• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Pemerintahan Pusat Dan Pemerintahan Daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Antara Pemerintahan Pusat Dan Pemerintahan Daerah"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN

HUBUNGAN ANTA

ANTARA PEMERIN

RA PEMERINTA

TAHAN

HAN PUSAT DAN

PUSAT DAN

PEMERINTAHAN DAERAH

PEMERINTAHAN DAERAH

Ditinjau dari sudut hubungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat Ditinjau dari sudut hubungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat dilihat dari Adanya hubungan dalam penyelenggaraan pemerintahan, Kebijakan desentralisasi dilihat dari Adanya hubungan dalam penyelenggaraan pemerintahan, Kebijakan desentralisasi dimaksudkan untuk memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus dimaksudkan untuk memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) !ahwa rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) !ahwa tanggung jawab akhir dari penyelenggaraan urusan"urusan pemerintahan yang diserahkan tanggung jawab akhir dari penyelenggaraan urusan"urusan pemerintahan yang diserahkan ke

kepapada da DaDaeraerah h adadalaalah h memenjnjadadi i tatangnggugung ng jawjawab ab PemPemerierintntah ah NaNasiosionanal l (P(Pususatat) ) kakarenrenaa e#ternalities (dampak) akhir dari penyelenggaraan urusan tersebut akan menjadi tanggung e#ternalities (dampak) akhir dari penyelenggaraan urusan tersebut akan menjadi tanggung  jawab negara Peran Pusat dalam kerangka otonomi Daerah akan banyak bersi$at menentukan  jawab negara Peran Pusat dalam kerangka otonomi Daerah akan banyak bersi$at menentukan

kebija

kebijakan kan makromakro, , melakumelakukan kan supersuper%isi, %isi, monitmonitoringoring, , e%aluae%aluasi, si, kontrkontrol ol dan dan pembepemberdayaardayaann (&apa&ity building) agar Daerah dapat menjalankan otonominya se&ara optimal 'edangkan (&apa&ity building) agar Daerah dapat menjalankan otonominya se&ara optimal 'edangkan  peran

 peran daerah daerah akan akan lebih lebih banyak banyak pada pada tataran tataran pelaksanaan pelaksanaan otonomi otonomi tersebut tersebut DalamDalam melaksanakan otonominya Daerah berwenang membuat kebijakan Daerah Kebijakan yang melaksanakan otonominya Daerah berwenang membuat kebijakan Daerah Kebijakan yang diambil Daerah adalah dalam batas"batas otonomi yang diserahkan kepadanya dan tidak  diambil Daerah adalah dalam batas"batas otonomi yang diserahkan kepadanya dan tidak   boleh

 boleh bertentangan bertentangan dengan dengan Peraturan Peraturan Perundangan Perundangan yang yang lebih lebih tinggi tinggi yaitu yaitu norma, norma, standardstandard dan prosedur yang ditentukan Pusat

dan prosedur yang ditentukan Pusat Pe

Pememeririntntahahan an dadaererah ah dadalalam m memenynyeleelengnggagararakan kan ururususan an pempemerierintntahahan an mememimiliklikii hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya ubungan hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya ubungan tersebut meliputi

tersebut meliputi a

a ubungan wewenangubungan wewenang  b

 b KeuanganKeuangan &

& Pelayanan umumPelayanan umum d

d Peman$aatan sumber daya alam dan sumber daya lainnyaPeman$aatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya

ubungan keuangan, pelayanan umum, peman$aatan sumber daya alam, dan sumber  ubungan keuangan, pelayanan umum, peman$aatan sumber daya alam, dan sumber  day

daya a lalaininnynya a didilaklaksansanakakan an sese&ar&ara a adadil il dadan n selselararas as uububungngan an wewewenwenanang, g, kekeuauangnganan,,  pelayanan

 pelayanan umum, umum, peman$aatan peman$aatan sumber sumber daya daya alam alam dan dan sumber sumber daya daya lainnya lainnya menimbulkanmenimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antar susunan pemerintahan

hubungan administrasi dan kewilayahan antar susunan pemerintahan A.

A. Hubungan WewenangHubungan Wewenang 1.

1.  Pembagian urusan Pemerintaha Pembagian urusan Pemerintahann

Ketentuan hukum yang mengatur lebih lanjut hubungan antara pempus dan pemda sebagai Ketentuan hukum yang mengatur lebih lanjut hubungan antara pempus dan pemda sebagai  penjabaran

 penjabaran dari dari dasar dasar konstitusioanal konstitusioanal adalah adalah Pasal Pasal *+"* *+"* -- -- Nomor Nomor ./ ./ 00ahun ahun /++1/++1 Dalam kaitannya dengan hubungan pempus dan pemda maka adanya pembagian wewenang Dalam kaitannya dengan hubungan pempus dan pemda maka adanya pembagian wewenang urusan pemerintahan Pembagian urusan pemerintahan di Indonesia, pada hakekatnya dibagi urusan pemerintahan Pembagian urusan pemerintahan di Indonesia, pada hakekatnya dibagi dalam . kategori, yaitu 

dalam . kategori, yaitu 

a) -rusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat (pemerintah) a) -rusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat (pemerintah)  b) -rusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pem

 b) -rusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah pro%insierintah pro%insi

&) -rusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten2Kota &) -rusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten2Kota 2.

2.  Kriteria  Kriteria Pembagian Pembagian urusan urusan antar antar Pemerintah, Pemerintah, daerah daerah Provinsi/KabupProvinsi/Kabupaten/Kotaaten/Kota -ntuk mewujudkan pembagian kewenangan yang &on&urren (artinya urusan pemerintahan -ntuk mewujudkan pembagian kewenangan yang &on&urren (artinya urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama antara yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan pemerintah daerah) se&ara proporsional antara Pemerintah, Daerah Pro%insi, Pemerintah dan pemerintah daerah) se&ara proporsional antara Pemerintah, Daerah Pro%insi, Da

Daeraerah h KaKabubupapateten n dadan n KoKota ta mamaka ka didisusususunlnlah ah krkrititerieria a yayang ng memelilipuputi ti ekekstesternrnalialitatas,s, aku

akuntantabilibilitas tas dan dan e$ie$isiensiensi si dendengan gan memmemperperhatihatikan kan kesekeserasirasian an hubhubungungan an antaantar r sussusunaunann  pemerintahan

 pemerintahan sebagai sebagai suatu suatu sistem sistem antara antara hubungan hubungan kewenangan kewenangan pemerintah, pemerintah, kewenangankewenangan  pemerintah

(2)

y

yaanng g ssaalliinng g tteerrkkaaiitt, , tteerrggaannttuunng g ddaan n ssiinneerrggiiss a) 3ksternalitas

a) 3ksternalitas Ada

Adalah lah penpendekdekataatan n daldalam am pempembagbagian ian uruurusan san pempemerinerintahtahan an dendengan gan memmempertpertimbimbangangkankan dampa

dampak2akibk2akibat at yang yang ditimbditimbulkan ulkan dalam dalam penypenyelenggelenggaraan araan urusaurusan n pemeripemerintahan ntahan tersebutersebutt Apabila dampak yang ditimbulkan bersi$at lokal, maka urusan pemerintahan tersebut menjadi Apabila dampak yang ditimbulkan bersi$at lokal, maka urusan pemerintahan tersebut menjadi kewen

kewenangan kabupaten2angan kabupaten2kota, apabila kota, apabila regionregional al menjadmenjadi i kewenkewenangan pro%insi, dan angan pro%insi, dan apabilapabilaa nasional menjadi kewenangan Pemerintah

nasional menjadi kewenangan Pemerintah  b) A

 b) Akuntabilitaskuntabilitas Adalah pendekata

Adalah pendekatan n dalam pembagian urusan dalam pembagian urusan pemeripemerintahan dengan ntahan dengan pertimpertimbangabangan n bahwabahwa tingkat pemerintahan yang menangani sesuatu bagian urusan adalah tingkat pemerintahan tingkat pemerintahan yang menangani sesuatu bagian urusan adalah tingkat pemerintahan yan

yang g leblebih ih langlangsunsung2dg2dekaekat t dendengan gan damdampakpak2ak2akibaibat t dardari i uruurusan san yayang ng ditditangangani ani terstersebuebutt Dengan demikian akuntabilitas penyelenggaraan bagian urusan pemerintahan tersebut kepada Dengan demikian akuntabilitas penyelenggaraan bagian urusan pemerintahan tersebut kepada masyarakat akan lebih terjamin

masyarakat akan lebih terjamin &) 3$isiensi

&) 3$isiensi Ada

Adalah lah penpendekdekataatan n daldalam am pempembagbagian ian uruurusan san pempemerinerintahtahan an dendengan gan memmempertpertimbimbangangkankan ters

tersediedianyanya a sumsumber ber daydaya a (pe(persorsonilnil, , dandana, a, dan dan perperalatalatan) an) untuntuk uk menmendapdapatkaatkan n ketketepatepatan,an, kepastian, dan ke&epatan hasil yang harus di&apai dalam penyelenggaraan bagian urusan kepastian, dan ke&epatan hasil yang harus di&apai dalam penyelenggaraan bagian urusan Ar

Artitinynya a apapabiabila la susuatu atu babagigian an ururusausan n dadalam lam pepenanangnganananannynya a didipapastistikakan n akakan an lelebibihh  berdayaguna

 berdayaguna dan dan berhasilguna berhasilguna dilaksanakan dilaksanakan oleh oleh daerah daerah Pro%insi Pro%insi dan2atau dan2atau DaerahDaerah Kab

Kabupupatenaten2Ko2Kota ta dibdibandandingingkan kan apaapabilbila a ditditangangani ani oleoleh h PemPemerierintantah h makmaka a bagbagian ian uruurusansan tersebut diserahkan kepada Daerah Pro%insi dan2atau Daerah Kabupaten2Kota 'ebaliknya tersebut diserahkan kepada Daerah Pro%insi dan2atau Daerah Kabupaten2Kota 'ebaliknya apabila suatu bagian urusan akan lebih berdayaguna dan berhasil guna bila ditangani oleh apabila suatu bagian urusan akan lebih berdayaguna dan berhasil guna bila ditangani oleh Pem

Pemerierintntah ah mamaka ka babagigian an ururususan an tetersersebubut t tetetap tap ditditanangagani ni ololeh eh PemPemerierintntahah  -n-ntutuk k itituu  pembagian

 pembagian bagian bagian urusan urusan harus harus disesuaikan disesuaikan dengan dengan memperhatikan memperhatikan ruang ruang lingkup lingkup wilayahwilayah  beroperasinya bagian urusan

 beroperasinya bagian urusan pemerintahan tersebut -kuran pemerintahan tersebut -kuran dayaguna dan hasilguna tersebutdayaguna dan hasilguna tersebut dilihat dari besarnya man$aat yang dirasakan oleh masyarakat dan besar ke&ilnya resiko yang dilihat dari besarnya man$aat yang dirasakan oleh masyarakat dan besar ke&ilnya resiko yang har

harus us dihdihadapadapi i 'ed'edangangkan kan yayang ng dimdimaksuaksud d dendengan gan kesekeserasirasian an hubhubungungan an yakyakni ni bahbahwawa  pengelolaan

 pengelolaan bagian bagian urusan urusan pemerintah pemerintah yang yang dikerjakan dikerjakan oleh oleh tingkat tingkat pemerintahan pemerintahan yangyang  berbeda,

 berbeda, bersi$at bersi$at saling saling berhubungan berhubungan (inter"koneksi), (inter"koneksi), saling saling tergantung tergantung (inter"dependensi),(inter"dependensi), dan

dan salsaling ing menmendukdukunung g sebasebagai gai satu satu keskesatuatuan an sistsistem em dendengan gan memmemperperhathatikaikan n &ak&akupaupann keman$aatan

keman$aatan 3.

3. Urusan Pemerintah yang menjadi urusan pempusUrusan Pemerintah yang menjadi urusan pempus -rusan pemerintahan terdiri atas

-rusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenanganurusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan2atau susunan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan2atau susunan  pemerintahan

 pemerintahan Dalam Dalam menyelenggarakan menyelenggarakan urusan urusan pemerintahan, pemerintahan, yang yang menjadi menjadi kewenangankewenangan dae

daerah, rah, pempemerinerintahtahan an daedaerah rah menmenjalajalankankan n otootonomnomi i seluseluas"las"luasuasnya nya untuntuk uk menmengatugatur r dandan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan -rusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah meliputi

-rusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah meliputi a.

a. Politik luar negeriPolitik luar negeri4 mengangkat pejabat diplomatik dan menunjuk warga negara untuk 4 mengangkat pejabat diplomatik dan menunjuk warga negara untuk  duduk dalam jabatan lembaga internasional, menetapkan kebijakan luar negeri, melakukan duduk dalam jabatan lembaga internasional, menetapkan kebijakan luar negeri, melakukan  perjanjian

 perjanjian dengan dengan negara negara lain, lain, menetapkan menetapkan kebijakan kebijakan perdagangan perdagangan luar luar negeri, negeri, dandan sebagainya

sebagainya b.

b. PertahananPertahanan4 misalnya mendirikan dan membentuk angkatan bersenjata, menyatakan damai4 misalnya mendirikan dan membentuk angkatan bersenjata, menyatakan damai dan

(3)

y

yaanng g ssaalliinng g tteerrkkaaiitt, , tteerrggaannttuunng g ddaan n ssiinneerrggiiss a) 3ksternalitas

a) 3ksternalitas Ada

Adalah lah penpendekdekataatan n daldalam am pempembagbagian ian uruurusan san pempemerinerintahtahan an dendengan gan memmempertpertimbimbangangkankan dampa

dampak2akibk2akibat at yang yang ditimbditimbulkan ulkan dalam dalam penypenyelenggelenggaraan araan urusaurusan n pemeripemerintahan ntahan tersebutersebutt Apabila dampak yang ditimbulkan bersi$at lokal, maka urusan pemerintahan tersebut menjadi Apabila dampak yang ditimbulkan bersi$at lokal, maka urusan pemerintahan tersebut menjadi kewen

kewenangan kabupaten2angan kabupaten2kota, apabila kota, apabila regionregional al menjadmenjadi i kewenkewenangan pro%insi, dan angan pro%insi, dan apabilapabilaa nasional menjadi kewenangan Pemerintah

nasional menjadi kewenangan Pemerintah  b) A

 b) Akuntabilitaskuntabilitas Adalah pendekata

Adalah pendekatan n dalam pembagian urusan dalam pembagian urusan pemeripemerintahan dengan ntahan dengan pertimpertimbangabangan n bahwabahwa tingkat pemerintahan yang menangani sesuatu bagian urusan adalah tingkat pemerintahan tingkat pemerintahan yang menangani sesuatu bagian urusan adalah tingkat pemerintahan yan

yang g leblebih ih langlangsunsung2dg2dekaekat t dendengan gan damdampakpak2ak2akibaibat t dardari i uruurusan san yayang ng ditditangangani ani terstersebuebutt Dengan demikian akuntabilitas penyelenggaraan bagian urusan pemerintahan tersebut kepada Dengan demikian akuntabilitas penyelenggaraan bagian urusan pemerintahan tersebut kepada masyarakat akan lebih terjamin

masyarakat akan lebih terjamin &) 3$isiensi

&) 3$isiensi Ada

Adalah lah penpendekdekataatan n daldalam am pempembagbagian ian uruurusan san pempemerinerintahtahan an dendengan gan memmempertpertimbimbangangkankan ters

tersediedianyanya a sumsumber ber daydaya a (pe(persorsonilnil, , dandana, a, dan dan perperalatalatan) an) untuntuk uk menmendapdapatkaatkan n ketketepatepatan,an, kepastian, dan ke&epatan hasil yang harus di&apai dalam penyelenggaraan bagian urusan kepastian, dan ke&epatan hasil yang harus di&apai dalam penyelenggaraan bagian urusan Ar

Artitinynya a apapabiabila la susuatu atu babagigian an ururusausan n dadalam lam pepenanangnganananannynya a didipapastistikakan n akakan an lelebibihh  berdayaguna

 berdayaguna dan dan berhasilguna berhasilguna dilaksanakan dilaksanakan oleh oleh daerah daerah Pro%insi Pro%insi dan2atau dan2atau DaerahDaerah Kab

Kabupupatenaten2Ko2Kota ta dibdibandandingingkan kan apaapabilbila a ditditangangani ani oleoleh h PemPemerierintantah h makmaka a bagbagian ian uruurusansan tersebut diserahkan kepada Daerah Pro%insi dan2atau Daerah Kabupaten2Kota 'ebaliknya tersebut diserahkan kepada Daerah Pro%insi dan2atau Daerah Kabupaten2Kota 'ebaliknya apabila suatu bagian urusan akan lebih berdayaguna dan berhasil guna bila ditangani oleh apabila suatu bagian urusan akan lebih berdayaguna dan berhasil guna bila ditangani oleh Pem

Pemerierintntah ah mamaka ka babagigian an ururususan an tetersersebubut t tetetap tap ditditanangagani ni ololeh eh PemPemerierintntahah  -n-ntutuk k itituu  pembagian

 pembagian bagian bagian urusan urusan harus harus disesuaikan disesuaikan dengan dengan memperhatikan memperhatikan ruang ruang lingkup lingkup wilayahwilayah  beroperasinya bagian urusan

 beroperasinya bagian urusan pemerintahan tersebut -kuran pemerintahan tersebut -kuran dayaguna dan hasilguna tersebutdayaguna dan hasilguna tersebut dilihat dari besarnya man$aat yang dirasakan oleh masyarakat dan besar ke&ilnya resiko yang dilihat dari besarnya man$aat yang dirasakan oleh masyarakat dan besar ke&ilnya resiko yang har

harus us dihdihadapadapi i 'ed'edangangkan kan yayang ng dimdimaksuaksud d dendengan gan kesekeserasirasian an hubhubungungan an yakyakni ni bahbahwawa  pengelolaan

 pengelolaan bagian bagian urusan urusan pemerintah pemerintah yang yang dikerjakan dikerjakan oleh oleh tingkat tingkat pemerintahan pemerintahan yangyang  berbeda,

 berbeda, bersi$at bersi$at saling saling berhubungan berhubungan (inter"koneksi), (inter"koneksi), saling saling tergantung tergantung (inter"dependensi),(inter"dependensi), dan

dan salsaling ing menmendukdukunung g sebasebagai gai satu satu keskesatuatuan an sistsistem em dendengan gan memmemperperhathatikaikan n &ak&akupaupann keman$aatan

keman$aatan 3.

3. Urusan Pemerintah yang menjadi urusan pempusUrusan Pemerintah yang menjadi urusan pempus -rusan pemerintahan terdiri atas

-rusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenanganurusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan2atau susunan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan2atau susunan  pemerintahan

 pemerintahan Dalam Dalam menyelenggarakan menyelenggarakan urusan urusan pemerintahan, pemerintahan, yang yang menjadi menjadi kewenangankewenangan dae

daerah, rah, pempemerinerintahtahan an daedaerah rah menmenjalajalankankan n otootonomnomi i seluseluas"las"luasuasnya nya untuntuk uk menmengatugatur r dandan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan -rusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah meliputi

-rusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah meliputi a.

a. Politik luar negeriPolitik luar negeri4 mengangkat pejabat diplomatik dan menunjuk warga negara untuk 4 mengangkat pejabat diplomatik dan menunjuk warga negara untuk  duduk dalam jabatan lembaga internasional, menetapkan kebijakan luar negeri, melakukan duduk dalam jabatan lembaga internasional, menetapkan kebijakan luar negeri, melakukan  perjanjian

 perjanjian dengan dengan negara negara lain, lain, menetapkan menetapkan kebijakan kebijakan perdagangan perdagangan luar luar negeri, negeri, dandan sebagainya

sebagainya b.

b. PertahananPertahanan4 misalnya mendirikan dan membentuk angkatan bersenjata, menyatakan damai4 misalnya mendirikan dan membentuk angkatan bersenjata, menyatakan damai dan

(4)

membangun dan mengembangkan sistem pertahanan negara dan persenjataan, menetapkan membangun dan mengembangkan sistem pertahanan negara dan persenjataan, menetapkan kebijakan untuk wajib militer, bela negara bagi setiap warga negara dan sebagainya4

kebijakan untuk wajib militer, bela negara bagi setiap warga negara dan sebagainya4 .

. !ea"anan!ea"anan4 misalnya mendirikan dan membentuk kepolisian negara, menetapkan kebijakan4 misalnya mendirikan dan membentuk kepolisian negara, menetapkan kebijakan keam

keamanaanan n nasnasionional, al, menmenindindak ak setsetiap iap oraorang ng yanyang g melamelanggnggar ar hukhukum um negnegara, ara, menmenindindak ak  kelompok atau organisasi yang kegiatannya mengganggu keamanan negara

kelompok atau organisasi yang kegiatannya mengganggu keamanan negara dan sebagainyadan sebagainya #.

#. $u%ti%i$u%ti%i4 misalnya mendirikan lembaga peradilan, mengangkat hakim dan jaksa, mendirikan4 misalnya mendirikan lembaga peradilan, mengangkat hakim dan jaksa, mendirikan lembaga pemasyarakatan, menetapkan kebijakan kehakiman dan keimigrasian, memberikan lembaga pemasyarakatan, menetapkan kebijakan kehakiman dan keimigrasian, memberikan grasi, amnesti, abolisi, membentuk undangundang, Peraturan Pemerintah pengganti undang" grasi, amnesti, abolisi, membentuk undangundang, Peraturan Pemerintah pengganti undang" undang, Peraturan Pemerintah, dan peraturan lain yang berskala nasional, dan lain sebagainya undang, Peraturan Pemerintah, dan peraturan lain yang berskala nasional, dan lain sebagainya e.

e. Moneter #an &i%kal na%ionalMoneter #an &i%kal na%ional4 misalnya men&etak uang dan menentukan nilai mata uang,4 misalnya men&etak uang dan menentukan nilai mata uang, me

menenetatapkpkan an kekebibijajakakan n momoneneteterr, , memengngenendadalilikakan n pepereredadararan n uauang ng dadan n sesebabagagaininyyaa $

$ AgAgama ama 4 4 misamisalnylnya a menmenetapetapkan kan harhari i liblibur ur keakeagamgamaan aan yanyang g berberlaklaku u se&ase&ara ra nasinasionaonal,l, membe

memberikan pengakuan terhadap rikan pengakuan terhadap keberakeberadaan daan suatu agama, suatu agama, menetamenetapkan kebijakan pkan kebijakan dalamdalam  penyelenggaraan kehidupan keagamaan dan sebagainy

 penyelenggaraan kehidupan keagamaan dan sebagainyaa -r

-rususan an pepememeririntntahahan an yayang ng didibabagi gi bebersrsama ama anantatar r titingngkakatatan n dadan2n2ataatau u susususunanann  pemerintahan yaitu semua urusan pemerintahan di luar urusan pempus m

 pemerintahan yaitu semua urusan pemerintahan di luar urusan pempus meliputi eliputi  a

a  pendidikan4 pendidikan4  b

 b kesehatan4kesehatan4 &

&  pekerjaan umum pekerjaan umum d

d  pekerjaan umum4 pekerjaan umum4 e

e  perumahan4 perumahan4 $

$  penataan ruang4 penataan ruang4 g

g  peren&anaan pembangunan4 peren&anaan pembangunan4 h

h  perhubungan4 perhubungan4 i

i lingkungan hidup4lingkungan hidup4  j

 j  pertanahan4 pertanahan4 k

k kependudukan dan &atatan sipil4kependudukan dan &atatan sipil4 l

l  pemberdayaan perempuan dan perlindun pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak4gan anak4 m

m keluarga beren&ana dan keluarga sejahtera4keluarga beren&ana dan keluarga sejahtera4 n

n sosial4sosial4 o

o ketenagakerjaan dan ketransmigrasian4ketenagakerjaan dan ketransmigrasian4  p

 p koperasi dan usaha ke&il dan menengah4koperasi dan usaha ke&il dan menengah4 5

5  penanaman modal4 penanaman modal4 r

r kebudayaan dan pariwisata4kebudayaan dan pariwisata4 s

s kepemudaan dan olah raga4kepemudaan dan olah raga4 t

t kesatuan bangsa dan politik dalam negeri4kesatuan bangsa dan politik dalam negeri4 u

u otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerahotonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah kepegawaian, dan persandian4

kepegawaian, dan persandian4 %

%  pemberdayaan masyarakat dan desa4 pemberdayaan masyarakat dan desa4 w

w statistik4statistik4 #

# kearsipan4kearsipan4 y

y  perpustakaan4 perpustakaan4 6

6 komunikasi dan in$ormatika4komunikasi dan in$ormatika4 aa

aa  pertanian dan ketahanan pangan4 pertanian dan ketahanan pangan4  bb

 bb kehutanan4kehutanan4 &&

&& energi dan sumber daya mineral4energi dan sumber daya mineral4 dd

dd kelautan dan perikanan4kelautan dan perikanan4 ee

ee  perdagangan    perdagangan    $$

(5)

gg perindustrian

4.  Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Dalam menyelenggarakan 7 urusan pemerintahan (pasal *+ ayat . -- No./2/++1) Pemerintah 

a) 8enyelenggarakan sendiri

 b) Dapat melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat Pemerintah atau wakil Pemerintah di daerah atau

&) Dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah dan2atau pemerintahan desa

Di samping itu, penyelenggaraan di luar 7 urusan pemerintahan (Pasal *+ ayat .) Pemerintah dapat 

a) 8enyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan, atau

 b) 8elimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada 9ubernur selaku wakil pemerintah, &) atau menugaskan sebagian urusan kepada pemerintah daerah dan2atau pemerintahan desa

 berdasarkan asas tugas pembantuan

5. Urusan pemerintahan yang menjadi e!enangan pemda

-rusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, yang

diselenggarakan berdasarkan kriteria"kriteria, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan a) -rusan wajib artinya  Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersi$at wajib yang

 berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan se&ara bertahap dan

ditetapkan oleh Pemerintah -rusan wajib menurut penjelasan -- No./2/++1 artinya suatu urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara seperti perlindungan hak konstitusional, pendidikan dasar, kesehatan, pemenuhan

kebutuhan hidup minimal, prasarana lingkungan dasar4 perlindungan kepentingan nasional, kesejahteraan masyarakat, ketentraman dan ketertiban umum dalam kerangka menjaga keutuhan NKRI4 dan pemenuhan komitmen nasional yang berhubungan dengan  perjanjian dan kon%ensi internasional

 b) -rusan pilihan artinya  baik untuk pemerintahan daerah pro%insi dan pemerintahan daerah kabupaten2kota, meliputi urusan pemerintahan yang se&ara nyata ada dan

 berpetensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi,kekhasan dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan -rusan pilihan menurut PP No .2/++: meliputi 

a kelautan dan perikanan4  b  pertanian4

& kehutanan4

d energi dan sumber daya mineral4 e  pariwisata4

$ industri4

g  perdagangan4 dan h ketransmigrasian

-rusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber   pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang

didesentralisasikan -rusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada 9ubernur juga disertai dengan pendanaan sesuai dengan urusan yang didekonsentrasikan

(6)

-rusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah pro%insi merupakan urusan dalam skala pro%insi yang meliputi (Pasal *. -- No ./ tahun /++1)

a  peren&anaan dan pengendalian pembangunan4

 b  peren&anaan, peman$aatan, dan pengawasan tata ruang4

&  penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat4 d  penyediaan sarana dan prasarana umum4

e  penanganan bidang kesehatan4

$  penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial4 g  penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten2kota4

h  pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten2kota4

i $asilitasi pengembangan koperasi, usaha ke&il, dan menengah termasuk lintas kabupaten2kota4

 j  pengendalian lingkungan hidup4

k  pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten2kota4 l  pelayanan kependudukan, dan &atatan sipil4

m  pelayanan administrasi umum pemerintahan4

n  pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten2kota4

o  penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapatdilaksanakan oleh kabupaten2kota

 p urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang"undangan

-rusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten2kota merupakan urusan yang berskala kabupaten2kota (psl *1) meliputi

a  peren&anaan dan pengendalian pembangunan4

 b  peren&anaan, peman$aatan, dan pengawasan tata ruang4

&  penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat4 d  penyediaan sarana dan prasarana umum4

e  penanganan bidang kesehatan4 $  penyelenggaraan pendidikan4 g  penanggulangan masalah sosial4 h  pelayanan bidang ketenagakerjaan4

i $asilitasi pengembangan koperasi, usaha ke&il dan menengah4  j  pengendalian lingkungan hidup4

k  pelayanan pertanahan4

l  pelayanan kependudukan, dan &atatan sipil4 m  pelayanan administrasi umum pemerintahan4 n  pelayanan administrasi penanaman modal4 o  penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya4 dan

* -rusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang"undangan Pemerintahan daerah pro%insi dan pemerintahan daerah kabupaten2kota dalam melaksanakan urusan pemerintahan wajib dan pilihan berpedoman kepada norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh 8enteri2kepala lembaga pemerintah non departemen untuk 

 pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan

Pembagian urusan antar pemerintah, pempro% dan pemkab diatur lebih lanjut dalam PP No . tahun /++:

/ ubungan Dalam bidang keuangan

• ubungan keuangan antara pempus dan pemda Pasal *; ayat * -- No./2/++1 meliputi 

a Pemberian sumber"sumber keuangan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah4

(7)

&  pemberian pinjaman dan2atau hibah kepada pemerintahan daerah

• ubungan dalam bidang keuangan antar pemerintahan daerah meliputi 

a  bagi hasil pajak dan nonpajak antara pemerintahan daerah pro%insi dan pemerintahan daerah kabupaten2kota4

 b  pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab bersama4 &  pembiayaan bersama atas kerja sama antar daerah4 dan

d  pinjaman dan2atau hibah antar pemerintahan daerah . ubungan dalam bidang pelayanan umum

• Antara Pempus dan pemda (%ertikal) meliputi 

a kewenangan, tanggung jawab, dan penentuan standar pela yanan minimal4

 b  pengalokasian pendanaan pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah4 dan

& $asilitasi pelaksanaan kerja sama antar pemerintahan daerah dalam penyelenggaraan  pelayanan umum

• Antar pemerintahan daerah (horisontal) meliputi 

a  pelaksanaan bidang pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah4

 b kerja sama antar pemerintahan daerah dalam penyelengaraan pelayanan umum4 dan &  pengelolaan peri6inan bersama bidang pelayanan umum

1 ubungan dalam bidang peman$aatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya

• Antara Pemerintah dan pemerintahan daerah

a kewenangan, tanggung jawab, peman$aatan, pemeliharaan, pengendalian dampak, budidaya, dan pelestarian4

 b  bagi hasil atas peman$aatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya4 dan &  penyerasian lingkungan dari tata ruang serta rehabilitasi lahan

• Antar pemerintahan daerah (horisontal) meliputi 

a Pelaksanaan peman$aatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang menjadi kewenangan daerah4

 b Kerja sama dan bagi hasil atas peman$aatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antar pemerintahan daerah4 dan

& Pengelolaan peri6inan bersama dalam peman$aatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya

Daerah yang memiliki wilayah laut diberikan kewenangan untuk mengelola sumber  daya di wilayah laut Daerah mendapatkan bagi hasil atas pengelolaan sumber daya alam di  bawah dasar dan2atau di dasar laut sesuai dengan peraturan perundang"undangan

Kewenangan daerah untuk mengelola sumber daya di wilayah laut) meliputi a eksplorasi, eksploitasi, konser%asi, dan pengelolaan kekayaan laut4

 b  pengaturan administrati$4 &  pengaturan tata ruang4

d  penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintah4

e ikut serta dalam pemeliharaan keamanan4 dan $ ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara

Kewenangan untuk mengelola sumber daya di wilayah laut paling jauh */ (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan2atau ke arah perairan kepulauan untuk   pro%insi dan *2. (sepertiga) dari wilayah kewenangan pro%insi untuk kabupaten2kota Apabila

(8)

mengelola sumber daya Di wilayah laut dibagi sama jarak atau diukur sesuai prinsip garis tengah dari wilayah antar / (dua) pro%insi tersebut, dan untuk kabupaten2kota memperoleh *2. (sepertiga) dari wilayah kewenangan pro%insi dimaksud

'UNGSI DEWAN PERWA!I(AN DAERAH

Dewan Perwakilan Daerah sejak awal perubahan --D *<1; memang tidak  dimaksudkan sebagai unsur utama dalam pembuatan undang"undang, namun menjadi lembaga yang terkait dengan kelembagaan 8PR Adanya usulan atau pendapat untuk  menguatkan kelembagaan DPD dalam pembuatan undang"undang, yang berarti akan memberi %oting right yaitu hak untuk menolak atau menyetujui ran&angan undang"undang tentunya harus dikaji se&ara komprehensi$

Apabila DPD diberi kewenangan %oting right dalam pembuatan --, haruslah dibedakan keterlibatannya, apakah anggota DPD yang diberi hak %oting right, ataukah kelembagaan DPD yang diberi hak %oting right tersebut Apabila %oting right tersebut diberikan kepada anggota DPD, maka tidak akan diperlukan $orum pengambilan putusan yang terpisah antara DPR dan DPD, karena pada hakekatnya ada hak suara yang sama dalam memberikan sikap terhadap sebuah ran&angan undang"undang antara anggota DPR dan DPD =orum yang dihadiri oleh anggota DPD dan DPR menjadi $orum dalam mekanisme  pengambilan putusan pembuatan undang"undang Apabila %oting right diberikan kepada lembaga DPD dalam proses pembuatan --, maka $orum pengambilan keputusan haruslah terpisah antara DPR dan DPD 8ekanisme ini sesuai dengan model bi&ameral al yang masih harus dipertimbangkan adalah posisi Presiden dalam pembuatan undang"undang Apakah Presiden masih terlibat dalam pembuatan undang"undang sebagaimana dinyatakan dalam pasal /+ ayat (/) --D *<1; setelah perubahan Apabila &ampurtangan Presiden dalam  pembuatan undang"undang dihapuskan, maka sistem pemisahan kekuasaan memang benar"  benar ter&iptakan, artinya pembuatan undang"undang semata"mata urusan DPD dan DPR Apabila Presiden masih terlibat dalam proses pembuatan undang"undang sehingga ketentuan Pasal /+ ayat (/) masih dipertahankan maka dalam pembuatan undang"undang akan melibatkan se&ara langsung tiga lembaga negara, yaitu DPR, DPD dan Presiden

Disamping hal"hal sebagaimana diuraikan tersebut di atas, pertimbangan kesisteman  perlu diperhatikan Apabila dalam pembuatan undang"undang kepada DPD diberi hak %oting,

maka harus juga dipertimbangkan adanya lembaga 8PR yang masih tetap eksis dalam --D *<1; setelah perubahan Keterlibatan DPD dalam pembuatan undang"undang akan berarti  bahwa untuk membuat undang"undang ada tiga lembaga negara yang akti$, yaitu DPR, DPD dan Presiden 'ementara itu menurut ketentuan Pasal . ayat (*) --D setelah perubahan, 8PR berwenang untuk mengubah dan menetapkan --D, sedangkan 8PR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD Kedudukan sebuah --D adalah lebih tinggi dibandingkan kedudukan sebuah undang"undang, sehingga terhadap sebuah undang"undang yang  bertentangan dengan --D dapat dilakukan pengujian materiil Kesisteman dari --D akan terganggu dan ketidaklogisan mun&ul karena untuk mengubah dan menetapkan --D yang kedudukannya lebih tinggi dari -- &ukup dilakukan oleh 8PR yang keanggotaannya terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD, sedangkan untuk membentuk undang"undang yang kedudukannya lebih rendah dari --D akan melibatkan tiga lembaga negara, Presiden, DPD dan DPR

'ehingga dari sudut pandang sebuah sistem konstitusi dengan mempertimbangkan hubungan antara kewenangan lembagaan negara yang diatur didalamnya, pemberian %oting right kepada DPD dalam pembuatan undang"undang akan menimbulkan implikasi yang sangat luas, dan tidak dapat dilakukan hanya dengan mengubah pasal"pasal yang mengatur  kewenangan DPD saja, bahkan harus dilakukan strukturisasi ulang terhadap sistem --D *<1; yang berhubungan dengan eksistensi lembaga negara yang lain

(9)

Kewenangan yang diberikan oleh --D kepada DPD akan menghasilkan suatu produk  yang sangat penting apabila dapat dilakukan se&ara lebih pro$esional, dan proakti$ ak DPD untuk ikut membahas ran&angan undang"undang sebagaimana dinyatakan oleh Pasal //D tidaklah menjadikan DPD hanya bersi$at pasi$ menunggu adanya ran&angan undang"undang dari Presiden atau DPR yang akan dibahas, tetapi se&ara proakti$ dapat mengkaji materi" materi yang seharusnya ada dalam sebuah undang"undang, atau yang telah ada dalam sebuah undang"undang asil kajian tersebut dapat diajukan kepada DPR dalam bentuk ran&angan undang"undang, atau dapat dijadikan bahan dalam membahas ran&angan undang"undang DPD dapat menyusun sebuah >blue print>substansi undang"undang yang akan ditawarkan kepada DPR, baik dalam R-- %ersi DPD, maupun dalam pembahasan R-- DPD &ukup  punya waktu untuk melakukan hal tersebut karena tidak terganggu oleh tugas"tugas lain, dan

dalam melaksanakan $ungsinya seharusnya DPD dapat lebih independent terhindarkan diri dari kepentingan politik Nilai karya DPD bukan karena otoritas politiknya tetapi kualitas  produknya yang semestinya lebih objekti$, dimana $ungsi konstitusional tersebut diperlukan

dalam kesisteman --D

WEWENANG DEWAN PERWA!I(AN DAERAH

K3?3NAN9AN D3?AN P3R?AKI@AN DA3RA 83N-R-0 PA'A@ //D --D *<1; !erdasarkan ketentuan dalam Pasal //D --D *<1; (Perubahan), kewenangan DPD dapat dibedakan dalam beberapa bidang, yaitu

1.  "idang legislasi #pembentuan undang$undang%.

Dalam bidang legislasi DPD mempunyai wewenang untuk mengajukan suatu ran&angan undang"undang kepada DPR serta ikut membahas ran&angan undang"undang yang  berkaitan dengan

a otonomi daerah,

 b hubungan pusat dan daerah,

&  pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,

d  pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta e  perimbangan keuangan pusat dan daerah

2.  "idang onsultasi #pemberian pertimbangan%.

Dalam bidang konsultasi atau pemberian pertimbangan, DPD mempunyai kewenangan untuk memberikan pertimbangan kepada DPR atas ran&angan undang"undang tentang anggaran pendapatan dan belanja negara, dan ran&angan undang"undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama 0ermasuk pula dalam $ungsi konsultati$ DPD adalah terkait dengan dimilikinya wewenang untuk ikut memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota !adan Pemeriksa Keuangan Pasal /.= ayat (*)

--D *<1;B

3.  "idang ontrol #penga!asan%.

Dalam bidang kontrol (pengawasan), DPD mempunyai kewenangan untuk melakukan  pengawasan atas pelaksanaan undang"undang mengenai

a otonomi daerah,

 b  pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, & hubungan pusat dan daerah,

d  pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,

(10)

asil pengawasan terhadap hal"hal tersebut kemudian disampaikan kepada DPR sebagai  bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti

Dari ketiga bidang tersebut, kewenangan DPD yang berhubungan erat dengan  pembentukan undang"undang adalah bidang legislasi dan bidang konsultasi Namun demikian, oleh karena rumusan dalam Pasal //D tersebut masih terlalu umum, maka  pelaksanaan kewenangan DPD dalam pembentukan undang"undang perlu ditinjau dari

undang"undang yang merupakan pelaksanaan lebih lanjut dari --D *<1;

HA! DEWAN PERWA!I(AN DAERAH

DPD mempunyai hak

a mengajukan ran&angan undang"undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,  pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan

dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah4

 b ikut membahas ran&angan undang"undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah,  pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan

keuangan pusat dan daerah4

& memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pembahasan ran&angan undang"undang tentang anggaran pendapatan dan belanja negara dan ran&angan undang"undang yang  berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama4

d melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang"undang mengenai otonomi daerah,  pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah,  pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan AP!N,  pajak, pendidikan, dan agama

ak Anggota DPD menurut Pasal /./ --8D. Anggota DPD mempunyai hak

a  bertanya4

 b menyampaikan usul dan pendapat4 & memilih dan dipilih4

d membela diri4 e imunitas4

$  protokoler4 dan dan

g keuangan dan administrati%e

Hubungan !euangan Antara Pe"erintah Pu%at #an Daerah #i In#one%ia

ubungan keuangan antara pemerintah Pusat dan Daerah atau dalam arti sempit sering disebut perimbangan keuangan pusat dan daerah merupakan salah satu bentuk  hubungan dari sekian banyak hubungan antara pemeintah pusat dan daerah al ini menjadi topik hangat yang sering mun&ul ke permukaan, bahkan berpotensi menimbulkan perpe&ahan di daerah Alasannya klasik yaitu adanya daerah yang tidak puas dan merasa tidak adil dalam  pembagian keuangan pusat ke daerahnya @antas berkembanglah isu bahwa pemerintah pusat hanya mementingkan dirinya sendiri atau lebih berpihak pada daerah tertentu Kekayaan yang dimiliki daerah selama ini dianggap dikuras oleh pemerintah pusat dan rakyat di daerah itu

(11)

dibiarkan hidup miskin 8asalah perimbangan keuangan ini merupakan salah satu tuntutan re$ormasi Dan sebagai jawaban atas tuntutan tersebut, pemerintah telah menetapkan -- No /; tahun *<<< tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang lantas dire%isi melalui -- No .. tahun /++1 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Aturan keuangan pusat dan daerah pada satu sisi mendukung  pelaksanaan pembangunan nasional dan disisi lain untuk mem$asilitasi proses pembangunan daerah yang dijalankan atas skema otonomi daerah !erbi&ara mengenia perimbangan keuangan pusat dan daerah tidak bisa lepas dari $a&tor otonomi daerah 'e&ara teoritis dalam konteks Negara kesatuan dikenal ada dua &ara dalam menghubungkan pemerintah pusat dan daerah yaitu sentralisasi dan desentralisasi 'entralisasi men&akup segala urusan, tugas, $ungsi dan wewenang penelenggaraan pemerintah berada dalam genggaman pemerintah pusat  pelaksanaannya dilakukan dengan dekonsentrasi 'ementara desentralisasi adalah semua

urusan, tugas dan wewenang pelaksanaan pemerintah diserahkan sepenuhnya kepada daerah 'elanjutnya dalam buku ini ada istilah Dana !agi asil, Dana Alokasi -mum dan Dana Alokasi Khusus Pelajari lebih lengkap semuanya dalam buku yang ditulis oleh Ahmad Cani ', 88, Ak seorang pengajar di beberapa Perguruan 0inggi serta mantan pegawai Direktorat enderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan (nwn)

ubungan politik"birokrasi di Indonesia pada saat ini menjadi wa&ana menarik untuk  di&ermati Pola hubungan politik"birokrasi yang diistilahkan oleh beberapa ahli yakni relasi antara E&intaF dan Eben&iF menjadi topik yang hangat diperdebatkan Politik"birokrasi adalah Edua sejoliF yang dianalogikan sedang Eberpa&aranF @ayaknya Eorang yang sedang  berpa&aranF akan selalu ada dua perasaan yang mun&ul silih berganti yaitu perasaan E&inta E dan Eben&iF Di satu sisi mereka ingin selalu berdekatan dan bekerja sama, tetapi di sisi lain ingin saling menjauh dan berdiri sendiri Dengan analogi ini maka hubungan politik"birokrasi ini seperti Edua sisi mata uangF**B, yang tidak bisa dipisahkan (unseparated ) tetapi berdiri

sendiri (integrated )

Dalam literatur Administrasi Publik hubungan politik"birokrasi sudah lama dibahas oleh ilmuwan Administrasi Publik ika melihat konteks sejarahnya, Ilmu Administrasi Publik  lahir dan mendapat pengakuan dari para  s&ientist  berkat tulisan ?oodrow ?ilson yang  berjudul 'he (tudy o) *dministration yang dimuat pertama kali oleh 'he +ournal Politi&al 

(&ien&e uarterly pada tahun *: 8enurut ?ilson, perlu suatu ilmu untuk mengkaji masalah administrasi dan membantu menerjemahkan kebijakan"kebijakan politik Kemudian, ?ilson berpendapat bahwa politik dan administrasi harus dipisah karena keduanya memiliki tugas yang berbeda Pemisahan antara politik"administrasi dimaksudkan agar birokrasi publik 

(12)

dapat bekerja se&ara pro$esional melayani kepentingan umum ( publi& interest ) tanpa dibebani isu"isu politik//B

Pendapat ?ilson diperkuat oleh =rank  9oodnow, menurut 9oodnow ada dua $ungsi yang  berbeda dari pemerintah (t!o distin& )un&tion o) government ) yaitu politik dan administrasi

Politik menurut 9oodnow, berhubungan dengan kebijakan atau berbagai masalah yang  berhubungan dengan kebijakan negara 'edangkan administrasi, berkaitan dengan  pelaksanaan (implementasi) kebijakan tersebut..B Namun pendapat ini ditentang oleh

@eonald D ?hite, menurutnya Ilmu Administrasi Publik hanya dapat dijalankan dengan e$ekti$ jika dikawinkan dengan teori pemerintahan11B Dari dua pemahaman tersebut

kemudian akan berimplikasi terhadap hubungan politik"birokrasi pada tataran paraktiknya Perbedaan pendapat dari para ahli di atas pada tataran keilmuannya juga memiliki dua  pemahaman yang berbeda Ada ke&enderungan untuk memisahkan Ilmu Politik dan

Administrasi Publik Grang"orang yang menganut paham ini berpendapat bahwa antara  politik dan administrasi harus dipisahkan, karena politik dan administrasi tidak bisa di&ampuradukkan, begitupun sebaliknya Di lain pihak, ada pemahaman yang ingin menyatukan politik dan administrasi dengan argumen bahwa jika ingin membahas administrasi (birokrasi) mau tidak mau harus mempelajari politik, dan sebaliknya 0egasnya,  jika ingin mempelajari 0eori Administrasi Publik maka harus paham 0eori Politik, maupun sebaliknya Dari dua pemahaman ini maka anekdot Edua sejoli yang sedang berpa&aranF dan Edua sisi mata uangF dapat merepresentasikan pola hubungan politik"birokrasi dewasa ini

Pada tataran praktisnya, hubungan politik"birokrasi yang ditandai oleh gabungan  perasaan E&intaF dan Eben&iF sudah berlangsung sejak lama di Indonesia ika dirunut  berdasarkan konteks sejarahnya kita bisa memetakannya ke dalam tiga periode  Pertama,  periode pra"kolonial (kerajaan), pada masa ini, jauh sebelum Indonesia merdeka sudah eksis kerajaan"kerajaan lokal baik yang ber&orak indu, !udha dan Islam seperti kerajaan Kutai, 8ajapahit, 'riwijaya, 'amudera Pasai, 8ataram, 9owa"0allo dan lain"lain Pada masa ini kegiatan politik lebih diarahkan pada usaha penaklukan wilayah"wilayah kerajaan lain untuk  memperluas kekuasaan Kerajaan 8ajapahit dan 'riwijaya misalnya melakukan ekspedisi hampir ke seluruh wilayah nusantara bahkan sampai ke Negeri 'embilan (8alaysia),

2

3

(13)

0ahiland dan Hietnam sehingga kedua kerajaan ini disebut sebagai kerajaan nasional Raja" raja pada setiap kerajaan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kerajaan"kerajaan ke&il lain yang menjadi jajahannya Namun, di setiap wilayah jajahan tetap diangkat pemimpin lokal (lo&al leaders), yang disebut juga sebagai bupati, sebagai perpanjangan tangannya, bupati"  bupati tersebut diwajibkan membayar upeti setiap tahunnya, datang ke kerajaan pada hari" hari dan upa&ara"upa&ara tertentu seperti a&ara 9rebek 8aulud sebagai wujud penghormatan kepada raja;;B

Pola hubungan politik"birokrasi pada masa kerajaan maujud dengan kuatnya kekuasaan raja" raja yang berkuasa terhadap aparat dan rakyatnya Dominannya kekuasaan raja sebagai  pemegang otoritas tertinggi, menjadikan raja sangat berkuasa sehinggga raja memiliki hak 

mutlak untuk menetapkan semua aturan yang menyangkut hajat hidup orang banyak seperi hukum, politik, agama, ekonomi, sosial dan budaya !irokrasi pada masa itu hanya mengabdi  pada kepentingan raja dan keluarganya, akibatnya $ungsi pelayanan oleh birokrasi tidak 

menjadi orientasi tetapi birokrasi lebih bersi$at ing oriented.

 Kedua, Periode Kolonial (penjajahan) Dalam literatur"litarartur sejarah diketahui  bahwa bangsa asing yang pertama kali datang ke Indonesia adalah Portugis (*;**), kemudian

!elanda (**), disusul oleh Inggris dan terakhir epang (*<1/) Pada masa penjajahan,  pihak penjajah merupakan penguasa yang mengendalikan semua sendi"sendi kehidupan  bangsa Indonesia Kebijakan"kebijakan umum ditetapkan se&ara sentralistis oleh penjajah dan aparat birokrasi bertanggung jawab menjalankan kebijakan itu Aparat"aparat birokrasi, mulai dari hierarki yang tertinggi (9ubernur enderal) hingga jabatan yang terendah seperti kepala desa hanya perpanjangan tangan penjajah untuk menerapkan kebijakan"kebijakannya kepada rakyat

 Ketiga, periode pas&a"kolonial yang dibagi lagi kedalam tiga era, Grde @ama, Grde !aru dan Re$ormasi Pada dasarnya pola hubungan politik"birokrasi pada ketiga era ini tidak   jauh berbeda Relasi perasaan E&intaF dan Eben&iF mewarnai hubungan politik"birokrasi

setelah Indonesia merdeka Pola hubungan seperti ini yang kemudian menyebabkan politik  dan birokrasi di Indonesia tidak bebas nilai (unvalue )ree), sehingga pola Epolitisasi  birokrasiF lebih mere$leksikan hubungan politik"birokrasi di Indonesia Para pemimpin yang menjadi penguasa ketiga era tersebut mempunyai  style dan &ara tersendiri menyangkut kebijakan politik"birokrasi tergantung kepada pendekatan (approa&h) yang dipakai dalam menata hubungan politik"birokrasinya 8asa Grde @ama memberikan pengalaman

(14)

 bagaimana birokrasi dijadikan arena perebutan pengaruh politik antarberbagai partai politik  yang sedang berkuasa 8asa Grde !aru mengajarkan pada Grde !aru untuk menjadi mesin  politikJ yng membuat birokrasi menjadi partisan untuk kepentingan partai 9olkar77B

'edangkan pada era Re$ormasi, politik akomodasi dalam kabinet dan penempatan pejabat"  pejabat politik pada jabatan"jabatan karier merupakan dinamika umum hubungan politik"  birokrasi di Indonesia Namun, pada dasarnya politisasi birokrasi lebih mewarnai hubungan  politik"birokrasi di Indonesia sehingga terjadi hubungan yang saling mempengaruhi

0ulisan ini menganalisis tentang pola hubungan politik"birokrasi di Indonesia, terutama pada masa pemerintahan '!C"K Penulis ingin mengidenti$ikasi dan menganalisis mengenai  politisasi birokrasi yang terjadi pada pemerintahan '!C"K 0ulisan ini akan diawali dengan membahas konteks historis politik"birokrasi pada masa prakolonial, kolonial dan  pas&akolonial 'etelah itu, baru dilanjutkan ke politisasi birokrasi pada era Re$ormasi, yang didahului dengan paparan mengenai politisasi pada pemerintahan abibie, 9us Dur dan 8egawati, baru dibahas mengenai politisasi pada pamerintahan '!C"K

!on%e) Politik #an Birokra%i

Politik pada dasarnya erat kaitannya dengan kekuasaan ( po!er ) Politik merupakan sarana untuk memaksakan kehendak suatu pihak kepada pihak lain dengan &ara"&ara tertantu 'eseorang berpolitik orientasinya adalah memperoleh kekuasaan, logikanya setelah berkuasa dengan kekuasaan yang dimiliki maka ia akan menanamkan pengaruhnya kepada orang lain Anggota DPR misalnya, ia di&alonkan oleh partainya sehingga ia duduk di legislati$, maka setelah ia menjabat sebagai legislator  maka ia akan memasukkan kepentingan"kepentingan  partainya, kepentingan pribadinya dan kepentingan &onstituent nya dalam setiap kebijakan

yang dirumuskan oleh DPR

'elain itu, menurut !udiardjo politik selalu menyangkut tujuan"tujuan dari seluruh masyarakat ( publi& goals) dan bukan tujuan pribadi ( private goals)::B Dengan demikian

dapat dipahami bahwa politik yang dijalankan oleh sutu negara harus dilaksanakan dengan tujuan menyejahterakan rakyat bukan hanya menguntungkan salah satu pihak 'ingkatnya,  politik adalah instrumen untuk mewujudkan tujuan"tujuan seluruh masyarakat

Konsep"konsep pokok yang terkait dengan politik adalahB

6

(15)

* Negara ( state)

/ Kekuasaan ( po!er )

. Pengambilan kebijakan (de&esion maing )

1 Kebijakan ( poli&y)

; Pembagian (distribution) atau alokasi (allo&ation) kekuasan

'edangkan birokrasi se&ara etimologi berasal dari kata Cunani yaitu biro yang artinya kantor  dan rasi yang artinya pemerintah adi, se&ara etimologi birokrasi dapat dide$inisikan sebagai kantor pemerintah atau organisasi pemerintah 'ementara itu, menurut ?rong  birokrasi merupakan organisasi yang diangkat untuk men&apai satu tujuan tertentu dari  berbagai tujuan, diorganisir se&ara hierarki dengan jalinan komando yang tegas, men&iptakan  pembagian kerja yang jelas, peraturan"peraturan umum, karyawan dipilih berdasarkan kompetensi (merit system), dan pekerjaan sebagai birokrat merupakan pekerjaan seumur  hidup<<B

Ti)e I#eal Birokra%i

Ketika membi&arakan karakteristik birokrasi kita tidak bisa berpaling dari 8a# ?eber 'osiolog asal erman ini merupakn orang pertama yang meletakkan dasar"dasar dan karakteristik organisasi modern yang kemudian dikenal dengan birokrasi 8enurut ?eber ada  beberapa karakteristik (ideal type) yang harus dimiliki oleh birokrasi Karakteristik tersebut

sebagai berikut*+*+B

* Pembagian kerja

 Adanya  job des&riptions yang jelas untuk setiap bawahan agar pekerjaan dapat dilakukan

dengan e$ekti$ dan e$isien

8

9

(16)

/ ierarki kewenangan

 enjang kepangkatan yang disusun se&ara tegas yang mendiskripsikan kewenangan atasan dan

 bawahan

. =ormalisasi

 Aturan"aturan $ormal yang mengatur tatahubungan anggota organisasi 'etiap orang dalam

organisasi bekerja sesuai dengan tuntunan yang telah tersedia sehingga pekerjaan"pekerjaan dalam organisasi dapat dilakukan dengan e$ekti$ dan e$isien

1Impersonal

 0idak mengenal adanya hubungan saudara, pertemanan dan perkon&oan karena pola

hubungan didasarkan atas rasionalitas

; Penempatan pegawai berdasarkan kemampuan

 'eleksi pegawai dilakukan dengan ketat sesuai dengan kompetensinya !agi pegawai yang

lulus seleksi, penggunaan standar kompetensi yang ketat, keilmuwan dan keterampilan merupakam syarat yang harus dipenuhi

7 enjang karier bagi pegawai

 Kenaikan pangkat, pendidikan dan pelatihan bagi pegawai untuk meningkatkan

kemampuannya karena intensitas pekerjaan yang semakin meningkat dan rumit

: Kehidupan organisasi dipisahkan dari kehidupan pribadi

 Grganisasi dijalankan tanpa terkooptasi oleh kepentingan"kepentingan pribadi

Pada prinsipnya, tipe ideal birokrasi ?eber ditujukan untuk menunjang e$isiensi dan e$ekti%itas organisasi Di samping itu, tipe ideal ?eber sejalan dengan tuntutan demokrasi !irokrasi adalah konsekuensi logis dari kehidupan yang demokratis yang menghendaki objekti%itas dan konsistensi kebijakan Gleh karena itu birokrasi bersi$at impersonal****B

'i$at"si$at impersonal birokrasi dibutuhkan agar pelayanan yang diberikan birokrasi kepada masyarakat memenuhi asas keadilan (e-uiy) dan terhindar dari kultur partisan

 Namun, pada tataran praktisnya di Indonesia tipe ideal birokrasi ?eber hanya sebatas sketsa semata 0ipe ideal birokrasi ?eber tidak ditemukan aplikasinya pada organisasi pemerintah

(17)

!ahkan sebaliknya, birokrasi dianggap sebagai simbol kelambanan, kelalaian, korupsi, tidak  e$isien dan partisan,*/*/B sehingga keper&ayaan (trust ) publik semakin hilang

Pe*abat Politik #an Pe*abat Birokra%i

adirnya partai politik dalam suatu sistem pemerintahan akan berpengaruh terhadap tatanan  birokrasi pemerintah*.*.B abatan"jbatan dalam suatu departemen di Indonesia terdiri dari

 jabatan politik (non"karier) dan jabatan birokrasi (karier) Implikasinya adalah, politisi"  politisi yang memperoleh kekuasaan politik melalui pemilihan umum menempati jabatan  politik sebagai pimpinan departemen, sedangkan jabatan di bawahnya seperi jabatan 'ekjen, Dirjen dan Irjen dijabat oleh pegawai"pegawai pro$esioanal (birokrat karier) Gleh karena itu,  perlu dibedakan natar jabatan politikdan jabatan birokrasi Perbedaan jabatan politik dan  jabatan birokrasi dapat dilihat pada tabel *

Tabel +. Perbe#aan antara ,abatan Politik #an ,abatan Birokra%i

No Variabel Pembeda Jabatan politik Jabatan Birokrasi

1 Cara pengangkatan Dipilih melalui pemilu Diangkat berdasarkan kualifikasi tertentu

2 Masa jabatan Ditentukan

(biasana ! tahun"

#eumur hidup

$ #ifat jabatan #e%aktu&%aktu bisa diberhentikan 'idak bisa diberhentikan keuali bs meminta berhenti

) Pertanggungja%aban Bertanggung ja%ab kepada konstituent ang memilihna

Bertanggung ja%ab kepada negara

!ontek% Hi%tori% Politik-Birokra%i #i In#one%ia

ubungan politik"birokrasi di Indonesia pada sat ini tidak bisa dipisahkan dari konteks sejarahnya ubungan itu tidak lahir dengan sendirinya, tetapi dibentuk oleh sejarah yang telah mendahuluinya Kajian historis politik"birokrasi di Indonesia dapat membantu kita memahami $enomena birokrasi yang terjadi pada saat ini, terutama $enomena politisasi  birokrasi yang sedang berlangsung di Indonesia pada saat ini 'elain itu, melalui kajian

sejarah kita akan mendapatkan pemahaman mengenai patologi birokrasi (bereau&rah&y  patology) yang kerap melanda birokrasi publik di Indonesia 'ebagaimana yang diungkapkan oleh Dwiyanto, dkk keterkaitan sejarah menjadi bagian penting untuk melihat kemun&ulan  berbagai $enomena dan persoalan"persoalan yang terjadi dalam tubuh birokrasi seperti

12

(18)

masalah korupsi, kolusi dan nepotisme serta tidak tumbuhnya budaya pelayanan dalam  birokrasi di Indonesia*1*1B

Gleh karena itu, sebelum membahas perkembangan hubungan politik"birokrasi pada saat ini, maka terlebih dahulu akan dibahas mengenai konteks historis politik"birokrasi di Indonesia +. Perio#e Prakolonial !era*aan/

 'ebelum Indonesia memproklamirkan diri sebagai sebuah bangsa yang merdeka pada tahun *<1; dan sebelum kedatangan bangsa asing, jauh s ebelum itu kira"kira pada abad ke *7 sudah ada kerajaan"kerajaan yang menghuni wilayah nusantara ampir seluruh wilayah nusantara pada masa itu memiliki kerajaan"kerajaan lokal yang berdasarkan agama tertentu,  baik indu, !udha maupun Islam Namun, hanya ada dua kerajaan yang dianggap sebagai kerajaan yang ber&orak nasional yaitu Kerajaan 8ajapahit dan Kerajaan 'riwijaya Kedua kerajaan ini disebut sebagai kerajaan nasional karena wilayah kekuasaannya yang tersebar  hampir di seluruh wilayah nusantara hingga ke luar tanah air !ahkan, sejarah men&atat  bahwa 8ajapahit memiliki daerah kekuasaan hingga ke Negeri 'embilan (8alaysia),

0hailand dan Hietnam

'e&ara umum sistem pemerintahan pada masa kerajaan bersi$at $eodal"sentralistik Raja merupakan penguasa tunggal yang harus dipatuhi 'egala keputusan ada di tangan raja dan rakyat harus melaksanankannya !irokrasi diorganisir untuk mengkomunikasikan kebijakan"kebijakan raja kepada rakyat !irokrasi pada masa itu adalah perpanjangan tangan raja untuk memaksakan kehendaknya kepada rakyat Ada beberapa &iri yang dimiliki oleh  birokrasi pada masa itu (*) Penguasa menganggap dan menggunakan administrasi publik 

untuk urusan pribadi, (/) Administrasi adalah perluasan rumah tangga istana raja, (.) 0ugas  pelayanan yang ditujukan kepada pribadi sang raja, (1) 9aji dari raja kepada pegawai  pegawai kerajaan pada hakikatnya adalah anugerah yang juga dapat ditarik sewaktu"waktu sekehendak raja dan (;) Para pejabat kerajaan dapat berbuat sekehendak hatinya kepada rakyat, seperti halnya yang dilakukan oleh raja*;*;B

'e&ara sosiologis, struktur masyarakat pada masa itu terbagi ke dalam dua lapisan, yaitu golongan priyayi dan !ong &ili  (rakyat jelata) 9olongan priyayi terdiri atas para pejabat tinggi pusat mulai dari keluarga raja (pangeran), panglima perang (militer), penasihat raja ( patih), kemudian pejabat"pejabat di bawahnya seperti juru tulis (pejabat administrasi), abdi

14

(19)

dalem, para punggawa (hulubalang istana) dan para bangsawan yang diberi hak istimewa dan  pejabat daerah mulai dari adipati2bupati, u!u (kepala daerah), demang  (kepala desa), beel 

(kepala kampung), 'ementara itu, !ong &ili  adalah rakyat jelata yang tidak memiliki kekuasaan apa"apa seperti petani, pedagang, buruh, tukang, orang biasa dan lain"lain*7*7B

ubungan kedua lapisan tadi lebih bersi$at patront &lient di mana wong &ilik tidak memiliki kekuasaan yang berarti

'istem politik yang dipakai pada masa itu lebih berorientasi kepada kekuasaan dengan &ara  perluasan wilayah Kerajaan"kerajaan besar men&oba melakukan ekspansi ke luar untuk 

memperluas wilayahnya 'etelah berhasil, politik ekspansi ini mengharuskan sang raja menempatkan orang keper&ayaannya untuk memimpin wilayah jajahan 8aka ditunjuklah  pemimpin"pemimpin lokal (lo&al leaders) sebagai perpanjangan tangan raja Pemimpin lokal, yang disebut bupati, bertugas mengimplementasikan kebijakan"kebijakan raja kepada rakyatnya !upati diberikan keleluasaan oleh raja untuk menjalankan tugasnya, sehingga tidak sedikit dari para bupati yang bertindak sewenang"wenang dan bahkan lebih kejam dari raja Akhirnya dapatlah diketahui bahwa politisasi pada masa kerajaan dimaknai dengan lemahnya kedudukan birokrasi di hadapan raja, akibatnya birokrasi lebih loyal kepada raja dibandingkan bertanggung jawab kepada rakyat

0. Perio#e !olonial

!angsa Indonesia pernah dijajah selama beberapa abad oleh bangsa asing !angsa asing yang pertama kali datang ke Indonesia adalah Portugis (*;**), kemudian !elanda (**), disusul oleh Inggris dan terakhir epang (*<1/) Pada awalnya mereka datang ke Indonesia hanya untuk berdagang, namun lama kelamaan ingin menguasai Dalam tulisan ini, yang dijadikan pisau analisis untuk mengetahui pola politisasi birokrasi pada periode ini hanya pada masa penjajahan !elanda dengan beberapa pertimbangan  Pertama, !elanda merupakan bangsa yang paling lama menjajah Indonesia  Kedua, pola hubungan politik"  birokrasi lebih mudah diidenti$ikasi pada masa ini karena !elanda sudah menerapkan

administrasi pemerintahan yang &ukup baik dan rapi di Indonesia

Kolonialisme !elanda dimulai dengan mun&ulnya HG (erenigde ostindis&he 0ompagnie) pada tahun *7/, yang merupakan organisasi dagang 0imur auh yang diberi wewenang besar untuk mengeksploitasi wilayah dagang atas nama raja !elanda*:*:B

16

(20)

Awalnya tujuan HG datang ke Indonesia hanya untuk berdagang, kemudian lama"kelamaan niat busuk HG terungkap Dimulai dengan memonopoli rempah"rempah penduduk, meminta tanah untuk mendirikan kantor hingga akhirnya ingin menguasai seluruhnya

8elihat perkembangan HG yang begitu pesat dan telah menguasai pusat perdagangan rempah"rempah di Indonesia mendorong kerajaan !elanda di awal abad* menempatkan seorang 9ubernur enderal (eneral ouvenour ) untuk mengkoordinir wilayah jajahan Akibatnya, struktur pemerintahan di wilayah jajahan menempatkan 9ubernur enderal pada  posisi yang sangat berkuasa atas segala sesuatu urusan di negara jajahan**B 9ubernur 

enderal diberi kekuasaan untuk mengatur wilayah jajahan, namun tetap membayar upeti kepada kerajaan !elanda sebagai bukti kesetiaannya

Pada masa itu, !elanda telah menerapkan sistem administrasi modern dalam mengurus dan mengendalikan wilayah jajahannya, termasuk di Indonesia 'ebagaimana yang diungkapkan oleh 'inambela, bahwa &ara"&ara yang dipakai !elanda melahirkan pola birokrasi kolonial yang &ukup maju, tanpa mengubah total tatanan yang ada*<*<B 'elanjutnya menurut

Dwiyanto, pada masa kolonial terdapat dualisme sistem administrasi pemerintahan Di satu sisi telah mulai diperkenalkan dan diberlakukan sistem administrasi kolonial ( "innenlands&he "estuur ) yang mengenalkan sistem administrasi dan birokrasi modern, sedangkan pada sisi lain sistem administrasi tradisional ( nhems&he "estuur%  masih tetap dipertahankan/+/+B Artinya, !elanda tetap memakai jasa"jasa pegawai pribumi yang berasal

dari priyayi untuk kegiatan"kegiatan birokratis"administrati$ 'ementara itu, untuk mengawasi mereka diangkat pejabat !elanda dengan mengambil model !arat dengan jabatan residen, asisten residen dan &ountreuler yang hierarkinya bertanggung jawab kepada 9ubernur  enderal

Pegawai pribumi berkewajiban melaksanakan (implementator ) kebijakan"kebijakan !elanda kepada masyarakat Dalam realitanya, pegawai"pegawai ini lebih berorientasi pada kepentingan kolonial (penjajah) karena diiming"imingi dengan gaji dan kedudukan, tanpa mereka sadari bahwa gaji dan kedudukan yang diperoleh telah menyengsarakan rakryat 'eperti yang dikemukakan oleh 0jokroamidjojo, orientasi dan kondisi kepegawaian pada 6aman penjajahan lebih ditujukan untuk kepentingan penjajah dan demi kepentingan

18

19

(21)

 pemeliharaan keamanan dan ketertiban belaka/*/*B adi, dapat dipahami bahwa pola

 politisasi birokrasi pada masa kolonial ini terlihat dalam pengangkatan pejabat"pejabat  pribumi (bupati) dari kalangan priyayi (bangsawan) tanpa kriter ia yang jelas dan dominannya orientasi birokrasi pada kepentingan"kepentingan politik penjajah dibanding melaksanakan $ungsi pelayanan ( servi&e )un&tions) terhadap publik 

1. Perio#e Pa%akolonial Pen*a*ahan/

8asa penjajahan !elanda berakhir di Indonesia dan Indonesia se&ara de )a&to telah merdeka  bersamaan dengan diba&akannya proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh 'oekarno dan atta pada tanggal *: Agustus *<1; 'elanjutnya, dibentuklah pemerintahan yang berdaulat sebagai pelaksana tujuan"tujuan negara 'ejak saat itu Indonesia dipimpin oleh re6im"re6im  pemerintahan Adapun re6im yang pernah berkuasa di Indonesia adalah re6im Grde @ama, Grde !aru dan Re$ormasi Pada bagian ini akan dibahas mengenai politisasi birokrasi pada era Grde @ama dan Grde !aru, sedangkan politisasi birokrasi pada era Re$ormasi akan dibahas pada bab selanjutnya

1.+ Era 2r#e (a"a

'etelah berakhirnya kekuasan !elanda di Indonesia, pemerintahan dijalankan oleh 'oekarno sebagi presiden dan atta sebagai wakil presiden 'eiring dengan perkembangan  bangsa pada sat itu, sistem pemerintahan selalu mengalami perubahan !eberapa kali Indonesia bongkar"pasang sistem pemerintahan Dimulai dari sistem presidensial (*<1;" *<1<), sistem Parlementer (*<1<"*<;+) dan kembali ke sistem presidensial (*<;<) hingga sekarang

Tabel 0. Perke"bangan !etatanegaraan In#one%ia

Periode *onstitusi Bentuk Negara #istem Pemerintahan 1+ ,gustus 1-)!& 2. Desember

1-)-,/ 1+ ,gt 1-)! 0 1) No 1-)! B/ 1) No 1-)! 0 2. Des 1-)-D 1-)! D 1-)! *esatuan *esatuan *abinet Presidensial *abinet Parlementer 2. Des 1-)- 0 1. ,gustus 1-!3 D 45# 1-)- #erikat67ederal *abinet Parlementer 1. ,gustus 1-!3 0 ! Juli 1-!- D 1-!3 #erikat *abinet Parlementer ! Juli 1-!- 0 #ekarang ,/ 8rde 9ama ! Juli 1-!- 0 11 Maret 1-:: B/ 8rde Baru 11 Maret 1-:: 0 21 Mei 1--+ C/ 4eformasi 21 Mei 1--+ 0 sekarang D 1-)! D 1-)! *esatuan *esatuan *abinet Presidensial *abinet Presidensial 21

(22)

D 1-)! *esatuan *abinet Presidensial #umber; Dimodifikasi dari Budianto (1--!; 12$"/

Politisasi birokrasi pada era Grde @ama diawali dengan menjamurnya partai politik  setelah keluarnya 8aklumat L wakil presiden tanggal . No%ember *<1; tentang  pembentukan partai politik 8enguatnya posisi tawar partai politik sedikit banyaknya telah mempengaruhi birokrasi publik karena hampir semua pegawai bera$iliasi dengan partai  politik tertantu sehingga mereka pun terkotak"kotak////B !irokrat"birokrat lebih senang

 berpolitik praktis dan mengurusi partai politik, daripada melakukan pelayanan kepada publik, sehingga $ungsi pelayanan tidak berjalan sebagaimana mestinya pada masa itu

Di samping itu, diterapkannya bentuk pemerintahan parlementer dan sistem politik yang mengiringinya pada tahun *<;+"*<;< membawa konsekuensi seringnya terjadi pergantian kabinet hanya dalam tempo beberapa bulan Akibatnya, birokrasi sangat ter$ragmentasi se&ara  politik/./.B Pergantian pejabat"pejabat politik (menteri) se&ara silih berganti berpengaruh

 pada birokrasi publik 8enteri"mentri yang berkuasa dengan leluasa mengangkat pejabat"  pejabat birokrasi dan pegawai"pegawai pemerintah yang berasal dari partainya, sehingga warna politisasi birokrasi sangat kental terasa pada masa itu 'ebagaimana yang diungkapkan oleh 0hoha, aparat"aparat pemerintah yang diharapkan bersikap netral sudah pandai bermain mata dengan kekuatan"kekuatan politik yang ada/1/1B

'elain itu, ideologi re%olusi yang diusung oleh 'oekarno juga berperan besar dalam mempolitisasi birokrasi Keinginan 'oekarno untuk mengerahkan seluruh komponen bangsa, termasuk birokrasi untuk mendukung re%olusi yang digagasnya membuat birokrasi terpolitisasi sedemikian rupa Ideologi ini kemudian yang ditentang oleh !ung atta yang menginginkan birokrasi pro$esional dan ber$ungsi se&ara total sebagi  publi& servant  Pun&ak  dari perbedaan pemahaman ini adalah mundurnya atta dari jabatan wakil presiden/;/;B

1.0 Era 2r#e Baru

22

23

24

Gambar

Tabel 0. Perke&#34;bangan !etatanegaraan In#one%ia
Tabel 5. Perolehan !ur%i Partai Politik DPR Ha%il Pe&#34;ilu 0665
Tabel 7. !o&#34;)o%i%i !abinet In#one%ia Ber%atu
Tabel 8. Perge%eran ,abatan )a#a Re%hu&amp;&amp;le Perta&#34;a

Referensi

Dokumen terkait

Objektif utama kajian adalah untuk menilai keberkesanan kurikulum Pendidikan Teknikal dan Latihan Kemahiran (TEVT) UniKL MSI dalam melahirkan graduan untuk memenuhi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan implementasi metode mubasyiroh dalam pembelajaran bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta,

Frekuensi skill lab responden dalam penelitian ini masih sangat rendah, ini dapat dilihat dari sebagian besar mahasiswa tidak pernah melakukan skill lab mandiri yaitu

Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BPTSP Provinsi

Pada ekstraksi daun Eucalyptus urophylla dengan perbandingan rasio bahan terhadap volume pelarut yang tetap, semakin besar jumlah bahan yang digunakan maka akan

bioetanol dengan bahan baku kulit durian disesuaikan dengan prosedur penelitian pembuatan bioetanol dalam skala laboratorium, terdiri dari proses hidrolisis dengan

Kelima: Objek supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh LPIA dalam meningkatkan mutu pembelajaran PAI di SMP Al Azhar Medan adalah perangkat pembelajaran dan

Peneliti melakukan recana pembelajaran sebelum berkunjung ke Museum Provinsi Kalimantan Barat. Adapun rencana yang akan dilakukan yaitu siswa diminta untuk membawa alat