• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paper PERANAN FOSIL PADA FILUM MOLUSKA TERUTAMA PADA KELAS GASTROPODA DALAM PENENTUAN UMUR BATUAN, LINGKUNGAN PENGENDAPAN SEDIMEN SERTA DALAM STRATIGRAFI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Paper PERANAN FOSIL PADA FILUM MOLUSKA TERUTAMA PADA KELAS GASTROPODA DALAM PENENTUAN UMUR BATUAN, LINGKUNGAN PENGENDAPAN SEDIMEN SERTA DALAM STRATIGRAFI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN FOSIL PADA FILUM MOLUSKA TERUTAMA PADA KELAS

GASTROPODA DALAM PENENTUAN UMUR BATUAN, LINGKUNGAN

PENGENDAPAN SEDIMEN SERTA DALAM STRATIGRAFI

Wahyu Prasetyo

21100113120011

Email: wahyu_prasetyo2013@yahoo.com

TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

ABSTRAK

Gastropoda merupakan kelas Mollusca yang terbesar dan populer. Ada sekitar 50.000 jenis/spesies Gastropoda yang masih hidup dan 15.000 jenis yang telah menjadi fosil. Karena banyaknya jenis Gastropoda, maka hewan ini mudah ditemukan. Fosil pada kelas gastropoda merupakan salah satu dari berbagai jenis fosil di alam ini yang kelimpahannya sangat tinggi. Peranan fosil gastropoda dalam penentuan umur batuan memiliki peran sebagai fosil indeks, dikarenakan beberapa spesies dari kelas ini berumur pendek dan memiliki penyebaran yang luas di alam. Pada penentuan lingkungan pengendapan batuan terletak pada identifikasi cangkangnya berdasarkan tingkat kejenuhan karbonat, ornament khasnya serta habitat sewaktu hidupnya. Dalam ilmu stratigrafi fosil dari gastropoda juga penting yakni stratigrafi Neogen pulau Jawa.

Kata kunci : Fosil Gastropoda, fosil indeks dan stratigrafi Neogen pulau Jawa

PENDAHULUAN

Kelas gastropoda merupakan salah satu jenis dalam filum moluska yang mana spesiesnya yang melimpah dan merupakan yang terbesar dari phylum Mollusca. Kelas gastropoda ini meluputi hewan – hewan golongan siput, baik yang ada cangkang maupun tidak ada cangkangnya. Hewan ini memiliki peran yang sangat besar dalam penentuan umur batuan, lingkungan pengendapan sedimen serta juga dapat dimanfaatkan untuk pengkorelasian secara biostratigrafi, dimana biostratigrafi ini berguna untuk mengetahui urutan pengendapan material – material sedimen.

Paper ini dibuat dengan tujuan membahas dan menganalisa secara lengkap fosil ini dalam

penentuan umur batuan, lingkungan

pengendapan serta dalam stratigrafi. Aspek – aspek tersebut tentunya sangat berguna bagi ahli

geologi untuk menetukan umur batuan,

lingkungan pengendapan sedimen dari fosil tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

Kelas gastropoda adalah jenis hewan yang ada yang hidup di laut, air tawar dan banyak juga yang hidup di darat. Gastropoda merupakan kelas Mollusca yang terbesar dan populer. Ada sekitar 50.000 jenis/spesies Gastropoda yang masih hidup dan 15.000 jenis yang telah menjadi fosil. Karena banyaknya jenis Gastropoda, maka hewan ini mudah ditemukan.

(2)

Sebagian besar Gastropoda mempunyai cangkok (rumah) dan berbentuk kerucut terpilin (spiral). Bentuk tubuhnya sesuai dengan bentuk cangkok. Padahal waktu larva, bentuk tubuhnya simetri bilateral. Namun ada Gastropoda yang tidak memiliki cangkok, sehingga sering disebut siput telanjang (vaginula). Hewan ini terdapat di laut dan ada pula yang hidup di darat.

Disebut Gastropoda dikarenakan berasal dari dua kata yakni Gaster yang artinya perut, dan podos artinya kaki. Jadi Gastropoda adalah hewan yang bertubuh lunak, berjalan dengan perut yang dalam hal ini disebut kaki. Gerakan Gastropoda disebabkan oleh kontraksi-kontraksi otot seperti gelombang, dimulai dari belakang menjalar ke depan. Pada waktu bergerak, kaki

bagian depan memiliki kelenjar untuk

menghasilkan lendir yang berfungsi untuk mempermudah berjalan, sehingga jalannya meninggalkan bekas. Hewan ini dapat bergerak secara mengagumkan, yaitu memanjat ke pohon tinggi atau memanjat ke bagian pisau cukur tanpa teriris.

Di kepala siput terdapat sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada tentakel panjang, terdapat mata. Mata ini hanya berfungsi untuk membedakan gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai indera peraba dan pembau. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi dengan rahang dari zat tanduk. Di dalam mulut terdapat lidah parut atau radula dengan gigi-gigi kecil dari kitin. Selanjutnya terdapat kerongkongan, kemudian lambung yang bulat, usus halus dan berakhir di anus. Gastropoda umumnya pemakan tumbuh-tumbuhan atau disebut hewan herbivora.

Pernafasan bagi Gastropoda yang hidup di

darat menggunakan paru-paru, sedangkan

Gastropoda yang hidup di air, bernafas dengan insang.

Alat ekskresi berupa sebuah ginjal yang terletak dekat jantung. Hasil ekskresi dikeluarkan ke dalam rongga mantel. Sistem peredaran darah adalah sistem peredaran darah terbuka. Jantung terdiri dari serambi dan bilik (ventrikel) yang terletak dalam rongga tubuh.

Sistem saraf terdiri atas tiga buah ganglion utama yakni ganglion otak (ganglion cerebral), ganglion visceral atau ganglion organ-organ dalam dan ganglion kaki (pedal). Ketiga ganglion utama ini dihubungkan oleh tali saraf

longitudinal, sedangkan tali saraf longitudinal ini dihubungkan oleh saraf transversal ke seluruh bagian tubuh. Di dalam ganglion pedal terdapat statosit (statocyst) yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.

Gastropoda mempunyai alat reproduksi jantan dan betina yang bergabung atau disebut juga ovotestes. Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak mampu melakukan autofertilisasi. Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot (Achatina fulica), siput air tawar (Lemnaea javanica), siput laut (Fissurella sp), dan siput perantara fasciolosis (Lemnaea trunculata).

METODOLOGI

Dalam pembuatan paper ini, data-data yang diperoleh diambil dengan beberapa cara antara lain yaitu dengan pengambilan data dengan cara studi pustaka untuk mencari referensi serta referensi-referensi dari internet yang mendukung data kelas gastropoda, fosil gastropoda, stratigrafi denag fosil gastropoda.

DESKRIPSI

Fosil pada peraga no. MK 110 ini secara megaskopis mempunyai warna kecoklatan. Fosil pada peraga ini mempunyai dimensi 8 x 6 x 1cm. Fosil peraga ini termasuk fosil bodi utuh dikarenakan bentuknya masih menunjukkan bagian – bagian yang lengkap.

Bagian yang bisa dideskripsi dari fosil peraga ini antara lain operculum yakni bagian atas sebagi tempat masuknya tubuh hewan ke dalam cangkang. Kemudian ada sutur yakni garis tumbuh dari hewan ini, semakin banyak semakin umurnya tua. Protoconch yang berguna sebagai alat ekskresi dari hewan ini. Dan body whorl sebagai bentuk penguat cangkang, serta bagian pinggir dari fosil ini.

Fosil pada peraga ini dalam

pengklasikasiannya termasuk ke dalam kingdom animalia. Kemudian fosil tersebut termasuk ke dalam filum molusca karena tubuhnya yang lunak dan dilindungi oleh cangkang. Fosil ini termasuk dalam kelas gastropodha karena karena dapat diperkirakan bahwa alat geraknya menggunakan otot perut.

(3)

Lingkungan hidup dari fosil ini diperkirakan bahwa habitat semasa hidupnya yakni di laut, pada perairan yang dangkal, dan perairan yang dalam. Fosil pada peraga ini diperkirakan lingkungan pengendapannya di lingkungan transisi yakni bisa berupa delta.

Proses pemfosilan dari fosil ini dapat diinpretasikan bahwa fosil ini terawetkan dan terendapakan di lingkungan sedimen yang berada di wilayah transisi yang berupa delta. Sedangkan tipe pemfosilan dari fosil ini yakni merupakan tipe bagian keras yang terawetkan. Dalam hal ini yang terawetkan dari fosil ini pada bagian cangkang.

PEMBAHASAN

Kelas Gastropoda dapat dijadikan sebagai fosil indeks dikarenakan lebih dari 14.000 spesiesnya telah punah dan sebagian terawetkan menjadi fosil. Fosil berguna sebagai indikator umur geologi suatu batuan. Sebagai contoh, suatu sedimen pada suatu horizon tersusun atas batulempung dan napal sementara pada horizon lainnya tersusun atas batugamping kapuran, tetapi apabila kandungan spesies fosilnya

serupa, maka kedua sedimen tersebut

diindikasikan terendapkan pada waktu geologi yang sama. Walaupun lebih sering digunakan

fosil mikro untuk penentuan korelasi

biostratigrafi, namun keterdapatan fosil makro juga berperan dalam penentuan umur geologi sedimen. Untuk dapat digunakan sebagai acuan korelasi biostratigrafi, fosil yang digunakan harus tersebar luas secara geografis, sehingga dapat berada pada bebagai horizon berbeda. Mereka juga harus berumur pendek sebagai spesies, sehingga periode waktu dimana mereka dapat tergabung dalam sedimen relatif sempit, semakin lama waktu hidup spesies, semakin tidak akurat korelasinya, sehingga fosil dapat berevolusi dengan cepat. banyak spesies kelas

gastropoda yang berumur pendek dan telah

punah sehingga terkualifikasi untuk dijadikan sebagai acuan biostratigrafi. Organisme ini biasanya terawetkan dengan cara fragmen, yaitu

organisme kelas gastropoda yang mati

kemudian bagian lunaknya terurai sehingga hanya akan menyisakan fragmen bagian keras organisme berupa cangkang, organisme ini juga dapat mengalami pengawetan dengan cara mold

apabila bagian cangkangnya tercetak pada suatu lapisan sedimen atuapun cast jika cetakan tersebut terisi oleh material lain.

Fosil gastropoda juga dapat digunakan sebagai penentu lingkungan pengendapan suatu sedimen. Lingkungan pengendapan adalah suatu daerah di permukaan litosfer, baik diatas maupun dibawah permukaan laut, yang dicirikan oleh serangkain ciri kimia, fisika dan biologi yang khusus (Raymond, 2002). Penentuan lingkungan pengendapan sedimen didasarkan

dari kebiasaan hidup organisme kelas

gastropoda yang dapat berdomisili di laut

dalam, laut dangkal, darat, maupun perairan tawar.

Untuk menentukan lingkungan pengendapan sedimen dari fosil kelas gastropoda adalah dengan menggunakan analisa bentuk cangkang yang terfosilkan. Disini akan dibahas terlebih

dahulu mengenai morfologi gastropoda,

gastropoda mempunyai cangkang yang

memiliki ornament spiral dan transversal. Ornamen inilah yang membuat menarik bentuk dari gastropoda. Bentuknya kerucut berputar pada satu titik atau dikenal dengan istilah

planispiral dan tidak terbagi atas ruang-ruang.

Bagian-bagian tubuhnya memiliki penamaan whorl, body whorl, sutura, posterior canal, apex, inner lip, dan anterior canal. Dengan adanya penamaan ini membuat jenis spesies ini menjadi banyak hingga 50.000 jenis. Namun hanya 15.000 jenis yang menjadi fosil selebihnya tidak. Apabila dijumpai fosil gastropoda dengan kelimpahan tinggi maka dapat di interpretasiakn lingkungan pengendapan sedimen tersebut adalah zona laut dangkal yang hangat, terang, terkena cahaya matahari serta energy arus yang tidak terlalu kuat. Organisme gastropoda yang memiliki cangkang dengan ukuran relatif besar, dinding cangkang tebal serta hiasan cangkang yang kompleks biasanya hidup pada lingkungan laut dangkal sehingga apabila ditemukan sedimen dengan kandungan fosil gastropoda yang memiliki ciri-ciri cangkang tersebut maka dapat diindikasikan lingkungan pengendapannya termasuk zona laut dangkal yang jenuh akan senyawa karbonat.

Sedangkan organisme gastropoda yang memiliki cangkang berdinding tipis dengan hiasan sederhana atau tanpa hiasan biasanya hidup pada lingkungan yang tidak jenuh senyawa karbonat, dapat di laut dangkal ataupun

(4)

perairan tawar sehingga apabila ditemukan sedimen dengan kandungan fosil yang memiliki ciri-ciri tersebut maka dapat diindikasikan lingkungan pengendapannya adalah laut dangkal ataupun perairan tawar yang tidak jenuh senyawa karbonat.

Senyawa karbonat hanya akan terbentuk di atas zona CCD, yaitu zona dimana karbonat dapat terbentuk dikarenakan pengaruh dari CO2

di udara. Kedalaman zona CCD ini tergantung dari kadar karbon di udara, dikarenakan semakin tinggi kadar karbonnya maka zona CCD juga akan semakin mendekat ke permukaan, senyawa karbon akan bereaksi satu dengan lainnya.

Cangkang organisme yang hidup pada laut

dangkal cenderung memiliki kandungan

karbonat yang tinggi dikarenakan laut dangkal cenderung berada di atas zona CCD. Cangkang gastropoda yang memiliki ornament banyak

mengindikasikan lingkungan pengendapan

sedimen laut dangkal, senyawa karbonat akan bereaksi dengan cangkang sehingga membentuk ornament yang kompleks dan cenderung berdinding tebal.

Gastropoda berkembang cukup baik di daerah tropis. Beberapa spesies akan mencirikan lapisan tertentu. Fosil gastropoda dapat digunakan sebagai penentu urutan stratigrafi suatu wilayah, seperti yang dilakukan oleh ahli paleontologi bernama Ostingh yang berhasil menentukan stratigrafi Neogen pulau Jawa dimana pulau Jawa dibagi menjadi 6 jenjang yang didasarkan atas fosil indeks gastropoda, susunan stratigrafinya sebagai berikut:

 Jenjang Rembang (Miosen Bawah) Dicirikan oleh : Turitella subulata

 Jenjang Preanger (Miosen Tengah) Dicirikan oleh : Turitella angulate,

Siphocypera caput viperae  Jenjang Cirodeng (Miosen Atas)

Dicirikan oleh : Turitella angulate cr

 Jenjang Cirebon (Pliosen Bawah) Dicirikan oleh : Turitella angulate ac

 Jenjang Sunda (Pliosen Atas) Dicirikan oleh : Terebra insulinidae

Jenjang Banten (Pleistosen Bawah) Dicirikan oleh : Clavus malingpingensis

KESIMPULAN

Kelas gastropoda adalah jenis hewan yang ada yang hidup di laut, air tawar dan banyak juga yang hidup di darat. Gastropoda merupakan kelas Mollusca yang terbesar dan populer. Ada sekitar 50.000 jenis/spesies Gastropoda yang masih hidup dan 15.000 jenis yang telah menjadi fosil. Karena banyaknya jenis Gastropoda, maka hewan ini mudah ditemukan.

Fosil kelas gastropoda dapat dijadikan sebagai penentu umur pengendapan batuan dikarenakan lebih dari 15.000 spesiesnya telah punah dan menjadi fosil sehingga dapat dijadikan sebagai fosil indeks.

Dalam stratigrafi kelas gastropoda dari filum molusca ini dapat digunakan sebagai penentu urutan suatu wilayah, seperti yang dilakukan oleh ahli paleontologi bernama Ostingh yang berhasil menentukan stratigrafi Neogen pulau Jawa

Ornamen cangkang gastropoda yang

kompleks dan memiliki dinding tebal

mengindikasikan lingkungan pengendapan laut dangkal, sedangkan ornament cangkang pada gastropoda yang sederhana dan memiliki dinding tipis mengindikasikan lingkungan pengendapan air tawar ataupun laut dalam.

REFERENSI

http://geologistl.blogspot.com/2014_05_01_arch ive.html (Diakses pada hari kamis tanggal 16 oktober 2014 pukul 10.00 WIB) http://paleontologigeo2010.blogspot.com/2011/1

0/gastropoda.html (Diakses pada hari kamis tanggal 16 oktober 2014 pukul 10.00 WIB)

http://rumii-amelia.blogspot.com/2013/10/ makalah-zoologi-invertebrata-gastropoda (Diakses pada hari kamis tanggal 16 oktober 2014 pukul 10.00 WIB)

http://putraandika1.blogspot.com/2012/04/kelas-gastropoda.html (Diakses pada hari kamis tanggal 16 oktober 2014 pukul 10.00 WIB)

Staff Asisten Makropaleontologi (2011): Buku Panduan Praktikum Makropaleontologi. Semarang:UNDIP

(5)

LAMPIRAN

Gambar 1.1 Fosil Gastropoda

Gambar

Gambar 1.2 Morfologi Gastropoda

Referensi

Dokumen terkait