Panduan Dasar ArcGis
ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institute) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI pada tahun 2000. Produk utama darai ArcGIS adalah ArcGIS desktop, dimana arcGIS desktop merupakan software GIS professional yang komprehensif dan dikelompokkan atas tiga komponen yaitu : ArcView (komponen yang fokus ke penggunaan data yang komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih fokus ke arah editing data spasial) dan ArcInfo (lebih lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan analisis geoprosesing). Dengan ArcGis, anda dapat memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan visualisasi, meng-explore, menjawab query (baik data spasial maupun non spasial)
ArcGIS desktop sendiri teridiri atas 5 aplikasi dasar yakni : - ArcMap
ArcMap merupakan aplikasi utama yang digunakan dalam ArcGis yang digunakan untuk mengolah (membuat (create), menampilkan (viewing), memilih (query), editing, (composing dan publishing) peta.
(Gambar. Tampilan ArcMap) - ArcCatalog
ArcCatalog adalah aplikasi yang berfungsi untuk mengatur/mengorganisir berbagai macam data spasial yang digunakan dalam pekerjaan SIG. Fungsi ini meliputi tool untuk menjelajah (browsing), mengatur (organizing), membagi (distribution) dan menyimpan (documentation) data – data SIG.
- ArcToolbox
Terdiri dari kumpulan aplikasi yang berfungsi sebagai tools/perangkat dalam melakukan berbagai macam analisis keruangan.
- ArcGlobe
aplikasi ini berfungsi untuk menampilkan peta-peta secara 3D ke dalam bola dunia dan dapat dihubungkan langsung dengan internet.
- ArcScene
ArcScene merupakan aplikasi yang digunakan untuk mengolah dan menampilkan peta-peta ke dalam bentuk 3D.
Fungsi Dasar ArcGIS
ESRI (Environmental System Research Institute) yang berpusat di Redlands, California, adalah salah satu perusahaan yang mapan dalam pengembangan perangkat lunak untuk GIS. Memulai debutnya dengan produk ArcInfo 2.0 pada awal 1990 an, ESRI terus memperbaiki produknya untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Produk yang paling terkenal dan hingga saat ini masih banyak digunakan oleh pengguna GIS adalah Arc/Info 3.51 dan ArcView 3.3. Kedua produk ini masih digunakan karena sifatnya yang ringan, tidak haus memory dan kelengkapan fasilitasnya cukup memadai. Saat ini, produk terakhir ESRI adalah ArcGIS versi 10 yang dirilis pada 28 Juni 2010 yang lalu. Dengan bervariasinya kalangan pengguna GIS, software ArcGIS yang diproduksi oleh ESRI mencakup penggunaan GIS
1. ArcGIS Desktop, ditujukan untuk pengguna GIS profesional (perorangan maupun institusi)
2. ArcObjects, dibuat untuk para developer yang selalu ingin membuat inovasi dan pengembangan
3. Server GIS (ArcIMS, ArcSDE, lokal), dibuat bagi pengguna awam yang mengumpulkan data spasial melalui aplikasi di internet
4. Mobile GIS, diciptakan bagi pengguna GIS yang dinamis, software ini mengumpulkan data lapangan
Setelah sedikit penjelasan di atas mengenai ArcGIS dan komponen-komponen yang terkait didalamnya,baiklah kita mulai mengoperasikannya.
1.1. Registrasi Image (Reaktifikasi)
Sebagai langkah awal dalam memproduksi data spasial dalam format digital, peta-peta analog (berupa print out atau cetakan) di-scan ke dalam format yang dapat dikenali oleh ArcGIS. ArcGIS dapat mengenali hampir seluruh format gambar digital yang umum digunakan seperti JPG, TIF, BMP, GIF, Img.
Georeferencing
Fungsi-fungsi icon pada toolbar Georeferencing
1.2. Menampilkan image
Tampilkan peta yang akan diregistrasi, klik icon Add Data
Akan muncul kotak dialog pencarian image yang akan ditampilkan pada view cari folder tempat penyimpanan yang akan di reaktifikasi klik add (disini yang saya
Nama Peta Yang Di Koreksi
Rotasi Source and
saran baiknya buat terlebih dahulu 1 folder khusus untuk Daerah Istimewa Yogyakarta agar data tidak semrawut dan mudah diatur)
Klik Yes saat muncul kotak dialog yang menanyakan apakah kita ingin membuat piramid untuk tampilah data raster (building pyramids).
Cat: (Pyramids adalah bentuk lain data raster yang dibuat pada tingkat resolusi/skala yang berbeda untuk mempercepat proses dalam menampilkan data raster. Dengan adanya pyramid, data akan ditampilkan berdasarkan resolusi yang berbeda sesuai skala yang diminta. Contoh praktisnya, saat kita membuka data dengan resolusi (ukuran pixel di lapangan) 5 meter pada skala tampilan 250.000, ArcGIS akan menampilkan versi data raster dengan resolusi yang lebih kecil (misalnya ukuran pixel 100 m). Versi-versi data raster dengan ukuran resolusi yang berbeda inilah yang disebut sebagai pyramid. Pyramid disimpan sebagai suatu file baru berekstensi .rrd (Reduced Resolution Dataset).
Karena sistem koordinat peta yang akan kita registrasi koordinatnya adalah koordinat UTM, maka pada pengaturan sistem koordinat juga kita pilih UTM. Tetapi jika sistem koordinat yang akan kita koreksi Geografis maka juga diatur menjadi Geografis. Hal ini kita lakukan agar peta output sudah memiliki sistem koordinat yang jelas dan sesuai dengan sistem koordinat yang digunakan.
Klik tab Coordinate System Pada Select a coordinate system, pilih Predefined Projected Coordinate Systems UTM WGS 1984 WGS 1984 UTM Zone 49S, Klik OK. Untuk lebih jelasnya lihat pada gambar dibawah ini.
(Gambar. Data Frame Properties)
Pada proses ini, koordinat yang tertulis pada keempat ujung peta hasil scan adalah Grid UTM akan dimasukkan sebagai koordinat referensi terhadap koordinat lokal peta hasil scan.
1.4. Georeferencing
Disini Peta yang akan diregistrasi terlebih dahulu adalah Peta Administrasi DI Yogyakarta
Klik icon Zoom In pada toolbar Tools bias juga menggunakan Window Magnifier
Seret mouse mulai dari ujung kiri atas peta hingga sedikit bidang di kanan bawahnya
Geser peta menggunakan fasilitas Pan agar koordinat dan perpotongan garis bantu koordinat (grid) terlihat jelas
Klik icon Control Points pada toolbar Georeferencing untuk memulai membuat titik kontrol
Klik kiri pada sebuah titik di peta yang diketahui koordinatnya (pada
Klik Pada
Kilik kanan akan muncul suatu jendela, pilih Input X and Y masukkan koordinat yang sebenarnya (koordinat bumi) pada titik tersebut (lihat pada grid petanya pertemuan antara garis lintang dan garis bujur)
(Titik Kontrol 1)
Klik OK
Image akan “menghilang” dari view ArcGIS. Image ditempatkan pada posisi yang sebenarnya, tetapi baru pada titik kontrol yang pertama. Bila image menghilang
Ulangi langkah di atas untuk Titik control 2,3 dan Titik control 4
(Titik Kontrol 2)
Periksa nilai RMS Error melalui Link Table
Secara matematis, ketepatan transformasi koordinat peta raster dalam proses georeferencing dapat dihitung dengan membandingkan posisi koordinat referensi (XMap, YMap) dengan posisi titik tersebut pada peta raster yang telah ditransformasikan koordinatnya. Perbedaan posisi antara kedua titik ini disebut sebagai residual error. Total dari residual error ini dihitung dengan jumlah akar kuadrat rataan dari semua titik yang menghasilkan nilai RMS Error (Root Mean Square Error). Angka ini menggambarkan konsistensi transformasi antara titik-titik kontrol yang berbeda.Titik-titik kontrol yang telah dimasukkan dapat dirubah, dihapus dan diedit kembali melalui Link Table
Klik OK jika yakin bahwa koordinat yang kita masukkan sudah benar.
Klik toolbar Georeferencing Update Georeferencing. untuk menyimpan peta hasil scan yang sudah ditransformasikan koordinatnya
Selesai untuk proses Registrasi Image. Lakukan langkah yang sama untuk melakukan Registrasi pada Peta Tematik Tanah, Hujan dan lereng Daerah Istimewa Yogyakarta.
1.5. Membuat Layer atau File Geodatabase ArcCatalog
Untuk membuka ArcCatalog klik Star All Programs ArcGIS
ArcCatalog
(Gambar Membuka ArcCatalog)
Setelah ArcCatalog terbuka, masuklah ke dalam folder dimana File Geodatabase yang akan dibuat ingin disimpan. Pada contoh berikut kita akan menyimpan File Geodatabase yang telah dibuat sebelumnya di folder “SIG” di drive D.
Klik kanan jendela sebelah kanan ArcCatalog pada area kosong, kemudian akan muncul beberapa pilihan, kemudian klik New > pilih Personal Geodatabase.
Kemudian klik 2x Personal Geodatabase yang telah dibuat sebelumnya lalu klik kanan di area kosong, klik New Feature Dataset Isikan Nama Admin Next
(Gambar Membuat Feature Dataset)
kemudian pilih proyeksi yang akan kita gunakan Pilih Projected Coordinate Systems UTM WGS 1984 WGS 1984 UTM Zone 49S kemudian klik Next hingga Finish.
(Gambar. Coordinate Systems Proyeksi UTM)
Lakukan langkah yang sama untuk Feature Dataset dengan nama Tematik. Seperti pada gambar dibawah ini hingga muncul 2 Feature Dataset Admin & Tematik.
(Gambar Feature Dataset)
Setelah itu klik 2x Feature Dataset dengan nama Admin kemudian klik kanan pada area kosong didalam Feature Dataset Admin untuk membuat Feature Class seperti Nama Kabupaten, Batas Kabupaten & Batas Kecamatan, Jalan
Lakukan langkah yang sama untuk Feature Class yang lainnya tentukan jenis feature di dropdown list Type Seperti Sungai, Jalan, Batas Kabupaten, Nama Kabupaten.
Catatan: Feature Type atau jenis feature merupakan representasi objek-objek dalam dunia nyata ke dalam bentuk geometri yang lebih sederhana. Misalnya untuk objek yang memanjang seperti jalan, sungai batas administrasi, dan lain-lain direpresentasikan dalam betuk garis (Line Features/Polyline). Untuk objek-objek yang berbentuk luasan (area) seperti sawah, kolam, rumah/bangunan Danau, dan lain-lain direpresentasikan dalam bentuk (Area/Polygon Features). Untuk objek-objek yang berbentuk titik-titik seperti tower, Rumah Sakit, Ibu kota Kabupaten/Kecamatan, dan lain lain dipresentasikan dalam bentuk (Titik/Point Features).
Setelah semua feature class yang dibutuhkan selesai dibuat seperti pada gambar dibawah ini
Setelah semua Feature class Admin selesai, selanjutnya Feature Class Tematik seperti Tanah, Hujan & Lereng langkahnya hampir sama ketika membuat feature class Admin, Namun Feature Type yang digunakan hanyalah Polygon Features
Setelah File Geodatabase dibuat, selanjutnya siap untuk dilaksanakan proses digitasi. Buka kembali ArcMap, kemudian tambahkan File Geodatabase yang telah
dibuat sebelumnya yang akan di digitasi, mengunakan tombol Add Data
Blok seluruh data dan klik Add.
Pada Menu utama pilih View > Toolbars > Editor, kemudian pilihlah layer yang akan didigitasi di dropdown list Target. Misalnya layer jalan, pada dropdown list Task pastikan Anda memilih Create New Feature. Kemudian pilih tombol Sketch Tool, seperti pada gambar dibawah ini :
Untuk memulai digitasi arahkan mouse ke objek “jalan” dalam gambar, klik pada sebuah titik permulaan, kemudian ikuti sepanjang jalan tersebut dengan mouse, klik pada tiap-tiap belokan atau persimpangan jalan (setiap klik akan menghasilkan vertex), sehingga tergambar garis hasil digitasi tersebut.
Proses Digitasi: 1. Digitasi Line
• Lakukan langkah yang sama untuk Jalan yang lain hingga semua proses digitasi untuk jalan selesai
• Begitupun untuk layer-layer yang lain yang feature-nya Garis (PolyLine Features) jangan lupa ganti Target digitasi
2. Digitasi Polygon
• Untuk memulai degitasi polygon pilih Task “ Create New Feature” Pilih Target “Libureng” yang bentuk Feature-nya Area (Polygon). Digitasi keliling hingga kembali ketitik awal digitasi kemudian double klik mouse di akhir digitasi atau tekan (F2) seperti pada gambar di bawah ini
• Setelah seluruh area D.I.Yogyakarta berubah 1 warna itu artinya proses degitasi selesai, catatan dalam satu Provinsi terdiri atas beberapa Kabupaten dan Kota. Untuk membuat batas-batas Kabupaten/Kota tersebut gunakan “Cut Polygon Features” yang ada pada toolbar Editor Task seperti pada gambar di bawah ini:
• Pastikan bahwa Area Provinsi D.I.Yogyakarta tersebut dalam keadaan terselect(terselect apabila di sekeliling area Libureng ditandai munculnya
garis terang), bila tidak klik tanda berbentuk panah dan arahkan ke polygon “Yogyakarta”
• Sebelum memulai Proses Cut Polygon munculkan Toolbars Effects dengan cara klik menu Tools Customize beri tanda centang Effects Close
Pilih Layer Batas_Luar Adjust Transparency atur hingga 35%, agar lebih mudah dan jelas dalam proses digitasi
• Setelah itu lakukanlah proses “Cut Polygon Features” untuk membagi-bagi (memotong) kabupaten/kota yang ada di Kec.Libureng tersebut.
(Gambar. Proses Cut Polygon)
• Lakukan langkah yang sama untuk proses yang lain hingga seluruh Kabupaten dan Kota yang ada di D.I.Yogyakarta selesai terbagi.
(Gambar. Hasil Cut Polygon)
• Bila sudah selesai jangan lupa Save Edit dan ganti Target yang lain yang ada pada Layer
• Digitasi point tidak begitu rumit seperti digitasi Polygon ataupun Cut Polygon hanya sekali klik untuk titik-tikik sesuai keinginan anda seperti pada gambar dibawah ini digitasi pointnya adalah titik Ibu Kota Provinsi D.I. Yogyakarata (Kota Yogyakarta)
• Lakukan langkah yang sama untuk titik-tikik yang lainya seperti titik Ibu Kota Kabupaten.
Untuk mendigitasi layer-layer yang lain, ganti nama layer pada menu Target di toolbar menu Editor.
Untuk menghentikan digitasi, cukup double click pada titik akhir digitasi atau tekan F2.
Menyimpan Hasil Digitasi
Untuk menyimpan hasil digitasi, klik menu Editor > Save Edits. Untuk menghentikan digitasi pilih Stop Editing. Proses degitasipun selesai.
Lakukan langkah yang sama untuk Proses digitasi Peta Tematik seperti Hujan, Tanah & Lereng
yang terdapat di Provinsi Yogyakarta. Berikut ini adalah ilustrasi dan penjelasan cara melakukan penambahan data pada attribute table (contoh dengan vektor Layer Batas_Luar)
Cara menambahkan data Nama Kabupaten/Kota dengan Klik Kanan Pada Layer Batas_Luar > Open Attribute Table
Maka kemudian akan muncul layar Attribute Table yang belum memiliki attribute pada layar ArcMap sbb:
(Gambar. Attributes of Libureng yang belum memiliki Data) Kemudian klik Options > Add Field seperti pada gambar dibawah ini
Akan muncul layar (dialog box) Add Field, ketik Nama_Kabupaten pada Name, pilih Type: Text dan pada Field Properties – Length (Penentuan Jumlah Karakter Huruf yang akan diisi) akan muncul angka otomatis 50. Ubah jumlah karakter menjadi 30 saja dengan asumsi nama Kabupaten di Provinsi D.I. Yogyakarta umumnya tidak lebih dari 30 karakter. Setelah itu klik OK
NB:
i. Short Integer : 1, 2, 3, 4 …
ii. Long Interger : bilangan jutaan (kapasitas penyimpanan yang besar) iii. Float : bilangan real
Untuk mengisi data pada kolom, pertama-tama Klik Editor Start Editing, maka layar
Attributes of Batas_Luar akan aktif.
Masukkan Data nama Kabupaten sesuai Polygon (ditandai dengan munculnya Polygon bergaris terang) yang telah di Cut Polygon sebelumnya di attributes of Batas_Luar. Contoh pada gambar di bawah ini Kabupaten GUNUNGKIDUL & SLEMAN, isikan nama kabupaten yang lain sesuai dengan Data.
(Gambar.Nama Kabupaten Selesai)
Setelah semua Nama Kabupaten Terisi jangan lupa Simpan di Editor Save Edits Stop Editing
Selesai untuk Pemberian Attribute Table Nama Desa. 1.8. Symbology (Memunculkan Data Pada Peta)
Lanjutkan dengan klik Add All Values Uncheck Symbol <All Other Values> gunakan Color Ramp (mengganti warna sesuai keinginan anda) kemudian klik OK
Maka polygon Nama_Kabupaten akan berubah warna sesuai nama Kabupaten masing-masing.
Kini tambahkan label nama pada Kabupaten tersebut dengan cara hampir sama seperti pada Symbology Klik Kanan Layer Batas_Luar Properties Labels (pada kolom Label Field) Pilih Nama_Kabupaten Check Label features in this layer Atur Text Symbol OK. Atau seperti pada gambar di
Maka hasilnya akan nampak pada layar ArcMap sbb :
(Gambar. Provinsi D.I. Yogyakarta dengan Label)
Dengan demikian anda telah menyelesaikan pembuatan data vector peta D.I.Yogyakarta. Namun tahap ini belumlah selesai karena belum sampai pada tahap pembuatan Layout peta sesuai dengan tema yang diinginkan.
Untuk memudahkan proses digitasi gunakan Trace Tool (bergaris merah) atau seperti pada gambar di bawah ini
Dimana pada gambar diatas kita menggunakan Batas_Luar dari Layer Administrasi yang telah didigitasi sebelumya untuk di jadikan acuan pada Batas_Luar Peta Tematik (Hujan,Tanah & Lereng)
Proses digitasinya menggunakan Cut Polygon untuk memisahkan (memotong)
Lakukan langkah yang sama untuk batas_luar peta Tanah, & Lereng 1.10. Pengisisan attribute table Peta Tematik
Untuk pemberian attribute table (data) pada 3 peta tematik yakni Hujan, Tanah, & Lereng hampir sama ketika pemberian attribute table pada Peta Administrasi yang telah dijelaskan sebelumnya (lihat halaman sebelumnya pengelolaan Attribute Table) yang menjadi catatan adalah ketika pemberian skor untuk setiap parameter feature typenya adalah Float (angka).
(Gambar. Attribute table Hujan)
(Gambar. Attribute table Lereng)
setelah semua pengisisan attribute table pada ke 3 peta tematik selesai dengan tentunya mengikuti parameter yang telah di tentukan seperti pada gambar di atas. Selanjutnya kita akan melakukan proses analisis overlay (Tumpang Susun) untuk menghasilkan peta Arahan Lahan Provinsi D.I.Yogyakarta
1.11. Overlay
Setelah Data table sudah lengkap maka selanjutnya adalah overlay peta dengan menggunakan Arc Toolbox
Jangan lupa tentukan tempat penyimpanan hasil Overlay. Kemudian klik OK Setelah semua data bergabung di layer Overlay kemudian buat kolom baru
dengan nama Skor_Total untuk menjumlahkan setiap skor dari ketiga peta tematik tersebut.
Klik kanan Layer Overlay Open Attribute Table Options Add Field masukkan nama Skor_Total Type Float OK
kemudian klik kanan di kolom nama Skor_Total Field Calculator
kemudian jumlahkan semua skor yang ada pada data ke 3 peta tematik tersebut dengan cara klik 2 kali skor yang ada pada kolom fields atau seperti pada gambar dibawah ini
selanjutnya tambahkan kolom baru untuk Arahan Fungsi Lahan caranya sama ketika menambahkan kolom baru pada Skor_Total namun type yang di gunakan adalah Text
kita akan melakukan pengklasifikasian untuk menentukan arahan fungsi lahan dari parameter yang telah ditentukan dengan cara
klik kanan layer Overlay Open Attribute Table Options Select By Attributes atau seperti pada gambar di bawah ini yakni menggunakan kriteria yang pertama skor total 0-124 dan lereng <= dari 8%
Maka hasilnya akan terselect sesuai perintah yang diberikan.
Berikut ini kriteria yang digunakan dalam penetuan arahan fungsi lahan a. Kawasan budidaya tanaman semusim dan permukiman criteria:
skor total 0-124 dan lereng <= dari 8% b. Kawasan budidaya tanaman tahunan criteria:
skor total 0-124 dan lereng >= dari 8% c. Kawasan penyangga kriteria:
d. Kawasan lindung kriteria: skor total >175
lakukan langkah yang sama untuk kriteria yang berikutnya hingga semua criteria dan pengklasifikasian selesai.
(Peta Arahan Fungi Lahan D.I.Yogyakarta) 1.12. Layout Peta
Sebelum menampilkan atau mencetak peta harus dilakukan layout terlebih dahulu. Layout digunakan untuk mengatur tampilan peta dan menambahkan kelengkapan atau atribut-atribut peta agar sesuai dengan kaidah-kaidah kartografi. Kelengkapan-kelengkapan tersebut misalnya skala, legenda, sistem proyeksi, arah mata angin, grid, dan keterangan-keterangan lainnya yang diperlukan. Pada ArcGIS proses layout ini dilakukan melalui jendela Layout dengan cara mengaktifkan fasilitas (ekstensi) Layout (seperti terlihat pada gambar di bawah). Pada jendela Layout ini kita bisa menambahkan kelengkapan-kelengkapan seperti yang disebutkan di atas.
Untuk menampilkan data di view layout, kita klik di menu View dan pilih Layout View atau klik pada bawah tampilan windowsnya, kemudian toolbar Layout akan muncul. Tool ini dapat digunakan untuk navigasi di
a. Mengatur Ukuran Kertas
Untuk mengatur ukuran kertas klik kanan pada area kertas, pilih Page and
Print Setup atau pilih File Page and Print Setup.
Area Peta
Area Kertas
Atur border peta agar berada didalam area kertas dengan jarak yang sama dari tepi kertas, klik pada area peta, border akan berubah putus-putus dan muncul kotak pada sisi peta.
Tekan dan geser pada kotak tersebut. Sesuaikan ukuran kotak yang berisi peta dengan ukuran kertas, sisakan ruang yang cukup untuk menaruh koordinat dan garis batas pada tepi peta
b. Membuat Grid
Untuk menambahkan grid pada peta, klik kanan mouse pada posisi area peta pilih properties
Pilih Tab Grid Klik New Grid
Pilihan yang disediakan:
Graticule: membuat koordinat geografi atau longitute-latitute Measured Grid: membuat koordinat UTM
Karena kita menggunakan grid UTM maka pilih yang ke 2 measured grid seperti pada gambar di atas Next
Kemudian atur intervals X axis 30000 & Y axis 30000 Next Finish maka hasilnya akan muncul seperti pada gambar di bawah ini
c. Mengatur Label
Klik Properties Tab Label, pada label orientation conteng Left dan Right agar label yang ada di sebelah kiri dan kanan menjadi vertikal, klik OK
d. Menambahkan Unsur Peta
Selanjutnya, menambahkan judul, legenda, skala dan arah mata angin pada layout peta, dari Menu Pilih Insert
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
Keterangan :
a. Untuk menambahkan peta yang lain yang dapat digunakan sebagai insert b. Untuk membuat judul peta
c. Untuk labeling / anotasi
d. Membuat garis tepi yang mengelilingi obyek e. Untuk menampilkan legenda
f. Untuk menampilkan orientasi/arah mata angin g. Menampilkan skala grafik
h. Menampilkan skala dalam bentuk text i. Menambahkan gambar (misalnya logo)
j. Menambahkan obyek lain baik berupa gambar maupun format yang lain (tabel,grafiik,dll)
Judul peta dapat ditambahkan ke dalam layout dengan mengklik menu Insert dan memilih Title. Sebuah text box akan muncul di halaman. Di dalamnya, sebuah default title akan tampil. Kita dapat menuliskan judulnya dalam text box dan tekan Enter. Setelah itu, kita dapat mengedit judul dengan melakukan double-klik pada judul dan mengedit text properties. Font, Ukuran, Bentuk, atau Warna huruf dari judul dapat diubah menggunakan toolbar Draw.
North Arrow ditambahkan dengan mengklik menu Insert dan memilih tombol pilihan North Arrow. Dalam dialog box North Arrow Selector yang muncul, kita dapat memilih berbagai macam north arrows dan mengubah properties arrow yang dipilih. Begitu arrow sudah dipilih, properties-nya sudah dispesifikan, klik tombol OK north arrow akan ditambahkan dalam map layout. Kita dapat me-resize dengan meng-klik dan men-dragg pada salah satu pojoknya. Selain itu, kita dapat memindahkan north arrow ke tempat yang diinginkan.
Scale Bar dapat ditambahkan dengan mengklik menu Insert dan memilih tombol
otomatis muncul dalam layout peta. Kita dapat mengklik dan drag scale bar ke lokasi yang diinginkan.
Legenda dapat ditambahkan dengan mengklik menu Insert menu dan memilih opsi Legend. Kemudian dialog box Legend Wizard akan muncul. Secara default, legenda mencakup semua layer dalam peta, dan jumlah kolom legenda menjadi satu. Kita dapat memilih layer mana yang akan ditampilkan dalam legenda dengan memilih layer dari Map Layer box dan klik tanda panah kanan (>>).
Layer yang terpilih akan ditampilkan dalam box Legend Items. Sesuaikan urutan layer seperti pada gambar dibawah, Kota Kabupaten, hingga Sungai Kecil.
Jika sudah memilih, tombol Next di-klik. Frame wizard yang kedua akan muncul seperti pada gambar di bawah ini, disinilah anda bisa mengatur text yang anda inginkan.
Dalam frame ini, kita memasukan judul legenda, mengatur properties, dan mengatur posisi judul. Kemudian tekan tombol Preview untuk melihat sampel legenda yang tampil di peta. Kita harus mengklik tombol Preview lagi sebelum ke frame dialog legend wizard berikutnya. Setelah semua parameter terpilih, klik Next.
Dalam frame ini, kita dapat mengubah size dan shape dari patch simbol yang digunakan untuk menampilkan kembali feature garis dan poligon dalam legenda. Jika sudah, tekan Next. Frame terakhir akan muncul.
Dalam frame ini, kita dapat mengubah spasi antara komponen yang berbeda dari legenda. Kemudian klik tombol Finish. Tampilan layout akan ter-update, dan kita dapat me-resize dan memindah box legenda ke lokasi yang diinginkan. Berikut hasil gambar dari Legenda yang telah dibuat
e. Menambahkan Inset
Untuk membuat inset, klik menu Insert Data Frame, akan muncul frame baru Atur posisi frame pada bagian legenda peta
Tambahkan peta Pulau Jawa sebagai Inset Provinsi D.I.Yogyakarta Berilah grid
(Gambar Peta Inset Pulau Jawa) f. Mengekspor Peta ke format lain
Dari menu utama File klik Export Map atau seperti pada gambar dibawah ini
Pilih JEPG /.jpg sebagai tipe file output (Save as Type) Beri nama file sebagai Nama Administrasi Yogyakarta
Atur resolusi ke 300 dpi, (Semakin tinggi dpi semakin besar Resolusi & Kualitasnya)
Atur Output Image Quality (Resample Ratio) ke tingkat Best untuk mendapatkan hasil terbaik
Format umum yang digunakan untuk mengekspor peta dari ArcMap adalah:
Nama Tipe File Ekstensi Keterangan
Portable Document Format
.pdf Format dokumen dari Adobe. File diubah menjadi gambar yang kompak
JPEG .jpg Format gambar umum dengan resolusi
sedang Enhanced
Metafile
.emf Baik untuk tampilan presentasi. Vektor tidak diubah menjadi raster (citra)
Adobe Illustrator .ai Format vektor untuk Adobe Illustrator Scalable Vector
Graphic
.svg Format vektor yang dapat di zoom menggunakan SVG Viewer
(Gambar. Peta Administrasi D.I.Yogyakarta)