• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL. 26 April s.d. 2 Mei Highlight Minggu Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAN KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL. 26 April s.d. 2 Mei Highlight Minggu Ini"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

1

DAN

26 April s.d. 2 Mei 2021

I. Pasar Global

Pasar Saham.Indeks saham utama pada bursa saham AS ditutup

bervariasi dalam perdagangan pekan lalu yang berakhir Jumat (30/4). Indeks Dow Jones melemah 0,5 persen ke level 33.874,85, demikian pula indeks NASDAQ melemah 0,39 persen ke level 13.962,68. Sementara itu, indeks S&P 500 menguat tipis 0,02 persen dan ditutup pada level 4.181,17. Rilis laporan pendapatan kuartal pertama 2021 memberikan sentimen yang bervariasi. Saham layanan komunikasi menguat dalam indeks S&P 500, didorong oleh laporan pendapatan Facebook dan Alphabet (Google) yang positif. Namun saham teknologi melemah, terbebani oleh penurunan saham Microsoft meskipun perusahaan melaporkan pendapatan yang melebihi perkiraan konsensus. Saham di sektor kesehatan juga melemah, terseret oleh penurunan di beberapa saham produsen utama obat-obatan. Di pihak lain, kenaikan harga minyak ke level tertinggi dalam enam minggu terakhir memberikan dorongan untuk saham sektor energi.

Rebound ekonomi secara keseluruhan juga memberikan sentimen positif, meskipun analis mencatat bahwa kekhawatiran tentang pertumbuhan yang lebih cepat yang mendorong kenaikan suku bunga harus tetap diantisipasi. Departemen Perdagangan pada hari Kamis (29/4) melaporkan bahwa produk domestik bruto (PDB) AS meningkat sebesar 6,4 persen (yoy) pada kuartal

Indikator 30 April 2021 Perubahan (%)

WoW YoY Ytd

T1 Nilai Tukar/USD ----Euro 0,83 (0,65) 8,88 (1,64) Yen 109,31 (1,33) (1,99) (5,87) GBP 0,72 (0,44) 8,83 1,08 Real 5,44 0,70 0,89 (4,60) Rubel 75,21 (0,30) (1,10) (1,07) Rupiah 14.445,00 0,55 2,94 (2,81) Rupee 74,09 1,24 1,35 (1,40) Yuan 6,47 0,33 8,33 0,80 KRW 1.112,40 0,47 8,71 (2,40) SGD 1,33 (0,29) 5,61 (0,66) Ringgit 4,09 0,50 4,98 (1,68) Baht 31,14 0,81 3,75 (3,97) Peso 48,12 0,54 4,55 (0,20) T2 --- Pasar Modal ---DJIA 33.874,85 (0,50) 39,14 10,68 S&P500 4.181,17 0,02 43,56 11,32 FTSE 100 6.969,81 0,45 18,11 7,88 DAX 15.135,91 (0,94) 39,35 10,33 KOSPI 3.147,86 (1,20) 61,63 9,55 Brazil IBrX 51.432,65 (1,11) 51,24 2,09 Nikkei 28.812,63 (0,72) 42,68 4,99 SENSEX 48.782,36 1,89 44,68 3,85 JCI 5.995,62 (0,35) 27,12 0,28 Hangseng 28.724,88 (1,22) 16,56 5,49 Shanghai 3.446,86 (0,79) 20,52 (0,75) STI 3.218,27 0,76 22,64 13,17 FTSE KLCI 1.601,65 (0,42) 13,77 (1,57) SET 1.583,13 1,90 21,62 9,23 PSEi 6.370,87 (0,11) 11,76 (10,77)

T3 Surat Berharga Negara

---Yield 5 th, (FR 86) 5,61 2 n/a 59 Yield 10 th, (FR87) 6,45 4 n/a 60 T4 Komoditas ---Brent Oil 67,25 1,72 166,13 29,83 CPO 1.078,01 1,78 120,42 11,39 Gold 1.769,13 (0,45) 4,90 (6,81) Coal 93,30 0,32 78,22 15,90 Nickel 17.674,00 7,80 44,96 6,39 T5 Rilis Data

---Interest Rate Japan Apr: (0,10) Mar: (0,10)

AS Apr: 0,25 Mar: 0,25 GDP (yoy) Korea Selatan Q1: 1,8 Q4: (1,2)

GDP (qoq) Uni Eropa Q1: (0,6) Q4: (0,7)

Jerman Q1: (1,7) Q4: 0,5 AS Q1: 6,4 Q4: 4,3 Core Durable Goods

Orders (mom) AS Mar: 1,6 Feb: (0,3)

CPI (yoy) Uni Eropa Apr: 1,6 Mar: 1,3 Initial Jobless Claim AS Apr: 553 Rb Apr: 566 Rb

Highlight Minggu Ini

Bursa saham utama AS dan Eropa ditutup bervariasi pada perdagangan pekan lalu yang berakhir Jumat (30/4), sementara di kawasan Asia indeks utama yang diamati mayoritas melemah. Sentimen antara lain didorong oleh rilis data ekonomi, kebijakan dovish bank sentral, dan lonjakan kasus COVID-19 di India.

Indeks Dollar AS menguat 0,46 persen ke posisi 91,28 dalam sepekan

terhadap enam mata uang utama dunia, sementara

yield US Treasury tenor 10 tahun pada akhir pekan lalu naik 7 bps ke level 1,63 persen bila dibandingkan penutupan pekan sebelumnya. Dari pasar komoditas, harga minyak mentah, CPO dan batu bara

menguat didorong oleh menguatnya prospek permintaan dan keterbatasan pasokan global.

Dari pasar keuangan domestik, IHSG melemah 0,35 persen secara mingguan ke level 5.995,62 pada Jumat (30/4) dengan investor non residen mencatatkan net sell sebesar Rp576,03 miliar. Yield SUN seri

benchmark pada pekan ini bergerak naik antara 1 hingga 3 bps apabila

dibandingkan posisi Jumat (23/4). Sementara itu, nilai tukar Rupiah berada di level Rp14.445 per US$ atau menguat 0,55 persen apabila dibandingkan dengan Jumat (23/4). Secara ytd, rata-rata penutupan harian Rupiah berada di level Rp14.253 per US$.

Saat ini seluruh dunia sedang menghadapi ancaman gelombang kedua

COVID-19. Berkaca pada pengalaman kasus COVID-19 di gelombang pertama silam, ekspektasi investor di pasar keuangan perlu dikelola dengan baik. Sebab, kecemasan investor akan sangat mempengaruhi pergerakan pasar keuangan dan dapat berpotensi memberikan tekanan pada stabilitas dan ketahanan sektor keuangan. Oleh karena itu, berbagai langkah dan kebijakan terus diperkuat oleh Pemerintah dan otoritas keuangan terkait untuk memberikan ketenangan dan optimisme di sektor keuangan di tengah situasi yang masih penuh ketidakpastian.

(2)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

2

tidak memberikan penjelasan yang memadai Gambar 2. Yield treasury AS tenor10 tahun naik 7 bps

bps dalam sepekan

pertama, didukung oleh peningkatan belanja pemerintah. Sejumlah analis juga memperkirakan pertumbuhan pada kuartal kedua mendekati dua digit seiring pulihnya sektor jasa, pertumbuhan investasi yang solid, dan aliran langsung belanja pemerintah dari American Rescue Act.

Selanjutnya, pasar tampaknya tidak bereaksi kuat terhadap hasil pertemuan Federal Reserve pada hari Selasa (27/4) dan Rabu (28/4), meskipun para trader mencatat bahwa saham membalikkan kenaikan sebelumnya setelah Chairman Fed Jerome Powell merujuk pada “buih” di pasar ekuitas dalam konferensi pers pasca pertemuan tersebut. Namun demikian, Powell menegaskan kembali sikap dovish the Fed yang masih akan menunggu “beberapa waktu” sebelum menaikkan suku bunga, sementara juga mengatakan bahwa pembuat kebijakan belum siap untuk mulai merencanakan pengurangan pembelian aset.

Dari kawasan Eropa, bursa saham utama ditutup bervariasi pada pekan lalu yang berakhir Jumat (30/4). Indeks STOXX Europe600 pan-Eropa turun 0,38 persen ke level 437,39, demikian pula indeks DAX Jerman melemah 0,94 persen ke level 15.135,91, dan indeks FTSE MIB Italia turun 1 persen ke level 24.141,16. Sementara itu, indeks CAC 40 Prancis menguat 0,18 persen ke level 6.269,48, indeks FTSE 100 di Inggris naik 0,45 persen ke level 6.969,81. Optimisme tentang prospek ekonomi zona Euro menguat pada bulan April karena peluncuran kampanye vaksinasi, sebagaimana ditunjukkan oleh survei bulanan Komisi Eropa sehingga memberikan dorongan pada bursa saham. Data badan statistik Eropa (Eurostat) menunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) zona Eropa terkontraksi 0,6 persen (qoq) pada triwulan pertama 2021, melanjutkan kontraksi 0,7 persen pada triwulan sebelumnya. Perekonomian Jerman yang berkontraksi sebesar 1,7 persen adalah pendorong utama dari pelemahan ini dan mencerminkan dampak pemberlakuan kebijakan lockdown yang panjang. Meskipun terjadi perlambatan, inflasi zona Euro meningkat menjadi 1,6 persen pada April 2021, naik dari 1,3 persen pada bulan Maret, terutama karena meningkatnya harga komoditas energi.

Dari kawasan Asia, bursa saham yang diamati ditutup mayoritas melemah pada perdagangan pekan lalu yang berakhir Jumat (30/4). Indeks Nikkei 225 Stock Average melemah 0,72 persen dan ditutup pada 28.812,63, indeks Hang Seng turun 1,22 persen ke level 28.724,88, demikian pula indeks Shanghai Tiongkok turun 0,79 persen ke posisi 3.446,86, bursa saham KLCI Malaysia juga turun 0,42 persen dan ditutup pada level 1.601,65, dan bursa saham Kospi Korea Selatan turun 1,2 persen ke level 3.147,86. Sementara itu, indeks FTSE Strait Times Singapura menguat 0,76 persen ke level 3.218,27.

Penurunan indeks saham di kawasan Asia secara umum didorong oleh adanya kekhawatiran mengenai meningkatnya kasus COVID-19 di India. Dalam perkembangan lain, sejalan dengan kebijakan dovish the Fed, Bank of Japan (BoJ) memutuskan kebijakan suku bunga jangka pendek dan panjang tidak berubah dan melanjutkan pelonggaran moneter kuantitatif dan kualitatif dengan pengendalian kurva imbal hasil, yang bertujuan untuk mencapai target stabilitas inflasi 2 persen sepanjang diperlukan. Sementara itu, penjualan ritel Jepang naik 5,2 persen (yoy) di bulan Maret, melampaui perkiraan pasar sebesar 4,7 persen, yang menandai pertumbuhan positif pertama dalam empat bulan. Namun, peluncuran vaksin Jepang yang lambat dan keadaan darurat terbaru yang didorong oleh kembali meningkatnya kasus COVID-19 diperkirakan akan membebani konsumsi dalam waktu dekat.

Pasar Uang. Indeks Dollar AS menguat 0,46 persen dalam sepekan

terhadap enam mata uang utama dunia dari posisi 90,86 pada Jumat Gambar 4. Slope US Yield curve dan Resesi

Gambar 3. US Fed Balance Sheet dan Government Bond Yields

(3)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

3

Gambar 6. Harga hard commodities bervariasi secara mingguan

Gambar 7. Harga soft commodities tercatat menguat secara mingguan, kecuali Kedelai

Gambar 5. Harga minyak dan ICE Newcastle menguat secara mingguan

(23/4) menjadi 91,28 pada akhir perdagangan pekan lalu (30/4). Kenaikan imbal hasil US Treasury mendorong penguatan Dollar AS, meskipun The Fed mempertahankan kebijakan moneter longgar. Imbal hasil US Treasury meningkat karena keberhasilan program vaksinasi dan rilis data makroekonomi AS yang cenderung terus membaik. Perekonomian AS tumbuh 6,4 persen (yoy) pada kuartal I-2021 tercatat sebagai pertumbuhan tercepat sejak kuartal II-2003. Pertumbuhan ini didukung oleh kenaikan belanja konsumen yang tumbuh 10,7 persen atau jauh lebih tinggi dibandingkan 2,3 persen pada kuartal IV-2020. Hal ini mendorong kenaikan imbal hasil US Treasury sehingga permintaan Dollar AS meningkat. Sementara itu, pada Federal Open Market ComitteeMeeting (FOMC) pekan lalu, the Fed menyatakan bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan pengurangan program pembelian aset. Chairman the Fed Jerome Powell juga menegaskan kenaikan inflasi tahun ini bersifat sementara dan belum memenuhi standar untuk menaikkan suku bunga.

Pasar Obligasi. Yield US Treasury tenor 10 tahun pada akhir pekan lalu (30/4) ditutup di level 1,63 persen atau naik 7 bps bila dibandingkan penutupan pekan sebelumnya di angka 1,56 persen. Imbal hasil US Treasury naik setelah rilis data pertumbuhan ekonomi AS yang membaik. Departemen Perdagangan AS menyatakan bahwa produk domestik bruto pada kuartal I-2021 tumbuh 6,4 persen (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 4,3 persen (yoy). Pemulihan ekonomi didorong oleh akselerasi program vaksinasi dan berbagai program pemerintah AS dalam menghadapi pandemi. Selain itu, Biro Analisa Ekonomi AS mencatat adanya kenaikan pendapatan personal dan pengeluaran masing-masing sebesar 21,1 persen dan 4,2 persen. Departemen Perdagangan AS juga mencatat adanya kenaikan inflasi hingga 3,5 persen pada periode Januari-Maret atau lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 1,5 persen. Sementara itu, indeks harga untuk pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik 2,3 persen. Perkembangan tersebut memperjelas bahwa ekonomi AS terus menuju pemulihan.

Pasar Komoditas. Harga minyak acuan global menguat cukup signifikan

didorong oleh prospek permintaan yang tetap terjaga. Dalam sepekan lalu, harga minyak mentah jenis Brent menguat 1,72 persen ke posisi US$67,25 per barel, dan harga minyak mentah jenis WTI menguat 2,32 persen ke posisi US$63,58 per barel. Pada pertemuan teknis pekan lalu, OPEC+ tetap mempertahankan proyeksi permintaan minyak mentah ke depan. Hal tersebut sejalan dengan perkiraan sejumlah analis yang memperkirakan permintaan minyak mentah masih akan cukup kuat. Bahkan, beberapa analis memperkirakan pasar minyak mentah dunia masih akan kekurangan pasokan sebesar 1,5 juta barel per hari pada tahun 2021, di mana hal tersebut akan mendorong peningkatan harga minyak mentah. Selain hal tersebut, OPEC+ juga diperkirakan akan melakukan sedikit penyesuaian pasokan untuk mengantisipasi penurunan impor minyak oleh India, negara importir terbesar minyak mentah ketiga di dunia, yang sedang mengalami lonjakan kasus COVID-19.

Harga komoditas batu bara ICE Newcastle pada akhir pekan lalu (30/4) menguat 0,32 persen ke level US$93,30 per ton. Kenaikan harga batu bara didorong oleh meningkatnya kebutuhan dan konsumsi listrik Tiongkok yang mencapai 9 persen pada kuartal II-2021. Selain itu, harga batu bara domestik Tiongkok yang masih tergolong tinggi juga mendorong harga batu bara global menguat. Tingginya harga batu bara domestik di Tiongkok disebabkan oleh berkurangnya pasokan setelah empat tambang utama batu bara di Provinsi Shanxi berhenti beroperasi sementara karena melanggar aturan keselamatan pekerja. Provinsi Shanxi merupakan daerah penghasil batu bara terbesar kedua di Tiongkok.

Harga CPO Malaysia Derivative Exchange sepanjang pekan lalu yang berakhir pada Jumat (30/4) menguat 1,78 persen ke level US$1.078,01 per ton. Menguatnya harga CPO didorong oleh terbatasnya pasokan di tengah adanya

(4)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

4

Gambar 9. Tekanan terhadap Rupiah menurun dibanding

pekan sebelumnya

kenaikan permintaan. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya ekspor CPO Malaysia pada periode 1 hingga 25 April 2021 sebesar 10,1 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya, atau meningkat 1,01 juta ton. Kenaikan ekspor CPO juga terjadi pada produk-produk turunan dan negara tujuannya. Terbatasnya pasokan dan kenaikan permintaan dipengaruhi oleh adanya ketidakpastian masa tanam dan produksi kepala sawit di sejumlah negara produsen utama seperti Indonesia dan Malaysia.

II. Pasar Domestik

IHSG tercatat melemah 0,35 persen secara mingguan ke level 5.995,62 dan diperdagangkan di kisaran 5.950,87– 6.033.90 pada pekan lalu. Secara

mtd dan ytd IHSG menguat masing-masing sebesar 0,17 persen dan 0,28 persen. Investor non residen mencatatkan net sell pada perdagangan pekan lalu dengan total mencapai Rp576,03 miliar. Secara mtd investor non residen juga mencatatkan net sell sebesar Rp3,55 triliun, namun demikian secara ytd tercatat net buy sebesar Rp8,32 triliun. Nilai rata-rata transaksi perdagangan harian selama sepekan terpantau naik dari level Rp8,67 triliun ke level Rp9,84 triliun pada pekan lalu.

Dari pasar SBN, yield SUN seri benchmark pada Jumat pekan lalu (30/4) bergerak naik antara 1 hingga 3 bps apabila dibandingkan posisi Jumat (23/4). Secara rinci, yield tenor 5 dan 15 tahun naik sebesar 1 bps, yield SUN tenor 20 tahun naik 2 bps, dan yield SUNtenor 10 tahun naik sebesar 3 bps dalam sepekan. Berdasarkan data setelmen BI tanggal 30 April 2021, kepemilikan investor non residen naik sebesar Rp4,43 triliun dibandingkan posisi Jumat (23/4), dari posisi Rp960,17 triliun (22,78 persen) ke posisi Rp964,60 T (22,74%). Secara mtd, kepemilikan non residen tercatat naik Rp13,20 triliun (1,39%) dan secara ytd turun sebesar Rp9,31 triliun (0,96%). Nilai tukar Rupiah pada akhir pekan lalu (30/4) berada di level Rp14.445 per US$, menguat 0,55 persen dibandingkan dengan Jumat (23/4). Secara

ytd, Rupiah tercatat melemah sebesar 2,81 persen terhadap US$. Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah menurun selama sepekan lalu, sebagaimana tercermin dari perkembangan spread harian antara nilai spot dan non-deliverable forward (NDF) 1 bulan yang bergerak turun dalam rentang Rp1 sampai Rp82 per US$ atau rata-rata lebih rendah dibanding spread Rp25 sampai Rp93 per US$ pada pekan sebelumnya. Pekan lalu. Rupiah diperdagangkan di kisaran Rp14.429 – 14.518 per US$. Secara ytd, rata-rata penutupan harian Rupiah berada di level Rp14.253 per US$.

Rata-rata volume transaksi harian pasar valas pekan lalu (s.d 29 April) turun ke level US$4,14 miliar dari US$5,03 miliar pada pekan sebelumnya (23/4). Sementara untuk transaksi US Dollar, rata-rata volume transaksi harian pada pekan lalu juga mengalami penurunan menjadi US$0,57 miliar, dari US$1,09 miliar pada pekan sebelumnya. Secara year to date, rata-rata volume transaksi harian di pasar valas pada tahun 2021 yaitu sebesar US$5,56 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 yang sebesar US$5,00 miliar. Begitupun dengan rata-rata volume transaksi harian US Dollar yang juga meningkat dari US$0,87 miliar di tahun 2020 menjadi US$1,35 miliar di tahun 2021.

III. Perekonomian Internasional

Dari kawasan AS, klaim awal pengangguran AS secara mingguan turun ke level terendah sepanjang periode pandemi, yaitu di posisi 553 ribu. Rilis data ekonomi lainnya dari Conference Board menunjukkan bahwa indeks kepercayaan konsumen AS pada bulan April mencapai level tertinggi (121,7) sejak bulan Februari 2020. Indikator kinerja sektor manufaktur juga tetap kuat, tercermin dari pesanan barang modal inti (tidak termasuk pertahanan dan pesawat) yang naik 0,9 persen di bulan Maret, atau mengalami pembalikan Gambar 8. Pasar Keuangan Indonesia sepekan: Rupiah

terapresiasi, IHSG melemah, dan yield SBN seri

benchmark tenor 10th naik 4 bps

Gambar 10. Rata-rata volume transaksi harian pasar valas menurun 10.000 11.000 12.000 13.000 14.000 15.000 16.000 17.000 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000 Feb -20 Mar -20 Apr-20 May-20 Jun-20 Jul -20 Aug-2 0 Sep -20 O ct-2 0 N ov -20 Dec -20 Ja n -21 Feb -21 Mar -21 Apr-21

Total Transaksi Valas (Juta USD) IDR-USD Spot (RHS)

(5)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

5

dibandingkan kontraksi sebesar 0,8 persen yang terjadi di bulan Februari. Dari kawasan Eropa, data badan statistik Eropa (Eurostat) menunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) zona Eropa terkontraksi 0,6 persen (qoq) pada triwulan pertama 2021. Hal ini menunjukkan bahwa zona Eropa mengalami resesi teknikal kedua dalam periode setahun. Pada triwulan sebelumnya, PDB Uni Eropa terkontraksi 0,7 persen (qoq). Uni Eropa mengalami kontraksi di saat negara-negara lain tumbuh. Secara tahunan, PDB zona Eropa terkontraksi 1,8 persen (yoy). Sementara dari Jerman, PDB Jerman tercatat masih mengalami kontraksi sebesar 1,69 persen qtq pada kuartal I-2021. Namun demikian, Pemerintah Jerman menaikkan proyeksi pertumbuhan PDB 2021 menjadi 3,5 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 3 persen, didorong oleh potensi peningkatan pengeluaran rumah tangga ketika pembatasan untuk menghambat penyebaran virus corona dicabut di akhir tahun.

Dari kawasan Asia Pasifik, Produksi manufaktur Singapura naik 7,6 persen

yoy di bulan Maret, melebihi perkiraan pasar sebesar 3 persen. Pertumbuhan output industri ini sudah terjadi selama lima bulan berturut-turut yang didorong oleh produksi manufaktur elektronik khususnya semikonduktor. Selanjutnya, rilis data dari Korea Selatan menunjukkan bahwa PDB Korea Selatan pada kuartal I-2021 naik menjadi 1,61 persen secara qtq dari kuartal sebelumnya yang sebesar 1,2 persen qtq. Meningkatnya PDB Korea Selatan didukung oleh kenaikan konsumsi masyarakat yang tumbuh sebesar 1,1 persen dan konsumsi pemerintah yang meningkat sebesar 1,7 persen.

IV. Perekonomian Domestik

BKPM mencatatkan realisasi investasi Q1-2021 mengalami kenaikan sebesar 4,3 persen yoy, atau mencapai Rp219,7 triliun. Realisasi investasi tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 311.793 orang. Selanjutnya, BKPM juga mencatat penanaman modal dalam negeri mencapai Rp108 triliun atau tumbuh sebesar 4,2 persen qtq, namun turun sebesar 4 persen yoy. Sedangkan penanaman modal asing mencapai Rp111,7 triliun atau tumbuh 0,6 persen qtq dan 14 persen yoy. Secara sektoral, investasi pada Q1-2021 mengalir paling banyak pada sektor perumahan dan kawasan industri serta perkantoran (Rp29,4 triliun); industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatan lainnya (Rp27,9 triliun); transportasi, gudang dan telekomunikasi (Rp25,6 triliun); dan industri makanan (Rp21,7 triliun).

Informasi selanjutnya datang dari SKK Migas yang melaporkan realisasi lifting minyak pada triwulan I 2021 yang mencapai 676.200 barel per hari (bph), atau 96 persen dari target yang ditetapkan sebesar 705.000 bph. Sementara itu, realisasi lifting gas telah mencapai 98,2 persen atau sekitar 5.539 milion metric standard cubic feet per day (mmscfd) dari target sebesar 5.638 mmscfd. Kontribusi sektor migas pada penerimaan negara mencapai US$3,29 miliar (45,2 persen dari target) sedangkan realisasi investasi mencapai US$2,40 miliar (19,4 persen).

Terakhir, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mempertahankan Tingkat Bunga Pinjaman pada evaluasi bulan April 2021. Berdasarkan SE Nomor 7 tahun 2021 dan SE Nomor 8 tahun 2021, LPS mengumumkan Tingkat Bunga Pinjaman Simpanan dalam Rupiah dan valuta asing (valas) di Bank Umum masing-masing tetap di level 4,25 persen untuk Rupiah dan 0,75 persen untuk valas. Sementara untuk simpanan dalam Rupiah pada Bank Perkreditan Rakyat, Tingkat Bunga Penjaminan tidak berubah di level 6,75 persen. Tingkat Bunga ini berlaku untuk periode 25 Februari 2021 sampai 28 Mei 2021.

Gambar 13. PDB Jerman turun 1,69 persen (qoq) pada kuartal I-2021

Gambar 12. Klaim awal pengangguran AS menurun menjadi 553.000 pada minggu lalu.

Gambar 14. PDB Korea Selatan naik 1,61 persen (qoq) pada kuartal I-2021

(6)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

6

menurun bila dibandingkan dengan posisi awal tahun yang berada di atas 400 kasus kematian per hari akibat COVID-19. Penurunan angka infeksi COVID-19 di Indonesia utamanya didorong oleh kecepatan vaksinasi, penerapan PPKM mikro dan disiplin protokol kesehatan.

Namun demikian, tren infeksi harian yang mulai menurun tidak boleh membuat terlena. Disiplin protokol kesehatan yang ketat harus tetap dijaga, dan diikuti oleh percepatan program vaksinasi nasional. Beberapa hal yang berpotensi meningkatkan penyebaran infeksi COVID-19 harus diantisipasi. Salah satu yang harus diwaspadai adalah meningkatnya mobilitas penduduk pada periode hari raya Idul Fitri 2021. Meskipun Pemerintah telah melarang masyarakat mudik, mobilitas masyarakat di level regional dirasa masih akan tinggi dan berpotensi menjadi pemicu gelombang kedua COVID-19 apabila disiplin protokol kesehatan tidak diterapkan dengan baik.

Peningkatan aktivitas masyarakat di pusat-pusat perbelanjaan, seperti misalnya Pasar Tanah Abang, memang akan positif mendorong kinerja perekonomian, namun diperlukan treatment khusus untuk memastikan bahwa protokol kesehatan dipatuhi. Dengan kata lain, momentum untuk mendorong pemulihan ekonomi seiring meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat khususnya pada periode sekitar lebaran tahun ini tidak boleh mengorbankan sektor kesehatan. Untuk itu, diperlukan kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, serta peran stakeholders terutama unsur Pemerintah Daerah dalam memastikan bahwa aktivitas masyarakat tetap berada dalam koridor penanganan COVID-19.

Sebagai penutup, perkembangan penanganan COVID-19 sangat terkait dengan ekspektasi investor. Peningkatan kasus COVID-19 secara global telah mendorong naiknya kekhawatiran investor di pasar keuangan yang ditandai dengan memburuknya sejumlah data dan indikator di sektor keuangan. Dari bursa saham, mayoritas bursa saham global melemah karena adanya kekhawatiran gelombang kedua COVID-19 di India dan sejumlah negara lain. Hal tersebut juga memicu kenaikan VIX index sebesar 9 persen dalam sepekan ke posisi 18,61. Meskipun masih jauh di bawah threshold ketakutan investor di level 30, kenaikan VIX index mencerminkan adanya kekhawatiran investor yang meningkat di pasar saham. Berkaca pada pengalaman kasus COVID-19 di gelombang pertama silam, ekspektasi investor di pasar keuangan perlu dikelola dengan baik. Sebab, kecemasan investor yang dipicu dari ekspektasi yang cenderung negatif akan sangat mempengaruhi pergerakan pasar keuangan dan dapat berpotensi memberikan tekanan pada stabilitas dan ketahanan sektor keuangan. Pemerintah dan otoritas sektor keuangan terkait juga telah mendapatkan pengalaman berharga untuk memperkuat stabilitas dan ketahanan sektor keuangan domestik di masa pandemi COVID-19. Ke depan, Pemerintah bersama otoritas di sektor keuangan akan terus memperkuat koordinasi dan sinergi kebijakan sebagai ikhtiar untuk memperkuat stabilitas dan ketahanan sektor keuangan dalam rangka memberikan ketenangan dan optimisme di sektor keuangan sekaligus untuk mendukung akselerasi pemulihan ekonomi. (RF) India, negara dengan jumlah penduduk terbesar kedua di dunia,

sedang mengalami lonjakan kasus COVID-19 yang luar biasa. Pada Sabtu (1/5), jumlah kasus harian COVID-19 di India bertambah sebanyak 402.000, atau merupakan kasus harian terbanyak di dunia. Jumlah tersebut membuat jumlah kasus COVID-19 keseluruhan di India mencapai 19,9 juta kasus, atau terbanyak kedua di dunia setelah AS di angka 33,2 juta kasus. Jumlah kasus harian yang melonjak juga berakibat pada meningkatnya angka kematian. Pada waktu yang sama, angka kematian harian yang disebabkan oleh COVID-19 mencapai 3.522 kematian. Totalnya, angka kematian di India mencapai 211.000, atau tertinggi ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Brazil.

Lonjakan kasus infeksi COVID dan kematian harian tersebut sepertinya belum akan berhenti. Dalam 2 hari terakhir, Pemerintah India masih melaporkan angka infeksi kasus COVID-19 harian dan kematian yang sangat tinggi. Gelombang kedua COVID-19 di India ini dipicu oleh mulai longgarnya disiplin protokol kesehatan. Sebabnya, infeksi harian di India pada awal tahun 2021 ini sempat berada di bawah angka 10.000 per hari. Hal tersebut menyebabkan masyarakat dan otoritas kesehatan menurunkan tingkat kewaspadaannya. Sejumlah acara yang mendatangkan kerumunan mulai diizinkan.

Salah satu acara yang mengundang kerumunan massa adalah festival keagamaan di sungai suci Gangga. Dalam acara tersebut, lebih dari 5 juta orang berkumpul dengan disiplin protokol kesehatan yang rendah. Selain itu, Pemerintah India juga mengizinkan kampanye politik yang dihadiri oleh puluhan ribu orang tanpa protokol kesehatan yang memadai. Alhasil, kasus harian COVID-19 di India melonjak drastis setelah adanya pelaksanaan kedua acara tersebut. Kondisi lonjakan kasus COVID-19 diperparah oleh habisnya stock vaksin COVID-19 di India. Saat ini, kecepatan program vaksinasi di India merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Hingga awal Mei 2021, India telah melakukan vaksinasi kepada sekitar 150 juta penduduk, atau 11 persen dari total populasi. Namun demikian, habisnya bahan baku vaksin menyebabkan ketersediaan stock vaksin mulai habis. Bahkan, wilayah Mumbai telah menutup sementara fasilitas vaksinasi karena ketiadaan vaksin.

Dengan tingginya angka penularan COVID-19 dan keterbatasan stock vaksin, India memutuskan untuk menghentikan ekspor vaksin COVID-19 AstraZaneca yang diproduksi di negara tersebut untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal tersebut tentu berdampak pada pasokan vaksin COVID-19 di sejumlah negara, karena India merupakan salah satu negara produsen vaksin COVID-19 terbesar di dunia. Masalahnya, sejumlah negara saat ini juga sedang menghadapi kasus harian COVID-19 yang tinggi, seperti Amerika Serikat, Brazil dan Turki.

Kejadian yang terjadi di India merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi Indonesia. Di Indonesia, jumlah kasus harian memang menunjukkan tren penurunan. Pada Sabtu (1/5), angka kasus harian COVID-19 di Indonesia mencapai 4.512, atau terus menurun signifikan bila dibandingkan dengan posisi awal tahun 2021 yang berada di atas 14.000 kasus per hari. Pun demikian dengan angka kematian yang turun ke posisi 186 kematian per hari, atau jauh Penanggung Jawab: Kepala Pusat Kebijakan Sektor

Keuangan

Penyusun: Kindy Rinaldy Syahrir, Alfan Mansur, Pipin Prasetyono, Adya Asmara Muda, Nurul Fatimah, Indah Kurnia JE, Ari Nugroho

Tajuk: Kindy Rinaldy Syahrir

Sumber Data: Bloomberg, Reuters, CNBC, The Street, Investing, WSJ, CNN

Tajuk Minggu Ini:

Mewaspadai Gelombang Kedua

menutup

Spring Meeting

yang

diselenggarakan

sepanjang minggu lalu. Para

pembuat

kebijakan

menyampaikan

pesan

mengenai

kekhawatiran

yang bercampur dengan

optimisme

prospek

ekonomi ke depan. Para

Menteri Keuangan dunia

mengakhiri pembicaraan di

Washington

DC

yang

memadukan kekhawatiran

terhadap keadaan ekonomi

dunia

yang

bergerak

melambat saat ini dengan

keyakinan

akan

segera

pulih. Pergeseran tren yang

menjauh dari pengetatan

kebijakan moneter oleh

bank

sentral,

kebijakan

stimulus baru-baru ini di

Tiongkok dan meredanya

ketegangan

perdagangan

menjadi harapan bahwa

perlambatan ekonomi akan

berlangsung tidak terlalu

lama meskipun tidak ada

yang

memperkirakan

momentum booming baru.

Rally pasar saham yang kini

terjadi cukup mengundang

optimisme tentang prospek

pertumbuhan

untuk

berbalik

"menguat."

Pengarah: Kepala Badan Kebijakan Fiskal

Penanggung Jawab: Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan

Penyusun: Subkhan, Risyaf Fahreza, Pipin Prasetyono, Eddy Sitepu, Masyitha Mutiara, M. Fajar Nugraha, Indah Kurnia JE, Zerah A. Pasimbong

Sumber Data: Bloomberg, Reuters, CNBC, The Street, Investing, WSJ, CNN Money, Channel News Asia, BBC, New York Times, BPS, Kontan, Kompas, Media Indonesia, Tempo, Antara News Dokumen ini disusun hanya sebatas sebagai informasi. Semua hal yang relevan telah dipertimbangkan untuk memastikan informasi ini benar, tetapi tidak ada jaminan bahwa informasi tersebut akurat dan lengkap serta tidak ada kewajiban yang timbul terhadap kerugian yang terjadi atas tindakan yang dilakukan dengan mendasarkan pada laporan ini. Hak cipta Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan.

Gambar

Gambar 1. Pasar Saham Global
Gambar 3. US Fed  Balance Sheet  dan  Government  Bond Yields
Gambar 7. Harga  soft commodities  tercatat menguat  secara mingguan, kecuali Kedelai
Gambar 10. Rata-rata volume transaksi harian pasar valas  menurun  10.00011.00012.00013.00014.00015.00016.00017.00001.0002.0003.0004.0005.0006.0007.0008.0009.00010.000
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bab I, bab ini memuat pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian,

Berdasarkan latar belakang ma- salah di atas, yang menjadi permasa- lahan dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelaja- ran kooperatif tipe NHT efektif

Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa masing-masing produk smartphone merek Xiaomi, Oppo, Vivo, dan Lenovo tidak mempunyai pesaing langsung pada atribut kamera

Berdasarkan hasil uji Tukey, nilai kapasitas fagositosis dan indeks fagositosis yang digunakan untuk menentukan efisiensi aktivitas fagositosis oleh senyawa

Setelah potensi arahan kawasan untuk dikembangkan menjadi TOD sudah ditentukan, tentunya diperlukan beberapa perbaikan. Perbaikan yang dimaksud yaitu terkait dengan performa

Peranan in(or#asi #utlak adanya, *e*erapa karakteristik (unda#ental in(or#asi adala+ akurasi %ketepatan', relevansi %ke*enaran', dan avala*ilitas %ketersediaan')  :a#un,

“ Produser menyiapkan rundown dan materi pada tahap pra produksi” Klo di tahap pra produksinya sendiri, asianbeat itu biasanya pertama pastinya menyiapkan rundown lalu juga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan konsentrasi oksigen dalam Non-Rebreathing Mask (NRM) akan menurunkan tekanan parsial CO 2 , sehingga