,11 0,00 2,30 6,00

k. Bahan Makanan Lainnya 115,34 0,00 0,00 0,31 0,80

III. MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, DAN TEMBAKAU

132,86 0,12 0,02 1,64 3,55

a. Makanan Jadi 132,74 0,00 0,00 1,51 5,21

b. Minuman Tidak Beralkohol 115,25 0,01 0,00 -0,90 -2,16

c. Tembakau dan Minuman Beralkohol 148,11 0,45 0,02 3,67 4,35

III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR

127,45 -0,02 0,00 4,49 4,76

a. Biaya Tempat Tinggal 123,41 -0,05 -0,01 2,35 2,06

b. Bahan Bakar, Penerangan, dan Air 146,01 0,00 0,00 14,37 15,43

c. Perlengkapan Rumahtangga 123,59 -0,04 0,00 0,25 1,76 d. Penyelenggaraan Rumahtangga 117,86 0,36 0,01 2,36 3,55 IV. SANDANG 135,81 0,13 0,01 0,76 0,67 a. Sandang Pria 148,21 0,00 0,00 1,05 1,12 b. Sandang Wanita 132,34 0,00 0,00 0,33 0,44 c. Sandang Anak-Anak 140,11 0,00 0,00 0,68 0,68

d. Barang Pribadi dan Sandang Lain 116,66 0,80 0,01 1,05 0,16

V. KESEHATAN 125,82 0,00 0,00 0,25 0,29

a. Jasa Kesehatan 139,19 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Obat-obatan 119,98 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Jasa Perawatan Jasmani 152,91 0,00 0,00 3,49 3,66

d. Perawatan Jasmani dan Kosmetika 115,34 0,00 0,00 -0,05 0,03

VI. PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA 137,83 0,00 0,00 13,82 15,29

a. Pendidikan 168,95 0,00 0,00 27,80 30,47

b. Kursus-kursus/Pelatihan 118,92 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 104,64 0,00 0,00 0,08 1,50

d. Rekreasi 114,17 -0,01 0,00 -0,79 -0,76

e. Olahraga 119,38 0,00 0,00 1,59 1,59

VII. TRANSPOR, KOMUNIKASI, DAN JASA KEU 118,79 0,05 0,01 1,43 2,29

a. Transpor 123,12 0,07 0,01 1,26 2,17

b. Komunikasi dan Pengiriman 104,61 0,00 0,00 1,15 2,03

c. Sarana dan Penunjang Transpor 122,26 0,00 0,00 3,85 4,29

(5)

2. Uraian Menurut Kelompok Pengeluaran

2.1 Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada September 2017 mengalami deflasi 0,03 persen dengan IHK 134,66, berarti terjadi penurunan indeks dari 134,81 pada Agustus 2017.

Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan, terdapat lima sub kelompok mengalami inflasi, lima sub kelompok lainnya mengalami deflasi, dan satu sub kelompok relatif stabil. Sub kelompok yang mengalami inflasi antara lain padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 0,18 persen; daging dan hasil-hasilnya 0,30 persen; ikan segar 0,04 persen; kacang-kacangan 0,88 persen; bumbu-bumbuan 0,39 persen. Sedangkan sub kelompok yang mengalami deflasi antara lain ikan diawetkan 0,17 persen; telur, susu dan hasil-hasilnya 0,93 persen; sayur-sayuran 0,79 persen; lemak dan minyak 0,11 persen.

Kelompok ini pada September 2017 menyumbang deflasi 0,03 persen. Andil tersebut dominan disumbangkan oleh sub kelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya dan sub kelompok buah-buahan masing-masing sebesar 0,02 persen. Sedangkan sumbangan inflasi berasal dari sub kelompok bumbu-bumbuan 0,01 persen.

Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah bandeng sebesar 0,04 persen, kakap merah sebesar 0,03 persen, dan ikan kembung sebesar 0,03 persen. Sementara itu yang komoditas penyumbang deflasi antara lain layang 0,08 persen, bawang merah 0,05 persen, dan cakalang 0,03 persen.

2.2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada September 2017 mengalami inflasi sebesar 0,12 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 132,70 pada Agustus 2017 menjadi 132,86 pada September 2017. Dari tiga sub kelompok dalam kelompok ini, dua sub kelompok mengalami inflasi dan satu sub kelompok relatif stabil atau tidak mengalami perubahan. Sub kelompok yang mengalami inflasi yaitu sub kelompok minuman tidak beralkohol sebesar 0,01 persen dengan andil yang sangat kecil sebesar 0,00 persen dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,45 persen dengan andil yang sebesar 0,02 persen. sementara itu, sub kelompok makanan jadi tidak mengalami perubahan jika dibandingkan bulan sebelumnya.

Secara keseluruhan di bulan September 2017 kelompok pengeluaran ini memiliki andil inflasi sebesar 0,02 persen dimana komoditas yang dominan menyumbang inflasi adalah rokok kretek filter dengan andil sebesar 0,02 persen.

2.3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Pada September 2017 kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami deflasi sebesar 0,02 persen atau terjadi penurunan indeks dari 127,47 pada Agustus 2017 menjadi 127,45 persen pada September 2017. Dari empat sub kelompok dalam kelompok ini, dua sub kelompok mengalami deflasi yaitu sub kelompok biaya tempat tinggal 0,05 persen; sub kelompok perlengkapan rumah tangga 0,04 persen, sedangkan sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga mengalami inflasi sebesar 0,36 persen. Sementara itu, sub kelompok bahan bakar, penerangan, dan air tidak mengalami perubahan harga selam september 2017.

(6)

Kelompok pengeluaran ini memberikan sumbangan inflasi yang sangant kecil yaitu mendekati 0,00 persen pada September 2017.

2.4 Sandang

Kelompok sandang mengalami inflasi 0,13 persen pada September 2017 atau terjadi peningkatan indeks dari 135,64 pada Agustus 2017 menjadi 135,81 pada September 2017.

Dari empat sub kelompok dalam kelompok pengeluaran ini, satu sub kelompok mengalami inflasi yaitu sub kelompok barang pribadi dan sandang lain 0,8 persen. Sementara itu, tiga sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok sandang laki-laki, sub kelompok wanita, dan sub kelompok anak-anak tidak mengalami perubahan atau relatif stabil. Secara keseluruhan kelompok ini memiliki andil inflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang dominan mengalami inflasi adalah emas perhiasan dengan andil sebesar 0,01 persen.

2.5 Kesehatan

Pada September 2017 kelompok kesehatan relatif stabil atau tidak mengalami perubahan indeks harga dibandingkan Agustus 2017.

2.6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada September 2017 secara umum tidak mengalami perubahan indeks harga jika dibandingkan Agustus 2017 yang tercatat sebesar 137,83.

Dari lima sub kelompok di kelompok ini, satu sub kelompok yang mengalami deflasi yaitu sub kelompok rekreasi sebesar 0,01 persen, sedangkan lima sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok pendidikan; sub kelompok kursus-kursus/pelatihan; sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan; dan sub kelompok olah raga relatif stabil atau tidak mengalami perubahan indeks harga. Pada kelompok ini, komoditas yang mengalami deflasi adalah Televisi berwarna.

2.7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Pada September 2017 kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,05 persen dengan IHK 118,79 yang berarti terjadi peningkatan indeks dibandingkan Agustus 2017 dengan IHK 118,73.

Dari empat sub kelompok yang terdapat pada kelompok pengeluaran ini, satu sub kelompok mengalami inflasi yaitu sub kelompok transpor sebesar 0,07 persen; sementara itu tiga sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks harga atau relatif stabil jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu sub kelompok komunikasi dan pengiriman sebesar; sub kelompok sarana dan penunjang transpor; dan sub kelompok jasa keuangan.

Kelompok pengeluaran ini pada September 2017 memiliki andil inflasi sebesar 0,01 persen. Andil tersebut dominan disumbangkan oleh komoditas angkutan udara 0,01 persen.

(7)

3. Perbandingan Antar Kota Di Pulau Sulawesi

Dari 11 kota yang terdapat di Sulawesi, empat kota mengalami inflasi dan tujuh kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bau-bau sebesar 0,14 persen sedangkan inflasi terendah terjadi di Mamuju dengan inflasi sebesar 0,01 persen. Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi Manado sebesar 1,04 persen.

Tabel 3

Perbandingan IHK dan Inflasi September 2017 Kota-kota di Pulau Sulawesi (2012=100)

K O T A SEPTEMBER 2017 I H K INFLASI BULANAN ( % ) INFLASI TAHUN KALENDER ( % ) INFLASI TAHUN KE TAHUN ( % ) [1] [2] [3] [4] [5] 1 BAU-BAU 132,65 0,14 2,93 2,37 2 PARE-PARE 125,44 0,10 2,74 4,08 3 GORONTALO 126,32 0,10 3,73 4,41 4 MAMUJU 129,55 0,01 3,21 4,53 5 PALOPO 127,48 -0,04 2,99 3,63 6 BULUKUMBA 136,31 -0,06 4,66 5,65 7 MAKASSAR 130,61 -0,08 3,30 4,07 8 PALU 132,06 -0,13 3,91 4,61 9 WATAMPONE 126,73 -0,14 5,37 5,54 10 KENDARI 125,89 -0,76 3,46 3,49 11 MANADO 128,26 -1,04 2,09 3,42 Diterbitkan oleh:

Referensi

Dokumen terkait

Agar visi dan misi Pemerintah Kabupaten Bogor tercapai maka harus ada pembaharuan kebijakan penyusunan APBD dengan pendekatan model pemenuhan lima kebutuhan dasar atau

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Pemakaian Air

Hasil analisis data dari jawaban keseluruhan responden tanggapan kepala sekolah dan Guru Pendidikan Jasmani terhadap penerapan kurikulum 2013 pada SMA Negeri Kota

prosesnya melibatkan guru, siswa dan lingkungan sekolah dengan respon sosial yang baik. Adapun faktor pendukung yang memberikan banyak kontribusi positif bagi

Sistem kendali bising aktif dengan algoritma FXLMS dan FULMS dapat digunakan secara efektif untuk meredam bising yang diakibatkan oleh fan. Untuk kasus predaman

adat-istiadat, Pemukiman, dan kesehatan Di kalangan masyarakat Madura di wilayah eks­Karesidenan Besuki banyak diketemukan kebiasaan hidup tidak sehat dari orangtua yang

E-modul citra bitmap sebagai media pembelajaran yang layak juga dibuktikan dengan penelitian terdahulu yang relevan dilakukan oleh Purwaningtyas, Wasis D.Dwiyogo,

Penerapan KHI dalam Kasus Penggantian Tempat Ahli Waris/ Ahli Waris Pengganti di Mahkamah Syar’iyah Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Aceh sudah terlaksana